PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT. REZA
PERKASA SIDOARJO
Muhammad Bukhori
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AsiA Malang Meria Seftiana
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of leadership style and the incentive to work motivation, work motivation on employee performance, and influence leadership style and performance incentives to employees through employee motivation. This type of research used in this research is causal research design and methods of research used is quantitative. The population in this research were 59 employees of PT. Reza Perkasa Sidoarjo. Total sample of 59 employees using sampling techniques saturated. This research uses descriptive analysis and statistical analysis were used to determine the elements - elements of leadership style variable, incentives, motivation and performance of employees. The data were processed using SPSS for windows ver. 16. Based on the results of statistical analysis using path analysis (path) showed that the leadership style variable and incentives have a significant influence on work motivation and performance of employees both directly and indirectly. Keywords: leadership style, incentives, motivation, employee performance
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap kinerja karyawan, dan pengaruh gaya kepemimpinan dan insentif terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain riset kausal serta metode penelitian yang dipakai adalah kuantitaif.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 59 karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo.Jumlah sampel sebanyak 59 karyawan dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui unsur – unsur variabel gaya kepemimpinan, insentif, motivasi kerja dan kinerja karyawan. Data diolah menggunakan komputer program SPSS for windowsver. 16. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan analisis jalur (path) didapatkan variabel gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi kerja sebesar 0,355 dan 0,443, untuk variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 0,560, untuk variabel gaya kepemimpinan dan insentif ke kinerja karyawan sebesar 0,190 dan 0,201, sedangkan untuk koefisien path variabel gaya kepemimpinan dan insentif terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja sebesar 0,199 dan 0,248. Demikian pula didapat nilai Rsquare yaitu sebesar
0,361 terhadap motivasi kerja (Y1) dan 0,596 terhadap kinerja karyawan (Y2). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
gaya kepemimpinan dan insentif memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja maupun kinerja karyawan baik secara langsung dan juga tidak langsung.
Kata kunci : gaya kepemimpinan, insentif, motivasi kerja, kinerja karyawan Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat saat ini memberikan tantangan yang beragam bagi suatu perusahaan. Agar perusahaan mampu bertahan dalam bisnisnya, maka setiap perusahaan dituntut untuk selalu aktif dalam menjalankan usahanya. Persaingan yang sangat ketat menuntut suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya serta mampu melakukan efisiensi internal.Dari sisi internal perusahaan berupaya melakukan efisiensi kerja seperti mengoptimalkan kinerja para karyawan. Karyawan SDM merupakan pelaku dari seluruh tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan lainnya.Keberadaan SDM di dalam suatu perusahaan memegang peran sangat
penting. Potensi setiap SDM yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan hasil yang optimal.
Kinerja karyawan dikatakan baik jika pekerjaan harian terselesaikan dengan tepat waktu. PT. Reza Perkasa ini untuk pekerjaan rutin seperti harus merekap semua orderan dari customer sebelum jam 3 sore untuk di email ke bagian administrasi di RPA dan selanjutnya diproses untuk persiapan barang yang akan dikirim.
Untuk meningkatkan kinerja karyawan, karyawan pasti memiliki motivasi terhadap tujuannya untuk meningkatkan kinerjanya sendiri. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku
manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal.
Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki seorang pemimpin yang memiliki gaya yang berbeda - beda pula. Sehubungan dengan adanya perbedaan gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi serta adanya perbandingan antara pemimpin satu dengan yang lain, tentulah berbeda dalam sifat, kebiasaan, watak serta kepribadiannya, sehingga tingkah laku dan gayanya tentu tidak akan sama diantara para pemimpin, karena akan muncul berbagai tipe atau gaya kepemimpinan yang akan dijalankan setiap pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati bersama. Sehingga untuk mengetahui efektifitas pemimpin yang bersangkutan pada saat mereka saling berinteraksi dengan melihat implementasi gaya kepemimpinan yang ada.
Dalam menghadapi dunia bisnis yang semakin berkembang ini, seorang pemimpin diharapkan mampu menjadi titik pusat yang mengendalikan perusahaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan perubahan yang terjadi pada lingkungan organisasi.Begitu pula dalam pengendalian sumber daya manusia di dalam perusahaan, seorang pemimpin dapat memberikan motivasi kepada karyawannya sehingga menghasilkan pekerjaan yang maksimal sesuai target dan tujuan perusahaan.
Selain gaya kepemimpinan faktor lain yang dapat memotivasi seorang karyawan supaya kinerjanya meningkat yaitu pemberian insentif, dimana insentif sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka.Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat meningkat.Di PT. Reza Perkasa ini insentif yang diberikan berupa finansial dan nonfinansial.Rata – rata karyawan yang diberikan insentif terutama finansial adalah karyawan yang bekerja lebih dari enam (6) bulan, tetapi juga ada yang kurang dari enam (6) bulan sudah mendapatkan insentif dikarenakan menunjukkan kinerja yang sangat baik.
Saat ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan serta distributor ayam potong khususnya daerah Surabaya dan Sidoarjo.Hal ini memberikan tantangan bagi PT Reza Perkasa Sidoarjo untuk lebih meningkatkan kinerja dan memperbaiki sistem SDM yang ada dalam perusahaannya.Hal ini berkaitan dengan kinerja karyawannya yang harus selalu ditingkatkan. Karena jika kinerja karyawan meningkat maka akan menguntungkan bagi perusahaan.
PT. Reza Perkasa adalah salah satu perusahaan peternakan yang bergerak di bidang produsen dan supplier ayam potong. Para karyawan PT. Reza
Perkasa Sidoarjo ini dituntut untuk menyelesaikan tugas – tugasnya dengan atau tanpa diawasi oleh pimpinannya. Sehingga dengan kondisi pimpinan yang seperti apapun, tugas dan pekerjaannya harus tetap dilaksanakan dan diselesaikan, ditambah saat pimpinan meminta kepada karyawannya untuk mengerjakan hal lain sementara pekerjaannya sendiri belum selesai. Selanjutnya kebiasaan yang mengharuskan karyawan bergiliran untuk berjaga di kantor saat jam istirahat siang, maka karyawan harus menjalankan dan secara bergilir berjaga di kantor jika ada telpon dari customer
itu membuat karyawan harus menunda istirahat dan makan siangnya meskipun sudah dalam keadaan capek. Namun insentif yang diberikan kepada karyawan cukup besar, setiap akhir tahun semua karyawan mendapat bonus sesuai kinerjanya selama ini yang dinamakan bonus akhir tahun.
Tinjauan Pustaka Kinerja Karyawan
Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan (Robbins, 2001:140).Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2002: 94).Menurut Mangkunegara (2005: 9), kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Usaha merupakan hasil motivasi yang menunjukkan sejumlah energy (fisik atau mental) yang digunakan oleh individu dalam menjalankan suatu tugas.Sedangkan kemampuan merupakan karakteristik individu yang digunakan dalam menjalankan suatu pekerjaan.Kemampuan biasanya tidak dapat dipengaruhi secara langsung dalam jangka pendek.Selanjutnya persepsi tugas merupakan petunjuk dimana individu percaya bahwa mereka dapat mewujudkan usaha – usaha mereka dalam pekerjaan.
Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun organisasi. Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sehingga kedua tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.
Motivasi Kerja
Pekerjaan sejenis yang dikerjakan oleh dua orang yang memiliki kemampuan sama akan memberikan hasil yang berbeda jika masing – masing
memiliki motivasi yang berbeda. motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2004:248). Teori lain yang membahas motivasi adalah metode ERG yang diusulkan oleh Alderfer. Pada dasarnya Alderfer setuju dengan pendapat Maslow bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu hierarki.Teori ERG sebagai hasil riset pengerjaan ulang dari teori Maslow yang menyederhanakan teori Maslow menjadi tiga hal pokok, yaitu “kebutuhan dasar (existence), keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth)” (Robbins dalam Indra Kharis 2014). Teori
ERG dijabarkan oleh Robbins dalam Indra Kharis (2014) kebutuhan eksistensi – yaitu keinginan akan kesejahteraan fisiologis dan material; kebutuhan keterkaitan (relatedness) – yaitu keinginan untuk memuaskan hubungan antara personal; dan kebutuhan pertumbuhan (growth) – yaitu keinginan akan perkembangan dan pertumbuhan psikologis berkelanjutan.
Mangkunegara dalam Indra Kharis (2009:98) mengemukakan teori ERG merupakan refleksi dari tiga dasar kebutuhan, yaitu:
1. Existence Needs (eksistensi). Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji, keamanan kondisi kerja.
2. Relatedness Needs (keterhubungan). Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan kerja.
3. Growth Needs (pertumbuhan). Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan pegawai.
Dari pendapat tersebut diketahui bahwa kebutuhan Eksistensi (E) samadengan kategori Maslow yaitu fisiologi dan keselamatan. Kebutuhan akan Keterkaitan (R) sama dengan kategori kebutuhan akan rasa memiliki sosial dan cinta; dan kebutuhan akan Pertumbuhan (G) sama dengan kategori harga diri dan perwujudan diri.
Gaya Kepemimpinan
Rivai (2011:42), mengemukakan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan diterapkan oleh seorang pimpinan. Lebih lanjut Rivai (2011:42), menjelaskan gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten dari
falsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang.
Insentif
Metode insentif yang adil dan layak merupakan daya penggerak yang merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian insentif karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi kerjanya, sehingga semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik. Menurut Mangkunegara (2006) bahwa pengertian insentif adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan). Sedangkan Hasibuan (2011) insentif ini merupakan alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian kompensasi. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian insentif merupakan suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawannya dengan tujuan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan – tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian insentif adalah pemberian uang diluar gaji sebagai pengakuan perusahaan terhadap prestasi kerja dan kontribusi karyawannya.
Model Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ho : Diduga tidak ada pengaruh langsung antara gaya kepemimpinanterhadap motivasi kerja pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Ha: Diduga ada pengaruh langsung antara gaya kepemimpinan terhadapmotivasi kerja pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
2. Ho : Diduga tidak ada pengaruh langsung antara intensif terhadapmotivasi kerja pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Ha : Diduga ada pengaruh langsung antara intensif terhadap motivasikerja pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
3. Ho : Diduga tidak ada pengaruh langsung antara gaya kepemimpinanterhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Ha : Diduga ada pengaruh langsung antara gaya kepemimpinan terhadapkinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Gaya Kepemimpinan (X1) Insentif (X2) Motivasi Kerja (Y1) Kinerja Karyawan (Y2)
4. Ho: Diduga tidak ada pengaruh langsung antara insentif terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Ha: Diduga ada pengaruh langsung antara insentif terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
5. Ho : Diduga tidak ada pengaruh langsung antara motivasi kerja terhadapkinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Ha: Diduga ada pengaruh langsung antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
6. Ho: Diduga tidak ada pengaruh tidak langsung antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja pada PT. RezaPerkasa Sidoarjo
Ha: Diduga ada pengaruh tidak langsung antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja pada PT. RezaPerkasa Sidoarjo
7. Ho: Diduga tidak ada pengaruh tidak langsung antara insentif terhadapkinerja karyawan melalui motivasi kerja pada PT. Reza PerkasaSidoarjo Ha : Diduga ada pengaruh tidak langsung antara insentif terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo
Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian yang digunakan penelitian dengan riset kausal. Desain riset kausal artinya riset yang bertujuan untuk membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel – variabel yang diteliti (Istijanto, 2010:27). Berdasarkan uraian tersebut, maka desain riset kausal mengarah pada terjadinya hubungan sebab akibat antara variabel – variabel bebas (X1) Gaya Kepemimpinan dan (X2) Insentif terhadap variabel terikat (Y2) Kinerja karyawan dengan variabel Motivasi (Y1) sebagai variabel intervening. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah ada pengaruh yang langsung antara gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi kerja serta kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo. Teknik analisis yang digunakan yaitu meliputi analisis dekriptif dan analisis jalur
(path).Dalam penelitian ini analisis deskripitif diuraikan masing – masing variabel mengenai tanggapan responden terhadap item – item yang diteliti.Analisis inferensial terdiri dari analisis jalur
(path).
Hasil dan Pembahasan Analisis Jalur (Path)
Analisis jalur (path) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel X1 (gaya kepemimpinan) dan X2 (insentif) terhadap variabel Y1 (motivasi kerja) serta Y2 (kinerja karyawan). Variabel bebas yang pertama dalam penelitian ini, yaitu gaya kepemimpinan (X1) dengan 4 indikator yang diteliti yaitu gaya otoriter, gaya pengasuh, gaya berorientasi pada tugas, dan gaya partisipasif.
Variabel bebas yang kedua adalah insentif (X2) terdapat 4 indikator yang diteliti, yaitu uang, jaminan sosial, penghargaan, dan keadaan pekerjaan. Variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari variabel motivasi kerja (Y1) dengan 3 indikator yang diteliti, yaitu eksistensi (existence needs), keterhubungan
(relatedness needs), dan pertumbuhan (growth needs), serta variabel terikat yang kedua kinerja karyawan (Y2) dengan 5 indikator yang diteliti, yaitu quality, quantity, cost effectiveness, need for supervision, dan interpersonal impact.
Tabel 1. Hasil analisis pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan insentif (X2) terhadap motivasi kerja (Y1)
Dari hasil pengujian statistik dapat diketahui bahwa konstanta sebesar 1,967 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel gaya kepemimpinan (X1) dan insentif (X2), maka nilai motivasi kerja (Y1) adalah 1,967. Koefisien jalur sebesar 0,355 artinya setiap nilai gaya kepemimpinan meningkat 1% maka motivasi kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,355. Demikian juga dengan koefisien jalur insentif sebesar 0,443 artinya setiap Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta (Constan t) 4.103 2.504 1.638 .107 x1 .320 .159 .190 2.012 .049 x2 .205 .100 .201 2.040 .046 y1 .591 .113 .560 5.228 .000 Dependent Variable R R Square Adjusted R square Sig Y2 0.772 0.596 0.574 0.000
nilai insentif meningkat 1% maka motivasi kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,443.
Dari tabel uji statistik diatas dapat dilihat nilai sig. variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0.05 sehingga variabel gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja. Dan untuk variabel insentif (X2) nilai sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel insentif (X2) berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja.
Pada analisis ini didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,338 yang menunjukkan bahwa besarnya dukungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebesar 33,8% dan sisanya berasal dari variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Tabel 2. Hasil Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1), Insentif (X2), dan Motivasi Kerja (Y1) terhadap Kinerja Karyawan
(Y2)
Konstanta sebesar 4,103 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel gaya kepemimpinan (X1), Insentif (X2) dan Motivasi Kerja (Y1), maka nilai kinerja karyawan sebesar 4,103. Koefisien jalur gaya kepemimpinan sebesar 0,190 yang artinya jika ada peningkatan nilai gaya kepemimpinan sebesar 1%, maka terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,190. Demikian juga koefisien jalur insentif sebesar 0,201 yang artinya jika ada peningkatan nilai variabel insentif sebesar 1% maka akan meningkatan kinerja senilai 0,201, dan juga koefisien regresi motivasi kerja sebesar 0,560 yang artinya jika ada peningkatan nilai variabel motivasi kerja sebesar 1% maka kinerja karyawan meningkat sebesar 0,560.
Dari tabel uji statistik diatas dapat dilihat nilai sig. variabel gaya kepemimpinan (X1) sebesar 0,049 atau lebih kecil dari 0.05 sehingga variabel gaya kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Untuk variabel insentif (X2) nilai sig. sebesar 0,046 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel insentif (X2) berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Dan variabel motivasi kerja (Y1) nilai sig. sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan (Y2).
Pada analisis ini didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,574 yang menunjukkan bahwa besarnya dukungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya sebesar 57,4% dan sisanya berasal dari variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Pengaruh Tidak Langsung Gaya Kepemimpinan (X1) dan Insentif (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y2) melalui Motivasi Kerja (Y1)
Hasil analisis jalur pada tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung variabel gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y2) melalui motivasi kerja (Y1) sebesar pX1Y1 x
pY2Y1= 0,355 x 0,560 = 0,199. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja sebesar 0,199.
Pengaruh tidak langsung variabel insentif (X2) terhadap kinerja karyawan (Y2) melalui motivasi kerja (Y1) sebesar pX2Y1 x pY2Y1= 0,443 x 0,560 = 0,248.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja sebesar 0,248. Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 persamaan jalur (path)
yang dihasilkan sebagai berikut : Y1 = 0,355X1 + 0,443X2
Y2 = 0,190X1+ 0,201X2 + 0,560Y1
Tabel 3. Penyajian Data Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
Variabel Langsung Tidak Langsung
X1 terhadap Y1 0,355 - X2 terhadap Y1 0,443 - X1 terhadap Y2 0,190 - X2 terhadap Y2 0,201 - Y1 terhadap Y2 0,560 - X1 terhadap Y2melalui Y1 - (0,355x0,560) = 0,199 X2 terhadap Y2 melalui Y1 - (0,443x0,560) = 0,248 Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta (Constan t) 4.103 2.504 1.638 .107 x1 .320 .159 .190 2.012 .049 x2 .205 .100 .201 2.040 .046 y1 .591 .113 .560 5.228 .000 Dependent Variable R R Square Adjusted R square Sig Y2 0.772 0.596 0.574 0.000
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa pengaruh tidak labgsung variabel gaya kepemimpinan (X1) dan insentif (X2) terhadap kinerja karyawan (Y2) melalui motivasi kerja (Y1) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh kedua variabel secara langsung terhadap kinerja karyawan. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel motivasi kerja memiliki kontribusi yang besar terhadap kinerja karyawan.
Pembahasan
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh langsung terhadap motivasi kerja karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan di PT. Reza Perkasa ini sudah cukup baik untuk diterapkan. Dengan adanya gaya yang digunakan saat ini mendorong karyawan untuk termotivasi bekerja lebih baik dan giat lagi karena rasa hormat dan segan terhadap pimpinan yang ditimbulkan karena sikap pemimpinnya, sehingga karyawan dengan sendirinya bekerja lebih giat untuk memberikan hasil kerja yang maksimal. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insentif
mempunyai pengaruh langsung terhadap motivasi kerja karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo, hal ini berarti insentif yang diberikan kepada karyawan bisa meningkatkan motivasi kerja karyawannya dan secara keseluruhan insentif mampu memberikan pengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawannya. Dengan adanya pemberian insentif yang sesuai dari perusahaan dinilai dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan dikarenakan karyawan memiliki semangat untuk bekerja lebih baik dan mencapai target supaya memperoleh insentif dari perusahaan.
3. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo, artinya gaya kepemimpinan yang merupakan sifat atau cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk meningkatkan kinerja karyawannya dapat memberikan pengaruh positif terhadap bawahannya. Hal ini dikarenakan semakin karyawannya bisa disegani atau dihormati, maka karyawan akan memberikan imbal balik serta semangatnya dalam bekerja sehingga kinerjanya akan semakin baik dan sesuai dengan target yang diberikan oleh perusahaan.
4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa insentif mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo, hal ini berarti insentif yang diberikan kepada karyawan bisa meningkatkan kinerja karyawannya dan secara keseluruhan insentif mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawannya. Di PT. Reza Perkasa ini insentif yang diberikan dinilai sudah
bisa membuat karyawan bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang baik.
5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh lagsung terhadap kinerja karyawan PT. Reza Perkasa Sidoarjo, artinya motivasi kerja sebagai daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja sehingga karyawan mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi untuk meningkatkan kinerjanya. Dan secara keseluruhan motivasi kerja dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan. Motivasi kerja disini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawannya. 6. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh secara tidak langsung antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan disini sudah baik untuk diterapkan sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi maka karyawan akan bekerja dengan baik sehingga kinerjanya semakin meningkat.
7. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa insentif memiliki pengaruh yang secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja. Hal ini dikarenakan insentif dinilai memiliki pengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan, dan dengan adanya motivasi yang tinggi maka secara tidak langsung akan membuat kinerja karyawannya semakin meningkat.
Dari hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan bahwa gaya kepemimpinan dan insentif memiliki pengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kinerja karyawan denga motivasi kerja sebagai variabel intervening. Berdasarkan hasil analisis jalur terbukti bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja karyawan, dengan membandingkan nilai pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsungnya.Dari hasil analisis diperoleh nilai pegaruh langsung lebih kecil dibandingkan dengang nilai pengaruh tidak langsungnya.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa motivasi kerja sangat besar kontribusinya dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo. Hal ini menggambarkan bahwa peran perusahaan disini sangat penting untuk menjaga tingkat motivasi kerja atau lebih baik lagi untuk meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Bagaimana gaya kepemimpinannya dalam memperlakukan karyawan dan juga insentif yang diberikan sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja karyawannya dan mendorong untuk menghasilkan kinerja yang maksimal.
Simpulan dan Saran Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi kerja serta kinerja karyawan pada
PT. Reza Perkasa Sidoarjo, dapat diambil kesimpulan berikut :
1. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara langsung terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo.
2. Insentif berpengaruh secara langsung terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo.
3. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo.
4. Insentif berpengaruh secara langsung terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo. 5. Motivasi kerja berpengaruh secara langsung
terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo.
6. Gaya kepemimpinan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo melalui motivasi kerja.
7. Insentif berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Perkasa Sidoarjo melalui motivasi kerja
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran – saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Perlu adanya evaluasi dari gaya kepemimpinan itu sendiri, karena pada dasarnya hal itu dapat membangun motivasi kerja karyawan dimana karyawan akan merasa nyaman dan suka dengan pimpinannya dari caranya bersikap, dan karyawan juga perlu memahami bahwa insentif yang diberikan sesuai dengan kinerja yang dihasilkan oleh mereka. Jika antara karyawan dan organisasi memiliki ikatan yang baik dan secara timbal balik, maka akan memberikan keuntungan bagi seluruh organisasinya dan juga karyawan itu sendiri.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Karena variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya variabel gaya kepemimpinan dan insentif yang bisa meningkatkan motivasi serta kinerja karyawan. Hendaknya bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan dan melanjutkan penelitian ini sebaiknya menambah variabel lain, karena masih banyak variabel – variabel yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan serta pengembangan dari SDM itu sendiri dan hendaknya peneliti selanjutnya juga mampu memberikan atau membuat hasil dari variabel-variabel yang ada diluar penelitian ini mengingat bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia itu luas maka sebaiknya perlu juga mengembangkan ide - ide mengenai penelitian yang akan diambil.
Daftar Pustaka
1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI. PT Rineka
Cipta, Jakarta.
2. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Karya, Jakarta.
3. Bukhori, Mohammad. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Dosen Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Swasta di Malang Serta Implikasinya pada
Pendidikan Ekonomi.Disertasi. Universitas
Negeri Malang, Malang.
4. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
5. Gibson. 1992. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta.
6. Handoko, Hani. 2004. Manajemen Personalia
dan SDM.Edisi ke dua. BPFE, Yogyakarta.
7. Hasibuan, Malayu Sp. 2000. Manajemen SDM. Edisi Revisi, Cetakan ke empat. Bumi Aksara, Jakarta
8. Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
http://www.jonathansarwono.info/aj/analisis_jalur.htm, diakses pada tanggal 4 September 2015 pukul 18.00 WIB.
9. Iman, Indra dan Siswandi. 2007. Aplikasi Manajemen Perusahaan. Analisis Kasus dan
Pemecahannya. Mitra Wacana Media, Jakarta.
10. Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
11. Kharis, Indra.2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening. Universitas Brawijaya, Malang..
12. Kusumawati, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kepuasan Kerja Untuk
Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi
Kasus Pada RS Roemani Semarang). Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang.
13. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu.2005.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
14. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. YKPN, Yogyakarta.
15. Rahmada, Faldian Putra, Djamhur Hamid, dan Hamidah Nayati Utami. 2013. Pengaruh Insentif terhadap Motivasi dan Kinerja
Karyawan. Universitas Brawijaya, Malang.
16. Reza, Regina Adtya. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Karyawan. Universitas Diponegoro, Semarang
17. Riduwan dan Engkos A. Kuncoro.2011. Cara Mudah Menggunakan Dan Memakai Path
Analysis (Analisis Jalur).Cetakan ketiga.
Alfabeta, Bandung.
18. Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2011.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Edisi ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
19. Robbins, Stephen. 2001. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Edisi Indonesia. PT. Indeks
Kelompok GRAMEDIA, Jakarta.
20. Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok GRAMEDIA, Jakarta.
21. Sarwono, Jonathan. 2011. Path Analysis. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
22. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Sosial :
Berbagi Alternatif Pendekatan. Alfabeta,
Bandung.
23. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta, Bandung Madia, Jakarta