ii
KATA PENGANTAR
Prsoseding ini merupakan kumpulan materi dari Pembicara Utama, Keynotespeaker dan kumpulan abstrak dari seluruh pemakalah pada acara Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan yang diselenggarakan oleh Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta pada 8 Maret 2014.
Makalah yang dinyatakan layak oleh panitia dan hasil penilaian pakar pendidikan tersebut terbagi dalam beberapa kelompok tema yaitu evaluasi program, evaluasi kebijakan, penilaian kelas, pengembangan instrumen, pengukuran dalam pendidikan, peningkatan mutu hasil belajar melalui penilaian, kurikulum 2013. Sampai batas akhir penerimaan abstrak terkumpul sebanyak 79 Asbtrak. Pemakalah yang turut memberikan sumbangsih keilmuan mempunyai latar pendidikan yang berbeda dari S3, S2, S1 dari beberapa provinsi juga diikuti oleh guru-guru berpretasi tingkat nasional.
Semoga prosiding ini memberikan makna besar dalam perkembangan pembangunan di Indonesia.
Jakarta, 8 Maret 2014
Panitia Seminar Nasional Ketua,
iii
KEYNOTE SPEAKER
Prof. Dr. Syawal Gultom,
PEMBICARA UTAMA
Prof.Dr. Khumaedi, M.Pd
Prof. Dr. Yetti Supriyati, M.Pd
EDITOR
:
1.
Prof. Dr. Yetti Supriyati
2.
Prof. Dr. Baso Intang Sappaile, M.Pd
3.Prof. Dr. Gaguk Margono, M. Ed
4.Dr. Yuliatri Sastrawijaya
5.
Dr. Wardani Rahayu, M. Si
6.Dr. Awaluddin Tjalla
7.
Dr. Kadir
8.
Dr. Burhanuddin Tola
9.Dr. Effendi
10.
Prof. Dr. Cosmas Poluwakan
11.Dr. Budi Susetyo
12.
Dr. Trijanto
13.
Dr. Komarudin Sahid
14.Dr. Kunandar
iv
TEMA
:
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
SUB TEMA
:
Evaluasi Program
Penilaian Kelas
Pengukuran dalam Pendidikan
Pengembangan Instrumen
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR EDITOR DAFTAR ISI
1. Evaluasi Program Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu (Jamsosratu) untuk Bidang Pendidikan di Prov. Banten dengan Model CIPP
Oleh: Abdul Rahman H
2. Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan Berdasar Harapan dan Persepsi Pemustaka. Oleh: Ach. Zayadi
3. Analysis Of Single College Tuition (UKT) In Higher Education Oleh: Ahmad
4. Membincang Sekolah Gratis Dan Penerapan Kurikulum 2013 Oleh: Ahmad Sofyan
5. Evaluasi Penerapan Model Pembelajaran Tematik Berbasis Karakter Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Negri 113 Palembang
Oleh: Aisah AR
6. Pengembangan Instrumen Sikap Siswa Terhadap Pelestarian Lingkungan Hidup Oleh: Ali Ilham Sofiyat
7. Perbandingan Pengukuran Tiga Komponen Beban Kognitif dalam Mengintegrasikan Struktur Pada Fungsi Tumbuhan
Oleh: Anna Fitri Hindriana
8. Komparasi Metode Penyetaraan Linier dan Metode Penyetaraan Ekuipersentil Ditinjau Dari Variansi Skor Hasil Penyetaraan Pada UN Matematika SMP/MTS
Oleh: Ariani Arsad
9. Assesmen Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di SMA/SMK dalam Implementasi Kurikulum 2013
Oleh: Awaluddin Tjalla
10. Hubungan Antara Keterampilan Berpikir Kritis Penilaian Autentic Pada Tema Lingkungan Hidup di Kelas Rendah
Oleh: Azizah Husen
vi Oleh: Bambang Suryadi
12. Implementasi Penilaian Otentik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Penemuan Terbimbing
Oleh: Baso Amri
13. Hubungan antara Kenterampilan Berpikir Kritsi dan Kreatif Dalam Pembelajaran Matematika Siswa SMA
Oleh: Benidiktus Tanujaya
14. Pengaruh Probabilitas Jumlah Pilihan Jawaban Bentuk Tes Pilihan Ganda Terhadap Kualitas Fungsi Infomasi Butir Model Logistik Tiga Parameter Disusun Berdasarkan Item Response Theory
Oleh: Budi Susetyo
15. Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis Oleh: Burhan Hambali
16. Evaluasi Program : Gambaran Perkembangan Sejarah Oleh: Burhanuddin Tola
17. Penyetaraan Sekor Pada Tes Bahasa Inggris Oleh: Desi Susanti
18. Objektifitas penilaian dalam pembelajaran seni budaya Sebagai Upaya Pembentukan Karakter: Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah
Oleh : Dini Devi Triana
19. Implikasi Model Penskoran dan Kemampuan Siswa Terhadap Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika
Oleh: Dwi Putri Musdansi
20. Pembelajaran Investigasi Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Oleh: Dislenawati
21. Efektivitas Pendidikan Gratis di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan Oleh: Effendi
22. Sistem Penilaian Pada Kurikulum 2013 Oleh: Ellis Salsabila
23. Komparasi Penilaian Acuan Patokan (PAP) Dengan Menggunakan Model Metoda Nedelsky Dan Metoda Angoff Dalam Penentuan Batas Standar Minimum Penguasaan Ketuntasan Belajar/Cutscore Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris
vii 24. Analisis Keberkesanan Kos: Satu Pendekatan Penilaian Kos Pendidikan yang
Komprehensif (Cost-Effectiveness Analysis: A Comprehensive Education Costs Evaluation Approach)
Oleh: Ernie Noor Faizah Binti Naim
25. Evaluasi Efektivitas Program Diklat Berjenjang Tingkat Dasar Bagi PTK Paud Se- Jabodetabek Tahun 2012
Oleh: Eva Riza
26. Estimasi Reliabilitas Multidimensi Instrumen Sikap Terhadap Matematika As A Male Domain
Oleh: Gaguk Margono
27. Mereduksi Subjektivitas Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penilaian Autentik
Oleh: Gazali Lembah
28. Penerapan Self Assessment Untuk Mengungkap Pemahaman Siswa Dalam Mempelajari Ikatan Kimia di Kelas X SMAN 7 Pontianak
Oleh: Hairida
29. Pengaruh Metode I Care Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Pada Mata Pelajaran Geometri Transformasi Oleh: Hawa Liberna
30. Pengembangan Instrumen Pengukuran Kegotongroyongan Siswa Oleh: Huri Suhendri dan Hariyanto
31. Pengembangan Instrumen Pengukuran Kinerja Pembelajaran Bagi Team Teaching Oleh: Indria Mustika
32. Evaluasi Program Pelaksanaan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) Oleh Mahasiswa FIK UNP di SMP dan SMA Se-Sumatera Barat
Oleh: Ishak Aziz
33. Evaluasi Program Pengembangan Diri di Tingkat Pendidikan Menengah Oleh : I Wayan Widiana
34. Meta-Analisis Efektivitas Penerapan Pendekatan Problem Solving Dalam Pembelajaran Sains dan Matematika
viii 35. Pengembangan Model Pembelajaran E-Learning Berbasis Edmodo Untuk Siswa
Praktek Kerja Industri SMK Negeri 3 Banjarmasin Oleh: Ketut Sutame
36. Sistem Evaluasi Hasil Belajar Terpadu (SEHAT) Sebagai Komponen Pembelajaran Inovatif Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Lulusan
Oleh: Khaerudin
37. Implementasi Kurikulum Berbasis Lingkungan Melalui Program Adiwiyata di Sekolah
Oleh: Liah
38. Validasi Konstuk Kinerja Guru Profesional: Mengawal Implementasi Kurikulum 2013
Oleh: Lubna
39. Evaluasi Kepuasan Kinerja Sekolah: Hubungan Kerja Antara Kepala Sekolah dan Komite Sekolah Melalui Pendekatan Analitik
Oleh: Madhakomala
40. Keterbandingan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika Berdasar Metode Penskoran Number-Right Score Dan Metode Penskoran Reward Score Oleh: Maria Agustina Amelia
41. Kurikulum 2013 dan Penilaian Diri Oleh: Meri Fuji Siahaan
42. Improving Education Quality Through Cyber Media Utilization For Curriculum 2013
Oleh: Misbah Fikrianto
43. Pengembangan Instrumen Pengukur Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat Intelektual
Oleh: Misykat Malik Ibrahim
44. Kurikulum 2013: Hakekat Penilaian Autentik dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Oleh: Muhammad Badrus Sholeh
45. Instrumen Penilaian Autentik Berbasis Kinerja Dalam Matakuliah Anatomi Tumbuhan
Oleh: Murni Sapta Sari
ix 47. Analisis Dimensi Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Butir Soal Kimia Cambridge
Internasional Examination (CIE) Serta Relevansinya Terhadaf Soal Ujian Nasional di Indonesia
Oleh: Nahadi
48. Implementasi Standar Penilaian Dalam Pelaksanaan Kurikulum Tahun 2013 Oleh: Ni Ketut Widiartini
49. Motivasi Mahasiswa Dalam Penyelesaian Skripsi Oleh: Nurjannah
50. Pengembangan Model Penilaian Sikap Observasi Perilaku Rutinitas Program Pembentukkan Prilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa SMK Al Muslim Tambun Bekasi Tahun Pelajaran 2013/2014
Oleh: Rahmawati
51. Evaluasi Program Pelatihan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Bagi Guru Matematika Sumatera Selatan
Oleh: Ratu Ilma Indra Putri
52. Validitas Instrumen Evaluasi Program Sekolah Adiwiyata Oleh: Rina Mutaqinah
53. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia SMA
Oleh: Risnita
54. Pengukuran Acuan Terpadu (PAT) Dalam Mengukur Kompetensi Pada Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh: Riyan Arthur
55. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Mata Pelajaran Biologi di Oku Timur dan Palembang
Oleh: Riyanto
56. Pemetaan dan Pengembangan Mutu Mata Pelajaran Biologi di Oku Timur dan Palembang Analisis Kemampuan Peserta Didik
Oleh: Rodhoty Taza Mila
x 58. Penggunaan Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran di Kelas IV Sekolah Dasar
Oleh: Silvinia dan Siti Fatimah
59. Pengaruh Teknik Penilaian Formatif dan Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Bahasa Arab
Oleh: Sitti Mania
60. Pengembangan Instrumen Penilaian Microsoft Word Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menegah Pertama. Oleh: Sri Sumarni
61. Meningkatkan Kreativitas Matematika Pada Materi Garis dan Sudut Melalui Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas VII-3 Di SMP Negeri 80 Jakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2011-2012.
Oleh: Sri Wahyuni
62. Pendeteksian Ketidakwajaran Sekor Menggunakan Metode SHL Berdasarkan Tes Objektif Bentuk Pilihan Ganda Tiga dan Empat Alternatif Jawaban Pada Mata Pelajaran Matematika di SMP
Oleh: Suciati Rahayu Widyastuti
63. Pengembangan Instrumen Pengukuran Ketahanmalangan (Kecerdasan Adversitas) Siswa
Oleh: Supardi U.S.
64. Pengaruh Latar Belakang Perbedaan Gaya Berpikir Terhadap Perolehan Hasil Belajar Siswa SMA di Kota Palu
Oleh: Suyuti
65. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Asuransi Syariah Siswa (Studi Eksperimen Di SMK Al Wahyu Jakarta)
Oleh: Supriyadi
66. Evaluasi Program Sistem Pendidikan Abad 21dengan Sistem Pendidikan Keterkaitan Kurikulum 2013
Oleh: Tina Rosa
67. Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Hasil Belajar Oleh:Try Susanti
68. Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum di Laboratorium Kimia SMA Pada Kurikulum 2013
xi 69. Pengembangan Model Asesmen Kelas Pembelajaran Materi Ajar Produktif
Terintegrasi Dengan Model Pembelajaran Component Display Theory Sebagai Upaya Mewujudkan Standar Penilaian Pada Prodi Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri Di Sumatera Barat
Oleh: Wakhinuddin S
70. Pengembangan Tes Berbasis Komputer Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 2013
Oleh: Wahyu Hidayat
71. Equating Dua Tahap Dalam Pendeteksian DIF dengan Metode Lord Chi-Square Oleh: Wardani Rahayu
72. Menjadi Guru Prakarya di Kurikulum 2013 Oleh: Wijaya Kusumah
73. Estimasi Kemampuan Minimum Matematika SMP Berdasarkan Standar Setting Metode Ebel
Oleh: Yahya Hairun
74. Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 Oleh: Yubali Ani
75. Penerapan Pembelajaran Kolaboratif di Perguruan Tinggi ( Studi Perbedaan Prestasi belajar dan Interaksi Sosial Antara Mahasiswa Psikologi Program Reguler dan Non Reguler Pada Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Oleh: Yufiarti
76. Implementasi Pengembangan Instrumen Dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013 Oleh: Yulia Djahir
77. Uji Tingkat Kompetensi (UTK) dan Uji Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) Kurikulum 2013
Oleh: Yuliatri Sastrawijaya
78. Analisis Kesalahan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Studi Kasus Di UNJ
1
THE EFFECTS OF FORMATIVE ASSESSMENT AND COOPERATIVE LEARNING
MODELS TOWARD THE ABILITY OF WRITING ARABIC DISCOURSES BY
CONTROLLING THE STUDENTS’ PRIOR ABILITY
SITTI MANIA
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Jalan Sultan Alauddin No. 36 Makassar
Email:sitti_mania@yahoo.com
Abstract
The objective of this research was to find out the effects of formative assessment and cooperative learning models toward students’ ability in writing Arabic discourses. This research was quasi experimental using a 2 X 2 factorial design involved 80 samples of student at Tarbiyah and Teaching Sciences Faculty and Adab and Humanity Faculty of UIN Alauddin Makassar. The findings indicated, by controlling the student’s prior ability: (1) the ability in writing Arabic discourses of the students who used formative portfolio assessment was higher than the students who used essay test, (2) the ability in writing Arabic discourses of the students who learned through TAI was higher than those learned through STAD, (3) there was an interaction effect between formative assessment and learning models toward the ability of writing Arabic discourses, (4) in particular to the students who learned through TAI, the ability in writing Arabic discourses of the student group with formative portfolio assessment was higher than of essay test assessment, (5) in particular to the student group with formative portfolio assessment, the ability in writing Arabic discourses of the students who learned through TAI had higher than those learned through STAD, and (6) in particular to the student group with essay test assessment; the ability in writing Arabic discourses of the students who learned through TAI had lower than those learned through STAD. Therefore, it was recommended for the lectures to use authentic assessement and proper learning model. These research results may be used to improve the student learning achievement.
2
PE
NGARUH T
EK
NI
K
PE
NILAIAN FORMATIF DAN MOD
E
L
PE
MB
E
LAJARAN
K
OO
PE
RATIF T
E
RHADA
P
KE
MAM
P
UAN M
E
NULIS WACANA NARASI BAHASA
ARAB D
E
NGAN M
E
NGONTROL
KE
MAM
P
UAN AWAL MAHASISWA
SITTI MANIA
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Jalan Sultan Alauddin No. 36 Makassar
Email:sitti_mania@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh teknik penilaian formatif dan model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa Arab. Penelitian kuasi eksperimen dengan desain factorial 2 x 2 ini dilaksanakan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengontrol kemampuan awal mahasiswa: 1) kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab kelompok mahasiswa yang diberi penilaian formatif portofolio lebih tinggi daripada yang diberi penilaian formatif tes esai 2) kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa Arab yang diberi model pembelajaran kooperatif TAI lebih tinggi daripada yang diberi model pembelajaran kooperatif STAD, 3) terdapat pengaruh interaksi antara penilaian formatif dan model pembelajaran kooperatif terhadap kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab, 4) khusus kelompok mahasiswa yang diberi model pembelajaran kooperatif TAI, kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab kelompok mahasiswa yang diberi penilaian formatif portofolio lebih tinggi daripada mahasiswa yang diberi tes esai, 5) khusus kelompok yang diberi penilaian formatif portofolio, kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab kelompok yang diberi model pembelajaran kooperatif TAI lebih tinggi daripada kelompok yang diberi model pembelajaran kooperatif STAD, dan 6) khusus kelompok yang diberi penilaian formatif tes esai, kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab kelompok yang diberi model pembelajaran kooperatif TAI lebih rendah daripada kelompok yang diberi model pembelajaran kooperatif STAD. Dengan demikian dapat direkomendasikan kepada para pengajaragar menggunakan asesmen otentik dan model pembelajaran yang tepat, dan hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi dalam meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran.
3 Pendahuluan
Belajar bahasa Arab, sebagaimana belajar bahasa asing lainnya bagi pembelajar
Indonesia, merupakan hal yang cukup berat. Adanya perbedaan bunyi, bentukan kata,
struktur kalimat, sistem penulisan, sudah menunjukkan tantangan yang harus dihadapi
oleh pembelajar. Hal tersebut yang menjadikan materi bahasa Arab menjadi sulit dipelajari. Pada jenjang perguruan tinggi, tujuan pengajaran bahasa Arab penekanannya tidak terbatas pada kemampuan mendengar dan membaca serta memahami ilmu-ilmu keislaman, tapi juga pada kemampuan berbicara dan menulis. Kemampuan menulis merupakankemampuan atauketerampilanyang paling sukardibandingkandenganketiga keterampilan berbahasa lainnya (Nababan, 1993:180). Untuk menemukan gagasan yang
pantas untuk ditulis, seorang penulis sudah mengalami kesulitan. Setelah menemukan gagasan, iamasihakanmenghadapikesulitanmenuangkangagasantersebutdalam bahasa tulis (Pranowo, 2000: 66).
baik, mahasiswatidakhanyaharusmemilikikompetensileksikogramatikadankewacanaan sebagaiinputliterasi, tetapijugadipersyaratkanmemilikikematangankognisidanvariabel afeksiyangmendukungmasuknyainputsebagaiskematadalamkegiatanmenulis.
Dalam perjalanannya, pembelajaran bahasa Arab sudahmengalami perkembangan dan kemajuan. Perubahan-perubahan dalam pendekatan dan metode pengajaran terus
berlangsung, namun kemajuan dan perkembangan masih jauh dari harapan jika dibandingkandengan pengajaran bahasa asinglainnya. Kekurangberhasilan pembelajaran
bahasa Arab terlihat pada rendahnya mutu hasil pembelajaran dari berbagai jenis dan jenjang pendidikantermasuk perguruan tinggi. Sebagai indikator tamatan jurusan bahasa
Arab misalnya, kurangmampu berkomunikasidalam bahasa Arab dengan baik, terlebihlagi menulisdengan baikdan benardalam bahasa Arab.
Jika perhatianlebihdifokuskan padaketidakberhasilan dalam belajarketerampilan menulis, makaakanditemukan bahwakegagalantersebutdipengaruhi oleh banyak faktor,
di antaranya kurangnya perhatian pengajar terhadap cara memilih kosa katayang tepat,
menentukan susunan kalimat yang betul, cara melatihkeruntutan berpikir, cara melatih
penuanganidesecaralengkap danutuh. Olehkarenaitu, disampingaspekmetode, model serta pendekatan dalam proses belajarmengajar, aspek yang takkalah pentingnya untuk diperhatikanadalahteknik pelaksanaanevaluasi.
Kecenderungan evaluasi di lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi lebih
4
mahasiswamempelajari bahasa Arab, modeldan pendekatan pengajaranyangtidaktepat,
serta kurang tepatnya model evaluasi yang dipergunakan oleh pengajar merupakan
penyebab rendahnya pencapaian tujuan pembelajaran. Menyikapi kenyataan tersebut,
usaha untuk menemukan model yang efektif baik yang berkaitan dengan proses belajar mengajarmaupun pelaksanaandan pemberianevaluasisangatmendesakuntukdilakukan. Karenaitu perludibuata new frame of referenceuntuk pembelajaran bahasa Arab.
Pembelajaran menulis dengan pendekatan pembelajaran konvensional dan
penggunaan alatevaluasi yangtidak tepatsepertiyang digambarkan diatas tidak banyak
berkontribusi terhadap perkembangan kemampuan menulis mahasiswa, sehingga dapat dikatakan bahwatujuan pembelajarantidak akantercapai. Menyikapikenyataantersebut,
usahauntukmenemukan pendekatan, strategi, teknik, sertametodeyangefektif baikyang
berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun pelaksanaan dan pemberian evaluasi sangat mendesak untuk dilakukan. Untuk itu perlu penelitian dan kajian yang
berkesinambunganagar pembelajaran bahasa Arab, terutama pembelajaranketerampilan menuliswacananarasi bahasa Arab menjadilebihefektif dan efisien. Penilaian portofolio
merupakansuatu pendekatan penilaian yangsangattepatuntuk menjawab permasalahan diatas, karena penilaian portofolio mengandungelemen pokokyaknisampelkarya peserta didik, evaluasi diri, dan kriteria penilaianyangjelasdan terbuka. Faktor keduayangdapat menjawab permasalahan di atas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif,
dikatakan demikian karena model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berinteraksi dan saling belajardalam perbedaanlatar belakangsosial, ekonomi, gender, dankemampuan.
Menulis adalah kegiatan menyusun kata-kata dalam kalimat secara benar dan sesuai dengan kaidah tata bahasa dan menghubungkan kalimat-kalimat tersebut hingga terbentuk suatu tulisan yang berkesinambungan yang dapat mengkomunikasikan pikiran dan ide penulis tentang suatu topik tertentu. Kemampuan menulis merupakan kemampuan mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara efektif. Seseorang yang akan menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan harus mengetahui
bentuk-bentuk ortografis, leksis, dan bentuk gramatikal serta pemakaian morfem dalam
paragraf (Jane, 1983: 13).
Menulis wacana didefinisikan secara beragam berdasarkan konteksnya masing-masing. Menulis wacana merupakan jenis kegiatan menulis yang sifatnya formal untuk disajikan kepada pembaca dalam dunia akademis yang kritis berdasarkan pengetahuan yang ilmiah dengan ide dan argumen yang ilmiah (Ghaith, 2002: 4). Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan yang menghubungkan satu proposisi dengan
5
Wacana narasi adalah suatu tulisan yang menceritakan suatu cerita, cerita tersebut bisa nyata atau imajinatif, atau bahkan sebagian nyata dan sebagian lainnya imajinatif (Kuhiman dan Bartky, 1980: 34). Narasi didefinisikan sebagai urutan peristiwa
bermaknadiwujudkandengankata-kata, urutanyangdigunakanadalahwaktudenganalur
pergerakan peristiwamaju (Kane, 2000: 366). Narasi merupakansuatu jenistulisan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa (Oshima dan Hogue, 1997: 25). Narasi tidak hanya mengupas kejadian atau peristiwa saja tapi ada unsur lain berupa perbuatan dari para tokoh dan waktu sebagai unsur yang paling penting dari karangan narasi. Pernyataan ini mengandung arti bahwa ketika seseorang sedang menulis sebuah esai naratif, berarti ia sedang menceritakan sebuah cerita, cerita tersebut bisa berkaitan dengan pengalaman nyata diri sendiri, pengalaman orang lain atau peristiwa yang menyebabkan terjadinya krisisakantetapi padaakhirnyaditemukansolusiatasmasalah-masalahitu.
Wacananaratif berbeda denganjenis wacanayang lain. Sehubungan denganhal tersebut, adatigahalyang perludiketahuiuntukmembedakanwacanajenisnaratif dengan jenislainnya. Ketigahal (ciri) yangdimaksudadalahsebagai berikut:
1. Segi fungsi sosialatau fungsi komunikatif. Wacana naratif memiliki fungsi sosial untuk menghibur, haltersebutdikarenakanwacananaratif menceritakansuatu ceritasehingga
pembacadapatmenikmati ceritadanterkadang emosi pembacaterbawa olehjalannya komponen evaluasi merupakan langkah untuk melihat kembali masalah. Komponen evaluasi dan solusi merupakan dua komponen dalam wacana naratif yang sulit untuk
bentuk lampau, d) time connection dan conjunction untuk mengurutkan kejadian,
misalnya setelah, sebelum, kemudian, dan sebagainya, e) saying verb, kata kerja yang menunjukkan peristiwa ataukegiatan, dan f) saying verb dan thinking verbsyaitu kata kerjayangmenunjukkan pelaporanatauujaran, misalnyamengatakan, menyampaikan,
dansebagainya (Djauhari, 2007: 41).
6
orang lain, atau menceritakan suatu cerita yang didasarkan pada peristiwa nyata atau imajinatif.
Dalamtulisaninidibahasduavariabel bebasyangdijadikan perlakuan, yakniteknik
penilaian dan model pembelajaran kooperatif .Penilaian merupakan kegiatan yang harus adadan selalu terintegrasidalam proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian merupakan kegiatan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar, oleh karena itu pengajar harus menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dilalui. Tulisan ini membahas penilaian portofolio
dantesesai.
Portofolio dalam dunia pendidikan adalah kumpulan atau hasil pekerjaan
pembelajarselamawaktutertentuyangdapatmemberikan informasi bagisuatu penilaian yang obyektif, yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan pembelajar (Popham, 1995:
terdiri dari koleksi karya pembelajar yang sering disertai refleksi diri dan komentar
pengajartentangsampel produkyang berkaitandenganhasilyangdiinginkanataustandar sampel produk yang berkaitan dengan hasil yang diinginkan atau standar yang telah ditetapkan. Penilaian portofolio menggabungkan karakteristik penilaian kinerja yang
bertujuan untuk memantau secara terus menerus kemajuan pembelajar berdasarkan standaryangditetapkan (McMillan, 2008: 90).
Portofolio dalam konteks penilaian berbasis kelas, merupakan salah satu teknik
penilaian yang bersifat open ended, merupakan paket instrumen yang berfungsi sebagai sarana untuk menilai kemajuan belajar pembelajar dengan karakteristik penilaian menekankan pada self assessment bagi pembelajar, self assessment bagi guruitu sendiri, penerapan defferential aptitude, prinsip kolaboratif dan bersifat multidimensional (interest, performance-based, physical, cognitif, emotional, sosial development, dan personality building). Dalam sebuah portofolio terdapat beberapa komponen pokok: 1)
adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup beberapa ranah, 2) adanya kepemilikan melalui refleksi diri dan evaluasi diri, 3) bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber, 4) kerja sama pembelajar dengan pembelajar, dan
pembelajardengan pengajar, 5) perpaduan penilaiandengan pengajaran, 6) kualitashasil,
dan 7) penilaianyangintegratif dandinamiskarenamencakup multidimensi.
Dari berbagaireferensiyang penulistelusuri, terdapat berbagai pandangantentang esensi penilaian portofolio. Beberapaahlimenempatkannyadalamjenis penilaiantertentu,
sementara ada juga beberapa ahli menyebutnya sebagai penilaian alternatif, penilaian
otentik, maupun kinerja. Penilaian alternatif yang dimaksud dalam konteks ini adalah
penilaian lain sebagai pilihan untuk mengganti maupun melengkapi jenis penilaian lain yang umum digunakan. Dengan demikian, portofolio sebagai penilaian alternatif
7 kinerja, pembelajar disyaratkan menggunakan keterampilan dan pengetahuannya untuk menunjukkansejauhmana suatutarget belajartelahdicapainya. Kinerja pembelajaryang satutentu berbedadengankinerja pembelajaryanglain, dengandemikian, kinerjaindividu merupakan performansi maksimal yang dia tunjukkan sebagai akibat dari suatu proses dari kegiatan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan dan proses
belajar. Evaluasi diri dalam penilaian portofolio merupakan komponen yang sangat
penting, karena evaluasi diri merupakan kunci kekuatan dari penggunaan penilaian
portofolio. Dengan kata lain, melalui evaluasi diri pembelajar dapat membangun
pengetahuannyaserta merencanakan danmemantau perkembangannya, melalui evaluasi diri pembelajar dapat melihat kelebihan maupun kelemahan, kemudian selanjutnya kekurangan tersebut menjadi tujuan perbaikan. Ada tiga jenis evaluasi diri dalam
portofolio. Pertama, sebagai dokumentasi. Dalam hal ini pembelajar memberi justifikasi terhadap apa yangtelah dihasilkannya. Kedua, sebagai perbandingan, artinya pembelajar membandingkan karyanya dengan karya terdahulu dan berusaha mencari keleb ihan-kelebihandarikaryanya. Ketiga, sebagaiintegrasi, dalamhalini portofolio berfungsisecara lebih umum sebagai contoh atau ukti atas kemajuan yang telah dicapai. Refleksi dan evaluasi diri merupakan salah satu alasan kuat pentingnya penggunaan penilaian
portofolio, karenadenganrefleksidanevaluasi diridapatmenumbuhkan rasakepemilikan
8
untuk dipelajari, 3) kriteria penilaian yang jelas dan terbuka. Dalam penilaian portofolio
kriteria penilaian harus disampaikan dengan jelas kepada pembelajar, bahkan beberapa ahli menganjurkankriteria tersebutditetapkan bersamadengan pembelajar. kriteriayang dimaksudmencakup posedurdanstandar penilaian. (O’Malleydan Pierce, 1996: 16).
Dengan menggunakan penilaian portofolio dalam pembelajaran menulis wacana narasi bahasa Arab, prosesdan kegiatan belajarmengajar dirancang dengan berorientasi
pada proses menulis yang akhirnya menghasilkan sebuah produk, dosen senantiasa membantu dan memfasilitasi mahasiswa untuk memahami proses yang sedang mereka jalani, membantu mahasiswa menemukan strategi pada setiap tahap penulisan
(pramenulis, membuatdraft, danmerevisi), proses pembelajarandifokuskan padakegiatan revisi, memberi waktu yang cukup kepada mahasiswa untuk menulis, memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling mengoreksi dan memberi masukan dalam rangkamenghasilkantulisanyang berkualitas, memberimasukankepadamahasiswa bukan hanya padahasilsajatapijuga pada prosesyangmerekalalui. Denganmenciptakankondisi sepertiitumahasiswadapatmenghasilkansebuahtulisanyangdiinginkanmelaluitahap an-tahapan prosesmenulis.
Teknik penilaian lain yang dibicarakan dalam tulisan ini adalah tes esai. Tes esai digunakan untuk mengatasi kelemahan daya ukur soal obyektif yang terbatas pada hasil
belajar ranah kognitif tingkat rendah (Gronlund, 1981:71).Tes esai dipergunakan untuk mengukurhasil belajar yanglebih dari sekedarmemanggil informasi, karena hasil belajar yang diukur bersifat kompleks dan sangat mementingkan kemampuan menghasilkan,
memadukan, dan menyatakan gagasan. Tes esai ada dua jenis, esai terbatas dan esai
bebas. Esai bebas merupakan soal yang mengharuskan pembelajar mengekspresikan gagasanmerekasecara bebasmelaluitulisan. Pesertatesdituntutuntukmemilihinformasi
faktual yang memungkinkan mereka dapat mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengevaluasi informasi ke dalam jawaban secara tepat. Pembelajar memiliki kebebasan mengemukakan jawaban mereka melalui tulisan. Dua kemampuanyang biasa digunakan dalam uraian bebas adalah, 1) pemahaman materi, dan 2) kemampuan menulis. Teknik
penilaianjenisinimengukurkemampuan pesertadidikdalamhalmenuangkangagasannya melalui tulisan, lebihkhusus lagi adalah kemampuan untuk mengkomunikasikangagasan yangdituangkan pesertadidikdalamtulisan.
Variabel lain yang dibicarakan dalam tulisan ini adalah model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif team assisted Individualization selanjutnya disingkat
TAI dan kooperatif student team achievement division selanjutnya disingkat STAD. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan pembelajar untuk bekerja sama mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan
pembelajar maupun pencapaian prestasi pembelajar. Dasar pemikiran di balik individualisasi pengajaran adalah bahwa para pembelajar memasuki kelas dengan
9
kemungkinan ada sebagian pembelajar yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari sebuah pelajaran dan akan gagal memperoleh manfaat dari proses belajar mengajar tersebut. Sebaliknya, pembelajar lain mungkin malah sudah tahu materi tersebut, atau bisamempelajarinyadengan cepat. Olehkarenaitu, dalamhalkemampuan
bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, pembelajar yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan pembelajar yang lemah akan terbantu dalam memahami
permasalahan yang dibahas dalam kelompok tersebut. Dalam kondisi seperti ini peran semua pembelajar materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajar dan memungkinkan pembelajar memulai materi-materi berdasarkan kemampuan mereka sendiri. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalamhalkesulitan belajar pembelajarsecaraindividual (Slavindan Madden, 2009:29).
Pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki beberapa keuntungan: 1) mahasiswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, 2) mahasiswa diperkenalkan
bagaimana bekerjasama dalam suatu keompok, 3) mahasiswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, dan 4) Adanya rasa tanggungjawab
dalamkelompokdalammenyelesaikanmasalah.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI mahasiswa terdorong dan saling membantu satu sama lain agar berhasil karena mereka ingin tim mereka berhasil. Di samping itu, tanggung jawab individual terjamin karena skor yang diperhitungkan adalah skor final, dan mahasiswamengerjakan tugastersebut tanpa bantuantemansesama tim.
10 dipelajari padasaatitu. Presentasikelasmerupakan pengajaranlangsung ataupundiskusi yangdipimpinlangsung oleh dosen dengan tetap memperhatikanunit STAD, karena apa yang disampaikan dosen pada sesi presentasi kelas akan membantu mahasiswa mengerjakankuis-kuis yang akandilakukan di akhir perkuliahan, b) Tim. Mahasiswayang sudah dibagi menjadi beberapa kelompok kecil heterogen, belajar untuk mempersiapkan setiap anggotanya bisamengerjakankuisdengan baik. Tim berkumpul untukmempelajari serta membahas lembar kegiatan atau materi lainnya, setelah dosen menyampaikan materi, c) Kuis. Mahasiswaakanditantangdenganmengerjakankuissecaraindividual setelah dosen memberikan materi dan praktik tim. Pada kegiatan ini, mahasiswa tidak diperbolehkan lagi untuk saling membantu, karena setiap mahasiswa harus memperlihatkan kompetensi mereka secara individual sehingga tiap mahasiswa
bertanggung jawab secara individual untuk memahami materi, d) Skor Kemajuan
Individual. Menghitungskorkemajuanindividualdanskortimdilakukansesegeramungkin setelah melakukan tiap kuis, dan e) Rekognisi Tim. Pada sesi ini dosen memberi reward meningkatkanhasil belajar pembelajar. Apakahdenganmemadukan penggunaan penilaian
portofolio dan tes esaiserta pembelajaran kooperatif TAI dan STAD dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa Arab? pertanyaan inilah yangmenjadialasandantujuandiadakannya penelitianini.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2 dengandua kategori 2 x 2. Variabel respon adalah kemampuan mahasiswadalammenuliswacananarasi bahasa Arab, sedangkan faktor perlakuanadalah
1) teknik penilaian, dan (2) model pembelajaran. Prosedur perlakuan penelitian ini dilakukanmelaluitigatahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, dan 3) tahap
akhir perlakuan.
11
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang mengambil mata kuliah Insya II pada semester III tahunakademik2011/2012. Prosedur pengambilansampelsecaraacakadalah,
dariseluruhmahasiswa pada fakultas Tarbiyahdan Keguruanyangmengambilmatakuliah Insya II dipilih secara acak untuk dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Halyangsamajugadilakukan pada Fakultas Adab dan HumaniorajurusanBahasa dan Sastra Arab. Dari kedua fakultas tersebut, baik padakelas eksperimen maupun kelas kontrolditetapkan20 orangsebagaisampel penelitian.
Instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen kemampuanawalmenuliswacananarasi bahasa Arab daninstrumenkemampuanmenulis wacananarasi bahasa Arab. keduainstrumentersebut dikembangkansendiri oleh peneliti dengan mengacu pada lima komponen yaitu: 1) isi, 2) organisasi tulisan, 3) struktur kalimat, 4) kosakata/gaya, dan 5) mekanik.
Pengukurankemampuanmenulis wacananarasi bahasa Arab dilakukandengantes kinerja, artinya mahasiswa diminta menulis sebuah wacana narasi. Produk tersebut kemudian dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian analitik. Rubrik penilaian analitik
berisi sejumlah karakteristik yang menjelaskan kinerja mahasiswa pada tiap poin skala. Ketikamenggunakanrubrikanalitik, penilaimemberiskor padatiap komponen, kemudian dijumlahuntukmendapatkanskortotal. Dalam penelitian inirubrik penilaiananalitikyang dipergunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi
bahasa Arab adalah rubrik penilaian analitik yang dikembangkan oleh Heaton. Rubrik
12
Tabel 1 Rubrik Analitik Kemampuan Menulis Wacana Narasi Bahasa Arab
No. Komponen Indikator Skor
1. Isi - Relevansitopikdengansubstansitugas
- Pengembangan pernyataan
- Wawasantentangtopik
1-30
2. Organisasitulisan - Penyusunanide-ide
- Pengungkapanide-ide
- Kompleksitasdanefektivitaskalimat - Akurasi penggunaantata bahasa
Instrumenyangdipergunakandalam penelitianinidikembangkanmelalui langkah-langkah yang sistematis sesuai kaidah pembuatan instrumen penelitian yang mengacu
padakisi-kisiyangdisusun berdasarkandefinisikonseptualdandefinisi operasionaldengan memperhatikan indikator, karakteristik, atau aspek-aspek yang terdapat dalam teori.
Untuk keperluan validasi, maka dilakukan kajian tentang validitas isi instrumen dengan melibatkan penilaiyang berpengalaman. Di samping itu, diujicobakan untukmemperoleh validitas empirik setiap butir dan reliabilitas instrumen. Uji coba dilakukan kepada mahasiswasemester III Jurusan PendidikanBahasa Arab pada Fakultas TarbiyahUniversitas
Muslim Indonesia.
Dalam penelitian ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif
dan analisis inferensial. Kedua analisis tersebut dilakukan berdasarkan data kemampuan awalmahasiswa yangdidapat pada pelaksanaan prates sebelum penelitiandilakukan dan skor hasil pelaksanaan posttest setelah perlakuan selesai dilakukan. Analisis inferensial
berupaankovaduajalurdipergunakanuntukmengujihipotesisyangdilanjutkandenganuji lanjut. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliefors, uji homogenitas dengan uji Bartlett dan uji-F, uji kesejajaran garis, dan uji linear Regresi. Pengujian normalitas data dilakukan terhadap
delapan kelompok data dan hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh kelompok
bersumber dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikanapakahkeempatkelompokdatamempunyaivariansyangsama, dandarihasil analisis ditemukan bahwa keempat kelompok data memiliki varians yang sama. Uji kesejajaran garis memperlihatkan bahwa kemampuan awal mahasiswa mempunyai
pengaruh linearyang signifikan terhadap kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa Arab. Sedangkan uji linear regresi memperlihatkan bahwa ada perbedaan
13
narasi bahasa Arab antarakeempatselyangdibentuk oleh faktorteknik penilaian formatif
danmodel pembelajarankooperatif.
Hasil Penelitian
Darianalisisdeskriptif diperolehhasilsepertitertera padagrafikdi bawah.
Keterangan:
A = Penilaian Formatif
A1 = Penilaian Formatif Portofolio A2 = Penilaian Formatif Tes Esai
0 1
2
3 4 5 6 7 8
53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 0
2
4 6 8 10 12 14
53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
A1 A2
B1
14
B = Model Pembelajaran
B1 = Model Pembelajaran Kooperatif TAI
B2 = Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Setelah syarat-syarat yang berhubungan dengan statistik parametrik tentang analisis kovarian (ANKOVA) terpenuhi, selanjutnya dilakukan analisis inferensial dalam rangka pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik statistik analisis kovarian (ANKOVA). Hasil pengujianhipotesisdapatdilihat padatabeldi bawah.
Tabel2 StatistikUji-F Tentang A B A*B Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Narasi Bahasa Arab (Y) dengan Mengontrol X
Sumber Varian JKres Db RJK Fhitung Ftabel α=0,05
Model Terkoreksi 8500,308a 4 2125,077 67,602
3,96
Intercept 252,503 1 252,503 8,032
X 5975,658 1 5975,658 190,094 A 806,519 1 806,519 25,657
B 534,024 1 534,0
24 16,988
A * B 130,344 1 130,344 4,146
Kekeliruan 2357,642 75 31,435
Total 494774,000 80 Total Terkoreksi 10857,950 79
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil analisis pengujian statistik Uji-F baris A
diperoleh nilai thitung = 25,657 lebih besar dari Ftabel = 3,96 berarti H0 ditolak, artinya
terdapat perbedaan kemampuan menulis wacana narasi bahasa Arab antara kelompok mahasiswa yang diberi penilaian portofolio dengan kelompok mahasiswa yang diberi
penilaian tesesai. Selanjutnya pada baris Bterlihat bahwanilai Fhitung = 16,988 lebih besar
dari Ftabel = 3,96 berarti H0 ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan
kemampuan menulis wacananarasi bahasa Arab antarakelompok mahasiswayang diberi model pembelajaran kooperatif TAI dengan kelompok mahasiswa yang diberi model
pembelajarankooperatif STAD. Pada baris A*Bdiperolehnilai Fhitung = 4,146 lebih besardari
Ftabel = 3,96 sehingga H0 ditolak, yang berarti terdapat pengaruhinteraksiantara penilaian
formatif danmodel pembelajarankooperatif terhadap kemampuanmenuliswacananarasi
bahasa Arab. Oleh karena hipotesis interaksi teruji kebenarannya secara signifikan, maka
perludilakukanujilanjutatauujihipotesissimple effect.
Tabel 3 StatistikUji-ttentang Parameter Rerata Simpangan Y antar Semua Tingkat Faktor A
untuk Setiap Tingkat FaktorBdengan Mengontrol X
16 untuk mengatasiketidakpuasan terhadap penggunaantes-tes baku yangdisinyalirkurang mampu menggambarkan kemampuan pembelajar secara menyeluruh. Dengan karakteristik seperti itu, maka penilaian portofolio menjadi salah satu alternatif dalam
penilaian, tidak terkecuali dalam pengajaran bahasa komunikatif. Ciri khas yang dimiliki
penilaian portofolio berupaevaluasiumpan balikdanself assessmentmenjadikannyasalah satualternatif untukmeningkatkan pencapaiantujuan pembelajaran. Dengan ciritersebut
pembelajardapatmengetahuikelebihandisampingkelemahanmasing-masing. Disamping itu, penilaian portofolio dapat memberikan informasi perkembangan berkelanjutan
pembelajaryangmenggambarkan perubahandiri pembelajardalamsatu periodetertentu,
menunjukkan suatu pemahaman dari banyak konsep dan topik yang diberikan,
mendomenstrasikan perbedaan bakat, dan mendemonstrasikan kemampuan untuk mengintegrasikanteoridan praktek.
Hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaankemampuanmenuliswacananarasi bahasa Arab mahasiswayangdiberimodel
pembelajaran kooperatif TAI dengan kelompok mahasiswa yang diberi model
pembelajaran kooperatif STAD dapat diterima. Pernyataan ini mengandung arti bahwa kemampuan menulis wacananarasi bahasa Arab kelompok mahasiswayangdiberimodel
17 memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari sebuah pelajaran dan akan gagal memperoleh manfaat dari proses belajar mengajar tersebut. Sebaliknya, pembelajar lain mungkin malah sudah tahu materi tersebut, atau bisa mempelajarinya dengan cepat. Dalam penelitian ini pembelajar yang sudah tahu materi atau pembelajar yang
berkemampuan akademis tinggi, harus bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan perlakuan seperti ini, maka pembelajar yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan pembelajar yang lemahakanterbantudalammemecahkandanmemahami permasalahanyangdibahas.
Dalam kegiatan penelitian, peneliti menemukan beberapa fakta berkaitan dengan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini. Fakta-fakta tersebut di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TAI mampu menciptakan norma-norma pro
akademikdikalangan pembelajaryangmempunyaidampakterhadap hasil belajar, artinya dengan adanyasistemkerja sama, pembelajaryang berkemampuan akademik tinggiakan memberi masukan yang sangat berarti bagi teman kelompoknya yang berkemampuan rendah. Dengandemikian, keberhasilanyangdicapaikarenahubunganantaranggotayang saling mendukung, saling membantu, dan peduli. Di sisi lain, pembelajar yang
berkemampuan akademis tinggi mendapat manfaat secara kognitif dan afektif. Secara kognitif, dengan mengajar mereka akan lebih menguasai dan menginternalisasikan
pengetahuandanketerampilannya. Secaraafektif, merekadapatmelatihdiriuntuk bekerja samadan berbagidengananggotakelompokyang berkemampuanakademikrendah.
Kehadiranmodel pembelajaran TAI yangkemudiandipadukandengan penggunaan
penilaian portofolio dapat memperbaiki kondisi pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan bermakna baik bagi dosen maupun para mahasiswa. Oleh karena itu, menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TAI dan penilaian
portofolio merupakan hal yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Dengan mempraktekkan teknik pembelajaran kooperatif tipe TAI, dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam
belajardan padaakhirnyaakanmeningkatkanhasil belajar.
Simpulan
Ada beberapa simpulan yang dapat ditarik dari kegiatan penelitian ini. Pertama, penilaian portofolio sebagai penilaian otentik yang berorientasi pada pemberian tugas-tugasyangsecaralangsung bermakna bagimahasiswasecaraempirisdapatmeningkatkan minat dan motivasi mahasiswa dalam belajar, dan pada akhirnya dapat membentuk kemampuanmenuliswacananarasi bahasa Arab dengan baik.
Model pembelajaran kooperatif TAI secara empiris memberi pengaruh yang lebih tinggi terhadap kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa Arab
dibandingkan dengan kooperatif STAD, karena TAI menyediakan cara penggabungan
18
mampu memberi semua pembelajar materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan
pembelajar.
Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara teknik penilaian dan model
pembelajaran terhadap kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi bahasa
Arab. Teknik penilaian dan model pembelajaran yang dipergunakan dalam penelitian
bersinergi dalam membentuk kemampuan mahasiswa dalam menulis wacana narasi
bahasa Arab. Dengan teknik penilaian yang tepat akan sangat berguna bagi dosen untuk mendapatkan gambaran riil tentang kondisi mahasiswa, demikian pula dengan model
pembelajaran yang tepat akan menjadikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif danefisien, sehinggatujuan pembelajarandapatdicapaidenganmaksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Butler, Susan M., dan Nancy D. McMunn. A Teacher’s Guide to Classroom Assessment. California: Jossey-Bass, 2006.
Brown, H. Douglas. Language Assessment Principles and Classroom Practices. New York:
Pearson Education, 2004.
Djajasudarma, T. Fatimah. Wacana. Bandung: Eresco, 1994.
Genre .Bandung CV. Yrama Widya, 2007.
Ghaith, G. “Writing”, dalam, Nada’s ESL Island, Februari 2002, (http://www.nadaisland.com/ghaith-writing.html), diakses 12 April2011.
Gronlund, Norman E. Constructing Achievement Test. New Jersey: Prentice Hall, 1981.
Jane B. Hudley. et. al., Teaching ESL Composition: Principle and Techniques. London:
Newbury House Publisher, Inc, 1983.
Kane, Thomas S. The Oxford Essential Guide to Writing. New York:Barkley, 2000.
Kuhiman, Yvonne dan Joyce Bartky. Glencoe English Spectrum of English 9: Compotition, Speech, Grammar. California: Cleonceo Publishing, 1980.
Moeliono, Anton M. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud, 1992.
McMillan, James H. Assessment Essentials for Standards-Based Education. California: A Sage Company, 2008.
19
Oshima, Alice dan Ann Hogue. Introduction to Academic Writing. White Plains: Addision
Wesley Longman, 1997.
O’Malley, J. M. dan Valdez Pierce. Authentic Assessment for English Language Learners. New York: Addison-Wesley Publishing Company, 1996.
Pranowo. “Pembelajaran Menulis Argumentasi.”didalam, A. M. Slamet Soewandi, Yuliana
Setyaningsih, dan Y.F. Satya Tri Nugraha, (ed.), Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Berdasarkan Pendekatan Komunikatif, Yogyakarta: Universitas Sanata Darma, 2000.
Popham, W. James. Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Massachusetts: A Simon & Schuster Company, 1995.
Slavin, Robert E., dan Nancy A. Madden. “Team Assisted Individualizationand Cooperative
Integrated Reading And Composition (TAI and CIRC)”, di dalam Shlomo Sharan, Handbook of Cooperative Learning, terjemahan Sigit Prawoto. Yogyakarta: