• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD MEKARSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD MEKARSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 - Repository UNRAM"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD MEKARSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru PAUD

Oleh

JUNIARTI E1F112044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No.62 Telp.(0370)623873. Fax.634918

Mataram 83125

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan Judul: Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita Di PAUD Mekarsari Tahun Ajaran 2014/2015

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Mataram, Januari 2015 Pembimbing I

Drs. Syukran Ma’sum, M.Pd NIP. 19540407198403 1 001

Pembimbing II

Ika Rachmayani, M.Pd NIP. 198101022005012001

Menyetujui Ketua Prodi PG PAUD

(4)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No.62 Telp.(0370)623873. Fax.634918

Mataram 83125

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan Judul: Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita Di PAUD Mekarsari

Tahun Ajaran 2014/2015.

Telah disetujui tanggal : 11 Februari 2015

Mataram, Februari 2015 Pembimbing I

Drs. Syukran Ma’sum, M.Pd NIP. 19540407198403 1 001

Pembimbing II

Ika Rachmayani, M.Pd NIP. 198101022005012001

Mengesahkan Kajur Ilmu Pendidikan,

(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Majapahit No. 62 Telp (0370)623873 Fax. 6394918 Mataram

83125

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Berjudul: Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita Di PAUD Mekarsari Tahun Ajaran 2014/2015.

Telah Diuji Dan Disetujui Pada Tanggal 11 Februari 2015

Penguji I

Drs. Syukran Ma’sum, M.Pd NIP. 19540407198403 1 001

Penguji II

Ika Rachmayani, M.Pd NIP. 198101022005012001

Penguji III

Nurhasanah, M.Pd

NIP. 197904112005012001

(6)

Dr. H. Wildan, M. Pd NIP. 195712311983031037

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE BERCERITA DI PAUD MEKARSARI

TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK

JUNIARTI EIF112044

Kemampuan bahasa lisan merupakan kemampuan berbahasa kedua yang dikuasai anak. Secara alamiah setiap anak belajar berbahasa melalui proses menyimak. Melalui proses menyimak anak belajar berbicara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui metode bercerita kemampuan berbahasa lisan anak usia 5-6 tahun akan lebih baik di PAUD Mekarsari tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode bercerita dalam mengembangkan kemampuan berbahasa lisan anak usia 5-6 akan lebih baik di PAUD Mekarsari tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilaksanakan dalam dua kali pengembangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah 13 orang anak usia 5-6 tahun di PAUD Mekarsari Tahun Ajaran 2014/2015. Data penelitian tentang kemampuan berbahasa lisan dikumpulkan dengan metode observasi, dan dokumentasi serta instrumen menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif.

(7)

Kata kunci : bahasa lisan, bercerita

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Jangan tunda sampai besok, apa yang bisa kamu lakukan hari ini”.

“Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah dalam menghadapi cobaan, YAKIN, IKHLAS dan ISTIQOMAH”.

Persembahan :

Skripsi ini aku persembahkan kepada :

Orang tuaku tercinta, terima kasih atas do’a dan motivasinya selama ini Suamiku tercinta yang selalu

mensuport dan memotivasiku dalam menyelesaikan tugas perkuliahan dan skripsi ini

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nyalah, penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul

Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Usia 5-6 Tahun

Melalui Metode Bercerita Di PAUD Mekarsari TahunAjaran 2014/2015.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis menyadari sepenuhmya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa ada bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus di sampaikan kepada : 1. Prof. Ir. H. Sunarpi, Ph.D, Rektor Universitas Mataram.

2. Dr. H. Wildan, M.Pd, Dekan FKIP Universitas Mataram. 3. Nurul Kemala Dewi, M.Sn, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

4. Nurhasanah, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan dan Anak Usia Dini FKIP Universitas Mataram sekaligus dosen PA.

5. Drs. Syukran Ma’sum, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. 6. Ika Rachmayani, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II.

(9)

8. Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan atau belum sempurna baik dari segi isi, bentuk maupun susunannya. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan insan pendidikan khususnya.

Mataram, Januari 2015

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..

LEMBAR LOGO FAKULTAS... i

PERSETUJUAN SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK………... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………. vi

KATA PENGANTAR……… vii

DAFTAR ISI……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 5

(11)

1. Pengertian Bahasa ... 7

2. Fungsi Bahasa... 8

3. Pengertian Berbahasa Lisan ... … 10

4. Aspek Berbahasa LIsan ... 10

5. Karakteristik Perkembnagan Bahasa Anak... 12

6. Faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak………… 14

B. Metode Bercerita………. 18

1. Pengertian Metode Bercerita ………... 18

2. Manfaat Bercerita ... 19

3. Bentuk-bentuk Kegiatan Bercerita ... 21

4. Komponen Cerita Anak... 22

5. Syarat-syarat Cerita ... 24

C. Penerapan Metode Pembelajaran Melalui Bercerita ………. 24

1. Menetapkan Tujuan dan Tema Cerita ... 25

2. Menetapkan Bentuk Cerita... 25

3. Menentukan Media ... 26

4. Merancang RKH... 26

5. Menetapkan Penilaian... 26

BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Sifat Penelitian ... 27

C. Faktor Yang Diteliti ... 28

(12)

E. Prosedur Penelitian... 28 F.Metode Dan Instrumen Penelitian ………. 30 G. Analisis Data………...…. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………... 34

B. Pembahasan……….... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………. 72

B. Saran………... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan

Berbahasa Lisan……… 1

Lampiran 2 Instrumen Observasi kemampuan bahasa lisan ………….. 3

Lampiran 3 Instrumen Observasi Kemampuan bahasa lisan Pengembangan I... .………. .. ……….. 5

Lampiran 4 Instrumen Observasi kemampuan bahasa lisan Pengembangan II... 7

Lampiran 5 Skor Jawaban angket Pengembangan I ………. 9

Lampiran 6 Skor jawaban angket Pengembangan II……… 10

Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Penelitian……….. 12

Lampiran 8 Rencana Kegiatan Harian I……… 17

Lampiran 9 Rencana Kegiatan Harian II ………. 19

Lampiran 10 Rencana Kegiatan Harian III ……… 21

Lampiran 11 Rencana Kegiatan Harian IV………. 23

Lampiran 12 Rencana Kegiatan Harian V……… 25

Lampiran 13 Surat Izin BLHP……… 27

Lampiran 14 Kartu Pembimbingan Penulisan Proposal/Skripsi………. 28

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian………... 29

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil analisis Capaian Perkembangan bahasa lisan

Pengembangan I………... ……….. 37 Tabel 4.2 Hasil Analisis Capaian Perkembangan Bahasa Lisan

Pengembangan II……….. ……… 57 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Capaian Perkembangan

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke 4 dinyatakan bahwa “ melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan Bangsa “.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa “ Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” ( Rachmayani, 2014: 2).

Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi Anak Usia Dini secara optimal. Sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai tahap perkembangannya. Agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan serta kehidupan selanjutnya. Dimasa kanak-kanak adalah usia yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa. Karena masa ini sering disebut “

(17)

Secara umum dalam kehidupan sehari-hari bila ditinjau dari segi media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, kita menggunakan dua ragam bahasa yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam lisan atau disebut kemampuan bahasa lisan merupakan kemampuan berbahasa pertama yang dikuasai anak. secara alamiah setiap anak normal belajar berbahasa melalui proses mendengarkan atau menyimak. Melalui proses tersebut anak belajar berbicara ( Dhieni, dkk, 2005: 4.3).

Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh ketrampilan menyimak, dan masa tersebutlah kemampuan berbicara dan berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca, (Tarigan, 2013: 3)

Dengan menguasai keterampilan berbicara, Anak Usia Dini akan mampu mengekpresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat anak sedang berbahasa. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, dan mudah difahami.

(18)

anak. Salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa kosa kata anak yaitu melalui metode bercerita. Metode ini sangat disenangi anak usia 4 sampai 6 tahun. Anak-anak usia 4 sampai 6 tahun umumnya senang diperdengarkan sebuah cerita sederhana yang sesuai dengan perkembangan usianya (Dhieni,dkk, 2005: 6.1).

Saat ini terlihat pemerintah dalam penyelenggaraan dan penyediaan Pendidikan Anak Usia Dini lebih banyak diserahkan kepada swasta. Dimana penyelenggara swasta lebih bersifat komersil. Sehingga masih banyak anak bangsa yang berasal dari ekonomi lemah tidak dapat menyekolahkan anaknya pada usia prasekolah.

Diperkirakan bahwa anak-anak yang mengulang kelas adalah anak-anak yang tidak masuk pendidikan prasekolah sebelum masuk SD. Mereka adalah anak yang belum siap dan tidak dipersiapkan oleh orang tuanya memasuki SD. Adanya perbedaan yang besar antara pola pendidikan di sekolah dan di rumah menyebabkan anak yang tidak masuk PAUD mengalami kejutan sekolah dan mereka mogok sekolah atau tidak mampu menyesuaikan diri sehingga tidak dapat berkembang secara optimal. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya upaya pengembangan seluruh potensi anak usia prasekolah.

(19)

menulis serta berhitung adalah salah satu tuntutan masuk Sekolah Dasar. Sehingga Anak Usia Dini kurang mampu mengungkapkan perasaan atau ide ketika menjawab pertanyaan dari guru dan tidak faham dengan informasi yang telah disampaikan guru.

Dari hasil observasi di PAUD Mekarsari peneliti menemukan permasalahan kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun khususnya pada kemampuan berbahasa lisan di mana anak belum banyak menguasai kosa kata. Hal ini terlihat dari komunikasi yang mereka gunakan sehari-hari di sekolah, kadang juga ada anak yang tidak mau berbicara jika ada pertanyaan dari guru atau dalam kegiatan lain.

Berdasarkan kenyataan di atas maka peneliti beminat untuk meneliti tentang kemampuan berbahasa lisan anak melalui metode bercerita di PAUD Mekarsari Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Apakah melalui metode bercerita kemampuan berbahasa lisan anak usia 5-6 Tahun akan lebih baik di PAUD Mekarsari Kelurahan Tanjung Karang Permai tahun ajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode bercerita dalam

(20)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi siswa

Metode bercerita akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berbahasa lisannya.

b. Bagi guru

Menambah informasi tentang mengembangkan kemampuan berbahasa lisan anak usia 5-6 tahun melalui metode bercerita.

c. Bagi sekolah

Sebgai informasi tambahan tentang bagaimana cara mengembangkan bahasa lisan anak usia prasekolah dan diharapkan dapat memberi variasi dalam metode pembelajaran.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini memberi informasi pada penelitian yang sejenis, untuk menjadikan penelitian lebih mendalam.

E. Definisi Operasional

Ada beberapa hal yang terpenting dalam melaksanakan penelitian,

hal ini merupakan pokok dasar yang harus diketahui yakni:

a. Kemampuan berbahasa lisan

Kemampuan berbahasa lisan usia 5-6 tahun adalah kemampuan

(21)

pengucapan secara jelas dan tepat. Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan setiap individu untuk menyimak dan berbicara yang menjadi satu kesatuan yang berhubungan untuk dimiliki dalam menggunakan bahasa.

b. Bercerita

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Bahasa Lisan

1. Pengertian Bahasa

Bahasa adalah mencakup segala sarana komunikasi dengan

menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain (Hurlock, 1997: 176). Sedangkan menurut Bromley (dalam Dhieni, 2005: 1.11) mendefinisikan bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang berartikulasi yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran, perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa, serta percakapan (perkataan) yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik (Hildayani,dkk 2004: 11.3). Sedangkan menurut Hulit & Howard (dalam Hildayani, 2004: 11.3) bahasa adalah ekspresi kemampuan manusia yang bersifat innate atau bawaan.

(23)

pikiran, wawasan dan perasaan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Bahasa apapun yang kita gunakan, sebaiknya memiliki nilai kesopanan dan etika, karena sesungguhnya, bahasa merupakan cerminan budaya seseorang, dan wajah bangsa penggunanya sendiri.

2. Fungsi Bahasa

Broomley (dalam Dhieni, 2005: 1.21) fungsi bahasa adalah dengan bahasa anak dapat menjelaskan keinginan dan kebutuhannya, merubah dan mengontrol perilaku, membantu perkembangan kognitif anak, dapat bersosialisasi dengan orang lain dan dapat mengemukakan pendapat dan perasaan dengan orang lain dan anak dapat mengemukakan pendapat dan perasaan melalui ekspresinya. Sedangkan menurut Halliday (1978) (dalam Dhieni, 2005: 4.1) mengemukakan fungsi bahasa bagi anak sebagai berikut: 1) Fungsi instrumental, bahasa digunakan sebagai alat perpanjangan tangan. “ Tolong ambilkan pensil”, 2) Fungsi regulatif, bahasa untuk mengatur orang lain. “ Jangan ambilkan bukuku!”, 3) Fungsi

interaksional, bahasa dipergunakan untuk bersosialisasi. “ Apa Khabar?”, 4) Fungsi personal, bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan sebagainya. “ Saya senang sekali!”, 5) Fungsi heuristic/

(24)

digunakan untuk memberikan informasi/menyampaikan fakta. “ Sekarang hujan”.

Fungsi bahasa menurut Lamuddin (2003: 2), ada 5 yaitu: 1) sebagai alat atau media komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari orang lebih sering memakai bahasa untuk berkomunikasi dengan teman bicaranya, 2) sebagai alat untuk ekspresi diri. Manusia sewaktu kecil menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Sebagai contoh bayi mengekspresikan kehendaknya dengan menangis demikian pula saat lapar atau haus, 3) sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Suku-suku yang berbeda dapat menjalin persatuan melalui bahasa dan inilah yang merupakan integrasi dari bahasa. Selain itu, bahasa sekaligus berfungsi sebagai alat adaptasi diri, 4) sebagai alat kontrol sosial. Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa yang dipergunakan dengan sepatutnya dan wibawa dapat mempengaruhi bahkan mengendalikan kelompok sosial tertentu, 5) sebagai alat untuk berpikir. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep. Semua kegiatan yang berlangsung melalui proses berpikir pasti disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa (zuwaily.blogspot.com/2012/11/fungsi-bahasa-menurut-para-ahli.html).

(25)

dan perasaan melalui ucapan tingkah laku, melalui simbol, isyarat, tingkah laku yang dapat menyampaikan dan memperoleh informasi.

3. Pengertian Bahasa Lisan

Bahasa lisan adalah kemampuan berbahasa kedua yang dikuasai

anak. Secara alamiah setiap anak yang normal berbahasa melalui proses mendengarkan atau menyimak. Melalui proses tersebut lalu anak belajar berbicara (Dhieni, dkk, 2005: 4.3).

Bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap dengan fonem sebagai unsur dasarnya, Dendy Sugono (dalam Dhieni, dkk, 2005: 4.3). Bahasa lisan mencakup aspek lafal, tatabahasa (bentuk kata dan susunan kalimat) dan kosa kata (Dhieni, 2005: 4.3) Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa berbahasa lisan adalah salah satu alat komunikasi yang paling efektif atau suatu bentuk bahasa di mana kata-kata atau suara digunakan untuk menyampaikan maksud kepada pendengar atau penyimak.

4. Aspek Berbahasa Lisan

Kemampuan berbahasa lisan meliputi berbicara dan menyimak

(Dhieni, dkk, 2005: 4.3).

a. Menyimak

(26)

penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dan Sabarti (dalam Dhieni, dkk, 2005: 4.5) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya.

Berdasarkan pendapat di atas menyimak merupakan proses mendengarkan lambang-lambang lisan yang diucapkan orang lain dengan penuh perhatian, untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara lisan. Melalui proses menyimak anak mampu mengingat dan meneladani isi cerita yang didengarkan dan menunjukkan sikap tertarik mendengarkan cerita.

b. Berbicara

Berbicara merupakan ketrampilan berikutnya yang kita kuasai

setelah kita menjalani proses latihan-belajar menyimak. Berbicara itu merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan secara lisan kepada orang lain (Nurjamal, dkk 2011: 4).

Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau

(27)

bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting (Hurlock: 1978: 176).

Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi

merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan (Dhieni, dkk, 2005: 3.5). sedangkan menurut Hurlock (1997: 176) bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.

Ada dua kriteria yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah anak berbicara dalam artian yang benar atau hanya “membeo”.

Pertama, anak harus mengetahui arti kata yang digunakan dan mengkaitkannya dengan obyek yang diwakilinya. Seperti kata “bola” harus mengacu pada bola, bukan pada mainan umumnya. Kedua, anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang lain memahaminya dengan mudah ( Hurlock, 1997: 176).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan, berbicara merupakan bentuk bahasa yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam menyampaikan ide, perasaan dan gagasan kepada orang lain. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak.

5. Karakteristik Perkembangan Berbahasa Anak Prasekolah

Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun menurut

(28)

dari 2500 kosa kata. b) Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, kecantikan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar-halus). c) Sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik. d) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut. e) Percakapan yang dilakukan Anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain serta apa yang dilihatnya. Anak usia ini sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.

Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4-6 tahun menurut Hildayani, dkk (2004: 11.16) yaitu: a) Dapat menguasai kosa kata lebih dari 2600 kosa kata. b) Dapat bercerita dengan kata-kata yang kompten. c) Mulai melakukan private speech, yaitu bicara keras pada diri sendiri tanpa ada maksud untuk berkomunikasi. d) Dapat bercakap-cakap dengan kalimat lengkap dan dapat mengubah bentuk kalimat menjadi kata berita, dan kata tanya,

(29)

kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, e) menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan kemampuan berbahasa anak terdiri dari menyebutkan berbagai bunyi atau suara-suara tertentu, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut, menyebutkan nama benda yang suara huruf awal sama, dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, dan siapa, serta dapat bertanya dengan kata tanya apa, mengapa, di mana, berapa, dan siapa.

6. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa atau

bicara anak

Faktor yang mempengaruhi perkembangan berbahasa dan berbicara anatara lain:

a. Kondisi jasmani dan kemampuan motorik

Kondisi jasmaniah anak meliputi kondisi fisik sehat, tentunya

(30)

b. Kesehatan umum

“…. adanya gangguan pada kesehatan anak, akan mempengaruhi dalam perkembangan bahasa dan bicara. Hal ini terjadi sehubungan dengan berkurangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari lingkungan. Selain itu, mungkin anak yang kesehatannya kurang baik tersebut menjadi berkurang minatnya untuk ikut aktif melakukan kegiatan, sehingga menyebabkan kurangnya input yang diperlukan untuk membentuk konsep bahasa dan perbendaharaan pengertian (Tarmansyah, 1996: 53).

Faktor yang menimbulkan perbedaan dalam belajar berbicara tentang kesehatan anak yang sehat akan cepat belajar berbicara ketimbang anak yang tidak sehat, karena ada motivasi untuk bergabung dengan kelompok sosial dan berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut (Hurlock, 1978: 186).

c. Kecerdasan

(31)

memperlihatkan penguasaan bahasa yang lebih unggul ketimbang anak yang tingkat kecerdasannya rendah (Hurlock, 1978: 186).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kelancaran keterampilan berbicara pada anak yang memiliki kecerdasan yang baik, umumnya tidak mengalami hambatan dalam berbahasa dan berbicara. Jadi, kelancaran berbicara menunjukan kematangan mental intelektual.

d. Sikap Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan

(32)

e. Sosial Ekonomi

Elizabeth B. Hurlock (1978: 186) anak dari kelompok sosial ekonomi tinggi lebih mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara ketimbang anak dari kelompok yang keadaan ekonominya lebih rendah. Penyebab utama adalah anak dari kelompok lebih tinggi lebih banyak didorong unutk berbicara dan lebih banyak di bimbing melakukannya.

Makanan dapat mempengaruhi kesehatan. Makanan yang bergizi akan memberikan pengaruh positif untuk perkembangan sel otak. Perkembangan sel otak inilah yang akhirnya digunakan untuk mencerna semua rangsangan dari luar sehingga rangsangan tersebut akan melahirkan respon dalam bentuk berbahasa dan berbicara.

f. Kedwibahasaan

(33)

g. Neurologi

Neuro adalah syaraf, sedangakan neurologis dalam berbicara

adalah bentuk layanan yang dapat diberikan kepada anak untuk membantu mereka yang mengalami gangguan bicara. Oleh karena itu gangguan berbicara penyebabnya dapat dilihat dari keadaan neurologisnya. Beberapa faktor neurologis yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara anak menurut Tarmansyyah (1996) adalah meliputi: 1) Bagaimana struktur susunan syarafnya. 2) Bagaimana fungsi susunan syarafnya. 3) Bagaimana peranan susunan syarafnya. 4) Bagaimana syaraf yang behubungan dengan organ bicaranya.

( http://dhesyandiani.wordpress.com/artikel/faktor-yang-mempengaaruhi-keterampilan-berbicara-anak-usia-dini/2013)

B. Metode Bercerita

1. Pengertian Metode Bercerita

Hidayat (dalam Rahayu, 2013: 80) Bercerita merupakan

aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman, atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun hasil rekaan. Sedangkan menurut Heromon dan Jones ((dalam Rahayu, 2013: 80) mengemukakan bahwa bercerita merupakan salah satu seni, bentuk hiburan, dan pandangan tertua yang telah dipercayai nilainya dari generasi ke generasi berikutnya.

(34)

seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan, oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikannya dengan menarik. Untuk bertukar cerita tentang pengalamannya, pencerita dan pendengar bertatap muka (Larkin dalam Rahayu, 2013: 81).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode bercerita adalah cara penyajian secara lisan kepada orang lain untuk menyampaikan pesan, informasi, tentang suatu kejadian yang sungguh terjadi atau hanya rekaan saja dengan cara yang menarik sehingga pendengar merasa terhibur dengan apa yang kita sampaikan. Cerita adalah uraian, gambaran, atau deskripsi tentang peristiwa atau kejadian tertentu.

2. Manfaat Bercerita

(35)

menanamkan etos kerja, etos waktu, etos alam, mengembangkan fantasi anak, dimensi kognisi anak, dan dimensi bahasa anak.

Dhieni, dkk (2005: 6.6) menyatakan bahwa manfaat bercerita

(36)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bercerita adalah dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berbicara, mengembangkan imajinasi anak. Dapat melatih keberanian anak untuk tampil di depan, mengembangakan kosa kata, mengembangkan aspek sosial, aspek emosi, aspek nilai agama dan moral, dan aspek kognisi.

3. Bentuk- Bentuk Kegiatan Bercerita

Kegiatan becerita merupakan salah satu aktivitas pembelajaran Anak Usia Dini. Penerapan bercerita dapat dilakukan dengan berbagai bentuk yaitu: a) Kegiatan bercerita tanpa alat peraga yaitu kegiatan bercerita dengan hanya mengandalkan kemampuan verbal, b) Kegiatan bercerita dengan alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang dalam pelaksanaannya menggunakan alat peraga langsung maupun tidak langsung seperti boneka, gambar-gambar, papan flannel, buku, atau benda-benda lain (Rahayu, 2013: 88).

Gambar sebagai alat peraga dapat berupa gambar lepas, gambar

(37)

Kegiatan bercerita dengan menggunakan alat peraga sangat membantu mengembangkan imajinasi, maupun perkembangan berpikir anak diantaranya adalah kognisi, emosi, social, bahasa dan kretivitas anak. Kegiatan dengan alat peraga akan menambah semangat dan menyenangkan bagi anak untuk mengikuti cerita yang disajikan atau diceritakan.

4. Komponen Cerita Anak

Whitehead (dalam Arianti, 2013: 84) menyatakan bahwa anak

usia Pra-TK membutuhkan cerita yang pendek dan langsung pada intinya. Adapun dalam Rahayu (2013: 84,85,86) cerita memiliki berbagai komponen, yang hadir dan tidak dapat dipisahkan. Komponen cerita meliputi:

a. Tema

Tema adalah ide utama cerita dan menjadi dasar bagi perkembangan cerita, karena setiap peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita tidak dapat berdiri sendiri tanpa hubungan jelas. Oleh karena itu, tema menjadi acuan untuk membangun dan mengembangkan serta mengarahkan cerita. Tema merupakan ide utama cerita sehingga setiap cerita yang disampaikan tidak boleh menyimpang dari tema tersebut.

b. Latar

(38)

dalam Musfiroh bahwa latar adalah merupakan keterangan, petunjuk, dan suasana terjadinya peristiwa dalam karya sastra.

c. Tokoh

Cerita mempunyai tokoh-tokoh cerita. Tokoh cerita adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa. Tokoh cerita hadir sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Tokoh cerita memiliki kualitas moral yang mengacu pada perwatakan tokoh cerita. Dalam cerita ada tokoh yang baik dan tidak baik.

d. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa atau struktur cerita yang menghubungkan sebab akibat dalam cerita. Cerita tidak hanya menunjukkan urutan waktu dapat berjalan ke belakang (flash back). Alur yang biasanya sering digunakan untuk anak-anak dalam cerita adalah alur maju berdasarkan usia dan tingkat konsentrasinya.

e. Gaya Bahasa

(39)

f. Format Buku cerita

Format buku cerita memegang pernan penting dalam menarik minat anak. Bentuk, gambar, halaman, ilustrasi, pemilihan huruf, pepaduan warna, tata letak, serta kualitas kertas sangat diminati anak-anak.

5. Syarat- syarat cerita

Syarat-syarat cerita antara lain: a) Sesuai dengan tingkat perkembangan dan lingkungan anak-anak, tempat, dan keadaan, b) Isi cerita harus bermutu pendidikan seperti nilai moral dan tujuan pengembangan bahasa anak-anak, c) Bahasa harus sederhana dan mudah dimengerti anak-anak, d) Memperhatikan daya kemampuan anak yang dibedakan berdasarkan usia, antara lain:

1. Usia 3-4 tahun tahap kemampuan mendengarkan cerita dari 7 s.d 10 menit,

2. Usia 4-6 tahun tahap kemampuan mendengarkan cerita dari 10 s.d 20 menit,

3. Usia 5-6 tahun tahap kemampuan mendengarkan cerita dari 20 s.d 25 menit.

(http:/leoniya.wordpress.com/2013/11/17/Pengembangan-bahasa-pada-anak-usia-dini-melalui-metode-bercerita).

C. Penerapan Metode Pembelajaran melalui Bercerita

(40)

1. Menetapkan tujuan dan tema cerita

Tujuan bercerita yaitu agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat bertanya apabila tidak dapat memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, anak dapat mengajukan pertanyaan, anak dapat menceritakan dan mengekspresikannya terhadap apa yang didengarkan dan diceritakannya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat diceritakan kembali, dipahami, diperhatikan dan lambat laun dilaksanakan ( dalam Dhieni, 2005: 6.11)

Tema cerita adalah ide utama cerita dan menjadi dasar bagi perkembangan cerita, karena setiap peristiwa-peristiwa yang ada dalam cerita tidak dapat berdiri sendiri tanpa hubungan jelas. Oleh karena itu, tema menjadi acuan untuk membangun dan mengembangkan serta mengarahkan cerita (dalam Rahayu, 2013: 84)

Tema cerita seperti tema Binatang, Kelurgaku, dan sekolahku.

2. Menetapkan bentuk cerita yang dipilih

Penerapan bercerita dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu: a) kegiatan bercerita tanpa alat peraga, 2) bercerita dengan alat peraga

(41)

adalah kegiatan bercerita yang dilakukan hanya mengandalkan suara, mimik, dan panto mimik atau gerak anggota tubuh.

Bercerita dengan alat peraga yaitu kegiatan bercerita yang dalam pelaksanaannya menggunakan alat peraga langsung maupun tidak langsung seperti boneka, gambar-gambar, papan flannel, buku, atau benda-benda lain (dalam Rahayu, 2013: 88) sedangkan dalam Dhieni (2005: 6.23) bercerita dengan alat peraga artinya guru menyajikan sebuah cerita pada anak TK dengan menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan ceritanya.

3. Menentukan bahan atau APE yang diperlukan dalam kegiatan

bercerita

Bahan atau APE yang diperlukan dalam kegiatan bercerita yaitu buku cerita bergambar, papan flannel, boneka tangan, gambar, papan tulis, spidol dan puzzle.

4. Merancang RKH

Komponen RKH antara lain menentukan hari dan tanggal, menentukan tema, tujuan, menentukan indikator, menentukan metode pembelajaran, menyusun langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, menentukan media dan menentukan penilaian.

5. Menetapkan penilaian

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif ( descriftive research ) yaitu metode penelitian ditujukan menggambarkan penomena-penomena yang ada berlangsung pada saat ini. Penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan keadaan dalam tahap-tahap perkembangan, sehingga disebut penelitian perkembangan ( Aunurahman dkk, 2010: 2.23 ).

Terkait dengan waktu pelaksanaan sifat penelitian ini cross sectional (dalam potongan waktu) yaitu meneliti perkembangan kemampuan bahasa anak tahap usia 5-6 tahun saja.

Dengan demikian penelitian ini jenis deskriptif pengembangan dan cros section.

B. Sifat Penelitian

(43)

C. Faktor yang Diteliti

Adapun faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa. Perkembangan berbahasa lisan anak usia 5-6 tahun meningkat apabila semua indikator dapat dicapai secara optimal. Aspek yang diamati yaitu menerima bahasa (menyimak) dan mengungkap bahasa (berbicara).

D. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah penerapan metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak usia 5-6 tahun di PAUD Mekarsari Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun kriteria capaian perkembangan diharapkan mencapai persentasi minimal 75% untuk kategori Berkembang Baik (BB) pada masing-masing anak atau 80 % secara kelompok mencapai baik.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian pengembangan ini direncanakan melalui: 1) Persiapan pelaksanaan penelitian dan, 2) Pelaksanaan penelitian yang dilalui melalui beberapa tahap.

(44)

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Penelitian ( Arikunto dalam Dimyati, 2013: 122)

Alur Pengembangan I

Alur Pengembangan II

Tahap pengembangan II dilakukan apabila pada tahap pengembangan I perkembangan berbahasa lisan anak belum mengalami peningkatan.

PERENCANA ANN

PENERAPAN

Analisis Kegiatan dan Hasil Pengembangan

(Refleksi)

PENERAPAN

Analisis Kegiatan dan Hasil Pengembangan

(Refleksi)

OBSERVASI PERENCANAAN

(45)

1. Tahap pengembangan I

a. Perencanaan, yaitu mempersiapkan  Kondisi kelas

 Kesiapan siswa  Alat atau APE

 Instrument penelitian atau catatan data lapangan

b. Penerapan pembelajaran, pengumpulan data (observasi) dan refleksi menelaah kelemahan dan keakuratan hasil tahap I yang dilaksanakan oleh guru dan peneliti.

c. Analisa, membahas hasil, dan menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk perbaikan.

2. Tahap Pengembangan II

Pada tahap pengembangan II dilakukan apabila pada tahap pengembangan I perkembangan berbahasa lisan anak belum mengalami peningkatan, sehingga perlu dilakukan tahap pengembangan II. Pengembangan II langkah-langkahnya sama seperti pengembangan I.

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

a. Sumber Data

Sumber data berasal dari anak usia 5- 6 tahun PAUD Mekarsari

(46)

b. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif dan persentatif, berupa persentase hasil observasi mengenai perkembangan berbicara di PAUD KB Mekarsari Perumnas, Mataram tahun ajaran 2014-2015.

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Pengamatan (observasi)

Metode observasi adalah suatu tehnik pengumpulan data

melalui pengamatan yang di lakukan terhadap suatu obyek dengan menggunakan panca indra, Sugiyono, (2011: 145).

Observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang lebih mendalam mengenai perkembangan bicara dalam kegiatan bercerita untuk meningkatkan perkembangan bicara anak usia 5-6 tahun di PAUD KB Mekarsari tahun pelajaran 2014/2015.

2. Dokumentasi

(47)

dokumentasi visual beripa potret (foto). Adapun foto yang diambil dari dokumen adalah kegiatan guru dan anak saat terjadi proses pembelajaran. Dan datanya tidak dianalisis melainkan sebagai bukti penelitian ini betul-betul dilaksanakan.

3. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnaya lebih baik, lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010: 160)

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang dikembangkan dari variabel, indikator dan deskriptor serta daftar pertanyaan-pertanyaan. Daftar pertanyaan sebagai alat pengumpulan data berkaitan dengan kemampuan berbahasa melalui metode bercerita.

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan skala jenjang atau ratting scale yaitu kategori kemampuan berbahasa lisan anak yang akan diamati dinyatakan dengan skala 1, 2, dan 3 dengan kriteria: skala 1 diberikan apabila Kurang Berkembang, skala 2 diberikan apabila Berkembang Baik, dan skala 3 diberikan apabila Berkembang Sangat Baik.

(48)

G. Analisis Data

Setelah data-data dalam penelitian terkumpul selanjutnya akan di

analisis. Analisis data merupakan satu langkah penting dan cukup rumit dalam pelaksanaan penelitian. Analisis data harus dilakukan dengan memaparkan dan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan cross-sectional di mana peneliti mengadakan penelitian terhadap perkembangan anak usia 5-6 tahun dalam satu waktu yang di mana langkah analisisnya dilakukakan secara bersamaan. Data ini dianalisis dengan statistik analisis deskriptif artinya ditentukan skor yang diperoleh anak atau frekwensi dengan nilai akhir ((jumlah nilai akhir) dengan rumus:

(49)
(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pengembangan I

Pada penelitian pengembangan I ini akan meneliti perkembangan bahasa lisan anak usia 5-6 di PAUD Mekarsari Perumnas, Mataram. Tahun Pelajaran 2014/2015. Tema pada pengembangan I ini yaitu aku dan keluargaku dengan sub tema anggota keluarga dengan materi bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.

a. Penerapan dan observasi

(51)

di kertas gambar setelah diwarnai lalu ceritakan kepada teman-teman, tapi ada beberapa yang harus ditaati sebelum bercerita, teman-teman sudah siap?”. Anak-anak “ Sudah siap bu. Peraturannya apa bu”. “ harus mendengarkan, harus serius, dan konsentrasi, ayo sebelum mulai katakan aku pasti bisa”. Anak-anak “ aku pasti bisa, aku pasti bisa, aku pasti bisa…….

Guru : teman-teman sudah siap mendengarkan cerita dari ibu? Anak-anak “ sudah siap bu”. Ibu akan menceritakan tentang pengalaman ibu selama liburan sekolah. Guru mulai menceritakan kegiatan liburannya dari persiapan berangakat liburan sampai ke tempat liburan. Guru menceritakan semua kegitan yang dilakukan selama ditempat liburan. Berenang, mancing ikan dan banyak lagi kegiatan yang lain. Anak-anak tampak antusias mendengar dan memperhatikan cerita yang dibawakan oleh guru. Satu persatu anak mulai penasaran tentang cerita bu guru. Beberapa anak bertanya tentang cerita yang sudah disampaikan bu guru dan sebagian anak yang lain belum mau bertanya seperti Alyssa, Radith, Vido dan Zein.

(52)

yang cukup lancar. Kemudian guru mengeluarkan kertas gambar dan crayon yang akan digunakan anak untuk menggambar dan mewarnai gambarnya selanjutnya anak akan bercerita dengan gambar yang sudah dibuat. Dfa menawarkan diri untuk membantu membagikan kertas kepada teman-temannya. Anak-anak senang menggambar tentang kegiatan mereka selama liburan. Anak yang sudah selesai menggambar tidak sabar ingin maju menceritakan gambarnya. Bintang, ingin maju duluan namun bu guru meminta untuk Btg bersabar sampai semua temannya menyelesaikan gambarnya. Setelah semua selesai guru meminta anak bercerita satu-satu ke depan. Semua menunjuk tangan ingin maju duluan kecuali Zn, Als dan Vd. Vd berkata ingin maju berdua karena malu sendirian. Akhirnya Vd maju berdua bersama Dfa. Setelah Vd dan Dfa selesai bercerita bu guru menyampaikan apakah ada yang mau bertanya kepada Vd dan Dfa. Btg angkat tangan “saya bu”. “ siapa temannya Vd pergi berenang?. Vd menjawab “ bersama bapak, ibu, dan kakak”. Zn dan Als akhirnya maju di damping Ol dan Btg. Semua anak-anak akhirnya dapat menceritakan pengalaman liburnya dengan ucapan dan kata-kata yang cukup lancar. Setelah temannya bercerita beberapa anak mau bertanya kepada temannya kecuali Als, Rdt, Vd dan Zn.

(53)
(54)

gambar yang menceritakan tentang kegiatan kakakku di pagi hari. Yaitu kegiatan kakak dari bangun tidur sampai tiba di sekolah. Rhm, , Btg, Nt, Als, Izn, Zn, Dfa, Rdt, dan Dns juga bercerita ke depan dengan semangat. Dfa kadang mengecilkan suaranya saat bercerita karena Dfa belum bisa mengucapkan kata “R” dan “K”, saat mengucapkan kata rumah menjadi lumah sedangkan kata kakak menjadi Tata’. Itu disebabkan karena giginya Daffa tumbuhnya belum sempurna.

(55)

dan Rama tidak mau maju karena dengan alasan belum bisa baca. “ Saya mau bu” katanya Dns, Ol dan Btg. Dns bercerita duluan, Dns bercerita tanpa melihat tulisan, dia bercerita dengan melihat gambarnya karena belum lancar membaca. Dns bercerita sambil tertawa namun dia bisa menyelesaikan ceritanya sampai lembar terakhir. Lalu Btg yang maju untuk bercerita di depan temannya. Btg bercerita dengan membaca tulisan yang ada pada buku cerita bergambar. Btg membaca buku cerita dengan lancar. Teman-temannya semua memperhatikan Btg bercerita. Semua Teman-temannya ingin sekali bisa membaca seperti Btg. Guru selalu memotivasi anak untuk bertanya kepada teman atau guru di sela bercerita. Namun hanya ada beberapa anak yang mau bertanya. Anak yang lain hanya diam jika disuruh bertanya.

(56)

b. Analisis kegiatan dan hasil Pengembangan I

Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan bahasa lisan anak usia 5-6 tahun pengembangan I di PAUD Mekarsari Perumnas, Mataram yang diikuti oleh 13 orang anak dengan 25 item perkembangan bahasa lisan anak yang terdapat dalam instrumen pengamatan pengembangan I terlampir, didapatkan hasil analisis persentase setiap anak dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Hasil Analisis Capaian Perkembangan Bahasa Lisan Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Mekarsari Perumnas, Mataram

Melalui Metode Bercerita Tahun Ajaran 2014/2015 Pengembangan I

N O

NAMA SISWA

(57)

pengembangan I dengan metode bercerita dapat dilihat kriteria perkembangan bahasa lisan setiap anak sebagai berikut:

1. Als

Kemampuan berbahasa lisan Als mencapai 65,3 % dengan jumlah skor indikator 49. Pada kemampuan anak tenang mendengarkan lambang-lambang lisan yang diucapkan guru. Contoh lambang-lambang huruf “a-z”, sudah berkembang sangat baik. Pada sebagian kemampuan yang lain cukup berkembang. Sedangkan pada kemampuan mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita dan anak aktif bertanya kepada guru maupun teman-temannya kurang berkembang karena Als masih suka malu dan belum memahami bagaimana cara bertanya. Kriteria perkembangan berbahasa lisan Als yaitu Berkembang Cukup Baik

2. Btg

Perkembangan bahasa lisan Bintang mencapai 88 % dengan jumlah skor indikator 66. Btg memperoleh skor paling tinggi diantara teman-temannya. Btg sudah lancar membaca buku cerita tanpa mengeja, Btg menunjukkan sikap paling tenang diantara teman-temannya. Kriteria perkembangan bahasa lisan Btg yaitu Berkembang sangat baik (BSB).

3. Dfa

(58)

menunjukkan sikap tertarik (motivasi) mendengarkan cerita guru, anak dapat membacakan isi cerita (dongeng) dengan kata-kata sendiri, berbicara dengan struktur kalimat S-P-O-K, senang menggunakan bahasa untuk memperagakan permainan dan cerita, bercerita memberikan perasaan gembira, mengasikkan, sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) pada papan flannel berkembang sangat baik. Sedangkan pada indikator yang lain cukup berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Dfa yaitu Berkembang Baik.

4. Dns

(59)

Berkembang Sangat Baik. Anak tenang mendengarkan lambang-lambang Lisan yang diucapkan guru. Contoh huruf “a-z”, anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, menampakkan kata-kata sampai 250 kata, dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaan dengan kata-kata contoh: Bu, boleh maju berdua, kita malu maju sendiri, anak aktif bertanya pada guru dan teman-temannya, menyusun gambar menjadi rangkaian cerita dapat menarik perhatian pada jalannya cerita, menunjukkan sikap berani bila diajak dialog (bercakap-cakap) dengan guru, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan atau tulisan yang sudah berbentuk huruf atau kata cukup berkembang. Kriteria perkembangan bahasa lisan Dns yaitu Berkembang Sangat Baik (BSB).

5. Izn

(60)
(61)

coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata cukup berkembang. Kriteria perkembangan bahasa lisan Izn yaitu Berkembang Baik.

6. Ktm

(62)

sendiri”, menjawab pertanyaan guru dengan kata-kat yang lancar, anak aktif bertanya kepada guru maupun teman-temannya, bercerita dengan menggunakan gambar dan buku dapat memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, menyusun gambar menjadi rangkaian cerita dapat menarik perhatian pada jalannya cerita, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata cukup berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa Ktm yaitu Berkembang Baik.

7. Nt

(63)

penuh suka cita, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) pada papan Flanel Berkembang Sangat Baik.

Sedangkan pada indikator anak mampu mengingat/menghafal informasi (kata-kata) dalam cerita, anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, anak dapat membacakan isi cerita (dongeng) dengan kata-kata sendiri, menampakkan perbendaharaan kata-kata sampai 250 kata, dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaan dengan kata-kata, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata lancar, anak aktif bertanya kepada guru maupun teman-temannya, bercerita dengan menggunakan gambar dan buku dapat memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, menyusun gambar menjadi rangkaian cerita dapat menarik perhatian pada jalannya cerita, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata cukup berkembang.

(64)

8. Ol

Perkembangan bahasa lisan Ol mencapai 82,7 % dengan jumlah skor indikator 62. Pada indikator anak tenang mendengarkan lambang-lambang lisan yang diucapkan guru. Contoh lambang-lambang huruf “a-z”, anak penuh perhatian mendengarkan isi cerita guru 20-25 menit, anak menunjukkan sikap tertarik (motivasi) mendengarkan cerita guru, anak mampu mengingat /menghafal informasi (kata-kata) dalam isi cerita, anak dapat memahami isi cerita setelah mendengarkannya, berbicara dengan struktur kalimat S-P-O-K, senang menggunakan bahasa untuk memperagakan permainan dan cerita, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang lancar, bercerita dengan menggunakan gambar dan buku dapat memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, bercerita memberikan perasaan gembira, mengasikkan, sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) pada papan flannel Berkembang Sangat Baik.

(65)

dapat menarik perhatian pada jalannya cerita, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata cukup berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Ol yaitu: Berkembang Sangat Baik (BSB)

9. Rm

(66)

cerita setelah mendengarkannya, anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, anak dapat membacakan isi cerita (dongeng) dengan kata-kata sendiri, menampakkan kata-kata sampai 250 kata, dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaan dengan kata-kata contoh: “Bu, boleh maju berdua? Saya malu maju sendiri”, menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang lancar, menyusun gambar menjadi rangkaian cerita dapat menarik perhatian pada jalannya cerita, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata cukup berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Rm yaitu Berkembang Baik.

10. Rhm

(67)
(68)

pertanyaan setelah mendengarkan cerita kurang berkembang. Disebabkan karena Rhm belum faham tentang kata Tanya dan bagaimana bertanya. Kriteria perkembangan bahasa lisan Rhm yaitu: Berkembang Baik.

11. Rdt

(69)

guru, anak mampu meneladani isi cerita, bercerita dengan membaca langsung dari buku cerita dapat melatih dan meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) pada papan flannel cukup berkembang. Sedangkan pada indikator dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaan dengan kata-kata contoh: “ Bu, boleh maju berdua? Saya malu maju sendiri”, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, anak aktif bertanya kepada guru maupun teman-temannya, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Rdt yaitu: Cukup Baik.

12. Vd

(70)
(71)

13. Zn

(72)

meningkatkan kemampuan membaca anak, bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata, mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) pada papan flannel cukup berkembang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Zn yaitu: Cukup Baik.

c. Refleksi

Pada pengembangan I ditemukan beberapa anak yang kriteria perkembangannya masih belum berkembang baik ini disebabkan karena kurangnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak dan masih besarnya rasa malu dan ragu pada anak dalam mengajukan pertanyaan serta gagasan dan perasaan. Anak baru sembuh dari sakit ketika masuk sekolah jadi itu mempengaruhi saat mereka mengikuti proses pembelajaran serta media yang digunakan untuk bercerita kurang menarik dan temanya masih kurang bervariasi.

2. Pengembangan II

(73)

guru juga harus memperhatikan kesiapan anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita, serta memotivasi anak untuk mau berbicara dengan suara yang jelas dan melakukan bercerita di depan teman-temannya.

Tema pembelajaran pada pengembangan II yaitu aku dan keluargaku dengan sub tema tempat tinggal anggota keluarga dan makanan kesukaan anggota keluaraga materi rumahku, buah, sayuran dan kue kesukaan keluargaku

a. Penerapan dan observasi

(74)

gambarnya di depan teman-temannya. Setelah selesai menggambar Vd langsung angkat tangan ingin maju duluan, Vd menceritakan gambarnya satu persatu, Vd juga menyebutkan warna pada setiap gambar yang dibuatnya. Vd menuliskan nama pada setiap gambarnya walau tulisannya masih kabur. Tampak perbendaharaan kata yang ditunjukkan Vd makin meningkat. Setelah Vd disusul oleh Btg yang perkembangan bahasanya makin meningkat. Btg tampak makin tenang dalam bercerita. Begitupun dengan Ol, Rm, Ktm, Dns, maju satu-satu bercerita di depan teman-temannya. Pada saat giliran Alissa, Zn, Rdt, mereka tampak bersemangat seperti teman-temannya yang lain, mereka sudah lancar dalam bercerita tanpa malu-malu. Di saat guru menanyakan ada yang mau bertanya pada temannya yang sudah bercerita semua angkat tangan, penasaran ingin bertanya. Kini Zn dan Als yang bertanya pada Rhm “ dimana Rhm beli Pizza?” “ sama siapa Rahma pergi” Tanya Als dan Zn. Rhm menjawabnya dengan lancar” saya membeli Pizza di Mall, saya pergi bersama kakak”. Semua anak menggambar tentang rumah dan makanan, anak-anak membuat huruf pada gambarnya yang sudah berbentuk kata.

(75)
(76)

Semua anak senang kecuali Als hanya senyum kecil saja. Guru bertanya pada Als, Als juga mau bercerita kan?...ya bu jawab Als. Guru pun mulai memperkenalkan alat peraga kartu gambar seri buah, sayuran, dan kue kesukaan. Guru meminta anak bercerita tentang buah, sayuran dan kue kesukaan keluarganya. Anak-anak semua bersemangat. “ siapa yang maju duluan untuk bercerita? “Saya bu katanya Zn” “saya bu katanya Rdt” semua anak ribut karena semua ingin bercerita di awal. Akhirnya ibu guru memilih Als untuk bercerita terlebih dahulu. Als memilih kartu bercerita seri buah. Als pun bercerita tentang buah kesukaan keluarganya satu persatu sambil menempel gambar pada papan flannel. Setelah Als selesai bercerita guru meminta anak untuk bertanya kepada Als. Vd bertanya pertama kali, “ mengapa Als suka buah Apel? Als menjawab “karena rasanya manis”. Ada lagi yang mau bertanya? Katanya Als pada teman-temannya. “saya saya”. Semua anak ingin bertanya termasuk Rdt dan zein. Als menjawab semua pertanyaan dengan lancar. Anak-anak bercerita bergiliran mereka memilih kartu bercerita sesuai kesukaan mereka. Mereka bersemangat menceritakan sayur, buah dan kue kesukaan keluarganya.

(77)

b. Analisis Kegiatan dan Hasil Pengembangan II

Berdasarkan hasil evaluasi perkembangan bahasa lisan anak usia 5-6 tahun pengembangan II di PAUD Mekarsari Perumnas, Mataram yang diikuti oleh 13 orang anak dengan 25 item perkembangan bahasa lisan anak yang terdapat dalam instrumen pengamatan pengembangan II terlampir, didapatkan hasil analisis persentase setiap anak dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Capaian Perkembangan Bahasa Lisan Anak Usia 5-6 tahun di PAUD Mekarsari Perumnas, Mataram

Melalui Metode Bercerita Tahun Ajaran 2014/2015 Pengembangan II

N o

Nam a

(78)

dilihat kriteria perkembangan bahasa lisan setiap anak sebagai berikut:

1. Als

Perkembangan bahasa lisan Als mencapai 92 % dengan

(79)

gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan/tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, mengurutkan dan menceritakan isi gamgambar seri (4-6 gambar) pada papan flannel berkembang sangat baik. Sedangkan pada kemampuan anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, anak dapat membacakan isi cerita (dongeng) dengan kata-kata sendiri, dapat mengkomunikasikan gagasan dan perasaan dengan kata-kata contoh: “ bu, boleh maju berdua? Saya malu maju sendiri”, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, anak aktif bertanya pada guru dan teman-temannya, dan bercerita memberikan perasaan gembira, mengasikkan, sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita cukup berkembang. .

Kriteria perkembangan berbahasa lisan Als yaitu: Berkembang Sangat Baik.

2. Btg

Perkembangan bahasa lisan Btg mencapai 100 % dengan

(80)

berkomunikasi Btg dengan guru dan teman-temannya serta Btg sudah lancar membaca, sudah dapat menulis dan selalu bersikap tenang.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Btg yaitu: Berkembang sangat Baik.

3. Dfa

(81)

menarik perhatian pada jalannya cerita, menunjukkan sikap berani bila diajak dialog (bercakap-cakap) dengan guru, anak mampu meneladani isi cerita, melalui bercerita mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, bercerita memberikan perasaan gembira, mengasikkan, sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita, membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan /tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata, mengurutkan dan menceritakan isi gambar (4-5 gambar) pada papan flannel berkembang sangat baik.. Sedangkan pada kemampuan Anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, anak aktif bertanya pada guru maupun temannya, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, Bercerita dengan menggunakan gambar dan buku dapat memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas cukup berkembang.

(82)

4. Dns

Perkembangan Bahasa Lisan Dns mencapai 98,7 % dengan jumlah skor 74. Kemampuan berbahasa lisan Dns berkembang sangat baik di semua indikator kecuali pada kemampuan anak aktif bertanya pada guru dan temannya cukup berkembang.

Kriteria perkembangan berbahasa lisan Dns yaitu: Berkembang Sangat baik.

5. Izn

Perkembangan Bahasa Lisan Izn mencapai 93,3 % dengan jumlah skor 70. Semua kemampuan berbahasa yang ada yang belum berkembang sangat baik yaitu Anak mampu menggunakan (berkomunikasi) dengan kata-kata lisan secara efektif, Berbicara dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkan, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, anak aktif bertanya pada guru dan teman-temannya, membuat gambar dan menceritakan gambar dengan beberapa coretan /tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Izn yaitu berkembang sangat Baik.

6. Ktm

(83)

yang ada yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu anak aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Kriteria perkembangan perkembangan bahasa lisan Ktm yaitu berkembang sangat Baik.

7. Nt

Perkembangan bahasa lisan Nt mencapai 97,3 % dengan jumlah skor 73. Semua kemampuan berbahasa lisan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita guru, anak aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Krieteria perkembangan bahasa lisan Nt yaitu Berkembang Sangat Baik.

8. Ol

Perkembangan bahasa lisan Ol mencapai 98,7 % dengan

jumlah skor 74. Semua kemampuan berbahasa lisan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu Membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan / tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Ol yaitu Berkembang Sangat Baik.

9. Rm

Perkembangan bahasa lisan Rm mencapai 98,7 dengan

(84)

berkembang baik yaitu anak aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Rm yaitu Berkembang sangat Baik

10. Rhm

Perkembangan bahasa lisan Rhm mencapai 97,3 dengan

jumlah skor 73. Semua kemampuan berbahasa lisan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Krietria perkembangan bahasa lisan Rhm yaitu Berkembang Sangat Baik.

11. Rdt

Perkembangan bahasa lisan Rdt mencapai 94,7 % dengan

jumlah skor 74. Semua kemampuan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu, mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita, aktif bertanya kepada guru maupun teman-temannya, dan Membuat gambar dan menceritakan isi gambar dengan beberapa coretan /tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata.

(85)

12. Vd

Perkembangan bahasa lisan Vd mencapai 97,3dengan

jumlah skor 73. Kemampuan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan cerita dan aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Vd yaitu Berkembang Sangat Baik.

13. Zn

Perkembangan bahasa lisan Zn mencapai 97,3 dengan

jumlah skor 73. Kemampuan yang belum mencapai berkembang sangat baik yaitu mengajukan pertanyaan setelah mendengarkan ceriata dan aktif bertanya pada guru maupun teman-temannya.

Kriteria perkembangan bahasa lisan Zn yaitu Berkembang Sangat Baik.

c. Refleksi

Gambar

Gambar 3.1Alur Pelaksanaan Penelitian
tabel 4.1 di atas bahwa pelaksanaan pembelajaran dan hasil penelitian
Tabel 4.2 Hasil Analisis  Capaian Perkembangan Bahasa Lisan Anak
Tabel 4.3Rekapitulasi capaian Perkembangan Kemampuan Berbahasa Lisan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisa data digunakan analisis data persentase kemudian untuk mengetahui faktor dominan apa saja yang menyebabkan kenaikan harga lahan dibuat 5 klasifikasi dari

PENYEDIAAN KONSULTAN MANAJEMEN KEGIATAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN 2014 kami bermaksud melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya terhadap dokumen penawaran yang

Memprakt ikkan variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran V/Genap Passing Bawah dengan Kaki Bagian

INTERCOOLER PADA MOBIL ISUZU PANTHER TIPE MESIN C223” dengan. sub judul engine

Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan hukum primer, berupa buku-buku,

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Resort hotel di Ambarawa di desain dengan menggunakan penerapan arsitektur kolonial yang berkiblat pada bangunan bersejarah yang ada di Ambarawa yaitu Benteng. Fort Willem dan

Rubrik Seleb merupakan kumpulan berita yang berisi mengenai dunia. selebritis baik yang dirangkum dari selebritis internasional