• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Dasar Hukum

1. UU no. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

2. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

3. PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas PP No.

23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum

4. Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

119/PMK.05/2007 tentang persyaratan administratif

dalam rangka pengusulan dan penetapan satuan kerja

instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan

keuangan Badan Layanan Umum Menteri Keuangan.

(3)

Pasal 68

UU no. 1 Tahun 2004

(1) Badan

Layanan

Umum

dibentuk

untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa

(2) Kekayaan Badan Layanan Umum merupakan

kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan

serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya

untuk

menyelenggarakan

kegiatan

Badan

Layanan Umum yang bersangkutan

(4)

Pasal 69

UU no. 1 Tahun 2004

(4) Pendapatan yang diperoleh Badan Layanan

Umum sehubungan dengan jasa layanan yang

diberikan

merupakan

Pendapatan

Negara/Daerah

(5) Badan Layanan Umum dapat memperoleh hibah

atau sumbangan dari masyarakat atau badan

lain

(6) Pendapatan sbagaimana dimaksud pada ayat (4)

dan ayat (5) dapat digunakan langsung untuk

membiayai belanja Badan Layanan Umum yang

bersangkutan.

(5)

Pasal 1

PP No. 23 Tahun 2005

1.

Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU, adalah

instansi

di

lingkungan

Pemerintah

yang

dibentuk

untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang dijual tanpa Mengutamakan mencari

keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada

prinsip efisiensi dan produktivitas.

2.

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, yang

selanjutnya disebut PPK-BLU, adalah pola pengelolaan keuangan

yang

memberikan

fleksibilitas

berupa

keleluasaan

untuk

menerapkan

praktek-praktek

bisnis

yang

sehat

untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.

Sebagai pengecualian dan ketentuan pengelolaan keuangan

negara pada umumnya.

(6)

Pasal 2

PP No. 23 Tahun 2005

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan

umum

dan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

dengan

memberikan

fleksibilitas

dalam

pengelolaan

keuangan

berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas,

dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

(7)

Pasal 3

PP No. 23 Tahun 2005

(1) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk bertujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk bersangkutan.

(2) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansis induk.

(4) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota.

(5) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan

(7) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.

(8)

Pasal 4

PP No. 23 Tahun 2005

(1) Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan

mengelola keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi

persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

(2) Persyaratan Substantif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)

terpenuhi

apabila

instansi

pemerintah

yang

bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang

berhubungan dengan :

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum.

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan

meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan

umum; dan/atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan

ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat.

(9)

Pasal 4

PP No. 23 Tahun 2005

(3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terpenuhi apabila :

a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan

fungsinya

layak

dikelola

dan

ditingkatkan

pencapaiannya

melalui

BLU

sebagaimana

direkomendasikan

oleh

menteri/pimpinan

lembaga/kepala

SKPD

sesuai

dengan

kewenangannya; dan

b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang

bersangkutan

adalah

sehat

sebagaimana

ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan

BLU.

(10)

Pasal 4

PP No. 23 Tahun 2005

(4) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terpenuhi apabila instansi pemerintah yang

bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen sebagai

berikut :

a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyaraka;

b. Pola tata kelola;

c. Rencana strategis bisnis;

d. Laporan keuangan pokok;

e. Standar pelayanan minimum;

f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk

diaudit secara independen.

(11)

Pasal 9

PP No. 23 Tahun 2005

(1) BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai

imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan.

(2) Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam

bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya

per unit layanan atau hasil per investasi dana.

(5) Tarif layanan dimaksud harus mempertimbangkan :

a. Kontinuitas dan pengembangan layanan;

b. Daya beli masyarakat;

c. Asas keadilan dan ketatutan; dan

d. Kompetisi yang sehat.

(12)

Pasal 14

PP No. 23 Tahun 2005

(1) Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD diberlakukan sebagai pendapatan BLU.

(2) Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan operasional BLU.

(3) Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan yang harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan.

(4) Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya merupakan pendapatan bagi BLU.

(5) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA sebagaimana dimaksud dalam pasal 11.

(6) Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dilaporkan sebagai pendapatan negara bukan pajak kementerian/lembaga atau pendapatan bukan pajak pemerintah daerah.

(13)

Pasal 20

PP No. 23 Tahun 2005

(1) Pengadaan barang/jasa oleh BLU dilakukan

berdasarkan prinsip efisiensi dan ekonomis,

sesuai dengan praktek bisnis yang sehat.

(2) Kewenangan

pengadaan

barang/jasa

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang

diatur

dalam

Peraturan

Menteri

Keuangan/gubernur/bupati/walikota.

(14)

Pasal 32

PP No. 23 Tahun 2005

(1) Pejabat BLU terdiri atas :

a. Pemimpin;

(15)

Pasal 9

PP No. 74 Tahun 2012

(1) BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan.

(2) Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.

(3) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mempertimbangkan aspek-aspek :

a. Kontinuitas dan pengembangan layanan; b. Daya beli masyarakat;

c. Asas keadilan dan kepatutan; dan d. Kompetisi yang sehat

(9) Menteri Keuangan sesuai dengan kewenangannya, dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tarif layanan kepada menteri/pimpinan lembaga dan/atau pemimpin BLU.

(16)

Pasal 33

PP No. 74 Tahun 2012

(1) Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU dapat terdiri

atas pegawai negeri sipil dan/atau tenaga profesional

non-pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan BLU.

(2) Pejabat pengelola BLU dan Pegawai BLU yang berasal

dari tenaga profesional non-pegawai negeri sipil dapat

dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.

(3) Pejabat perbendaharaan pada BLU pada kementerian

negara/lembaga

yang

meliputi

Kuasa

Pengguna

Anggaran, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara

Pengeluaran harus dijabat oleh pegawai negeri sipil.

(17)

Pasal 3

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila Satker

yang bersangkutan dapat mengajukan seluruh dokumen

sebagai berikut :

a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja

pelayanan, keuangan dan manfaat bagi masyarakat;

b. Pola tata kelola;

c. Rencana strategis bisnis;

d. Laporan keuangan pokok;

e. Standar pelayanan minimal; dan]

f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk

diaudit secara independen.

(18)

Pasal 4

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

Persyaratan kesanggupan dibuat oleh Pimpinan

Satker.

Pasal 5

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

Pola tata kelola merupakan peraturan internal satker

yang menetapkan :

a. Organisasi dan tata laksana;

b. Akuntabilitas;

(19)

Pasal 6

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

Rencana Strategis bisnis mencakup:

a. Visi;

b. Misi;

c. Program strategiss;

(20)

Pasal 7

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

(1) Laporan Keuangan Pokok terdiri dari :

a. Laporan Realisasi Anggaran;

b. Neraca;

c. Catatan atas Laporan Keuangan.

(2)

Laporan

Keuangan

Pokok

berupa

Laporan

Keuangan Tahun Terakhir.

(3) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) disusun berdasarkan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP)

(21)

Pasal 8

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

(1) Standar Pelayanan Minimal merupakan ukuran

pelayanan yang harus dipenuhi oleh satker yang

menerapkan PK BLU yang ditetapkan oleh

Menteri/Pimpinan

Lembaga

dalam

rangka

penyelenggaraan kegiatan pelayanan kepada

masyarakat yang harus mempertimbangkan

kualitas layanan, pemerataan, dan kesetaraan

layanan serta kemudahan memperoleh layanan.

(22)

Pasal 9

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

(1) Laporan Audit terakhir merupakan Laporan

Auditor tahun terakhir sebelum satker yang

bersangkutan diusulkan untuk menerapkan PK

BLU.

(2) Membuat pernyataan bersedia untuk diaudit

secara independen.

(23)

Pasal 11

Permenkeu Nomor 119/PMK.05/2007

(1) Menetri/Pimpinan

Lembaga

mengusulkan

Satker yang dinilai telah memenuhi persyaratan

substantif, persyaratan teknis, dan persyaratan

administratif untuk menerapkan PK BLU kepada

Menteri Keuangan.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari aspek hukum, hutan adat saat ini sudah diperkuat payung hukumnya sejak dikeluarkannya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) no 35/PUU-X/2012 pada tahun

Persatuan haruslah dengan kodrat alam, yakni persatuan dan kesatuan yang terjadi karena adanya kesamaaan keperluan yang penting, bukan karena paksaan mempersatukan hal-hal yang

Kegiatan promosi merupakan segala usaha yang dilakukan oleh penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli serta mengingatkan

Effective communication is to articulate thoughts and ideas in various forms and purposes, contexts and for various purposes using both verbal and nonverbal communication skills.

Beberpa hal yang menjadi penyebab surplus material di lapangan ditemukan beberapa penyebab sebagai berikut Tidak terjadinya integrasi antara MTO menggunakan sistem manual via excel

Hasil penelitian menunjukkan lokasi, merchandise, pricing, promosi, atmosfer dalam gerai, dan retail service berpengaruh positif signifikan terhadap impulse buying, hal ini berarti

Analisis data dengan statistik ANOVA 2x2 mengungkapkan pengaruh signifikan perilaku pengawasan terhadap kepuasan kerja, pengaruh yang signifikan dari behaivour

Hal ini bertentangan dengan kenyataan bahwa Indonesia terutama didaerah Puger kabupaten Jember Jawa Timur adalah penghasil bahan baku gipsum alam yang potensial