• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1541 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT MAHASISWA

AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN INTERNATIONAL

FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) (Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi STIE PPI )

Oleh :

SUMARYO, S.E., M.Ak. ABSTRAKSI

Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standard) berdampak luas terhadap pengembangan akuntansi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS berdasarkan faktor kecerdasan emosional dan minat, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI) tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 51 kuesioner. Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji t parsial, dan uji koefisien determinasi dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pemahaman IFRS dan variabel minat berpengaruh signifikan terhadap pemahaman mahasiswa mengenai IFRS.

Kata Kunci : IFRS, Kecerdasan Emosional, Minat

PENDAHULUAN

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar penyusunan pelaporan keuangan yang didorong untuk dilaksanakan oleh banyak negara di dunia dalam rangka konvergensi menuju terwujudnya penggunaan satu standar yang sama.. Penggunaan IFRS ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas akuntansi. IFRS diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).

IFRS sebagai sebuah standar yang berlaku secara internasional menekankan pada aspek relevansi laporan keuangan. Konsekuensinya adalah dalam pengukuran banyak menggunakan dasar penilaian fair value (nilai pasar). Penggunaan dasar fair value sebenarnya telah ada dalam standar akuntansi US-GAAP, hanya penerapannya untuk aset/kewajiban yang memiliki nilai pasar yang mudah diperoleh misalnya surat berharga yang diperdagangkan. Untuk aset tetap seperti tanah dan bangunan, standar menggunakan nilai perolehan. Akibatnya nilainya akan diukur sebesar nilai pada tanggal pembelian yang nilainya bervariasi bergantung pada saat perolehannya.

(2)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1542 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS yang nantinya dapat diterapkan dalam menyusun laporan keuangan sesuai standar dan menjadi kompetensi dasar. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menilai efektivitas pendidikan akuntansi dalam menimbulkan tanggung jawab mahasiswa akuntansi terhadap pengguna laporan keuangan.

Tingkat pemahaman akan suatu standar akan merepresentasi kesiapan mengaplikasikan dalam praktik sesuai harapan dunia bisnis. Itu sebabnya banyak sekali penelitian yang menggunakan mahasiswa sebagai sampel dalam penelitian, karena mahasiswa akuntansi dianggap sebagai calon akuntan, praktisi, dan profesional dituntut memiliki pemahaman pada standar akuntansi yang mendasari perlakuan terhadap suatu transaksi ekonomi. Mahasiswa seharusnya mempunyai minat untuk mempelajari IFRS guna menghadapi tantangan yang akan dirasakan pada saat bekerja. Tantangan tersebut tidak serta-merta dirasakan oleh mahasiswa , akan tetapi juga akan dirasakan oleh perguruan tinggi (YN Christiani, 2015).

Kecerdasan Emosional (EQ) merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Dengan kemampuan ini maka mahasiswa akan mampu untuk mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki keterampilan sosial yang akan meningkatkan kualitas pemahaman mereka tentang akuntansi Karena adanya proses belajar yang didasari oleh kesadaran mahasiswa itu sendiri (Kurniawan, 2013).

Psikolog Peter Salovey dan John Mayer (dalam Coon & Jhon, 2014) menyebut pengendalian diri semacam kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk menyerap, memakai, memahami, dan mengelola emosi. Pada umumnya, menjadi cerdas secara emosional itu berarti menerima bahwa emosi merupakan bagian mendasar dari siapa kita dan bagaimana kita bertahan hidup. Tanpa kecerdasan emosional, seseorang tidak akan bisa menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimal. Kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada 5 unsur yaitu, kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati, dan keterampilan sosial.

Perubahan tata cara pelaporan keuangan yang sebelumnya banyak mengacu pada US GAAP ke IFRS akan memiliki dampak sangat luas. Setidaknya, para praktisi di bidang akuntansi dituntut untuk memiliki “kompentensi baru” seperti yang disyaratkan IFRS. Pengajaran akuntansi di kampus harus segera dimutakhirkan, seiring kebijakan Indonesia yang telah mendeklarasikan penggunaan konvergensi sistem akuntansi internasional atau international financial reporting standard (IFRS). Mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS ini adalah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, teori akuntansi, akuntansi internasional, akuntansi keuangan lanjutan, seminar akuntansi atau akuntansi topik khusus, metedologi penelitian, serta analisis laporan keuangan. Hingga saat ini, di kalangan praktisi, akademisi, dan pengurus IAI masih terdapat pendapat yang beragam. Ada yang mengaku Indonesia telah siap, termasuk dari segi pendidikan keprofesiannya. Namun, tidak sedikit yang meragukannya. Salah satu contoh pembahasan mata kuliah yang terkena dampak besar dari IFRS adalah pengantar akuntansi. Untuk mata kuliah pengantar akuntansi baik pengantar akuntansi 1 dan

(3)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1543 pengantar akuntansi 2 akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap pos-pos yang terdapat dalam neraca seperti kas, piutang, persediaan barang dagang, investasi sementara, aktiva tetap dan hutang baik hutang jangka panjang, maupun jangka pendek. Berdasarkan paparan materi dalam pengantar akuntansi 1 dan pengantar akuntansi 2, dapat dilihat bahwa cakupan materi-materi tersebut cukup luas dan kompleks. Sementara ini sangat sedikit literatur yang membahas materi pengantar akuntansi yang berbasiskan IFRS. Disamping ada beberapa pendapat yang memang mengatakan bahwa IFRS belum perlu dikenalkan dalam bahasan akuntansi pengantar. Namun dilihat dari hakekat tujuan pembelajaran pengatar akuntansi maka sebaiknya pengenalan IFRS sudah dilakukan pada mata kuliah pengantar, meskipun hanya sebatas hal-hal yang perlu diketahui.

Penelitian mengenai pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS secara umum sudah cukup banyak dilakukan dengan menggunakan alat ukur seperti variabel minat, kecerdasan emosional (EQ), maupun ketersediaan sarana pendidikan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh YN Christiani (2015) yaitu menggunakan minat, kecerdasan emosional (EQ), dan ketersediaan sarana pendidikan sebagai variabel independen, peneliti terdahulu meneliti pada perguruan tinggi swasta yang terdapat di kota Kupang dan metode pengumpulan data dengan melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung dengan mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dan IPK terendah.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kecerdasan emosional dan minat sebagai variabel independen. Dengan obyek peneltian pada mahasiswa program studi S1 Akuntansi yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI). untuk mempertajam analisis, tingkat pemahaman mahasiswa akan dibedakan menurut tingkatnya yaitu pada mahasiswa akuntansi semester 7 tahun akademi 2016/2017 sebagai sampel dalam penelitian ini yang telah memperoleh mata kuliah akuntansi keuangan 1 dan 2 di semester sebelumnya..

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji mengenai “Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi terhadap International Financial Reporting Standard (IFRS)”.

LANDASAN TEORI PEMAHAMAN

Menurut Sudaryono (2012:44) pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.

Dalam kamus psikologi (2011:92) arti pemahaman berasal dari kata “insight” yang mempunyai arti wawasan, pengetahuan yang mendalam adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang.

(4)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1544 IFRS

IFRS adalah singkatan dari International Financial Reporting Standard yang merupakan standar pelaporan keuangan internasional. IFRS adalah bagian dari akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap Negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting Standard) yang merupakan standar internasional sebelum diganti dengan IFRS. International Financial Reporting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan akuntan yang berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB (International Accounting Standard Board) sendiri adalah organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Asri Fahmi, 2015).

Tujuan IFRS

Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan industri spesifik.

Manfaat IFRS

Manfaat penerapan IFRS secara umum diantaranya adalah :

a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability),

b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi,

c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global,

d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan,

e. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan cara mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

Dampak Pengadopsian IFRS

Menurut (Lucky handayaningsih, 2015) dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Namun, perubahan tersebut tentu saja akan memberikan efek di berbagai bidang, terutama dari segi pendidikan dan bisnis.

a. Bidang Pendidikan

Dampak konvergensi IFRS untuk bidang pendidikan antara lain : 1) Perubahan mind stream dari rule based ke principle based, 2) Banyak menggunakan professional judgement,

3) Banyak menggunakan fair value accounting,

4) IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain,

5) Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain, dan 6) Perubahan text-book dari US GAAP ke IFRS.

(5)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1545 b. Bagi Perusahaan

Selain dampak terhadap dunia pendidikan, IFRS juga menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap dunia bisnis. Berikut ini adalah berbagai dampak yang ditimbulkan dari program konvergensi IFRS :

1) Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.

2) Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.

3) Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif,

4) Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunaan balance sheet approach dan fair value,

5) Principle based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management), dan

6) Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)

Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan Emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan Kecerdasan Intelektual (IQ) dikarenakan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting dari pada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional

Menurut Goleman, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional ialah sebagai berikut :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang.

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu dipengaruhi kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih lewat jasa satelit.

(6)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1546 Komponen Kecerdasan Emosional

Goleman (2003) dalam Hanum (2011) mengadaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari model Salovey dan Mayer yang merupakan psikolog yang pertama kali melontarkan istilah “kecerdasan emosional” pada tahun 1990. Dalam penelitian ini, terdapat komponen Kecerdasan Emosional yang digunakan yaitu sebagai berikut :

a. Pengenalan Diri (Self Awareness)

Pengenalan diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan dalam situasi tersebut. Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang menguasai reaksinya pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-orang tertentu. Pengenalan diri merupakan keterampilan dasar yang vital untuk ketiga kecakapan emosi yaitu kesadaran emosi, penilaian diri secara akurat, dan percaya diri.

b. Pengendalian Diri (Self Regulation)

Pengendalian diri merupakan suatu keinginan dan kemampuan dalam menggapai kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang pada hak dan kewajibannya sebagai individu.

c. Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

d. Empati (Empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain.

e. Keterampilan Sosial (Social Skills)

Keterampilan sosial merupakan keterampilan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain guna menciptakan suatu komunikasi yang baik.

MINAT

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Minat artinya kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, bisa juga diartikan sebagai keinginan. Dalam bahasa inggris, minat sering digambarkan dengan kata “interest” atau “passion”. Interest bermakna suatu perasaan ingin memperhatikan dan penasaran akan suatu hal. Passion bermakna minat yang kuat atau gairah atau perasaan yang kuat atau antusiasme terhadap objek.

KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hubungan antar variabel yang akan diteliti dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kecerdasan Emosional sebagai alat ukur dari pemahaman mahasiswa akuntansi yaitu jika seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung

(7)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1547 lebih kuat dalam menghadapi tantangan, berani menggali sesuatu yang baru dan berani mengambil resiko. Karena orang tersebut telah mampu mengendalikan diri, memotivasi dirinya sendiri, dan mengenal dirinya dengan baik. Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat lebih mudah menerima dan memahami sesuatu yang baru, yang ia pelajari dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya lebih rendah.

2. Minat merupakan hal yang penting dalam pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan dikembangkan karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat terhadap suatu bidang, maka individu tersebut akan dengan mudah mempelajari bidang tersebut sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Dalam kaitannya dengan IFRS apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, serta ketersediaan sarana pendidikan telah memadai namun ia tidak memiliki minat terhadap IFRS maka pengetahuannya mengenai IFRS tidak akan berkembang. Hal ini dikarenakan ia tidak merasa tertarik dan tidak merasa senang ketika mempelajarinya.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Paradigma Penelitian

HIPOTESIS

Berdasarkan uraian diatas, dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1

Ha : Ada hubungan antara variabel kecerdasan emosional terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS.

2. Hipotesis 2

Ha : Ada hubungan antara variabel minat terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS.

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dalam penelitian ini yaitu dilakukan pada bulan September 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.

Kecerdasan Emosional (EQ) X1 International Financial Reporting Standard (IFRS) Y Minat X2

(8)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1548 2. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI) yang beralamat di Jl. Citra Raya Utama Barat No. 29, Griya Harsa II Blok i 10 Citra Raya, Cikupa – Tangerang 15710.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa akuntansi semester 7 yang terdapat di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI). Selanjutnya kuesioner diberi bobot sesuai dengan kepentingan model skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (Suharsimi Arikunto, 2013:173).

Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa program studi akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI). Dimana secara keseluruhan jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 366 mahasiswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2013:174-175).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa program studi akuntansi semester 7 tahun pelajaran 2016/2017. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:124). Adapun kriteria sampel yang dipilih adalah mahasiswa akuntansi semester 7 yang masih aktif. Jadi, jumlah sampel yang tersedia dan memenuhi kriteria yaitu sebanyak 51 mahasiswa.

VARIABEL PENELITIAN

Teknik variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2013:39) variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini variabel bebas yang akan diteliti adalah variabel Kecerdasan Emosional (X1) dan Minat (X2) sebagai alat ukur dari tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS (Y).

(9)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1549 2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2013:39) variabel dependen dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel Y yang merupakan pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai International Financial Reporting Standard (IFRS).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN UJI VALIDITAS

1) Uji Validitas variabel (X1) Kecerdasan Emosional

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Tabel ini mencantumkan subjek yang dianalisis atau yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 orang atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada yang tertinggal (100%).

2) Uji Validitas variabel (X2) Minat

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Sama dengan hasil uji validitas variabel X1, Tabel ini mencantumkan subjek yang dianalisis atau yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 orang atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada yang tertinggal (100%).

(10)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1550 3) Uji Validitas Variabel (Y) IFRS

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Sama dengan hasil uji validitas variabel X1 dan X2, Tabel ini mencantumkan subjek yang dianalisis atau yang menjadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 40 orang atau semua subjek ikut dianalisis tanpa ada yang tertinggal (100%).

UJI RELIABILITAS

1) Uji Reliabilitas variabel (X1) Kecerdasan Emosional

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.848 .851 13

Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Berdasarkan tabel reliability statistics variabel X1 terlihat nilai cronbach alpha 0,848 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel, atau jawaban seseorang terhadap pernyataan relatif konsisten dari waktu ke waktu.

2) Uji Reliabilitas variabel (X2) Minat

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.669 .660 4

Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Berdasarkan tabel reliability statistics variabel X2 terlihat nilai cronbach alpha 0,669 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang

(11)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1551 digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel, atau jawaban seseorang terhadap pernyataan relatif konsisten dari waktu ke waktu.

3) Uji Reliabilitas Variabel (Y) IFRS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.788 .799 5

Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Berdasarkan tabel reliability statistics variabel Y terlihat nilai cronbach alpha 0,788 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang digunakan dalam model ini dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel. UJI T PARSIAL Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.494 .883 3.957 .000 KecerdasanEmosiona l -.062 .238 -.041 -.260 .796 Minat .223 .109 .323 2.044 .048

Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Dalam tabel Coefficients hasil Uji t parsial variabel X1 terdapat nilai sig 0,796. Nilai sig lebih besar dari pada 0,05 atau nilai 0,796 > 0,05 maka dalam hal ini menandakan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima. Nilai t hitung yang terdapat pada tabel coefficients yaitu -0,260, Nilai t negatif menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y (IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IFRS.

Dalam variabel X2 (Minat) terdapat nilai sig 0,048. Nilai sig lebih kecil dari 0,05, atau nilai 0,048 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dan dalam tabel coefficients terdapat nilai t hitung 2,044, nilai t positif menunjukkan bahwa variabel minat mempunyai hubungan yang searah dengan variabel Y (IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa minat memiliki pengaruh signifikan terhadap IFRS.

(12)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1552 UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .319

a

.102 .053 .4308

a. Predictors: (Constant), Minat, KecerdasanEmosional b. Dependent Variable: IFRS

Sumber Data : Lampiran output SPSS 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,102. Maka dapat disimpulkan besarnya pengaruh alat ukur tingkat pemahaman mahasiswa diantaranya minat dan kecerdasan emosional terhadap IFRS adalah 10,2%. Dalam hal ini faktor kecerdasan emosional dan minat hanya berpengaruh sebesar 10,2%, sisanya 89,8% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel penelitian.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap International Financial Reporting Standard (IFRS) dengan alat ukur pemahaman diantaranya kecerdasan emosional dan minat, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Dalam corrected item-total correlation pada uji validitas bila angka korelasi yang terdapat pada kolom corrected item-total correlation berada dibawah 0,2 atau bertanda negatif (-), maka dinyatakan tidak valid (gugur). Sebaliknya bila angka korelasinya diatas 0,2, maka dinyatakan valid. Dari 13 butir pada variabel Kecerdasan Emosional (X1), 4 butir dalam variabel Minat (X2), dan 5 butir pada variabel IFRS (Y) semua butir nilainya berada diatas 0,2 berarti menyatakan dari 22 butir pernyataan yang dianalisis semuanya dinyatakan valid.

Dari uji reliability, berdasarkan tabel Reliability Statistics variabel X1 terlihat nilai cronbach alpha 0,848, variabel X2 0,669 sedangkan variabel Y terlihat nilai cronbach alpha 0,788 lebih besar dari 0,60. Dengan demikian variabel yang digunakan dalam model ini yaitu pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap IFRS dapat dikategorikan sebagai variabel yang reliabel, atau jawaban seseorang terhadap pernyataan relatif konsisten dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan teori Haryadi Sarjono (2011:45) suatu kuisioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 dengan melihat tabel Reliability statistics.

Dalam tabel Coefficients hasil Uji t parsial variabel X1 terdapat nilai sig 0,796. Nilai sig lebih besar dari pada 0,05 atau nilai 0,796 > 0,05 maka dalam hal ini menandakan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Nilai t hitung yang terdapat pada tabel coefficients yaitu -0,260, Nilai t negatif menunjukkan bahwa kecerdasan emosional mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y (IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IFRS.

(13)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1553 Dalam variabel X2 (Minat) terdapat nilai sig 0,048. Nilai sig lebih kecil dari 0,05, atau nilai 0,048 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Dan dalam tabel coefficients terdapat nilai t hitung 2,044, nilai t positif menunjukkan bahwa variabel minat mempunyai hubungan yang searah dengan variabel Y (IFRS). Jadi dapat disimpulkan bahwa minat memiliki pengaruh signifikan terhadap IFRS.

Berdasarkan tabel analisis koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,102. Maka dapat disimpulkan besarnya pengaruh alat ukur tingkat pemahaman mahasiswa diantaranya minat dan kecerdasan emosional terhadap IFRS adalah 10,2%. Dalam hal ini faktor minat dan kecerdasan emosional hanya berpengaruh sebesar 10,2%, sisanya 89,8% dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel penelitian.

Pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa mahasiswa akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI) kurang memahami IFRS. Pada dasarnya setiap mahasiswa pun telah mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam pemahaman IFRS ini karena sebagai calon akuntan pemahaman ini sangat penting untuk kedepannya. Oleh karena itu hendaknya dunia pendidikan akuntansi sekarang lebih memperhatikan dan mendukung kurikulum pengajaran akan IFRS, sehingga mahasiswa juga tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai IFRS dengan baik sehingga hal itu akan menjadi bekal yang cukup bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia kerja.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa akuntansi semester 7 tahun pelajaran 2016/2017 yang berada di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia (STIE PPI) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS.

2. Berdasarkan hasil uji t parsial dapat diketahui bahwa minat belajar berpengaruh signifikan terhadap pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS, semakin kuat minat belajar maka semakin meningkat tingkat pemahaman mahasiswa mengenai IFRS. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Kurniawan (2013).

Pada akhirnya penelitian ini juga tidak mengatakan bahwa mahasiswa akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Perdana Indonesia kurang memahami IFRS. Pada dasarnya setiap mahasiswa pun telah mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam pemahaman IFRS ini karena sebagai calon akuntan pemahaman ini sangat penting untuk kedepannya.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Penelitian kedepan diharapkan menggunakan lebih dari civitas akademika atau lebih sebagai objek penelitian untuk mendapatkan generalisasi hasil yang lebih luas.

(14)

InoVasi Volume 16 ; Desember 2017 Page 1554 2. Penelitian kedepan diharapkan selain menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan datanya alangkah baiknya juga memperhitungkan melalui wawancara langsung kepada responden guna keakuratan data yang nantinya akan diuji.

3. Penelitian kedepan diharapkan dapat meningkatkan sampel lebih dari jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Penelitian kedepan hendaknya menguji coba terlebih dahulu kuesioner yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada instrumen kuesionernya.

5. Penelitian kedepan hendaknya mempertimbangkan uji yang akan dilakukan mengingat adanya perbedaan pengukuran skala pada instrumen penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menjadi bagian dari webometrics, berarti Perguruan Tinggi Raharja siap untuk menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki performa serta lalu lintas website

Sapuni za decu su izradjeni od posebnih sapunskih baza kojima se dodaju pomo ć ne materije kao što su sredstva za premaš ć ivanje (maslinovo ulje i lanolinski alkoholi) ili kozmeti

tabel database pegawai, penginputan yang kedua adalah input kegiatan,pada penginputan ini dimana datanya diambil dari database data pegawai dan database

Berdasarkan studi terhadap pengertian dan karakteristik arsitektur Green Building, serta studi terhadap bangunan dengan pengaplikasian Green Building, maka hal-hal yang

Badan Pelayanan Terpadu Perizinan Kabupaten Rokan Hulu boleh berbangga diri dengan prestasi yang dicapai, menjadi badan pelayanan terbaik di Provinsi Riau tahun

Nilai konversi ransum yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan broileryang diberi perlakuan tepung kunyittidak berbeda

ACI 116R mengatakan, abu terbang mengandung silika (SiO 2 ) dari jenis amorf yang sangat reaktif dan dalam ukuran yang sangat halus, abu terbang dapat dengan mudah bereaksi

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi yang belum optimal yaitu adalah melakukan panca usahatani dalam mengelola usahataninya agar petani