• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDIS – Usaha-usaha Sebelum Putusnya Perkawinan dan Putusnya Perkawinan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERDIS – Usaha-usaha Sebelum Putusnya Perkawinan dan Putusnya Perkawinan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

USAHA-USAHA YANG HARUS

USAHA-USAHA YANG HARUS

DITEMPUH UNTUK

DITEMPUH UNTUK

MELESTARIKAN PERKAWINAN

MELESTARIKAN PERKAWINAN

DAN PUTUSNYA HUBUNGAN

DAN PUTUSNYA HUBUNGAN

PERKAWINAN

PERKAWINAN

(2)

ILLAT PERCERAIAN

ILLAT PERCERAIAN

 Tujuan Perkawinan (Q.S. Ar Rum 30:21)  Suami isteri dapat membina kehidupan yang tentram lahir bathin dan saling mencintai

dalam rumah tangga yang bahagia.  Perceraian adalah haram, namun

berdasarkan illah dapat menjadi halal.

 Perceraian: perbuatan yang halal namun dibenci oleh Allah.

 Harus ada upaya yang ditempuh ketika terjadi:

Nusuz Isteri atau Nusyuz Suami  Syiqaq antara Suami Isteri

(3)

NUSYUZ ISTERI

NUSYUZ ISTERI

 Nusyuz berasal dari kata nasyaza, yansyizu,

atau yansyuzu yang berarti tinggi.

 Bahasa: Nasyaza: meninggikan diri,

menentang, tidak patuh, benci, marah, meremehkan, sombong, tidak jujur.

 Isteri yang meremehkan suaminya disebut nasyizan, karena ia meninggikan dirinya terhadap suaminya dan tidak taat.

Nusyuz isteri : perbuatan isteri yang tidak

melakukan kewajibannya atau tidak taat pada suami.

 Suami harus bertindak bijaksana dan arif

ketika menghadapi nusyuz isteri.

 Allah memberi petunjuk untuk menyelesaikan

(4)

Penyelesaian Nusyuz Isteri

Penyelesaian Nusyuz Isteri

1.Suami memberikan nasihat agar isteri

melaksanakan kewajibannya dan taat pada suami sebagaimana dikehendaki Allah dan menjauhi perbuatan-perbuatan durhaka.

2.Jika tidak berhasil maka suami memisahkan isteri dari tempat tidur suami, namun masih dalam satu rumah atau tidak mengajaknya bicara selama 3 hari.

3.Jika isteri masih nusyuz juga maka suami boleh memukul sayang isterinya, tidak boleh meninggalkan bekas, hanya bersifat mendidik, atau melontarkan kata-kata pedas untuk menyadarkan kesalahannya.

(5)

NUSYUZ SUAMI

NUSYUZ SUAMI

 Nusyuz suami adalah suami yang tidak

melaksanakan kewajibannya sebagai suami, menganiaya atau berpaling dari isterinya.

 Q.S. an-Nisaa (4) : 128: “Jika seorang wanita

khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik….”

 Untuk penyelesaiannya dapat dilakukan

perdamaian atau shul-hu dengan membatalkan sebagian dari hak isteri atas persetujuannya.

 Di Indonesia dengan membuat perjanjian

taklik talak yang dimuat dalam akta nikah, sehingga seperti wajib dan lazim dilakukan.

 Bentuk dan tata caranya dapat dilakukan

(6)

Syiqaq antara Suami Isteri

Syiqaq antara Suami Isteri

 Syiqaq berarti perselisihan

 Menurut fikih: perselisihan suami isteri

yang diselesaikan oleh dua orang hakam, satu dari pihak suami dan satu orang dari pihak isteri.

 Menurut Sayuti Thalib:keretakan yang

telah sangat hebat antara suami isteri.

 Tidak dapat langsung bercerai, tapi harus

diusahakan perdamaian walaupun dengan melibatkan pihak ketiga dari pihak

(7)

KEWENANGAN HAKAM

KEWENANGAN HAKAM

 Menurut Mazhab Hanafi, Hambali dan Syafi’i:

Hakam bertindak sebagai wakil dari suami isteri. Hakam tidak boleh menjatuhkan talak sebelum ada persetujuan dari suami dan isteri.

 Menurut Mazhab Maliki, sebagian Hambali dan qaul jadid Syafii: hakam adalah hakim yang

berwenang memberi putusan menceraikan atau mendamaikan suami isteri.

 Hakim di Indonesia mengikuti pendapat kedua.

 UU No.7/1989 Pasal 76 (2)

 Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang persengketaan suami isteri dapat

mengangkat seorang atau lebih dari keluarga masing2 untuk menjadi hakam. Hakam

(8)

CARA PENYELESAIAN SYIQAQ

CARA PENYELESAIAN SYIQAQ

 Q.S. an-Nisaa(4): 35

◦ Masing–masing pihak (suami isteri) mengajukan seorang hakam (hakamain).

◦ Hakamain berusaha mencari ishlah dengan

memperhatikan kepentingan pihak yang menunjuknya ◦ Hakamaian sebagai penghubung antara para pihak

mencari kesepakatan pendapat antara keduanya

◦ Putusan hakamain dapat berupa upaya mendamaikan kedua pihak atau menganjurkan perceraian dengan talak satu/talak raj’i yang dapat rujuk dengan dikuatkan oleh Pengadilan Agama.

(9)

PELAKSANAAN SYIQAQ

PELAKSANAAN SYIQAQ

 Menunjuk dua hakam untuk

menyelesaikan syiqaq adalah wajib

hukumnya bagi suami isteri, keluarga keduabelah pihak dan hakim.

 Saat ini proses tersebut belum berjalan

baik.

 Di Indonesia ada Balai Penasehat

Perkawinan dan Kesejahteraan Keluarga dalam lingkungan Departemen Agama yang bertugas menasehati dan

(10)

FAHISYAH

FAHISYAH

 Menurut Prof. Hazairin: Fahisyah adalah perbuatan

yang memberi malu keluarga.

 Dasar hukumnya Q.S.4: 15.

 Jika suami menuduh isterinya fahisyah:

◦ Suami wajib membuktikan dengan 4 orang saksi, bahwa benar isterinya telah melakukan fahisyah.

◦ Jika kesaksian 4 saksi tersebut telah terbukti sah, maka suami dapat menghukum isteri dengan menahan isteri di rumah suami,sampai Allah memberi jalan penyelesaian.

(11)

FAHISYAH

FAHISYAH

 Fahisyah dapat diartikan sebagai

perzinahan  dihubungkan dengan

sumpah li’an (Q.S. 24.4), yang prosedurnya (Q.S.24:6-9):

1. Suami harus mengajukan 4 saksi yang melihat isterinya telah berzina, bila tidak maka dapat didera 80x

2. Jika tidak sanggup mengajukan 4 saksi maka suami harus mengucapkan sumpah dengan nama Allah 4x, sumpah ke 5 harus

mengucapkan: “laknat Allah akan menimpa dirinya jika tuduhannya itu tidak benar”.

(12)

PRINSIP MEMPERSUKAR PERCERAIAN PRINSIP MEMPERSUKAR PERCERAIAN

UUP dan KHI menganut prinsip mempersukar

terjadinya perceraian  Pasal 14-16, 19 UUP jo

Pasal 115-116 KHI.

Prinsip ini dianut karena perkawinan sejak awal

dilaksanakan bertujuan untuk membangun keluarga yang bahagia dan kekal.

Prinsip ini terlihat dengan adanya keharusan:

1. Perceraian harus dilakukan di depan sidang pengadilan;

2. Hakim harus berusaha mendamaikan kedua belah pihak.

3. Harus ada cukup alasan;

(13)

PUTUSNYA HUBUNGAN

PUTUSNYA HUBUNGAN

PERKAWINAN

(14)

 Dalam Islam perbuatan halal yang paling dibenci oleh

Allah adalah perceraian.

 Namun jika telah diusahakan perdamaian namun

tidak berhasil atau jika perkawinan itu diteruskan

akan membawa banyak keburukan maka dibolehkan bercerai.

 Ahli fikih menyebut perceraian dengan talak atau

furqah , yang artinya membuka ikatan atau

membatalkan perjanjian. Jadi maksudnya perceraian.

 Dari firman Allah dalam al-Quran maupun hadits

nabi dapat diketahui bahwa Islam pada dasarnya tidak menyukai perceraian.

 Perceraian dapat di;lakukan jika ada cukup alasan

(15)

BENTUK-BENTUK PUTUSNYA BENTUK-BENTUK PUTUSNYA

PERKAWINAN PERKAWINAN

 TALAK:

 KHI: talak adalah ikrar suami di depan sidang pengadilan Agama yang menjadi sebab

putusnya perkawinan dengan cara mengucapkan ikrar talak.

 Wewenang menjatuhkan talak ada pada suami.

 Asal hukumnya adalah haram, namun karena suatu sebab yaitu alasan yang cukup kuat

(16)

• Macam-macam talak:

1.Talak Raj’I, yaitu:

1. Talak yang suami boleh rujuk kembali

dengan mantan isterinya jika masih dalam masa iddah/waktu tunggu. Merupakan talak satu atau dua tanpa uang iwadh (pengganti) dari pihak isteri. Jika telah habis masa iddah maka suami-isteri itu harus melakukan

(17)

• 2. Talak Ba’in, yaitu:

Talak suami tidak boleh rujuk kembali kepada

mantan isterinya , kecuali dengan persyaratan tertentu.

Talak Ba’in ada 2 macam, yaitu:

1.Talak Ba’in Shugro (ba’in kecil), yaitu talak satu atau talak dua yang disertai uang

iwadh dari pihak isteri.

2.Talak Ba’in Kubro (Ba’in besar), yaitu talak tiga. Suami tidak boleh rujuk dan tidak

(18)

• Nikah kembali dengan isterinya kecuali

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Q.S. 2: 230, yang intinya:

a. Isteri tersebut telah menikah dengan laki-laki lain;

b. Telah bercampur dengan suami yang baru (disebut muhallil);

(19)

 Macam talak yang lain:

 Talak Sunni, yaitu talak yang dijatuhkan

sesuai dengan ketentuan dalam al-Quran dan sunnah Rasul, yaitu menjatuhkan talak pada saat isteri dalam keadaan suci dan

belum dicampuri.

 Hukumnya halal.

 Talak Bid’I, talak yang dijatuhkan dengan

(20)

• WAKTU MENJATUHKAN TALAK

1.Isteri tidak sedang haid;

2.Tidak boleh menjatuhkan talak pada saat isteri telah suci dari haid dan sudah

dicampuri sesudah suci.

3.Talak dijatuhkan pada saat isteri telah suci dari haidnya dan belum dicampuri;

4.Ada dua pendapat tentang menjatuhkan talak pada saat isteri hamil. Ada yang

membolehkan, ada yang tidak.

(21)

 TALAK TAKLIK (TALAQ-TA’LIQ)

Ta’liq berarti menggantungkan, sedang

taklik talak adalah syarat-syarat yang diperjanjikan , jika dilanggar oleh suami maka terbuka kesempatan mengambil inisiatif untuk talak dari isteri, kalau dia menghendaki seperti itu.

 Apabila suami melanggar taklik talak dan

isteri menyampaikan hal itu ke PA, maka dengan sendirinya jatuh talak satu ke

isterinya. Isteri membayar iwadh,

(22)

SYIQAQ

SYIQAQ

 Q.s.4: 35, menggunakan hakam untuk

mendamaikan suami-isteri yang sedang berselisih hebat.

 Jika tidak berhasil maka hakam boleh

(23)

FASAKH

FASAKH

 Adalah putusnya hubungan perkawinan

atas permintaan salah satu pihak oleh hakim agama, karena salah satu pihak menemui cela atau merasa tertipu atas hal-hal yang belum diketahui sebelum berlangsungnya perkawinan.

 Dasar hukumnya: Hadits Rasul.

 Pada umumnya yang menuntut fasakh

(24)

 Alasan-alasan fasakh menurut Mahmud

Yunus:

 Suami gila, sakit kusta, tidak dapat

melaksanakan kewajiban batin kepada isteri, miskin tidak sanggup memberi makan, sandang dan rumah kediaman, suami hilang tak tahu hidup atau mati sesudah menunggu 4 tahun.

 Cerai fasakh tidak dapat rujuk, jika ingin

(25)

KHULUK

KHULUK

(TALAK TEBUS)

(TALAK TEBUS)

 Adalah perceraian berdasarkan

persetujuan suami-isteri yang bentuknya jatuh talak satu dari suami kepada isteri dengan adanya penebusan/iwadh dengan harta atau uang oleh isteri yang

menginginkan cerai dengan khuluk .

 Dasar hukumnya Q.S.2:229. Isteri dapat

(26)

 SYARAT AGAR KHULUK SAH:

1.Harus dilaksanakan atas persetujuan suami isteri.

2.Besar kecilnya uang tebusan (iwadh) harus ditentukan berdasarkan

persetujuan bersama suami-isteri.

(27)

MUBARA’AH

MUBARA’AH

 Hampir sama dengan khuluk.

Khuluk , asal mula timbulnya perceraian

(28)

ILA’

ILA’

 Adalah menolak dengan sumpah.

 Bila dikaitkan dengan pernikahan, artinya

(29)

 Setelah Islam Datang:

◦ Turun firman Allah dalam Q.S.2: 226 dan 227.

 Wahyu ini memerintahkan kepada suami

yang mengila’ isterinya jika lebih dari 4 bulan dan tidak mencabut sumpahnya maka isterinya harus diceraikan.

 Jika suami kembali kepada isterinya maka

Allah akan mengampuninya.

 Jika setelah 4 bulan suaminya

(30)

 Menurut Hanafi:

◦ Jika telah lewat 4 bulan dan suami diam saja maka dianggap telah jatuh talak ba’in Sughro.

 Menurut Syafi’I dan Maliki :

◦ Talak karena ‘ila adalah talak Raj’i.

 Talak ini harus diikrarkan secara tegas

oleh suami.

 Jika suami diam, maka hakim PA yang

(31)

 Jika suami ingin kembali meneruskan

hubungan pernikahan maka ia harus

menebus dengan kafarat (denda). Kafarat

ini sama dengan kafarat umum

sebagaimana diatur dalam Q.S. 5: 89.

 Denda ini diatur secara berurutan, yaitu: 1.Memberi makan 10 orang miskin menurut

kebiasaan dalam keluarga, atau

(32)

 3. Memerdekakan seorang budak , atau

kalau tidak sanggup juga, maka

 4. Berpuasa 3 hari.

 Kafarat ini harus dibayar walaupun

(33)

ZIHAR

ZIHAR

 Hampir sama dengan ‘Ila.

 Zihar pada jaman jahiliah seorang suami

bersumpah yang isinya isterinya sama dengan punggung ibunya.

 Maknanya suami tidak ingin campur lagi

dengan isterinya.

 Jika ia ingin kembali pada isterinya maka ian

harus membayar kafarat /denda

(34)

 Bentuk kafarat zihar adalah melakukan

salah satu perbuatan menurut urutan berikut:

1.Memerdekakan seorang budak, atau 2.Puasa dua bulan berturut-turut, atau 3.Memberi makan 60 orang miskin.

• Jika suami tidak menyatakan kembali

kepada isterinya, maka isteri tsb menyampaikan kepada hakim PA.

• Hakim PA memeriksa kebenarannya. Jika

(35)

 Jika suami tidak mau mentaati keputusan

(36)

LI’AN

LI’AN

 Arti kata li’an adalah laknat atau kutukan, karena orang yang mengucapkan li’an pada sumpahnya yang kelima bersedia menerima kutukan dari Allah SWT, seandainya

sumpahnya dusta.

 Adalah putusnya hubungan perkawinan karena si suami menuduh isterinya berzinah dan si

isteri menolak tuduhan itu. Mereka

menguatkan pendirian mereka dengan sumpah.

(37)

 Proses pelaksanaan li’an:

◦ Diatur dalam Q.S. 24: 6-9.

◦ Suami yang menuduh isterinya berzina maka ia harus menghadirkan 4 orang saksi yang

melihat langsung.

◦ Jika ia tidak dapat menghadirkan 4 oarang saksi maka ia harus bersumpah sebanyak 5 kali.

◦ Empat kali sumpah itu menyatakan bahwa tuduhannya benar dan sumpah kelima

(38)

 Si isteri akan terbebas dari tuduhan

suaminya kalaun ia juga bersumpah sebanyak 5 kali.

 Empat kali dari sumpah itu menyatakan

bahwa tuduhan suaminya tidak benar dan ia tidak bersalah. Pada sumpah kelima

isteri menyatakan laknat Tuhan akan jatuh padanya kalau tuduhan suaminya benar.

Akibat sumpah Li’an

 Perkawinan putus untuk selamanya, tidak

(39)

FAHISYAH

FAHISYAH

 Adalah semua perbuatan buruk dari pihak

suami atau isteri yang mencemarkan nama keluarga.

 Misalnya zina, pemabuk, penjudi,

(40)

MURTAD

MURTAD

 Murtad berarti keluar dari agama Islam.  Jika ini terjadi maka putuslah hubungan

perkawinan mereka.

 Dasar hukumnya: Q.S.2:221 yaitu

(41)

MAFQUD

MAFQUD

 Artinya seorang suami yang meninggalkan

tempat kediaman bersama tanpa alasan yang sah dan tidak diketahui keberadaannya apakah masih hidup atau wafat.

 Jangka waktu isteri menunggu suaminya

adalah 4 tahun.

 Jika sudah 4 tahun dan belum ada kabar dari

(42)

PUTUSNYA PERKAWINAN

PUTUSNYA PERKAWINAN

MENURUT UUP

MENURUT UUP

 Pasal 38-40 UUP

 Macam-macam putusnya perkawinan:

1. Kematian salah satu pihak: suami atau isteri

2. Perceraian

3. Atas Keputusan Pengadilan

 Tata cara perceraian di depan sidang

(43)

PUTUSNYA PERKAWINAN

PUTUSNYA PERKAWINAN

MENURUT KHI

MENURUT KHI

 Pasal 113 KHI = pasal 38 UUP

 Perceraian harus dilakukan di depan sidang PA baik berupa talak yang diajukan suami maupun gugatan perceraian yang dilakukan oleh isteri (Pasal 114-115 KHI).

(44)

 Tata perceraian: Pasal 129-148 KHI

 Perceraian di depan sidang pengadilan terjadi sejak:

1. jatuhnya Putusan Pengadilan Agama yang

mempunyai kekuatan hukum tetap (Pasal 142 ayat 2 KHI )

(45)

TUGAS KELAS REGULER dan Paralel

Pelajari tentang Masa ‘iddah.

o TUGAS KELAS REGULER

Sebut dan jelaskan penggolongan Ahli Waris dan kelompok (keutamaan Ahli Waris)!

 TUGAS KELAS PARALEL

(46)
(47)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan parameter intensitas serangan hama kutu daun persik ( Myzus persicae Sulz) kemudian dianalisis, yang menujukkan bahwa galur cabai keriting MG1012 dan

Pochettino y, a través de ella, al personal del Laboratorio de Etnobotánica y Botánica Aplicada (LEBA), Fa- cultad de Ciencias Naturales y Museo, Universi- dad Nacional de La

Adapun langkah-langkah dalam analisis SWOT adalah: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapai oleh sekolah; (2)

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “ BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK KORBAN PELECEHAN SEKSUAL YANG DIMUAT MELALUI MEDIA ELEKTRONIK ” adalah murni gagasan saya

Meneruskan atau menyampaikan laporan masyarakat yang diterima oleh Kejaksaan atau Kepolisian mengenai penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan proyek strategi nasional kepada

Maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) berbasis Android layak dan efektif dalam proses belajar mengajar pada mata

Dalam sejarah perkembangan modern ilmu falak di Indonesia pada awal abad ke-20, ditandai dengan penulisan kitab-kitab ilmu falak oleh para ulama ahli falak

Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.2 dapat dilihat nilai kekerasan permukaan benda kerja menggunakan media arang sekam padi dengan waktu penahanan carburizing selama 1 jam