PENENTUAN KADAR NaHCO
3
DENGAN METODE ASIDIMETRI
OLEH :
LUH PUTU DEVI
P07134012048
KELOMPOK II
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013
MATERI 2 TITRASI ASIDIMETRI
PENENTUAN KADAR NaHCO3 DENGAN METODE ASIDIMETRI
Hari/tanggal praktikum : Rabu, 10 April 2013
Tempat : Lab. Kimia Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar I. LATAR BELAKANG
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya
kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan Kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini juga dapat digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR). Selain itu, natrium bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat. Namun, natrium bikarbonat juga dapat menyebabkan ekspansi volume intravaskular yang dapat mengakibatkan hypoaldosteronemia dan hyporeninemia. Baking soda dapat menekan jalur pernapasan karena konsentrasi karbon dioksida vena akan meningkat. Selain itu dapat juga menurunkan kontraktilitas jantung. Penggunaan natrium bikarbonat berlebih dapat menyebabkan pecah lambung dan pelepasan gas berlebih. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan lebih mendasar terhadap pemantauan kadar natrium bikarbonat.
II. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat larutan baku HCl 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi. 2. Mahasiswa dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N.
3. Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar Natrium Bikarbonat dengan menggunakan metode asidimetri.
III. PRINSIP
Asidimetri merupakan titrasi menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk menentukan basa. Dalam praktikum kali ini digunakan larutan baku sekunder HCl untuk melakukan pengujian terhadap natrium bikarbonat pada soda kue. Natrium bikarbonat mengendap sesuai persamaan berikut:
Rumus molekul dari natrium bikarbonat seperti berikut
Pengujian kali ini menggunakan indikator Metil Orange (MO) atau metal jingga. Metil Orange bekerja pada trayek pH 3,1-4,4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari jingga menjadi merah muda tetap.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN Alat
1. Gelas beaker 6. Erlenmeyer 2. Pipet volume 7. Buret, klem, statif 3. Pipet tetes 8. Spatula
4. Karet hisap 9. Batang pengaduk 5. Labu takar 10. Neraca analitik Bahan
1. Larutan Baku HCl 0,1 N 5. Indikator MO 0,1% 2. Larutan Baku NaOH 0,1 N 6. Air suling/aquades 3. Larutan Asam Oksalat 0,1 N 7. Sampel soda kue 4. Indikator Phenolftalein (pp) 0,1%
1. Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N a. Prosedur Pembuatan HCl 0,1 N
b. Prosedur Pembuatan NaOH 0,1 N
Dipipet 4,2 mL HCl p.a (12 N) dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL yang berisi air suling ¼ bagian
Diencerkan dengan air suling sampai volume menjadi 500 mL
2,1 g NaOH Kristal murni ditimbang dengan teliti Dilarutkan dengan air suling bebas CO2
Dimasukkan ke labu ukur 500 mL + air suling bebas CO2 sampai
c. Prosedur Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N
d. Prosedur Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N
e. Prosedur Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
Ditimbang dengan teliti 3,1512 g Asam Oksalat Dilarutkan dengan air suling
Dimasukkan ke labu ukur 500 mL + air suling sampai volumenya menjadi 500 mL dan dikocok hingga homogen
Dipipet 10 mL Asam Oksalat 0,1 N + 3 tetes indikator pp Larutan baku NaOH dimasukkan ke buret
Larutan Asam Oksalat 0,1 N dititrasi dengan larutan NaOH Diamati sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda tetap
Dipipet 10 mL NaOH 0,1 N ke erlenmeyer Ditambahkan 3 tetes methyl orange (MO)
Larutan HCl dimasukkan ke buret
Dititrasi larutan NaOH 0,1 N dengan larutan HCl
2. Penetapan Kadar Bikarbonat pada Sampel
V. HASIL PENGAMATAN
1. Titrasi standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N Percobaan
ke-
Warna larutan Asam Oksalat NaOH yang dititrasi Sebelum ditambah indikator pp Setelah ditambah indikator pp Saat tercapai TAT 1. Tidak berwarna Tidak berwarna Merah muda
tetap
9,60 mL 2. Tidak berwarna Tidak berwarna Merah muda
tetap
9,60 mL Gambar
Ditimbang ± 250 mg sampel lalu dilarutkan dengan air suling kemudian dimasukkan ke labu ukur hingga 50 mL
Dipipet 10 mL larutan sampel dimasukkan ke erlenmeyer + 3 tetes indikator methyl orange (MO)
Sampel dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dan titrasi diulang hingga didapat 3 data pengamatan
Diamati perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap Kadar bikarbonat pada sampel dihitung
2. Titrasi standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N Percobaan
ke-
Warna larutan NaOH NaOH yang dititrasi Sebelum ditambah indikator MO Setelah ditambah indikator MO Saat tercapai TAT 1. Tidak berwarna jingga Merah muda
tetap
10,20 mL 2. Tidak berwarna jingga Merah muda
tetap
10,40 mL Gambar
3. Titrasi penetapan kadar Bikarbonat pada sampel Percobaan
ke-
Warna larutan sampel NaOH yang dititrasi Sebelum ditambah indikator MO Setelah ditambah indikator MO Saat tercapai TAT 1. Tidak berwarna jingga Merah muda
tetap
5,90 mL 2. Tidak berwarna jingga Merah muda
tetap
5,90 mL 3. Tidak berwarna jingga Merah muda
tetap
6,10 mL Gambar
VI. PERHITUNGAN
1. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N Volume titrasi I = 9,60 mL
Volume titrasi II = 9,60 mL Volume rata-rata = 9,60 mL Kadar NaOH : V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 = 9,60 x N2
N2 = 0,104 N
2. Standarisasi HCl dengan NaOH 0,104 N Volume titrasi I = 10,20 mL
Volume titrasi II = 10,40 mL Volume rata-rata = 10,30 mL Kadar HCl : V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,104 = 10,30 x N2
N2 = 0,1009 N
3. Penentuan kadar bikarbonat Volume titrasi I = 5,90 mL
Volume titrasi II = 5,90 mL Volume rata-rata = 5,967 mL Volume titrasi III = 6,10 mL
Kadar bikarbonat : Vrata-rata HCl x kadar HCl = V. sampel x N NaHCO3
5,967 x 0,1009 = 10 x N NaHCO3
N NaHCO3 = 0,06020 N
4. Jika diketahui Mr NaHCO3 = 84,01 g/mol, nilai valensi NaHCO3 = 1
NNaHCO3 = x 0,06020 N = x gram = = 0,05057 g % kadar = x 100% = x 100% = 101,14% VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar natrium bikarbonat (NaHCO3) yang
menggunakan metode titrasi asam basa yaitu asidimetri. Metode asidimetri adalah metode yang menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa. Sebelum melakukan penentuan kadar natrium bikarbonat, terlebih dahulu dilakukan standarisasi. Disini dilakukan dua kali
standarisasi yaitu standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat dan standarisasi HCl dengan NaOH. Pada titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat digunakan larutan baku HCl. Fungsi dari larutan standar HCl 0,1 N adalah untuk membuat larutan sampel berada dalam keadaan setimbang. Selain itu, pemilihan HCl 0,1 N sebagai larutan standar karena memenuhi beberapa persyaratan yaitu asam itu harus kuat, asam tersebut tidak mudah menguap, larutan asam harus stabil, garam dari asam tersebut harus mudah larut dan asam tersebut bukan pengoksidasi yang cukup kuat untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik yang digunakan sebagai indikator.
Karena larutan HCl merupakan larutan sekunder, maka harus distandarisasi dengan NaOH. Sedangkan NaOH juga merupakan larutan sekunder, maka harus distandarisasi dengan asam oksalat untuk mengetahui konsentrasinya. Jika sudah diketahui konsentrasinya, maka dilanjutkan dengan standarisasi HCl dengan NaOH untuk mengetahui konsentrasi HCl. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator phenolftalein (pp) karena phenolftalein (pp) adalah indikator yang paling tepat untuk menguji suatu perubahan ke basa dan rentang trayek indikator phenolftalein (pp) yaitu 8,3 - 10 lebih mendekati dengan titik ekuivalen. Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap.
Dalam proses titrasi standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N dan titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat digunakan indikator metil orange karena jangkauannya pada pH 3,1 - 4,4 yang akan memberikan warna kuning, mendekati titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap. Penambahan indikator ini bertujuan untuk menandai titik ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari yang awalnya berwarna orange menjadi merah muda tetap. Warna ini dikarenakan adanya pengaruh ion H+ dari HCl yang bereaksi dengan indikator metil orange sampai terjadi perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap dan dilakukan tiga kali titrasi. Pada saat titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat dengan larutan HCl terjadi reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2CO3
H2CO3 → H2O + CO2 (gas)
Dari hasil perhitungan, didapat kadar NaHCO3 pada sampel soda kue sebanyak 0,06020 N.
Menurut Ditjen 1979 Farmakope edisi III kadar rata-rata NaHCO3 tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 100,5% . Sedangkan persentase kadar NaHCO3 yang didapat sebanyak 101,14%.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut
a. Penentuan kadar natrium bikarbonat dilakukan dengan metode asidimetri dengan menggunakan larutan baku HCl 0,1 N yang menggunakan indikator methyl orange. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari jingga menjadi merah muda tetap. b. Didapat kadar NaOH sebesar 0,104 N.
c. Didapat kadar HCl sebesar 0,1009 N.
d. Didapat kadar natrium bikarbonat sebesar 0,06020 N.
e. Persentase kadar natrium bikarbonat pada sampel sebesar 101,14%. IX. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, 2012. Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat. Online available.
http://anwarpamungkas.wordpress.com/2011/09/12/penentuan-kadar-karbonat-dan-bikarbonat/ (diakses 21 April 2013)
Juliani, Pitria. 2012. Natrium Bikarbonat Si Ahli Pengembang.
http://pitriajuliani.wordpress.com/2012/12/09/natrium-bikarbonat-si-ahli-pengembang/ (diakses 21 April 2013)
Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press
Latif, Arul. 2012. Titrasi Asam Basa. Online available. http://arullatif.wordpress.com/2012/06/07/titrasi-asam-basa-2/ (diakses 21 April 2013) Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
X. LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui Denpasar, 22 April 2013 Pembimbing Praktikan
(A.A. Ngr. Putra Riana P, S.Farm., Apt) (Luh Putu Devi) NIM. P07134012048