• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUBIRMAN FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUBIRMAN FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SUBIRMAN

FKM UNIVERSITAS MULAWARMAN-SAMARINDA

(2)

Sistem Kesehatan Nasional tahun 2009 : Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalaui perhimpunan dana secara aktif oleh masyarakat sendiri, dan dana tersebut akan berbentuk pada Jamikanan Kesehatan

Masyarakat punya tanggung jawab dalam pembiayaan kesehatan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja

Program Jamkesda dan persentase pengeluaran penduduk Samarinda tahun 2007, untuk belanja makanan sebesar 44,06%, dan untuk belanja Non makanan adalah 55,94% dan pada tahun 2008 terjadi penurunan pengeluaran belanja masyarakat untuk makanan menjadi 43,38% dan untuk belanja non makanan terjadi peningkatan menjadi 56,62%

Puskesmas Temindung merupakan Puskesmas dengan pemanfaatan Asuransi Kesehatan masyarakat tertinggi diantara Puskesmas lainnya yakni 39.302 Periode Januari – Juli (Dinkes Samarinda, 2009)

(3)

Mengetahui Kemampuan

Membayar Masyarakat Terhadap

Pelayanan Kesehatan

Mengetahui Kemauan Membayar

Masyarakat Terhadap Pelayanan

Kesehatan

(4)

Jenis Penelitian adalah penelitian Survey

Deskriptif yang memberikan gambaran

mengenai

kemampuan

dan

kemauan

membayar

masyarakat

di

Puskesmas

Temindung.

Populasi Penelitian adalah seluruh pasien

yang berkunjung di Puskesmas, sampelnya

adalah

pasien

rawat

jalan

dengan

pengambilan

sampel

dilakukan

secara

Accidental Sampling”

dengan besar sampel

(5)

20 - 29 Thn

30 - 39 Thn

40 - 49 Thn

50 - 59 Thn

Series1

25.8

42.4

20.2

11.6

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 A xi s Ti tle

(6)

SD

SLTP

SMU

Diploma

Universitas

27.8

21.7

42.9

3

4.5

Distribusi Responden Berdasarkan

Pendidikan

(7)

TIDAK

BEKERJA

PNS

BURUH

HARIAN

PEDAGANG

LAINNYA

39.9

3

7.1

26.3

23.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

(8)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 < 1.770.000 1.770.000-2.500.000 2.500.001 -5.000.000 5.000.001 -7.500.000 7.500.001 -10.000.000 > 10.000.00

12.6

49.5

23.2

7.1

6.1

1.5

Distribusi Responden

Berdasarkan Pendapatan

(9)

≤ 750.000

750.001 - 1.500.000

1.500.001 - 2.250.000

2.250.001 - 3.000.000

> 3.000.000

3.5

41.4

41.4

6.1

7.6

Distribusi Responden Berdasarkan

Pengeluaran

(10)
(11)

Distribusi Responden Menurut Pengeluaran RT untuk

Makanan Di Puskesmas Temindung Kota Samarinda

Pengeluaran Makanan

(Rp)

Puskesmas Temindung

n

%

≤ 500.000

48

24.2

500.001 – 1.000.000

123

62,1

1.000.001 – 1.500.000

21

10,6

1.500.001- 2.000.000

3

1,5

> 2.000.000

3

1,5

Total

198

100

(12)

ATP Non Makanan

(Rp)

Puskesmas Temindung

n

%

≤ 20.000

29

14,6

20.001 - 40.000

68

34,3

40.001 - 60.000

69

34,8

60.001 - 80.000

17

8,6

> 80.000

15

7,6

Total

198

100

Distribusi Responden Menurut Kemampuan Membayar

(ATP) Non Makanan Di Puskesmas Temindung Kota Samarinda

(13)

≤ 150.000

150.001 - 300.000

300.001 - 450.000

450.001 - 600.000

> 600.000

48.1

21.7

15.5

7.8

7

ATP NON ESENSIAL

Distribusi Responden Menurut Kemampuan Membayar

(ATP)

(14)

≤ 250.000 250.001 - 500.000 500.001 - 750.000 750.001 - 1.000.000 > 1.000.001

46.5

24.2

14.1

4.5

10.6

ATP TOTAL

Distribusi Responden Menurut Kemampuan Membayar

(ATP) Total Di Puskesmas Temindung Kota Samarinda

(15)
(16)

WTP Normatif

(Rp)

Puskesmas Temindung

n

%

<15.000

68

37,2

15.001 - 30.000

74

40,4

45.001 - 60.000

33

18

>60.000

8

4,4

Total

198

100

(17)

WTP

Puskesmas Temindung

Mean

WTP Normatif

15.000

23.240

WTP Aktual

(18)

Dari hasil penelitian didapatkan pengeluaran rumah tangga

yang terbesar adalah non pangan seperti biaya pendidikan,

rokok, pulsa dan kosmetik, selanjutnya pengeluaran

pangan seperti jajanan, snack dan minuman ringan.

Sedangkan pengeluaran non esensial masih cukup besar

oleh karena di pengaruhi oleh adat kebiasaan seperti

membeli pakaian, alat-alat rumah tangga, perhiasan,

furniture dan dalam menyelenggarakan pesta atau acara

keagamaan.

Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa rata-rata

masyarakat masih memiliki perilaku yang konsumtif

terhadap pengeluaran yang kurang penting, seharusnya

masyarakat juga perlu memperhatikan pengeluaran yang

sangat penting seperti kesehatan mereka. Hal ini sesuai

dengan Gani (2000), yang menyatakan bila rumah tangga

mampu mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak

bersifat esensial, seharusnya ia juga mampu mengeluarkan

uang untuk biaya kesehatan sejumlah total pengeluaran

yang non esensial tersebut

(19)

 Jika dikaji lebih dalam tentang kemampuan membayar non makanan di

Puskesmas Temindung, terbanyak adalah Rp 40.001 – 60.000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih jauh lebih besar kemampuan masyarakat membayar non makanan dari biaya premi asuransi Jaminan Kesehatan Daerah (JAMKESDA) Kota Samarinda sebesar Rp. 8.000, per bulan per orang, yang berlaku sejak 1 Januari 2012, jika premi ini di hitung berdasarkan jumlah keluarga utuh yang terdiri dari Isteri dan dua orang anak, maka setiap keluarga di Kota Samarinda hanya mengeluarkan biaya premi asuransi sebesar Rp. 32.000/bulan, dan besaran premi ini masih lebih rendah dari hasil penelitian ini.

 Dari hasil tersebut terlihat semakin tinggi pendapatan responden maka

semakin tinggi pula kemampuan membayar biaya pelayanan kesehatan, dimana sekitar 78,4% responden memiliki pendapatan di atas Upah Minumum Propinsi Kaltim yakni sebesar Rp. 1.770.000,- Oleh karena itu masyarakat harus meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya menyediakan dana kesehatan pribadi tanpa harus mengharapkan bantuan dari pemerintah. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ridlo (2001) di Semarang bahwa makin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula kemampuan membayarnya

.

(20)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi kemauan

membayar normative di Puskesmas Temindung Kota

Samarinda terbanyak adalah > Rp 15.000, yakni 74

responden (40.4%). Jika dilihat dari hasil tersebut, potensi

kemauan membayar masyarakat Samarinda sangat besar

sehingga harus diarahkan menuju pembiayaan kesehatan yang

mandiri meskipun harus dilakukan secara bertahap agar dapat

menjaga keseimbangan pemanfaatan pelayanan bagi

masyarakat ekonomi atas, menengah, dan bawah melalui

kebijakan subsidi silang atas dasar pemanfaatan pelayanan

kesehatan atau pelayanan

profit

dan

non profit

untuk

meningkatkan upaya pemerataan (

equity

) dan mutu

pelayanan secara menyeluruh

Distribusi rata-rata kemauan membayar Normatif di di

Puskesmas Temindung Kota Samarinda adalah Rp. 15.000,

sedangkan rata-rata kemauan membayar aktual di Kota

Samarinda yakni sebesar Rp 23.240. Hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata kemauan membayar normatif lebih kecil dari

pada rata-rata kemauan membayar aktualnya, hal ini terjadi

karena ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

yang diterima tidak sesuai dengan kemauan membayarnya.

(21)

Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya

kemauan responden untuk membayar biaya

pelayanan kesehatan, yang didasari besarnya

pendapatan

yang

dimiliki,

hal

ini

menunjukkan bahwa masyarakat dapat

membiayai biaya pelayanan kesehatan

mereka sehingga perlu dipertimbangkan

kembali

kebijakan

pemerintah

untuk

menggratiskan

biaya

kesehatan

dan

digunakan untuk bidang kesehatan lainnya.

Hasil ini sesuai dengan penelitian di

Semarang oleh Ridlo (2001) bahwa besarnya

WTP berkaitan secara konsisten dengan

besarnya pendapatan rumah tangga.

(22)

KESIMPULAN

Responden memiliki potensi untuk membayar

secara mandiri biaya pelayanan kesehatan di

Puskesmas tanpa subsidi dari pemerintah, yakni

masyarakat mampu membayar biaya pelayanan

kesehatan yakni antara Rp.40.001 - Rp.60.000, dan

bersedia membayar biaya pelayanan kesehatan di

Puskesmas Temindung Kota Samarinda antara

Rp.15.001-Rp.30.000

SARAN

Disarankan kepada Pemerintah Kota Samarinda

perlu mempertimbangkan anggaran pembiayaan

kesehatan untuk pelayanan kuratif, dengan

mengurangi subsidi secara bertahap menuju

pembiayaan kesehatan secara mandiri di tingkat

Puskesmas pada pelayanan kesehatan rawat jalan.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Kepada ibu Habibatul Azizah Al Faruq, M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Ulya Anisatur Rosyidah, M.Kom selaku pembimbing II, Sebagai penulis saya ucapkan terima kasih

Untuk menjawab kebutuhan tersebut maka dalam penelitian ini digunakan data difraksi sinar-X dari material uji yang kemudian dianalisis menggunakan perangkat Rietica

Usaha kecil dan menengah mengolah sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan maksimal artinya dalam usaha kecil yang dijalankan maka sumber daya yang

Pada indikator menilai apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, subjek RDAN yaity siswa yang memiliki gaya belajar diverger mampu menuliskan rumus dan konsep yang

Kerjasama Departemen Dalam Negeri, Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Kawasan – TPSA – BPPT - Coastal Resources Management Project (CRMP) USAID.. Ecological

dilakukan secara empirik yakni pengalaman yang diperoleh berdasarkan kajian-kajian terhadap perilaku kreativitas yang ditampilkan para kepala sekolah dan para guru dalam

Proses leveling sumber daya mangakibatkan waktu pelaksanaan proyek yang mundur dari sebelum proses leveling, yaitu sampai minggu ke-12 tanggal 19 September 2009

Penentuan probabilitas durasi aktivitas menggunakan central limit theorem, yakni suatu teori matematis yang menggabungkan aktivitas PERT dengan salah satu continous