• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT Prof Dr MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT Prof Dr MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT Prof Dr

MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA TULIS AKHIR NERS

Disusun Oleh:

RINTO CAHYONO,S. Kep A31600909

PERMINTAAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan judul

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT Prof Dr

MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Karya Tulis Akhir ini disusun sebagai dasar untuk memenuhi sebagi syarat memperoleh gelar profesi di Sekolah Tinggi llmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Gombong. Selama proses penulisan karyatulisakhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur menyampaikan terima kasih yang setulusnya dan sebesar-besarnya kepada :

1. Herniyatun,M.Kep, Sp. Mat. selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah.

3. Dr.Haryadi Ibnu Junaedi Sp.B selaku direktur Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo.

4. Samkhan,S.Kep,Ns selaku pembimbing dari lahan praktek yang berkenan memberikan memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Barkah Waladani,M.Kep selaku pembimbing dari kampus yang berkenan memberikan memberikan bimbingan dan pengarahan.

(7)
(8)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Karya Tulis Akhir, Agustus 2017

Rinto Cahyono , S.Kep,1) Barkah Waladani,M.Kep 2)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN NYAMAN DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT Prof Dr

MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

ABSTRAK

Pendahuluan:Frakturmerupakan penyakit yang hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian yang cara penanganan melalui operatif yaitu dengan dilakukannya Open Reduction internal fixation (ORIF).Tanda gejala yang sering terjadi setelah operatif adalah nyeri akut post operatif. Penanganan keperawatan mandiri yang terjadi pada nyeri akut pada pasien fraktur di Ruang Seruni RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto adalah mengajarkan relaksasi nafas dalam.

Tujuan: Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan nyeri akut pada pasien post operatif ORIF di Ruang Seruni Rumah Sakit Prof. Dr. Soekarjo Purwokerto.

Hasil asuhan keperawatan: Pengkajian dilakukan kepada tiga pasien post operatif fraktur secara alloanamnesa dan autoanamnesa, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik serta penunjang. Dari analisa data yang didapatkan penulis menarik kesimpulan masalah keperawatan prioritas adalah nyeri akut. Setelah dilakukan tindakan mengajarkan relaksasi nafas dalam didapatkan hasil skala nyeri pada pasien berkurang dari 6 menjadi 4 dan terlihat lebih nyaman dan terlihat rileks dengan berkurangnya rasa nyeri yang dialaminya.

Simpulan: Asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien post operatif fraktur dilakukan pengkajian nyeri. Kemudian dilakukan analisa dan ditarik kesimpulan menjadi diagnosa keperawatan. Intervensi mandiri perawat yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut pasien adalah mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk membantu mengurangi skala nyeri yang dialami.

Kata Kunci : Fraktur, Open Reduction internal fixation, relaksasi nafas dalam. Referensi : 50 (2005-2017)

---

1

Mahasiswa Profesi Ners Stikes Muhammadiyah Gombong

2

(9)

Bachelor of Nursing Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Minithesis, august 2017

Rinto Cahyono , S.Kep, 1) Barkah Waladani,M.Kep)

ANALYSIS OF NURSING ASSURANCE WITH FULFILLMENT OF BASIC NEEDS SECURE OF COMFORTABLE AT OF PROF. DR.

MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO HOSPITAL

ABSTRACT

Background: Fractures are a disease of loss of bone, cartilage, total or partial controversy by way of surgery through Open Reduction internal fixation (ORIF). Symptom signs that often occur after surgery are acute postoperative pain. Independent nursing handling that occurs in acute pain in fracture patients in Seruni Room of RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto is teaching deep breathing relaxation.

Objective: Describe nursing care given to patients with acute pain in postoperative ORIF patients in Seruni Room of Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto hospital.

Results: The assessment was carried out on three postoperative fracture patients alloanamnesa and autoanamnesa, then performed physical examination and support. From the data analysis obtained the authors draw the conclusion of priority nursing problems is acute pain. After the action of teaching the relaxation of breath in the results obtained the scale of pain in patients decreased from 6 to 4 and look more comfortable and look relaxed with less pain experienced.

Conclusion: Acute pain nursing care in patients postoperative fracture performed pain assessment. Then performed the analysis and drawn the conclusion of a nursing diagnosis. The nurse's self-help intervention to address the acute pain of the patient is to teach deep breathing relaxation to help reduce the scale of pain experienced.

Keywords : Fractures, Open Reduction internal fixation, deep breathing relaxation References : 50 (2005-2017)

---

1

Bachelor nursing student 2

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 4

C. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyeri ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Manifestasi ... 6

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri ... 7

4. Klasifikasi... ... 8

5. Cara mengukur nyeri ... 8

6. Patofisiologi ... 11

7. Cara penanganan nyeri ... 11

B. Asuhan Keperawatan ... 12

1.Fokus Pengkajian ... 12

(11)

3.Fokus Intervensi ... 15 BAB III LAPORAN MANAGEMEN KASUS

A. ProfilLahan Praktik

1.Visi, Misi dan Moto RumahSakit ... 18 B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ... 20 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. AnalisisKarakteristik Pasien ... 29 B. AnalisiMasalahKeperawatan ... 29 C. AnalisisIntervensiyangDikaitkanDenganKonsepdan

HasilPenelitianTerkini ... 30 D. InovasiTindakanKeperawatan ... 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Askep pasien di Ruang Seruni RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat menarik perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya faktur, baik itu faktur tertutup maupun faktur terbuka. Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan faktur seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan dan kurangnya pengetahuan terhadap faktur tersebut. Seringkali untuk penanganan faktur ini tidak tepat, mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia. Kecelakaan lalu lintas juga dapat menyebabkan kecacatan pada korban, salah satunya faktur humerus. Olehnya itu, kita harus mengetahui paling tidak bagaimana penanganan pada korban faktur. Penanganan pada faktur memerlukan pengetahuan mengenai anatomi, fisiologi, patofisiologi tulang normal, dan kelainan yang terjadi pada pasien dengan faktur humerus (Depkes RI, 2011).

(16)

2

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita faktur akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut Depkes RI (2011), dari sekian banyak kasus faktur di Indonesia, faktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara faktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus faktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami faktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami faktur cruris, 3.775 orang mengalami faktur tibia, 9.702 orang mengalami faktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami faktur fibula (Purwanti, 2013).

Angka kejadian kecelakaan di Jawa Tengah pada tahun 2014 yang dicatat oleh Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, 603 orang pengguna jalan raya meninggal, akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 2014. Angka kejadian tersebut meningkat dua kali lipat pada saat arus mudik dan arus balik hari raya idul fitri. Tingginya angka kejadian tersebut meningkatkan resiko terjadinya kematian dan kecatatan. Salah satu penyebab dari kematian dan kecatatan tersebut adalah patah tulang atau fraktur (Rasjad, 2008).

Ada beberapa dampak yang dapat terjadi apabila faktur tidak mendapatkan penanganan secara tepat antara lain : Syok karena kehilangan banyak darah, kerusakan arteri, infeksi menyebakan pertahanan rusak bila ada trauma pada jaringan (Helmi, 2012).

(17)

3

Pasien paska operasi mengalami nyeri yang merupakan pengalaman multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan (Rizaldi, 2014). Mekanisme munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer, lalu memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis. Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan mempersepsikan nyeri (Potter, 2005).

Yang perlu dilakukan dalam penanganan nyeri adalah memberikan intervensi untuk meredakan nyeri dengan cara farmakologi maupun nonfarmakologi. Dalam penanganan nyeri, perawat berperan penting dalam mengkaji, menyediakan intervensi yang tepat, dan mendokumentasikan (Bare, 2008).

(18)

4

Berdasarkan data bulanan dari ruang seruni, kasus fraktur merupakan 10 kasus terbesar diruang tersebut. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data kasus fraktur dari bulan Oktober - Desember 20016 sejumlah 22 kasus. Sebagian besar pasien fraktur mengalami nyeri skala 7. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu manajemen nyeri

pada pasien post operasi dengan judul “Aplikasi Teknik Relaksasi Napas

Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Open Reduction internal fixation” di Ruang Seruni Rumah Sakit Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan nyeri pada pasien faktur di Ruang Seruni Rumah Sakit Prof. Dr. Soekarjo Purwokerto.

2. Tujuan Khusus

1) Memaparkan hasil pengkajian pada kasus dengan faktur.

2) Memaparkan hasil analisa data pada kasus keperawatan pada pasien faktur.

3) Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada klien dengan faktur. 4) Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada klien dengan

faktur.

5) Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada klien dengan faktur. 6) Memaparkan hasil analisa inovasi keperawatan pada pasien faktur

(19)

5

C. Manfaat Penulisan

1. Keilmuan

Asuhan keperawatan akan memberikan wawasan dan sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk menganalisis intervensi yang telah diberikan pada masalah keperawatan nyeri, dalam hal ini adalah pemberian teknik relaksasi napas dalam pada klien dengan faktur.

2. Aplikatif

Asuhan keperawatan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien faktur dengan gangguan nyeri.

3. Metodologis

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul.H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Munusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Brunner dan Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Depkes RI. (2011). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Gohde, John H. (2010). Controlled breathing exercises can be used to promote. Helmi Noor, Zairin. (2012). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal : Jilid 1.

Jakarta : Salemba Medika.

Indrawati. (2017). Pengaruh Kombinasi Teknik Relaksasi Genggam Jari Dan Kompres Dingin Terhadap Perubahan Persepsi Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Di Rsud Jombang. Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jakarta : Salemba Medika.

Lemone, P., & Burke, M.K. (2008). Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking In Clien Care. New Jersey: Pearson education Inc.

Novarizki, (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di Rumah Sakit Karima Utama Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: FIK UMS.

Potter, P.A & Perry, A.G . (2009). Fundamental keperawatan. Edisi 7.

Purwanti, Ririn. (2013). Pengaruh Latihan Range Of Motion Aktif Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Post Operasi. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKES Aisyiyah Surakarta.

Rasjad Chairuddin, (2008). Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi ketiga.Yarsif Watampore, Jakarta.

Rosenquist RW & Vrooman BM. (2013). Chronic Pain Management. Dalam:

Butterworth JF, Mackey DC & Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s Clinical

Anesthesiology. Edisi V. Lang McGraw-Hill Education.

Smeltzer, & Bare. (2005) Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner & Suddart. Edisi 8, Vol 1, alih bahasa: Kuncara Monica Ester. Jakarta: EGC.

Tamsuri A.(2007).Konsep Dan penatalaksanaan nyeri . Jakarta : EGC.

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

ASUHAN KEPERAWATAN Ke-2

Tanggal masuk : 13 November 2016 Tanggal pengkajian : 14 November 2016

Pengkajian

A. Data Subjektif : a. Identitas pasien :

1) Nama : Tn. K 2) Umur : 49 Tahun 3) Jenis kelamin : Laki-laki 4) Agama : Islam 5) Pekerjaan : - 6) Pendidikan : SD 7) Suku : Jawa 8) Alamat : Kroya

b. Identitas penanggung c. jawab :

1) Nama : Ny. S 2) Umur : 45 tahun 3) Jenis kelamin :Perempuan 4) Agama : Islam 5) Pekerjaan : - 6) Pendidikan : SD 7) Alamat : Kroya 8) Hub. dgn pasien : istri

(32)

i

B. Keluhan utama :

Nyeri siku paha sebelah kanan

C. Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien datang dengan post kecelakaa lalu-lintas tadi siang, paha sebelah kanan merasakan nyeri yang hebat , bengkak, nyeri tekan pada paha sebelah kanan. Pusing dan merasa sesak. Keadaan saat sampai RSUD keadaan umum : CM, TD : 127/90 mmHg, N : 108 X/menit, S : 36,2°C, R : 26 X/menit. Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat dengan sakit yang sama.

D. Riwayat kesehatan dahulu :

Pasien belum pernah mengalami penyakit yang dideritanya sekarang.

E. Riwayat kesehatan keluarga /menurun :

Keluarga pasien tidak memeiliki penyakit menurun ( DM, Hipertensi, Alergi, Jiwa, dll ) dan ini merupakan fraktur pertama dalam keluarganya.

F. Observasi dan pemeriksaan fisik :

a. Vital sign :

TD : 127/90 mmHg Nadi : 108 x / menit Suhu : 36,20 C RR : 26 x/ menit

Kesadaran : CM b. Keadaan umum : Baik

c. Pemeriksaan fisik head to toe :

1) Kepala : bentuk mesocepal, tidak ada lesi, tidak ada hematom, tidak ada nyeri tekan.

2) Rambut : rambut bersih, hitam.

3) Mata : bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, seklera apiterik, tidak memeakai kaca mata, fungsi penglihatan baik. 4) Hidung : bentuk simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada

cuping hidung, tidak ada scret, tidak ada polip.

(33)

xxvii

6) Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, bersih, tidak ada sariawan. 7) Leher : tidak ada stroma, tidak ada pembesaran tyroit,

(34)

xxviii 8) Thorax :

Paru-paru : Inspeksi : ekspansi dada simetris, tidak ada luka, tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada retraksi dinding dada.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada vocal vemitus

Perkusi : tidak ada edema pulmo, bunyi paru sonor. Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, suara napas vesikuler

Jantung : Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, tidak ada icturcardis

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, denyut apaek, tidak ada pembesaran jantung.

Perkusi : bunyi redup, batas jantung pada batas normal.

Auskultasi: terdengar bunyi jantung S1>S2, tidak ada murmur, tidak ada gollap.

9) Abdomen :

Inspeksi : datar, simetris, tidak ada luka maupun asites. Auskultasi : bising usus normal 10X/menit , suara pelan.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan hati, tidak ada splenomigeli

Perkusi : terdengar suara timpani

10)Genitalia : normal, tidak terpasang DC, tidak ada pendarahan maupun hernia.

11)Eksteremitas :

- Atas : Tangan kiri terpasang IV cateter, infuse RL 20 tpm - Bawah : kaki kiri tidak ada lesi dan kanan ada edema dan

(35)

xxix

G. Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson :

1) Pola oksigenasi

Sebelum sakit : pasien berapas tanpa alat bantu pernapasan. Saat dikaji : pasien tidak mengalami gangguan pernapasan 2) Pola nutrisi

Sebelum sakit : pasien biasanya makan 2-3X/hari

Saat dikaji : pasien memekan diit yang diberikan selama dirawat

3) Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien BAK 5-6X/hari dan BAB 1-2X/hari Saat dikaji : pasien BAK 4-5X/hari dan BAB 1 X/hari 4) Pola aktivitas/ gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : pasien biasanya bermain dengan bebas saat dirumah

Saat dikaji : pasien mengalami gangguan karena rasa nyeri yang dialami

5) Pola istirahat

Sebelum sakit : pasien bisanya tidur 5-6 jam saat malam hari. Saat dikaji : pasien mengalami gangguan tidur karena suasana

tempat di rawat dan nyeri yang dialaminya. 6) Pola suhu

Sebelum sakit : pasien memakai pakain tipis saat cuaca panas dan memakai pakain dan selimut jika dingin.

Saat dikaji : pasien memakai pakain yang dibawakan orang tuanya

7) Pola komunikasi

Sebelum sakit : pasien mamapu berkomunikasi dengan baik memakai bahasa Indonesia dan jawa

Saat dikaji : pasien mamapu berkomunikasi dengan baik 8) Pola spiritual

(36)

xxx

Saat dikaji : pasien tidak mamapu melakukan kegiatanya karena dirawat dan merasa tidaknyaman karena nyeri

9) Pola aman & nyaman

Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman bersam kelurganya di rumah

Saat dikaji : pasien terlihat menahan nyeri di kaki kanannya 10)Pola bekerja

Sebelum sakit : pasien bekerja sebagai pemetik buah kelapa Saat dikaji : pasien tidak bisa bekerja

11)Kebutuhan rekreasi dan bermain

Sebelum sakit : pasien biasanya merokok dan minum kopi bila merasa penat

Saat dikaji : pasien hanya berbaring di ruanagn 12)Kebutuhan belajar

Sebelum sakit : pasien/keluarga mengetahui mengapa kakinya terasa sakit terus

Saat dikaji : keluarga akhinya mengetahui penanganan pasien yang mengalami patah tulang

13)Pola berpakaian

Sebelum sakit : pasien biasanya berganti pakain kadang sendiri kadang dibantu.

Saat dikaji : pasien tidak mamapu untuk melepas maupun memakai pakaian secara mandiri

14)Pola personal hygiene

Sebelum sakit : pasien biasanya mandi 2X/hari dibantu oleh orangnya.

(37)

xxxi H. Data Penunjang :

Laboratorium : 09 November 2016

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

(38)

xxxii

A. ANALISA DATA

Tgl/

Terlihat meringis menahan nyeri.

DS : pasien mengatakan bahwa tidak

Terlihat kesulitan beristirahan

Nyeri akut

Gangguan rasa nyaman

Agen cedera fisik

Nyeri akut

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

(39)

xxxiii

C. INTERVENSI / PERENCANAAN

Dx NOC NIC

Nyri akut b.d Agen cedera fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :

- Mampu mengontrol nyeri. - Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dari sekala 8 mejadi 6 dengan menggunakan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau.

- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.

- Kurangi faktor presipitasi nyeri - Tingkatkan istirahat

(40)

xxxiv

D. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tgl/ jam Dx Implementasi Respon Pasien

Menanyakan tentang nyeri yang pernah dialami

Pukul 21.00 WIB :

Menganjurkan kepada keluarga untuk menidurkan pasien.

Pukul 13.00 WIB :

Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri

S : nyeri yang masih bisa ditahan O : terlihat masih bisa untuk

jalan-jalan.

S : keluarga mencoba menidurkan pasien

O : pasien mulai tertidur

S : pasien mengatakan bersedia diajari menghilangkan rasa nyerinya

(41)

xxxv

EVALUASI

Tgl/ jam Dx Catatan perkembangan (SOAP)

Rabu 14/11/16

Nyri akut b.d Agen cedera fisik

Gangguan rasa nyaman b.d nyeri

S : pasien mengatakan bahwa paha kanannya nyeri. O : KU : CM

TD : 125/95 mmhg N : 103X/menit

R : 24X/menit S : 36,4°C

Terlihat meringis menahan nyeri. Memengangi siku yang sakit.

A : Masalah keperawatan nyeri belum teratasi P : monitor TTV

Lanjutkan intervrensi

S : pasien mengatakan bahwa sulit untuk tidur. O : KU : CM

TD : 125/95 mmhg N : 103X/menit R : 24X/menit

S : 36,4°C Terlihat takut Terlihat agak gelisah

A : masalah keperawatan gangguan rasa nyaman belum teratasi P : monitor TTV

(42)

xxxvi

ASUHAN KEPERAWATAN Ke-3

Tanggal masuk : 09 November 2016 Tanggal pengkajian : 09 November 2016

Pengkajian

A. Data Subjektif : a. Identitas pasien :

1) Nama : D 2) Umur : 8 Tahun 3) Jenis kelamin : Laki-laki 4) Agama : Islam 5) Pekerjaan : - 6) Pendidikan : SD 7) Suku : Jawa

b. Alamat : KarangkemirIdentitas penanggung jawab :

1) Nama : Ny. S 2) Umur : 65 tahun 3) Jenis kelamin :Perempuan 4) Agama : Islam 5) Pekerjaan : - 6) Pendidikan : SD

7) Alamat : Karangkemiri 8) Hub. dgn pasien : Nenek

B. Keluhan utama :

Nyeri siku tangan kanan

C. Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien mengalami jatuh 3 hari yang lalu, siku tangan kanan membentur tanah, bengkak, nyeri tekan siku tangan kanan. Keadaan saat sampai RSUD keadaan umum : CM, N : 92 X/menit, S : 36,6°C, R : 22 X/menit, TB : 120 cm , BB : 15 Kg.

(43)

xxxvii

D. Riwayat kesehatan dahulu :

Pasien belum pernah mengalami penyakit yang dideritanya sekarang.

E. Riwayat kesehatan keluarga /menurun :

Keluarga pasien tidak memeiliki penyakit menurun ( DM, Hipertensi, Alergi, Jiwa, dll ) dan ini merupakan fraktur pertama dalam keluarganya.

F. Observasi dan pemeriksaan fisik :

a. Vital sign : TD : - mmHg Nadi : 92 x / menit Suhu : 36,60 C

RR : 22 x/ menit

b. Kesadaran : CM GCS : (15) M :6 V : 5 E : 4 c. Keadaan umum : Baik

d. Pemeriksaan fisik head to toe :

1) Kepala : bentuk mesocepal, tidak ada lesi, tidak ada hematom, tidak ada nyeri tekan.

2) Rambut : rambut bersih, hitam.

3) Mata : bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, seklera apiterik, tidak memeakai kaca mata, fungsi penglihatan baik. 4) Hidung : bentuk simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada

cuping hidung, tidak ada scret, tidak ada polip.

5) Telinga : bentuk simetris,pendengaran baik, sedikit serumen. 6) Mulut dan gigi : mukosa bibir kering, bersih, tidak ada sariawan. 7) Leher : tidak ada stroma, tidak ada pembesaran tyroit,

tidak ada lesi, tidak ada kemerahan, tidak ada alat bantu pernapasan. 8) Thorax :

(44)

xxxviii

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada vocal vemitus

Perkusi : tidak ada edema pulmo, bunyi paru sonor. Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, suara napas vesikuler

Jantung : Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, tidak ada icturcardis

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, denyut apaek, tidak ada pembesaran jantung.

Perkusi : bunyi redup, batas jantung pada batas normal.

Auskultasi: terdengar bunyi jantung S1>S2, tidak ada murmur, tidak ada gollap.

9) Abdomen :

Inspeksi : datar, simetris, tidak ada luka maupun asites. Auskultasi : bising usus normal 10X/menit , suara pelan.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan hati, tidak ada splenomigeli

Perkusi : terdengar suara timpani

10)Genitalia : normal, tidak terpasang DC, tidak ada pendarahan maupun hernia.

11)Eksteremitas :

- Atas : Tangan kiri terpasang IV cateter, infuse RL 20 tpm Tangan kanan terdapat nyeri tekan pada bagian siku. Hari kamis dipasang gip.

- Bawah : kaki kiri dan kanan, tidak ada edema.

G. Pola pemenuhan kebutuhan dasar Virginia Handerson :

1) Pola oksigenasi

(45)

xxxix

Sebelum sakit : pasien biasanya makan 2-3X/hari

Saat dikaji : pasien memekan diit yang diberikan selama dirawat

3) Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien BAK 5-6X/hari dan BAB 1-2X/hari Saat dikaji : pasien BAK 4-5X/hari dan BAB 1 X/hari 4) Pola aktivitas/ gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : pasien biasanya bermain dengan bebas saat dirumah

Saat dikaji : pasien mengalami gangguan karena terpasang gip ditangan sebelah kanan

5) Pola istirahat

Sebelum sakit : pasien bisanya tidur 9-10jam saat malam hari. Saat dikaji : pasien mengalami gangguan tidur karena suasana

tempat di rawat dan nyeri yang dialaminya. 6) Pola suhu

Sebelum sakit : pasien memakai pakain tipis saat cuaca panas dan memakai pakain dan selimut jika dingin.

Saat dikaji : pasien memakai pakain yang dibawakan orang tuanya

7) Pola komunikasi

Sebelum sakit : pasien mamapu berkomunikasi dengan baik memakai bahasa Indonesia dan jawa

Saat dikaji : pasien mamapu berkomunikasi dengan baik 8) Pola spiritual

Sebelum sakit : pasien di rumah diajari sholat serta mengaji Saat dikaji : pasien tidak mamapu melakukan kegiatanya

(46)

xl 9) Pola aman & nyaman

Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman bersam kelurganya di rumah

Saat dikaji : pasien sering menangis saat dirawat setelah pemasangan gipnya.

10)Pola bekerja

Sebelum sakit : - Saat dikaji : -

11)Kebutuhan rekreasi dan bermain

Sebelum sakit : pasien biasanya setiap hari bersekolah kemudian bermain dengan temannya dan setiap beberapa minggu diajak jalan-jalan oleh keluarganya

Saat dikaji : pasien hanya berbaring di ruanagn 12)Kebutuhan belajar

Sebelum sakit : pasien/keluarga tidak mengetahui mengapa tangannya pasien sakit terus

Saat dikaji : keluarga akhinya mengetahui bahwa pasien mengalami patah tulang

13)Pola berpakaian

Sebelum sakit : pasien biasanya berganti pakain kadang sendiri kadang dibantu.

Saat dikaji : pasien tidak mamapu untuk melepas maupun memakai pakaian secara mandiri

14)Pola personal hygiene

Sebelum sakit : pasien biasanya mandi 2X/hari dibantu oleh orangnya.

(47)

xli H. Data Penunjang :

Laboratorium : 09 November 2016

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

(48)

xlii

D. ANALISA DATA

Tgl/

Terlihat meringis menahan nyeri. Memengangi siku yang sakit. DS : pasien mengatakan bahwa siku

Gangguan rasa nyaman

Agen cedera fisik

Takut

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

3. Nyri akut b.d Agen cedera fisik 4. Gangguan rasa nyaman b.d Takut

(49)

xliii

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :

- Mampu mengontrol nyeri. - Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.

- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau.

- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.

- Kurangi faktor presipitasi nyeri - Tingkatkan istirahat

(50)

xliv

Dx NOC NIC

Gangguan rasa nyaman b.d Takut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman berkurang dengan kriteria hasil :

- Mampu mengontrol kecemasan - Status lingkungan yang

nyaman

- Mengontrol nyeri

- Kualitas tidur dan istirahat adekuat

- Agresi pengendalian diri - Respon terhadap pengobatan - Control gejala

- Status kenyamanan meningkat - Dapat mengontrol ketakutan - Support social

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Dorong keluarga untuk menemani anak

- Dengarkan dengan penuh perhatian

(51)

xlv

E. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

Tgl/ jam Dx Implementasi Respon Pasien

Menanyakan tentang nyeri yang pernah dialami

Pukul 21.00 WIB :

Menganjurkan kepada keluarga untuk menidurkan pasien.

Pukul 21.00 WIB :

menganjurkan keluarga pasien untuk menidurkan pasien untuk persiapan pembedahan

S : nyeri yang masih bisa ditahan O : terlihat masih bisa untuk

jalan-jalan.

S : keluarga mencoba menidurkan pasien

O : pasien mulai tertidur

S : keluarga bersedia menemanai pasien tidur

(52)

xlvi

Menanyakan ulang tentang nyeri yang pernah dialami

Pukul 11.00 WIB :

Menganjurkan kepada keluarga untuk menidurkan pasien.

Pukul 08.00 WIB :

Menganjurkan keluarga pasien menemani ke IBS untuk pembedahan

Pukul 11.00 WIB :

Menganjurkan keluarga menenangkan pasien setelah pembedahan

Ajarkan relaksasi nafas dalam

S : nyeri yang masih bisa ditahan O : terlihat masih bisa untuk

jalan-jalan.

S : keluarga mencoba menidurkan pasien

O : pasien mulai tertidur

S : pasien tidak mau dibawa ke IBS dengan brankar

Keluarga pasien mengendong/menemani pasien ke IBS untuk pemasangan gip O : pasien mau dioperasi setelah

digendong dan diantar ke IBS. S : keluarga menenagkan pasien

yang masih takut setelah pembedahan

(53)

xlvii

EVALUASI

Tgl/ jam Dx Catatan perkembangan (SOAP)

Rabu 08/11/16

Nyri akut b.d Agen cedera fisik

Gangguan rasa nyaman b.d Takut

S : pasien mengatakan bahwa siku kanannya sakit. O : KU : CM

A : Masalah keperawatan nyeri belum teratasi P : monitor TTV

Lanjutkan intervrensi

S : pasien mengatakan bahwa siku kanannya sakit. O : KU : CM

A : masalah keperawatan gangguan rasa nyaman belum teratasi P : monitor TTV

(54)

xlviii

Gangguan rasa nyaman b.d

A : masalah keperawatan nyeri belum teatasi P : Monitor TTV

Dorong keluarga untuk mengalihkan rsa nyeri yang dialami pasien

A : masalah keperawatan gangguan rasa nyaman belum teatasi P : Monitor TTV

(55)

Gambar

Tabel 2.3 Derajat kekuatan otot ...........................................................................
Gambar 2.2. Skala Nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale) .....................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat kita sudah terhubung dengan Internet, dan kita bermaksud untuk membuka suatu halaman web site tertentu, maka kita perlu menuliskan alamat domain web

Pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa roti manis dengan substitusi tepung daun sirsak, tepung jambu biji, dan tepung kombinasi memiliki diameter pori yang lebih

Cauvain (2003) mengatakan bahwa dengan adanya asam askorbat yang ditambahkan pada adonan roti dapat meningkatkan ikatan disulfida sehingga struktur gluten menjadi kuat

Dikarenakan aktivitas penuangan dilakukan dengan frekuensi yang tinggi, hal inilah yang membuat hasil analisa dan penarikan kesimpulan dari penuangan bahan memiliki level yang

Penelitian pendahuluan meliputi analisa sensori untuk menentukan konsentrasi jus lidah buaya terbaik pada es krim soyaloe dan penelitian utama meliputi uji fisik

• Fungsi akan menghasilkan nilai benar (bukan nol) jika karakter merupakan huruf kecil.. • Bentuk

The aim of this study is to isolate and identify the lactic acid bacteria of pickled yellow Betung bamboo (D. asper) shoots fermented at colder temperatures (15 ° C) and 2.5%

Bumbu penyedap dengan perlakuan enkapsulasi diharapkan dapat mempermudah aplikasi bumbu penyedap blok non-MSG yang berasal dari Spirulina dalam bidang pangan, serta