• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSALINAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSALINAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL. Abstrak"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERSALINAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN IBU HAMIL 1)

Maria Omeda heda, 2)Atiek Murharyati, 3)Cristiani Bumi Pangesti 1)

Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma HusadaSurakarta 2) 3)Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STikes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Tingginya Angka Kematian Ibu di Kabupaten Ende-Flores- NTT oleh 4 keterlambatan, yaitu terlambat mendeteksi, terlambat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan, terlambat diperjalanan, terlambat mendapat pertolongan. Hal ini diakibatkan ibu hamil dan keluarga tidak mengenal tanda bahaya serta komplikasi obstetri yang memerlukan pertolongan cepat dan tepat. Upaya untuk menurunkan kematian ibu adalah dengan mengenal secara dini tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil. Jenis penelitian Pre-Experimental dengan desain one group pretest-posttest. Penelitian dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Ende Flores NTT. Pemilihan sampel menggunakan total sampling. Besar sampel 36 orang. Data dianalisis dengan uji wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p value < 0,05.

Hasil penelitian, pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan (pre test) mayoritas cukup sebanyak 28 orang (77,8%) dan pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (posttest) mayoritas baik sebanyak 35 orang (97,2%), uji wilcoxon p value sebesar 0,000 < 0,05 Kesimpulan penelitian ini adanya pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil.

Kata kunci : pendidikan kesehatan, tanda bahaya kehamilan dan persalinan,pengetahuan ibu hamil

(2)

EFFECT OF HEALTH EDUCATION OF DANGER SIGNS OF PREGNANCY AND CHILDBIRTH ON GESTATIONAL MOTHERS’ KNOWLEDGE

1)

Maria Omeda heda, 2)Atiek Murharyati, 3)Cristiani Bumi Pangesti 1)

Student of the bachelors degree program in nursing science, Kusuma Husada School of health science, Surakarta

2) 3) Lecturers of the bachelors degree program in nursing science, Kusuma Husada School of health science, Surakarta.

Abstract

The high maternal mortality rate in Ende-Flores-Regencies, East Nusa Tenggara is due to four delays, namely: delay to detect, delay to take decision for assistance, delay to transport, and delay to get aids. This happens because the gestational mothers and their families do not recognize the obstetric danger signs and complications which require quick and precise aids. The effort to decrease the maternal mortality rate can be reached through early detections of the danger signs of pregnancy and childbirth.

The objective of this research is to investigate the effect of individual method health education of the danger signs of pregnancy and childbirth on the gestational mothers’ knowledge level. This research used the experimental method with one group pre-test-post-test design. It was conducted at Obstetric and Gynecological Polyclinic of Local General Hospital of Ende, Flores, East Nusa Tenggara. The samples of the research were determined through the total sampling technique and consisted of 36 gestational mothers. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s test at the significance level of p-value < 0.05.

Prior to the administration of the health education on the danger signs of pregnancy and childbirth (pre-test), in majority 28 gestational mothers (77.8%) had fair knowledge, and following that of the health education on the danger signs of pregnancy and childbirth (post-test), 35 gestational mothers (97.2%) had good knowledge as indicated by the result of the Wilcoxon’s test in which the p-value was 0.000, which was less than 0.05.

Thus, there was an effect of individual method health education of the danger signs of pregnancy and childbirth on the gestational mothers’ knowledge level.

Keywords : Health education, danger signs of pregnancy and childbirth, gestational mothers’ knowledge

(3)

PENDAHULUAN

Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian Ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan (Sayfuddin dalam Prawirohardjo, 2014:53). Menurut laporan WHO yang telah dipublikasikan pada tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) didunia mencapai 289.000 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, (SDKI 2012). Angka ini belum mencapai target WHO yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut data dinas kesehatan Propinsi NTT tahun 2014, Angka Kematian Ibu mencapai 169 per 100.000 kelahiran hidup. Lima penyebab langsung kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan, perdarahan, infeksi, partus lama dan abortus (KEMENKES RI 2014), penyebab tidak langsung kematian ibu adalah terlambat mengenali bahaya dan mengambil keputusan untuk merujuk, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, terlambat mendapat pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas kesehatan, terlalu muda, terlalu

tua, terlalu sering dan terlalu banyak (Sutrantri, 2011).

Kementrian kesehatan

meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu dan Neonatal. Melalui program EMAS di lakukan dengan cara: meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir di .Rumah Sakit (PONEK) dan Puskesmas (PONED), serta memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Rochjati, 2014; Sari, 2014).

Tenaga kesehatan dituntut ikut mendukung upaya mempercepat penurunan AKI dengan upaya pelayanan kesehatan ibu meliputi: pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan ibu nifas, pelayanan atau penanganan komplikasi kebidanan, dan pelayanan kontrasepsi (Saifuddin, 2014). Pemeriksaan kehamilan sekurang-kurangnya empat kali selama masa kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dua kali pada trimester ketiga (Saifuddin, 2010; Pudiastuti, 2011).

Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil sebesar 95%, cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesahatan sebesar 90% (Kemenkes, 2014). Data yang

(4)

didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Kabupaten Ende cakupan ibu hamil kunjumgan keempat (K4) sebesar 37,91 %. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan sebesar 67,96%. Nilai cakupan ini belum mencapai target yang ditetapkan dari kemenkes. Hal ini karena kurangnya pengetahuan, praktek budaya dalam perawatan kehamilan dan persalinan, sosial ekonomi, letak geografis dan transportasi (Pudiastuti, 2014). Upaaya untuk mempercepat penurunan AKI setiap persalinan ditolong oleh bidan dan pelayanan obstetri sedekat mungkin kepada semua ibu hamil (Adriaansz, dkk. 2014).

Metode pendidikan kesehatan perorangan (individu) adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru, dan agar petugas kesehatan lebih mengetahui dengan tepat permasalahan yang dialami dan kontak antara klien dan petugas kesehatan lebih intensif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi (Notoatmodjo, 2014).

Kematian ibu melahirkan di RSUD Ende Flores NTT pada tahun 2015 sebanyak 7 ibu. Penyebab kematiannya adalah HPP (Haemoragic Post Partum), PEB (Pre Eklamsia Berat), sepsis, ibu hamil dengan penyakit penyerta yaitu IMA (Infark Miocard Acut) dan coma hepaticum. Tahun 2016 bulan Januari sampai April sebanyak 6 orang ibu meninggal saat melahirkan. Penyebab kematiannya adalah eklamsia, perdarahan post partum, infeksi, ibu hamil dengan CHF (Coronaria Heart Failure) dan Death of Arrival (DOA).

Penelitian Abd Rahman (2015) tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan persalinan di Kabupaten Tolitoli terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan mengenal tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 2 Juni 2016 diperoleh data diantaranya, hasil wawancara dengan 4 orang ibu hamil yang berkunjung ke poliklinik kebidanan dan kandungan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan, 3 orang ibu hamil mengatakan tidak mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan, 1 orang ibu hamil mengatakan mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan setelah mendapat penjelasan singkat dari bidan

(5)

puskesmas yang merujuk untuk pemeriksaan lanjut kehamilannya ke rumah sakit. Jumlah kunjungan ibu hamil di poliklinik kebidanan dan kandungan di RSUD Ende bulan Januari – Maret 2016 sebanyak 120 ibu hamil

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang “ Pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil”.

Tujuan penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil.

Tujuan khusus :

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

1 Mengidentifikasi karakteristik demografi ibu hamil (usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan usia kehamilan).

2 Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan.

3 Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan setelah dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan.

4 Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 04 Oktober sampai dengan 19 oktober 2016. di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende – Flores – NTT. Jenis penelitian ini adalah pre-experimental dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest. Menurut Sugiyono (2015) desain one group pretest-posttest adalah membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti melakukan observasi yang pertama (pretest) untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dilakukan pendidikan kesehatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende pada bulan Pebruari sampai April 2016 sebanyak 108 ibu hamil. Sehingga rata-rata perbulan adalah 36 orang. Pemilihan

(6)

sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 orang.

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

kuesionerpengetahuan ibu hamil. Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini dalah Pengaruh pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.. Variabel terikat (dependent variabel) adalah pengetahuan ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende – Flores – NTT pada tanggal 04 Oktober sampai dengan 19 oktober 2016. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu hamil. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Media yang di gunakan saat pendidikan kesehatan adalah leaflet dan SAP.

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisis univariat pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas dan usia kehamilan.

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel untuk mengetahui untuk mengetahui interaksi antara variabel tersebut, baik bersifat komparatif, asosiatif ataupun korelatif. Uji kemaknaan menggunakan uji statistik non parametrik dengan uji wilcoxon. Interpretasi apabila nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Dan apabila nilai p > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi umur responden di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTT tahun 2016 (n = 36) Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentas e (%) Remaja akhir 3 8,3 Dewasa awal 26 72,2 Dewasa akhir 7 19,4 Total 36 100,0

Tabel 1 diatas menunjukan karakteristik responden berdasarkan umur, sebagian besar responden berumur dewasa awal yaitu sebanyak 26 orang (72,2%).

Usia tersebut berarti tergolong dalam kelompok usia produktif. Kelompok umur produktif menurut Astuti (2012) yaitu dimana seseorang telah mencapai kematangan intelektual dan psikomotoriknya. Kemampuan intelektual berfungsi dalam menganalisa suatu informasi kesehatan yang diterimanya.

Hal tersebut berarti bahwa tingkat kesadaran masyarakat (para wanita), calon ibu sudah baik dalam memandang, dan menyikapi status

kesehatan reproduksinya dalam merencanakan usia pernikahan dan kehamilan. Karena usia ibu saat hamil sangat berkaitan erat dengan kesiapan rahim ibu, psikis ibu, dan kesehatan ibu maupun bayi yang dikandung. Hal ini sesuai dengan penelitian Setyaningrum, dkk (2014) bahwa pada rentang usia 20-35 tahun ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima karena rahim sudah mampu memberi perlindungan, mental pun siap untuk merawat dan menjaga kehamilannya secara hati-hati. intelektual berfungsi dalam menganalisa suatu informasi kesehatan yang diterimanya.

Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa umur mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakain bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan semakin membaik. Semakin baik tingkat umur, semakin baik kemampuan praktik ibu dalam mengetahui dan mengenal tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Peneliti berpendapat masa usia produktif membuat ibu memiliki kematangan rasional dan psikomotor, dimana kematangan rasional tersebut bermanfaat ketika ibu mendapat

(8)

pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan, maka mereka akan segera mengetahui dan memahami tentang manfaat dan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan

Tabel 2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende-Flores NTTtahun 2016 (n=36)

Tabel 2 diatas menunjukkan pendidikan terakhir responden sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 11 orang (30,6%).

Tingkat pendidikan tersebut menunjukan bahwa responden telah memiliki tingkat pendidikan menengah. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan responden memahami informasi tentang kesehatan yang diterima. Semakin baik tingkat pendidikan seseorang, maka kemampuannya memahami informasi kesehatan semakin baik (Astuti, 2012).

Hal ini didukung oleh Fidianty (2010) yang menyatakan bahwa dilihat dari level pendidikan penelitian ini

adalah SMA, maka hal tersebut bukanlah suatu tingkat pendidikan yang rendah, sehingga ibu lebih cepat tanggap dan memilih untuk mencari pertolon gan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di bandingkan ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Peneliti berpendapat makin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang diterimanya, tetapi sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap informasi dan hal-hal baru.

Tabel 3 Distribusi frekuensi pekerjaan responden di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTT tahun 2016 (n = 36) Pekerjaan Frekuensi (f) Persentas e (%) Petani 6 16,7 Pegawai swasta 3 8,3 PNS 6 16,7 Ibu Rumah Tangga 16 44,4 Lain-lain 5 13,3 Total 36 100,

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 16 orang (44,4%).

Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) SD 7 19,4 SMP 3 8,3 SMA 11 30,6 Diploma 5 13,9 S1 10 27,8 Total 36 100,0

(9)

memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kurang (Notoatmodjo, 2007).

Astuti (2012) menyatakan bahwa sebagai pekerja maka ibu hamil memiliki banyak kesibukan yang berhubungan dengan pekerjaan, sehingga waktu atau kesempatan responden untuk memperhatikan kesehatan diri dan kandungannya menjadi berkurang, termasuk dalam mengenal tanda bahaya kehamilan dan persalinan dan mereka juga kurang mengetahui tentang bagaimana cara penanganan jika ditemukan tanda bahaya dalam kehamilan maupun persalinan. Ibu-ibu yang sedang hamil dan mereka bekerja perlu mendapat dukungan khusus dari suami atau keluarganya agar mereka lebih memperhatikan kandungannya. Jika tidak ada dukungan dari suami atau

keluarga maka ibu akan

mengabaikannya, termasuk dalam hal mengenal tanda bahaya kehamilan dan penanganan yang cepat.

Peneliti berpendapat hal ini karena Ibu Rumah Tangga memiliki waktu luang yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang bekerja, sehingga menurut peneliti ibu yang tidak bekerja memiliki lebih banyak waktu di rumah sehingga lebih banyak waktu untuk mengikuti pendidikan kesehatan.

Tabel 4 Distribusi frekuensi paritas

responden di Poliklinik

kebidanan dan kandungan

RSUD Ende Flores NTTtahun 2016 (n = 36) Paritas Frekuensi (f) Persentase (%) Primigravida 20 55,6 Secundigravida 6 16,7 Multigravida 10 27,8 Total 36 100,

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu hamil primigravida sebanyak 20 orang (55,6%).

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan sehingga mempengaruhi masuknya pengetahuan kedalam individu (prawiroharjo, 2014). Perawatan dan pendidikan kesehatan direncanakan untuk membantu seorang ibu hamil terutama primigravida guna mempersiapkan dirinya secara jasmani dan rohani. Adanya rasa cemas akibat kekhawatiran akan proses kehamilan dan kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya. Cara terbaik untuk mengurangi rasa takut dan khawatir adalah dengan menaruh kepercayaan pada kemampuan tubuhnya untuk berfungsi secara normal, pada kemampuan penolong persalinan dan pada tempat persalinan yang dipilihnya. Dengan demikian rasa takut dan khawatir terhadap perubahan fisiologisnya akan mudah untuk diatasi. Serta memberikan kesempatan bagi calon

(10)

ibu serta tubuhnya untuk menjalani proses kehamilan dan persalinannya dengan baik (Hutahaean, 2013).

Peneliti berpendapat hal ini karena pada umumnya ibu primigravida belum mempunyai bayangan mengenai kejadian-kejadian yang akan dialami pada kehamilan dan persalinannya, terutama tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sehingga menimbulkan kecemasan ibu dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya.

Tabel 5 Distribusi frekuensi usia

kehamilan responden di

Poliklinik kebidanan dan

kandungan RSUD Ende

Flores NTTtahun 2016 (n = 36) Paritas Frekuensi (f) Persenta se (%) Trimester I 0 0 Trimester II 7 19,4 Trimester III 29 80,6 Total 36 100,

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu hamil trimester III sebanyak 29 orang (80,6%).

Usia kehamilan Trimester III adalah masa persiapan baik secara fisik (pertumbuhan janin dan adaptasi maternal) maupun secara psikologis (antisipasi menjadi orangtua), pemahaman ini mengandung makna pendidikan antenatal merupakan

informasi untuk persiapan menjadi orang tua, bukan hanya persiapan persalinan dan melahirkan (Bobak, 2005).

Pemeriksaan kehamilan pada trimester III ditujukan pada penilaian kesejahtraan janin, dan fungsi plasenta serta persiapan persalinan yang meliputi anamnese keluhan, pengamatan gerak janin, pemeriksaan fisik dan obstetric, pemeriksaan USG, yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi, memberi nasihat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana untuk melahirkan (Indriyani, 2013).

Peneliti berpendapat semakin tua umur kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan dan persalinan semakin tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya.

(11)

2. Analisa Univariat

Tabel 6 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan

sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan metode perorangan (pre test) di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTTtahun 2016 (n = 36)

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan (pre test) di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTT mayoritas mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 28 orang (77,8%).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan pada ibu hamil di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende sebelum pemberian pendidikan kesehatan (pre test) mayoritas mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 28 orang (77,8%).

Hal ini menunjukan bahwa ibu hamil tersebut sudah cukup mengerti dan mengetahui tentang tanda bahaya

kehamilan dan persalinan karena sudah mendapat informasi dari berbagai sumber mengenai tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Informasi ini diperoleh dari tenaga kesehatan (PUSKESMAS dan bidan desa), membaca buku KIA, majalah, koran, radio, TV, internet sebelum ibu hamil di rujuk ke poliklinik kebidanan dan kandungan untuk pemeriksaan lanjut dan mendapat pendidikan kesehatan dari peneliti. Hal ini didukung oleh teori dari Notoatmodjo, 2010 yang mengatakan bahwa informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, bila seseorang mempunyai banyak informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang luas.

Faktor lain yang juga mempengaruhi cukupnya pengertahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan yaitu karena pengalaman pribadi maupun orang lain tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan. Hal ini didukung oleh pernyataan Wawan dan Dewi, 2011) yang mengatakan bahwa pengalaman pribadi juga dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dimasa lalu.

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%) Baik 7 19,4 Cukup 28 77,8 Kurang 1 2,8 Total 36 100,0

(12)

Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ripka, dkk (2014) yang dilakukan terhadap 35 responden di salah satu puskesmas di kota Minahasa, dimana diperoleh hasil yaitu pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan promosi kesehatan sebagian besar berada pada kategori cukup berjumlah 26 (74,3%).

Tabel 7 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan

setelah dilakukan

pendidikan kesehatan metode perorangan (post test) di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTTtahun 2016 (n = 36)

Berdasarkan 7 tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan setelah dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan (post test) di Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende Flores NTT mayoritas mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 35 orang (97,2%).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahua tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan pada ibu hamil di poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Ende setelah pemberian pendidikan kesehatan (post test) mayoritas mempunyai pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 35 orang (92,7%).

Hasil analisis di atas menunjukan adanya pengaruh dari pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

Peneliti berpendapat bahwa tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah bila sudah mendapat pendidikan dan informasi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sehingga cepat dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga karena pendidikan kesehatan yang diberikan adalah Pendidikan kesehatan metode perorangan (individu), yang diberikan secara langsung dengan bahasa yang mudah dimengerti melaui bimbingan dan penyuluhan kesehatan dan wawancara antara peneliti dan responden, lebih mempermudah pemahaman materi dan penyerapan informasi yang di berikan, karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan informasi baru. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%) Baik 35 97,2 Cukup 1 2,8 Kurang 0 0 Total 36 100,0

(13)

pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yusyaf (2011) yang berjudul efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metode pendidikan perorangan (individual) terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang demam berdarah dengue. Menunjukan bahwa adanya peningkatan pengetahuan keluarga setelah diberikan pendidikan kesehatan.

Menurut Mubarak (2006) mengatakan bahwa dalam memberikan pendidikan kesehatan agar dapat mencapai tujuan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu materi atau pesan dan metode yang disampaikan serta menggunakan bahasa yang muda dimengerti.

Indriyani (2013) mengatakan bahwa tujuan pendidikan kesehatan antenatal adalah meningkatkan pengetahuan ibu dalam mengidentifikasi setiap perubahan selama fase kehamilan sehingga ibu dapat memiliki perilaku sehat dan dapat beradaptasi baik secara fisik maupun psikologis. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Farid, dkk 2011 yang mengatakan bahwa Informasi yang diberikan kepada ibu hamil memberikan banyak manfaat dimana ibu hamil yang awalnya tidak mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan menjadi mengetahuinya, sehingga dengan mempunyai pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan maka ibu hamil lebih waspada terhadap kesehatan kehamilannya dan akan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan jika salah satu tanda bahaya terjadi Menurut Mardela, dkk (2012), pendekatan edukasi merupakan pendekatan yang paling cocok terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat melalui faktor perilaku dibandingkan dengan pendekatan tekanan (coercion). Hal ini dikarenakan perubahan atau tindakan pemeliharaan kesehatan yang dihasilkan oleh edukasi didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap karena didasari oleh kesadaran.

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Pada penelitian ini analisa

(14)

bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel independen ( pendidikan kesehatan) pada variabel dependent (pengetahuan ibu hamil tentang tanda dan bahaya kehamilan dan persalinan). Karena data ini merupakan data ordinal maka untuk membuktikan hipotesis yang diujikan peneliti menggunakan teknik uji wilcoxon yang hasilnya adalah sebagai berikut

Tabel 8 Pengaruh pendidikan kesehatan

metode perorangan tentang

tanda bahaya kehamilan dan

persalinan terhadap tingkat

pengetahuan ibu hamil.

Variabel Perl akua n Mean T P val ue Pengetah uan tentang tanda dan bahaya kehamila n dan persalinan Pre test Post test 2,17 2,97 -5,209 0,00 0

Tabel 8 diatas menunjukkan rata-rata pre test pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan (2,17) sedangkan rata-rata post test (2,97). Hasil uji statistik dengan wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap pengetahuan ibu hamil di poliklinik kebidanan dan

kandungan di RSUD Ende tahun 2016 dengan p value (0,000 < 0,05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ripka, dkk (2014) di sala satu puskesmas Kabupaten minahasa selatan yang menunjukan bahwa ada pengaruh promosi kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil. Di mana diperoleh hasil uji t hitung -16,371 (-16,371 < -2,032) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p=0,000<0,05). Penelitian lain juga menunjukan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang kehamilan resiko tinggi terhadap peningkatan pengetahuan pada ibu hamil (Hitatami, dkk, 2014)

Adanya perubahan yang positif terhadap pengetahuan pada ibu hamil yang telah diberikan pendidikan kesehatan, hal ini mengidikasikan bahwa tujuan pendidikan kesehatan telah berhasil, karena dapat mengubah pemikiran yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Depkes RI (2012) menyatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling, melalui pertemuan tatap muka dimana petugas konseling menyampaikan informasi yang tidak memihak serta memberikan dukungan emosi, agar klien mampu

(15)

mengenali keadaan dirinya dan masalah yang dihadapinya, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan mantap bagi diri sendiri.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dilihat dari sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pada saat pemberian pendidikan kesehatan terdapat perpindahan informasi dari pemberi informasi kepada responden melalui penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), bahwa pendidikan kesehatan dalam jangka waktu pendek dapat menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan individu, kelompok dan masyarakat. Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia didapat melalui penglihatan dan pendengaran.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Munanjaya (2010) bahwa tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku

sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkan perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima penyuluhan tidak dapat terjadi sekaligus. Pencapaian target penyuluhan kesehatan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian , sikap dan ketrampilan yang akan mengubah perilaku kearah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Mayoritas responden berumur antara 20 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 26 orang (72,2%) dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 11 orang (30,6%), bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 16 orang (44,4%), paritas primigravida sebanyak 20 orang (55,6%), dan usia kehamilan trimester III sebanyak 29 orang (80,6%). 2 Mayoritas pengetahuan ibu hamil

tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan (pre test)

(16)

adalah cukup sebanyak 28 orang (77,8%).

3 Mayoritas pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan setelah dilakukan pendidikan kesehatan metode perorangan (post test) adalah baik sebanyak 35 orang (97,2%)

4 Ada pengaruh pendidikan kesehatan metode perorangan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil dengan p value (0,000 < 0,05).

Saran

1 Bagi Rumah Sakit

Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan kegiatan

pendidikan kesehatan ibu dan anak (KIA) mengenai tanda bahaya kehamilan dan

persalinan, selalu mengingatkan ibu untuk membaca tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan di dalam buku KIA, di ruang tunggu pelayanan KIA dipasang poster tanda bahaya kehamilan dan persalinan dan perangkat televisi dengan program penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

2 Bagi Institusi

Institusi hendaknya menambah literatur yang berhubungan dengan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).

3 Bagi peneliti lain

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain untuk mengetahui lebih luas faktor

yang mempengaruhi

pengetahuan ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

4 Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan pengelaman berharga dalam menambah wawasan dan pengetahuan melalui penelitian lapangan tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang tanda tanda bahaya kehamilan dan persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Moehamad.( 2012). Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Astuti P.( 2012). Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima Press.

(17)

Astuti, E. W. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dalam mengkonsumsi Tablet Fe (ferum) di Rumah Bersalin Sri Limintu Surakarta. Naskah Publikasi.Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Bartini I.( 2012). ANC Asduhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta : Nuha Medika.

Bobak, I. J.( 2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Depkes RI. (2012).Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO Dharma. K.K. (2011). Metodologi

Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV Trans Info Media. Effendi, (2008) Pendidikan Kesehatan.

Jakarta : EGC

Fitriani, dkk.( 2014). Efektifitas

Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil.

Hittami, E. (2014) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil. Https://Samadaranta.wordpress.com/201

0/11/04/ konseppenyuluhan -kesehatan

Ilmiah S. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika

Indriyani D. (2013). Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Ar Rizz Medika Jannah H. (2015). Askeb II Persalinan

Berbasis Kompetensi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Johanson J. (2016).

KepeerawatanMaternitas. Yogyakarta : Rapha Publishing Mardela, AP, dkk. (2012). Rencana

Pemilihan Penolong dan Tempat Persalinan Ibu Hamil Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Persiapan Persalinan Aman. Bandung : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat.

Munanjaya. A. A. G. (2010). Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, (2012). Promosi

Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo.(2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo.(2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prawiroharjdo S. (2014). Ilmu

Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Profil Kesehatan Indonesia Tahun

(2014). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tersedia di www.depkes.ac.id, diakses tanggal 28 Mei 2016

(18)

Pudiastuti D. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika

Ripka, dkk (2014). Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan. Riwidikdo, H. (2013). Statistik

Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.Saifudin, dkk. 2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Setyaingrum, RF, dkk. (2013). Hubungan Usia Ibu Primigravida Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Kandungan Bawen. Ungaran: STIkes Ngundi Waluyo.

Sondakh J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir. Jakarta : Rineka Cipta Sugiono. (2007). Metodologi Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiono. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan, Bandung Penerbit Alfa Beta. Sulisty A. 2009. Asuhan Kebidanan

Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Susilo R. 2014. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan

Pengukuran Pengatahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika www. Depkes.go.id/profil kesehatan NTT 2014, diakses 28 Mei 2016 Yusraf, S.R. (2013). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan Metode Pendidikan Individual Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengue. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.

Gambar

Tabel 2  Distribusi frekuensi    pendidikan responden di  Poliklinik kebidanan dan  kandungan RSUD  Ende-Flores NTTtahun 2016 (n=36)
Tabel  4  Distribusi  frekuensi  paritas

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dijelaskan pada objek penelitian, penelitian ini akan mengukur kinerja dari perbankan syariah di Asia Tenggara yaitu pada Negara Indonesia, Malaysia,

Fase awal pertumbuhan (7-21 HST) frekuensi pengairan menujukkan pertumbuhan tanaman yang tidak berbeda nyata. Terbukti bahwa umur awal pertumbuhan tidak

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan pada penelitian ini adalah rencana untuk melaksanakan pembelajaran yang akan mengukur meningkatnya keaktifan

Merupakan produk pembiayaan untuk masyarakat yang menggunakan valuta rupiah, pembiayaan ini diperuntukan bagi karyawan tetap pada sebuah perusahaan yang

Setelah kelima analisis tersebut menunjukkan kelayakan suatu investasi baik dilihat dari sisi perhitungan analisis dan sisi keinginan investor, maka langkah terakhir dari

Notulensi Seminar : Komunikasi Islam sebagai komunikasi yang dibangun dan tunduk di atas landasan dan prinsip nilai-nilai Islam yang ramah, damai, tidak kasar dan

Hasil penelitian ini ialah: (i) terdapat sepuluh peran – peran teknologi dan komunikasi yang terlaksana dalam pembelajaran di kelas ICT ini, antara lain menyediakan soal –

Memberikan penjelasan lengkap dampak dari adanya pemeliharaan hubungan interpersonal antara Ustadz sebagai fasilitator dengan masyarakat penerima manfaat dalam program