• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 5 SANUR DALAM KEGIATAN MENCOBA PEMBELAJARAN TEMA CITA-CITAKU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 5 SANUR DALAM KEGIATAN MENCOBA PEMBELAJARAN TEMA CITA-CITAKU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 5 SANUR DALAM

KEGIATAN MENCOBA PEMBELAJARAN TEMA CITA-CITAKU

DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA

KURIKULUM 2013

Ni Made Trisnayanti

1

, DB Ketut Ngurah Semara Putra

1

, Ida Bagus

Gede Surya Abadi

2

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

Email : triznayti@gmail.com

1

, dewabaladika@yahoo.com

1

,

suryaabadi31@yahoo.co.id

2

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SDN 5 Sanur. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah sangat baik (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan dan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti suasana lingkungan belajar.

Kata Kunci : kemampuan siswa, pendekatan saintifik, kurikulum 2013.

Abstract

This study aimed to describe (1) the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation (2) the factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation.The design of this research was descriptive qualitative. The subjects were students of class IVA and IVB at SDN 5 Sanur. The object of this study was the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation, and the factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of

(2)

learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation. Further, data analysis was done with three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.The results showed (1) the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation is very good (2) Factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation are factors that comes from within of the students such as a lack of student interest in doing activities and factors that come from outside the student such as atmosphere of the learning environment

Keywords: students’ ability, scientific approach, 2013 Curriculum

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi keberlangsungan

suatu bangsa. Bangsa yang besar

senantiasa didukung oleh tersedianya sumber daya manusia berkualitas yang terlahir dari proses pendidikan yang baik. Inti utama dari pendidikan adalah proses

belajar mengajar di sekolah yang

dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat menghasilkan lulusan yang

berkualitas. Rancangan proses pendidikan memiliki posisi yang strategis karena seluruh kegiatan dalam proses belajar

mengajar bermuara di dalamnya.

Keseluruhan rancangan yang digunakan sebagai petunjuk di dalam kegiatan pembelajaran dIVntegrasikan di dalam sebuah kurikulum. Sebagaimana tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 (dalam Kemendikbud, 2014 : 11), “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”. Oleh karena itu, kurikulum memiliki peran sentral dalam proses pendidikan.

Pemerintah, melalui jajaran

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaaan, telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional sebagaimana dimandatkan

dalam Pasal 3 UURI No. 20 Tahun 2003 (dalam Kemendikbud, 2014 : 11). Salah satu upaya yang paling momunemtal yang dilakukan pada tahun 2013 adalah

dicanangkannya pelaksanaan Kurikulum 2013 (Subagia, 2013 : 16).

Pemberlakuan kurikulum 2013

menuntut sejumlah perubahan mendasar

pada proses pembelajaran yang

berlangsung di sekolah. Minimalnya ada dua perubahan mendasar yang dilakukan

yakni perubahan pada sistem

pembelajaran dan perubahan pada sistem penilaian. Perubahan sistem pembelajaran

artinya pembelajaran dalam konteks

kurikulum 2013 harus dilakukan dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup. Oleh sebab itu, pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah

dalam proses pembelajaran. Abidin

(2014:133) menyatakan Pendekatan

ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud (2014) sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran.

Pendekatan ilmiah disebut juga pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik (ilmiah) (Sani, 2014:50). Pendekatan saintifik inilah yang diterapkan dalam

proses pembelajaran dengan

menggunakan kurikulum 2013

Daryanto (2014:51) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah,

(3)

mengumpulkan data dengan berbagai

teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

Adapun kegiatan pokok dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik

yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/mencoba,

mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014 19). Dalam proses pembelajaran di sekolah guru mengajar menggunakan pendekatan saintifik. Salah satu tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah diperolehnya hasil belajar yang

tinggi Daryanto (2014:54). Untuk

memperoleh hasil belajar yang tinggi guru

diharapkan merancang pembelajaran

dengan baik agar peserta didik paham mengenai apa yang diajarkan oleh guru.

Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi adalah dengan kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba. (Abidin, 2014:140) untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/

eksperimen (mencoba) adalah

mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,

menghargai pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari (Kemendikbud, 2014). Kegiatan mencoba

ini perlu diterapkan dalam proses

pembelajaran yang menggunakan

pendekatan saintifik.

Dari observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Desember 2014 di SDN 5 Sanur,menemukan bahwa masih

banyak siswa hanya sekedar saja

mengikuti kegiatan mencoba. Siswa belum bisa serius melakukan kegiatan mencoba. Siswa belum mengetahui dengan jelas apa yang yang harus mereka lakukan pada saat kegiatan mencoba berlangsung.

Mengingat kegiatan mencoba ini

merupakan salah satu kegiatan pokok dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik sehingga kegiatan mencoba harus

dilakukan dengan baik untuk

mendapatkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Mengenai informasi yang

didapatkan dari hasil observasi maka menarik untuk dianalisis Kemampuan Siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam Kegiatan Mencoba Pembelajaran Tema Cita-Citaku dengan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013.

Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya sanggup, cakap dan kuat (Tim penyusun, 2012:182). Menurut

Thoha (dalam Sukandi, 2011 :25)

kemampuan adalah suatu kondisi yang menunjukkan unsur kematangan yang berkaitan pula dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperoleh melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman. kemampuan siswa merupakan potensi yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan atau melaksanakan kegiatan secara tepat sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.

Salah satu kemampuan yang bisa dikembangkan adalah kemampuan siswa

dalam mencoba. Kegiatan mencoba

merupakan salah satu kegiatan yang

terdapat dalam pendekatan saintifik.

Menurut (Kemendikbud, 2014:19) kegiatan mencoba dapat dilakukan dengan cara membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan mencoba adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan

kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Kemendikbud, 2014:19). Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan dalam kegiatan mencoba adalah

melakukan eksperimen. Kegiatan

eksperimen atau mencoba merupakan kegiatan penelitian sederhana (Abidin, (2014 : 145). Agar memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan

(4)

untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba menurut Daryanto (2014 : 79) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pada tahap persiapan guru akan merumuskan tujuan eksperimen, mempersiapkan alat

dan bahan yang digunakan saat

eksperimen, mempersiapkan tempat

eksperimen. Pada tahap pelaksanaan, guru ikut membimbing dan mengamati

proses percobaan. Ditahapan yang

terakhir ini peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru.

Kegiatan mencoba ini merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan

saintifik merupakan kerangka ilmiah

pembelajaran yang diusung oleh

Kurikulum 2013. Berdasarkan teori belajar

beberapa ahli, (Daryanto, 2014:51)

mengungkapkan bahwa pembelajaran

dengan pendekatan saintifik adalah

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau

prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan

masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep.

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mencoba digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto,

2013:54). Faktor intern meliputi

kesehatan, intelegensi, minat siswa dalam mencoba, dan kesiapan dalam mencoba. Sedangkan faktor ektern meliputi faktor keluarga, guru sebagai motivator siswa, dan suasana lingkungan belajar.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif. Sukmadinata (2009:72)

mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang

bersifat alamiah ataupun rekayasa

manusia. Penelitian deskriptif tidak

memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Sanur yang belokasi di Jl. Danau Buyan 1 No. 7 Sanur Denpasar Selatan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Sanur yang terdiri dari dua kelas yaitu IVA dan IVB. Jumlah seluruh siswa kelas IVA adalah 33 siswa, sedangkan julah seluruh siswa kelas IVB adalah 32 siswa.

Keseluruhan subjek dalam

penelitian ini berjumlah 65 siswa kelas IV. Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Dalam penelitian ini, subjek penelitian berjumlah kurang dari 100 maka dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel.

Sedangkan, objek penelitian

adalah hal yang dikaji dalam penelitian ini.

Adapun objek penelitian ini adalah

kemampuan siswa kelas IV di SDN 5

Sanur dalam kegiatan mencoba

pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5

Sanur dalam kegiatan mencoba

pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Ketiga

teknik pengumpulan data tersebut

digunakan karena penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif yang

hanya menggambarkan suatu objek.

Observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari data mengenai kemampuan siswa kelas IV dalam kegiatan mencoba

(5)

pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

Sukmadinata (2009:220) menyatakan

bahwa observasi atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.

Penelitian ini menggunakan jenis

observasi nonpartisipan yang artinya peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat. Pengumpulan data dengan wawancara dilakukan dengan

mengajukan pertanyaan kepada

responden. Penelitian ini menggunakan

wawancara semiterstruktur. Peneliti

menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyan-pertanyaan tertulis. Namun

dalam pelaksanaannya, konteks

wawancara dapat berkembang di luar

instrumen wawancara. Sudaryono

(2013:41) menyatakan dokumentasi

adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran mengenai

kemampuan siswa kelas IV dalam

kegiatan mencoba pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Agung (2014: 110) menyatakan analisis deskriptif kualitatif adalah metode analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata-kata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda,

gejala, variabel tertentu) sehingga

akhirnya diperoleh kesimpulan umum. Arikunto (2009) menganalisis dengan deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum dilakukan pemberian predikat, dilakukan kondisi tersebut diukur dengan prosentase, baru kemudian ditransfer ke predikat. Dalam pembuatan intrumen observasi menggukan pedoman skala

guttman, sehingga untuk memperoleh

predikat dibuatkan tabel hasil presentase

dalam rentangan skala guttman.Skala

guttman ialah skala yang digunakan untuk

menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya: yakin – tidak yakin, ya – tidak, benar – salah, positif – negatif, pernah – belum pernah, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya, analisis dilakukan seperti skala likert, misalnya

jawaban benar (1) dan salah (0)

(Sudaryono, dkk, 2013:53).

Menurut Arikunto (2009: 48) analisis data deskriptif kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah yaitu, menjadi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Reduksi data adalah memilih data yang diperlukan dan menyisihkan data yang tidak diperlukan. Kegiatan reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Setelah data digolongkan

sesuai dengan rumusan masalah,

selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh jawaban yang tepat dan sesuai dengan rumusan masalah, sehingga data tersebut dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Penarikan simpulan yaitu kegiatan dirumuskannya simpulan berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan secara deskriptif kualitatif yakni menyajikan temuan di lapangan dengan kata-kata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dapat dilihat dari 6 indikator yang

dikembangkan yaitu: mempersiapkan

kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, melakukan kegiatan mencoba sesuai

prosedur kegiatan mencoba,

menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu, membuat laporan hasil

kegiatan mencoba, dan merapikan

kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Berikut ini disajikan tabel data hasil observasi yang ditunjukkan siswa

(6)

dalam kegiatan mencoba dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

Tabel 4.1 Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Mencoba

No Indikator Persentase

Rata-rata

Kelas IV A Kelas IV B

1 Mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan

untuk kegiatan mencoba

90,39 90,62 90,50

2 Kerapian susunan alat dan bahan untuk

kegiatan mencoba

92,92 90,10 91,51

3 Melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur

kegiatan mencoba

91,91 91,14 91,52

4 Menyelesaikan kegiatan mencoba dengan

tepat waktu

90,39 90,10 90,24

5 Membuat laporan hasil kegiatan mencoba 91,91 89,06 90,48

6 Merapikan kembali alat dan bahan yang telah

digunakan

90,90 90,62 90,76

Tabel 4.1 menunjukkan

kemampuan siswa dalam kegiatan

mencoba pembelajaran dengan

pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.

Rata-rata persentase mempersiapkan

kelengkapan alat dan bahan untuk

kegiatan mencoba adalah 90,50%

termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba adalah 91,51% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase melakukan kegiatan

mencoba sesuai prosedur kegiatan

mencoba adalah 91,52% termasuk kriteria

sangat baik, rata-rata presentase

menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu adalah 90,24% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase membuat laporan hasil kegiatan mencoba adalah 90,48% termasuk kriteria sangat baik , dan rata-rata presentase merapikan kembali alat dan bahan yang telah

digunakan adalah 90,76% termasuk

kriteria sangat baik.

Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh hasil yang menunjukkan di atas

90%, dalam rentangan skala Likert

dijelaskan presentase 81%-100%

termasuk kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan kemampuan siswa kelas IVA

dan IVB dalam kegiatan mencoba

pembelajaran tema cita-citaku dengan

pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IVA dan siswa kelas IVB sudah melakukan

sesuai dengan indikator. Hal ini

dikarenakan siswa sangat senang

melakukan kegiatan mencoba. Hal ini terbukti dengan hasil wawancara, dari

beberapa siswa kelas IVA yang

diwawancarai dapat disimpulkan bahwa siswa sangat senang melakukan kegiatan

mencoba karena dengan melakukan

kegiatan mencoba mereka menjadi lebih paham/mengerti, ini terlihat dari persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara alat serta bahan dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing, selama ini orang tua siswa tidak pernah marah dengan membawanya alat dan bahan dari rumah.

Sama halnya dengan siswa kelas

IVA, berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas IVA, dapat disimpulkan bahwa guru kelas IVA mengatakan kemampuan siswa dalam mencoba sangat baik, ini terlihat dari tahap persiapan siswa, pelaksanaan kegiatan serta tindak

lanjut. Selain itu laporan kegiatan

mencoba siswa juga sangat baik.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa kelas IVB dari beberapa siswa kelas IVB yang diwawancarai dapat

(7)

disimpulkan bahwa siswa sangat antusias melakukan kegiatan mencoba karena dengan melakukan kegiatan mencoba mereka menjadi lebih paham/mengerti

karena mereka mencobanya secara

langsung, ini terlihat dari persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara alat serta bahan dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing, selama ini orang tua siswa tidak pernah marah dengan membawanya alat dan bahan dari rumah.

Sama halnya dengan siswa kelas

IVB, berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas IVB, dapat disimpulkan bahwa guru kelas IVB mengatakan kemampuan siswa dalam mencoba bisa dikatakan 90% sudah melakukan kegiatan sesuai yang diharapkan oleh guru. Karena pada proses kegiatan berlangsung mereka sudah aktif, sudah mampu melakukan penelitian sederhana dan hasil laporan yang dikumpulkan sudah sangat baik.

Dari hasil observasi, wawancara

serta dokumentasi, diperoleh hasil

kemampuan siswa kelas IV di SDN 5

Sanur dalam kegiatan mencoba

pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 sangat baik, dari hasil wawancara dengan guru kelas juga mengatakan sangat baik. Jika menggunakan presentase guru kelas mengatakan 90% siswa sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai harapan guru. Dari dokumentasi, dapat dilihat hasil laporan kegiatan mencoba siswa rata-rata memperoleh nilai di atas 80.

Kegiatan mencoba siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dapat dikatakan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Daryanto(2014 : 79) mengatakan kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan

eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Adapun

yang perlu dilakukan pada tahap

persiapan salah satunya mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan saat

eksperimen/mencoba, hal ini sudah

dilakukan oleh 90% siswa kelas IV di SDN

5 Sanur, selanjutnya pada tahap

pelaksanaan siswa sudah melakukan

kegiatan sesuai prosedur yang dilakukan, dan pada tahap lanjut kegiatan yang dilakukan adalah siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru.

Selanjutnya guru memeriksa hasil

eksperimen siswa, hal ini sudah dilakukan oleh siswa.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas IVA, diperoleh

informasi bahwa, faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah karena dirinya, yang artinya siswa tidak aktif dalam kegiatan

berlangsung, siswa malas untuk

melakukan kegiatan, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi, terdapat beberapa siswa yang tidak meakukan kegiatan seperti tidak mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, susunan alat dan bahan untuk kegiatan

mencoba tidak terlihat rapi, tidak

melakukan kegiatan mencoba sesuai

prosedur kegiatan mencoba, tidak

menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu, tidak membuat laporan hasil kegiatan mencoba, serta tidak merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

Sementara itu hal yang sama

diungkapkan oleh guru kelas IVB,

berdasarkan hasil wawancara dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah karena siswa itu sendiri. Siswa tidak memiliki kemauan untuk melakukan kegiatan serta siswa juga tidak mau bertanya bila merasa kesulitan.

Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IVA maupun siswa

kelas IVB, sama-sama mengatakan

bahwa hal yang tidak disenangi ketika melakukan kegiatan mencoba adalah keributan yang dilakukan oleh beberapa temannya, hal ini bisa mengakibatkan kurangnya konsentrasi untuk melakukan kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara

dengan guru maupun siswa dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah dari diri siswa itu sendiri dan keributan yang terjadi di kelas. Faktor yang dialami oleh siswa karena siswa tidak aktif dan malas untuk melakukan kegiatan hal itu termasuk dalam faktor

(8)

intern, sedangkan keributan di kelas merupakan faktor ekstern.

Menurut (Slameto, 2013: 54) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah faktor yang ada di

luar individu. Lebih jelas Slameto

mengungkapkan bahwa minat siswa

dalam mencoba termasuk faktor intern, sedangkan keributan di dalam kelas yang menyebabkan siswa kurang konsentrasi merupakan faktorektern, hal ini senada dengan yang disampaikan oleh (Slameto, 2013: 62-72) bahwa suasana lingkungan belajar termasuk faktor ektern. Suasana lingkungan belajar yang menyenangkan akan mempengaruhi suasana hati siswa. Siswa yang memiliki suasana hati yang

menyenangkan, ia akan mengikuti

pelajaran dengan penuh semangat dan tidak akan ragu dalam menyampaikan hasil belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 adalah sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang rata-rata 90,50% siswa sudah mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, 91,51% siswa sudah menunjukkan kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba,91,52%

siswa sudah melakukan kegiatan

mencoba sesuai prosedur kegiatan

mencoba, 90,24% siswa sudah

menyelesaikan kegiatan mencoba dengan

tepat waktu, 90,48% siswa sudah

membuat laporan hasil kegiatan mencoba, serta sudah 90,76% siswa merapikan kembali alat dan bahan yang telah

digunakan. Hasil yang sama juga

diperoleh dari wawancara dengan guru kelas yang juga menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam mencoba pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 rata-rata 90% sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai yang diharapkan oleh guru.

Untuk faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba dapat disimpulkan bahwa faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan yang termasuk faktor intern dan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti suasana lingkungan belajar yang

termasuk faktor ektern yang

mempengaruhi kegiatan mencoba, hasil ini diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas maupun dengan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1)Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mencoba masih belum 100% siswa sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai indikator maupun sesuai yang diharapkan oleh guru, untuk itu diharapkan guru lebih memotivasi siswa, selain itu terdapat faktor intern dan faktor ektern yang mempengaruhi kemampuan siswa

untuk itu diharapkan guru lebih

membimbing siswa agar menjadi lebih baik. 2)Sekolah agar dapat menyediakan fasilitas untuk kegiatan mencoba serta

menyiapkan segala keperluan untuk

kegiatan mencoba agar siswa tidak membawa alat serta bahan dari rumah. 3) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tema yaitu tema “cita-citaku”, diharapkan kepada peneliti lain agar melakukan penelitian sejenis namun dengantema lain serta menjadi acuan bagi peneliti lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Yunus. 2014. Desain Sistem

Pembelajaran dalam Konteks

Kurikulum 2013 . Bandung: Refika

Aditama.

Agung,2011.Metodologi Penelitian

Pendidikan.Singaraja: Fakultas

Ilmu Pendidikan

---,2014.Metodologi Penelitian

Pendidikan.Malang: Aditya Media

Publishing

Anjeni, Roselina. Permasalahn Guru

(9)

Indonesia di Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listri (TITL) 3

SMK Negeri 3 Singaraja

Berdasarkan Kurikulum 2013.

Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur

Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi. Jakarta: Reneka Cipta.

Daryanto. 2014. Pendekatan

Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian

Kualitatif Teori dan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Handler, B. (2010). Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the

Appropriateness of that Role

Assignment to Classroom-Based Practitioners. International Journal

of Teacher Leadership, 3, 38.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jakarta: Gaung

Persada (GP Press).

Kemendikbud.2014. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kristiantari, Rini. 1997. Pertanyaan Guru

Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Di Sekolah Dasar. Tesis (tidak diterbitkan) Fakultas Pasca Sarjana, IKIP Malang

Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Katapena

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 81 A.

2013.Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Primrose, K. & Alexander, C. R. (2013)

Curriculum development and

implementation: factors

contributing towards curriculum development in Zimbabwe higher education system. European Social

Sciences Research Journal, 1(1),

55-65.

Riduwan.2013. Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2013. Model-Model

Pembelajaran. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik unuk

Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.

Satori, Djam’an danAan Komariah. 2014.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor

yang mepengaruhi.

Jakarta: Renika Cipta

Suandi, I Nengah. 2008. Buku Ajar

Penelitian Bahasa

dan Sastra

Indonesia.

Singaraja: Undiksha.

Subagia, I W. 2013.Implementasi

Pendekatan Ilmiah dalam

Kurikulum 2013 untuk

Mewujudnyatakan Tujuan

Pendidikan Nasional.Seminar

Nasional FMIPA UNDIKSHA IVI

Tahun 2013.

Sudaryono, Margono dan Wardani.2013.

Pengembangan Instrumen

Penelitian

Pendidikan.Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian

Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

---, 2012.Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukandi. 2011. Pengaruh Kemampuan

(10)

Belajar Siswa SMK Negeri di

Kabupaten Indramayu .

TesisDepartemen Ilmu

Administrasi Program

Pascasarjana, Universitas

Indonesia. Diakses melalui

lib.ui.ac.id/18752 pada tanggal 5 Januari 2015.

Sunarto dan Hartono Agung. 2008.

Perkembangan Siswa. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.

Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyanto, Bagong dan

Sutinah.2007.Metodologi

Penelitian Sosial. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Syafmen. (2011, April). Studi tentang

Kesiapan Guru Matematika SMA

Negeri Kota Jambi Dalam

Penerapan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

Edumatica, 01, 61.

Tim Penyusun. 2011. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Trianto. 2011. Pengantar Peneltian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 4.1 Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Mencoba

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses pengendalian kualitas terhadap peralatan yang digunakan dalam produksi kendaraan roda empat di lakukan secara pengambilan sample dan

Setelah itu proses pembuatan permainan ini dilanjutkan dengan menelaah buku-buku dan Internet mengenai pembuatan aplikasi permainan dengan menggunakan JavaScript dan HTML,

dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita, bahkan perasaan yang dialami tokoh cerita. Novel Ma ruti Jerit Ha ti Seora ng Pena ri karya Achmad Munif. membuktikan bahwa novel

Menimbang, bahwa upaya perdamaian yang dilakukan oleh Majelis Hakim dan pihak keluarga telah tidak berhasil, fakta mana dihubungkan dengan sikap Penggugat yang

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam tesis ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dengan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan

Hal tersebut tidak bisa diberikan bantuan karena yang mencatat adalah pihak dari program SLRT dan yang berhak diusulkan untuk mendapatkan bantuan adalah yang

aspects of the program’s curriculum, including educational objectives, selectio n criteria, description of the scope of knowledge and competence goals, and the

• Tobacco use, exposure to second-hand smoke and use of solid fuels such as w ood, coal, dung, crop residues are major risk factors for these diseases. • 61% of households