• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Majelis Purmusyawaratan Rakyat atau yang disingkat MPR adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Majelis Purmusyawaratan Rakyat atau yang disingkat MPR adalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Majelis Purmusyawaratan Rakyat atau yang disingkat MPR adalah sebuah lembaga negara yang awalnya merupakan lembaga tertinggi negara setelah dilakukan amandemen maka MPR menjadi lembaga negara. MPR mempunyai tugas dan wewenang antara lain mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945, melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya (Pasal 3 Perubahan Ketiga dan Perubahan Keempat UUD 1945).

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya lembaga negara MPR didukung oleh sebuah Sekretariat Jenderal yang kedudukannya sebagai kesekretariatan lembaga negara. Nama resmi yang disandang oleh lembaga tersebut adalah Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Republik Nomor 49 Tahun 1999 tentang Organisasi Sekretariat Jenderal MPR RI dan dituangkan dalam Naskah Keputusan MPR RI Nomor 7/MPR/2004 tentang Perubahan Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Tata Tertib MPR RI bahwa “Majelis mempunyai suatu Sekretariat Jenderal yang kedudukannya sebagai kesekretariatan lembaga negara”.

Sekretariat Jenderal MPR dalam menunjang kegiatan MPR harus didukung Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia yang

(2)

berkualitas. Karena kesuksesan dan kelancaran tugas MPR adalah penentu kebijakan tentang landasan dan pandangan hidup bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sebagai pendukung kegiatan MPR, pegawai Setjen MPR yang melaksanakan tugas-tugas tersebut harus tetap mempunyai semangat kerja dan kinerja yang tinggi.

Berdasarkan Buku SOP Kepegawaian MPR-RI Tahun 2015, Dalam meningkatkan kinerja, berbagai kebijakan dan reformasi tata kerja yang ditempuh antara lain adanya perubahan paradigma tata kerja dari sebatas anjuran dan slogan menjadi fakta dan bukti. Dengan adanya paradigma baru dalam sistem pemerintahan yang good governance, dimana peningkatan akan kinerja yang dilakukan harus pula disertai dengan kualitas sumber daya aparatur dan disiplin kerja sebagai motor dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai lembaga negara.

Berdasarkan Buku SOP Kepegawaian MPR-RI Tahun 2015,Kinerja pegawai pada dasarnya merupakan salah satu variabel penting guna mengembangkan organisasi secara efektif dan efisien, untuk itu diperlukan adanya informasi yang relevan dan reliable (dapat dipercaya) tentang kinerja para pegawai. Di era globalisasi dan pasar bebas, yang mengakibatkan tingkat persaingan yang ketat. Untuk hal tersebut suatu organisasi akan dituntut untuk memiliki kinerja pegawai yang dapat diandalkan dan dapat berdaya saing.

(3)

pengembangan kualitas sumber daya yang dimiliki agar mampu menghadapi tuntutan zaman dan mempunyai kemampuan untuk berdaya saing. Mempunyai daya saing yang tinggi berarti bahwa lembaga negara hendaknya menjadi lebih handal, profesional, efektif dan efisien serta tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat serta terhadap terjadinya dinamika proses perubahan lingkungan yang radikal.

Berdasarkan Buku SOP Kepegawaian MPR-RI Tahun 2015, kinerja adalah suatu tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama dan merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelessaikan tugas dan pekerjaan. Keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan suatu tugas tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Pekerjaan merupakan kebutuhan bagi setiap orang, apapun jenis pekerjaannya, karena dengan bekerja seseorang akan memperoleh imbalan atau upah sesuai dengan besarnya pengorbanan yang diberikan. Dengan bekerja seseorang juga dapat memperoleh eksistensi diri baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Jika apa yang orang harapkan dari pekerjaan yang telah dilakukannya terpenuhi, maka orang tersebut dapat terpenuhi kebutuhannya dan memperoleh kepuasan, meskipun sangat relatif.

(4)

Demikian halnya dengan seorang pegawai dalam bekerja. Banyak pegawai yang merasa puas dalam bekerja, namun tidak sedikit yang merasa tidak puas. Kepuasan kerja seorang pegawai sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gaji yang diterima, kebijakan perusahaan, adanya kesempatan pengembangan diri dan berprestasi, sarana prasarana yang mendukung dan lain-lain. Apabila dari faktor-faktor kebutuhan yang diharapkan karyawan ini dapat dipenuhi maka karyawan akan merasa puas dalam bekerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja.

Selain kepuasan kerja, kinerja pegawai juga ditentukan oleh baban kerja yang menjadi tanggungjawabnya. Untuk melaksanakan serangkaian tugas, wewenang dan tanggung jawab organisasi perlu menerapkan ketepatan beban kerja dengan cara memerinci dan mengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lainnya untuk dilakukan oleh pegawainya. Variasi beban kerja pegawai hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain, sebab apabila pegawai diserahi tugas yang sangat jauh berbeda dimungkinkan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Berdasarkan Buku SOP Kepegawaian MPR-RI Tahun 2015, Beban kerja masing–masing pegawai hendaknya merata sehingga dapat terhidar dari adanya pegawai yang terlalu banyak aktivitas atau beban kerjanya atau pun terlalu sedikit dari beban kerjanya sehingga nampak banyak menganggur diwaktu jam kerja aktif, beban kerja merata ini bukan berarti harus tepat sama tetapi minimal mendekati antara satu pegawai dengan pegawai lain atau tidak mencolok, karena

(5)

akan ada pegawai yang menggangur sehingga akan mengganggu pegawai yang sibuk. Biasanya beban kerja yang tidak merata diakibatkan dari pimpinan yang kurang mampu melihat kepada kemampuan masing-masing pegawai hal ini disebabkan karena pimpinan yang memberikan tugas pada pegawainya tidak sama kemampuannya.

Setiap pegawai tentu ingin mengetahui hasil kerjanya, dari hasil kerja orang lain terdorong untuk mawas diri apakah kerjanya sudah baik atau belum, dengan harapan bahwa hasil kerjanya akan lebih baik. Dan hasil kerja hanya dapat diketahui kalau beban kerjanya tepat sesuai kemampuan tidak berlebihan atau bahkan beban kerja nya tidak terlalu sedikit. Dimungkinkan juga bahwa kerja manusia pada tingkat beban kerja rendah tidak juga baik. Jika tidak banyak hal yang dapat dikerjakan maka orang tersebut akan mudah bosan dan cenderung kehilangan ketertarikan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Dalam keadaan ini, galat akan muncul dalam bentuk kehilangan informasi sebagai akibat dari menurunnya konsentrasi.

Berdasarkan latar belakang penelitian serta pertimbangan yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepuasan kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di latar belakang penelitian, maka pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(6)

1. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Sekretariat Jenderal MPR RI ?

2. Apakah beban kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Sekretariat Jenderal MPR RI ?

3. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sasma menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap kinerja pegawai Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Sekretariat Jenderal MPR RI

b. Mengetahui pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan Sekretariat Jenderal MPR RI

c. Mengetahui Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Sekretariat Jenderal MPR RI

2. Kontribusi Penelitian

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi :

a. Kontribusi praktik

(7)

mampu menambah pengetahuan betapa pentingnya penentuan beban kerja.

b. Kontribusi akademik

Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kepuasan kerja, beban kerja terhadap kinerja karyawan MPR RRI. Sehingga dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam memberikan tugas dan tanggungjawab kepada karyawan untuk memperoleh kepuasan dan kinerja yang tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa

Selain sebagai sumber makanan trofik level di atasnya, Ordo Lepidoptera ini juga dapat menjadi hama pada saat dewasa, sehingga produktivitas sekunder Ordo

Marcellin dkk juga meneliti akurasi FibroScan pada 173 pasien hepatitis B kronis yang dilakukan biopsi hati dan didapatkan hasil adanya korelasi yang baik antara pengukuran

Pola yang sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Durratul Fakhiroh (2107) dalam pengujian generasi pada penelitiannya menggunakan algoritma genetika untuk

Hasil penelitian yang diperoleh adalah telah tercapainya tujuan penghematan air dalam pengambilan wudhu menggunakan alat pengendali kran otomatis, hal ini terbukti

untuk melikuidasi persekutuan, seperti penagihan piutang, konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban  persekutuan, dan distribusi laba bersih yang

Mirip seperti osilasi pada simulasi tekanan darah sebelumnya, osilasi naik perlahan secara linier dari titik mulai sampai titik puncak (saat MAP), lalu turun perlahan secara

114 tegangan yang dipasang pada rangkaian photodioda. Karena tegangan yang dihasilkan pada keluaran sangat kecil maka diberikan rangkaian penguatan differensial dan penguatan non