Malang, 26 Maret 2016
208
MENINGKATKAN KARAKTER DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI
Critical Thinking Character And Increase Based Learning Through Inquiry
Diah Harmawati 1, Sri Endah Indriawati 2, Abdul Gofur 3
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang E-mail: diahharmawati@gmail.com
Abstrak
Siswa dituntut banyak latihan dan menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat, menganalisis dan menarik kesimpulan. Pada umumnya pertanyaan yang biasanya muncul pada siswa yang berpikir kritis adalah bagaimana dan mengapa sesuatu bisa terjadi. Selama ini unsur-unsur inkuiri sebenarnya sudah digunakan oleh guru, namun masih terpisah-pisah, sintak inkuiri belum dilaksanakan secara utuh. Pembelajaran IPA kebanyakan masih dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah. Penelitian ini bertujuan menghasilkan pembelajaran berbasis inkuiri untuk meningkatkan karakter dan berpikir kritis siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatan karakter dan berpikir kritis.
Kata kunci: Penelitian Deskriptif, Inkuiri, Karakter, Berpikir Kritis.
Abstract
Students are required to do a lot of practice and use logic to determine cause and effect, analyze and draw conclusions. In general, the question that usually appear on the students critical thinking is how and why something happen. During this time the elements of inquiry has actually been used by teachers, but it is still fragmentary, and the inquiry syntax has not been fully implemented. The method mostly used in learning science is still conventional method of lectures. This study aims to generate inquiry based learning to enhance students character and critical thinking. This type of research is descriptive research. The results showed that the use of inquiry based learning can improve the character and critical thinking.
Key word: Penelitian Deskriptif, Inkuiri, Karakter, Berpikir Kritis.
PENDAHULUAN
Pada Era Globalisasi ini siswa dituntut banyak latihan dan menggunakan logika untuk menentukan sebab akibat, menganalisis dan menarik kesimpulan. Pada umumnya pertanyaan yang biasanya muncul pada siswa yang berpikir kritis adalah bagaimana dan mengapa sesuatu bisa terjadi. Selama ini unsur-unsur inkuiri sebenarnya sudah digunakan oleh guru, namun masih terpisah-pisah, sintak inkuiri belum dilaksanakan secara utuh. Pembelajaran IPA kebanyakan masih dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah. Namun sudah banyak juga penelitian yang menerapkan inkuiri secara mendetail. Maka tujuan penelitian ini untuk untuk melihat bahwa inkuiri dapat meningkatkan karakter dan berpikir kritis. Manfaat penelitian ini supaya penelitian yang berhubungan dengan inkuiri dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran.
Malang, 26 Maret 2016
209
KAJIAN PUSTAKA
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku/ sikap manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, konstitusi, adat istiadat dan estetika. Pendidikan karakter adalah suatu nilai-nilai perilaku (karakter) yang meliputi pengetahuan dan tindakan yang berhubungan terhadap nilai-nilai kepada Tuhan, diri sendiri, orang lain, lingkungan maupun bangsa [1].
Berpikir kritis sebagai kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan mengatur ide, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah. Berpikir kritis bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa [2].
Inkuiri adalah model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru termasuk kegiatan perumusan masalah. Siswa melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam model pembelajaran inkuiri jenis ini, guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatannya. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu [3].
PEMBAHASAN
Tabel 1. Nilai Karakter
Kategori Siklus I Siklus II
Pert 1 Pert 2 Pert 3 Pert 4 Pert 5 Rata-rata
skor
2.25 2.42 2.83 3.23 3.39
Aktivitas karakter selama proses pembelajaran pada siklus I pada pertemuan pertama ,kedua dan ketiga mulai mengalami peningkatan. Hasil pengamatan karakter siswa siklus II, pada pertemuan keempat dan kelima juga semakin meningkat [4]. Hasil tersebut sejalan dengan [5] yang menyimpulkan bahwamodel inkuiri dapat meningkatkan karakter mandiri dan disiplin siswa pada pembelajaran IPA.
Hal tersebut juga didukung oleh penjelasan [6] bahwa pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting. Penelitian menunjukkan metode inkuiri dapat mengembangkan sikap-sikap ilmiah peserta didik yang juga terkait dengan karakter peserta didik dan peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses belajar, sehingga dapat mendukung pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Tabel 2. Data pretes dan postes cara berpikir kritis pada kelas PBL dan Inkuiri
Data Pre tes Pos tes
PBL Inkuiri PBL Inkuiri
Malang, 26 Maret 2016
210
Beardasarkan tabel di atas terdapat peningkatan yang signifikan antara pembelajaran PBL dengan pembelajaran inkuiri terhadap peningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa [7].
Penelitian lain yang dilakukan [8] kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan karakter, yang meliputi: kemandirian, kerja keras, bertanggung jawab, percaya diri, jujur, serta berpikir kritis dan kreatif seperti yang terdapat pada tujuan kurikulum 2013 yang berbasis pendidikan karakter.
Tabel 3. Data Berpikir Kritis
Skor 52 71 71 85 100
Ketuntasan tidak tuntas
tuntas tuntas tuntas tuntas
Tabel 4. Data Kerja Keras
Skor 0,08 0,30 0,75 -0,43 1,00
Ketuntasan rendah rendah tinggi rendah tinggi
Terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis dan karakter kerja keras pada peserta didik [9]. Pendekatan inkuiri dalam penelitian ini adalah guru membantu peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Pendekatan inkuiri bertujuan supaya peserta didik dapat memecahkan suatu masalah. Inkuiri akan melibatkan peserta didik di dalam proses belajar melalui penggunaan cara-cara bertanya dan berdiskusi sehingga dapat membentuk proses berpikir kritis. Menurut [10] tahapan inkuiri meliputi: merumuskan masalah, mengamati, menganalisis dan menyajikan dan mengkomunikasikan.
Menurut guru pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan nantinya akan memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan nilai-nilai ideologi pancasila menjadi karakter yang dapat menjadi bekal bagi mereka dalam menghadapi penyimpangan budaya.
Berdasarkan penelitian terdahulu dengan menggunakan perangkat pembelajaran, siswa diajarkan secara langsung untuk bertanggungjawab, bersikap demokratis, bekerja sama, mengemukakan pendapat dengan santun, serta menghargai setiap perbedaan dan pendapat orang lain. Nilai religi yang tercermin melalui doa pembuka dan penutup pada pembelajaran. Sedangkan melalui website pembelajaran, nilai toleransi dapat muncul dari contoh karakter yang terkandung dalam video motivasi. Nilai kedisiplinan tidak mengalami perubahan. Adapun nilai rasa ingin tahu dan gemar membaca juga mengalami peningkatan. Terdapat peningkatan persentase peserta didik yang menunjukkan sikap demokratis dan komunikasi [11].
Tabel 5. Hasil Pengamatan Berpikir Kritis Siswa
Aktivitas Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
Rata-rata 81,12 % 75,18 %
Malang, 26 Maret 2016
211
[12] Keterampilan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen 1 yang telah menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan pendekatan Science, Environment, Technology and Society lebih tinggi daripada di kelas eksperimen 2.
Tabel 6. Distribusi Kemampuan Berpikir Kritis
Mean 75,39
Standar Deviasi 14,79
Pada Tabel 6 nilai kemampuan berpikir kritis adalah 75,39 dan standar deviasinya yaitu 14,79. Pada penelitian perolehan prestasi dikategorikan sesuai dengan kategori siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki nilai kemampuan berpikir kritis diatas 75,39 dapat dikategorikan siswa tersebut mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki nilai kemampuan berpikir kritis dibawah 75,39 dapat dikategorikan siswa tersebut mempunyai kemampuan berpikir kritis rendah [13].
Berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu di atas maka inkuiri dapat memfasilitasi siswa dari mulai menyajikan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,dan membuat kesimpulan. Inkuiri juga dapat meningkatkan karakter dan berpikir kritis siswa. Karakter di sini yang dimaksud adalah sikap interaksi sosial yang dilakukan siswa dengan temannya. Sedangkan berpikir kritis siswa dapat dilihat maupun diketahui melalui pemberian pre tes dan pos tes.
PENUTUP
Inkuiri dapat meningkatkan karakter dan berpikir kritis siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Zainal, Aqib. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah Membangun Karakter dan
Kepribadian Anak. Bandung: Yrama Widya.
Schafersman, Steven. 2006. An Introduction to Critical Thinking. (online). (http://www. Freeinquiry.com/critical-thinking.html). Diakses pada 30 Januari 2016.
Kaniawati. 2010. Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Lesson Study. Jakarta: Media Pustaka.
Yatmi. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Terintegrasi Pendidikan Karakter dan TIK Berbasis Inkuiri. Jurnal Scientia Indonesia. 1(1): 1-6.
Jannah. Sugianto dan Sarwi. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education. 1(1): 54-60.
Asyhari. Sunarno dan Sarwanto. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintergrasi Pendidikan Karakter. Jurnal
Inkuiri. 3(1): 62-75.
Anwar. Abdullah dan Evi A. 2014. Penerapan Problem Based Learning dan Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Kepedulian Lingkungan
Malang, 26 Maret 2016
212
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh.
Jurnal EduBio Tropika. 2(2): 187-250.
Eka Pratiwi T. 2014. Implementasi Mind Mapping dalam Kegiatan Pembelajaran dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Karakter. Prosiding Seminar Nasional. 1(1): 85-91.
Magdalena I.C., Sukestiyarno., Sugianto. 2013. Pembentukan Karakter dan Berpikir Kritis Menggunakan Teori Konstruktivisme dengan Pendekatan Inkuiri Materi Trigonometri. Unnes Journal of Mathematics Education Research. 2(2): 114-120. Widihasrini, F. 2009. Peningkatan Kemampuan Penemuan Sumber Bahan Pada Mata
Kuliah Pendidikan Keterampilan Melalui Pendekatan Inkuiri. Jurnal
Kependidikan. 39(2):111-118.
Akhlis, N. R. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Science Berorientasi Cultural Deviance Solution Berbasis Inkuiri Menggunakan ICT untuk Mengembangkan Karakter Peserta Didik. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia .3(1): 86-94.
Risa Umami, Budi Jatmiko. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan Science, Environment, Technology and Society Pada Pokok Bahasan Fluida Statis untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Gedangan. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 2(3): 61-69.
Mahmud H., Widha S., Sulistyo S. 2015. Pembelajaran Kimia Menggunakan Pendekatan Inkuiri dengan Metode Eksperimen dan Proyek ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Inkuiri. 4(1): 92-103.