• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan

Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku pemasaran, pembelian maupun pemakaian bahan baku. PT. Dunkindo Lestari atau lebih dikenal dengan nama Dunkin Donuts merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang food & Beverage, melakukan aktivitas pemakaian bahan baku yang dimulai pada saat proses produksi dilakukan, serta bahan baku yang digunakan oleh perusahaan adalah bahan baku yang dapat dibeli dan mengadakan kerja sama dengan pihak luar ( Supplier ) untuk melakukan penelitian dan pengembangan bahan baku yang digunakan.

Keberhasilan perusahaan untuk memasarkan produk dengan sukses salah satunya akan bergantung kepada bagian pemasaran. Keberhasilan ini dapat

ditunjukan dari terserapnya produk ke pasar dengan tetap memperoleh keuntungan yang diharapakan serta tercapainya pangsa pasar tertentu. PT. Dunkindo Lestari atau Dunkin Donuts bukan merupakan tipe perusahaan yang menjual produknya ke konsumen akhir. PT. Dunkindo Lestari juga melakukan kontrak pemasaran dengan beberapa perusahaan lain, dengan demikian PT. Dunkindo Lestari hanya menentukan biaya standar yang diperlukan dengan mengembangkan harga jual yang sudah diketahui agar memperoleh keuntungan yang diharapkan.

(2)

pesanan. Sedangkan yang sifatnya pesanan dari konsumen, biasanya barang yang dipesan ada sedikit perubahan rencananya. Sebab konsumen tersebut ada yang

tidak puas dengan hasil rencana yang ada atau yang telah tersedia di PT. Dunkindo Lestari dengan cara seperti ini konsumen dapat menyampaikan

keinginan bentuk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan si konsumen tersebut. Dalam hal ini konsumen dapat berkonsultasi langsung kebagian perencanaan produksi.

2. Proses Produksi

Proses produksi adalah rangkaian kegiatan terpadu dan berjalan berkaitan dengan pengelolahan sumber daya berupa masukan (input) menjadi produk (output) dalam jangka waktu penyelesaian tertentu. Proses produksi yang dilakukan mulai dari bahan baku hingga produksi jadi melalui beberapa tahapan yaitu :

1. Mixing

Yaitu proses pencampuran ingredient menjadi satu 2. Table

Yaitu Proses pengembangan dan pembentukan donuts 3. Frying

Yaitu Proses penggorengan donuts 4. Toping

(3)

Bahan Baku yang digunakan dalam proses pembuatan Dunkin Donuts yaitu : 1. Tepung Terigu

Terigu yg digunakan adalah terigu yg mempunyai range kandungan protein 11%-13%. Bisa jadi terigu tersebut adalah campuran antara terigu protein tinggi dan terigu protein sedang. Ada beberapa merk tepung terigu yang mempunyai kandungan protein tertentu.

Terigu yg di gunakan oleh PT. Dunkindo Lestari ini menggunakan spesifikasi tertentu. Namun secara umum, yang digunakan adalah tepung berprotein sedang saja tanpa dicampur tepung berprotein tinggi.

Tujuannya penggunaan tepung berprotein sedang ini akan membuat struktur donat menjadi empuk dan mengembang. Bila tepung yang digunakan berprotein tinggi, maka hasilnya adalah donat yang padat atau bantat.

2. Gula

Gula yang digunakan dalam adonan donat tidak banyak, maksimal 15% dari berat tepung. Gula berfungsi sebagai pemberi rasa, makanan ragi (ketika proses fermentasi), memberi warna, membuat empuk, dan membuat daya tahan lebih lama.

3. Garam

Garam berfungsi memberikan rasa dan mengontrol fermentasi. Jika garam bertemu dengan gula, akan menimgulkan rasa gurih. Bahkan dalam suatu komposisi tertentu, garam dan gula bisa menggantikan fungsi vetsin (MSG)

(4)

4. Lemak

Lemak (fat) ini berbentuk mentega, margarin, butter, dan shortening. Fungsi lemak adalah untuk melumasi adonan, memberi rasa sedap, dan menambah daya tahan makanan.

5. Susu

Susu yang digunakan bisa berupa susu cair atau pun susu bubuk. Susu juga menyumbangkan lemak dalam adonan, sehingga mampu memberi rasa. Susu juga berfungsi sebagai buffer (penyangga, penjaga kadar pH) dalam proses fermentasi.

6. Telur

Kuning telur digunakan untuk buat donat lebih empuk. Kuning telur juga mengurangi kecenderungan “collapse” ketika donat digoreng. Selain itu, kuning telur juga mengandung lecithin alami yang begitu bermanfaat bagi tubuh.

PT. Dunkindo Lestari tidak menggunakan telur segar namun berupa tepung kuning telur (egg yolk powder). Alasannya, dengan menggunakan egg yolk powder, bakteri sudah diminimalkan dan air juga sudah dihilangkan sehingga higienitas lebih terjaga.

7. Ragi (yeast)

Ragi (yeast) adalah organisme yang dicampur dalam adonan makanan untuk proses fermentasi. Preses fermentasi ini membuat adonan donat mengembang

(5)

karena proses ini menghasilkan gas CO2 dan “alkohol” (ikatan karbon) yang membuat adonan berbau wangi.

Ragi tidak bisa dicampur dengan bahan pengawet, karena bila hal ini dilakukan, maka ragi tersebut akan mati sehingga adonan tidak dapat berkembang.

8. Pengembang ( improver / dough conditioner )

Dough (adonan yang berbuih) membutuhkan improver yang berisi enzim, emulsifier, dan oxidizing agents. Enzim membuat fermentasi berjalan lebih baik, emulsifier membuat adonan lebih kuat atau lebih lembut, sedangkan oxidizing agents beguna untuk membuat adonan lebih kuat dan liat.

Fungsi dari dough conditioner ini intinya adalah untuk membuat adonan lebih empuk, sehingga ketika dimakan terasa soft namun liat.

9. Air

Air berfungsi sebagai pengikat semua bahan sehingga ketika di mixer dapat gluten

10.Bahan Lainnya

Soy flour (tepug kedelai) berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air dan daya tahan. Tepung kedelai mempunyai lechitin yang sangat bagus untuk pengemulsi Chemical leavening agents (contohnya baking powder) memberikan efek besar ketika digoreng, membuat adonan menjadi lebih

(6)

Potato flour memperpanjang daya tahan, membuat produk jadi empuk, dan menyeimbangkan rasa agar tidak terlalu manis. Sedangkan Flour membuat donuts lebih beraroma.

3. Data Produksi Perusahaan

Dalam kegiatan operasinya, secara umum produk donuts yang di produksi

oleh PT. Dunkindo Lestari dinyatakan satuan Pcs, ½ Dzn ( Lusin ), 1 Dzn ( Lusin ) & 2 Dzn ( Lusin ). Dimana dalam ½ Dzn = 6 pcs, 1 Dzn = 12 pcs, 2 Dzn

= 24 pcs.

Tabel 4.1

Total Produksi Donut Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari

2011 (Dalam Unit)

Periode Total Produksi (Unit) Produksi Yang terjual (Unit)

Produk dalam proses akhir (Unit) Januari 235,626 212,600 104,258 Februari 203,749 189,631 68,799 Maret 210,199 194,658 81,415 April 201,260 183,902 71,953 Mei 194,524 176,929 77,376 Juni 232,149 213,578 85,618 July 245,411 224,949 104,541 Agutus 205,240 185,999 90,597 September 230,314 208,927 93,201 Oktober 217,852 197,011 105,976 November 234,017 211,664 104,115 Desember 220,150 197,099 102,906 Total 2,630,491 2,396,947 1,090,755 Sumber : PT. Dunkindo Lestari (2011)

(7)

B. Analisis Penetapan Biaya Standar

Biaya standar merupakan biaya yang di anggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan informasi terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan juga mengukur tinkgat efisiensi biaya produksi

Biaya-biaya yang distandarkan oleh perusahaan antara lain biaya bahan baku dlangsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, penetapan biaya produksi harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati oleh perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena kesalahan dalam penetapannya.

Standar bahan baku langsung yang di kembangkan oleh perusahaan adalah standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku, standar kuantitas bahan baku yang ditetapkan berdasarkan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu jenis barang, sedangkan standar harga bahan baku berdasarkan pengalaman yang lalu.

Standar tenaga kerja langsung yang di tetapkan perusahaan adalah standar tarif upah dan standar efisiensi tenaga kerja langsung PT. Dunkindo Lestari, menetapkan tarif berdasarkan atas tarif upah yang di tetapkan oleh pemerintah dan lamanya pekerja bekerja, sedangkan standar efisiensi tenaga kerja langsung didasarkan kerja sesungguhnya oleh para pekerja yang mempunyai kemampuan sama rata ketika bekerja dengan mesin pada kondisi normal.

(8)

Standar tarif overhead yang di tetapkan oleh perusahaan terdiri dari tarif biaya overhead tetap dan tarif overhead variabel. Standar overhead pabrik dengan jumlah jam kerja yang di perkirakan akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk tertentu yang telah di tetapkan berdasarkan anggaran produksi.

Dalam penulisan skripsi ini pembahasan dibatasi pada satu jenis produk yaitu Donuts Springkle.

1. Standar Perunit Bahan Baku

Biaya Bahan Baku Standar adalah biaya bahan baku langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk.

Berikut pada table 4.2 di sajikan perhitungan biaya standar bahan baku untuk memproduksi 1 Pcs donuts.

Tabel 4.2

Standar Bahan Baku untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Bahan Baku (KG) Standar Kuantitas (12 Pcs) Harga Standar Biaya Standar Bahan Baku (12 Pcs) Biaya Standar Bahan Baku (1 Pcs) Tepung Terigu 0.725 Rp 8,000 Rp 5,800 Rp 483 Ragi 0.350 Rp 12,500 Rp 4,375 Rp 365 Fresh Milk 0.455 Rp 10,500 Rp 4,778 Rp 398 Telur 0.313 Rp 14,900 Rp 4,656 Rp 388 Gula Pasir 0.300 Rp 10,200 Rp 3,060 Rp 255 Garam 0.075 Rp 3,000 Rp 225 Rp 19 Mentega 0.250 Rp 11,500 Rp 2,875 Rp 240 Minyak Goreng 0.600 Rp 11,900 Rp 7,140 Rp 595 Cocoa Powder 0.060 Rp 39,600 Rp 1,836 Rp 153 Total Rp 113,100 Rp 34,745 Rp 2,895 Sumber : Data sekunder diolah (2011)

(9)

2. Standar Perunit Tenaga Kerja Langsung

Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau menghasilkan satu unit produk tertentu

Berikut pada table 4.3 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts.

Tabel 4.3

Standar Biaya Tenaga Kerja untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Jenis Pekerjaan Standar Jam (12 Pcs)

Standar Tarif Biaya Standar Tenaga Kerja (12Pcs) Biaya Standar Tenaga Kerja (1Pcs) Mixing 0.50 Rp 5,333 Rp 2,667 Rp 222 Table 0.50 Rp 6,222 Rp 3,111 Rp 259 Frying 0.25 Rp 5,333 Rp 1,333 Rp 111 Toping 0.25 Rp 5,556 Rp 1,389 Rp 116 Total 1.50 Rp 22,444 Rp 8,500 Rp 708 Sumber : Data sekunder diolah (2011)

3. Standar Perunit Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik Standar adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk yang dapa dibedakan antara biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel.

Berikut pada table 4.4 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts

(10)

Tabel 4.4

Standar Biaya Overhead Pabrik untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Biaya Overhead Pabrik Standar Jam Mesin (12Pcs) Standar Biaya Overhead Biaya Standar Overhead Pabrik (12Pcs) Biaya Standar Overhead Pabrik (1Pcs) Biaya Variabel 1.50 Rp 4,200 Rp 6,300 Rp 525 Biaya Teatp 1.50 Rp 6,200 Rp 9,300 Rp 775 Total Rp 10,400 Rp 15,600 Rp 1,300 Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Tabel 4.5

Rekapitulasi Biaya Standar Per 1 Pcs Donuts Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari

Keterangan Biaya Standar Per unit Biaya Bahan Baku Rp 2,895 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 708 Biaya Overhead Pabrik Rp 1,300

Total Biaya Standar Rp 4,904 Harga Jual 1 Pcs Donuts Rp 8,000 Laba Bruto Perusahaan Rp 3,096 Sumber : Data sekunder diolah (2011)

4. Perhitungan Produk Ekuivalen

Untuk menentukan standar yang diperbolehkan untuk setiap komponen biaya, maka kuantitas standar yang diperbolehkan perunit dikalikan dengan jumlah unit ekuivalen dari unit produk yang diproduksi selama periode tersebut.Perhitungan ini harus mencerminkan tingkat penyelesaian dari barang dalam proses.

(11)

Karena penekanan standar adalah pengendalian biaya, maka standar produksi dihitung untuk produksi periode berjalan.

Tabel 4.6

Total Produk Ekuivalen Donuts Springkle ( Pcs ) PT. Dunkindo Lestari 2011 Ket Produk Unit Selesai WIP Akhir % Penyelesaian Total Produk Ekuivalen Bahan Baku Langsung 2,630,491 1,090,755 100% 3,721,246 Tenaga Kerja Langsung 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Overhead Pabrik 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Berdasarkan produksi ekuivalen dapat di tentukan jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

C. Penentuan Biaya Standar

1. Penentuan Biaya Standar Bahan Baku Langsung

Standar biaya bahan baku perusahaan ditentukan oleh dua unsur yaitu standar harga bahan baku dan standar kuantitas bahan baku.

1. Standar Kuantitas Bahan Baku

Standar Kuantitas bahan baku merupakan pedoman pengeluaran kuantitas bahan baku yang seharusnya di pergunakan untuk membuat produk. Standar kuantitas bahan baku di tetapkan oleh perusahaan.

(12)

2. Standar Harga Bahan Baku

Standar harga bahan baku merupakan harga bahan baku yang seharusnya di beli di PT. Dunkindo Lestari. Menetapkan harga bahan baku berdasarkan harga bahan baku sebelumnya. Berikut data mengenai sumber harga bahan baku perusahaan.

Berikut pada table 4.7 di sajikan perhitungan komposisi standar bahan baku langsung dengan menggunakan biaya produk ekuivalen untuk 1 pcs donuts

Tabel 4.7

Komposisi Standar Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Bahan Baku (KG) Kuantitas Standar (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Standar Harga Standar (KG) Total Tepung Terigu 0.060 3,721,246 224,825 Rp 8,000 1,798,602,233 Ragi 0.029 3,721,246 108,536 Rp 12,500 1,356,704,271 Fresh Milk 0.038 3,721,246 141,097 Rp 10,500 1,481,521,064 Telur 0.026 3,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir 0.025 3,721,246 93,031 Rp 10,200 948,917,730 Garam 0.006 3,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega 0.021 3,721,246 77,526 Rp 11,500 891,548,521 Minyak Goreng 0.050 3,721,246 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder 0.005 3,721,246 18,606 Rp 30,600 569,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU STANDAR 10,774,480,163 Sumber : Data sekunder diolah

(13)

2. Penentuan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Standar biaya tenaga kerja langsung merupakan pedoman biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan dalam menetpakan standar biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh 2 ( dua ) faktor, yaitu tarif upah langsung dan standar jam kerja langsung.

1. Standar Jam Kerja Langsung

Standar jam kerja langsung merupakan jam kerja yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan menetapkan standar jam kerja langsung dilakukan oleh direktur operasional pabrik dan para manager bagian produksi dengan memperhatikan tata letak peralatan, kemampuan karyawan, alat-alat produksi langsung yang di tetapkan perusahaan. Proses Produksi Pada PT. Dunkindo Lestari berlangsung 3 shiff, untuk shiff

Pertama mulai pukul. 08.00 – 17.00 WIB . Shiff ke-2 mulai pukul 11.00 - 20.00 WIB, untuk shif ke-3 mulai pukul. 14.00 – 23.00 WIB. Istirahat

selama satu jam, istirahat tersebut ditentukan tergantung shif masuk. Waktu efektif produksi yaitu 15 Jam perhari.

2. Standar Tarif Upah Langsung

Standar tarif upah langsung merupakan tarif upah langsung yang seharusnya terjadi. Standar tarif upah ini di tetapkan oleh perusahaan didasarkan pada upah periode lalu dan mengikuti kebijakan pemerintah mengenai upah minimum regional (UMR), tarif upah langsung ini di tetapkan

(14)

oleh bagian umum dan bagian akuntansi. Adapun data yang di peroleh dari perusahaan adalah sbb :

Tabel 4.8

Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung (PE) untuk 1 pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Jenis Pekerjaan Jam Kerja Standar (1 Pcs) Produk Ekuivalen Standar Jam Kerja Langsung Tarif Upah Standar (Perjam ) Total Mixing 0.04 3,284,944 136,873 Rp 5,333 729,987,556 Table 0.04 3,284,944 136,873 Rp 6,222 851,652,148 Frying 0.02 3,284,944 68,436 Rp 5,333 364,993,778 Toping 0.02 3,284,944 68,436 Rp 5,556 380,201,852 TOTAL STANDAR BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG 2,326,835,333

3. Penentuan Standar Biaya Overhead Pabrik

Standar biaya overhead pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Dalam menetapkan standar tarif biaya overhead pabrik, PT. Dunkindo Lestari melakukan koordinasi dan kerjasama antara bagian produksi, personalia, dan akuntansi. Perusahaan dalan membebankan biaya overhead pabrik kepada produknya menggunakan dasar jam kerja langsung yaitu anggaran overhead pabrik dibandingkan dengan taksiran jam kerja langsung.

Sedangkan untuk menentukan perhitungan biaya overhead pabrik seperti biaya listrik, biaya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan dan perawatan, dll

(15)

menggunakan persentase. Persentase untuk produksi donuts 50%, Beverage 40%, dan Sandwich 10%.

Adapun anggaran biaya overhead pabrik pada tahun 2011 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.9

Biaya Overhead Pabrik Standar PT. Dunkindo Lestari

Tahun 2011

No Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Standar

All Produksi Persentase Produksi Donuts

Biaya Overhead Variabel :

1 Biaya Listrik 447,946,944 50% 223,973,472 2 Biaya Telepon 255,922,398 50% 127,961,199 3 Biaya Air 281,613,858 50% 140,806,929

Jumlah Biaya Variabel 985,483,200 492,741,600

Biaya Overhead Tetap :

1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 871,611,144 50% 435,805,572 2 Biaya Penyusutan Mesin 235,200,000 50% 117,600,000 3 Biaya Penyusutan Gudang 213,000,000 50% 106,500,000 4 Biaya Penyusutan Inventaris Prod 281,599,056 50% 140,799,528

Jumlah Biaya Tetap 1,601,410,200 800,705,100

TOTAL 2,586,893,400 1,293,446,700

Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Kapasitas Standar = 410,618 Jam

Kapasitas Normal Jam Mesin = 374,119 Jam Mesin

Biaya overhead variabel : Rp. 492,741,600

= Rp. 1,200 410,618  Jam

(16)

Biaya overhead tetap : Rp. 800,705,100

= Rp. 1,950

410,618  Jam + Tarif BOP Pada Kapasitas Standar Rp. 3,150

D. Perhitungan & Analisis Varians

PT. Dunkindo Lestari telah menetapkan biaya standar produksi untuk setiap produk yang dihasilkan, dengan adanya standar yang telah ditetapkan perusahaaan dapat mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi dengan membandingkan antara biaya aktual yang terjadi dalam kegiatan produksi dengan biaya standar yang telah ditetapkan, selisih antara biaya standar actual dengan biaya standar disebut varians perbandingan antara biaya actual yang terjadi dengan biaya standar yang telah di

tetapkan kemungkinan dapat menimbulkan selisih yang menguntungkan ( Favourable ) dan selisih biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavourable ). Kedua

selisih ini sebaiknya dianalisa untuk dapat melakukan tindakan perbaikan analisa varians biaya produksi dibagi menjadi tiga bagian analisa yaitu analisa varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja langsung dan varians biaya overhead pabrik.

1. Analisa Varians Bahan Baku Langsung

Sebelum menganalisa varians bahan baku langsung penulis akan menampilkan data total biaya bahan baku aktual.

(17)

Tabel 4.10

Komposisi Aktual Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) 2011 Bahan Baku (KG) Kuantitas Aktual (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Aktual Harga Aktual (KG) Total Tepung Terigu 0.038 3,721,246 139,547 Rp 6,500 907,053,713 Ragi 0.019 3,721,246 69,773 Rp 9,000 627,960,263 Fresh Milk 0.046 3,721,246 172,108 Rp 12,500 2,151,345,344 Telur 0.026 3,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir 0.018 3,721,246 68,223 Rp 7,500 511,671,325 Garam 0.006 3,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega 0.025 3,721,246 93,031 Rp 13,000 1,209,404,950 Minyak Goreng 0.050 3,721,246 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder 0.005 3,721,246 18,606 Rp 30,600 569,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU AKTUAL

9,704,621,938 Sumber : PT. Dunkindo Lestari

Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual.

(18)

Tabel 4.11

Rekapitulasi Komposisi Bahan Baku PT. Dunkindo Lestari

2011

Bahan Baku

Bahan Baku Standar Bahan Baku Aktual

Total Varians komposisi Bahan Baku Kuantitas Standar Harga Standar Total Biaya Bahan Baku Standar Kuantitas Aktual Harga Aktual Total Biaya Bahan Baku Aktual Tepung Terigu 224,825 Rp 8,000 1,798,602,233 139,547 Rp 6,500 907,053,713 891,548,521 Ragi 108,536 Rp 12,500 1,356,704,064 69,773 Rp 9,000 627,960,263 728,744,008 Fresh Milk 141,097 Rp.10,500 1,481,521,064 172,108 Rp12,500 2,151,345,344 (669,824,280) Telur 96,907 Rp.14,900 1,443,920,974 96,907 Rp14,900 1,443,920,974 - Gula Pasir 93,031 Rp 10,200 948,917,730 68,223 Rp 7,500 511,671,325 437,246,405 Garam 23,258 Rp 3,000 69,773,363 23,258 Rp 3,000 69,773,363 - Mentega 77,526 Rp 11,500 891,548,521 93,031 Rp13,000 1,209,404,950 (317,856,429) Minyak Goreng 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 186,062 Rp11,900 2,214,141,370 - Cocoa Powder 18,606 Rp 30,600 569,350,638 18,606 Rp30,600 569,350,638 -

Total Varians Komposisi Bahan Baku 1,069,858,225

Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Selisih biaya bahan baku terdiri dari 2 ( dua ) jenis selisih yaitu :

a. Analisa Varians harga bahan baku

(19)

Tabel 4.12

Selisih Harga Bahan Baku 2011 Bahan Baku Harga Standar Harga Aktual Kuantitas Aktual (KG) Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Tepung Terigu 8,000 6,500 139,547 209,320,088 F Ragi 12,500 9,000 69,773 244,206,769 F Fresh Milk 10,500 12,500 172,108 (344,215,255) UF Telur 14,900 14,900 96,907 - Gula Pasir 10,200 7,500 68,223 184,201,677 F Garam 3,000 3,000 23,258 - Mentega 11,500 13,000 93,031 (139,546,725) UF Minyak Goreng 11,900 11,900 186,062 - Cocoa Powder 30,600 30,600 18,606 - Total Selisih Harga Bahan Baku 153,966,553 F Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku

keseluruhan adalah sebesar 153,966,553 yang sifatnya menguntungkan ( Favourable ). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Ragi, dan Gula

Pasir lebih rendah dari harga standar yang di tetapkan perusahaan, sedangkan varians yang sifatnya tidak menguntungkan ( Unfavourable ) terdapat pada fresh milk dan mentega, hal ini terjadi karena harga bahan baku ragi dan mentega mengalami kenaikan harga.

b. Analisa Selisih kuantitas bahan baku

Adapun selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

(20)

Tabel 4.13

Selisih Kuantitas Bahan Baku 2011 Bahan Baku Kuantitas Standar (KG) Kuantitas Aktual (KG) Harga Standar Selisih Kuantitas Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Tepung Terigu 224,825 139,547 8,000 682,228,433 F Ragi 108,536 69,773 12,500 484,537,240 F Fresh Milk 141,097 172,108 110,500 (325,609,025) UF Telur 96,907 96,907 14,900 - Gula Pasir 93,031 68,223 10,200 253,044,728 F Garam 23,258 23,258 3,000 - Mentega 77,526 93,031 11,500 (178,309,704) UF Minyak Goreng 186,062 186,062 11,900 - Cocoa Powder 18,606 18,606 30,600 - Total Selisih Kuantitas Bahan Baku 915,891,672 F Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar 915,891,672 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Gula Pasir dan fresh milk, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih rendah dari pada kuantitas standar. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada Fresh Milk dan Mentega, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih besar dari pada kuantitas standar.

2. Analisa Varians Tenaga Kerja Langsung

Sebelum menganalisa varians tenaga kerja langsung penulis akan menampilkan data total biaya tenaga kerja langsung aktual.

(21)

Tabel 4.14

Standar Biaya Aktual Tenaga Kerja Langsung 2011 Jenis Pekerjaan Jam Kerja Aktual Produk Ekuivalen Jam Kerja Langsung Aktual Tarif Upah Aktual (Perjam ) Total Mixing 0.05 3,284,944 159,685 Rp 5,556 887,137,654 Table 0.02 3,284,944 77,561 Rp 5,778 448,131,249 Frying 0.01 3,284,944 45,624 Rp 4,889 223,051,753 Toping 0.03 3,284,944 91,248 Rp 5,778 527,213,235 TOTAL BIAYA AKTUAL TENAGA KERJA

LANGSUNG 2,085,533,891

Sumber : PT. Dunkindo Lestari

Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku actual.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Biaya tenaga Kerja Langsung PT. Dunkindo Lestari

2011

Jenis Pekerjaan

Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya Tenaga Kerja Langsung Aktual Total Varinas Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Jam Kerja Langsung Tarif Upah Standar (Perjam ) Total Biaya Tenaga Kerja Standar Jam Kerja Langsung Aktual Tarif Upah Aktual (Perjam ) Total Biaya Tenaga Kerja Aktual Mixing 136,873 Rp 5,333 729,987,556 159,685 Rp 5,556 887,137,654 (157,150,099) Table 136,873 Rp 6,222 851,652,148 77,561 Rp 5,778 448,131,249 403,520,889 Frying 68,436 Rp 5,333 364,993,778 45,624 Rp 4,889 223,051,753 141,942,025 Toping 68,436 Rp 5,556 380,201,852 91,248 Rp 5,778 527,213,235 (147,011,383)

Total Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung 241,301,442

(22)

Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari 2 (dua) jenis selisih, yaitu :

a. Selisih tarif upah langsung

Tabel 4.16

Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung 2011 Jenis pekerjaan Tarif Upah Standar Tarif Upah Aktual Jam Kerja Aktual Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 5,333 5,556 159,685 (35,485,506) UF Table 6,222 5,778 77,561 34,471,635 F Frying 5,333 4,889 45,624 20,277,432 F Toping 5,556 5,778 91,248 (20,277,432) UF

Total Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung

(1,013,872) UF

Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 1,013,872 yang sifatnya tidak menguntungkan (Unfavourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Mixing dan Toping terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang menguntungkan (Favourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Table dan Frying hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya.

b. Selisih Efesiensi Upah Langsung

(23)

Tabel 4.17

Selisih Efesiensi Tenaga Kerja Langsung 2011 Jenis pekerjaan Jam Kerja Standar Jam kerja Aktual Tarif Upah Standar Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 136,873 159,685 5,333 (121,664,593) UF Table 136,873 77,561 6,222 369,049,264 F Frying 68,436 45,624 5,333 121,664,593 F Toping 68,436 91,248 5,556 (126,733,951) UF

Total Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

242,315,314 F Sumber : Data sekunder diolah (2011)

Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 242,315,314 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Table dan Frying, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Mixing dan Toping, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya.

3. Analisa Varians Biaya Overhead Pabrik

Sebelum menganalisa varians biaya overhead pabrik penulis akan menampilkan data total biaya overhead pabrik aktual.

(24)

Tabel 4.18

Biaya Overhead Pabrik Aktual PT. Dunkindo Lestari

Tahun 2011

No Biaya Overhead Pabrik By. Overhead pabrik Aktual Biaya Overhead Variabel :

1 Biaya Listrik 235,081,527 2 Biaya Telepon 126,058,333

3 Biaya Air 159,331,787

Jumlah Biaya Variabel 520,471,647

Biaya Overhead Tetap :

1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 355,974,973 2 Biaya Penyusutan Mesin 90,987,596 3 Biaya Penyusutan Gudang 82,675,489 4

Biaya Penyusutan Inventaris

Prod 132,150,173

Jumlah Biaya Tetap 661,788,231 Total Biaya Overhead 1,182,259,878 Sumber : PT. Dunkindo Lestari

Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual.

Tabel 4.19

Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari

2011

Biaya Overhead

Pabrik

Biaya Overhead Standar Biaya Overhead Aktual

Total Varians Biaya Overhead Pabrik Kapasitas Standar Tarif BOP Total Biaya Overhead Standar Kapasitas Normal Tarif BOP Total Biaya Overhead Aktual Biaya Variabel 410,618 Rp 1,200 492,741,600 374,119 Rp1,391 520,471,647 (27,730,047) Biaya Tetap 410,618 Rp 1,950 800,705,100 374,119 Rp1,769 661,788,899 138,916,869

Total Varians Biaya Overhead Pabrik

111,186,822

(25)

Metode Analisa Biaya Overhead pabrik yang digunakan adalah 3 selisih, Adapun metode ini terdiri dari :

a. Varians Anggaran

BOP Sesungguhnya Rp.1,182,259,878 Anggaran berdasarkan aktivitas sesungguhnya :

Kapasitas Normal x Tarif Standar BOP Variabel

( 374,119 x 1,200 ) Rp. 448,942,800

Overhead Tetap yang dianggarkan Rp. 800,705,100

Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp.1,249,647,900 -

Selisih Anggaran Rp. 67,388,022 ( F )

b. Varians Kapasitas Menganggur

Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp. 1,249,647,900

Kapasitas Normal x Tarif Overhead Standar

( 374,119 x 3,150 ) Rp.1,178,474,850 - 

Selisih Kapasitas Rp. 71,173,050 ( UF)

c. Selisih Efesiensi

Kapasitas Normal x Tarif Overhead Standar

(26)

Overhead yang dibebankan ke produksi

Kapasitas Standar x Tarif Overhead Standar

( 410,618 x 3,150 ) Rp1,293,446,700 -

Rp.114,971,850 ( F )

Total Varian Biaya Overhead Pabrik Rp. 111,186,822 ( F )

Jumlah keseluruhan penyimpangan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp. 111,186,822 yang sifatnya menguntungkan (Favorable). Selisih yang menguntungkan ini dapat di ketahui penyebabnya setelah di uraikan menjadi selisih anggaran, selisih kapasitas, selisih efisiensi. Dimana pada selisih anggaran

terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 67,388,022. Hal ini terjadi karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada

anggaran fleksibel pada jam sesungguhnya. Sedangkan untuk selisih kapasitas

terdapat selisih yang tidak menguntungkan (Unfavorable) sebesar Rp. 71,173,050. Hal ini terjadi karena jam sesungguhnya lebih besar dari pada

jam standar. Dan untuk selisih efisiensi terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 114,971,850. Hal ini terjadi karena biaya overhead

pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada overhead yang dibebankan ke produksi.

(27)

E. Peranan Biaya Standar dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi PT. Dunkindo Lestari

PT. Dunkindo Lestari dalam melaksanakan kegiatannya telah menggunakan biaya standar untuk meningkatkan biaya produksi. Dimana biaya standar ini disusun berdasarkan atas pengalaman tahun sebelumnya dan proyeksi untuk tahun berikutnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya standar tahun lalu.

Biaya standar sangat berperan bagi PT. Dunkindo Lestari untuk meningkatkan biaya produksi. Biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan produksi. Sehingga dapat merangsang masing-masing individu dalam melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Selain itu manajemen dapat mendekteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar melalui metode analisis selisih, yaitu dengan cara membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Dari analisis ini dapat diketahui selisih yang terjadi, selisih yang menguntungkan ( favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Dengan diketahuinya selisih ini berarti manajemen dapat mengetahui apakah biaya yang telah dikeluarkan dapat

dikendalikan dengan baik sesuai standar yang di tetapkan, untuk analisis varians tenaga kerja langsung mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 241,301,442

sedangkan analisis varian biaya overhead pabrik juga mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 111,186,822. Tetapi dalam perhitungan analisis biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ada beberapa analisis yang mengalami kerugian ( Unfavourable ) yaitu terdapat pada selisih tarif

(28)

upah tenaga kerja langsung yang mengalami kerugian sebesar Rp. 1,013,872 dan varians kapasitas menganggur yang mengalami kerugian sebesar Rp. 71,173,050.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Purworejo Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi

Panitera/Juru Sita pengadilan yang memutus meminta bantuan kepada Ketua Pengadilan letak obyek eksekusi untuk melaksanakan eksekusi (bagi eksekusi riil) atau sita

Poling pendapat adalah tanggapan masyarakat terhadap perubahan status desa yang dilakukan oleh BPD dan kepala desa atas inisiatifnya untuk melakukan perubahan status desa

Satu hal lagi pemikiran dari Lenin yang disimpulkan oleh Arif dan Prasetyo yaitu adanya Revolusi Permanen. Ketika kita berbicara mengenai revolusi sosialis, Lenin juga

ƒ Diagenesis ketiga terjadi dalam lingkungan fresh water phreatic, yang ditandai oleh pelarutan butiran, matriks dan semen yang membentuk porositas vuggy dan moldic; pelarutan

Hubungan interaksi antara suhu dan lama pengeringan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap warna bumbu cair sate padang.Semakin tinggi suhu

Strategi Pengembangan Tari Topeng Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kabupaten Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. BAB I

Akan tetapi pada generator sinkron yang dipergunakan untuk pembangkitan dengan kapasitas besar, belitan atau kumparan jangkar ditempatkan pada stator sedangkan belitan