• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENENTUAN KADAR VITAMIN C DENGAN METODE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR VITAMIN C DENGAN

METODE IODIMETRI

KIMIA ANALITIK 2

SELASA, 15 APRIL 2014

DISUSUN OLEH:

AMELIA DESIRIA (1112016200066)

KELOMPOK 2:

Diah Ayu Pertiwi Rahmah Nur Sabrina

Rista Firdausa Sarip Hidayat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ABSTRAK

Vitamin C atau asam askorbat merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan tubuh. Vitamin C digunakan sebagai antioksidan untuk pembentukan kolagen, penyerapan zat besi,serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang dan gigi. Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks iodimetri, dengan menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu denganmenambahkan sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang diketahui molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat. Dari hasil percobaan didapatkan kadar vitamin C yang terkandung dalam vitacimin sebanyak 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.

I. PENDAHULUAN

Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi (Anggi Pratama, 2011).

Dalam proses analitis, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi(iodimetri ), dan ion idodida dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi(iodometri). Dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-perentuan iodimetrik adalah sedikit. (Day, R.A., Underwood, A.L., & JR, 2002).

Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak,merkurium(I), merkurium(II), tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari denganlarutan kalium iodida, KI 0,1 M. Reaksi iodida padat dengan asam sulfat pekat, iod akan dibebaskan; pada pemanasan, uap lembayung dilepaskan, yangmegubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hidrogen iodida terbentuk– inidapat dilihat dengan meniup melintasi mulut bejana, pada mana dihasilkan asap putih- tetapi kebanyakan darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi belerangdioksida, hidrogen sulfida, dan belerang, yang perbandinganan relatif mereka bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia (Vogel, 1985)

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial

(3)

+0,116 volt) dibandingkan iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.

Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru kehitaman pada saat tercapainya titik akhir titrasi. (universitas sumatra utara)

Kadar vitamin C dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

VI2 : volume titrasi I2 (mL) Vt : volume total filtrate (mL)

Vf : volume filtrat yang digunakan (mL)

A : kesetaraan I2 dengan vitamin C murni (mgram) W : massa cuplikan (mgram)

(Farikhah, 2008)

II. MATERIAL & METODE

Material

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya adalah vitacimin, larutan iodium, larutan H2SO4 1%, dan indicator amilum Alat-alat yang digunakan dalam percoabaan ini diantaranya buret, labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, statif & klem, kaca arloji, mortal & alu, spatula, dan neraca analitik.

Metode

(4)

III. HASIL & PEMBAHASAN

Gambar hasil pengamatan

Hasil pengamatan

Vitacimin + aquades Larutan berwarna kuning

Vitacimin + aquades + H2SO4 1% Larutan berwarna kuning (tidak ada perubahan)

Vitacimin + aquades + H2SO4 1% + indikator amilum

Larutan berwarna kuning (tidak ada perubahan)

Titrasi

Vitacimin + aquades + H2SO4 1% + indikator amilum + larutan iodin (titran)

Larutan berwarna coklat kehitaman

Volume awal titrasi 28,8 mL Volume akhir titrasi 30,2 mL

(5)

 Perhitungan

Diketahui:

Molaritas Iodin = 0,1 M

VI2 (volume titrasi I ) = 1,4 mL Vt (volume total filtrat) = 125 mL

Vf (volume filtrat yang digunakan) = 25 mL

A (kesetaraan I2 dengan vitamin C murni) = 500/1,4 = 357,14

Penentuan kadar vitamin C dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunakan larutan I2 0,1 M sebagai titran. Sampel yang digunakan saat praktikum yaitu vitamin yang dijual di pasaran dengan merk dagang vitacimin. Vitamin C atau asam bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut organic yang pada umumnya dapat melarutkan lemak. Penambahan larutan H2SO4 dan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan proses akhir titrasi dengan membentuk iod-amilum.

Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer berubah warna menjadi biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir. Akan tetapi, pada praktikum yang telah dilakukan, tidak terbentuk warna biru yang menandakan titik akhir titrasi. Warna yang tampak adalah warna coklat kehitaman setelah dititrasi beberpa tetes I2. Hal ini disebabkan pada kesalahan dalam pembuatan indikator kanji.

(6)

IV. KESIMPULAN

Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan tubuh. Dalam menentukan kadar vitamin c menggunakan metode iodimetri. Pada percobaan ini kadar vitamin C yang terkandung dalam vitacimin sebanyak 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anggi Pratama . Aplikasi LabView sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri.

http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF .2011. Diakses pada tanggal 18 April 2014 pukul 21.20 WIB.

Day, R.A., Underwood, A.L., & JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Farikhah Asiati Zahroh . Pengaruh Penggunaan Daun Alibisia dan Lama Pemeraman Pisang Kepok Terhadap Kandungan Vitamin C .

http://digilib.uinsuka.ac.id/823/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PU STAKA.pdf . 2008 . Diakses pada tanggal 21 April 2014 pukul 21.00 WIB.

Uiversitas sumatra utara

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29868/4/Chapter%20II.pdf Diakses pada tanggal 21 April 2014 pukul 21.00 WIB.

Gambar

Gambar hasil pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi

Metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku idoium 0,1 N) dapat digunakan pada asam askorbat murni atau larutannya, karena dalam jerami nangka kadar vitamin

Sedangkan penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi volumetri dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,25 N dengan penambahan indikator

redoks an& di&unakan adalah titrasi lan&sun& an& men&&unakan iodium' #odium akan men&oksidasi senaasenaa an&

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar aspirin dalam sampel dengan metode titrasi alkalimetri karena larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya adalah

Dalam praktikum penetapan kadar tablet vitamin B1 yang telah dilakukan, menggunakan titrasi argentometri metode Mohr untuk pembakuan AgNO3 menggunakan larutan baku NaCl.. Metode

Tujuan dari praktikum penetapan kadar vitamin C dengan metode titrimetri ini adalah melakukan analisis vitamin C (m.titrimetri) pada berbagai bahan pangan,

Dalam proses titrasi standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N dan titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat digunakan indikator metil orange karena jangkauannya pada pH 3,1 -