• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Analisa karakteristik Usaha Industri Tenun Ikat Tradisional di Desa Wanareja Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Analisa karakteristik Usaha Industri Tenun Ikat Tradisional di Desa Wanareja Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Hasil pencacahan sensus penduduk tahun 1990, penduduk Indonesia 69,1 % penduduknya bertempat tinggal di daerah pedesaan dengan matapencaharian pokok pertanian. Dan tidak semua penduduk memiliki lahan pertanian sendiri dan bagi penduduk yang memiliki lahan pertania, pada umumnya lahan pertaniannya sempit ( Biro Pusat Statistik, 1990 ). Banyak kesan masyarakat pedesaan adalah petani murni yang sering membawa dampat kurang menguntungkan di dalam menyesuaikan kebijakan pembangunan pedesaan. Selama ini peluang kerja di luar sektor pertanian kurang diperhatikan oleh pembuat kebijakan. Padahal kalau diamati lebih mendalam padahal masyarakat pedesaan bekerja di sektor non pertanin yang merupakan kegiatan sampingan untuk menambah pendapatan mereka yang pada umumnya masih rendah.

Peranan sektor non pertanian juga sangat penting karena perkembangan sektor ini menunjukan pengaruh terhadap ekonomi Indonesia, khususnya ekonomi pedesaan. sektor pertanian bersama_sama sektor on formal merupakan sector transisi dari tahap ekonomi pertanian ke ekonomi industri ( Sunarpi Rilanto, 1984 ). Salah satu masalah yang saat ini dihadapi oleh Negara berkembang termasuk Indonesia adalah semakin menyempitnya kapasitas sektor petunian untuk memberikan kesempatan lapangan pekerjaan. Sementara itu proses industriliasasi di negara-negara berkembang yang diharapkan dapat menambah kesempatan kerja bagi rakyat pedesaan, berjalan sangat lambat.

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat dengan cepat akan diikuti dengan pertambahan penduduk yang masuk dalam angkatan kerja yaitu usia 15 tahun hingga 59 tahun. Selama periode 1982 – 1990 laju pertumbuhan penduduk Indonesia tercatat 2,5 % per tahun relatif lebih tinggi bila dibandingkan pada periode 1971 – 1980 sebesar 2,3 % per tahun ( CHNS Monning, Data Sensus Penduduk ( 1971 – 1980 ). Tingginya pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap penyediaan lahan untuk tempat tinggal dan

(2)

penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti fasilitas jalan, fasilitas air bersih. Sementara lahan yang ada tidak akan mengalami perubahan luas karena sifatnya statis menyebabkan lahan yang dipergunakan untuk lahan pertanian dialih fungsikan sebagai lahan tempat tinggal. Menurut Mantra ( 1980 ), pemilikan lahan pertanian di Jawa sebagaian besar memiliki lahan kurang dari 0,2 Ha, sedangkan untuk hidup dengan layak atau kecukupan paling sedikit satu keluarga petni hrus memiliki 0,7 Ha lahan sawah dan 0,3 ha lahan pekarangan atau tegalan.

Akibat jenuhnya kesempatan kerja dan rendahnya pendapatan sektor pertanian menyebabkan penduduk mencari pekerjaan di luar sektor pertanian guna menambah pendapatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup yang layak atau kecukupan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh penduduk adalah masuk dalam sektor industri. Menurut sensus industri tahun 1974/1975, industri dapat di klasifikasikan berdasrkan pada jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dalam sebuah industri. Klasifikasi tersebut adalah :

• Industri rumah tangga, jumlah tenaga kerja antara 1 – 4 orang,

• Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5 – 19 orang,

• Industri sedang, jumlah tenaga kerja antara 20 – 94 orang,

• Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 94 orang.

(3)
[image:3.595.108.517.153.305.2]

Tabel 1.1. Jumlah dan Pesebaran Industri Tenun Ikat Tradisional Desa Wanarejan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang

No Dusun Jumlah

1. Kemanggungan 23

2. Mlaki 32

3. Pakisaji 31

4. Siatri 48

5. Akro Mudin 36

Jumlah 170

Sumber : Data Monografi Kecamatan Taman ( 2006 )

Berkembangannya industri tenun ikat di daerah penelitian, lebih banyak dilatarbelakangi oleh usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup. Pada mulanya, industri tenun ikat tradisonal yang berada di daerah penelitian merupakan industri sampingan. Sejalan dengan meningkatnya biaya hidup dengan kenaikan aneka barang kebutuhan hidup dan tidak tertampunga sektor pertanian dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Pada tahun 1980, pemerintah daerah Kabupaten Pemalang mengambil kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan dengan jalan menggalakan potensi masing-masing desa di Kabupaten Pemalang. Daerah penelitian yang telah dikenal sebagai penghasil ikat tradisional, dengan adanya kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Pemalang dengan adanya kemudahan memperoleh modal, maka masyarakat daerah penelitian mulai menekuni industri ikat tradisional sebagai mata pencaharian utama dan tidak lagi sebagai pekerjaan sampingan.

1.2. Perumusan Masalah

(4)

1. Bagaimana karakteristik pengusaha industri tenun ikat di daerah penelitian ?

2. Faktor yang mempengaruhi besarnya pendapatan pengusaha tenun ikat yang berupa modal,tenaga kerja dan pemasaran?

3. Bagaimana sumbangan pendapatan yang diterima dari industri tenun ikat terhadap pendapatan total keluarga?

Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS KARAKTERISTIK PENGUSAHA INDUSTRI TENUN IKAT TRADISIONAL DI DESA WANAREJAN KECAMATAN TAMAN KABUPTEN PEMALANG”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui karakteristik pengusaha industri tenun ikat di daerah penleitian.

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi besarnya pendapatan pengusaha industri tenun ikat di daerah penelitian.

3. Mengetahui besarya sumbangan pendapatan yang diterima dari industri tenun ikat terhadap pendapatan total keluarga.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan industri tenun ikat khususnya di daerah penelitian.

2. sebagai syarat untuk menyelesaiakan studi pada tingkat sarjana geografi pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(5)

1.5. Telaah Pustaka dan Kerangka Pemikiran 1.5.1. Telaah Pustaka

Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala dan peristiwa yang terjadi dipermukaan bumi, baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dn komplek wilayah. Dalam geografi terpadu untuk mendekati masalah digunakan tiga pendekatan yaitu : analisa keruangan, analisa ekologi, dan analisa komplek wilayah. Analaisa kerungan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting dengan memperhatikan penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang direncanakan. Analisa ekologi adalah pendekatan yang memperhatikan interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya. Sedangkan analisa komplek wilayah merupakan kombinasi antara analisa keruangan dengan analisa ekologi. Pada analisa ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differntation yaitu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada dasarnya suatu wilayah bebeda dengan wilayah lainnya. ( Bintarto dan Suratopo, 1979 ).

Moch. Anwar ( 1978 ) mengemukakan bahwa adanya industri di pedesaan akan dapat membantu dalam bidang pertanian sehingga perkembangan industri kecil dan kerajinan relatif dapat mengurangi tekanan pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan. Hal senada juga di kemukakan oleh Anwar Ibrahim ( 1976 ), salah satu yang menjadi penghalang atau perintang industrialisasi di negara yang sedang berkembang adalah kurangnya modal dan teknologi yang sederhana, perkembangan industri dan kerajinan dapat mengurangi atau memperkecil pengagguran dn meningkatkan pendapatan.

(6)

bentuk aktivitas ekonomi di luar pertanian penduduk pedesaan merupakan perwujudan dari hubungan dinamis manusia, lingkungan dimana ia tinggal.

Mubyarto ( 1983 ) mengemukakan bahwa industri kecil di daerah pedesaan diutamakan untuk menambah pendapatn keluarga, berbeda dengan industri sedang dan menengah. Maka tujuan kebijakasanaan memajukan industri kecil bukanlah semata-mata peningkatan output atau nilai tambah sektor industri tetapi lebih-lebih lagi membantu menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja yang sekaligus meningkatkan pendapatan bagi penduduk miskin di pedesaan. Selanjutnya Dawam Raharjo ( 1984 ) mengemukakan industri kecil di pedesaan umumnya bersifat tradisional mampu menyerap 70 % tenaga kerja industri seluruhnya dan 30 % bekerja di industri besar.

Berbagai hasil penelitian tentang industri pedesaan telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu seperti yang dilakukan oleh

Selajutnya Bintoro Juandaru ( 1996 ) mengadakan penelitian tentang kerajinan batik tulis di Desa Wukir Sari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, diperoleh bahwa faktor modal, bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja dan pemasaran merupakan faktor utama dalam berlangsungnya produksi industri batik tulis setengah jadi.

Munawaroh ( 2005 ) dengan penelitiannya perkembangan industri batik tulis dan sumbangannya terhadap pendapatan total keluarga pengusaha di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan mengemukakan bahwa perkembangan industri batik menglami peningkatan dari tahun ke tahun, pola penyebarannya cederung mengelompok dan sumbangan pendapatan dari batik tulis terhadap ekonomi keluarga pengusaha lebih besar dari industri non batik.

(7)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar industri batik tulis termasuk penguasaan produktif ( 15 tahun sampai 64 tahun ) sehingga mereka banyak kesempatan untuk lebih mengembangkan usahanya.

Eni Setyaningsih, ( 2006 ) dengan penelitiannya analisa usaha industri batik tradisional di kecamatan Masaran Kabupaten Sragen, mengemukakan bahwa faktor produksi yang berpengaruh usaha industri batik tradisional umumnya modal bahan baku tenaga kerja dan pemasaran. Faktor yang mempengaruhi besarnya pendapatan adalah modal, jumlah tenaga kerja dan jangkauan pemasaran tidak berpengaruh terhadap besar pendapatan pengusaha industri batik. Bahwa umur pengusaha yang terbanyak adalah umur 41 sampai dengan 45 tahun, hal tersebut dapat di maklumi karena pada umur tersebut merupakan umur produktif untuk bekerja dan berusaha juga mencerminkan produktivitas manusia untuk menghasilkan barang dan uang. Sedikitnya umur 26 sampai 30 tahun dimungkinkan karena umur tersebut jiwa mandiri mereka untu berusaha sendiri belum mererka miliki dan untuk pengusaha yang berusia 46 tahun ke atas kemungkinan tidak bersemangat lagi untuk berusaha atau mungkin di wariskan ke anaknya.

1.5.2. Kerangka Teori

Tujuan dari suatu industri adalah untuk memperolah laba maksimal disamping juga kontinuitas dan pengembangan industri di masa yang akan datang. Dengan adanya perencanaan manajemen yang baik akan memudahkan tugas pengusaha, karena semua tugas industri dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Perencanaan manajemen tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan industri, sehingga memungkinkan pengusaha untuk dapat bekerja lebih efektif, efisien dan produktivitas yang tinggi.

(8)

dan relatif murah akan memberikan pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang produksi. Sistem yang lancar pada hakekatnya akan memperlancar proses produksi dan akan mendukung keberadaan suatu industri tersebut dan didukung dengan transportasi yang lancar akan mempermudah pengangkutan barang.

Modal berperan sangat penting dalam suatu usaha agar tetap berlangsung. Peranan modal dapat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diterima sebagai hasil kerja. Asumsi yang digunakan bahwa modal berperan dalam pendapatan berupa dengan adanya modal yang besar akan berimbas dalam pendapatan yang besar pula dan modal yang kecil akan berimbas pada kecilnya pendapatan.

Pemasaran sangat ditentukan oleh kelancaran transportasi serta kulitas dan kuantitas barang yang diproduksi serta jauh dekatnya barang yang akan dipasarkan. Barang yang mempunyai kualitas baik memungkinkan untuk dapat bersaing di pasar dan memungkinkan pula untuk dapat dipasarkan jauh ke luar daerah. Dengan barang yang berkualitas baik dan kuantitas barang yang banyak akan berperan dalam kelangsungan industri tersebut dan dapat berkembang dengan pesat.

Setiap unit usaha atau produksi sangat bepengaruh terhadap pendapatan pengusaha. Tidak semua pengusaha mempunyai usaha tunggal, pendapatan bagi pengusaha industri tenun ikat tradisioal yang sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga.

(9)
[image:9.595.114.513.111.641.2]
(10)

1.6. Hipotesa

1. Karakteristik pengusaha tenun ikat di daerah penelitian adalah :

a. Sebagian besar pengusaha industri tenun ikat berumur 41 – 45 tahun

b. Sebagian besar pengusaha industri tenun ikat berstatus kawin c. Sebagian besar pengusaha industri tenun ikat berpendidikan SMA 2. Faktor yang berpengaruh terhadap pendpatan pengusaha industri tenun

ikat adalah :

a. Semakin banyak modal yang digunakan semakin besar pendapatannya.

b. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan semakin banyak pendapatannya

c. Semakin baik pemasarannya semakin banyak pendapatannya 3. Pendapatan dari industri tenun ikat tardisional lebih besar sumbangannya

terhadap pendapatan total keluarga.

1.7. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengertian survei dalam penelitian ini dibatasi pada pengertian survei sampel, dimanainformasi yang dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi. Pada survei ini informasi atau data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner ( Masri Singarimbun, 1982 ). Adapun langkah-langkah yang diambil sebagai berikut :

(11)

1.7.1. Pemilihan daerah penelitian

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu memilih daerah berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini diambil Desa Wanarejan Kecamatan Tamam Kabupaten pemalang, dikarenakan Desa Wanarejan telah banyak berdiri industri tenun ikat yang merupakan daerah yang paling banyak beridiri industri tenun ikat dibandingkan dengan daerah lainnya dalam satu kecamatan.

1.7.2. Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha industri tenun ikat. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode proporsional

random sampling yaitu masing-masing kelurahan diambil sampelnya secara

(12)
[image:12.595.114.512.152.333.2]

Tabel 1.2. Jumlah RespondenIndustri Tenun Ikat Tradisional Desa Wanarejan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang

No Dusun Jumlah Jumlah Sampel

( 25 % )

1. Kemanggungan 23 6

2. Mlaki 32 8

3. Pakisaji 31 8

4. Siatri 48 12

5. Akro mudin 36 9

Jumlah 170 43

Sumber : Data Monografi Kecamatan Taman ( 2006 )

Berdasarkan pada besarnya pengambilan sampel sebesar 25 %, maka sampel yang diambil sebanyak 43 responden dari 170 populasi. Jumlah responden masing-masing dusun dapat dilihat pada Tabel 1.2. di atas.

1.7.3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua bentuk data yaitu :

1. Data primer, yaitu data yang dikeumpulkan langsung dari lapangan yang diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, status kawin, jumlah tenaga kerja dan lama usaha. Data alin yang berupa data yang berhubungan dengan proses produksi berupa bahan baku, jumlah tenaga kerja, produksi, pendapatan dan pemasaran.

(13)

demografi daerah penelitian mencakup jumlah dan kepadatan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, pendidikan dan mata pecaharian.

1.8. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis tabel frekuensi dan tabel silang. Tabel frekuensi digunakan untuk menjawab hipotes 1 dan 3. Analisis tabel frekuensi dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik pengusaha industri tenun ikat di daerah penelitian dan untuk mengetahuisumbangan pendapatn dari industri tenun ikat. Analisis tabel silang digunakan untuk menjawab hipotesa 2. Analisis tabel silang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain.

1.9. Konsep dan Batasan Operasional

1. Industri adalah semua usaha yang merupakan suatu unit produksi yang membuat suatu barang atau bahan untuk masyarakat di suatu tempat tertentu ( Dipernas RI, 1976 )

2. Industri tenun ikat adalah industri yang bahan dasarnya benang dibuat barang tenun.

3. Tenaga kerja adalah penduduk padausia kerja dan lazim dipakai adalah penduduk yang berusia 15 thun hingga 64 tahun, atau dapat dikatakan tenaga kerja adalah penduduk yang secara otensial dapat bekerja ( Lembaga Deomografi Fakultas Ekonomi UI, 1980 )

4. Modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan proses pembuatan industri tenun ikat mulai dari awal sampai akhir.

5. Lama usaha adalah periode waktu usaha sampai pada saat penelitian. 6. Pendapatan industri tenun ikat adalah pendapatan kepala keluarga yang

diperoleh dari usaha industri tenun ikat.

7. Turun temurun adalah segala sesuatu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain seperti adat istiadat dan kebiasaan.

(14)

9. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah orang yang menjadi tanggungan responden dalam mencukupi kebutuhan hidup.

Gambar

Tabel 1.1.Jumlah dan Pesebaran Industri Tenun Ikat Tradisional Desa
Gambar 1.1. Diagram alir penelitian
Tabel 1.2. Jumlah RespondenIndustri Tenun Ikat Tradisional Desa Wanarejan

Referensi

Dokumen terkait

Mempunyai personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuktikan dengan daftar personil yang akan melaksanakan pekerjaan ini yang di tanda tangani

Bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis dan menimbulkan pencemaran lingkungan, pada akhirnya memaksa untuk dilakukannya pencarian energi alternatif,

MEMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan, selama periode audit bulan Agustus sampai Oktober 2015, auditee telah menerima bahan baku sebanyak 6 kali dan seluruh

Website dalam perkembangannya telah banyak menghiasi dunia pendidikan, sementara pada Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 2 Bambanglipuro untuk penyebaran informasi

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Magister Manajemen Program

Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemrograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada di dalamnya atau

Kritikannya bahwa ia mengemukakan penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan sejarah merupakan kecendrungan untuk menerima begitu saja berita yang di dapatnya tanpa