• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter 2 part 1 Getting Connected. Muhammad Al Makky

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Chapter 2 part 1 Getting Connected. Muhammad Al Makky"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Chapter 2 part 1

Getting Connected

(Link, Encoding, Framing)

(Link, Encoding, Framing)

(2)

Pembahasan Chapter 2

Eksplorasi perbedaan media komunikasi yang

digunakan untuk mengirimkan data

Memahami masalah pada encode di atas media

transmisi sehingga dapat dimengerti oleh penerima

Mendiskusikan gambaran urutan bit saat

Mendiskusikan gambaran urutan bit saat

ditransmisikan melalui

link

ke dalam satu kesatuan

pesan yang utuh yang dapat dikirim ke node tujuan

akhir

Mendiskusikan teknik-teknik untuk mendeteksi

kesalahan pada transmisi data dan menentukan aksi

yang tepat

(3)

Pembahasan Chapter 2 (Lanj.)

Mendiskusikan persoalan tentang kehandalan

link

dalam menangani masalah transmisi

Pengenalan

Media Access Control Problem

Pengenalan jaringan

Carrier Sense Multiple Access

(CSMA)

(CSMA)

Pengenalan jaringan tanpa kabel dengan teknologi

dan protokol berbeda-beda

(4)

Outline

Perspektif dalam menghubungkan Node

Link

Encoding

Framing

(5)

Perspektif dalam Mengghubungkan Node

(6)

Kapasitas

Link

dan Teorema Shannon-Hartley

Batasan kapasitas

link

dalam

bits per second

(bps)

sebagai fungsi rasio dari signal-to-noise yang diukur

dalam decibels (dB).

C = B log2 (1 + S/N)

C = B log2 (1 + S/N)

– Where B = 3300 – 300 = 3000Hz, S is the signal power, N the average noise.

– The signal to noise ratio (S/N) is measured in decibels is related to dB = 10 x log10(S/N). If there is 30dB of noise then S/N = 1000.

– Now C = 3000 x log2(1001) = 30kbps.

(7)

Links

Link

adalah segala sesuatu dalam bentuk rambatan

radiasi elektromagnetik melalui suatu media tertentu

(kabel atau

free space

)

Salah satu cara untuk mengkarakterisasi

Salah satu cara untuk mengkarakterisasi

link

link

dengan

dengan

media yang digunakan:

– Umumnya menggunakan kabel tembaga dalam beberapa bentuk (Digital Subscriber Line (DSL) dan kabel koaksial)

– Fiber Optik (layanan fiber-to-the-home dan backbone

internet)

(8)

Links

• Karakteristik lainnya adalah frekuensi

– Ukurannya dalam hertz, gelombang elektromagnetik

• Jarak diantara pasangan yang berdekatan, maksimum dan minimum dari gelombang diukur dalam meter, yang disebut

wavelength (panjang gelombang)

wavelength (panjang gelombang)

– Wavelength adalah kecepatan cahaya dibagi frekuensi

– Frekuensi kabel tembaga adalah mulai 300Hz hingga 3300Hz; Wavelength dari 300Hz melalui kabel tembaga adalah kecepatan cahaya dalam tembaga / frekuensi

– 2/3 x 3 x 108 / 300 = 667 x 103 meters.

• Menempatkan data biner dalam sinyal disebut encoding.

• Modulasi yang memengaruhi perubahan sinyal adalah

(9)

Links

(10)

Links

(11)

Encoding

Encoding adalah proses menyandikan bit-bit

data yang dikirim ke dalam media transmisi

sehingga dapat dimengerti oleh node lainnya

Jenis-jenis encoding:

Jenis-jenis encoding:

NRZ (Non-Return to Zero)

NRZI (Non-Return to Zero Inverted)

Manchester

(12)

Sinyal berjalan di atas link di antara 2 (dua) signaling component;

Encoding

Sinyal berjalan di atas link di antara 2 (dua) signaling component; Bit berjalan di antara adaptor jaringan

(13)

Encoding (NRZ)

Masalah pada NRZ (1)

Baseline wander

• Penerima menerima sinyal rata-rata yang diterima

• Menggunakan rata-rata untuk membedakan sinyal

• Menggunakan rata-rata untuk membedakan sinyal tinggi dan rendah

• Saat sinyal rendah muncul secara signifikan, maka penerima menganggap 0, selebihnya 1

• Terlalu sering urutan 0 dan 1 menyebabkan banyak terjadi perubahan rata-rata sehingga menyebabkan sulit untuk dideteksi

(14)

Encoding (NRZ)

Masalah pada NRZ (2)

Clock recovery

• Transisi yang sering dari tinggi ke rendah atau sebaliknya, maka dibutuhkan clock recovery

sebaliknya, maka dibutuhkan clock recovery

• Proses encode dan decode dikendalikan oleh clock

• Pada setiap proses clock, pengirim mentransmisikan bit dan penerima menerima bit

(15)

Encoding (NRZI)

NRZI

Non Return to Zero Inverted

Pengirim membuat transisi dari sinyal saat ini

untuk meng-encode 1 dan tetap pada sinyal yang

untuk meng-encode 1 dan tetap pada sinyal yang

sama untuk meng-encode 0

(16)

Encoding (Manchester)

Manchester

Menggabungkan

clock

dan sinyal dengan

mentransmisikan Ex-OR dari data hasil encode

NRZ dengan

clock

Clock

adalah sinyal internal alternatif dari rendah

Clock

adalah sinyal internal alternatif dari rendah

ke tinggi, pasangan tinggi atau rendah dinilai

sebagai satu daur

clock

Dalam Manchester encoding

• 0: low  high transition

(17)

Encoding (Manchester)

Masalah pada Manchester

Mengalikan

rate

transisi sinyal yang dibuat di

dalam link

• Artinya penerima memiliki separuh waktu untuk

• Artinya penerima memiliki separuh waktu untuk mendeteksi setiap getaran sinyal (signal pulse)

Rate

perubahan sinyal disebut

link’s baud rate

Dalam Manchester, bit

rate

adalah setengah dari

(18)

Perbandingan Encoding

(19)

Encoding (4B/5B)

4B/5B

– Memasukkan satu bit tambahan ke dalam bit stream untuk mengakhiri runutan 0 dan 1 yang panjang

– Setiap 4 bit data di-encode ke dalam kode 5 bit yang akan ditransmisikan ke penerima

ditransmisikan ke penerima

– Kode 5-bit dipilih agar setiap bagian tidak ada kelebihan 0 dan tidak ada 0 yang berurutan

– Tidak ada pasangan hasil kode 5-bit dengan lebih dari 3 (tiga) kali 0 yang berurutan

(20)

Encoding (4B/5B)

4B/5B

– 0000 11110 16 left

– 0001 01001 11111 – when the line is idle

– 0010 10100 00000 – when the line is dead

– .. 00100 – to mean halt

– ..

– 1111 11101 13 left : 7 invalid, 6 for various control signals

(21)

Framing

Fokus pada

packet-switched networks

, atau blok-blok

data yang disebut frame, bukan bit streams yang

dipertukarkan antar

node

Terdapat

Terdapat

network adaptor

network adaptor

yang memungkinkan node

yang memungkinkan node

untuk mempertukarkan frame

(22)

Framing

Saat node A mentransmisikan sebuah frame ke node B,

artinya adaptor mentransmisikan frame dari memori

node

. Hasilnya dalam

sequences

bit-bit yang dikirim

melalui link

Kemudian, adaptor pada node B mengumpulkan setiap

Kemudian, adaptor pada node B mengumpulkan setiap

sequence

bit-bit yang datang dalam link dan menumpuk

frame yang sesuai di dalam memori node B

Mengenal dengan benar himpunan bit-bit apa yang

mendasari suatu

frame

, menentukan permulaan dan

akhir dari frame adalah tantangan utama yang dihadapi

(23)

Framing

Cara-cara melakukan framing:

Byte Oriented Protocols (BYSYNC, PPP, DDCMP)

Bit Oriented Protocols (HDLC)

Clock Based Framing (SONET)

(24)

Framing

(Byte-Oriented Protocols)

Byte-Oriented Protocols

Melihat setiap frame sebagai kumpulan byte-byte

(karakter) dari pada bit-bit

BISYNC (Binary Synchronous Communication)

BISYNC (Binary Synchronous Communication)

Protocol

• Dikembangkan oleh IBM (tahun 1960)

PPP (Point to Point Protocol)

DDCMP (Digital Data Communication Protocol)

(25)

Framing (BISYNC)

BISYNC – pendekatan

sentinel

– Frame mulai ditransmisikan dari field paling kiri

– Permulaan frame dengan mengirimkan karakter spesial SYN (synchronize)

– Porsi data berada diantara karakter spesial sentinel STX

– Porsi data berada diantara karakter spesial sentinel STX (start of text) dan ETX (end of text)

– SOH : Start of Header – DLE : Data Link Escape

– CRC: Cyclic Redundancy Check

(26)

Framing (PPP)

PPP adalah protokol umum yang berjalan di atas

link internet menggunakan pendekatan sentinel

– Karakter spesial start of text dinotasikan sebagai Flag • 0 1 1 1 1 1 1 0

– Address, control : nomor default

– Address, control : nomor default

– Protocol for demux : IP / IPX

– Payload : negotiated (1500 bytes)

– Checksum : untuk deteksi kesalahan

(27)

Framing (DDCMP)

DDCMP – pendekatan penghitungan byte

– count : berapa banyak byte-byte yang berisi di dalam

frame body

– Jika penghitungan corrupt maka terjadi kesalahan Framing

Framing

(28)

Framing

(Bit-Oriented Protocols)

Bit-oriented Protocol

– Melihat setiap frame sebagai kumpulan bit-bit

– HDLC : High Level Data Link Control • Beginning and Ending Sequences

• Beginning and Ending Sequences

– 0 1 1 1 1 1 1 0

(29)

Framing (HDLC)

HDLC Protocol

Di sisi pengirim, setiap terdapat bit 1 berurutan

sebanyak 5 (lima) kali yang ditransmisikan dari

body of the message

(tidak termasuk saat

body of the message

(tidak termasuk saat

pengirim mencoba untuk mengirim

sequence

01111110 yang berbeda), maka pengirim akan

menambahkan 0 sebelum mentransmisikan bit

selanjutnya

(30)

Framing (HDLC)

HDLC Protocol

Di sisi penerima, apabila bit 1 berurutan 5 (lima ) kali

• Next bit 0 : Stuffed (berisi), maka harus dibuang 1 : Mungkin merupakan akhir dari frame

Atau terjadi kesalahan pada bit stream

• Lalu lihat pada bit selanjutnya

• Jika 0 ( 01111110 )  Akhir dari frame

• Jika 1 ( 01111111 )  Error, abaikan dan buang seluruh

frame tersebut kemudian penerima harus menunggu untuk 01111110 selanjutnya sebelum memulai kembali untuk

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan, Upah terhadap Produktivitas kerja karyawan pada Industri genteng di Desa Margodadi, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa

Pada umumnya, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat menciptakan cash flow s yang lebih besar yang berdampak pada besarnya laba ditahan perusahaan yang

Dalam melakukan usecase info pelanggan, pelanggan hanya dapat mengakses table pelanggan untuk memverifikasi login dan melihat data diri pelanggan tersebut, dan

Selain di rumah Supriyanto, kedua pelaku juga mengaku telah melakukan serangkaian pencurian di lokasi lain, diantaranya, di SD Doplang dengan hasil 4 buah laptop, dengan

Menurut Rahman, pendidikan jenis ini disebut pendidikan orang dewasa karena diberikan kepada orang banyak yang tujuan utamanya adalah untuk mengajarkan mereka mengenai Alquran

Berdasarkan Tabel 4.3 setelah mendapatkan penyuluhan tentang IVA dalam deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur di Dusun Pundung Yogyakarta sebagian

UPAYA PENEGAKAN HUKUM APARAT KEPOLISIAN DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN..

MTs Unggulan Nurul Islam adalah lembaga yang berbasis pesantren, yang menjadikan akhlak sebagai Visi utama, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Madrsaha