• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN DAERAH KERJA INST ALAS! PENGOL.A.HAN LIMBAH RADIOAKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN DAERAH KERJA INST ALAS! PENGOL.A.HAN LIMBAH RADIOAKTIF"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002

PENGENDALIAN DAERAH KERJA

INST ALAS! PENGOL.A.HAN LIMBAH RADIOAKTIF Untara, M. Cecep Cepi H., Mahmudin

Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

ABSTRAK

PENGENDALIAN DAERAH KERJA INSTALASI PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Telah dilakukan perllantaUan ierhadap daerah kelja pad a instaiasi pengelolaan limbah radioaktif (IPLR). Pemantauan daerah kerja dilakukan dengan cara pengukura:l laju dosis, pengukuran tingkat kontaminasi permukaan dan udara ruang kerja dan tempat penyimpanan sementara. Data yang diperc!eh dibandingkan dengan nilai batas yang dijiinkan untuk menentukan tingkat keselamatan dalam pengelolaan limbah radioaktif. Hasil pemantauan daerah kerja Dada tahun 2002 diperoleh laju dosis 0, 16 ~Sv/jam -0,28 ~Sv/jam (1,92 % dari batas yang dijinkan), kontamonasi permukaan untuk I3(Y) sebesar (5,23 -60,1) x 10-2 8qicm2 atau 1,62 % dari nilai batas yang diijinkan dan kontaminasi l!dara untuk I3(Y) sebesar (0,8 -1,8) x 10-3 Bq/cm3 atau :t 0,24 % dari nilai batas yang diijinkan. Data hasil pemantauan tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan limbah radioaktif di IPLR dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

ABSTRACT

CONTROL OF WORKING ZONE OF RADIOACTIVE WASTE TREA TMENT INSTALLA TION (RWI). It has been done the monitoring of working zone in radioactive waste treatment installation (RWI). The working zone monitoring was done by .measurement of dose rate, measurement of the surface contamination level and work-room airborne and interim storage. Data obtained was compared to allowed threshold dose limit to determine the safety level in radioactive treatment. Monitoring oLJicome in the year of 2002 resulted in dose rate of 0.16 pSvlh up to 0,28 pSvlh (2 percent of allowed threshold dose limit), surface contamination for {3Iy of (5,23 up to 60,1) ~ 10-2 Bqlcm2 or 1,62 percent of allowed threshold dose limit and air contamination for {3Iy of (0,8 up to 1,8) x 10-3 Bqlcm3 or approximately 0,24 percent of allowed threshold dose limit. The obtained data showed that radioactive treatment in RWIIIPLR is done according to the rule established.

PENDAHULUAN

Perkembangan pemanfaatan teknik nuklir dalam berbagai bidang untuk menunjang kehidupan manusia mengakibatkan s(-:makin banyaknya limbah radioaktif yang dihasilkan. limbah radioaktif tersebut mempunyai potensi bahaya radiasi bagi manusia dan lingkungan hidup sehingga untuk mengurangi bahaya radiasi perlu dilakukan pengelolaan terhadap limbah radioaktif secarabenar dan ama~ bagi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup. .

Instalasi pengolahan limbah radioaktif (IPLR) merupakan fasilitas untuk melakukan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari instalasi Batan maupun dari industri, rumah sa kit, peitambangan dan bidang lainnya. Fasilitas pengolahan limbah radioaktif ini dioperasikan sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku secara nasional maupun internasional sehingga keselamatan terhadap pekerja radiasi dapat terjamin dan tidak terjadi lepasan zat radioaktif ke lingkungan.

(2)

Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002

Program pengendalian daerah kerja merupakan upaya ulltuk mewujudkan keselamatan da!am pengelolaan !imbah radioaktif dengan melakukan kegiatan pemantauan laju dosis radiasi, tingkat kontaminasi udara dan permukaan daerah kerja, pemantauan kondisi lingkungan kerja serta pemantauan dalam pengangkutan limbah radioaktif. Diharapkan dengan kegiatan pemantauan tersebut penerimaan dosis radiasi pada pekerja tidak melampaui nilai batas dosis yang diijinkan.

TATA KERJA

Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pemantal_Jan daerah kerja adalah Gas P-10, perlengkapan keselamatan kerja seperti masker, sarung tangan, dan alat pelindung diri lainnya. Pelaksanaan pemantauan tersebut dilakukan dengan peralatan proteksi radiasi antara lain radiameter, alat cacah, monitor kontaminasi pada pekerja, alat cuplik udara. Metoda

Pemantauan laju dosis sesaat daerah kerja IPI_R dilakukan dengan pengukuran langsung tiap dua minggu sekali menggunakan radiameter FAG tipe f:"H40F2 yang secara rutin dikalibrasi di P3KRBiN. Sedangkan pemantauan laju dosis kumulatif dilakukan menggunakan termoluminisense dosimeter (TLD) yang dievaluasi tiap tiga bulan sekali.

Pemantauan tingkat kontaminasi permukaan dilakukan dengan metode uji usap (smear test) menggunakan kertas usap khusus. Uji usap dilakukan pad a permukaan dengan luas :t 100 cm2 tiap tiga bulon sekali. Kontaminan yang terambil ke dalam ke:"tas usap dianalisa untuk menentukan hesarnya kontamrnasi pada permukaan tersebut.

Pemantauan tingkat kontaminasi udara dilakukan dengan metode pencuplikan udara daerah kerja menggunakan pompa hisap tipe APA 14. Udara daerah kerja dialirkan melalui kertas saring seh:ngga partikel-partikel aktif tertangkap dalam kertas saring. Kemudian kertas sa rig tersebut dianalisa untuk menentukan besarnya kontaminasi pada udara daerah kerja.

Pemar1:tauan kondisi lingkungan kerja yang meliputi kebersihan, kualitas udara, kualitaf; penerangan dan pemakaian alat pE~lindung diri dilakukan dengan pengl:kuran dan pengamatan langsung. PengL:kuran kualitas udara meliputi temperatur, kelembaban dan perbedaan tekanan daerah kerja yang dilakukan bekerja sarna dengan Kelompok Sistim Tata lJdara Bidang Teknologi Dekontaminasi Dan Dekomisioning.

HASIL DAN PEriJIBAHASAN

Has'il kegiatan pengendalian ditunjukkan dalam Tabel1 sId Tabel 7.

daerah kerja selama tahun 2002

(3)

Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002

Tabel 2. Laju Dosis Pengambilan Dan Penerimaan Limbah Radioaktif Dari Instalasi Nuklir BATAN Serccna Dan Dari Luar !nst2lasi BATAN Jenis

1imbah

Asal

I.imbah Laju dosis

(pSv~am}

Persentase (%) Jumlah 12m3 i -,

63

3

m

2box: 2 buah c

-~~.!!!-J

3 box

_~2~-1buah,

4~~ca~~.

1 buah 28 bush 12 buah ,'CO-c.

~g~agu

1 bush -~c--~-" ""~'"

1 box

3 unit

2 buah 1 unit Cail" ...c PT. Batan TeknolOQi

0.24

OA 1 i ...'~._-,...J O~O'

2

t.- , 2

..

10

' ~ i .,.. 0.30"

P2TRR

""

4

':4; _~f.f""__~L

5.~p

').30

PT. Semen Cibinonc

Padat

PT. Falar Su~ Wisesafl~~a~~

PT. Tn Solo Remoa 8vnt.

0.02

052

:£---.Q~

_f1!?-1

-.

.~ 'SO" 003

-,--005 ' ~ -~!-;..-0.09

P2TBDU.

""~"".cccc.c

PT. Petrochem.

068

c!""".. , 0.41

10.82

.1,45

-1~~M-3,00

-"'"

:t~-2.70

PI Gsrud

s

Ms

"

,nt

Fs

""

I

ikJ '. ..i~'7

PT. Supernova

PT. Bentoel Prima

! !

PT. PowerGen

015

-"""c~"-".-."

0.17

",...;,'"..-0.14

~tE~~rocen~ '" PT. IndoOOlySwakarsa

-~1-O,~4

0

,...')

6

C,26 0..07 0.27 0,18 .

0.13

J!I;.§,udang

Garam

PT. ~)emen Gres;k. Tuban

PT. Semen Gres;k. Gresik

RS. Adi Husada, Surabaya

(4)

Has;! Pene/itian P2PLR Tahun 2002

~

Tabel 3. Tingkat K~ntami:-:a::i P~rmukaan Daerah Kerja IPLR dan Interim

(5)

Hasi/ Pene/itian P2PLR Tahun 2002

Tabel 6. Kondisi Alat Pemadam Aci Rinaan (A PAR) di IPLR

r~arn&

Ruangan

No..

No. Gedung

Lamptl

Jumlah

Hidup

Mati

1.

Geduna1PLR

l---!.~-lIl~[~_-

: lTl.20

1115

--,,~~...~~

11

699

"~~--"""""""~

67

416

"'-~~,

5

.-;;,

~

f11

.'~"'~":'

4f

c~ ~

20

!, 36 !-"""~46

15

$

--~

21

--93

.,.c, CO""""--"""'cc~,

13

2.

Geduno Mess 75 18

7

~ 1.:1 V;

---

, ' '".':'.., ,.,.

.

3.. Interim ~q~l!g StcrSQe

128

~

-~~~

..

-43

.

--~

"'1"

0

-

--4

~

-34

'

-..

31

-:-

~

-~

0

~~

7

... DuiUrat ...

~~~-~~1~~~~

,-;c

5.

" lamDU taman ~---

~--1

'O f -0 f

16

127

---6

6.

Geauna

A

604

,c-15

icCc'c"~~~

13

-"'~--"'-11

417

71

TI. 36

11.20

c ,.

-..~[

DaTUrat

-Exit

10

-~--~~~~

11

.~

,',.-

..-f.,

-14!!fL

9

27

~

11

0 ,

~~~~

6

"' '-.6 t'Ci;

~--73

""""~' y ~ e~ ~ ~~

14

r--12

253

(6)

Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002

Tabel-7. Kondisi Lampu Penerangan, Lampu Darurat dan Lampu Exit di

IPLR

"

"*

(7)

Hasil Pene/itian P2PLR Tahun 2002

Pemantauan Laju Dosis

Hasil pengukuran laju dosis daerah kerja selama tahun 2002 berkisar antara 0,16 !lSv/jam -0,28 j..lSv/jam. Berdasarkan batasan yang ditetapkan untuk daerah kerja IPLR laju dosis tersebut masih dibawah batas yang dijinkan. Laju dosis di tempat penyimpanan sementara (interim storage) mencapai 18,20 !lSv/jam, laju dosis ini telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya karena telah dilakukan penata:=ln ulang lokasi pei-.yimpanan limbah hasil alahan. Selama tahun 2002 telah dilakukan pengangkutan limbah radioaktif padat instansi diluar Batan dengan laju dosis permukaan limbah .adioaktif sebesar 3,02 !lSv/jam yang masih dibawah batas yang diijinkan.

Pemantauan TingKat Kor.taminasi Permukaan

Tingkat kontaminasi rerrllukaan daerah keija di IPLR dan tempat penyimpanan sementara untuk radionuklida pemancar 13 (y) berkisar antara 5,23 x 10-2 Bq/cm2 -60,1 x 10-2 Bq/cm2. Nilai ini masih jauh dibawah batas yang diijinkan hal ini dikarenakan limbah padat yang ditangani merupakan aktivitas :-endah dan kemungkinan terjadi deposisi ke permukaan lantai atau peralatan kerja pada saat proses pengolahan sangat kecil karena sistim ventilasi bekerja dengan baik.

Pemantauan Tingkat Kontaminasi Udara

Sistem tat a udara daerah kerja IPLR bertekanan negatif sehingga udara terkorltaminasi akan disedot dan dialirkan melalui sistem HEPA filter sebelum dilepas ke atmosfer. Dengan suplai udara segar (bersih) maka tingkat kontaminasi udara daerah kerja dipertahankan dibawah nilai batas yang diijinkan. Hasil pemantauan kontaminasi udara daerah kerjan IPLR berkisar antara 0,8 x 10-4 Bq/tm3 -1,8 x 10-4 Bq/cm3 atau :t 0,24 % dari nilai batas yang

diijinkan.

Pemantauan Kondisi Lingkungan Kerja

Kualitas penerangan ditunjukkan oleh prosentase lampu penerangan yang berfungsi {hidup). Oari data hasil pengamatan selama tahun 2002 menunjukan bahwa lampu penerangan yang berfungsi baik ::!: 65,04%. Sehingga untuk meningkatkan kualitas penerangan di IPLR perlu segera dilakukan penggantian secara bertahap terhadap lampu yang mati.

Sedangkan kualitas udara daerah kerja IPLR berdasarkan hasil pemantauan cukup baik, hal ini ditunjukan besarnya tingkat kontaminasi udara yang masih dibawah nilai batas yang diijinkan. Untuk kedisiplinan pekerj~ dalam menggunakan perlengkapan keselamatan perlu ditingkatkan, untuk menjamin keamanan pekeerja radiasi selama melakukan pengolahan limbah

radioaktif. .

KESIMPULAN

Oari hasil pemantauan keselamatan daerah kerja IPLR selama tahun 2002 dapat disimpulkan bahwa :

(8)

Hasil Penelitian P2PLR Tahun 2002

1

2

::),

4.

Kegiatan pemantauan daerah kerja IPLR dapat berjalan sesuai dengan yang dirsncanakan akan tetapi masih harus ditingkatkan untuk tahun berikutnya sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Data hasil pemantauan laju dosis, tingkat kontaminasi permukaan dan kontaminasi udara daerah kerja IPLR masih dibawah nilai batas yang diijinkan. Sehingga kegiatan pengolahan limbah radioaktif dapat berlangsung dengan baik dan keselamatan pekerja radiasi terkendali.

Berdasarkan data laju dosis di tempat penyimpanan sementara perlu dilakukan penataan kembali limbah hasil olahan, sehingga laju dosis dapat labih rendah.

Kondisi lin~kungan kerja IPLR pada umumnya cukup baik walaupun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan seperti penggantian lampu emergeilcy, penggantian alat pemadam api ringan, Ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja.

DAFT AR PUST AKA

1. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang "Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion".

2. Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka-BAPETENN-99 tentang

"Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radias,"'.

3. Keputusan Kepala BAPETEN No. 04/Ka-BAPETENN-99, tentang

"Ketentuan Keselamatan Pengangkutan Zat P.adioaktif'.

4. Dokumen j--Jo. P2PLR/LAK/002/04/2000 tentang "Laporan Analisis Keselamatan Insta/asi Pengo/ahan Limbah Radioaktif' , Revisi IV tahun 2000 5. Dokumen No. P2PLR/6/PJDP/003/01/2001, tentang "Program Pemantauan

Instalasi Pengo/ahan Limbah Radioaktif' .

6. Dokumen No. P2PLR/6/Protl2/071 10/2001 , tentang "Prosedur dan Juklak Keselamatan Kerja Radias,"'.

Gambar

Tabel  2.  Laju  Dosis  Pengambilan  Dan  Penerimaan  Limbah  Radioaktif  Dari Instalasi  Nuklir  BATAN  Serccna  Dan  Dari  Luar  !nst2lasi  BATAN Jenis 1imbah Asal I.imbah Laju dosis (pSv~am} Persentase(%)Jumlah 12m3  i -, 63 3 m 2box: 2 buah c -~~.!!!-J
Tabel  3.  Tingkat  K~ntami:-:a::i  P~rmukaan  Daerah  Kerja  IPLR  dan  Interim
Tabel  6.  Kondisi  Alat  Pemadam  Aci  Rinaan  (A PAR)  di  IPLR

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak 6HWLDS EDGDQ XVDKD \DQJ VHGDQJ EHUNHPEDQJ SDVWL PHPLOLNL internal control \DQJ GLJXQDNDQ VHEDJDL VDUDQD SHQJHQGDOLDQ +DO WHUVHEXW EHUWXMXDQ DJDU NHJLDWDQ GDSDW GLODNXNDQ

Variable penelitian: layanan bimbingan kelompok dengan media audio visual (variabel bebas) dan sikap berwirausaha (Variabel terikat). Penelitian ini dilakukan melalui

bakar berdasarkan tekanan di dalam surge tank yang dideteksi oleh prssure sensor, kecepatan putaran mesin, posisi ON / OFF dari power switch yang terdapat didalam Throttle

Setelah dilakukan perhitungan forward dan backward pada diagram kegiatan proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C, maka langah selanjutnya adalah menghitung slack

Artinya, ada hubungan linier antara kecerdasan spiritual dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi, Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai t hitung

Renja disusun dengan berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu serta mengacu kepada Rencana Kerja Perangkat Daerah

Tetapi bila asam lemak trans terdapat dalam kadar yang tinggi dan pada saat bersamaan konsumsi asam linoleat rendah, maka asam lemak trans akan menjadi substrat alternatif

• Pemanfaatan limbah padat berserat industri kertas untuk pembuatan partisi ini dapat dipandang sebagai salah satu upaya pemecahan masalah limbah padat yang hingga saat ini belum