• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Maret 2014 terjadi deflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,52. Dari dua kota IHK Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang terjadi deflasi sebesar 0,10 persen dengan IHK 112,91 dan Kota Maumere terjadi deflasi sebesar 0,46 persen dengan IHK 110,00 persen.

 Dari 82 kota sampel IHK Nasional, tercatat 45 kota mengalami inflasi dan 37 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke 1,15 persen dengan IHK 113,13 dan terendah terjadi di kota Kediri dan Kota Makassar masing-masing sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual 2,43 persen dengan IHK 112,53 dan terendah terjadi di Kota Sorong 0,02 persen dengan IHK 109,09.

 Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami penurunan sebesar 2,33 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks harga. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 1,84 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Januari-Maret 2014 sebesar 1,76 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,78 persen. Untuk Kota Kupang, inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2014 sebesar 1,87 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 7,99 persen, sedangkan Kota Maumere tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1.06 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 6,39 persen.

No. 01/04/53/Th. XVII, 1 April 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

MARET 2014 NUSA TENGGARA TIMUR DEFLASI 0,14 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

(2)

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 2 kota sampel IHK Nusa Tenggara Timur, pada Maret 2014 Nusa Tenggara Timur terjadi deflasi 0,14 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,69 pada Februari 2014 menjadi 112,52 pada Maret 2014. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1,76 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,78 persen. Kota Kupang Maret 2014 mengalami deflasi sebesar 0,10 persen atau terjadi penurunan IHK dari 113,02 pada Februari 2014 menjadi 112,91 pada Maret 2014 dengan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1,87 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,99 persen. Kota Maumere Maret 2014 mengalami deflasi sebesar 0,46 persen atau terjadi penurunan IHK dari 110,51 pada Februari 2014 menjadi 110,00 pada Maret 2014 dengan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1,06 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 6,39 persen.

A. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Provinsi Nusa Tenggara Timur Maret 2014

Deflasi sebesar 0,14 persen di Nusa Tenggara Timur pada Maret 2014 dipicu oleh turunnya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami penurunan indeks sebesar 2,33 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan yakni sebesar 1,84 persen.

Tabel 1.

Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Provinsi Nusa Tenggara Timur Maret 2014, Tahun Kalender 2014 danYear on Year

menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Maret 2014 *) Laju Inflasi tahun Kalender **) Laju inflasi YOY ***) Desember 2013 Februari 2014 Maret 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 110,58 112,69 112,52 -0,14 1,76 7,78 1 Bahan Makanan 106,12 111,78 109,18 -2,33 2,88 1,91

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 115,54 116,43 116,49 0,05 0,82 9,82 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 111,26 113,31 113,67 0,32 2,17 9,13

4 Sandang 108,62 109,22 109,57 0,32 0,87 5,24

5 Kesehatan 103,97 104,53 104,78 0,24 0,77 2,92

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 110,19 110,75 110,89 0,13 0,64 6,83 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 115,55 114,85 116,97 1,84 1,23 15,91

*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Maret 2013

(3)

Gambar 1.

Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Nusa Tenggara Timur Maret 2014

Pada Maret 2013 yang lalu Nusa Tenggara Timur mengalami inflasi sebesar 1,03 persen, namun pada bulan Maret 2014 ini Nusa Tenggara Timur justru mengalami penurunan indeks harga sehingga terjadi deflasi sebesar 0,14 persen.

Gambar 2.

Perkembangan Inflasi Nusa Tenggara Timur Maret 2013 – Maret 2014 -2,33 0,05 0,32 0,32 0,24 0,13 1,84 -0,14 -3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Bhn Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum

1,03 -0,87 -0,59 1,37 4,63 0,48 -1,03 -0,59 0,75 1,36 0,42 1,48 -0,14 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00

Mar'13 Apr'13 Mei'13 Jun'13 Jul'13 Agt'13 Sep'13 Okt'13 Nov'13 Des'13 Jan'14 Feb'14 Mar'14

(4)

Menurut kelompok pengeluaran, pemberi andil terbesar dalam pembentukan deflasi di Nusa Tenggara Timur bulan Maret 2014 adalah kelompok bahan makanan dengan andil sebesar -0,60 persen. Sedangkan kelompok lainnya memberikan andil positif.

Tabel 2.

Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Nusa Tenggara Timur Maret 2014

Kelompok Pengeluaran IHK Perubahan (%) Andil (%)

(1) (2) (3) (4)

Umum 112,52 -0,14

Bahan Makanan 109,18 -2,33 -0,60

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 116,49 0,05 0,01

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 113,67 0,32 0,08

Sandang 109,57 0,32 0,02

Kesehatan 104,78 0,24 0,01

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 110,89 0,13 0,01

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116,97 1,84 0,32

B. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Kupang Februari 2014

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan Maret 2014, Kota Kupang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 113,02 pada bulan Februari 2014 menjadi 112,91 pada Maret 2014.

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Kupang Maret 2014, Tahun Kalender 2014 danYear on Year

menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Maret 2014 *) Laju Inflasi tahun Kalender **) Laju inflasi YOY ***) Desember 2013 Februari 2014 Maret 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 110,84 113,02 112,91 -0,10 1,87 7,99 1 Bahan Makanan 106,53 112,40 109,69 -2,41 2,97 1,38

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 115,24 115,95 115,99 0,03 0,65 9,36 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 111,65 113,97 114,39 0,37 2,45 9,87

4 Sandang 108,95 109,69 110,05 0,33 1,01 5,65

5 Kesehatan 103,67 104,35 104,57 0,21 0,87 2,83

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 108,73 109,28 109,42 0,13 0,63 7,10 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116,43 115,82 118,18 2,04 1,50 17,07

*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Maret 2013

(5)

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1,87 persen dan inflasi “year on year” (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 7,99 persen.

Selama bulan Maret 2014, hanya kelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami penurunan indeks harga yang mengakibatkan deflasi di Kota Kupang. Penurunan indeks bahan makanan sebesar 2,41 persen. Kelompok pengeluaran transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks harga tertinggi yakni sebesar 2,04 persen.

Gambar 3.

Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Kupang Maret 2014

Gambar 4.

Perkembangan Inflasi Kota Kupang Maret 2013 – Maret 2014 -2,41 0,03 0,37 0,33 0,21 0,13 2,04 -0,10 -3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Bhn Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum

1,17 -0,80 -0,86 1,55 4,98 0,19 -0,92 -0,67 0,60 1,59 0,50 1,46 -0,10 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

Mar'13 Apr'13 Mei'13 Jun'13 Jul'13 Agt'13 Sep'13 Okt'13 Nov'13 Des'13 Jan'14 Feb'14 Mar'14

(6)

Tabel 4.

Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Kupang Maret 2014

Kelompok Pengeluaran IHK Perubahan (%) Andil (%)

(1) (2) (3) (4)

Umum 112,91 -0,10

Bahan Makanan 109,69 -2,41 -0,60

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 115,99 0,03 0,01

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 114,39 0,37 0,10

Sandang 110,05 0,33 0,02

Kesehatan 104,57 0,21 0,01

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 109,42 0,13 0,01

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 118,18 2,04 0,36

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi Kota Kupang bulan Maret 2014 adalah kelompok bahan makanan dengan andil sebesar -0,60 persen, sedangkan enam kelompok lainnya memberikan andil positif bagi deflasi Kota Kupang.

Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil deflasi terbesar di Kota Kupang antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, kentang, sawi putih, cabai merah, wortel, ikan tembang, ikan tongkol dan ikan ekor kuning.

Sedangkan komoditas utama yang menghambat laju deflasi di Kota Kupang antara lain tarif angkutan udara, kangkung, beras, sewa rumah, cabai rawit, seng, minyak goreng, daging babi, bawang putih, dan upah pembantu rumah tangga.

C. Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Kota Maumere Maret 2014

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan Maret 2014 Kota Maumere mengalami deflasi sebesar 0,46 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 110,51 pada bulan Februari 2014 menjadi 110,00 pada bulan Maret 2014.

Laju inflasi tahun kalender (Januari-Maret 2014) sebesar 1,06 persen dan inflasi “year on year” (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 6,39 persen. (lihat Tabel 5).

(7)

Tabel 5.

Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Maumere Maret 2014, Tahun Kalender 2014 danYear on Year

menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Maret 2014 *) Laju Inflasi tahun Kalender **) Laju inflasi YOY ***) Desember 2013 Februari 2014 Maret 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 108,85 110,51 110,00 -0,46 1,06 6,39 1 Bahan Makanan 103,40 107,72 105,80 -1,78 2,32 5,70

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau 117,52 119,57 119,74 0,14 1,89 12,85 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 108,67 108,96 108,98 0,02 0,29 4,30

4 Sandang 106,47 106,17 106,43 0,24 -0,04 2,49

5 Kesehatan 105,96 105,70 106,13 0,41 0,16 3,51

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 119,78 120,42 120,55 0,11 0,64 5,29 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 109,79 108,52 109,02 0,46 -0,70 8,29

*) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2014 terhadap IHK bulan Maret 2013

Pemicu deflasi bulan Maret 2014 di Kota Maumere adalah karena turunnya indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan. Kelompok pengeluaran bahan makanan mengalami penurunan indeks sebesar 1,78 persen. Kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 0,46 persen.

Gambar 5.

Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Maumere Maret 2014

-1,78 0,14 0,02 0,24 0,41 0,11 0,46 -0,46 -2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 Bhn Makanan Makanan Jadi

(8)

Tabel 6.

Indeks Harga Konsumen, Inflasi dan Andil Inflasi Kota Maumere Maret 2014

Kelompok Pengeluaran IHK Perubahan (%) Andil (%)

(1) (2) (3) (4)

Umum 110,00 -0,46

Bahan Makanan 105,80 -1,78 -0,58

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 119,74 0,14 0,02

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 108,98 0,02 0,00

Sandang 106,43 0,24 0,01

Kesehatan 106,13 0,41 0,02

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 120,55 0,11 0,01

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 109,02 0,46 0,05

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap pembentukan deflasi di Kota Maumere adalah kelompok bahan makanan dengan sumbangan sebesar 0,58 persen.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap deflasi Kota Maumere antara lain turunnya harga pada komoditas ikan selar, ikan layang, bayam, daging ayam ras, tomat sayur, ikan kembung, telur ayam ras, pisang, bawang merah, dan bahan bakar rumah tangga.

Sedangkan komoditas dominan yang menghambat laju deflasi di Kota Maumere antara lain naiknya komoditas kangkung, ikan tongkol, daun singkong, tarif angkutan udara, wortel, ikan kakap merah, cabai merah, minyak goreng, pasir dan nasi dengan lauk.

Gambar 6.

Perkembangan Inflasi Kota Maumere Maret 2013 – Maret 2014

0,31 -1,20 0,82 0,43 2,83 2,01 -1,57 -0,17 1,54 0,15 -0,08 1,61 -0,46 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50

Mar'13 Apr'13 Mei'13 Jun'13 Jul'13 Agt'13 Sep'13 Okt'13 Nov'13 Des'13 Jan'14 Feb'14 Mar'14

(9)

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Maret 2013 Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,31 persen, maka Maret 2014 ini Kota Maumere justru mengalami deflasi sebesar 0,46 persen.

D. Perbandingan Inflasi Bulanan, Inflasi Tahun Kalender, dan Inflasi Year on Year

Pada bulan Maret 2014 ini Kota Kupang mengalami deflasi sebesar 0,10 persen dan Kota Maumere juga mengalami deflasi sebesar 0,46 persen. Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (gabungan dua kota IHK) mengalami deflasi sebesar 0,14 persen (lihat Tabel 7).

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi tahun kalender (Januari-Maret) Nusa Tenggara Timur tahun 2014 yang sebesar 1,76 persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 2,74 persen. Demikian juga Kota Kupang pada tahun 2013 inflasi tahun kalender (Januari-Maret) mencapai 3,02 persen jauh lebih tinggi dibandingkan yang terjadi pada tahun 2014.

Tabel 7.

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, Year on year

Di Maumere, Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur Maret 2010-2014

Tahun Maumere Kupang Nusa Tenggara Timur

(1) (2) (3) (4)

Inflasi Bulanan (Maret)

2010 -0,09 -0,16 -0,15

2011 0,57 0,14 0,21

2012 -0,41 0,38 0,25

2013 0,31 1,17 1,03

2014 -0,46 -0,10 -0,14

Inflasi Tahun Kalender (Januari-Maret)

2010 2,11 3,25 3,07

2011 0,86 2,32 2,09

2012 0,49 1,13 1,03

2013 1,33 3,02 2,74

2014 1,06 1,87 1,76

Inflasi Year on Year

2010 7,02 9,03 8,71

2011 7,15 8,98 8,69

2012 6,21 3,11 3,60

2013 7,38 7,06 7,11

(10)

E. Inflasi Beberapa Kota di Kawasan Timur Indonesia (KTI)

Dari 24 kota sampel IHK Nasional di Kawasan Timur Indonesia pada bulan Maret 2014 ini, terdapat 12 kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,15 persen. Inflasi terendah terjadi di Kota Makasar sebesar 0,02 persen. Kota yang mengalami deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 2,43 persen dan terendah terjadi di Kota Sorong sebesar 0,02 persen.

Tabel 8.

Indeks Haga Konsumen (IHK) Dan Inflasi Kota di Kawasan Timur Indonesia Maret 2014 (2012=100)

Kota IHK (%) Inflasi Tahun Kalender Inflasi

2013 (%) 1 2 3 4 MERAUKE 113,13 1,15 2,55 JAYAPURA 113,68 0,68 2,12 AMBON 110,20 0,64 2,31 PALU 111,45 0,60 0,91 TERNATE 112,16 0,53 0,28 WATAMPONE 109,81 0,42 1,26 DENPASAR 109,89 0,32 1,96 MANADO 109,39 0,31 1,15 GORONTALO 108,24 0,31 -0,32 SINGARAJA 115,30 0,17 1,38 BULUKUMBA 117,21 0,03 2,13 MAKASSAR 108,94 0,02 1,47 SORONG 109,09 -0,02 0,43 PARE-PARE 108,29 -0,07 0,62 KUPANG 112,91 -0,10 1,87 KENDARI 107,34 -0,10 -0,76 MAMUJU 108,92 -0,11 0,56 PALOPO 108,84 -0,15 1,75 MANOKWARI 106,38 -0,35 -0,12 BIMA 113,35 -0,36 1,19 BAU-BAU 109,84 -0,36 0,36 MATARAM 111,12 -0,39 1,39 MAUMERE 110,00 -0,46 1,06 TUAL 112,53 -2,43 0,09

(11)

F. Inflasi Kota-kota Sampel IHK Nasional

Dari 82 kota sampel IHK Nasional, sebanyak 45 kota mengalami inflasi dan sisanya, 37 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,15 persen dan terendah terjadi di Kota Kediri dan Kota Makasar masing-masing sebesar 0,02 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 2,43 persen dan terendah terjadi di Kota Sorong sebesar 0,02 persen

Tabel 9.

Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di 82 Kota Maret 2014 (2012=100)

Kota IHK Inflasi 2014 Kota IHK Inflasi 2014

MERAUKE 113,13 1,15 2,55 JEMBER 110,73 0,03 1,31

TARAKAN 115,44 0,99 2,02 BULUKUMBA 117,21 0,03 2,13

JAYAPURA 113,68 0,68 2,12 KEDIRI 112,17 0,02 1,36

AMBON 110,20 0,64 2,31 MAKASSAR 108,94 0,02 1,47

PALU 111,45 0,60 0,91 SORONG 109,09 -0,02 0,43

PEMATANG SIANTAR 114,07 0,59 0,95 DEPOK 112,09 -0,04 1,27

TERNATE 112,16 0,53 0,28 PADANGSIDIMPUAN 110,45 -0,05 0,29 MALANG 111,85 0,43 1,51 PARE-PARE 108,29 -0,07 0,62 CIREBON 110,98 0,42 1,47 TEMBILAHAN 116,05 -0,09 2,95 KUDUS 116,87 0,42 2,21 KUPANG 112,91 -0,10 1,87 WATAMPONE 109,81 0,42 1,26 BALIKPAPAN 111,85 -0,10 1,04 SERANG 113,36 0,41 2,50 KENDARI 107,34 -0,10 -0,76 BEKASI 111,19 0,32 1,91 MAMUJU 108,92 -0,11 0,56 DENPASAR 109,89 0,32 1,96 LUBUKLINGGAU 107,39 -0,13 0,82

MANADO 109,39 0,31 1,15 BANDAR LAMPUNG 109,94 -0,15 0,61

GORONTALO 108,24 0,31 -0,32 PALOPO 108,84 -0,15 1,75 PURWOKERTO 111,37 0,29 1,62 CILACAP 113,36 -0,16 1,21 BOGOR 112,43 0,28 1,37 TANGERANG 115,60 -0,18 1,90 SURAKARTA 110,11 0,27 1,78 BUKITTINGGI 109,82 -0,20 1,48 SEMARANG 110,96 0,27 1,43 PALEMBANG 108,59 -0,20 0,62 TASIKMALAYA 110,24 0,25 1,87 TANJUNG 109,57 -0,21 1,95 MADIUN 110,65 0,25 1,72 SAMPIT 110,43 -0,30 1,64 D U M A I 111,27 0,24 0,97 MEDAN 111,57 -0,34 0,06 SUKABUMI 112,25 0,24 1,94 SINGKAWANG 110,67 -0,34 3,14 SURABAYA 110,97 0,23 1,64 BUNGO 110,62 -0,35 1,26 JAMBI 111,51 0,22 1,00 MANOKWARI 106,38 -0,35 -0,12 TEGAL 108,69 0,20 1,75 BIMA 113,35 -0,36 1,19 BANYUWANGI 112,39 0,20 1,81 BANJARMASIN 108,22 -0,36 0,00

DKI JAKARTA 111,51 0,19 1,74 BAU-BAU 109,84 -0,36 0,36

SINGARAJA 115,30 0,17 1,38 PADANG 113,58 -0,39 0,84

SAMARINDA 113,97 0,17 1,22 MATARAM 111,12 -0,39 1,39

PROBOLINGGO 112,43 0,16 1,13 MAUMERE 110,00 -0,46 1,06

PEKANBARU 111,13 0,15 0,88 BANDA ACEH 107,42 -0,52 0,86

TANJUNG PINANG 113,56 0,15 2,30 SIBOLGA 110,37 -0,57 0,16

YOGYAKARTA 111,00 0,14 1,26 MEULABOH 112,12 -0,73 0,63

PALANGKA RAYA 109,76 0,12 0,75 LHOKSEUMAWE 107,20 -0,77 0,74

BANDUNG 110,42 0,11 1,60 PONTIANAK 113,94 -0,78 1,97

B A T A M 109,82 0,10 0,99 METRO 121,33 -1,02 1,83

SUMENEP 110,34 0,08 1,63 TANJUNG PANDAN 115,43 -1,03 2,98

CILEGON 111,96 0,06 1,78 PANGKAL PINANG 110,52 -1,76 -0,18

(12)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Anggoro Dwitjahyono, M.Si

Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur

Telp (0380) 826289,821755, e-mail : bps5300@bps.go.id distribusi5300@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dibutuhkan suatu uji aktivitas yang secara umum sederhana, mudah dan murah namun dapat dipercaya dan dapat mendeteksi adanya senyawa yang mempunyai aktivitas

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Uterus tidak akan pernah kembali seperti keadaan sebelum hamil, tetapi terjadi penurunan ukuran, dari berat 1000 gr setelah melahirkan, menjadi 500 gr pada akhir minggu I

Proyek-proyek besar seperti gedung pencakar langit memerlukan fondasi yang kuat untuk menyangga beban yang besar di atasnya. Jika daya dukung tanah dilokasi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kandungan N- Total dan C- Organik tanah terhadap berat panen tanaman pakcoy setelah dikombinasikan dengan kompos

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pretest dengan materi Software Focusky pada workshop pembuatan media pembelajaran terdapat 2 orang guru memperoleh nilai 60

Metode pengambilan data berupa penelitian perpustakaan dengan membaca literatur-literatur terkait tugas akhir seperti buku-buku maupun pencarian di internet,

Persoalan kebebasan beragama dalam Islam bahkan tidak sebatas membiarkan seorang manusia memilih terhadap suatu agama, namun lebih dari itu, memberi kebebasan kepada pemeluk