• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Farida Rahmawati, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

PENETAPAN KADAR VITAMIN C

PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L)

DENGAN METODE IODIMETRI

Farida Rahmawati, Choiril Hana

INTISARI

Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Bawang putih (Allium sativum L) diterangkan mempunyai kandungan vitamin C.

Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitkan observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah bawang putih yang diambil dari pasar Klaten. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan random sampling. Analisis data dengan menggunakan rumus kesetaraan perhitungan kadar.

Hasil penelitian menunjukkan kandungan vitamin C pada bawang putih sebesar 0,034% b/b atau 0,0034 mg/10 g. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kadar vitamin C pada bawang putih dapat ditentukan dengan metode iodimetri dengan hasil 0,034% b/b atau 0,0034 mb/10 g. Hasil yang didapat dicurigai kurang signifikan karena metode yang digunakan adalah metode yang belum modern.

(2)

PENDAHULUAN

Banyak tanaman di Indonesia ini yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah bawang putih (Allium sativum, L). Tahun 2007 radio BBC melaporkan Alliium sativum, dapatmencegah dan memerangi flu (Agoes, 2012).

Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Selain sebagai bumbu masak, bawang putih dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penelitian yang dilakukan oleh pakar Amerika melaporkan bahwa bawang putih dapat mengatasi influenza, letih, lelah, dan sulit tidur, karena bawang putih efektif dalam mengganti kekurangan vitamin C (Haryanto, 2009). Bawang putih termasuk tanaman yang dipercaya mempunyai kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga dapat mengobati bacterial vaginosis (BV) dengan cara menurunkan pH vagina dan mengembalikan ke kondisi semula (Mikail, 2012).

Ekstrak bawang putih telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas yang kuat dalam fraksi asam amino ditemukan dan senyawa aktif utama diidentifikasi sebagai N-alpha (1-deoksi-D-fructos-1-il)-L-arginin (Fru-Arg). Aktivitas anti oksidan Fru-Arg adalah sebanding dengan asam askorbat. Analisis kuantitatif menggunakan system High Performance Liquid Cromatography ( HPLC) mengungkapkan yang berisi 2,1-2,4 mmol / L dari Fru-Arg (Ryu, 2001).

Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk kolagen dalam tulang, tulang rawan, otot, pembuluh darah dan membantu dalam penyerapan zat besi (Insani, 2008). Banyak penelitian tentang vitamin C yang menyebutkan bahwa buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan sumber vitamin C yang terbesar misalnya buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, mangga dan nanas. Dalam sayur-sayuran banyak terdapat dalam kentang, sawi, kol, asparagus dan cabe dan (Asrul, 2010).

Iodimetri adalah metode titrimetri yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada berbagai buah dan sayuran. Iodimetri pernah digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada blimbing wuluh pada penelitian Wulandari (2012).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menetapkan kadar vitamin C dari bawang putih dengan menggunakan metode iodimetri, karena peneliti ingin membuktikan apakah metode iodimetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C pada berbagai buah dan sayuran, salah satunya adalah untuk menentukan kadar vitamin C yang ada pada bawang putih, supaya masyarakat mengetahui jumlah kadar vitamin C yang ada pada bawang putih.

14 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara observasional, yaitu dilakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti. (Notoatmodjo, 2005). Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal, yaitu kadar vitamin C yang terdapat pada bawang putih (Allium sativum L.).

Perlakuan untuk menetapkan kadar vitamin C pada bawang putih dengan menggunakan metode Iodimetri, yaitu titrimetri yang menggunakan oksidator sebagai titrannya dan titratnya adalah senyawa yang bersifat reduktor.

Populasi dalam penelitian ini adalah bawang putih yang berwarna putih kekuningan, rasa dan bau khas bawang putih yang diambil dari pasar Klaten dan dipilih kualitas yang baik, yaitu bawang putih yang mempunyai kriteria: umbi dan siungnya besar, tidak cacat dan tidak busuk.

Sampel dalam penelitian adalah 30 g bawang putih yang diambil dari populasi, pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

Penelitian kandungan Vitamin C dilaksanakan di Laboratorium Analisis STIKES Muhammadiyah Klaten pada bulan Maret 2013. Sebelumnya dilakukan identifikasi tanaman bawang putih di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Skema Penetapan Kadar Vitamin C :

Timbang 10 g daging bawang putih lalu haluskan dengan menggunakan blender

Masukkan dalam labu takar 50 ml tambahkan aquadest sampai 50 ml

Saring dengan corong menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtratnya

Ambil 5 ml filtrat dengan pipet volume dan dimasukkan dalam erlemeyer 125 ml

CERATA Journal Of Pharmacy Science 15

(4)

Gambar 3.1. Skema cara kerja penetapan kadar vitamin C.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Identitifikasi tanaman bawang putih (Allium sativum L).

Bawang putih diperoleh dari pasar Klaten, kemudian dilakukan identifikasi tanaman bawang putih di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan dari hasil identifikasi menyatakan sampel yang diuji teridentifikasi sebagai Allium sativum L. 2. Pembakuan larutan Iodium 0,1 N

Pembakuan larutan iodium 0,1 N dilakukan titrasi sebanyak 3 kali.

Volume titran untuk penetapan kadar vitamin C disajikan pada tabel 4.I. Tabel 4.1. Volume Titran I2

Titrasi Volume As2O3 (ml) I 35,5 II 36,9 III 36,3 36,23 SD CV 0,70 1,93% Normalitas 0,083

Penetapan kadar vitamin C dalam bawang putih dilakukan titrasi sebanyak 3 kali. Dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Volume titran untuk penetapan kadar sampel

Titrasi Volume HCl (ml)

I 0,5

II 0,5

Masukkan 2 ml larutan amylum dan

tambahkan 20 ml aquadest

Sampel dititrasi dengan larutan iodium 0,1 N. 1 ml Iodium 0,1 N setara dengan 8,808 mg asam askorbat

16 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(5)

III 0,4 X 0,467 SD 0,05 CV 10,71% Kadar 0,034%b/b PEMBAHASAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase kadar vitamin C yang ada pada bawang putih. Bawang putih yang diteliti dibeli dari salah satu pedagang yang ada dipasar Klaten. Bawang putih kemudian diidentifikasi di Laboratorium Biologi Farmasi UMS. Identifikasi dilakukan untuk membuktikan bahwa yang diteliti adalah benar-benar bawang putih

(Allium sativum L.). Hasil identifikasi sampel tersebut menunjukan sampel adalah bawang putih (Allium sativum L.) .

Vitamin C (asam askorbat) adalah vitamin yang larut dalam air, vitamin C memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen adalah zat yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi (Mikail, 2012).

Dasar dari metode iodimetri adalah bersifat mereduksi vitamin C. vitamin C ( asam askorbat) merupakan zat pereduksi yang kuat dan secara sederhana dapat dititrasi dengan larutan baku iodium. Metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan pada asam askorbat murni atau larutannya, sehingga kadar vitamin C dalam bawang putih dapat ditetapkan dengan metode iodimetri (Rohman, 2007). Metode Iodimetri yang digunakan dalam penetapan kadar vitamin C dalam bawang putih ini merupakan suatu metode yang memiliki ketepatan yang baik karena dihasilkan jumlah titran yang hampir sama banyak pada setiap seri pengukuranya (Halipah, 2001).

Pembakuan iodium dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Tujuan dilakukan pembakuan adalah untuk menyamakan larutan yang digunakan untuk titrasi dengan standar larutan baku. Hasil dari rata-rata titrasi didapat 36,233 ml dan normalitasnya 0,083 N. Normalitas yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu 0,1 N. Hal itu disebabkan rata-rata volume titran yang berlebih yaitu 36,23 ml, yang seharusnya untuk mendapatkan normalitas 0,1 N diperlukan volume titran 30,33 ml. Perhitungan volume titran jika dikehendaki normalitas 0,1 N dapat dilihat pada lampiran 9. Penetapan kadar vitamin C pada bawang putih dilakukan sebanyak 3 kali replikasi, dengan maksud untuk mengetahui berapa persen kandungan vitamin C pada bawang putih. Penetapan

CERATA Journal Of Pharmacy Science 17

(6)

kadar vitamin C dengan metode iodimetri ini merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Dalam hal ini vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi (reduktor) dan sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Dalam reaksi ini terjadi transfer elektron dari pasangan pereduksi ke pasangan pengoksidasi. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat, sedang iodium direduksi menjadi iodida (Jacobs, 1973).

Hasil penetapan kadar vitamin C pada bawang putih adalah 0,034%b/b atau 0,0034mg/10 g. Sedangkan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penetapan kadar vitamin C dari bawang putih secara Titrasi 2,6-diklorofenol Indofenol, hasil penetapan kadar vitamin C tertinggi terdapat pada bawang putih dari pasar tradisional Pancur batu sebesar 0,91 mg/100g.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN : Berdasarkan penelitian yang dilakukan kadar vitamin C yang terkandung dalam bawang putih dapat ditentukan dengan metode iodimetri yakni sebesar 0,034 %b/b atau 0,0034 mg/10 g.

SARAN : Perlu penelitian lebih lanjut tentang efektivitas bawang putih sebagai anti oksidan dengan uji farmakologis, perlu penelitian lebih lanjut tentang penetapan kadar vitamin C pada bawang putih dengan metode yang lain

18 CERATA Journal Of Pharmacy Science

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. 2012. Tanaman Obat Indonesia. Cetakan III. Salemba Medika. Jakarta.

Anonim. 1997. Materia Medika Indonesia. Jilid II. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Asrul. 2010. Manfaat Vitamin C

http://www.chickaholic.wordpress.com/2008/04/20/sejarah-vitamin.html).

8 November 2012. Jam 19.45 WIB.

Halipah. 2001.Penetapan kadar vitamin C Dalam Berbagai Jenis Buah.

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Jacobs, 1973. The Chemical Analysis of Food and Food Products, Thrid Edition. Robert E Krieger Publising co. Inc, USA.

Mikail, Bramirus. 2012. Mengungkap Manfaat Vitamin C.

( http://www.health.kompas.com/read/2012/01/20/13581378.html). 20 November 2012. Jam 21.53 WIB.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Rineka Cipta. Jakarta.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ryu. 2001. N-alpha (1-deoksi-D-fructos-1-il)-L-arginin, Senyawa Antioksidan

yang diidentifikasi dalam usia Bawang Putih Ekstrak

.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11238799.html). 27 November 2012. Jam 08.00 WIB.

Wulandari, Putri. 2012. Penetapan kadar vitamin C pada belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) Secara Iodimetri. Karya Tulis Ilmiyah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.

CERATA Journal Of Pharmacy Science 19

Gambar

Gambar  3.1.  Skema  cara  kerja  penetapan  kadar  vitamin  C.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh pemberian esktrak bawang putih tanpa dicampur dengan bahan-bahan lainnya terhadap penurunan kadar

Analisa akhir bumbu bawang putih didapat bahwa formula X mempunyai kadar air dan kelarutan yang sama dengan sampel target kecuali total mikroba yang lebih besar dari

Tujuan dari praktikum penetapan kadar vitamin C dengan metode titrimetri ini adalah melakukan analisis vitamin C (m.titrimetri) pada berbagai bahan pangan,

Bawang putih sangat mudah diperoleh di seluruh Indonesia, selain itu bawang putih merupakan salah satu bumbu dapur yang sangat lazim digunakan di dalam masakan dan

Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks iodimetri, dengan menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu denganmenambahkan sedikit

Pada tahap pengabuan ini, sampel bawang putih tunggal tersebut dikeringkan terlebuh dahulu menggunakan open dengan suhu 110 o C lalu diabukan dalam fornis dengan suhu

Uji kadar air pada manisan mempengaruhi mutu manisan terhadap serangan mikroba karena banyaknya air pada manisan bawang putih dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk

Tujuan dari praktikum penetapan kadar vitamin C dengan metode titrimetri ini adalah melakukan analisis vitamin C (m.titrimetri) pada berbagai bahan pangan,