• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

179

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Taufiqurahman

SD Negeri 057212 Kebun Lada, kab. Langkat

Abstract: This study aims to determine the improvement of student learning outcomes with the use of student teams achievement division models on the subject of Citizenship Education in the fourth grade of SD Negeri 057212 Kebun Lada Kecamatan Hinai academic year 2015/2016. Subjects in this study are the third grade students with the number of students as many as 35 people. To obtain the data in this study then performed the first test result of learning and secaond test result of study which in the form of application about essay matter as many as 10 problem. After the data were collected and analyzed, the result of the analysis was obtained in first cycle, the score of the test result given to 15 students (42.85%) was successful, the average score of 73.68. the ability in second cycle increased the value of test results tested to 35 students where 33 students (92.28%) expressed have been able in provide comments well, with an average value of 80.42. Based on the findings of research and discussion, it can be concluded that the use of student teams achievement division medols can improve student learning outcomes on the subject Our Cultural Culture and Cultural Mission International on the subject of Citizenship Education in the third grade of SD Negeri 057212 Kebun Lada district Hinai academic year 2015/2016.

Keywords: student teams achievement division, culture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model student teams achievement division pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SD Negeri 057212 Kebun Lada kecamatan Hinai T.A. 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yaitu dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi soal essay sebanyak 10 soal. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada 15 orang siswa (42,85%) yang berhasil dan rata-rata nilai sebesar 73,68. Pada siklus II peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan kepada 35 orang siswa dimana 33 orang siswa (92,28%) dinyatakan telah mampu dalam memberikan komentar dengan baik, dengan nilai rata-rata 80,42. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model student teams achievement division dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok Bahasan Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas III SD Negeri 057212 Kebun Lada kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016.

(2)

180 Proses belajar yang baik tentunya akan berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Sasaran utama dari proses pembelajaran terletak pada proses belajar siswa itu sendiri. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Pendidikan merupakan sesuatu kebutuhan pokok bagi manusia dewasa maupun anak-anak, terlebih lagi bagi seorang guru karena guru bergerak di bidang pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendi-dikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Ki Hajar Dewantara meng-artikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan untuk mengembang-kan pendidimengembang-kan nasional di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan,

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa, dengan tujuan dapat berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain, ilmu politik, ilmu negara, ilmu tata negara, hukum sejarah, ekonomi, moral dan filsafat. Pennegdidikan Kewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga yang baik sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi negara RI.

Dengan memperhatikan visi dan misi mata pelajaran kewarga-negaraan yaitu membentuk warga negara yang baik, maka selain mencakup dimensi sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Setiap warga negara perlu memahami dan menguasai pengetahuan yang lengkap tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang lebih luas dari prinsip-prinsip politik, hukum dan moral kewarganegaraan. Setelah menguasai pengetahuan selanjutnya seorang warga negara diharapkan memiliki sikap atau karakter sebagai warga negara yang baik dan memiliki keterampilan kewarganegaraan dalam

(3)

181 bentuk keterampilan berpartisipasi dalam berkehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta keterampilan menetukan posisi diri dan kecakapan hidup (life skill).

Salah satu ciri guru yang profesional adalah memiliki pema-haman serta keterampilan yang tinggi dalam bahan pengajar, metode, anak didik dan landasan kependidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam kaitannya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran, guru harus benar-benar bersikap profesional dalam memecahkan kendala yang ditemukan, salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan pembe-lajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Strategi atau model pembela-jaran yang tepat akan sangat membantu guru untuk bisa menyam-paikan materi pembelajaran yang mudah dipahami dan dimengerti siswa. Tinggi rendahnya motivasi dan aktifitas belajar siswa juga banyak dipengaruhi oleh strategi atau model pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran mengandung pengertian suatu strategi yang meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan atau materi pelajaran.

Metode mengajar yang digunakan guru memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Metode mengajar merupakan cara guru meyampaikan pembelajaran pada siswa, sehingga materi dapat dimengerti oleh siswa. Bentuk pembelajaran yang kurang menarik, tentunya tidak akan meningkatkan motivasi siswa, minat siswa dan siswa selalu merasa bosan dengan setiap

pembelajaran yang tidak pernah bervariasi. Demikian halnya dengan peran guru yang masih dominan (teacher centered) akan menghambat keberhasilan belajar siswa. Akibatnya siswa akan lebih banyak mendengar-kan ceramah dari guru dan melaksana-kan tugas-tugas yg diberimelaksana-kan tanpa mengetahui maksud dan tjuan yang hendak dicapai. Metode diskusi dianggap sebagai salah satu metode yang tepat didalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Dari hasil pengamatan, kelompok diskusi yang jumlah anggotanya antara 3-7 itu saja, anggota yang diduga kurang berpartisipasi penuh berkisar 1-2 orang. Dalam diskusi dengan jumlah anggota yang relatif kecil memung-kinkan setiap anak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi. Masalah atau isu yang dijadikan topik diskusi hendaknya yang relevan dengan minat anak. Masalah diskusi yang cocok dengan minat anak dapat mendorong keterlibatan mental dan keterlibatan emosional siswa secara optimal. Melalui penggunaan metode diskusi, siswa juga mendapat kesempatan untuk latihan keteram-pilan berkomunikasi dan keteramketeram-pilan untuk mengembangkan strategi berfikir dalam memecahkan masalah.

METODE

Penelitian dilaksanakan di kelas Kelas III SD Negeri 057212 Kebun Lada kecamatan Hinai kabupaten Langkat tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. setiap siklus pelaksanaannya selama 3 minggu. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Pebruari

(4)

182 sampai dengan April 2016.

Adapun subyek penelitian ini adalah bagi siswa kelas III SD Negeri 057212 Kebun Lada, yang berjumlah 35 orang, terdiri dari 14 siswa putri dan 21 siswa putra.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang digunakan adalah tes dan observasi. Tes yang diberikan adalah tes objektif dalam bentuk soal essay sebanyak 10 butir soal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

Perencanaan

Pada tahap ini yang pertama kali dilakukan guru sebelum melakukan pelaksanaan tindakan yaitu:

a. Guru mengembangkan bahan ajar dan menyiapkan Rencana Pelak-sanaan Pembelajaran (RPP). b. Mempersiapkan alat, bahan dan

sumber belajar.

c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar siswa dan kekurangan guru dalam menyajikan materi pembe-lajaran.

Pelaksanaan

Pada kegiatan inti guru memulai pembelajaran dengan menje-laskan materi pembelajaran mengenai materi Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional, guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan mengenai mendengarkan Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional dan memberikan penga-rahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya atau cara memberikan

pendapat atau komentar yang baik. Selanjutnya dengan bantuan guru, para siswa membentuk tim kelompok dan mengatur tempat duduk masing-masing siswa. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing dan saling membe-rikan pendapat ataupun komentarnya. Sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lainnya untuk menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam melaksanakan diskusi.

Dalam pertemuan ini masih banyak siswa yang masih diam atau mengganggu temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung dan hasil pretest siswa yang tidak tuntas. Pada kegiatan akhir guru beserta siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, supaya siswa lebih memahami tentang materi yang telah diajarkan guru.

Kemudian pada akhir tindakan dilalukan tes secara lisan tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah dipelajarai. Hal ini bertujuan agar siswa lebih aktif lagi belajar dan memudahkan siswa dalam berbicara. Pada akhir pembelajaran siklus I, guru membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja diberikan. Pada pelaksanaanya, pemberian matei tersebut sedikit banyaknya telah membuat siswa mampu untuk memberikan pendapat atau komentarnya dengan baik. Dimana 6 oarang siswa yang berani untuk mengeluarkan komentar ataupun pendapatnya dengan baik sesuai dengan materi yang dipelajari. Hal ini terbukti dari tingginya partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan

(5)

183 belajar mengajar.

Observasi

Pada saat diskusi, peneliti berkolaborasi dengan observer mela-kukan observasi perilaku belajar siswa terhadap keterampilan belajar siswa. Setelah pelaksanakan siklus I selesai, diberikan evaluasi belajar untuk menambah penguatan dalam mengetahui keterampilan berbicara siswa dan keberhasilan tindakan yang dilakukan dan untuk melihat kesulitan yang masih dialami siswa.

Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I

DATA KET

Jumlah Nilai 2579

Nilai Rata-Rata 73,68 Jumlah Siswa Tuntas 15 Persentase Ketuntasan 42,85%

Berdasarkan pengamatan ob-server, penelitian didalam kelas belum menerapkan pembelajaran yang sistematis sehingga membuat siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Guru juga kurang meng-optimalkan keaktifan siswa dalam pembelajaran karena pembelajaran hanya terfokus pada guru. Selain itu sebagian siswa juga masih takut atau malu untuk mengeluarkan penda-patnya memberi komentar dengan baik. Setelah hasil observasi dilihat, tampak ketuntasan klasikal belum tercapai.

Refleksi

Berpedoman dari analisis hasil keterampilan bicara siswa, hasil pengamatan diperoleh kesimpulan sementara yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division masih kurang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa sehingga perlu perbaikan dan pengembangan pembelajaran yang akan dijabarkan pada siklus ke II. Hal-hal yang akan diperbaiki disiklus II adalah: (1) Metode pembelajaran lebih diefektifkan sehingga suasana pembe-lajaran lebih bersemanagat sehingga memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar, (2) Materi pembelajaran lebih dikembangkan dan mudah dipahami.

Siklus II Perencanaan

a. Melakukan observasi lanjutan untuk menemukan model dan format penerapan tindakan pada siklus I

b. Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap petemuan dengan pokok bahasan Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional. c. Menyusun rencana pemebalajaran

untuk setiap pertemuan dengan pokok bahasan mengenai budaya kita dan misi kebudayaan internasional.

d. Mengindentifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan menetap-kan alternatif pemecahan masalah. e. Pengembangan skenario

pembela-jaran dengan menggunakan model

Student Teams Achievement Division.

Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan dan telah dikembangkan dari pelak-sanaan siklus I dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan kete-rampilan berbicara siswa pada pelajaran Pendidikan Kewargane-garaan tentang Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional

(6)

184 Observasi

Pada tahap observasi siklus II ini, guru menyusun rencana pembe-lajaran yang berbeda pada siklus I yaitu guru lebih singkat lagi dan lebih jelas lagi memberikan penjelasan mengenai materi pelajaran kepada siswa serta menjelaskan cara membe-rikan pendapat ataupun pendapatnya dengan baik. Di samping itu guru memberikan pujian kepada siswa yang terlihat semangat untuk memulai pelajaran agar siswa yang lain ikut semangat dalam pembelajaran. Guru lebih memberi peluang untuk siswa yang ingin bertanya dan yang kurang memahami materi yang dipelajari. Tabel 2. Hasil Belajar Siklus II

DATA KET

Jumlah Nilai 2815

Nilai Rata-Rata 80,42 Jumlah Siswa Tuntas 33 Persentase Ketuntasan 94,28% Refleksi

Berdasarkan pengamatan guru kelas diskusi II tampak bahwa kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan telah berjalan dengan sangat baik dan berdasarkan pengamatan keterampilan siswa dalam berbicara juga menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga pertemuan kedua II pada indaktor berani berkomentar atau menyampaikan pendapatan sudah tergolong baik, menyimak pertanyaan guru atau teman sudah tergolong sangat baik dan bertanya sesuai dengan materi yang dipelajari, mengungkapkan pendapat dengan jelas dan singkat serta kelancaran dalam berbicara sudah tergolong baik. Hal ini berarti untuk masing-masing indikator keteram-pilam berbicara yang diamati

menunjukan siswa sudah tergolong baik.

Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembela-jaran pada sikus II telah tuntas dan tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka diperoleh simpulan bahwa dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional dikelas III SD Negeri 057212 Kebun Lada kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016. Berdasarkan data diketahui bahwa keterampilan awal siswa dalam berbicara masih sangat kurang, dengan nilai rata-rata 61,54. Dari 35 siswa terdapat 29 siswa atau (82,85%) yang belum mampu untuk berbicara (mengungkapkan pendapatnya) dengan baik. Pada siklus I diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diberikan kepada 15 orang siswa (42,85%) yang berhasil, rata-rata nilai sebesar 73,68 peningkatan hasil tes ini belum maksimal dari segi keber-hasilan keterampilan berbicara maka kemampuan pada siklus II diperoleh peningkatan nilai dari hasil tes yang diujikan dimana 33 oarang siswa (92,28%) dinyatakan telah mampu dalam memberikan komentar ataupun pendapatnya dengan baik, dengan nilai rata-rata 80,42. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

(7)

185 model Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Bahasan Budaya Kita dan Misi Kebudayaan Internasional pada pelajaran

Pendi-dikan Kewarganegaraan di kelas III SD Negeri 057212 Kebun Lada kecamatan Hinai kabupaten Langkat T.A. 2015/2016.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widia.

Dimyati dan Mudjiono. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Remajasa Rosdakarya. Bandung.

Haryanto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas SD. Jakarta: Erlangga.

Supridjono, A. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Cipta Pustaka Raya.

Suryosubroto B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto. 2010. Strategi Pembelajaran Umum. Bandung: Yrama Widya.

Winataputra, S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian ini mengajukan rumusan bagaimanakah pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler serta kendala dan upaya yang dilakukan sekolah

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

[r]

[r]

Hasil penilaian yang dilakukan dengan uji bioassay menurut prosedur WHO menggunakan Anopheles aconitus betina hasil penangkapan di tiap kabupaten menunjukkan bahwa kelambu

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak