• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 INTERNAL BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 INTERNAL BATAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

467

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 INTERNAL BATAN

Mas’udi

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

ABSTRAK

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN

BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) INTERNAL BATAN. Pengelolaan limbah B3 internal BATAN di PTLR bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3 yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian di satker penelitian yang ada di BATAN. Limbah yang diterima oleh PTLR adalah berupa reagen bekas, bahan kimia kadaluarsa dan bahan kimia dari sisa proses analisis di laboratorium. Kegiatan karakterisasi terbatas merupakan kegiatan identifikasi dan penyortiran meliputi identifikasi asam atau basa, organik atau anorganik, sifat larut dalam air dan sifat mudah bakar. Tujuan kegiatan di atas adalah agar limbah B3 dapat disimpan aman, kompatibel (saling cocok) dan mudah dalam penanganan berikutnya. Berdasar pesyaratan yang ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dalam kurun waktu tertentu limbah-limbah B3 yang disimpan harus dikirim ke badan usaha pengolah limbah. Oleh karena itu limbah-limbah yang sudah dilakukan karakterisasi terbatas akan dikirim ke PT. PPLi. Diperoleh paket limbah yang sudah dikemas sesuai dengan persyaratan PT.PPLi sebanyak 50 drum HDPE 120 liter. Uji coba peralatan Rotary Agitator diperlukan untuk uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) atau uji pelindihan terhadap limbah beracun. Sasaran uji TCLP ini selain sebagai penentuan salah satu sifat racun suatu limbah juga untuk mengevaluasi produk pretreatment (proses solidifikasi) limbah sebelum di landfill. Sehingga bahaya limbah akibat lindi (leaching) dapat dibatasi.

Kata kunci : Limbah B3 internal BATAN, karakterisasi terbatas, Uji TCLP.

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF TREATMENT TECHNOLOGY FOR BATAN INTERNAL HAZARDOUS WASTE. Internally BATAN hazardous waste management in PTLR aims to prevent and control pollution caused by hazardous waste from research laboratories in BATAN. Hazardous waste that is received by PTLR is in the form of used reagents, expired chemicals and chemicals of the rest process analysis in the laboratory. Limited characterization is identificating and sorting activities include the identification of acid or alkali, organic or inorganic, water soluble properties and properties easily burn. These activities is aimed for safely handling and storage of hazardous waste, compatible and easy in subsequent handling. Based on the requirements of which are determined by the Ministry of Environment, in a specified period hazardous wastes are stored should be sent to the waste treatment business entity. Therefore these limited characterized waste will be sent to PT. PPLi. Retrieved waste package that has been packaged in accordance with the requirements of PT.PPLi are 50 drums. The test Rotary Agitator equipment required to test TCLP ( toxicity characteristic leaching procedure) or leaching test for toxic waste. Targets of TCLP test are to determine the toxic nature of the waste and to evaluate the pretreatment products ( solidification process ) before landfilling, so that the potential hazards from waste leaching can be limited.

(2)

468 PENDAHULUAN

Pengelolaan limbah B3 internal BATAN di PTLR bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3 yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian di satker penelitian yang ada di BATAN. Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan penyimpanan sementara, pengumpulan, pengolahan dan pengangkutan dan penimbunan limbah B3. Semua kegiatan tersebut harus menuhi ketentuan yang diatur oleh pemerintah. Sebagai instansi pemerintah kegiatan yang dilakukan sekarang adalah kegiatan penyimpanan sementara, karena kegiatan selain itu harus dilakukan oleh badan usaha [1]. Dalam kegiatan penyimpanan sementara aktivitas yang dilakukan adalah menerima, mendata dan menyortir limbah-limbah B3 yang berasal dari internal BATAN. Perijinan perlu dilakukan karena setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengelolaan limbah B3 wajib memiliki izin dan atau rekomendasi pengelolaan limbah B3[2].

Limbah B3 yang diterima di Gedung Penyimpanan Limbah B3 jenisnya bermacam-macam berupa reagen murni, bahan kimia kadaluarsa dan bahan kimia sisa preparasi penelitian. Limbah-limbah diterima dalam volume sedikit tetapi dalam berbagai jenis. Sehingga dalam penanganannya harus mempertimbangkan karakteristik limbah tersebut.

TATA KERJA a. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pengelolaan limbah B3 ini adalah limbah-limbah B3 yang diterima dari internal BATAN, Drum HDPE volume 120 liter, material inert (pasir) sebagai bahan penyerap dan bahan keselamatan kerja antara lain: pakaian kerja, sarung tangan lateks dan rajut, masker dan sepatu kerja (safety shoes).

Peralatan yang digunakan dalam pengolahan limbah ini adalah pHmeter, konduktivitimeter, peralatan gelas dan manual stacker.

b. Metode

1. Inventarisasi, identifikasi dan penyortiran limbah B3

- Mendata limbah-limbah yang ada di gudang penyimpanan Limbah B3. - Melakukan identifikasi limbah B3 berdasarkan sifat asam atau basa

dengan menggunakan pHmeter, organik atau anorganik dengan menggunakan konduktivitimeter, padat atau cair secara visual, dan kelarutan dalam air.

2. Pengemasan Limbah B3 dengan metode labpack

- Menyiapkan kemasan limbah untuk labpack

- Mendata limbah yang sudah dikaraktrisasi terbatas - Melakukan pengemasan dengan metode labpack

(3)

469 3. Uji coba proses Pengolahan Limbah

- Menyiapkan limbah yang akan dilakukan uji TCLP dengan alat rotary agitator

- Menyiapkan peralatan rotary agitator. - Mempelajari proses Uji TCLP.

- Melakukan Uji coba TCLP dengan peralatan Rotary Agitator - Mengamati perubahan yang terjadi terhadap larutan.

4. Evaluasi

- Evaluasi dilakukan untuk mengembangkan teknologi pengolahan limbah B3 yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Inventarisasi, identifikasi dan penyortiran limbah B3

Limbah B3 yang sudah dikarakterisasasi terbatas dan diidentifikasi disimpan sesuai kelompok penyimpanannya sehingga limbah dapat disimpan secara aman sampai dilakukan proses pengelolaan berikutnya.

Tahapan dari pengelolaan berikutnya adalah mengirimkan limbah ke industri pengolah limbah B3, karena berdasar ketentuan, yang dapat mengolah maupun melakukan landfill limbah B3 adalah badan usaha. Sebelum dikirim ke industri pengolah Limbah B3 dipreparasi sesuai dengan tata cara pengemasan limbah laboratorium yang berlaku di industri pengolah limbah B3 dalam hal ini adalah PT. PPLi (Prasadha Pamunah Limbah Industri).

2. Pengemasan Limbah B3 dengan metode labpack

Lab pack adalah tata cara pengemasan limbah-limbah dalam kemasan kecil (misal: untuk lab waste) ke dalam wadah yang lebih besar (misal: drum 200 liter)[4].

Langkah – langkah :

A. Pengelompokan lab. waste.

Limbah dikelompokan menjadi dua kelompok yang masing-masing dibagi menjadi sub kelompok. Dua kelompok tersebut adalah kelompok

solid (padat) dan liquid (Cair). Kelompok padat dibagi menjadi tiga sub kelompok yaitu: Anorganik, Organik dan Oxidizer. Kelompok Cair di bagi menjadi empat sub kelompok yaitu: Anorganik, Asam Anorganik, Organik dan Oxidizer.

B. Pengemasan

1) Untuk mencegah reaksi yang terjadi, materi yang bisa bereaksi satu dengan yang lainnya tidak boleh dikemas bersama dalam 1 drum. Jadi, hanya limbah dalam kelompok yang samayang boleh dikemas dalam 1 drum.

(4)

470

3) Setiap drum harus diisi dengan materi inert (sebagai materi pengabsorpsi jika terjadi tumpahan) di bagian dasar sedalam minimal 10 cm. Kemudian wadah diletakkan dalam keadaan berdiri. Antara satu wadah dengan wadah lainnya dilapisi dengan materi inert pula, sehingga setiap wadah berjarak minimal 10 cm. Penumpukan juga dilapisi oleh materi inert. Tebal materi inert sudah mencapai minimal 10 cm dari atas tutup kemasan. Pada bagian atas, disisakan minimal 10 cm udara antara inert teratas sampai permukaan atas drum.

4) Materi inert perlu diisikan ke dalam drum sebagai peredam, materi pengabsorpsi jika terjadi tumpahan dan pencegah benturan antar wadah di dalam drum. Untuk limbah anorganik materiyang digunakan adalah serbuk gergaji (saw dust) dan untuk limbah organik dan oksidator materi inert yang digunakan pasir kering. 5) Setiap limbah harus dilengkapi dengan label yang menunjukkan

nomor WPS (Waste Profile Symbol) merupakan nomor urut limbah sesuai sifatnya, komposisi nama kimia (jika campuran, tambahkan komposisi utama bahan kimia), nama dari kelompok dan grup bahan kimia (sebagaimana pengelompokan yang telah dilakukan PPLi) 6) Setiap limbah harus dilengkapi dengan simbol dan label sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan mengikuti ketentuan diatas maka diperoleh limbah B3 dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 1. Data Limbah B3 yang sudah diproses lab pack

No Asa Limbah Kelompok Group Jumlah

No. Drum HDPE

1 LB3COWA

Cair

(Asam) Anorganik 11 botol 1

8 Februari 2012 14 botol

(Drum HDPE 60 Ltr) 11 botol 2 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen 20 liter 2 8 Februari 2012 2 botol 3 botol 3 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 4 jirigen 5 liter 3 8 Februari 2012 1 jirigen 5 liter

(Drum HDPE 60 Ltr) 3 botol

4 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 12 botol 4

(5)

471

25/10 - 14/11 2010 15 botol

5 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 7 botol 5

PTNBR 7 botol

16/11/2010

6 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 6 botol 6

PTNBR 7 botol

16/11/2010

7 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 8 botol 7

PTNBR 10 botol

25/10 - 14/11 2010

8 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 8 botol 8

PTNBR 15 botol 25/10 - 14/11 2010 9 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 7 botol 9 PTNBR 9 botol 25/10 - 14/11 2010 10 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 13 botol 10 PTNBR 17 botol 25/10 - 14/11 2010 11 LB3COWA (1) Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 17 botol 11 LB3COWA (10) 8 botol COWA (49)6/2/2012 COWA (1) 15/7/2010 12 LB3COWA (5) Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 13 botol 12 COWA (1) 15/7/2010 1 jirigen, 28 botol 13 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 11 botol 13 LB3COWA (PTNBR) 58 8 botol

(6)

472

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah

No. Drum HDPE 14 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 8 botol 14 LB3COWA (12/7/2010) 14 botol 15 LB3COWB(PTKMR) Cair (Basa) Anorganik 1 jirigen, 10 botol 15 5/8/2010 4 botol 16 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 8 botol 16 LB3COWA (12/7/2010) 10 botol 17 LB3COWA (6/2/12) Cair

(Asam) Anorganik 1 jirigen 17

18 botol 18 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 34 botol 18 8/2/2012 19 LB3COWA Cair

(Asam) Anorganik 3 jirigen 19

8/2/2012 52 botol 20 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 8 botol 20 8/2/2012 18 botol 21 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 10 botol 21 PTNBR (15/5/2010) 7 botol LB3COWA (8/2/2012) 22 LB3COWB(18/7/2010) Cair (Basa) Anorganik 2 jirigen, 5 botol 22 1 jirigen, 10 botol 23 LB3COWA Cair (Asam) Anorganik 1 jirigen, 7 botol 23 7/2/2012 9 botol

(7)

473

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah No. Drum HDPE 24 Drum 100 ltr /LB3COWB PTKMR (5/7-5/8 2010) Cair An Organik Tak berlabel I=1 jerigen, 5 btl II = 9 botol 24 25 Drum HDPE /LB3COW (monazite) Cair Organik Tak berlabel I=1 jerigen, 5 btl II = 5 botol III = 6 botol 25 26 Drum HDPE (monazite) dan drum 100 ltr

/LB3COW Cair Organik

Tak berlabel I=1 jerigen, 22 btl II = 25 botol III = 4 botol 26 27 Drum 100 ltr /LB3COW PTNBR Cair Organik Tak berlabel I=1 jerigen, 22 btl 27 28 Drum 100 ltr

/LB3COW Cair Organik

Tak berlabel I=10 btl II = 9 btl 28 29 Drum 100 ltr /LB3COW PTNBR Cair Organik Tak berlabel I=7 btl II = 11 btl 29 30 Drum 100 ltr /LB3COW PTNBR Cair Organik Tak berlabel I= 1 jerigen, 4 btl II = 5 btl 30 31 Drum 100 ltr /LB3COWA PTNBR Cair Organik Tak berlabel I= 8 btl II = 19 btl III = 9 btl 31

(8)

474

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah No. Drum HDPE 32 Drum 100 ltr /LB3COW PTNBR Cair Organik Tak berlabel I= 8 btl II = 10 btl 32 33 Drum 100 ltr

/LB3COWA Cair Organik

Tak berlabel I= 10 btl II = 13 btl 33 34 Drum 100 ltr /LB3COWA 9-2-2012 Cair Organik Tak berlabel I= 8 btl II = 40 btl 34 35 Drum 100 ltr /LB3COWA 5-8-2010 Cair Organik Tak berlabel I = 2 Jerigen, 9 btl II = 11 botol 35 36 Drum 100

ltr/LB3COWA Cair Anorganik

I = 1 jerigen, 8 botol II = 11 botol 36 37 Drum 100 ltr /LB3COWB PTNBR (5/7-5/8 2010) Cair Organik Tak berlabel I=1 jerigen, 11 btl II = 34 botol 37 38 Drum /LB3COWA PTNBR 16/11/2010 PATIR 22/3– 15/4 2011 Cair Organik Tak berlabel I= 23 botol II = 50 botol III = 26 botol 38 39 Drum 100 ltr /LB3COW PATIR 22/3–15/4 2011 Cair Organik Tak berlabel I= 16 botol II = 29 botol III = 27 botol 39 40 Drum 100 ltr /LB3COWA PATIR 9/2/2012 Cair Organik Tak berlabel I= 14 botol II = 23 botol 40

(9)

475

III = 28 botol

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah No. Drum HDPE 41 Drum 100 ltr /LB3COWN (8/2/2012 LB3COWB 16/11/2010 Cair An Organik Tak berlabel I= 1 jerigen, 17 botol II =1 jerigen, 15 botol III = 12 botol 41 42 Drum 100 ltr / LB3COWB 9/2/2012 LB3COWB 5/5/2009 Cair An Organik Tak berlabel I=2 jerigen, 8 botol II = 6 botol III = 6 botol 42 43 Drum 100 ltr / LB3COWB 9/2/2012 LB3COWB 5/5/2009 Cair An Organik Tak berlabel I=1 jerigen, 6 botol II = 1 jerigen , 6 botol 43 44 Drum 100 lt / LB3COW 1-2-2011 PTNBR 21/10 - 20/11 2010 Cair An Organik Tak berlebel I = 9 botol II = 50 botol 44 45 Drum 100 lt / LB3COWB PBGN Cair An Organik Tak berlebel I = 1 jerigen, 4 botol II = 17 botol 45 46 Drum 100 lt / LB3COWB PBGN Cair An Organik Tak berlebel I = 8 botol II = 10 botol 46 47 Drum 100 lt /

LB3COW PBGN Cair Organik

Tak berlabel I = 9 botol II = 8 botol III = 6 botol

(10)

476

No Asal Limbah Kelompok Group Jumlah No. Drum HDPE 48 Drum 100 lt / LB3COW PBGN Cair Organik Tak berlebel I = 7 botol II = 13 botol III = 14 botol 48 49 Drum 100 lt / LB3COWA 05-2006 PTBN –IEBE 22/3 - 15/4 2010 Cair An Organik Tak berlebel I = 10 botol II = 13 botol III = 10 botol 49 50 Drum 100 lt / LB3COWB 5/7 - 5/8 2010 Cair An Organik Tak berlebel I = 1 jerigen,9 botol II = 8 botol 50

3. Uji Coba Pengolahan Limbah

Sebagai lembaga penelitian, salah satu langkah pengembangan dalam pengelolaan limbah B3 adalah melakukan penelitian dalam pengolahan limbah B3. Terhadap limbah B3 padat, pengolahan yang dapat dikembangkan adalah dengan imobilisasi limbah dengan matriks semen atau solidifikasi[3]. Akan tetapi terlebih dahulu perlu dilakukan uji pelindihan atau uji TCLP (toxicity characteristic leaching procedure). Uji TCLP sendiri merupakan metode yang digunakan untuk penentuan salah satu sifat berbahaya/sifat racun suatu limbah B3, tetapi dapat digunakan dalam mengevaluasi produk pretreatment limbah sebelum di landfill.[5] Untuk melakukan Uji TCLP terhadap limbah beracun memerlukan alat rotary agitator. Rotary Agitator adalah suatu alat yang berputar secara rotasi end-over-end dengan kecepatan putaran 30 ± 2 rpm selam 18 ± 2 jam. Sasaran uji TCLP adalah membatasi adanya lindi bahan berbahaya yang dihasilkan dari penimbunan setelah limbah di stabilisasi/solidifikasi. Uji coba peralatan Rotary Agitator pada metode ini sudah dilakukan. Hasil pengujian menunjukan peralatan dapat bekerja dengan baik, pengaturan waktu putar dapat divariasikan sesuai yang diinginkan. Lengan putar dapat berputar bolak balik dengan kecepatan putaran yang diperlukan.

(11)

477 4. Evaluasi

Karakteristik limbah B3 yang ada di Gedung Penyimpanan Limbah B3 yaitu jenis senyawa kimianya sangat beragam, dengan volume sedikit. Beberapa limbah B3 cukup dikelola dengan cara dinetralisir untuk kemudian dapat dibuang ke lingkungan. Beberapa bahan dimungkinkan untuk dapat digunakan kembali (reuse) karena masih dalam kemasan tertutup/disegel. Bahan-bahan lainnya sudah tidak memiliki label, sehingga tidak diketahui senyawa kimia bahan tersebut. Hal ini perlu ditentukan metode pengolahannya lebih lanjut.

KESIMPULAN

1. Identifikasi dan penyortiran limbah B3 internal BATAN merupakan karakterisasi terbatas pengelolaan limbah B3 yang dilakukan sebagai upaya preventif untuk menghindari terjadinya resiko limbah B3 yang tidak diinginkan seperti keracunan, kebakaran, ledakan, iritasi, dan saling ketidaksesuaian antar bahan (incompatibility) dalam penyimpanan limbah B3.

2. Terhadap limbah B3 yang sudah dilakukan karakterisasi terbatas dilakukan

lab pack yaitu tata cara pengemasan limbah-limbah dalam kemasan kecil ke dalam wadah yang lebih besar. Dihasilkan limbah labpack sebanyak 50 drum HDPE 120 liter.

3. Limbah B3 padat dapat diolah dengan cara proses solidifikasi setelah limbah diuji TCLP dengan bantuan alat Rotary Agitator.

DAFTAR PUSTAKA

[1].Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan pengelolaan lingkungan hidup.

[2].Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup, 2003

[3].Setiyono, ”Sistem Pengelolaan Limbah B-3 di Indonesia”, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2002.

[4].Prosedur Lab pack PT. Prasadha Pamunah limbah Industri.

[5].”Rotary Agitator model:SQ-192, Petunjuk Pemakaiannya”, Sigma Sain, Bandung.

(12)

Gambar

Tabel 1. Data Limbah B3 yang sudah diproses lab pack

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan secara termal dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 yang memiliki Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; atau Pengolah Limbah B3

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Kepemilikan Yayasan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Panca Bhakti Palu harus menerapkan strategi yang cemerlang dalam rangka meningkatkan jumlah Mahasiswa

Line Fishing, merupakan teknik penangkapan ikan dengan menggunakan pancing, dengan istilah lainnya disebut hook and line atau angling yaitu alat

 Pengembangan Bank Soal dapat dilakukan dengan lebih mudah, Pengembangan Bank Soal dapat dilakukan dengan lebih mudah,. karena adanya sistem feedback yang dapat memberikan

Pemanas air tanpa media penyimpan panas akan memiliki efisiensi yang lebih kecil dari pemanas air dengan media penyimpan panas, hal ini dikarenakan panas dari matahari

Judul Kegiatan: Pengenalan Outbound bagi Siswa dan Guru Sekolah Luar Biasa di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Rangka Sosialisasi Taman Olahraga Masyarakat (TOM)