• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INTERNALISASI PROFESI DENGAN PERILAKU MERAWAT PADA PERAWAT ANAK DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INTERNALISASI PROFESI DENGAN PERILAKU MERAWAT PADA PERAWAT ANAK DI RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA INTERNALISASI PROFESI DENGAN

PERILAKU MERAWAT PADA PERAWAT ANAK DI RSPAD

GATOT SOEBROTO JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar sarjana psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Ditra Yuda Christanto NIM : 079114012

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Kupersembahkan karya ini

kepada

Tuhan Yesus Kristus yang

maha segalanya

Kedua orangtua ku tercinta

Adik dan kakak ku tersayang

Teman-teman yang menjadi

penyemangatku

“Do something for today

Because tomorrow

(5)
(6)

vi

HUBUNGAN ANTARA INTERNALISASI PROFESI DENGAN PERILAKU MERAWAT PADA PERAWAT ANAK DI RSPAD GATOT

SOEBROTO JAKARTA

Ditra Yuda Christanto

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara internalisasi profesi dengan perilaku merawat pada perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto Subyek penelitian ini adalah 40 orang perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara internalisasi profesi perawat anak dengan perilaku merawat pada diri perawat. Data diungkap dengan skala internalisasi profesi yang memiliki reliabilitas 0,729 dan skala perilaku merawat yang memiliki reliabilitas 0,757. Internalisasi profesi merupakan suatu tahap yang dialami oleh perawat melalui pendidikan agar perawat mengetahui representasi dirinya. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah r= 0,747 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara internalisasi profesi perawat anak dengan perilaku merawat pada diri perawat. Hal ini berarti semakin berhasil perawat anak menginternalisasikan profesinya maka akan semakin baik pula perilaku merawat pada diri perawat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa internalisasi profesi perawat anak berkontribusi 55,8% terhadap perilaku merawat.

(7)

vii

THE RELATION BETWEEN THE CHILDREN NURSES’S

INTERNALIZING PROFESSION IN RSPAD GATOT SOEBROTO AND THEIR CARING BEHAVIOUR

Ditra Yuda Christanto

ABSTRACT

This research aimed to know the relation between the children nurse’s internalizing

profession in Gatot Soebroto Hospital and their caring behaviour. The subjects were 40 children

nurses’s in Gatot Soebroto Hospital. The hypothesis were that there was a positive correlation between the children nurse’s internalizing profession and their caring behaviour. The data was revealed by the scale of internalizing profession with the reability 0,729 and caring behaviour

scale was 0,757. Internalizing profession was step that passed by children nurse’s with education

in order to known their self representation. The data was analyzed with Pearson Product Moment Correlation. The result of coefficient correlation was r = 0,747 (p < 0,01) that means there was a positive correlation between children nurse’s internalizing profession and their caring behaviour. It means that the better profession internalize of children nurse’s gets, the higher their caring behaviour will gets too. The result also showed that internalizing profession of children nurse’s contribute 55,8% to their need for nurturance.

(8)
(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus saya penuhi untuk meraih gelar kesarjanaan pada program studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Begitu banyak hambatan yang saya temui selama proses penyelesaian skripsi, Namun, semua itu dapat diatasi dengan bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada

1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani sebagai Dekan Fakultas Psikologi yang telah mendukung pembuatan skripsi ini.

2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan koreksi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

3. Bpk. Victorius Didik sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saya gambaran sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

4. Mbak Nanik dan Mas Gandung di sekretariat Fakultas Psikologi yang telah membantu kelancaran dan proses administrasi skripsi saya. 5. dr. Teddy Janong, M.Kes sebagai direktur RS Panti Rapih yang telah

(10)

6. Brigjen TNI Dr. Adib Abdullah Yahya M.Sc sebagai direktur RSPAD Gatot Soebroto yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di RSPAD

7. Ibu Rumi, perawat anak RS Panti Rapih yang turut berperan serta dalam menyebarkan dan mengumpulkan kembali skala penelitian saya. 8. Ibu Juariah, perawat anak RSPAD yang turut membantu dalam

menyebarkan dan mengumpulkan kembali skala penelitian saya

9. Semua perawat bagian anak di kedua rumah sakit yang telah membantu saya dalam mengisi skala penelitian ini.

10.Putu, Anggun, Ateng, Odil, Vivi, Wulan, Damar, Ira dan Ayu, “Terima

kasih buat diskusi, candaan, dan masukannya”

11.Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam proses pembuatan skripsi ini.

Saya sadar bahwa selama saya melakukan penelitian, banyak kesalahan dan kelalaian yang telah saya perbuat. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah saya rugikan. Saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perkembangan saya dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata, atas perhatian dan dukungannya, Saya ucapkan terima kasih.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… v

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ………... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………. viii

KATA PENGANTAR ………... ix

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 8

C. Tujuan Penelitian ………... 8

(12)

BAB II LANDASAN TEORI ……… 9

A. Perawat Anak ……….. 9

1. Pengertian Perawat Anak ………. 9

2. Filosofi Keperawatan Anak ………. 10

3. Prinsip Keperawatan Anak ……… 12

B. Internalisasi Perawat Anak ……….. 14

1. Internalisasi ……… 14

2. Tahap-Tahap Internalisasi Pada Perawat Anak ………. 15

3. Aspek-Aspek Internalisasi ………. 18

C. Perilaku Merawat pada Perawat ……….. 19

1. Konsep Dasar Perilaku Merawat ………... 19

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merawat…………... 20

3. Aspek Perilaku Merawat ……… 23

D. Hubungan Antara Internalisasi Profesi Perawat Anak dengan Perilaku Merawat pada Diri Perawat ………... 24

E. Hipotesis ……… 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 28

A. Desain Penelitian ……… 28

B. Identifikasi Variabel Penelitian ……….. 28

C. Definisi Operasional ……….. 28

D. Subyek Penelitian ……….. 32

(13)

F. Metode Analisis Data ……… 36

G. Validitas dan Reliabilitas ………. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 46

A. Persiapan Penelitian ……….. 46

B. Pelaksanaan Penelitian ……….. 48

C. Deskripsi Data Penelitian ………. 48

D. Analisis Data Penelitian ……… 49

E. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 51

BAB V PENUTUP ……….. 57

A. Kesimpulan ……….. 57

B. Saran ………. 58

DAFTAR PUSTAKA ……… 59

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Skala Perilaku Merawat sebelum uji coba ……….. 34

Tabel 2 : Distribusi Skala Internalisasi Profesi sebelum uji coba ……... 35

Tabel 3 : Distribusi Skala Perilaku Merawat Setelah uji coba ………… 39

Tabel 4 : Distribusi Skala Perilaku Merawat yang digunakan dalam penelitian ……….. 41

Tabel 5 : Distribusi Skala Internalisasi Profesi setelah uji coba ……... 42

Tabel 6 : Distribusi Skala Internalisasi Profesi yang digunakan dalam penelitian ……… 44

Tabel 7 : Perbandingan Mean Empiris dan Teoritis ……….. 48

Tabel 8 : Hasil Uji Normalitas Sebaran ………. 50

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrumen Penelitian

1. Skala Perilaku Merawat Sebelum Uji Coba ……… 62

2. Skala Internalisasi Profesi Sebelum Uji Coba ………. 62

3. Skala Perilaku Merawat Setelah Uji Coba ……….. 74

4. Skala Internalisasi Profesi Setelah Uji Coba ……….. 74

B. Validitas dan Reliabilitas ………. 84

C. Statistik Deskriptif ……… 90

D. Uji Normalitas ………. 90

E. Uji Linearitas ……… 90

F. Uji Korelasi Pearson Product Moment ……… 91

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku individu mempengaruhi sikap dan perasaan individu yang berada di sekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena perilaku tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan muncul sebagai akibat dari adanya stimulus, baik yang berasal dari dalam individu maupun yang berasal dari luar individu. Stimulus yang berasal dari luar individu tampak saat satu individu memiliki perilaku tertentu, maka individu lainnya akan menyesuaikan. Begitu juga sebaliknya, ketika individu lain berperilaku tertentu, maka satu individu tersebut akan menyesuaikan.

Perilaku individu bersifat unik, artinya setiap individu memiliki perilakunya masing-masing dengan segala keunikannya. Individu memiliki ciri-ciri, sifat, watak, kepribadian, dan motivasi tersendiri yang membedakannya dengan individu lainnya. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa lalu dan cita-cita yang ingin dicapainya menjadi salah satu faktor penyebab perilaku individu yang berbeda-beda (Sunaryo, 2004)

(17)

berhadapan langsung dengan pasiennya dan memiliki proporsi sebesar 40% dibanding tenaga paramedik lainnya di Indonesia (DEPKES RI, 2002). Intensitas yang lebih sering dan proporsi yang besar menunjukkan bahwa perilaku merawat memegang peranan penting dalam proses kesembuhan pasien.

(18)

Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat diwujudkan ke dalam perilaku merawat yang dapat mengurangi dampak psikologis pada anak, seperti mengurangi dampak keterpisahan anak dengan keluarga, melakukan pendekatan ketika ingin memberikan tindakan medis, tidak melakukan kekerasan pada anak dan memodifikasi lingkungan fisik. Hal ini perlu dilakukan karena anak-anak seringkali merasa takut ketika diberikan tindakan medis, seperti pemberian obat melalui suntikan dan pembersihan luka. Selain itu, anak-anak kehilangan kebebasan dalam bermain dan digantikan dengan hal-hal yang bersifat teknis selama dirawat di rumah sakit. Rasa takut dan kehilangan kebebasan yang dialami anak-anak membuat mereka memandang perawat anak sebagai orang yang membatasi dan melukai dengan menyuntik sehingga mereka merasa trauma dengan lingkungan rumah sakit.

(19)

berpura-pura dapat menerima keadaan padahal anak sebenarnya merasa jenuh berada di rumah sakit.

Penelitian yang dilakukan UNDIP pada tahun 2006 mengenai indikator kepuasan pasien rawat inap di Provinsi Jawa Tengah menyimpulkan bahwa pasien cenderung kurang puas terhadap sikap dan perilaku petugas rumah sakit. Beberapa perilaku tersebut antara lain keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, perawat kurang komunikatif dan informatif, tutur kata, keacuhan, ketertiban perawat rumah sakit. Perilaku perawat sehari-hari, seperti tutur kata, keramahan dan kemampuan perawat dalam berkomunikasi serta memberikan informasi kepada pasien menduduki peringkat tertinggi dalam indikator kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit. Pasien akan menghargai perawat yang melayani pasiennya dengan sikap dan tutur kata yang menghargai perasaan dan martabat pasien.

(20)

pelayanan keperawatan adalah dengan menginternalisasikan profesi mereka sebagai perawat anak.

Internalisasi profesi merupakan proses pendidikan yang ditempuh oleh calon perawat anak agar dapat bertindak sesuai dengan representasi dirinya. Internalisasi profesi menjadi penting bagi perawat anak agar mereka tidak merasa menjadi orang asing di tempat mereka bekerja dan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal. Merasa menjadi orang asing lazim dialami oleh mahasiswa keperawatan yang pertama praktik di ruangan. Mereka belum pernah belajar memahami makna yang mendukung kenyataan kegiatan rutin bangsal. Kegiatan-kegiatan orang lain di sekitar mereka tidak memberikan makna bagi mereka dan sebagai akibatnya mereka tidak tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Para perawat anak akan menjalani setiap tahap dalam internalisasi sampai mereka menyadari bahwa dirinya adalah seorang perawat anak sehingga mereka dapat memfungsikan dirinya dalam peran sebagai perawat anak.

(21)

keperawatan yang berbeda dengan orang dewasa dan respon anak antara anak yang satu dengan anak lainnya berbeda saat mereka sedang sakit.

Perbedaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada anak disebabkan karena anak cenderung bereaksi negatif saat pulang ke rumah (Mc. Ghie 1996). Hal ini terkait dengan hubungan anak dengan orangtua selama dirawat di rumah sakit yang berkurang sehingga mengakibatkan anak merasa ditolak oleh keluarga. Selain itu, hal ini juga didukung oleh pernyataan yang ditulis oleh Supartini (2004) bahwa meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang pesat di bidang pediatrik, tindakan yang dilakukan terhadap anak tetap menimbulkan trauma, rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak.

(22)
(23)

B. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan antara internalisasi profesi perawat anak dengan perilaku merawat pada perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui adanya hubungan antara internalisasi profesi perawat anak dengan perilaku merawat pada perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis, dapat menambah kepustakaan dalam bidang psikologi khususnya psikologi klinis dan psikologi kepribadian dalam melihat permasalahan yang berkaitan dengan internalisasi profesi perawat anak dan perilaku merawat dalam diri perawat.

(24)

9

BAB II

DASAR TEORI

A. PERAWAT ANAK

1. Pengertian Perawat Anak

Perawat anak adalah seseorang yang telah menempuh program keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal pada anak dengan melibatkan keluarga. Keluarga memiliki peran yang begitu penting dalam menentukan keberhasilan asuhan keperawatan. Hal tersebut dikarenakan keluarga berperan sebagai tempat yang memberikan perlindungan bagi anak, pemenuhan kebutuhan anak, serta penjamin keselamatan dan kesejahteraan anak untuk mencapai masa depan yang lebih baik (Wong, 1995).

(25)

kembang anak seperti asuh (kebutuhan fisik), asih (kasih sayang atau psikologis), dan asah (stimulasi mental).

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa perawat anak adalah seseorang yang telah menempuh program keperawatan anak sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan melibatkan keluarga agar tumbuh kembang anak (asuh, asih, asah) tetap optimal.

2. Filosofi Keperawatan Anak

Dalam melaksanakan perannya sebagai perawat anak, perawat anak harus memahami tiga filosofi keperawatan anak. Ketiga filosofi tersebut yaitu :

a. Family Centered Care

(26)

selama di rumah sakit seperti dalam aktifitas bermain atau program perawatan lainnya dapat membantu proses penyembuhan pada anak selama berada di rumah sakit.

b. Atraumatic Care

Dampak psikologis yang sering muncul saat perawatan seperti rasa cemas, marah, nyeri dan lain-lain dapat menimbulkan trauma pada anak. Oleh karena itu, perawat berperan untuk mengurangi dampak psikologis tersebut agar perawatan dapat berjalan optimal. Beberapa prinsip yang harus dipahami oleh perawat anak untuk mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan, antara lain:

i. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.

ii. Meningkatkan kemampuan orangtua dalam mengontrol perawatan anak

iii. Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis)

iv. Tidak melakukan kekerasan pada anak v. Modifikasi lingkungan fisik

c. Manajemen Kasus

(27)

Keterlibatan orangtua dalam pengelolaan kasus juga dibutuhkan karena proses perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya dengan meneruskan program perawatan di rumah sakit. Pendidikan dan keterampilan mengelola kasus pada anak selama di rumah sakit akan mampu memberikan keterlibatan secara penuh bagi keluarga (Wong, 1995).

3. Prinsip Keperawatan Anak

Perawat anak harus memahami prinsip atau dasar keperawatan anak yang dijadikan sebagai pedoman dalam memahami filosofi keperawatan anak. Hidayat (2008) mengemukakan beberapa prinsip tersebut yaitu :

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik. Artinya perawat tidak boleh memandang anak dari ukuran fisik saja sebagaimana orang dewasa melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.

(28)

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak yang sakit.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggungjawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).

f. Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat.

(29)

B. INTERNALISASI PERAWAT ANAK

1. Internalisasi

Lawrence Kohlberg (dalam Santrock, 2002) mendefinisikan internalisasi sebagai perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal. Kohlberg membagi tahapan internalisasi menjadi tiga tingkat, yaitu penalaran prakonvensional, penalaran konvensional dan penalaran pascakonvensional.

Rohidi (1994) menyatakan bahwa internalisasi merupakan proses penghayatan, proses penguasaan secara mendalam, berlangsung melalui penyuluhan, latihan, penataran atau pengkondisian tertentu lainnya. Proses internalisasi ini berlangsung sejak manusia lahir sampai meninggal untuk belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya (Koentjaraningrat, 1986). Oleh karena itu proses internalisasi bersifat pribadi dan dapat diperhatikan melalui proses pengembangan diri dengan belajar dari orang lain, orang tua, guru, instruktur dalam situasi tertentu, sesuai dengan kapasitas sistem organik dan kejiwaannya, begitu juga dengan profesi perawat anak. Mereka yang ingin mengembangkan dirinya menjadi perawat anak, dapat belajar melalui pendidikan keperawatan anak.

(30)

karena sangat berguna untuk memahami tentang bagaimana individu merubah diri mereka sendiri melalui pembelajaran yang telah diinternalisasikan. Calon perawat anak mungkin telah mempelajari tentang cara merawat anak melalui pengalaman pribadinya. Kemudian internalisasi profesi membantu calon perawat anak untuk lebih mendalami dan menghayati identitas dirinya sebagai perawat anak.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa internalisasi merupakan hasil pembentukan kepribadian pada individu melalui pengalaman dan teori sehingga individu tersebut dapat mengenali identitasnya dan bertindak sesuai dengan representasi dirinya sendiri.

2. Tahap Internalisasi Pada Perawat Anak

Ketika individu memiliki keinginan untuk menjadi perawat anak, maka individu tersebut akan memasuki dunia pendidikan perawat anak. Di dalam dunia pendidikan tersebut, kepribadian individu akan dibentuk agar memiliki perilaku yang sesuai dengan identitas dirinya sebagai perawat anak. Davies (dalam Shanley, 1996) membagi pendidikan keperawatan anak ke dalam empat tahap, yaitu :

a. Tahap pertama, initial innocence

(31)

kurang mampu. Namun pada tahap ini perawat anak merasa kecewa karena pembimbing mereka hanya mengajarkan prinsip-prinsip perawatan secara umum sehingga mereka merasa tidak diajarkan tentang keperawatan dengan benar. b. Tahap kedua

Calon perawat anak menyadari perbedaan antara harapan mereka dan harapan pembimbing. Mereka terlibat dalam proses observasi untuk mengetahui apa yang diinginkan pengajar. c. Tahap ketiga, psyching out

Calon perawat anak mengetahui jenis perilaku yang dihargai dan dinilai oleh pembimbing mereka. Mereka berada pada tahap berpura-pura untuk menyenangkan pembimbing. Pada tahap ini banyak terdapat role distancing.

d. Tahap keempat, nursing conscience

Calon perawat anak mempelajari peran dan tanggung jawab sesuai dengan situasi yang ada sehingga mereka mengkategorikan dirinya sebagai perawat anak. Mereka mulai menerapkan standar praktik yang baik dan buruk. Hal ini merupakan proses internalisasi karena pernyataan kognitif yang diperlukan tentang peran perawat anak berkembang.

(32)

mereka harus mengintegrasikan harapan awal mereka dengan harapan para role-set members dalam suatu pemahaman tentang peran perawat.

Brigs Brigg (1972) menambahkan bahwa adanya perbedaan definisi praktik keperawatan antara pendidikan dan rumah sakit sehingga calon perawat harus belajar dan mengingat dua versi teknik yang berbeda. Selain itu perawat anak juga harus mengingat versi mana yang diharapkan oleh pembimbing mereka dan rumah sakit.

Orton (1981) dan Agler (1984) menyatakan pentingnya perawat rumah sakit sebagai pemegang wewenang (role set member). Hal ini dikarenakan mereka lebih mengetahui bagaimana cara mengajar calon perawat. Selain itu, mereka juga peduli terhadap kebutuhan calon perawat dan kesetiaan mereka pada pengajaran di ruangan. Semua hal tersebut sangat berpengaruh pada pengalaman klinis calon perawat.

Berdasarkan paparan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat memiliki identitas diri sebagai perawat anak tidaklah mudah. Calon perawat harus melewati empat tahap terlebih dahulu, yaitu initial innocence, observasi, psyching out, dan nursing conscience. Selain

(33)

3. Aspek-Aspek Internalisasi

Ada beberapa aspek yang berkontribusi pada internalisasi profesi yang membentuk kepribadian perawat anak. Brouwer, dkk (1980) menjelaskan empat aspek yang berkontribusi pada perawat anak dalam menginternalisasikan profesinya. Keempat aspek tersebut, yaitu :

a. Normatif yang diwujudkan dalam sikap menaati aturan-aturan yang berlaku dalam profesi perawat anak meskipun harus mengorbankan kepentingan pribadinya.

b. Kognitif yang diwujudkan dalam sikap mampu menguasai perbendaharaan kata mengenai perawat anak dan mengidentifikasikannya secara mendalam sehingga perawat anak dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan secara tepat.

c. Afektif yang diwujudkan melalui perasaan-perasaan positif yang dapat muncul ketika individu melaksanakan tanggungjawabnya sebagai perawat anak meskipun keadaan lingkungan sekitar kurang mendukung.

(34)

C. Perilaku Merawat pada Perawat

1. Konsep Dasar Perilaku Merawat

Leinenger (1984) mendefinisikan perilaku merawat sebagai perilaku yang mengarah kepada pemberian asuhan keperawatan secara langsung maupun tidak langsung dan membutuhkan keterampilan khusus dalam mendampingi seseorang yang sakit. Keterampilan khusus tersebut direfleksikan ke dalam atribut perilaku, seperti empati, suportif, melindungi, memberi pertolongan dan edukasi. Saat perawat merefleksikan keterampilan khusus tersebut ke dalam atribut perilaku, perawat harus memperhatikan kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari pasien yang didampinginya.

Perilaku merawat merupakan hal yang mendasar bagi perawat karena merupakan bentuk pertanggungjawaban hubungan antara perawat dengan pasiennya. Perawat yang memiliki perilaku merawat akan membantu pasiennya mengalami perubahan positif pada aspek fisik, psikologis, spiritual dan sosialnya. Watson (2007) menjabarkan perilaku merawat pada perawat yang meliputi mendengarkan penuh perhatian, mampu memberikan penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, dan mampu menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat keputusan.

(35)

fisik, emosi dan spiritual. Julie juga menjelaskan mengenai empat aspek perilaku merawat, yaitu kepedulian, membantu pertumbuhan dan perkembangan pasien, penyediaan nutrisi dan memberikan makan untuk mempertemukan kebutuhan fisik dan emosi. Atribut yang terakhir adalah menumbuhkembangkan kepribadian yang positif pada pasien sehingga dapat membangun kemandirian dan rasa percaya diri pada pasien.

Berdasarkan paparan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku merawat merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh perawat untuk membantu pasiennya menjadi lebih sehat secara fisik, emosi dan spiritual. Perilaku merawat memiliki empat atribut, yaitu kepedulian, membantu pertumbuhan dan perkembangan pasien, penyediaan nutrisi dan memberikan makan untuk mempertemukan kebutuhan fisik dan emosi, serta menumbuhkembangkan kepribadian yang positif pada pasien sehingga dapat membangun kemandirian dan rasa percaya diri pada pasien.

2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merawat

(36)

a. Faktor predisposisi yang meliputi : i. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dengan pembelajaran yang terjadi melalui proses sensori terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain penting yang mempengaruhi terbentuknya perilaku terbuka. Perilaku yang didasari pengetahuan pada umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004)

ii. Sikap

Sikap adalah respon tertutup individu terhadap suatu stimulus atau obyek sehingga sikap tidak dapat langsung diamati. Sikap dapat diamati melalui penafsiran terhadap perilaku tertutup individu tersebut. Secara realitas, sikap menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu sehingga mempengaruhi individu dalam berperilaku (Sunaryo, 2004)

iii. Nilai

Nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai atau norma yang telah melekat pada diri individu (Green, 2000).

(37)

Individu yang memiliki kepercayaan akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya (Green, 2000).

v. Persepsi perawat

Persepsi merupakan proses interpretasi yang dilakukan individu terhadap stimulus yang diterimanya sehingga stimulus tersebut memiliki makna bagi individu. Perawat yang memiliki persepsi yang baik tentang keperawatan anak cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2003).

b. Faktor pendukung yang meliputi ketersediaan sarana dan prasarana untuk terwujudnya perilaku merawat

c. Faktor penguat yang dapat menjadi pendorong dan penguat terhadap timbulnya perilaku merawat, seperti motivasi, pujian, penghargaan.

(38)

3. Aspek Perilaku Merawat

Julie (2003) mengungkap perasaan dan tindakan yang menyertai perilaku merawat pada perawat. Perasaan dan tindakan tersebut diwujudkan dalam empat aspek, yaitu :

a. Kepedulian yang diwujudkan dalam sikap rela memberikan perhatian kepada orang lain yang memiliki kekurangan atau kesulitan.

b. Mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan yang diwujudkan dalam sikap memberikan dukungan kepada orang lain secara fisik, spiritual, dan emosional sehingga pasien menjadi lebih sehat.

c. Penyediaan nutrisi dan memberi makan untuk mempertemukan kebutuhan fisik dan emosi yang diwujudkan dalam sikap mampu menyajikan makanan bergizi dan mampu membuat orang lain tertarik untuk mengkonsumsi makanan bergizi meskipun orang tersebut merasa kurang berminat.

d. Menumbuhkembangkan kepribadian positif yang diwujudkan dalam mampu menahan diri dan sabar untuk membangun kemandirian dan rasa percaya diri pasien

(39)

kepribadian positif yang dapat membangun kemandirian serta rasa percaya diri pada pasien.

D. HUBUNGAN ANTARA INTERNALISASI PROFESI PERAWAT

ANAK DENGAN PERILAKU MERAWAT PADA DIRI PERAWAT

Setiap individu memiliki kepribadian masing-masing dengan segala keunikannya. Kepribadian individu sangat kompleks, artinya banyak hal yang mempengaruhi kepribadian individu. Salah satu unsur dalam kepribadian individu adalah perilaku. Manusia memliki perilaku yang membedakannya dengan makhluk lain. Perilaku tersebut adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku pada individu tidak timbul dengan sendirinya, melainkan sebagai akibat adanya rangsang, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar individu. Hal ini menyebabkan perilaku pada salah satu individu akan mempengaruhi sikap dan perasaan individu lainnya.

(40)

pandangan negatif terhadap perawat anak. Pada umumnya, anak-anak melihat seorang perawat sebagai orang yang bertindak menyakiti dan melukai sehingga anak-anak cenderung menangis, berteriak, menutup diri atau menyangkal ketika tindakan perawatan diberikan.

Pandangan negatif anak-anak terhadap perawat anak dapat dikurangi jika perawat anak memahami filosofi dan prinsip dasar keperawatan anak. Hal ini berguna sebagai acuan dasar bagi perawat anak dalam berperilaku. Filosofi dan prinsip dasar keperawatan anak membuat perawat anak harus dapat mengurangi dampak keterpisahan anak dengan orangtua saat anak sedang sakit dan mengurangi dampak psikologis dari tindakan perawatan yang diberikan. Tindakan perawatan yang diberikan pada anak juga harus memperhatikan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Semua hal tersebut dapat dilakukan oleh perawat anak melalui perilaku yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan sehingga anak-anak tidak merasa takut dan trauma selama dirawat di rumah sakit.

(41)

enggan untuk kembali dirawat di rumah sakit. Hal ini membuat perawat anak harus memperbaiki perilakunya agar sesuai dengan standar pelayanan agar pasien yang dirawatnya tidak mengalami trauma dan cepat sembuh.

Salah satu cara agar perawat anak memiliki perilaku sesuai dengan standar pelayanan adalah dengan internalisasi profesi. Perawat anak dapat menginternalisasikan profesinya melalui pendidikan sebelum menjadi perawat anak yang sesungguhnya. Perawat anak mendapatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam merawat pasien saat menjalani pendidikan keperawatan anak. Perawat anak yang berhasil menginternalisasikan profesinya dengan baik cenderung memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik tentang keperawatan yang diwujudkan ke dalam perilaku merawat.

(42)

standar pelayanan keperawatan sehingga dapat mengurangi dampak psikologis yang muncul selama tindakan perawatan yang diberikan.

Bagan 1 : Hubungan antara internalisasi profesi dengan perilaku merawat pada perawat anak

E. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Ada hubungan positif antara internalisasi profesi dengan perilaku merawat pada diri perawat anak RSPAD

Gatot Soebroto Jakarta.” Dengan kata lain, semakin berhasil perawat anak

menginternalisasikan profesinya, maka perilaku merawat pada perawat anak akan cenderung semakin baik.

Internalisasi d. Memiliki sikap jujur e. Mampu memberikan

penghiburan

(43)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki variasi pada satu variabel yang berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain (Azwar, 1999). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu internalisasi profesi perawat anak dan perilaku merawat pada diri perawat itu sendiri.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang akan dijadikan penelitian. Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :

1. Variabel bebas (independent) : Internalisasi profesi perawat anak 2. Variabel tergantung (dependent): Perilaku merawat pada diri

perawat

C. Definisi Operasional

(44)

1. Internalisasi Profesi Perawat Anak

Internalisasi profesi merupakan sikap dan perasaan individu yang telah terbentuk melalui pengalaman dan teori sehingga individu tersebut dapat mengenali identitasnya dan bertindak sesuai dengan profesinya sebagai perawat anak. Internalisasi profesi perawat anak memiliki 4 tahap, yaitu tahap initial innocence, observasi, psyching out dan nursing conscience.

Internalisasi profesi pada penelitian ini diungkap melalui empat aspek. Aspek-aspek tersebut memberikan penjelasan tentang sikap dan perasaan individu dalam menginternalisasikan profesinya. Keempat aspek tersebut adalah :

a. Normatif yang diwujudkan dalam sikap menaati peraturan yang berlaku dalam profesi perawat anak meskipun harus mengorbankan kepentingan pribadinya. b. Kognitif yang diwujudkan dalam sikap mampu

menguasai perbendaharaan kata mengenai perawat anak dan mengidentifikasikannya secara mendalam sehingga perawat anak dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan secara tepat.

(45)

d. Emosional yang diwujudkan dalam sikap menyukai peran sebagai perawat anak beserta lingkungan sekitarnya meskipun terkadang keadaan lingkungan kurang mendukung

Internalisasi profesi diungkap dengan menggunakan skala yang dibuat oleh penulis. Skor total yang diperoleh menunjukkan keberhasilan subjek menginternalisasikan profesinya sebagai perawat anak. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka subjek akan cenderung semakin berhasil menginternalisasikan profesinya sebagai perawat anak. Semakin rendah skor yang diperoleh, maka subjek cenderung semakin gagal menginternalisasikan profesinya sebagai perawat anak.

2. Perilaku merawat

Perilaku merawat merupakan kegiatan melakukan tindakan keperawatan yang dapat mendukung kesembuhan pasien. Aspek-aspek dari perilaku merawat adalah sebagai berikut :

a. Kepedulian yang diwujudkan dalam sikap rela memberikan perhatian kepada orang lain yang memiliki kekurangan atau kesulitan

(46)

kepada orang lain secara fisik, spiritual, dan emosional sehingga mereka menjadi lebih sehat

c. Penyediaan nutrisi dan memberi makan untuk mempertemukan kebutuhan fisik dan emosi yang diwujudkan dalam sikap mampu menyajikan makanan bergizi dan mampu membuat orang lain tertarik untuk mengkonsumsi makanan bergizi meskipun orang tersebut merasa kurang berminat.

d. Menumbuhkembangkan kepribadian positif yang dapat ditunjukkan melalui sikap mampu menahan diri dan sabar untuk membangun kemandirian dan rasa percaya diri orang lain

(47)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah perawat di bagian anak Rumah Sakit Gatot Soebroto Jakarta. kriteria subjek penelitian adalah perawat pelaksana yaitu perawat yang menangani pasien secara langsung di tiap ruangan bagian anak baik yang telah menempuh pendidikan keperawatan maupun mahasiswa keperawatan yang sedang praktek di rumah sakit yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena mereka akan berada pada kondisi lingkungan kerja yang sesungguhnya dan mempraktekkan ilmu yang telah dipelajarinya.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku merawat yang dibuat sendiri oleh penulis. Skala kedua digunakan untuk mengukur internalisasi profesi perawat anak juga dibuat sendiri oleh penulis. Kedua skala ini menggunakan skala Likert dan menggunakan empat kategori pilihan jawaban, yaitu : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

(48)

pada setiap pernyataan unfavourable berlaku sebaliknya. Item-item pada skala perilaku merawat terdiri dari empat aspek yaitu :

1. kepedulian

2. Mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan

3. Penyediaan nutrisi dan memberi makan untuk mempertemukan kebutuhan fisik dan emosi

4. Menumbuhkembangkan kepribadian yang positif

(49)

Tabel 1

Distribusi Skala Perilaku merawat

Sebelum uji coba

No. Aspek Perilaku merawat Item

Favourable

Item

Unfavourable Total 1. Kepedulian

Sikap rela memberikan perhatian kepada orang lain yang memiliki kekurangan atau kesulitan

1, 9, 17, 25, 33

5, 13, 21, 29,

37 10

2. Mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan

Sikap memberikan dukungan kepada orang lain secara fisik, spiritual, dan emosional sehingga mereka menjadi lebih sehat

3, 11, 19, 27, 35

7, 15, 23, 31,

39 10

3. Penyediaan nutrisi dan memberi makan

Sikap mampu menyajikan makanan bergizi dan mampu membuat orang lain tertarik untuk mengkonsumsi makanan bergizi meskipun orang tersebut merasa kurang berminat

6, 14, 22,

Sikap mampu menahan diri dan sabar untuk membangun kemandirian dan rasa percaya diri orang lain

8, 16, 24, 32, 40

4, 12, 20, 28,

36 10

Total 20 20 40

Sedangkan item-item pada skala Internalisasi Profesi terdiri dari empat aspek, yaitu :

(50)

3. Kognitif 4. Emosional

Sebelum uji coba, skala ini terdiri dari 40 item, distribusi skala dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2

Distribusi Skala Internalisasi Profesi Sebelum uji coba

No. Aspek Internalisasi Profesi Item Favourable

Item

Unfavourable Total 1. Normatif

Sikap menaati peraturan yang berlaku dalam profesi perawat anak meskipun harus mendalam sehingga perawat anak dapat melakukan tindakan asuhan keperawatan secara tepat

Perasaan positif yang dapat muncul ketika individu

melaksanakan tanggung jawabnya sebagai perawat anak meskipun keadaan lingkungan sekitar kurang mendukung

(51)

F. Metode Analisis Data

Berdasar hipotesis dan tujuan penelitian yaitu untuk mencari hubungan antara internalisasi profesi perawat anak dan perilaku merawat pada diri perawat, maka analisis data yang digunakan adalah Pearson Product Moment.

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat mengungkapkan dengan tepat dan dapat menunjukkan dengan sebenar-benarnya gejala-gejala atau bagian dari gejala-gejala yang hendak diukur (Hadi, 1987). Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana item-item pada alat ukur tersebut mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (Azwar, 1999).

Setelah melakukan uji validitas isi, peneliti melihat konsistensi item secara keseluruhan melalui komputasi pencarian koefisien korelasi

item total yang umum dikenal dengan beda daya item. Hal ini dikarenakan

pada dasarnya item yang konsisten adalah item yang mampu menunjukkan perbedaan antara subjek dan indikator yang ada pada skala pengukuran. 2. Analisis Item

(52)

dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 13. Item berkualitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah item yang memiliki nilai korelasi total > 0,26

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1999). Reliabilitas skala pengukuran dalam penelitian diperoleh dengan metode konsistensi internal, yaitu metode yang didasarkan pada sekali pengenaan skala pada sekelompok responden. Analisis reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan SPSS versi 13.

4. Pelaksanaan Uji Coba Alat Penelitian

(53)

Berikut data hasil uji coba pada skala internalisasi profesi dan perilaku merawat :

a. Analisis item

Hasil uji coba ini digunakan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas dari alat ukur sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya (Azwar, 2002). Teknik yang digunakan yaitu analisis korelasi antar item totalnya. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 13.

Analisis item dilakukan untuk mengetahui item yang gugur dan tidak layak untuk diikutsertakan dalam alat ukur penelitian. Pada skala perilaku merawat dari 40 item yang diuji cobakan terdapat 23 item yang valid dan 17 item yang dinyatakan gugur. Nilai korelasi item total dari 40 item pada skala ini berkisar antara -0,351 sampai 0,654. Nilai korelasi item total setelah dikoreksi dari 23 item valid berkisar antara 0,272 sampai 0,654.

(54)

Tabel 3

Distribusi Skala Perilaku merawat Setelah uji coba

No. Aspek Perilaku merawat Item Favourable lain secara fisik, spiritual, dan emposional sehingga

(55)

Item-item yang sahih diatas kemudian disusun ulang untuk

digunakan dalam penelitian. Banyak item yang gugur bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kalimat yang ambigu atau kurang jelas, responden yang melakukan faking, dan item yang memiliki daya beda rendah dengan item lainnya. Azwar (1999) mengatakan bahwa daya diskriminasi item hendaknya tidak dijadikan patokan tunggal untuk menentukan item yang akan diikutkan dalam penelitian. Pertimbangan lain yang digunakan untuk menentukan kualitas skala, diantaranya tujuan penggunaan hasil ukur dan komposisi aspek-aspek. Oleh karena itu, peneliti menyeimbangkan kembali jumlah item favourable dengan unfavourable agar dapat benar-benar mewakili setiap aspek yang

(56)

Tabel 4

Distribusi Skala Perilaku merawat yang digunakan dalam penelitian

No. Aspek Perilaku merawat Item Favourable lain secara fisik, spiritual, dan emosional sehingga mereka menjadi lebih sehat

3, 11, 19 4, 12, 20 6

3. Penyediaan nutrisi dan memberi makan diri dan sabar untuk membangun kemandirian dan rasa percaya diri orang lain

7, 15, 23 8, 16, 24 6

(57)

Tabel 5

Distribusi Skala Internalisasi Profesi Setelah uji coba

(58)

Item-item yang sahih diatas kemudian disusun ulang untuk

digunakan dalam penelitian. Banyak item yang gugur bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kalimat yang ambigu atau kurang jelas, responden yang melakukan faking, dan item yang memiliki daya beda rendah dengan item lainnya. Azwar (1999) mengatakan bahwa daya diskriminasi item hendaknya tidak dijadikan patokan tunggal untuk menentukan item yang akan diikutkan dalam penelitian. Pertimbangan lain yang digunakan untuk menentukan kualitas skala, diantaranya tujuan penggunaan hasil ukur dan komposisi aspek-aspek. Oleh karena itu, peneliti menyeimbangkan kembali jumlah item favourable dengan unfavourable agar dapat benar-benar mewakili setiap aspek yang

(59)

Tabel 6

Distribusi Skala Internalisasi Profesi yang digunakan dalam penelitian

No. Aspek Internalisasi Profesi Item Favourable

Item

Unfavourable Total 1. Normatif

Sikap menaati peraturan yang berlaku dalam profesi perawat anak meskipun

(60)

b. Reliabilitas skala

(61)

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

RSPAD Gatot Soebroto terletak di jalan Abdurachman Saleh No. 24 Jakarta Pusat. Rumah sakit ini telah berdiri sejak zaman kemerdekaan. Saat dikuasai oleh KNIL, rumah sakit ini bernama “Leger Hospital

Batavia”. Namun, Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia tanggal 29 Desember 1949, rumah sakit ini diserahkan kepada tentara nasional Indonesia. Pada tanggal 26 Juli 1950 dilaksanakan serah terima rumah sakit dari pihak TNI yang diwakili Letkol Kolonel Dr. Satrio, sedangkan dari KNIL diwakili oleh Letnan Kolonel Dr. Scheffers. Rumah sakit ini diberi nama “Rumah Sakit Tentara Pusat” (RSTP).

(62)

RSPAD memiliki berbagai macam ruangan yang dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan, baik bagi prajurit TNI maupun masyarakat umum. Beberapa ruangan tersebut antara lain paviliun perawatan pati, paviliun kartika, gedung poliklinik, unit perawatan anak, kamar operasi kebidanan, unitperawatan umum, unit bedah, unit rehabilitasi medik dan lapangan upacara.

Asrama perawat wanita dan flat dokter turut melengkapi RSPAD Gatot Soebroto. Selain itu, juga terdapat gedung unit perawatan Pulmonologi, unit perawatan Keswa dan asrama putra serta gedung penunggu pasien.

Saat ini, RSPAD Gatot Soebroto memiliki tenaga sebanyak 1264 orang yang terdiri dari dokter, apoteker, asisten apoteker, tenaga perawat, pustakawan, peneliti, dan administrator kesehatan. Tenaga sebanyak itu berguna untuk menjalankan berbagai macam fasilitas yang ada di RSPAD sehingga visi dan misi rumah sakit ini dapat tercapai.

2. Perijinan

(63)

peneliti diijinkan melakukan penelitian mulai tanggal 12 Juni sampai 12 Juli 2011. Surat permohonan ijin dan surat ijin dapat dilihat pada halaman bagian lampiran.

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2011 sampai dengan 20 Juni 2011. Subjek penelitian adalah 40 orang perawat Departemen Anak RSPAD Gatot Soebroto. Skala diberikan pada hari Jumat, 17 Juni dengan dititipkan kepada kepala ruangan dan baru diambil 4 hari kemudian, yaitu pada hari Senin tanggal 20 Juni 2011. Dari 40 skala yang diberikan, semua skala layak diikutsertakan dalam penelitian karena telah diisi dengan lengkap.

C. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Melalui hasil penelitian, diperoleh perbandingan mean empiris dan teoritis pada skala internalisasi profesi dan perilaku merawat yang terdapat pada tabel berikut :

Tabel 7

Perbandingan Mean Empiris dan Teoritis pada Kedua Skala

Variabel Mean SD

Empiris Teoritis

Internalisasi 74,4250 60 6,08861

(64)

Berdasarkan hasil yang diperoleh, terlihat bahwa mean empiris pada kedua skala lebih tinggi daripada mean teoritisnya. Hal ini menunjukkan bahwa internalisasi profesi dan perilaku merawat pada perawat anak RSPAD Gatot Soebroto cenderung tinggi sehingga mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

D. ANALISIS DATA PENELITIAN

1. Uji Asumsi

Uji asumsi ini dilakukan sebelum mengkorelasikan data dengan teknik Pearson Product Moment. Uji asumsi ini untuk melihat normalitas dan linearitas dari data yang telah diperoleh.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran kedua variabel bersifat normal atau tidak. Jika sebaran variabelnya normal, maka langkah selanjutnya dapat dianalisis dengan korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2002). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk internalisasi profesi menunjukkan nilai

sebesar 0,66 untuk p = 0,776. Sedangkan hasil uji normalitas untuk perilaku merawat menunjukkan nilai sebesar 0,703 untuk p = 0,706.

(65)

Tabel 8

Hasil Uji Normalitas sebaran

Skala Internalisasi Skala Perilaku merawat

Kolmogorov-Smirnov 0,66 0,703

Asymp.significant

(2-tailed) 0,776 0,706

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah meningkatnya kuantitas di satu variabel diikuti dengan peningkatan di variabel lainnya atau sebaliknya. Hubungan antar variabel yang linear akan membuat variabel yang akan dianalisis dengan Pearson Product Moment memiliki hubungan yang kuat (Santoso, 2010). Hasil uji

linearitas menunjukkan nilai F sebesar 0,693 dengan nilai p = 0,760. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel bersifat linear karena memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05).

Tabel 9

Hasil Uji Linearitas Hubungan

F Sign

Internalisasi*perilaku Between Group

(Combined) 3,481 0,003

Linearity 42,513 0,000

Deviation from Linearity

(66)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment pada SPSS versi 13. Uji hipotesis menggunakan uji 1 ekor (one

tailed) karena hipotesis dalam penelitian ini berarah.

Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,747 (p < 0,01) dan koefisien determinasi (r2) = 0,558. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi positif antara internalisasi profesi perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto dan perilaku merawat pada diri perawat anak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan adanya hubungan positif antara internalisasi profesi perawat anak RSPAD Gatot Soebroto dan perilaku merawat pada diri perawat dapat diterima. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel internalisasi profesi perawat anak memberikan kontribusi sebesar 55,8% terhadap perilaku merawat. Sedangkan 44,2% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain, seperti pengetahuan, sikap, nilai, kepercayaan, persepsi serta ketersediaan sarana dan prasarana.

E. PEMBAHASAN

(67)

merawat pada perawat anak akan cenderung semakin baik, begitupun sebaliknya. Semakin gagal perawat anak menginternalisasikan profesinya, maka perilaku merawat pada perawat anak akan cenderung semakin buruk..

Internalisasi profesi perawat anak tidak pernah terlepas dari pembentukan kepribadian melalui pendidikan dan pengalaman pribadi perawat anak. Perawat anak mempelajari hal-hal baru mengenai dunia keperawatan dan mengalami berbagai macam tekanan saat menginternalisasikan profesi mereka. Tekanan yang terjadi bisa positif dan negatif. Respon perawat anak terhadap tekanan juga berbeda, tergantung dari keadaan pribadi seorang perawat. Pada paparan diatas terlihat bahwa calon perawat anak yang sedang menginternalisasikan profesinya, berusaha mengatasi tekanan untuk dapat menempatkan diri dan bertindak sesuai dengan representasi perawat anak. Salah satu representasi dari seorang perawat adalah memiliki perilaku merawat yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan. Dengan demikian, internalisasi profesi membentuk kepribadian seseorang yang ingin menjadi perawat anak sehingga mereka memiliki perilaku merawat yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan.

(68)

dalam mencapai kembali kesehatannya, perawat memahami kebutuhan pasien dan menerimanya tanpa syarat sehingga pasien merasa berharga dan berguna.

Hubungan yang positif antara internalisasi profesi dan perilaku merawat pada diri perawat juga didukung oleh pendidikan keperawatan yang telah ditempuh oleh perawat anak. Selama menempuh pendidikan, perawat anak mendapatkan pengetahuan secara menyeluruh tentang bagaimana cara merawat pasien, baik secara fisik maupun psikis dan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merawat adalah pengetahuan yang dimiliki perawat. Hal ini membuat perawat anak menyadari pentingnya posisi mereka yang berhadapan langsung dengan pasien. Saat diwawancarai pada 18 Juni 2011, Oktorina (salah satu perawat anak RSPAD) mengatakan bahwa sebagian besar perawat anak yang bekerja di ruangan ini adalah perawat yang telah menempuh pendidikan keperawatan di AKPER Gatot Soebroto. Oktorina berpendapat bahwa AKPER Gatot Soebroto didukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman serta fasilitas yang cukup lengkap. Hal ini membuat perawat anak mampu memahami dan menginternalisasikan profesi mereka dengan baik sehingga dapat bertindak sesuai dengan representasi dirinya.

(69)

Kebersamaan tersebut terus terjalin saat mereka bekerja di RSPAD Gatot Soebroto selama bertahun-tahun dan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi kejenuhan dan kesulitan. Dengan demikian, perawat anak dapat belajar secara bersama-sama agar dapat tetap menginternalisasikan profesinya.

Perawat anak terkadang menemukan kesulitan dan kejenuhan saat menginternalisasikan profesinya. Kesulitan dan kejenuhan tersebut terjadi karena perawat anak menerima berbagai macam tekanan saat menginternalisasikan profesi mereka. Tekanan yang terjadi bisa positif (membantu terjadinya internalisasi, seperti dukungan dari teman sejawat) dan negatif (menghambat terjadinya internalisasi, seperti ketegangan karena lingkungan yang kurang kondusif dan kebingungan dalam mengintegrasikan beberapa hal). Respon mereka terhadap tekanan juga berbeda tergantung dari keadaan pribadi perawat. Hal ini yang membuat adanya kemungkinan bahwa internalisasi profesi antara perawat yang satu dengan lainnya dapat berbeda.

Perawat anak yang menjadi subjek dalam penelitian ini juga memiliki perilaku merawat yang baik. Hal ini terlihat dari skor mean empiris skala perilaku merawat (74,925) yang lebih besar daripada skor mean teoritisnya (60). Hal ini dapat saja terjadi karena perilaku merawat merupakan hal dasar yang dimiliki oleh perawat. Gunarsa (1995) juga mengemukakan bahwa dorongan yang menyebabkan seseorang menjadi perawat sangat berperan dalam pembentukan pribadi perawat, termasuk dalam berperilaku.

(70)

melalui ujian masuk terlebih dahulu, seperti psikotes dan wawancara. Setelah berhasil melewati tahap psikotes dan wawancara, perawat baru dapat langsung bekerja dengan status pekerja kontrak dan supervisi dari kepala ruangan. Jika kinerjanya tergolong baik, perawat tersebut akan diangkat menjadi perawat tetap RSPAD Gatot Soebroto. Kedua, diadakannya pelatihan oleh pihak rumah sakit atau badan kesehatan lain yang bertujuan menambah wawasan serta pengetahuan bagi perawat. Jadi, selama perawat bekerja, ia tidak hanya bekerja, tetapi juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi mereka sehingga dapat menjadikan perilaku merawat menjadi lebih baik. Ketiga, pihak rumah sakit melakukan evaluasi secara menyeluruh setiap 6 bulan sekali sehingga dapat diketahui apakah perilaku merawat yang dimiliki oleh perawat semakin baik atau semakin buruk.

(71)
(72)

57

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara internalisasi profesi dengan perilaku merawat pada perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,747 (p < 0,01). Skor ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara internalisasi profesi dengan perilaku merawat pada perawat anak di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Dengan demikian semakin berhasil perawat anak RSPAD menginternalisasikan profesinya, maka perilaku merawat pada perawat anak cenderung semakin baik.

2. Nilai koefisien determinasi sebesar (r2) = 0,558. Skor ini menunjukkan bahwa variabel internalisasi profesi memiliki kontribusi sebesar 55,8% terhadap variabel perilaku merawat. Sedangkan 44,2% lainnya merupakan kontribusi variabel lain, seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi serta ketersediaan sarana dan prasarana.

(73)

B. SARAN

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama disarankan untuk menggunakan variabel lain selain internalisasi profesi yang dapat mempengaruhi perilaku merawat seorang perawat. Variabel lain tersebut bisa berupa lingkungan fisik rumah sakit, usia, keadaan ekonomi dan sosial perawat itu sendiri.

(74)

59

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Charles, Eamon Shanley. (1996). Psikologi Sosial Untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Andrew, McGhie. (1996). Psikologi dalam Perawatan. Yogyakarta: Andi Offset Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset

Brouwer, M.A.W., John S. Nimpoeno, Fadjar Bastaman, dkk. (1980). Kepribadian dan Perubahannya. Jakarta: PT Gramedia

Budi, Triton P. (2006). SPSS 13 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: AndiOffset

Gartinah. (1999). Keperawatan dan Praktek Keperawatan. Jakarta: DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Hidayat, Azis A. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika

Julie Y. Sappington, M.S.N., R.N. (2003). Journal of Holistic Nursing. Southeast Missouri State University: American Holistic nurses association

Leinenger, M. (1984). Transcultural Nursing: An Essential Knowledge and Practice Field Today. New York: Mayfield Publishing Company

Niven, Neil. (2002). Psikologi Kesehatan Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Kerlinger. (2000). Asas-Asas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koentjaraningrat. (1986). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Rohidi, Tjeptjep Rohendi. (1994). Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam

Pendidikan. Semarang: IKIP Press

(75)

Santrock, John W. (2002). Life Span Development. Jakarta: Erlangga

Sularyo Ts. (1993). Pertumbuhan Linier (stature) Anak Dalam Upaya Pemantauan dengan Minat pada Perawatan Pendek. Disampaikan dalam Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan FKUI di Jakarta 16-17 Februari. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Watson, Jean. (2004). Theory of Human Caring. Http://uchsc.edu/son/caring. Wike, Anjaryani. (2009). Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan

Perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Tesis (tidak diterbitkan). Universitas Diponegoro.

Wong, D.L (1995). Nursing Care of Infants and Children. St Louis Mosby

Yupi Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC

(76)

61

(77)

SKALA PENELITIAN

NAMA : Ditra Yuda Christanto

NIM : 079114012

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(78)

PRAKATA

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan guna

menyelesaikan skripsi, saya mohon Anda untuk mengisi

skala pengukuran berikut ini. Anda diminta untuk menjawab

seluruh pernyataan secara jujur sesuai dengan keadaan diri

Anda dan tidak dalam keadaan di bawah tekanan pihak mana

pun.

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak

ada jawaban yang dianggap salah. Saya akan menjamin

kerahasiaan data yang Anda berikan dengan mengolahnya

secara bersama-sama sehingga tidak ada data yang dilihat

secara khusus. Semua pernyataan mohon dikerjakan

sebaik-baiknya tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk

yang ada.

Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan

terimakasih.

Hormat

saya,

(79)

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi

angket ini tidak di bawah paksaan atau tekanan dari pihak

tertentu melainkan dengan sukarela guna membantu

terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang

saya alami, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada

umumnya. Saya mengijinkan jawaban saya tersebut

dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah ini.

Jakarta, ……….. 2011

Menyetujui,

(80)

IDENTITAS DIRI SUBYEK

Identitas

:

………

NIK

:

………

Usia

:

………

Jenis Kelamin :

………

Lama Kerja

: ………

(81)

SKALA PENELITIAN

Bagian A

Setelah anda mengisi identitas diri Anda secara lengkap, bacalah

petunjuk pengisian skala dibawah ini terlebih dahulu

Petunjuk pengisian

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama

agar

jangan sampai ada yang terlewat

. Kemudian berikan pendapat Anda

dengan memberikan tanda (√)

pada setiap kotak di samping kanan

pernyataan :

SS

:

Sangat sesuai

apabila pernyataan tersebut sangat

sesuai dengan keadaan diri anda

S

:

Sesuai

apabila pernyataan tersebut sesuai dengan

diri anda

TS

:

Tidak sesuai

apabila pernyataan tersebut tidak

sesuai dengan keadaan diri anda

STS

:

Sangat tidak sesuai

apabila pernyataan tersebut

sangat tidak sesuai dengan keadaan diri anda

Setiap orang mempunyai jawaban masing-masing dan

tidak ada

jawaban yang dianggap salah

, semua pilihan jawaban adalah benar.

Saya akan menjamin kerahasiaan data yang anda berikan

dengan

mengolah data secara bersama sehingga tidak ada data yang dilihat

secara khusus. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai

dengan diri anda.

(82)

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1.

Saya tetap memberikan senyuman saat

merawat kepada pasien meskipun ia

menjengkelkan

2.

Saya akan memanggil rekan kerja saya

yang lain untuk menyuapi pasien yang

tidak memiliki selera makan

3.

Saya akan mencari tahu penyebab pasien

marah dan akan membuatnya merasa

lebih nyaman

4.

Saya akan menunda panggilan darurat

dari pasien ketika saya sedang asyik

mengobrol dengan rekan kerja

5.

Saya akan tetap pulang sesuai jadwal

disaat rekan kerja pengganti shift saya

belum dating

6.

Saya selalu memperhatikan kebersihan

makanan yang disajikan oleh

dapur/catering rumah sakit

7.

Saya akan tetap mengukur suhu tubuh

pasien di pagi hari meskipun pasien

masih terlelap

8.

Ketika saya sedang mengalami masalah

pribadi, saya dapat menyembunyikan

ekspresi kesal dari pasien

9.

Saya akan menghibur rekan kerja bila

mereka sedang mengalami kesulitan

10.

Saya akan menyerahkan sepenuhnya

kepada keluarga pasien jika pasien tidak

mau makan

11.

Saya akan menyempatkan diri ditengah

kesibukan saya untuk menghibur rekan

kerja yang sedang mengalami masalah

12.

Saya lebih menyalahkan rekan kerja jika

saya mendapatkan komplain dari pasien

atau keluarga pasien

13.

Saya merasa terganggu dengan

Gambar

Tabel 1 : Distribusi Skala Perilaku Merawat sebelum uji coba ………..
Tabel 1
Tabel 2 Distribusi Skala Internalisasi Profesi
Tabel 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, cet.. mata pelajaran dan standar kompetensi yang sesuai dengan prinsip- prinsip tersebut yang berhubungan

Karena didalam pasar keuangan yang efisien investor akan mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan aliran arus kas yang diharapkannya (yaitu nilai pasar

Spencer dan Spencer (1993) mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik dasar manusia yang diperoleh dari pengalaman nyata ditemukan mempengaruhi, atau dapat dipergunakan

Salafi Hajuri menyebutkan bahwa kelompok Madkhali dan Rodja sudah tidak berpegang teguh dengan pendapat para ulama salaf dan ahlul hadits karena mereka telah terjatuh

Tahap selanjutnya pada penelitian ini yaitu pembentukan natrium silikat (Na 2 SiO 3 ), dimana untuk memperoleh larutan natrium silikat serbuk kaca dan NaOH yang telah

Pada rangkaian ini, logam dicelupkan dalam larutan CUSO 4 , dan logam seng dicelupkan pada larutan ZnSO 4 , dimana kedua elektroda dihubungkan dengan voltmeter, yang berfungsi untuk

Dalam kesempatan tersebut DMA menyampaikan 5 butir tuntutan masyarakat Aceh yaitu yang pertama rakyat Aceh menuntut penegakan hukum atas pelanggaran HAM oleh

Secara umum perencanaan struktur dimulai dengan menghitung besarnya pembebanan yang terjadi pada bangunan tiap lantai dan pengaruhnya terhadap gempa yang bekerja serta akibat