• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah. Untuk itu, daerah perlu memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah, menyebutkan bahwa ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah salah satunya adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Selanjutnya Satuan Kinerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (RENJA) sebagai perencanaan yang bersifat tahunan dengan mengacu kepada RKPD tersebut sebagai salah satu pedomannya.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa dalam rangka penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), setiap SKPD menyusun Rencana Kinerja berdasarkan rencana capaian kinerja tahunan pada tingkat sasaran melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Rencana Kinerja sebagai acuan SKPD dalam meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur yang mencakup keseluruhan tugas pokok dan fungsi suatu organisasi, sehingga dapat memberikan keberadaan organisasi melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun setiap tahunnya.

Selanjutnya Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan anggaran akan menjadi dasar dalam

(2)

2 penyusunan Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja disusun untuk mewujudkan kinerja yang terukur berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Dengan pendekatan perencanaan yang jelas dan sinergis, dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya maka instansi pemerintah menetapkan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik. Dalam Rencana Strategik telah ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Sehingga kualitas perencanaan memegang peran penting dalam menentukan tingkat keberhasilan proses pembangunan. Sedangkan perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah disusun dalam rangka mengoptimalkan potensi yang dimiliki daerah dan memberikan arah serta pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan penyempurnaan sistem perencanaan pembangunan termasuk didalamnya perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan perencanaan pembangunan nasional berdasarkkan jangka waktu pelaksanaan, yaitu:

a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan makro untuk jangka waktu 20 tahun, yang berisi visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang, digunakan sebagai pedoman penyusuan RPJM Daerah setiap lima tahu sekali;

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah berfungsi sebagai penjabaran RPJP Daerah dan memuat visi, misi, gambaran umum kondisi masa kini, gambaran umum kondisi yang diharapkan, analisis lingkungan internal dan eksternal, arah kebijakan trategi dan indikasi program selama 5 tahun secara lintas pembiayaan;

c. Rencana Kerja Pemerintah Daera (RKPD) yang disusun sebagai dokumen perencanaan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Rencana Kerja SKPD setiap tahun anggaran.

Sedangkan Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun dua dokumen perencanaan, yaitu Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD untuk jangka waktu lima tahun dan Rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) untuk

(3)

3 jangka waktu satu tahun. Berdasarkan RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, Visi pembangunan adalah:

“JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA”

Guna mencapai visi pembangunan tersebut, maka ditetapkan lima misi, sebagai berikut :

1. Membangun Masyarakat yang Berkualitass dan Berdaya Saing; 2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan;

3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparaatur, dan Perluasan Partisipasi Publik;

4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunnan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan; dan

5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisaata dalam Bingkai Kearifan Lokal.

Sejalan dengan visi dan misi diatas, maka sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Biro Organisasi menjabarkannya dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Organisasi Tahun 2013-2018 dan setiap tahunnya disusun Rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) untuk dijadikan bahan dalam penyusunan APBD. Dengan demikian, adaya sinkronisasi antara perencanaan sebagaimana ditetapkan dalam RENJA, RKT, RKPD serta RPJM Daerah dengan pelaksanaan yang ditetapkan dalam APBD.

Sebagai bagian dari manajemen kinerja, kedudukan perencanaan kinerja menjadi suatu issue yang strategis yang harus diperhatikan dan dipecahkan yang mengarah kepada pelaksanaan misi dan pencapaian visi organisasi. Perencanaan kinerja juga merupakan tahap penting dalam melaksanakan RENSTRA yang akan menuntun manajemen dan seluruh anggota organisasi pada capaian kinerja yang baik, maka pelaksanaan RENSTRA juga dapat dipantau tingkat pencapaiannya secara lebih operasional serta dengan melihat berbagai kemungkinan dan alernatif untuk meningkatkan dan memacu pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara lebih cepat.

Perencanaan kinerja sebagai proses penetapan target-target kinerja yang berisi tentang kegiatan-kegiatan tahunan beserta indikator kinerjanya. Penetapan indikator kinerja ditetapkan berdasarkan sasaran sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam RENSTRA dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, substansi

(4)

4 dari penyusunan Dokumen Perencanaan Tahunan adalah target setting dari capaian indikator kinerja yang telah ditetapkan pada Dokumen RENSTRA.

Dalam rangka mengoptimalkan perannya sebagai fungsi koordinasi dalam pelaksanaan administrasi pembangunan, Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat perlu menyusun Perencanaan Tahunan 2016 dengan mengacu pada RENSTRA Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, dan Rancangan RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.

1.2. LANDASAN HUKUM

Dasar hukum penyusunan Dokumen Perencanaan Tahunan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengganti atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat;

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;

8. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;

9. Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah;

(5)

5 10. Keputusan Gubernur Nomor 1556-Org/2014 tentang Indikator Kinerja

Utama Pemerintah Provinsi Jawa Barat;

11. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam rangka pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan di Jawa Barat, dipandang perlu untuk melakukan sinergitas perencanaan pembangunan tahunan untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

1.4. SISTEMATIKA

Sistematika penulisan Rencana Kerja Biro Organisasi mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L dan Renja Provinsi/Kabupaten/Kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

1.2. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.

(6)

6

1.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD.

1.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Berisikan uraian mengenai :

1. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yag terkait dengan pelayanan;

2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD;

(7)

7 3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kelapa

daerah, terhadap capaian program nasional/ internasional, seperti SPM dan MDGs (Millenium Development Goals);

4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD; dan

5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan.

2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

Berisikan uraian mengenai :

1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan;

2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;

3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung ditujukan kepadda SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

(8)

8 Telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana dimaksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerrja Renstra SKPD.

3.3. Program dan Kegiatan

Berisikan penjelasan mengenai :

1. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan

2. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan, antara lain meliputi :

a. Jumlah program dan jumlah kegiatan;

b. Sifat penyebaran lokasi program dan kegiatan; c. Total kebutuhan dana/pagu indikatif yang dirinci

menurut sumber pendanaannya.

3. Penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancagan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinsi keduanya.

3.4. Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2016

Berisikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan dilaksanakan erdasarkan atas permasalahan spesifik yang terjadi berdasarkan hasil analisis. Permasalahan.

BAB IV PENUTUP

(9)

9 a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam

rangka pelaksanaannya maupun seandaiknya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan;

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan; c. Rencana tindak lanjut

(10)

10

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD

TAHUN 2014 DAN 2015

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014 s.d 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SKPD

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa setiap dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu Rencana Kerja (RENJA) Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat tahun lalu perlu untuk dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan meliputi 3 (tiga) hal, yaitu kebijakan perencanaan program dan kegiatan, pelaksanaan rencana program dan kegiatan, serta hasil rencana program dan kegiatan.

Penyusunan RENJA Biro Organisasi Tahun Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, memperhatikan beberapa unsur pokok yaitu :

a. Masalah-masalah yang dihadapi dan sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya;

b. Tujuan yang dikehendaki;

c. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya;

d. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya serta seksi pelaksana. Evaluasi hasil pelaksanaan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Pencapaian Perencanaan Strategis (RENSTRA) Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan Perencanaan Strategis (RENSTRA) Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, sebagaimana tersebut dalam Tabel.1 dibawah ini.

(11)

11

Tabel. 1

Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2015

Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

No Sasaran Indikator Sasaran

Kinerja

Nama Program

Keuangan

Target Realisasi Realisasi (%) Pagu Realisasi Realisasi (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah

Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti menjadi kebijakan: (Perda, Pergub, Kepgub)

1 1 100,00% Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 1.114.866.680 845.131.342 75,81 Pengembangan Kompetensi

Aparatur 560.750.000 226.375.656 40,37 Prosentase OPD yang

sesuai dengan SOTK

Provinsi 100 100 100,00%

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 892.962.500 708.789.473 79,38

2. Meningkatnya kualitas penyusunan standarisasi pelayanan publik

Jumlah unit Pelayanan Publik (UPP) Terbaik

sesuai Kriteria Provinsi 14 17 121,43%

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 341.303.000 282.757.000 82,85 Jumlah inovasi

pelayanan publik sesuai

kriteria nasional 4 5 125,00%

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 290.430.000 288.406.000 99,30 3. Meningkatnya standarisasi kerja

organisasi

Jumlah Regulasi Standarisasi Kerja

Organisasi 13 15 115,38%

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 710.175.550 684.319.686 96,36

4. Meningkatnya Kinerja OPD

Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Provinsi Jawa Barat

A BB

89,82%

Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan 370.000.000 365.831.510 98,87 (78) (70,06) Pemantapan Otonomi

Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah 288.500.000 282.054.080 97,77 Prosentase OPD yang

memperoleh nilai CC

keatas 90 30 33,33%

Pelayanan Administrasi

Perkantoran 568.000.000 481.039.010 84,69 Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian

(12)

12 Pada Tahun 2015, Biro Organisasi melaksanakan 4 program dan 17 kegiatan dengan realisasi keuangan sebesar 81,23%. Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, maka kinerja anggaran Biro Organisasi Tahun 2015 termasuk dalam kategori TINGGI.

Kinerja anggaran tersebut tercapai dengan dukungan kinerja anggaran program, yang berkisar 40,37% - 96,91%. Realisasi anggaran program tertinggi adalah sebesar 96,91%, yaitu pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, sedangkan realisasi untuk anggaran terendah adalah sebesar 40,37% pada Program Pengembangan Kompetensi Aparatur.

Sementara untuk kinerja anggaran kegiatan, realisasi berkisar 40,37% – 99,91%. Kinerja anggaran kegiatan tertinggi adalah sebesar 99,91%, yaitu pada Kegiatan Kesisteman dan Prosedur, dan yang terendah adalah sebesar 40,37% pada Kegiatan Penyusunan Informasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Apabila dirinci berdasarkan tujuan organisasi, realisasi anggaran tertinggi adalah yang digunakan untuk membiayai Tujuan Kedua dari Misi Biro Organisasi, yaitu Mengembangkan dan Meningkatkan Pelayanan Publik sebesar 93,56% dan sedangkan realisasi anggaran terendah untuk Tujuan 1, yaitu Terselenggaranya Pemerintahan yang Efektif dan Efisien sebesar 69,31%.

Sedangkan dilihat dari realisasi anggaran untuk sasaran strategis, realisasi tertinggi adalah untuk Sasaran Strategis 2.1, yaitu Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi sebesar 96,36%, dan terendah Sasaran Strategis 1.1, yaitu Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah, sebesar 69,31%. Kemudian, berdasarkan indikator sasaran, realisasi anggaran tertinggi adalah untuk Indikator Sasaran 2.1.2, yaitu Jumlah Inovasi Pelayanan Publik sesuai Kriteria Nasional, sebesar 99,30%, dan yang terendah Indikator Sasaran 1.1.2, yaitu Jumlah Rekomendasi yang Ditindaklanjuti Menjadi Kebijakan, sebesar 63,95%.

Dalam pelaksanaan kegiatan Biro Organisasi Tahun 2015, terdapat efisiensi anggaran sebesar 4,14% dan sisa anggaran pelaksanaan sebesar 11,27%.

(13)

13

2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD

Pengukuran kinerja sasaran stratejik Biro Organisasi Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dengan membandingkan indikator kinerja sasaran yang bersifat outcome atau output penting realisasi kinerja aktual tahun 2015 dengan targetnya sehingga diperoleh capaian kinerja dalam bentuk prosentase. Selain itu pengukuran kinerja mencakup pula beberapa capaian kinerja yang dapat dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya, benchmarking dan perbandingan kinerja aktual dengan standarnya atau standar pelayanan minimal (SPM) serta perbandingan kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan rencana jangka menengah (RPJMD).

Untuk mengukur kinerja Biro Organisasi Tahun 2015 digunakan formulir pengukuran kinerja, rencana kerja tahunan dan perjanjian kinerja sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran stratejik diperoleh capaian kinerja dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2

Pengukuran Kinerja

Biro Organisasi Sekretariat Daerah

Provinsi Jawa Barat

No Strategis Sasaran Indikator

Capaian Tahun Lalu (2014) Tahun 2015 Target Akhir Renstra Capaian Tahun 2015 terhadap Target Akhir Renstra (%) Target Realisasi Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti menjadi kebijakan: (Perda, Pergub, Kepgub) 100 1 1 100,00% 1 100,00 Prosentase OPD yang sesuai dengan SOTK Provinsi 100 100 100 100,00% 100 100,00

(14)

14 No Sasaran Strategis Indikator Capaian Tahun Lalu (2014) Tahun 2015 Target Akhir Renstra Capaian Tahun 2015 terhadap Target Akhir Renstra (%) Target Realisasi Realisasi %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 2. Meningkatnya kualitas penyusunan standarisasi pelayanan publik Jumlah unit Pelayanan Publik (UPP) Terbaik sesuai Kriteria Provinsi 133,33 14 17 121,43% 14 94,44 Jumlah inovasi pelayanan publik sesuai kriteria nasional 100,00 4 5 125,00% 4 83,33 3. Meningkatnya standarisasi kerja organisasi Jumlah Regulasi Standarisasi Kerja Organisasi 110,00 13 15 115,38% 14 107,14 4. Meningkatnya Kinerja OPD Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Provinsi Jawa Barat 79,97 BB BB 89,82% 91 (AA) 77,84 (78) (70,0 6) Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas 40,58 90 30 33,33% 100 30,00 RATA-RATA 97,85%

Sumber: LKIP Biro Organisasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Tahun 2015 adalah sebesar 97,85% (BAIK), yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 4 sasaran, sebanyak 2 sasaran capaiannya SANGAT BAIK (Sasaran II dan III), 1 sasaran capaiannya BAIK (Sasaran I) dan 1 sasaran lainnya capaiannya SEDANG (Sasaran IV). Sasaran dinyatakan “SANGAT BAIK” jika capaiannya >100% dari target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan rencana strategis Biro Organisasi Setda Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018, terdapat 4 (empat) sasaran strategis organisasi yang diukur melalui 7 (tujuh) indikator. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dengan realisasinya.

(15)

15 Evaluasi dan analisa capaian kinerja Biro Organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan indikator sasaran pada masing-masing tujuan sebagai berikut:

Tabel 3

Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2014 – 2015 dan Target Renstra Tahun 2018 NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

REALISASI KINERJA TARGET RENSTRA (TAHUN 2018) TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 2 3 4 5 6

MISI PERTAMA: OPTIMALISASI PENATAAN KELEMBAGAAN

TUJUAN 1: Terselenggaranya Pemerintahan yang Efektif dan Efisien (1) I. Sasaran: Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah (1.1)

a) Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti menjadi kebijakan: (Perda, Pergub, Kepgub)

Dokumen 1 1 1

b) Prosentase OPD yang sesuai

dengan SOTK Provinsi Persen 93,61 100 100 MISI KEDUA: MEWUJUDKAN KETATALAKSANAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

TUJUAN 1: Mengembangkan dan Meningkatkan Pelayanan Publik (2)

II. Sasaran: Meningkatnya Kualitas Penyusunan Standarissi Pelayanan Publik (2.1.)

a) Jumlah unit Pelayanan Publik (UPP) Terbaik sesuai Kriteria Provinsi

UPP 16 17 14

b) Jumlah inovasi pelayanan publik

sesuai kriteria nasional OPD Prov 2 5 4 III. Sasaran: Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi (2.2.)

Jumlah Regulasi Standarisasi Kerja

Organisasi Regulasi 11 15 5,38

MISI KETIGA: MENINGKATKAN KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI TUJUAN 3: Meningkatkan Akuntabilitas di Lingkungan Provinsi Jawa Barat (3)

IV. Sasaran: Meningkatnya Kinerja OPD (3.1.) a) Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) Provinsi Jawa Barat

Nilai 63,98 (CC) 70,06 (BB) 9,85 (AA) b) Prosentase OPD yang

memperoleh nilai CC keatas persen 37,78 30 (7,25) Sumber: LKIP Biro Organisasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2015

(16)

16

Tabel 4

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2014 – 2015

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN

CAPAIAN KINERJA PERCEPATAN (PERLAMBATAN) (%) TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 2 3 4 5 6

MISI PERTAMA: OPTIMALISASI PENATAAN KELEMBAGAAN

TUJUAN 1: Terselenggaranya Pemerintahan yang Efektif dan Efisien (1)

I. Sasaran : Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah (1.1)

a) Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti menjadi kebijakan: (Perda, Pergub, Kepgub)

Persen 100 100 0,00

b) Prosentase OPD yang sesuai dengan SOTK Provinsi

Persen 100 100 0,00

MISI KEDUA: MEWUJUDKAN KETATALAKSANAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

TUJUAN 2: Mengembangkan dan Meningkatkan Pelayanan Publik (2)

II. Sasaran: Meningkatnya Kualitas Penyusunan Standarissi Pelayanan Publik (2.1.)

a) Jumlah unit Pelayanan Publik (UPP) Terbaik sesuai Kriteria Provinsi

Persen 133,33 121,43 (8,93)

b) Jumlah inovasi pelayanan publik sesuai kriteria nasional

Persen 100 125 25,00

III. Sasaran: Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi (2.2.)

Jumlah Regulasi Standarisasi

Kerja Organisasi Persen 110 115,38 5,38

MISI KETIGA: MENINGKATKAN KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA ORGANISASI TUJUAN 3: Meningkatkan Akuntabilitas di Lingkungan Provinsi Jawa Barat (3)

IV. Sasaran : Meningkatnya Kinerja OPD (3.1.)

a) Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Provinsi Jawa Barat

Persen 79,97 89,82 9,85

b) Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas

Persen 40,58 33,33 (7,25)

RATA-RATA 3,01

(17)

17 Berdasarkan Hasil Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terdapat 3 (tiga) dari 4 sasaran kinerja yang capaian kinerjanya > 100%, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5

Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

(Hanya untuk capaian kinerja ≥ 100%)

No. Sasaran Indikator Kinerja % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti menjadi kebijakan: (Perda, Pergub, Kepgub)

100,00 63,95 36,05

Prosentase OPD yang sesuai dengan SOTK Provinsi 100,00 79,38 20,62 2. Meningkatnya Kualitas Penyusunan Standarissi Pelayanan Publik

Jumlah unit Pelayanan Publik (UPP) Terbaik sesuai Kriteria Provinsi

121,43 82,85 17,15

Jumlah inovasi

pelayanan publik sesuai kriteria nasional 125,00 99,30 0,70 3. Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi Jumlah Regulasi Standarisasi Kerja Organisasi 115,38 96,36 3,64

(18)

18

2.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Biro Organisasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan umum bidang organisasi, membantu Asisten Administrasi melakukan koordinasi, pembinaan dan pengendalian, pengembangan kerjasama Pemerintah Provinsi bidang organisasi meliputi aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, pengembangan kinerja organisasi serta pengembangan pelayanan publik. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi mempunyai fungsi :

1. penyelenggaraan perumusan bahan kebijakan umum serta bahan koordinasi, pembinaan dan pengendalian bidang organisasi;

2. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan pengendalian serta fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi bidang organisasi;

3. penyelenggaraan monitoring, evaluasi danpelaporan pelaksanaan urusan pemerintahanan provinsi bidang organisasi.

Dalam kesehariannya Biro Organisasi, membawahkan 4 (empat) Bagian dengan 10 (sepuluh) Subbagian, yaitu :

1. Bagian Kelembagaan

Bagian Kelembagaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek kelembagaan, mengkaji bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek kelembagaan, serta membantu Kepala Biro Organisasi melaksanakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi aspek kelembagaan meliputi kelembagaan provinsi, kelembagaan kabupaten/kota dan pengembangan jabatan fungsional.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bagian Kelembagaan mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum, serta bahan koordinasi, bahan pembinaan dan bahan pengendalian aspek kelembagaan;

b. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek kelembagaan;

(19)

19 c. penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek kelembagaan, meliputi kelembagaan provinsi, kelembagaan Kabupaten/Kota dan pengembangan jabatan fungsional;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek kelembagaan.

Bagian Kelembagaan membawahkan 3 (tiga) Subbagian, yaitu : a. Subbagian Kelembagaan Provinsi;

b. Subbagian Kelembagaan Kabupaten/Kota; c. Subbagian Pengembangan Jabatan Fungsional.

2. Bagian Tatalaksana

Bagian Tatalaksana mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek tatalaksana, mengkaji bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek tatalaksana serta membantu Kepala Biro Organisasi melaksanakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi aspek ketatalaksanaan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, meliputi standarisasi kerja serta sistem dan prosedur.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bagian Tatalaksana mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum serta koordinasi, pembinaan dan pengendalian, aspek ketatalaksanaan;

b. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi, pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek ketatalaksanaan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

c. penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek ketatalaksanaan; dan

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek ketatalaksanaan.

Bagian Kelembagaan membawahkan 2 (dua) Subbagian, yaitu : a. Subbagian Standarisasi Kerja;

(20)

20

3. Bagian Pengembangan Kinerja Organisasi

Bagian Pengembangan Kinerja Organisasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek pengembangan kinerja organisasi, mengkaji bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek pengembangan kinerja organisasi, serta membantu Kepala Biro Organisasi melaksanakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi aspek pengembangan kinerja organisasi meliputi fasilitasi kinerja organisasi, pelaporan kinerja organisasi dan perencanaan Sekretariat Daerah.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bagian Pengembangan Kinerja Organisasi mempunyai fungsi:

a. koordinasi, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan urusan Pemerintah Provinsi aspek pengembangan kinerja organisasi;

b. penyelengaraan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan urusan Pemerintah Provinsi aspek pengembangan kinerja organisasi;

c. penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek pengembangan kinerja organisasi; dan

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek pengembangan kinerja organisasi.

Dalam kesehariannya, Bagian Pengembangan Kinerja Organisasi membawahkan 3 (tiga) Subbagian, yaitu :

a. Subbagian Perencanaan Sekretariat Daerah; b. Subbagian Fasilitasi Kinerja Organisasi; c. Subbagian Pelaporan Kinerja Organisasi.

4. Bagian Pengembangan Pelayanan Publik

Bagian Pengembangan Pelayanan Publik mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek pengembangan pelayanan publik, mengkaji bahan kebijakan umum, koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek pengembangan pelayanan publik, serta membantu Kepala Biro Organisasi melaksanakan koordinasi,

(21)

21 fasilitasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan provinsi aspek pengembangan pelayanan publik, meliputi fasilitasi pelayanan publik dan pengendalian kualitas pelayanan publik. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bagian Pengembangan Pelayanan Publik mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik dan administrasi aspek pengembangan pelayanan publik;

b. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan umum serta koordinasi, pembinaan dan pengendalian aspek pengembangan pelayanan publik; c. penyelenggaraan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan urusan

pemerintahan provinsi aspek pengembangan pelayanan publik;

d. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi aspek pengembangan pelayanan publik.

Dalam kesehariannya, Bagian Pengembangan Kinerja Organisasi membawahkan 2 (dua) Subbagian, yaitu :

a. Subbagian Standarisasi Pelayanan Publik;

b. Subbagian Pengendalian Kualitas Pelayanan Publik.

2.4. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD

Dalam rangka mewujudkan pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, tema pembangunan Jawa Barat Tahun 2016 adalah :

PENINGKATAN DAYA SAING JAWA BARAT UNTUK KEMANDIRIAN DALAM PERSAINGAN GLOBAL

Dengan memperhatikan situasi dan kondisi, serta hasil evaluasi pembangunan Provinsi Jawa Barat, Isu Strategis Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, yaitu:

1. Pertumbuhan penduduk dan persebarannya;

2. Kualitas dan aksesibiltas pendidikan dan kesehatan;

3. Perluassan kesempatan kerja dan peningkkatan kualitas tenaga kerja; 4. Sinergitas dan pemerataan pembangunan desa-kota;

5. Peran dan fungsi balai untuk pelayanan sosial;

(22)

22 7. Kualitas, Kuantitass, dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar Jalan, air

bersih,air limbah, drainase, listrik, dan persampahan);

8. Kualitas dan cakupan pelaayanan infrastruktur strategis (jalaan tol. Kereta api, pelabuhan, bandara);

9. Penurunan kualitas lingkungan hidup;

10. Pengendalian dan pengawasan penaataan ruang; 11. Kualitas demokrasi;

12. Ketidaakberdaayaan terhadap kejadian bencana; 13. Pemerintahaan yang akuntabel dan inovaatif; 14. Pelestarian nilai-nilai dan warisan budaya lokal; 15. Pengembangan Industri Wisata Jawa Barat; 16. Penanggulangan penduduk miskin;

17. Pasar global, Asean-China Free Trade Area, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA);

18. Pencegaahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); 19. Alih fungsi lahan;

20. Ketahan Pangan;

21. Keamanan dan ketertiban daerah;

22. Pembangunan pusat seni, budaya dan stadion olahraga; 23. Kualitas kesejahteraan Aparatur berbasis kinerja;

24. Kebijaakan pasca berlaku Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

25. Penataan Daerah Otonom Baru;

26. Harmonisasi produk peraturan perundang-undangan daerah; 27. Pengembangan Teknologi Informaasi dalam berbagai aspek.

Dengan mengacu pada Rancanngan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dan Rencana Kerja (RENJA) Biro Organisasi Tahun 2015 serta berpedoman pada Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Organisasi Tahun 2013-2018, Rencana kerja Biro Organisasi Tahun 2016 difokuskan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas organisasi pemerintah daerah secara proporsional sebagaimana Tabel. 6 berikut :

(23)

23

Tabel. 6

Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2016 Biro Organisasi

RANCANGAN AWAL RKPD HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

CATATAN PENTING

NO. PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Tingkat Kesesuaian antara Perencanaan dan Implementasi 95% 461.250.000 Program Perencanaan, Pengendalai dan Evaluasi Pembangunan Daerah Tingkat Kesesuaian antara Perencanaan dan Implementasi 95% 483.000.000 1. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Sekretariat Daerah Kota Bandung Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas Perencanaan Program, Kegiatan dan Penganggaran Tahunan 128.250.000 Kegiatan Penyusunan Perencanaan Sekretariat Daerah Kota Bandung Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas Perencanaan Program, Kegiatan dan Penganggaran Tahunan 150.000.000 2. Kegiatan Penyusunan Dokumen Pendukung Kinerja Organisasi Kabupaten/ Kota di Jawa Barat dan Luar Provinsi Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas Perjanjian Kinerja OPD/Biro Provinsi Jawa Barat sebanyak 58 Dok 333.000.000 Kegiatan Penyusunan Dokumen Pendukung Kinerja Oganisasi Kabupaten/ Kota di Jawa Barat dan Luar Provinsi Prosentase OPD yang memperoleh nilai CC keatas Perjanjian Kinerja OPD/Biro Provinsi Jawa Barat sebanyak 58 Dok 333.000.000 - - - - - - Program Pengembangan Komunikasi, Informaasi, Media massaa dan Pemanfaatan Teknologi Informaasi Tingkat Pelayanan Informasi Perencanaan & Pembangunan Daerah 95% 250.000.000

(24)

24

RANCANGAN AWAL RKPD HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

CATATAN PENTING

NO. PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 - - - - Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi e-SAKIP Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Kota Bandung Predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Prov. Jabar Terintegrasinya Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 250.000.000 III. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah Tingkat Kesesuaian hasil analisis Jabatan Penempatan Struktur Organisasi 5.600.000.000 Program Peningkatan Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah 3.886.953.000 3. Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Standar Pelayanan Publik UPP Provinsi Jawa Barat Kab/Kota se Jawa Barat Meningkatnya kualitas penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik Tersedianya standar pelaynan publik bagi UPP sesuai peraturan perundang-undangan

450.000.000 Pengembangan Standar Pelayanan Publik UPP Provinsi Jawa Barat Kab/Kota se Jawa Barat Meningkatnya kualitas penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik Tersedianya standar pelaynan publik bagi UPP sesuai peraturan perundang-undangan 340.000.000 4. Kegiatan Fasilitasi Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa Barat Kab/Kota se Jawa Barat Meningkatnya Kualitas Penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik Tersediannya standar pelayanan publik bagi UPP sesuai peraturan perundang-undangan

400.000.000 Pengembangan Standar Pelayanan Publik UPP Provinsi Jawa Barat Kab/Kota se Jawa Barat Meningkatnya Kualitas Penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik Tersediannya standar pelayanan publik bagi UPP sesuai peraturan perundang-undangan 300.000.000 5. Kegiatan Evaluasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Kota Bandung Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Memperoleh dasar / basis yang dianggap adil untuk membuat peringkat jabatan / pekerjaan yang ada 1.250.000.000 Evaluasi Jabatan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Kota Bandung Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Memperoleh dasar / basis yang dianggap adil untuk membuat peringkat jabatan / pekerjaan yang ada

(25)

25

RANCANGAN AWAL RKPD HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

CATATAN PENTING

NO. PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 6. Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian OPD Kab./Kota di Jawa Barat Tahun 2016 Kab./Kota se Jawa Barat Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Melaksanakan amanat peraturan perundangan, yaitu pembinaan dan pengendalian OPD Kab/Kota di Jawa Barat termsuk dalam rangka penataan OPD Kab/Kota di Jawa Barat sebagai implementasi UU No. 23 Tahun 2014 750.000.000 Pembinaan dan Pengendalian OPD Kab./Kota di Jawa Barat Tahun 2016 Kab./Kota se Jawa Barat Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Melaksanakan amanat peraturan perundangan, yaitu pembinaan dan pengendalian OPD Kab/Kota di Jawa Barat termsuk dalam rangka penataan OPD Kab/Kota di Jawa Barat sebagai implementasi UU No. 23 Tahun 2014 625.000.000 7. Kegiatan Penataan Organisaasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat

Kota Bandung Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Penataan Kelembagaan OPD Provinsi sebagai implementasi UU No.23 Tahun 2014 1.000.000.000 Penataan Organisaasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat

Kota Bandung Meningkatnya Kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Penataan Kelembagaan OPD Provinsi sebagai implementasi UU No.23 Tahun 2014 515.666.000 8. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Kota Bandung Meningkatkan kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Pedoman dalam melaksanakan Program dan kegiatan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 750.000.000 Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Kota Bandung Meningkatkan kapasitas Organisasi Pemerintah Daerah Pedoman dalam melaksanakan Program dan kegiatan OPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 525.000.000

(26)

26

RANCANGAN AWAL RKPD HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

CATATAN PENTING

NO. PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

9. Kegiatan Pernyusunan Standar Biaya dan Belanja Kota Bandung Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi

Sebagai alat ukur belanja program/ kegiatan OPD/ SKPD dan penyeragaman besaran satuan sejenis yang digunakan oleh OPD/SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah 500.000.000 Pernyusunan Standar Biaya dan Belanja Kota Bandung Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi

Sebagai alat ukur belanja program/ kegiatan OPD/ SKPD dan penyeragaman besaran satuan sejenis yang digunakan oleh OPD/SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah 277.462.000 10. Kegiatan Standarisasi Organisasi Kab./Kota Seluruh Jawa Barat Meningkatnya kualitas penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik - Mengetahui target, tingkat capaian dn perbandingan capaian SPM di setiap sektor; - Mengevaluasi penerapan SPM di 27 Kab/Kota dan provinsi 500.000.000 Standarisasi Organisasi Kab./Kota Seluruh Jawa Barat Meningkatnya kualitas penyusunan Standarisasi Pelayanan Publik - Mengetahui target, tingkat capaian dn perbandingan capaian SPM di setiap sektor; - Mengevaluasi penerapan SPM di 27 Kab/Kota dan provinsi 213.825.000 - Penyusunan dan Penerapan Tata Naskah Dinas Kota Bandung Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi - Meningkatkan prinsip ketelitian, kejelasan, singkat, padat, logis dan meyakinkan; - Mewujudkan tertib penyelenggaraan 100.000.000

(27)

27

RANCANGAN AWAL RKPD HASIL ANALISIS KEBUTUHAN

CATATAN PENTING

NO. PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

PROGRAM/

KEGIATAN LOKASI

INDIKATOR

KINERJA TARGET CAPAIAN PAGU INDIKATIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 pemerintahan daerah Kesisteman dan Prosedur Kab./Kota Seluruh Jawa Barat Meningkatnya Standarisasi Kerja Organisasi Meningkatkan Standar Pelayanan 290.000.000 IV. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 600.000.000 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 568.000.000 11. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Biro Organisasi Kota Bandung Tercapainya penyelenggaraan administrasi perkantoran Biro Organisasi Terpenuhinya pemenuhan kebutuhan operasional dasar dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

600.000.000 Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Biro Organisasi Kota Bandung Tercapainya penyelenggaraan administrasi perkantoran Biro Organisasi Terpenuhinya pemenuhan kebutuhan operasional dasar dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

568.000.000 V. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 400.000.000 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 300.000.000 12. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Organisasi Kota Bandung Meningkatkan Kinerja OPD Tersedianya dokumen pelaporan kinerja penyelenggaran urusan pemerintahan 400.000.000 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Organisasi Kota Bandung Meningkatkan Kinerja OPD Tersedianya dokumen pelaporan kinerja penyelenggaran urusan pemerintahan 300.000.000 JUMLAH 7.061.250.000 JUMLAH 5.487.953.000 Jumlah = 12 Jumlah = 15

(28)

28

2.5. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT

Undang-Undang Pelayan Publik yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintah dan administrasi publik.

Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, peningkatan pelayanan publik merupakan upaya pemerintah untuk mempertegas hak dan kewajiban penyelenggara pelayanan publik sesuai dengan norma hukum, kualitas penyedia pelayanan publik dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Biro Organisasi sebagai salah satu satuan kerja penyelenggara pelayanan publik secara tidak langsung yang berada di lingkungan Provinsi Jawa Barat memiliki tugas pokok melakukan pembinaan serta monitoring dan evaluasi penyelenggara pelayanan publik. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan publik dilaksanakan karena adanya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan sekuruh pihak yang terkait dalam menjalankan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, Biro Organisasi melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik, serta melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas dan kuantitas produktifitas pelaksanaan tugas dan fungsi, mendorong efektifitas dan efisien sistem tata laksana penyelenggaraan pelayanan publik, serta mendorong tumbuhnya kreatifitas, prakarsa dan peran serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Untuk mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik setiap tahun Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan kompetisi inovasi pelayanan publik dengan menjaring inovasi pelayanan publik dengan memberikan penghargaan.

(29)

29

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Reformasi Birokrasi merupakan salah satu cara untuk membangun kepercayaan masyarakat. Reformasi Birokrasi adalah suatu usaha perubahan pokok dalam suatu sistem yang tujuannya mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang sudah lama. Ruang lingkup Reformasi Birokrasi tidak hanya terbatas pada proses dan prosedur, tetapi juga mengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikap serta tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan permasalahan yang bersinggungan dengan wewenang dan kekuasaan.

Pada

dasarnya

Reformasi

Birokrasi

adalah

suatu

perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi seperti kelembagaan,

sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur,

pengawasan dan pelayanan publik, yang dilakukan secara sadar untuk

memposisikan diri (birokrasi) kembali, dalam rangka menyesuaikan diri

dengan dinamika lingkungan yang dinamis

.

Perubahan tersebut dilakukan

untuk melaksanakan peran dan fungsi birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten, guna menghasilkan manfaat sesuai diamanatkan konstitusi. Perubahan ke arah yang lebih baik, merupakan cerminan dari seluruh kebutuhan yang bertitik tolak dari fakta adanya peran birokrasi saat ini yang masih jauh dari harapan.

(30)

30

Gambar. 1

AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI

Pokok-pokok Pikiran Tentang Reformasi Birokrasi Aparatur Negara dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Penataan Kelembagaan atau Organisasi

Untuk menata lembaga atau sebuah organisasi ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya : perampingan struktur organisasi yang banyak atau kaya fungsi, menciptakan organisasi yang efektif dan efisien, rasional, dan proporsional, organisasi disusun berdasarkan visi, misi, dan strategi yang jelas, mengedepankan kompetensi dan profesionalitas dalam pelaksanaan tugas, menerapkan strategi organisasi pembelajaran (learning organization) yang cepat beradaptasi dengan terhadap perubahan.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur

SDM yang ingin dibangun adalah PNS yang profesional, netral, dan sejahtera, manajemen kepegawaian modern, PNS yang profesional, netral, sejahtera, berdaya guna, berhasil guna, produktif, transparan, bersih dan bebas KKN untuk melayani dan memberdayakan masyarakat, jumlah dan komposisi pegawai yang ideal (sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang ada di masing-masing instansi pemerintah), penerapan sistem dalam manajemen PNS, klasifikasi jabatan, standar kompetensi, sistem diklat yang mantap,

(31)

31 standar kinerja, penyusunan pola karier PNS, pola karir terbuka, PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa, membangun sistem manajemen kepegawaian unified berbasis kinerja, dan dukungan pengembangan database kepegawaian, sistem

informasi manajemen kepegawaian, sistem remunerasi yang layak dan adil, menuju

manajemen modern.

3. Tata Laksana atau Manajemen

Ketatalaksanaan aparatur pemerintah disederhanakan, ditandai oleh mekanisme, sistem, prosedur, dan tata kerja yang tertib, efisien, dan efektif, melalui pengaturan ketatalaksanaan yang sederhana: standar operasi, sistem, prosedur, mekanisme, tatakerja, hubungan kerja dan prosedur pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengendalian, proses korporatisasi dan privatisasi, pengelolaan sarana dan prasarana kerja, penerapan perkantoran elektronis dan pemanfaatan teknologi informasi (e-government), dan apresiasi kearsipan. Juga penataan birokrasi yang efisien, efektif, transparan, akuntabel, hemat, disiplin, dan penerapan pola hidup sederhana. Efisiensi kinerja aparatur dan peningkatan budaya kerja, terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien (dalam administrasi pemerintahan maupun pelayanan kepada masyarakat), sistem kearsipan yang andal (tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, efektif dan efisien), otomatisasi administrasi perkantoran, dan sistem manajemen yang efisien dan efektif. Unit organisasi pemerintah yang mempunyai potensi penerimaan keuangan negara, statusnya didorong menjadi unit korporatisasi dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU), BHMN, BUMD, Perum, Persero, UPT, UPTD, atau bentuk lainnya.

4. Akuntabilitas Kinerja Aparatur

Pemahaman tentang akuntabilitas terus ditingkatkan dan diupayakan agar diciptakan Kinerja Instansi pemerintah yang berkualitas tinggi, akuntabel dan bebas KKN, ditandai oleh Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang efektif, sistem dan lingkungan kerja yang kondusif: berdasarkan peraturan dan tertib administrasi, terlaksananya sistem akuntabilitas instansi yang berguna sebagai sarana penilaian kinerja instansi dan individu oleh stakeholders (atasan, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan) didukung sistem informasi dan pengolahan data elektronik yang terpadu secara nasional dan diterapkan di semua departemen/lembaga di bidang

(32)

32 perencanaan dan penganggaran, organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, sistem akuntansi keuangan negara yang dikaitkan dengan indikator kinerja dan pelayanan masyarakat, dan aparatur negara yang bebas KKN (kondisi yang terkendali dari praktek-praktek penyalahgunaan kewenangan dan penyimpangan serta pelanggaran disiplin, tingginya kinerja sumber daya aparatur dan kinerja pelayanan publik).

5. Pengawasan

Pengawasan ini dilakukan dengan harapan terbangunnya sistem pengawasan nasional dengan elemen-elemen pengawasan fungsional, pengawasan internal, pengawasan eksternal, dan pengawasan masyarakat, ditandai oleh sistem pengendalian dan pengawasan yang tertib, sisdalmen/waskat, wasnal, dan wasmas, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi aparat pengawasan, terbentuknya sistem informasi pengawasan yang mendukung pelaksanaan tindak lanjut, serta jumlah dan kualitas auditor profesional yang memadai, intensitas tindak lanjut pengawasan dan penegakan hukum secara adil dan konsisten.

6. Pelayanan Publik

Pelayanan publik sebagai barometer transparansi dan akuntabilitas, diharapkan dapat didorong upaya mewujudkan pelayanan publik yang prima dalam arti pelayanan yang cepat, tepat, adil, dan akuntabel ditandai oleh pelayanan tidak berbelit-belit, informatif, akomodatif, konsisten, cepat, tepat, efisien, transparan dan akuntabel, menjamin rasa aman, nyaman, dan tertib, kepastian (persyaratan biaya waktu pelayanan dan aturan hukum), dan tidak dijumpai pungutan tidak resmi. Kondisi kelembagaan, SDM aparatur, ketatalaksanaan, dan pengawasan, mampu mendukung penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas dan mendorong munculnya praktek-praktek pelayanan yang lebih menghargai para pengguna jasa; perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasi manajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan good governance: menjadi

entrepreneurial competitive government (pemerintahan yang kompetitif), customer driven dan accountable government (pemerintahan tanggap/

(33)

33 responsive), serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi global).

7. Budaya Kerja Produktif, Efisien dan Efektif

Pelaksanaan Budaya Kerja Produktif, Efisien dan Efektif ini adalah untuk membangun kultur birokrasi pemerintah yang produktif, efisien, dan efektif terciptanya iklim kerja yang berorientasi pada etos kerja dan produktivitas yang tinggi, melalui Pengembangan Budaya Kerja yang mengubah mindset, pola pikir, sikap dan perilaku serta motivasi kerja; menemukan kembali karakter dan jati diri, membangun birokrat berjiwa entrepreneur, dengan pengembangan budaya kerja yang tinggi (terbentuk pola pikir, sikap, tindak dan perilaku, serta budaya kerja pegawai yang etis, bermoral, profesional, disiplin, hemat, hidup sederhana, jujur, produktif, menghargai waktu, menjadi panutan dan teladan, serta mendapat kepercayaan masyarakat).

8. Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi

Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi ini perlu ditingkatkan koordinasi program dan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pengawasan dan pengendalian program pendayagunaan aparatur negara.

Selanjutnya, berbagai upaya yang dilaksanakan Biro Organisasi sebagai langkah dalam melaksanakan

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENJA

Satu hal pentng yang menjadi kata kunci pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi pemerintah daerah adalah implementasi tata kelola pemerintahan yang baik. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyadari sepenuhnya bahwa aspek tata kelola pemerintahann yang baik merupakan landasan awal bagi kesuksesan tercapainya visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun harus diakui pula, tantangan yang dihadapi sangatlah berat seiring dengan perkembangan lokal dan global yang menuntut pemerintah daerah harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan dan trend baru yang terjadi.

(34)

34 Sejalan dengan perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi, berbagai upaya yang perlu dilakukan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat dengan mengacu pada delapan area perubahan yang disyaratkan sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi, adalah :

1. Manajemen Perubahan

Dalam upaya mewujudkan terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen konsistensi erta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai di Biro Organisasi, langkah awal yang ditempuh dengan melakukan penandatangan Perjanjian Kinerja dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV bersama Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon III bersama Pejabat Eselon II di lingkungan Biro Organisasi.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan yang diterbitkan Biro Organisasi sebagai salah satu syarat adanya sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang telah diterbikan oleh Pemerintah.

Gambar. 3

(35)

35

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

Restrukturisasi organisasi yang dilaksanakan sebagai upaya penataan organisasi melalui optimalisasi tugas pokok dan fungsi unit kerja pemerintah daerah sebagai upaya peningkatan kapasitas kinerja organisasi.

4. Penataan Tatalaksana

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan tuntutan agar segala proses penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak bersinggungan dan dilakukan secara transparan yaitu melalui penyelenggaraan fasilitasi penyusunan SOP di lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintah daerah.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen terpenting yang berperan penting dalam mendukung keberhasilan kinerja. Untuk mewujudkan SDM Provinsi Jawa Barat yang kompeten dan handal dibutuhkan analisis jabatan sesuai dengan fungsi dan kopetensi sesungguhnya yang diperyaratkan sebagai pedoman dalam penataan sistem pengembangan dan penilaian SDM. Selain itu, dokumen analisis jabatan dan evaluuasi jabatan juga digunakan sebagai informasi dalam menentukan formasi kebutuhan pegawai.

6. Penguatan Pengawasan

Melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja dengan membandingkan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki pencapaian target kinerja kinerja sebagaimana telah ditetapkan

(36)

36 dalam dokumen Rencana Strategiis. Hasil monitorng dan evaluasi ini juga merupakan alat yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Menyadari akan pentingnya penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada organisasi, maka fasilitasi penyusunan IKU organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai upaya pengembangan strategi organisasi termasuk cara organisasi mengembangan tujuan strategis, rencana tindakan, perencanaan SDM yang terkait, dan cara perencanaan yang disebarkan dan kinerja diaplikassikan.

Pengembangan strategi yang menjelaskan tentang proses pengembangan strategi organisasi untuk memperkuat kinerja organisasi. Sedangkan penyebaran strategi menjelaskan penyebaran strategi organisasi.

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Jawa Barat, fasilitasi penyelenggaraan pelayanan publik terus dilakasanakan. Karena secara umum kualitas pelayanan publik di Jawa Barat masih belum dapat dikatakan opimal sesuai dengan standar pelayanan publik yang ditetapkan.

3.3. PROGRAM DAN KEGIATAN

Prioritas pembangunan yang menjadi kewenangan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 dilaksanakan melalui 4 (empat) Program Pembangunan sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dalam rangka harmonisasi/keselarasan mulai dari RPJMD, Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja. Sesuai amanat perencanaan dan penganggaran, disebutkan

(37)

37 bahwa program merupakan tanggung jawab unit Eselon-II yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit kerja di lingkungannya.

Program akan menghasilkan outcome, sedangkan kegiatan menghasilkan output yang mendukung pencapaian outcome program. Adapun Program Pembangunan yang dilaksanakan, adalah :

1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah; 2. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah; 3. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi;

4. Pelayanan Administrasi Perkantoran; dan

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Program dan Kegiatan Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2016 meliputi 4 (empat) Program dan 14 Kegiatan.

Tabel. 7

Rencana Program, Kegiatan dan Penganggaran Biro Organisasi Tahun 2016

NO. PROGRAM/KEGIATAN

ALOKASI ANGGARAN

(Rp.) KET.

I. Program Perencanaan, Pengendalian dan

Evaluasi Pembangunan Daerah 461.250.000

1. Kegiatan Penyusunan Perencanaan

Sekretariat Daerah 128.250.000

2. Kegiatan Penyusunan Dokumen

Pendukung Kinerja Organisasi 333.000.000

II. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan

Sistem Administrasi Daerah 3.347.988.700

1. Kegiatan Penataan Organisasi Perangkat

Daerah Provinsi Jawa Barat 398.800.000

2. Kegiatan Pembinaan dan Pengendalian

OPD Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2016

408.000.000

3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Pergub

Penerapan Naskah Dinas 90.250.000

4. Kegiatan Kesisteman dan Prosedur 201.875.000

5. Kegiatan Standarisasi Organisasi 203.133.700

6. Kegiatan Penyusunan Standar Biaya

(38)

38

NO. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN ALOKASI

(Rp.)

KET.

7. Kegiatan Penyusunan Rancangan Pergub

tentang Tupoksi dan Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja OPD di Lingkungan Pemprov Jabar

424.000.000

8. Kegiatan Evaluasi Jabatan di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat 604.000.000

9. Kegiatan Pengembangan Pelayanan

Publik Provinsi dan Kabupaten/Kota se Jawa Barat

167.930.000

10. Kegiatan Pengembangan Standar

Pelayanan Publik UPP Provinsi Jawa Barat

210.000.000

III. Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

485.640.000

1. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi

Perkantoran Biro Organisasi 485.640.000

IV. Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

333.000.000

1. Kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Barat 333.000.000

JUMLAH 4.627.878.700

3.4. Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2016

Rencana Aksi merupakan langkah awal yang mutlak dilakukan jika kita ingin melakukan perubahan, setidaknya dengan memenuhi 5 kriteria SMART, yaitu Specific, Measurable, Achieveble, Realistic, Timebound. Rencana aksi sangat penting dibuat diawal karena dapat mem-breakdown berbagai goals atau tujuan utama dalam menjawab problem statement, objektif, aktivitas, hingga kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan terkait perubahan yang akan kita lakukan.

Rencana Aksi merupakan perwujudan akuntabilitas kinerja yang akan dilaksanakan oleh Biro Organisasi, sehingga penyusunannya dibuat dan dirumuskan untuk mencapai target dalam bentuk grant chart seperti pada Tabel 4. Rencana aksi ini tidak terlepas dari Rencana Kerja dan dapat dijadikan sebagai arah serta pedoman pelaksanaan Program dan Kegiatan pada Biro Organisasi Tahun 2016.

(39)

39

BAB IV

PENUTUP

Rencana Kerja Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 yang berisi tentang detai sasaran, strategi pencapian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun merupakan pedoman dalam menyelenggarakan pembangunan Tahun 2016. Disamping itu, dengan ditetapkannya indikator-indikator kinerja dari kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga dapat diukur capaian kinerjanya sekaligus memudahkan untuk mengadakan evaluasi keberhasilan dan kegagalan.

Kunci keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan terletak pada kemampan menciptakan sinergitas dan keterpaduan dari Biro-Biro yang ada melalui pemantapan sistem dan metode perencanaan, peningkatan kualitas SDM, penataan kelembagaan dan peningkatan koordinasi antara instansi terkait.

Bandung, 2015 5 Plt. KEPALA BIRO ORGANISASI

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Dr. ENDJANG NAFFANDY, Drs, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19590225 198603 1 007

Referensi

Dokumen terkait

penyajian materi dengan rata-rata 4.62. Sedangkan aspek yang rata-ratanya paling rendah adalah asek kelayakan isi dengan rata-rata 4.60. Dari seluruh aspek yang divalidasi

(Response Surface Methode). Konsentrasi ragi pada media stater dan waktu fermentasi memiliki pengaruh nyata terhadap perolehan bioetanol yang dihasilkan. Dari analisa

Namun dalam konteks pembelajaran online, personalisasi sangat memungkinkan untuk dilakukan yaitu melakukan serangkaian perlakuan terhadap learning management aplikasi

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk investasi tertentu yang dicatat

Penetapan mata kuliah dalam rangka merekonstruksi atau mengembangkan kurikulum baru, dapat dilakukan dengan menggunakan pola matriks yang sama hanya pada kolom

Peramalan data menggunakan metode Radial Basis Function Neuron Network akan digunakan untuk memprediksi harga minyak mentah dunia untuk jangka waktu 5 hari ke depan,

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bengkel accesories goro profesional adalah perusahaan yang sudah cukup berkembang, karena transaksinya sudah bertambah banyak

Maka berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi yang terjadi di Jawa Tengah