• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu sebagai berikut :

a. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang bersangkutan.

c. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Beberapa pengertin sistem menurut para ahli :

a. Gordon B. Davis “Menyatakan bahwa sistem dapat berupa sistem abstrak atau fisik. Sistem yang abstrak adalah susunan gagasan–gagasan atau konsepsi yang teratur yang saling bergantung. Sedangkan sistem fisik adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. b. Norman L.Enger menyatakan bahwa suatu sistem dapat terdiri atas

kegiatan–kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan perusahaan seperti pengendalian inventaris atau penjadwalan produksi. c. S. Prajudi Atmosudirjo “Menyatakan bahwa suatu sistem terdiri atas

(2)

d. berhubungan satu sama lainnya sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu. (Tata Sutabri : 2012 ; 6-7)

Dari uraian di atas, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari bagian-bagian sistem atau subsistem. Subistem-subsistem tersebut berinteraksi sedemikan rupa sehingga tercapai satu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi (integrated).

Norman L.Enger mengatakan dalam bukunya bahwa subsistem adalah serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya yang berhubungan dalam suatu sistem. Sedangkan Gordon B. Davis dalam bukunya mengatakan bahwa sistem terbagi atas beberapa faktor atau unsur ke dalam beberapa subsistem. Batasan dan penghubung atau interace di dalam suatu sistem ditelaah secara cermat untuk menjamin bahwa hubungan antarsubsistem didefinisikan secara jelas da bahwa jumlah semua subsistem merupakan keseluruhan sistem. (Tata Sutabri : 2012 ; 10).

II.1.1. Daur Hidup Sistem

Siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.

(3)

Siklus hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem, karena tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top down. Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem.

Ada beberapa tahapan/fase dari daur hidup sistem adalah sebagai berikut : a. Mengenali adanya kebutuhan

Sebelum segala sesuatu terjadi, pastilah terlebih dahulu timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan organisasi.

b. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisa kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Pemasangan Sistem

Setelah tahap pembangunan sistem selesai, kemudian sistem akan dioperasikan.

d. Pengoperasian Sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk sesuatu informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan, perubahan peraturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan teknologi. Untuk mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau diperbaharui.

(4)

e. Sistem Menjadi Usang

Kadang–kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan.(Tata Sutabri : 2012 ; 20-21)

Adapaun gambar tentang siklus hidup sistem dapat dilihat pada gambar II.1.

Gambar II.1. Siklus Hidup Sistem (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 2)

II.1.2. Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem terdiri dari input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana mengingat sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran sekaligus. Selain iu sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem.

Sedangkan karakteristik sistem dapat dilihat seperti pada Gambar II.2 Mengenali adanya kebutuhan

Pembangunan Sistem

Pemasangan Sistem Pengoperasian Sistem

(5)

Gambar II.2. Karakteristik Sistem (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 14)

Adapun karakteristik yang dimaksud sesuai gambar yang diatas adalah sebagai berikut:

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang yang mempengaruhi operasi sistem tersebut dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut.

Input Proses Output

SUB SISTEM SUB SISTEM SUB SISTEM SUB SISTEM

(6)

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut dengan penghubung sistem atau

interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) suatu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lain dengan melewati penghubung. Dengan demikian terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

Sebagai contoh didalam suatu unit sistem komputer, “program” adalah

maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer. Sementara “data” adalah signal input yang akan diolah menjadi informasi 6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. 7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran (Objective)

Suatu sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang bersifat deterministik. (Tata Sutabri : 2012 ; 13-14)

(7)

II.2. Informasi

Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian serta merupakan suatu kesatuan yang nyata, dan merupakan bentuk yang masih mentah sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model untuk menghasilkan informasi. (Tata Sutabri : 2012 ; 22)

II.2.1. Fungsi dan Siklus Informasi

Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Informasi yang disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil dari data yang dimasukkan kedalam pengolahan. Akan tetapi kebanyakan pengambilan keputusan yang kompleks, informasi hanya dapat menambah kemungkinan kepastian atau mengurangi bermacam-macam pilihan. Informasi yang disediakan bagi pengambil keputusan memberikan suatu

kemungkinan faktor resiko pada tingkat pendapatan yang berbeda. (Tata Sutabri : 2012 ; 24)

Data yang diolah melalui suatu model informasi. Si penerima akan menerima informasi tersebut untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah data lagi. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya sehingga membentuk suatu siklus. Siklus inilah yan disebut sebagai siklus

(8)

informasi (information cycle). Adapun siklus informasi yang dapat dilihat pada gambar II.3.

Gambar II.3. Siklus Informasi (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 26)

II.2.2. Nilai dan Kualitas Informasi

Nilai informasi ditentukan dari 2 (dua) hal yaitu manfaat dan biaya unuk mendapatkannya. (Tata Sutabri : 2012 ; 30)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal, yaitu : a. Akurat ( accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu ( timelines )

Informasi yang sampai pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.

KEPUTUSAN TINDAKAN INPUT DATA OUTPUT DATA DITANGKAP PENERIMA HASIL TINDAKAN PROSES MODUL DASAR DATA

(9)

c. Relevan ( relevance )

Informasi tesebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang, satu dengan lainnya adalah berbeda. (Tata Sutabri : 2012 ; 33-34)

II.3. Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan penerapan sistem didalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu. (Tata Sutabri : 2012 ; 38)

II.3.1 Penilaian Sistem Informasi

Ada 3 (tiga) strategi penilaian dalam sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. Strategi penilaian masukan yang bertujuan untuk menilai perencanaan informasi yang disusun berdasarkan kebutuhan informasi yang nyata. b. Strategi penilaian proses yang bertujuan menilai pelaksanaan transformasi

informasi, mulai dari pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penilaian, penyajian dan penyebarluasan, dokumentasi dan komunikasi yang secara keseluruhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan.

(10)

c. Strategi penilaian produk, yang bertujuan untuk menilai produk-produk informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi.(Tata Sutabri : 2012 ; 47)

II.4. Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Pada awal tahun 1970-an, Scott Morton pertama kali mengartikulasikan konsep penting sistem pendukung keputusan. Ia mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai “sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur”. (Gorry dan Scott Morton, 1971) dalam (Turban, 2005). Definisi klasik lainnya yaitu “Sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. Sistem pendukung keputusan adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur”. (Keen dan Scott Morton, 1978) dalam (Turban, 2005). Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Alter, 2002) dalam (Kusrini, 2007). (Jurnal Algoritma, Vol.9, No.21, 2012 : 2)

(11)

II.4.1. Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semistruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. (Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Mutimedia 2015, STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015)

II.4.2. Karakteristik DSS

DSS memiliki karakteristik dasar sebagai berikut (PowerD. J., 2002). DSS dirancang secara khusus untuk memfasilitasi proses pembuatan keputusan.

1. DSS seharusnya lebih bersifat membantu, bukan menghasilkan keputusan. 2. DSS harus mampu untuk menangani perubahan kebutuhan pembuat

keputusan secara cepat. DSS seperti tipe sistem informasi lainnya, pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama yaitu masukan, proses, serta keluaran.

II.4.3. Komponen-komponen DSS 1. Data Management,

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk pelbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).

(12)

2. Model Management,

Melibatkan model finansial, statistikal, management science atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication(Dialog Subsystem),

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management,

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Gambar II.4.Model Konseptual DSS

(Sumber : Jurnal SEMNASTEKNOMEDIA 2015, STMIK AMIKOM Yogyakarta, 2015)

II.4.4. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah, (Kusrini, 2007) : (Jurnal Algoritma, Vol.09 No.21, 2012 : 2-3)

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.

(13)

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bias sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaikuntuk menjalankan sebuah bisnis.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis risiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada dilokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang

(14)

kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan, dan menilai bebagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambil keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untukmemroses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.

(15)

II.4.5. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan

Aplikasi bisa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu : (Jurnal Algoritma, Vol.09 No.21, 2012 : 3)

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat linak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/Data Base Management System). Subsistem manajemen data bisa diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan.

2. Subsistem Manajemen Model

Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak itu sering disebutsistem manjemen basis model (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.

3. Subsistem Antarmuka Pengguna

Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbabangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa

(16)

beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.

4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan

Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Selain memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan, subsistem tersebut bisa diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang-kadang disebut basis pengetahuan organisasional.

Berdasarkan definisi, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka penggua. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena memberikan inteligensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manjemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet. Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan dalam gambar II.5 berikut.

(17)

Gambar II.5.Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan (Sumber : Jurnal Algoritma, Vol.9, No.21, 2012 : 2)

II.5. Metode Preference Ranking Organization For Enrichment Evaluation

(PROMETHEE)

Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Ini adalah metode peringkat yang cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain untuk analisis multikriteria. Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan (∀i | fi(.) →R [real world], dengan kaidahdasar : Max{f1(x),f2(x),f3(x),...,fj(x),...,fk(x)|x ∈R}. (Jurnal Pelita Informatika Budi Darma, Vol.4, No.2, Agustus 2013)

(18)

II.5.1. Nilai Hubungan Outranking dalam Promethee 1. Dominasi Kriteria

Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria : f: K→R untuk setiap alternative a ∈K, f (a) merupakan evaluasi dari alternative tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternative dibandingkan, a, b ∈K, harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya. Penyampaian intesitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian rupa sehingga: a. P (a,b) = 0, berarti tidak ada (indefferent) antara a dan b, atau tidak ada

preferensi dari a lebih baik dari b.

b. P (a,b) ~ 0, berarti lemah preferensi dari a lebih baik dari b. c. P (a,b) ~ 1, berarti kuat preferensi dari a lebih baik dari b. d. P (a,b) = 1, berarti mutlak preferensi dari a lebih baik dari b.

Dalam metode ini, fungsi preferensi sering kali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga : P (a,b) = P (f(a)-f(b)).

2. Rekomendasi Fungsi Preferensi Untuk Keperluan Aplikasi

Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi preferensi kriteria. Enam preferensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Biasa(UsualCriterian) 0 jika d ≤ 0

H (d) =

1 jika d > 0 Dimana :

H(d) = Fungsi selisih kriteria antar alternatif d = Selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }

(19)

Pada kasus ini,tidak ada beda (sama penting) antara a dan b jika dan hanya jika f(a)= f(b); apabila kriteria pada masing-masingal ternatif memiliki nilai berbeda, pembuatkeputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif memiliki nilai yang lebih baik.

b. Kriteria Quasi (QuasiCriterion) 0 jika d ≤ 0

H (d) =

1 jika d > 0

d = Selisihnilai kriteria { d = f(a) - f(b) } q = Harus merupakan nilai tetap

Dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing- masing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat keputusan menggunakan kriteria, maka harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan signifikan dari suatu kriteria.

c. Kriteria Dengan Preferensi Linier 0 jika d ≤ 0

H (d) = jika 0 ≤ d ≤ p 1 jika d > p Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) }

(20)

p = nilai kecenderungan atas

Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak. Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe ini, harus ditentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p).

d. Kriteria Level (Level Criterion) 0 jika d ≤ q H (d) = 0,5 jika q < d ≤ p

1 jika d > p

Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisih nilai kriteria { d = f(a) - f(b) } p = nilai kecenderungan atas

q = harus merupakan nilai yang tetap

Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda q dan kecenderungan preferensip adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5). e. Kriteria dengan Preferensi Linier dan area yang tidak berbeda

0 jika d ≤ q H (d) = jika q < d ≤ p

1 jika d > p Dimana:

(21)

H(d) = Fungsi selisih kriteria antar alternatif d = Selisihnilai kriteria { d = f(a) - f(b) } p = Nilai kecenderungan atas

q = Harus merupakan nilai yang tetap

Pada kasus ini, pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p.

f. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion) 0 jika d ≤ 0

H (d) =

jika d > 0 Dimana:

H(d) = fungsi selisih kriteria antar alternatif d = selisihnilai kriteria { d = f(a) - f(b) } 3. Indeks Preferensi Multikriteria

Indeks preferensi multi kriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi.

( ) ∑

( ) ∀ ∈

(a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari keseluruh kriteria. Hal ini dapat

(22)

disajikan dengan nilai antara nilai 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. (a,b) = 0 menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a > alternatif b berdasarkan semua kriteria.

b. (a,b) = 1 menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a > alternatif b berdasarkan semua kriteria. Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada sejumlah kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai outranking, node nodenya merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu.

4. Promethee Ranking

Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks : a. Leaving flow

( )

( )

b. Entering flow

( )

( )

c. Net flow

( )

( )

( )

Keterangan :

(a,x) = Menunjukkan preferensi bahwa alternatif lebih baik dari alternatif x.

(23)

(x,a) = Menunjukkan preferensi bahwa alternatif x lebih baik dari alternatif.

(a ) = Leaving flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee yang menggunakan urutan parsial.

II.6. Pengertian Basis Data

Sebuah basis data adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan merupakan sebuah penjelasan dari data tersebut, yang didesain untuk menemukan data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. (Indrajani ; 2014 ; 70)

Tingkatan data dapat disusun dalam sebuah hierarki, mulai dari yang paling sederhana hingga paling sederhana hingga paling kompleks (Edy Sutanta : 2011 ; 35-36)

1. Sisem basis data, merupakan sekumpulan subsistem yang terdiri atas basis data dengan para pemakai yang menggunakan basis data secara bersama-sama, personal-personal yang merancang dan mengelola basis data, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola basis data, serta sistem komputer untuk mendukungnya.

2. Basis data, merupakan sekumpulan dari bermacam-macam tipe record

yang memiliki hubungan antar-record dan rincian data terhadap obyek tertentu.

3. File, merupakan sekumpulan record sejenis secara relasi yang tersimpan dalam media penyimpanan sekunder.

(24)

4. Record, merupakan field/atribut/data item yang saling berhubungan terhadap obyek tertentu.

5. Data item/field/atribut, merupakan unit terkecil yang disebut data, sekumpulan byte yang mempunyai makna.

6. Data agregate, merupakan sekumpulan data item/field/atribut dengan ciri tertentu dan diberi nama.

7. Byte, adalah bagian terkecil yang dialamatkan dalam memori. Byte

merupakan sekumpulan bit yang secara konvensional terdiri atas kombinasi 8 bit biner yang menyatakan sebuah karakter dalam memori (1

byte = 1 karakter).

8. Bit, adalah sistem biner yang terdiri atas dua macam nilai, yaitu 0 dan 1.

II.7. Kamus Data

Kamus Data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan informasi suatu sistem informasi. Kamus data terdapat pada tahapan analisis perancangan.Pada tahap perancangan kamus data berfungsi untuk mendefinisikan data yang mengalir pada sistem. (Indrajani : 2014 ; 30)

II.8. Normalisasi

Normalisasi diartikan sebagai suatu teknik yang menstrukurkan atau mendekomposisi data dalam cara-cara tertentu untuk mencegah timbulnya permasalahan pengolahan data dalam basis data. Permasalahan yang dimaksud adalah berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan (anomalies) yang terjadi

(25)

akibat adanya kerangkapan data dalam relasi dan in-efisiensi pengolahan (Martin, 1975).

Proses normalisasi menghasilkan relasi yang optimal, yaitu (Martin, 1975) : (Edy Sutanta : 2011 ; 175)

1. Memiliki struktur record yang konsisten secara logik; 2. Memiliki struktur record yang mudah untuk dimengerti; 3. Memiliki struktur record yang sederhana dalam pemeliharaan;

4. Memiliki struktur record yang mudah ditampilkan kembali untuk memenuhi kebutuhan pengguna;

5. Minimalisasi kerangkapan data guna meningkatkan kinerja sistem.

Secara berturut-turut masing-masing level normal tersebut dibahas berikut ini, dimulai dari bentuk tidak normal. (Edy Sutanta : 2011 ; 176-179)

1. Relasi bentuk tidak normal (Un Normalized Form / UNF)

Relasi-relasi yang dirancang tanpa mengindahkan batasan dalam defisi basis data dan karakteristik RDBM menghasilkan relasi UNF. Relasi UNF mempunyai kriteria sebagai berikut.

a. Jika relasi mempunyai bentuk non flat file (dapat terjadi akibat data disimpan sesuai dengan kedatangannya, tidak memiliki struktur tertentu, terjadi duplikasi atau tidak lengkap)

b. Jika relasi membuat set atribut berulang (non single values)

(26)

2. Relasi bentuk normal pertama (First Norm Form / 1NF)

Relasi disebut juga 1NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai atomic ( atomic value)

b. Jika seluruh atribut dalam relasi bernilai tunggal (single value)

c. Jika relasi tidak memuat set atribut berulang

d. Jika semua record mempunyai sejumlah atribut yang sama. Permasalahan dalam 1NF adalah sebagai berikut.

a. Tidak dapat menyisipkan informasi parsial

b. Terhapusnya informasi ketika menghapus sebuah record.

3. Bentuk normal kedua

Relasi disebut sebagai 2NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut a. Jika memenuhi kriteria 1NF

b. Jika semua atribut nonkunci FD pada PK Permasalahan dalam 2NF adalah sebagai berikut a. Kerangkapan data (data redundancy)

b. Pembaharuan yang tidak benar dapat menimbulkan inkonsistensi data

(data inconsistency)

c. Proses pembaharuan data tidak efisien

Selain itu, relasi 2NF menuntut telah didefinisikan atribut PK dalam relasi. Mengubah relasi 1NF menjadi bentuk 2NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara:

(27)

b. Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 1NF menjadi relasi-relasi baru sesuai FD nya. Jika menggunakan diagram maka simpul-simpul yang berada pada puncak diagram ketergantungan data bertindak PK pada relasi baru.

4. Bentuk normal ketiga (Third Norm Form / 3NF)

Suatu relasi disebut sebagai 3NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Jika memenuhi kriteria 2NF

b. Jika setiap atribut nonkunci tidak TDF (non transitive dependeny)

terhadap PK

Permasalahan dalam 3NF adalah keberadaan penentu yang tidak merupakan bagian dari PK mneghasilkan duplikasi rinci data pada atribut yang berfungi sebagai FK (duplikasi berbeda dengan keterangan data). Mengubah relasi 2NF menjadi bentuk 3NF dapat dilakukan dengan mengubah struktur relasi dengan cara :

a. Identifikasi TDF relasi 2NF

b. Berdasarkan informasi tersebut, dekomposisi relasi 2NF menjadi relasi-relasi baru sesuai TDF-nya.

5. Bentuk normal Boyce-Cood(Boyce-Codd Norm Form / BCNF)

Bentuk normal BCNF dikemukakan oleh R.F. Boyce dan E.F. Codd. Suatu relasi disebut sebagai BCNF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Jika memenuhi kriteria 3NF

(28)

6. Bentuk normal keempat (Forth Norm Form / 4NF)

Relasi disebut sebagi 4NF jika memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Jika memenuhi kriteria BCNF.

b. Jika setiap atribut didalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai.

7. Bentuk normal kelima (Fifth Norm Form / 5NF)

Suatu relasi memenuhi kriteria 5NF jika kerelasian antar data dalam relasi tersebut tidak dapat direkonstruksi dari struktur relasi yang sederhana. 8. Bentuk normal kunci domain (Domain Key Norm Form / DKNF)

Relasi disebut sebagai DKNF jika setiap batasan dapat disimpulkan secara sederhana dengan mengetahui sekumpulan nama atribut dan domainnya selama menggunkan sekumpulan atribut pada kuncinya.

II.9. Entity Relationship Diagram (ERD)

Database adalah kumpulan file yang saling berkaitan. Pada model data relational, hubungan antar file direlasikan dengan kunci relasi (relation key) yang merupakan kunci utama dari masing-masing file. Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi 3 macam yaitu :

1. One to One Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi antara keduanya diwakilikan dengan tanda panah tunggal.

(29)

Gambar II.6. One to One Relationship

(Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 144) 2. One to Many Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik, banyak lawan satu. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan table dan relasi antar keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda untuk menunjukkan hubungan banyak tersebut.

Gambar II.7. One to Many Relationship

(Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 145) 3. Many to Many Relationship 2 File

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan table dan relasi antar keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda untuk menunjukkan hubungan banyak tersebut.

Gambar II.8. Many to Many Relationship

Sumber : (Tata Sutabri : 2012 ; 145)

Pengajar Siswa

Siswa Pengajar

Siswa Pengajar

(30)

II.10. Mengenal Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintakdalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al. 2001). UML juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, et. al. 2004). (Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 6 No. 1, Febuari 2011).

II.10.1 Tujuan Pemanfaatan Unified Modelling Language (UML)

UML diagram memiliki tujuan utama untuk membantu tim pengembangan proyek berkomunikasi, mengeksplorasi potensi desain, dan memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak atau pembuat program.

Komponen atau notasi UML diturunkan dari 3 (tiga) notasi yang telah ada sebelumnya yaitu Grady Booch, OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh, OMT (Object Modelling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

Pada UML versi 2 terdiri atas tiga kategori, diantaranya : (Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 3)

1. Struktur Diagram

Menggambarkan elemen dari spesifikasi dimulai dengan kelas, obyek, dan hubungan mereka, dan beralih ke dokumen arsitektur logis dari suatu sistem. Beberapa struktur diagram dalam UML terdiri atas :

(31)

a. Class diagram

Class diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam sistem anda dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas.

Class diagram membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Class memiliki tiga area pokok :

1) Nama (dan stereotype) 2) Atribut

3) Metoda

Gambar II.9. Notasi Class Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 3)

b. Object Diagram

Object diagram menggambarkan kejelasan kelas dan kadang-kadang diambil ketika merencanakan kelas, atau untuk membantu pemangku kepentingan non-program yang mungkin menemukan diagram kelas terlalu abstrak.

(32)

c. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur fisik dari kode, pemetaan pandangan logis dari kelas proyek untuk kode aktual di mana logika ini dilaksanakan. Berikut notasi component diagram dapat dilihat pada Gambar II.9. di bawah ini.

Gambar II.10. Notasi Component Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 3) d. Package diagram

Paket diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat organisasi yang tinggi dari suatu proyek software.

Berikut notasi package diagram dapat dilihat pada Gambar II.10. di bawah ini.

Gambar II.11. Notasi Package Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 4) 2. Behavior Diagram

Menggambarkan ciri-ciri behavior/metode/fungsi, diantaranya terdiri atas : a. Use case diagram

Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor.

(33)

Sebuah use case digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case. Use Case memiliki dua istilah, yaitu :

1) System use case; interaksi dengan sistem.

2) Business use case; interaksi bisnis dengan konsumen atau kejadian nyata

Gambar II.12. Notasi Use Case Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 4) b. Activity diagram

Menggambarkan aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan

event. Berikut notasi object diagram dapat dilihat pada Gambar II.9. di bawah ini.

Gambar II.13. Notasi Activity Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Febuari 2011 ; 4) 3. Interaction diagram

Bagian dari behavior diagram yang menggambarkan interaksi objek.

(34)

a. Sequence diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu.

Gambar II.14. Notasi Sequence Diagram

(Sumber : Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 6 No. 1 Febuari 2011 ; 5)

II.11. Microsoft Visual Basic 2010

Visual Basic 2010 merupakan salah satu pemrograman terbaru yang dikeluarkan oleh Microsoft, yaitu Microsoft Visual Studio 2010. Visual Studio

merupakan produk pemrograman andalan dari Microsoft Corporation, dimana didalamnya berisi beberapa jenis IDE pemrograman seperti Visual Basic, Visual C++, Visual Web Developer, Visual C# dan Visual F#.

Semua IDE pemrograman tersebut sudah mendukung penuh implementasi .Net Framework terbaru, yaitu .Net Framework 4.0 yang merupakan pengembangan dari .Net Framework 3.5. Adapun database standart yang disertaka adalah SQL Server 2008 Express.

Visual Basic 2010 merupakan versi perbaikan dan pengembangan dari versi pendahulunya, yaitu Visual Basic 2008. Beberapa pengembangan yang terdapat didalamnya antara lain dukungan terhadap library terbaru dari Microsoft, yaitu Net FrameWork 4.0, dukungan terhadap aplikasi berbasis Cloud Computing,

(35)

serta perluasan dukungan terhadap database-database, baik standalone maupun

database server. ( Wahana Komputer, 2011 : 2).

II.12. Microsoft SQL Server 2008

SQL Server 2008 adalah sebuah terobosan baru dari Microsoft dalam bidang database. SQL Server adalah DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh Microsoft untuk ikut berkecimpung dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul pendahulunya seperti IBM dan Oracle. SQL Server 2008 dibuat pada saat kemajuan dalam bidang hardwaresedemikian pesat. Oleh karena itu sudah dapat dipastikan bahwa SQL Server 2008 membawa beberapa terobosan dalam bidang pengolahan dan penyimpanan data. Microsoft merilis

SQL Server 2008 dalam beberapa versi yang disesuaikan dengan segment-segment pasar yang dituju. Versi-versi tersebut adalah sebagai berikut.

Menurut cara pemrosesan data pada prosesor maka Microsoft

mengelompokkan produk ini berdasarkan 2 jenis yaitu :

1. Versi 32-bit (x86), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan

single prosesor (Pentium 4) atau lebih tepatnya prosesor 32 bit dan sistem operasi Windows XP.

2. Versi 64-bit (x64), yang biasanya digunakan untuk komputer dengan lebih dari satu prosesor (Misalnya Core 2 Duo) dan sistem operasi 64 bit seperti Windows XP 64, Vista, dan Windows 7.

(36)

1. Versi Compact, ini adalah versi “Tipis” dari semua versi yang ada. Versi ini seperti versi desktop pada SQL Server 2000. Versi ini juga digunakan pada handled drvice seperti Pocket PC, PDA, SmartPhone, Tablet PC. 2. Versi Express, ini adalah versi “Ringan” dari semua versi yang ada(tetapi

versi ini berbeda dengan versi compact) dan paling cocok untuk latihan para pengembang aplikasi. Versi ini memuat Express Manager standar,

integrasi dengan CLR dan XML. (Jurnal Sistem Informasi, STMIK GI MDP).

Gambar

Gambar II.1. Siklus Hidup Sistem  (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 2)
Gambar II.2. Karakteristik Sistem  (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 14)
Gambar II.3. Siklus Informasi   (Sumber : Tata Sutabri : 2012 ; 26)
Gambar II.4. Model Konseptual DSS
+6

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) tidak dapat dilakukan jika tidak ada PPK. Kalaupun telah ditunjuk PPK yang tidak

Ibu Pratista Arya Satwika, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku Koordinator Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta atas arahan

Adapun hasil yang didapat dari proses tersebut adalah kelas VII-1 MTs PAB 2 Sampali Tahun Pembelajaran 2017-2018 yang berjumlah 35 orang siswa sebagai kelas

80% anak pada kelompok B RA Taqwal Ilah Semarang setelah mengikuti kegiatan bermain menggunakan metode permainan tradisional egrang bathok kelapa, motorik

Variasi konsentrasi pati singkong pada edible coating (1%, 2% dan 3%) memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol (tanpa edible coating) terhadap susut

Fungsi-fungsi dari Sistem Laboratorium Bahasa ini melakukan koneksi dengan database MySql di sebuah komputer yang nantinya akan dijadikan server (di salah satu komputer yang

Seperti diketahui bahwa analisa rangka batang kompleks cara klasik tidak bisa diselesaikan dengan cara keseimbangan titik buhul (metoda joint) maupun cara keseimbangan global

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA SEKOLAH Rumah Dijual Rumah Dikontrakan LAIN-LAIN JAKARTA PUSAT JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR