• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Insentif, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Puskesmas Gatak Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Insentif, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan di Puskesmas Gatak Sukoharjo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, INSENTIF, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

ARDIKA SATRIA PERMANA PUTRA B 200 150 215

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, INSENTIF, MOTIVASI, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DI PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan,budaya organisasi, insentif, motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 102 karyawan di Puskesmas Gatak Sukoharjo. Metode pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program spss 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi dan disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan.

Kata Kunci: gaya kepemimpinan, budaya organisasi, insentif, motivasi, disiplin kerja, kinerja karyawan

Abstract

This Study aims to analyze the effect of leadership style, organizational culture, incentive, motivation, and job discipline on performance employees. This type of research in quantitative. The population in this study were 102 employees at Public Health Clinic Sukoharjo. The method of collecting samples in this study using a questionnaire. The sampling technique used in this study was saturated samples. The analysis technique used is multiple linear regression analysis using the SPSS 20 program. The results of this study indicate that leadership style, organizational culture, and incentive have no effect on employee performance, while motivation and job discipline affects employee performace.

Keywords: effect of leadership style, organizational culture, incentive, motivation, , job discipline, employee performance

1. PENDAHULUAN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan Pemerintahan atau diserahi

(6)

2

tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan (PP 49, 2018).

Karyawan merupakan orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu. Karyawan yang berkualitas dapat mempengaruhi maju tidaknya suatu instansi. Dan salah satu hasil yang harus dicapai dalam memiliki karyawan yang berkualitas dengan memiliki kinerja yang baik serta berguna bagi instansi yang terkait.

Kinerja adalah hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas di bandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah di tentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama. atau ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan kepadanya. Dalam penelitian ini, akan dibahas lima faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kelima faktor tersebut yaitu faktor gaya kepemimpinan, budaya organisasi, insentif, motivasi, dan disiplin kerja.

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan yaitu gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan di setiap instansi berbeda-beda. Hal ini bergantung dari sifat seorang pemimpin di instansi tersebut. Pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip gaya kepemimpinan seringkali masih kurang dilakukan oleh seorang pemimpin di suatu instansi.

Apabila seorang pemimpin tidak memiliki gaya kepemimpinan yang baik atau cenderung masih kurang, maka karyawan yang berada dibawahnya akan bekerja semaunya sendiri. Maka dari itu, gaya kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan digunakan untuk mempengaruhi bawahannya, sehingga gaya kepemimpinan menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya.

(7)

3 2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang memeliki fungsi mendeskripsikan obyek yang diteliti berupa data atau populasi atau sampel. Dalam penelitian ini, pengaruh yang diteliti meliputi Gaya kepemimpinan, Motivasi, Insentif, Budaya Organisasi dan Disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

Menurut Sugiyono (2012: 98), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah para pegawai Puskesmas Gatak sebanyak 102 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu (Sugiyono, 2012: 73). Sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili populasi (Notoatmojo, 2005). Peneliti memakai Sampling Jenuh sebagai teknik penentuan sampel karena sampel berjumlah 102 orang. Sampling jenuh adalah teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2015: 156)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Uji Normalitas

Berdasarkan tabel IV.13 dibawah hasil pengujian normalitas dengan Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov Z sebesar 0,906 > 0,05 dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,532 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

(8)

4

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Model KS-Z Sig

(2-tailed) Kriteria Kesimpulan Unstandardizes

Residual 0,906* 0,385* p > 0,05 Normal Sumber: Hasil Analisis Data, 2019, Lampiran 12

3.1.2 Uji Multikolinearitas

Dari tabel IV.14 dijelaskan bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinearitas.

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Gaya Kepemimpinan 0,471 2,122

Budaya Organisasi 0,643 1,556

Insentif 0,523 1,913

Motivasi 0,681 1,468

Disiplin Kerja 0,601 1,663

Sumber: Hasil Analisis Data, 2019, Lampiran 13

3.1.3 Hasil Uji Heterokedastisitasi

Berdasarkan tabel 2 dijelaskan bahwa semua variabel independennya memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05, hal ini berarti semua variabel tidak terjadi heteroskedastisitas.

(9)

5

Tabel 3.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Unstandardized

Residual Keterangan

Gaya

Kepemimpinan 0,262** Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Budaya

Organisasi 0,568** Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Insentif 0,904** Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Motivasi 0,226** Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Disiplin Kerja 0,126** Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Analisis Data, 2019, Lampiran 14

3.2 Pembahasan

3.2.1 Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Gaya kepemimpinan merupakan hal yang penting di suatu perusahaan. Gaya kepemimpinan yang berupa sikap memberitahukan, mengoordinasikan, yang dilakukan oleh seorang pemimpin kepada karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Hal ini karena karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut memiliki kemungkinan menjadikan gaya kepemimpinan tersebut hanya sebagai suatu formalitas, tidak sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja karyawan tersebut.

Meskipun gaya kepemimpinan tidak berpengaruh secara signifikan tetapi hal ini harus diperhatikan oleh pimpinan untuk mengarahkan sumber daya manusia dalam hal ini mendorong pegawai untuk dapat lebih meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Karena seorang pemimpin itu harus mampu menjadi panutan bagi para bawahan sehingga dengan benar dapat menjalankan sebuah organisasi sehingga visi misi sebuah perusahaan bisa tercapai dengan baik (Goverd et al., 2018).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goverd et al.,(2018) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(10)

6

3.2.1 Budaya Organiasai tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Budaya organisasi memang suatu hal yang menjadi pokok dalam berjalannya sebuah instansi. Ada tidaknya dukungan organisasi, orientasi pada pekerjaan, dan nilai-nilai organisasi dari pemimpin dan rekan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Ada kemungkinan karyawan hanya menjalankan pekerjaanya secara individual tanpa memperhatikan sekitarnya yang menjadikan kinerjanya tidak meningkat ataupun menurun.

Budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, akan tetapi harus diperhatikan karena budaya organisasi berisi tentang norma, nilai, ataupun cara kerja karyawan. Hal tersebut, membuat suatu kebiasaan dari masing-masing karyawan, sehingga karyawan dapat bekerja secara mandiri. Namun, kebiasaan karyawan yang cenderung mandiri, akan menghasilkan sikap yang kurang peduli terhadap karyawan yang satu dengan yang lain.

Budaya organisasi merupakan kebiasaan dari cara kerja karyawan. Setiap karyawan memiliki kompetensinya masing-masing, sehingga dalam menjalankan suatu pekerjaan akan berbeda dengan karyawan lain. Hal ini akan menjadikan suatu budaya organisasi yang dibuat oleh masing-masing karyawan. Sehingga, masing-masing karyawan memiliki cara pandangnya sendiri-sendiri dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan mereka.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk. (2014) menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

3.2.3 Insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Ada tidaknya insentif yang diberikan oleh pemimpin tidak mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Karena ada kemungkinan karyawan di instansi tersebut tidak serta merta memperhatikan insentif yang akan diterimanya. Pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan yang tidak signifikan menandakan bahwa pegawai puskesmas Gatak Sukoharjo hanya sedikit menggunakan insentif sebagai pengukur kinerja pegawai, karena insentif yang diberikan kepada pegawai kurang merata misalnya bagian administrasi, dan lain-lain yang dalam bekerja tidak

(11)

7

dituntut untuk mencapai target yang diharuskan sehingga insentif tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Karyawan di Puskesmas Gatak Sukoharjo dapat menerima insentif apabila kinerja mereka melebihi dari hasil kerjanya. Insentif tersebut tidak hanya berwujud bonus uang tunai, tetapi dapat berupa penghargaan atau pujian saja dari manajer. Maka dari itu, karyawan di Puskesmas Gatak Sukoharjo merasa tidak mendapatkan hasil dari pemberian insentifnya.

Pemberian insentif dari karyawan satu dengan yang lain berbeda-beda, tergantung kinerjanya juga. Perbedaan pemberian insentif tersebut disebabkan salah satunya, jenis atau golongan Pegawai Negeri Sipil yang berbeda-beda. Jenis atau golongan tersebut menentukan besar dan kecilnya insentif yang diberikan kepada masing-masing karyawan. Namun, karena adanya perbedaan jenis atau golongan tersebut berbeda-beda dan telah diketahui oleh masing-masing karyawan. Sehingga, pekerjaan yang dilakukan diluar pekerjaan pokok akan menghasilkan insentif yang berbeda-beda namun pekerjaan masing-masing karyawan tetap dilaksanakan.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi, insentif, motivasi, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan dari data yang diuji dan dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Gaya kemepimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan variabel gaya kemepimpinan memiliki nilai signifikan sebesar 0,408 atau lebih besar dari 0,05. Budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan variabel budaya organisasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,203 atau lebih besar dari 0,05. Insentif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan variabel insentif memiliki nilai signifikan sebesar 0,959 atau lebih besar dari 0,05. Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan variabel motivasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,049 atau lebih

(12)

8

kecil dari 0,05. Disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan variabel disiplin kerja memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran untuk penelitian selanjutnya diantaranya sebagai berikut: Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian di beberapa Puskesmas di Sukoharjo seperti Puskesmas Weru, Puskesmas Bulu, Puskesmas Tawangsari maupun Puskesmas yang lain yang berada di Sukoharjo agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji beberapa variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi variabel kinerja karyawan. Variabel yang dapat diambil oleh peniliti lain seperti, kompensasi ataupun kredibilitas pemimpin.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, siti, Karmizi, dan Enni Savitri. 2014. Pengaruh Good Governance, Gaya kepemimpinan, Komitemen Organisasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah: Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Riau: JOM FEKON. Vol. 1, No. 2.

Ari, Dian. 2016. “Pengaruh Pemberian Insentif Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Secondary Oasis Pt. Djarum Kudus”. Kudus: Skripsi. FEB UMK

Badriyah, Mila.“Manajemen Sumber Daya Manusia”. Cet.1.Bandung: PustakaSetia, 2015.

Bangun Wilson, 2012. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Chukwuma, E.M., & Obiefuna, O. (2014: 7). Effect of Motivation on Employee Productivity : A Study of Manufacturing Companies in Nnewi. Journal of Managerial Studies and Research 2 (7).

Dessy Juniasta Ginting. 2012. Pengaruh Pemberian Insentif dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada Balai Latihan Pendidikan Provsu. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dzulkifli, Muhammad. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja, Kompetensi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai:

(13)

9

Studi kasus Pada Direktorat Budidaya Dan PAscapanen Florikultura Pasar Minggu Jakarta Selatan. Skripsi. Jakarta: Fakultas ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Feriyanto, Andri dan Endang Shyta Triana.“Pengantar Manajemen (3 in 1)”.Mediatera.2015.

Fahmi, Irfan. 2017. “Manajemen Sumber Daya Manusia: Teori Dan Aplikasi.” Cetakan kedua. Bandung: CV. Alfabeta

Gambar

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 3.Hasil Uji Heteroskedastisitas  Variabel  Unstandardized

Referensi

Dokumen terkait

APLIKASI KEONG Telescopium teIescapium Linne.,1758 DALAM BIOREMEDIASI PADA SKALA PETAK. PERCOBAAN DI LINGKUNGAN

Sripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar. Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di Kelas IV SDN 2

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami,

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur

NetCDF classic datasets shall represent information using dimensions, vari- ables and attributes using the primitive data types as shown in the UML dia- gram in Figure 1. Te st m e

Penyakit gagal ginjal kronik terjadi apabila penyakit ginjal yang berjalan lebih dari 3 bulan, dengan tanda- tanda proteinuria serta penurunan laju

Barnes, James G., 2007, Secret of Customer Relationship Management (Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan), Edisi ke II, Diterjemahkan oleh : Andreas Winardi,

Cara membuka Sbobet melalui hp atau handphone berbagai style merk dari hp jadul hingga hp canggih seperti blackberry, android, iphone dan Cara Pasang Taruhan Sbobet Dari