• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENETAPAN KADAR VITAMIN C (Metode Titrimetri)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum ke-8 TanggalMulai : 28 November 2011 Mata kuliah Analisis Zat Gizi Mikro Tanggal Selesai :28 November 2011

PENETAPAN KADAR VITAMIN C

(Metode Titrimetri)

Oleh : Kelompok 4

Yudhi Adrianto I14104004 Andra Vidyarini I14104009 Endah Fitri Maharani I14104017 Ariane Monalisa I14104021 Siti Nur Fauziah I14104022 Anna Febritta Intan Sari I14104023 Arizki Witaradianingtias I14104032

Assisten Praktikum: Priskila

Tommy Marcelino G

PenanggungJawab Praktikum: Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, M.S., Ph.D

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Pangestu (2010), Indonesia sebagai negara berkembang masalah gizi seperti kekurangan dan kelebihan vitamin C masih sangat tinggi akibat kurangnya pemahaman dan kesadaran pentingnya vitamin C untuk tubuh. Vitamin C dibutuhkan untuk pembentukkan jaringan ikat, membantu penyerapan zat besi, membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya dan sebagai antioksidan. Orang dewasa dapat terjadi scurvyapabila individu tersebut hanya mengkonsumsi makanan yang mengandung daging atau teh, roti bakar, dan sayuran kalengan. Setelah beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut maka akan terjadi perdarahan dibawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah dapat menunjukkan kadar vitamin C yang sangat rendah.

Kebutuhan vitamin C pada pria remaja sebesar 90 mg sedangkan pada wanita remaja sebesar 75 mg. Konsumsi vitamin C berlebih dengan dosis 200-10.000 mg dapat menyebabkan common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterol, aterosklerosis. Selain itu, kelebihan konsumsi vitamin C dapat menyebabkan diare, batu ginjal, perubahan siklus menstruasi pada wanita akibat konsumsi vitamin C melebihi 1000 mg/hari (Pangestu 2010). Oleh karena itu, perlu adanya uji coba kadar vitamin C untuk dapat mengatasi masalah kekurangan dan kelebihan vitamin C pada setiap kebutuhan individu. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C di dalam fortifikasi bahan pangan adalah dengan metode titrimetri.

Metode titrimetri pada prinsipnya asam askorbat yang di uji coba dapat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi bentuk senyawa dehidro askorbat. Metode titrimetri menggunakan titrasi yang ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol dalam keadaan suasana asam.

Tujuan

Tujuan dari praktikum penetapan kadar vitamin C dengan metode titrimetri ini adalah melakukan analisis vitamin C (m.titrimetri) pada berbagai bahan pangan, mempelajari penerapan metode titrimetri dalam analisis vitamin C, dan mengetahui penetapan kadar vitamin C dalam minuman.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Titrimetri

Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat dianalisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Larutan titran merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan standar. Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit. Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol (Andarwulan dan Koswara 1992)..

Penetapan kadar vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Semua asam askorbat mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna (merah jambu).Metode Titrasi dengan menggunakan 2.6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar Vitamin C dalam bahan pangan (Andarwulan dan Koswara 1992).

Larutan 2.6-diklorofenol-indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2.6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2.6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2.6-2.6-diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Perhitungan perlu dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar (Sudarmadji 1989).

Sifat pereduksi dari asam askorbat dapat dimanfaatkan dalam penentuan kadar vitamin C dalam sampel yaitu titrasi redoks. Penetapan vitamin C dengan metode titrimetri, larutan vitamin C yang telah dibuat kemudian diasamkan. Suasana asam mutlak diperlukan karena reaksi oksidasi larutan iod asam askorbat hanya dapat terjadi pada pH asam (Andarwulan dan Koswara 1992).

Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air. Sumber vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan

(4)

buah-buahan terutama buah-buah-buahan segar (Sweetman 2005).Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primata tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat (Winarno1997).Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi (Winarno dan Aman 1981).

Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang perhari pada laki-laki (16 - ≥ 65 tahun) adalah sebesar 90 mg, perempuan (16 - ≥65 tahun) 75 mg, ibu hamil +10 mg, dan ibu menyusui +25 mg (WNPG 2004).Kadar vitamin C yang tertera dalam Nutrition Fact Mr Jussie Guava adalah sebesar 50%, Buavita Manggo 65%, Mr Jussie Jeruk 50%, Buavita Guava 55%, Buavita Orange 75% dan Mr Jussie Orange dan Susu 50%. Kadar vitamin C buah segar jambu biji lebih besar daripada jeruk dan mangga (Parimin 2007).Menurut BPOM (2003), kadar vitamin C dalam Angka Kecukupan Gizi untuk acuan pelabelan pangan umum adalah sebesar 60 mg.Menurut SNI 01-3722-1995 syarat mutu minuman rasa jeruk itu minimal 300 mg/100 g.

Sifat Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut didalam air. Dalam keadaaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (teroksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan adanya tembaga dan besi. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Vitamin C lebih stabil pada pH rendah daripada pH tinggi(Almatsier 2004). Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti, pemanasan yang menyebabkan rusak atau perubahan struktur, adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan membuka tempat berisi vitamin C karena oleh udara akanterjadi oksidasi yang tidak reversible. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah (Almatsier 2004).

(5)

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Kegiatan pengamatan dan pengambilan data dari praktikum penetapan kadar vitamin C secara metode titrimetri dilakukan pada hari Senin tanggal 28 November 2011 pukul 09.00-12.00 WIB di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan Lantai 2 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Alat-alat yang digunakan selama praktikum yaitu labu takar, erlenmeyer, pipet 10 ml dan batang pengaduk. Bahan yang digunakan selama praktikum yaitu sampel minuman Buavita Guava, larutan dye, asam oksalat, larutan diklorofenol-indofenol, dan larutan standar vitamin C.

Prosedur Percobaan

Penetapan kadar vitamin C

secarametodetitrimetrimemerlukantahapanpenetapanstandar vitamin C dancontoh.Carakerja proses penetapanstandar vitamin C dapat dillihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Prosedur kerja penetapan standar vitamin C metode titrimetri

Selain penetapan standar vitamin C, adapun proses kerja penetapan sampel atau contoh sebagai berikut:

Disiapkan 5 gram vitamin C murni Ditambahkan 5 gram asam oksalat

Ditambahkan H2O sampai tanda tera lalu dikocok

Dititrasi dengan pipet 10 ml dan larutan dye hingga stabil selama 15 menit

Disiapkan 5 gram contoh

Ditambahkan H2O sampai tanda tera lalu dikocok

Disaring jika perlu dan larutan contoh tidak larut

(6)

Gambar 2Prosedur kerja penetapan contoh kadar vitamin C dengan metode titrimetri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vitamin C merupakan vitamin yang mudahrusak, vitamin inidapatterbentuksebagaiasam L-askorbatdanasam L-dehidroaskorbat.Vitamin inibanyakdisintesissecaraalamibaikdarihewan, tanamandanmudahlarutdalam

air.Vitamin C

dapatdiserapcepatdarialatpencernaandanmasukkedalamsalurandarahdialirkanke seluruhtubuh.Secara umum tubuhmenyimpan vitamin C dapatsangatsedikit. Kelebihannya di buangmelaluiurin.Vitamin C mudahteroksidasiolehsinarmatahari, vitamin C tereduksiberbentukasamaskorbat.Apabilaterpaparsinarmatahari (UV) secaralangsungakanterjadi proses oksidasifotolisis yang mengubahasamaskorbattereduksimenjadidehidroaskorbat (Guthrie 1983).

Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit. Larutan titran merupakan larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan suatu larutan standar. Larutan standar yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit (Andarwulan dan Koswara 1992). Prinsip penetapan dengan metode titrimetri ialah asam askorbat dioksidasi oleh diklorofenol-indofenol menjadi senyawa dehidro askorbat. Akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna merah dari kelebihan diklorofenol-indofenol.

Prosedurpenetapankadar vitamin C denganmetodetitrimetri yang dilakukanpertama kali adalahsampelminuman sari buah digunakan 5 gram yang ditambahkandenganasamoksalatdandilarutkandalamlabutakar 100 ml. Larutantersebutdigunakan 10 ml untuk proses titrasidenganlarutan dye. Larutan 2.6-diklorofenol

indofenoldalamsuasananetralataubasaakanberwarnabirusedangdalamsuasanaas amakanberwarnamerahmuda. Apabila 2.6-diklorofenol indofenoldireduksiolehasamaskorbatmakaakanmenjaditidakberwarna,

danbilasemuaasamaskorbatsudahmereduksi 2.6-diklorofenol

indofenolmakakelebihanlarutan 2.6-diklorofenol

(7)

Untukperhitunganmakaperludilakukanstandarisasilarutandengan vitamin C standar (Sudarmadji 1989).

Penetapan kadar vitamin C dalam praktikum ini menggunakan metode titrimetri secara duplo. Metode ini menggunakan larutan dye sebagai titrat dan larutan sampel sebagai titran. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini minuman sari buah kemasan, yaitu buavita dan Mr.Jussie dengan berbagai rasa yaitu guava dan jeruk. Adapun hasil titrasi dan perhitungan kadar vitamin C dari sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel1 Kadar vitamin C

Sampel Kadar vitamin C (mg/100g)

Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk Mr.Juissejeruk+susu 77.84 87.59 122.39 144.52 79.33 22.28

Berdasarkan Tabel 1, diketahui kadar vitamin C dalam sampel berkisar antara 22.28 mg/100 g hingga 144.52 mg/100 g, yaitu Mr. Juisse guava sebesar 77.84 mg/100g, Buavita mangga sebesar 87.59 mg/100g, Mr.Juisse jeruk sebesar 122.39 mg/100g, Buavita guava sebesar 144.52 mg/100g, Buavita jeruk sebesar 79.33 mg/100g dan Mr.Juisse jeruk dan susu sebesar 22.28 mg/100g. Kadar vitamin C tertinggi terdapat dalam buavita guava, yaitu 144.52 mg/100 g dan yang terendah terdapat pada Mr.Juisse rasa jeruk dan susu yaitu 22.28 mg/100g.Dapat disimpulkan, semakin kecil volume titrasi dengan larutan dye maka semakin kecil kadar vitamin C dalam 100 ml sampel yang digunakan.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang per hari pada laki-laki (16 - ≥65 tahun) adalah sebesar 90 mg, perempuan (16 - ≥65 tahun) 75 mg, ibu hamil +10 mg, dan ibu menyusui +25 mg (WNPG 2004). Kadar vitamin C yang tertera dalam nutrition fact Mr Jussie guava adalah sebesar 50% dari AKG, Buavita mango 65% dari AKG, Mr Jussie jeruk adalah sebesar 50% dari AKG, Buavita guava 55% dari AKG, Buavita jeruk 75% dari AKG dan Mr Jussie jeruk dan Susu 50% dari AKG. Perbandingan antara sampel AKG dengan hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel2Perbandingankadarvitamin C

Sampel Vitamin C berdasarkan AKG

(mg/100 g) Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk 39.6 47.8 39.4 40.0 56.3

(8)

Mr.Juissejeruk+susu 39.3

Berdasarkan Tabel 2, kadar vitamin C dalam minuman kemasan melebihi kebutuhan vitamin C per hari, yaitu 90 mg pada laki-laki dan 50 mg pada perempuan. Kadar vitamin C dari sampel berkisar antara 39.3 mg/100g hingga 56.3 mg/100g. Kadar vitamin C tertinggi terdapat pada buavita jeruk sebesar 56.3 mg/100g dan kadar vitamin C terkecil terdapat pada Mr.Juisse jeruk+susu sebesar 39.3 mg/100g. Kadar vitamin C yang paling mendekati dari AKG terdapat pada buavita jeruk sebesar 56.3 mg/100g.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3722-1995, syarat mutu minuman kemasan jeruk memiliki komposisi vitamin C minimal 300 mg/100g. Berdasarkan syarat mutu dari SNI, seluruh sampel minuman kemasan yang dianalisis vitamin C tidak memenuhi syarat mutu dari SNI karena kadar vitamin C dibawah 300 mg/100g.Hal ini diduga karena kemasan dari minuman kemasan yang digunakan berupa kemasan kecil, yaitu 125 ml untuk sampel buavita dan 110 ml untuk sampel Mr.Juisse. Menurut BPOM (2003), kadar vitamin C dalam Angka Kecukupan Gizi untuk acuan pelabelan pangan umum adalah sebesar 60 mg. Apabila dibandingkan denganhasil praktikum, sampel yang palling mendekati AKG BPOM adalah buavita jeruk, yaitu sebesar 56.3 mg/100g.

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Vitamin C merupakan vitamin yang mudah rusak. Analisis kadar vitamin C dengan menggunakan sampel minuman sari buah. Penetapan kadar vitamin C dalam bahan pangan dapat di analisis dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode titrimetri.

Penetapan kadar vitamin C menggunakan metode titrimetri. Penetapan dengan metode titrimetri merupakan penetapan dengan metode prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit.

Kadar vitamin C tertinggi terdapat dalam buavita guava dan kadar vitamin C terendah terdapat pada Mr.Juisse rasa jeruk dan susu. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil volume titrasi dengan larutan dye maka semakin kecil kadar vitamin C dalam 100 ml sampel yang digunakan. Berdasarkan syarat mutu dari SNI, seluruh sampel minuman kemasan yang dianalisis vitamin C tidak memenuhi syarat mutu dari SNI. Sedangkan, sampel yang palling mendekati AKG BPOM adalah buavita jeruk.

Saran

Sebaiknya praktikan yang bertugas lebih teliti dan akurasi dalam mengukur, menitrasi serta menghitung kadar vitamin C yang terdapat pada sampel agar tidak terjadi kesalahan dan deviasi dalam uji coba pada praktikum berikutnya.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Andarwulan N, Koswara S. 1992. Kimia Vitamin. Jakarta: Rajawali.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2003. Angka kecukupan giziuntuk acuan pelabelan pangan umum. Jakarta: BPOM.

Guthrie.1983. Introductory Nutrtion. USA : The CV. Mosby Company.

Pengestu Y. 2010. Kekurangan dan kelebihan vitamin C.http://www.mru.fk.ui .ac.id// [29 November 2011]

Parimin. 2007. Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfataannya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sudarmadji S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi I. Yogyakarta: Liberty.

Sweetman SC. 2005. Martindale: The Complete Drug Reference, 34 th ed.London, UK : Pharmaceutical Press.

Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Winarno RG, Aman. 1981. Fisiologi Lepas Panen. Jakarta: Penerbit SastraHudaya.

(11)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan penetapan kadar vitamin C Tabel3 Volume titrasidankadar vitamin C

Sampel Beratsampel VolumetitrasiLar dye Berat Jenis Sample Kadar vitamin C (mg/100g) 1 2 Mr. Juisse guava BuavitaMangga Mr.Juissejeruk Buavita Guava Buavitajeruk Mr.Juissejeruk+susu 5.036 5.1147 5.0332 5.0372 5.0121 5.0261 3.5 4.7 7.0 7.5 3.2 1.0 3.5 3.3 4.0 5.5 3.9 1.0 1.032 0.980 1.038 0.990 0.960 1.0405 77.84 87.59 122.39 144.52 79.33 22.28 Rumus Perhitungan: E (ekivalen) = Kadar vitamin C (mg/100g) = ! Cara Perhitungan: Buavita Guava E (ekivalen) = " #.%& = 0.112 Kadar vitamin C (mg/100g) = &. '%" 6.5 0.112 10 = 144.5 mg/100 g % AKG = && 90 ./125ml = 49,52125 Beratjenis = 3 4 0.99 = 3 "& = 123.75 ml = "',%& 49.5 = 40 mg/100 g

(12)

Lampiran 2. Dokumentasi hasil praktikum

Gambar 3 Sampel Vitamin C Gambar 4 Sampel ditimbang

Gambar

Gambar 1  Prosedur kerja penetapan standar vitamin C metode titrimetri
Gambar 3 Sampel Vitamin C   Gambar 4  Sampel ditimbang

Referensi

Dokumen terkait

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penetapan kadar asam mefenamat pada tablet tidak hanya dilakukan dengan metote konvensional (volumetri/titrimetri), tetapi

4.3 Uji Kuantitatif Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah Pepino Hasil penetapan kadar vitamin C pada buah pepino yang dilakukan secara volumetri dengan 2,6-diklorofenol

Penetapan kadar vitamin C yang terdapat dalam jus buah apel merah dan hijau dilakukan dengan metode volumetri dengan 2,6- diklorofenol indofenol, metode ini merupakan

Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi

Penetapan kadar Vitamin C dilakukan dengan metode titrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol karena metode ini lebih selektif terhadap vitamin C dan mencegah senyawa pereduksi

Sampel buah kedondong yang digunakan adalah buah kedondong Bangkok dan kedondong Kendeng yang diperoleh dari Pasar Sore Padang Bulan Medan. Penetapan kadar Vitamin C dilakukan

STUDI PENETAPAN KADAR KANDUNGAN VITAMIN C PADA BEBERAPA MACAM BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) YANG BEREDAR DI KOTA MEDAN SECARA VOLUMETRI DENGAN 2,6-DIKLOROFENOL

,kadar aman vit c untuk tubuh ,injection vit C umur 16 ,berapa kebutuhan vitamin c setiap hari ,cara menghitung kebutuhan vitamin c dalam tubuh ,penetapan kadar vitamin c pada