• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT. Intinusa Rimbasari yang bergerak dibidang pembuatan mainan dari kayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT. Intinusa Rimbasari yang bergerak dibidang pembuatan mainan dari kayu"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan

Dalam melakukan penelitian penulis mengambil obyek penelitian pada PT. Intinusa Rimbasari yang bergerak dibidang pembuatan mainan dari kayu yang mengutamakan untuk eksport ke luar negeri. Perusahaan ini berkedudukan di tangerang dan memulai usahanya tanggal 28 September 1987 dan disahkan dengan akte notaries yaitu surat Keputusan Menteri Kehakiman no. 025837. HT. 01.01. pada tanggal 9 juli 1988. total modal yang dikeluarkan pada saat memulai usaha Rp 300.000.000,-.

Maksud dan tujuan didirikan perusahaan mainan kayu ini adalah :

a. Menjalankan usaha dibidang pembuatan mainan dari kayu untuk memenuhi pasar dalam negeri dan terutama pasar luar negeri.

b. Memperoleh laba yang dapat digunakan untuk memperluas usaha. c. Meningkatkan pemasukan devisa Negara melalui eksport yang

dilakukan.

d. Memperluas lapangan kerja sejalan dengan program pemerintah dibidang tenaga kerja.

e. Meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia khususnya di sektor industri.

(2)

Pada tahun 1992 terjadi perubahan manajemen karena manajemen sebelumnya kurang baik sehingga hasil yang diperoleh perusahaan kurang menguntungkan. Pada tahun 1992 tersebuut PT. Intinusa Rimbasari dapat menghasilkan produk sebanyak 977.000 set dan kemudian tiap tahunnya terjadi peningkatan kurang lebih sebesar 1.400.000 set yang berarti ada peningkatan yang cukup besar setiap tahunnya. Dengan peningkatan tersebut laba perusahaan semakin besar dan dapat melakukan perluasan usaha di kemudian hari.

Produk yang dihasilkan adalah mainaan dari kayu yang terdiri dari SM labyrinth, I.G. labyrinth, Triple labyrinth, Triple Labyrinth/P. kesemua produk diatas sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasaran luar negeri. Negara – Negara yang menjadi tujuan utama eksport adalah Amerika Serikat, eropa dan beberapa Negara di Asia, oleh karena itu produk yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang tinggi. Kegiatan produksi yang dilakukan saat ini berdasarkan pesanan (order) yang diterima oleh perusahaan. Biasanya pesanan ini untuk jangka waktu tertentu.

PT. Intinusa Rimbasari membeli berbagai macam bahan baku dari dalam negeri. Sekarang ini PT. Intinusa Rimbasari membeli kayu yang merupakan bahan baku utama dari berbagai supplier dari dalam negeri yaitu dari Balikpapan, gresik, pekanbaru, Jakarta dan sukabumi. Karena dari satu supplier saja tidak akan mencukupi perusahaan akan kayu. Di masa datang perusahaan PT. Intinusa Rimbasari akan mendapat tambahan kayu, langsung dari Kediri, Sulawesi timur. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi

(3)

perusahaan karena bahan baku kayu akan selalu tersedia dan tidak akan mengganggu jalannya produksi. Untuk bahan pembantu seperti cat, glossing, laminating dan pembungkus dibeli dari pemasok local dan bahan pembantu tersebut dapat diperoleh dengan mudah.

PT. Intinusa Rimbasari juga merencanakan perluasan usaha dimasa akan datang yaitu selain memperoduksi mainan dari kayu juga akan memproduksi pintu – pintu kayu, kerangka jendela dari kayu, furniture dari kayu. Dan produk baru tersebut direncanakan untuk memenuhi pasaran dalam negeri dan luar negeri. Pada waktu yang bersamaan, PT. Intinusa Rimbasari juga merencanakan untuk membangun perusahaan mainan dengan mutu yang sangat tinggi dimana perusahaan yang akan dibangun bekerjasama dengan luar negeri.

Pada saat ini PT. Intinusa Rimbasari mempunyai tenaga kerja sebanyak 480 tenaga kerja dimana mereka mulai dari pukul 7.30 sampai pukul 15.00. dan perusahaan juga memiliki mesin – mesin yang jenisnya bermacam – macam dan jumlahnya cukup banyak. Untuk mesin – mesin utama dibeli dari Taiwan dan semua mesin yang ada dapat dioperasikan kurang lebih sepuluh tahun.

2. Struktur Organisasi, Pembagian Tugas dan Wewenang

Baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar tidak dapat dipisahkan dari struktur organisasi perusahaan yang merupakan suatu kerangka kerja bagi semua individu dalam suatu organisasi perusahaan untuk mencapai

(4)

tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan adanya suatu struktur organisasi yang jelas dan tegas, pimpinan dapat dengan mudah mengawasi segala aktivitas yang terjadi dan juga memperlancar arus kerja dalam perusahaan, karena setiap individu mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengetahui kepada siapa individu yang ada dalam perusahaan tersebut harus bertanggung jawab.

Adapun perusahaan yang penulis teliti cukup besar tetapi struktur organisasinya tidaklah terlalu rumit sekali. Dibawah ini akan diberikan struktur organisasi serta pembagian tugas dan wewenang dari perusahaan yang diteliti yaitu PT Intinusa Rimbasari sebagai berikut :

a. Managing Director

Merupakan pimpinan tertinggi dari PT Intinusa Rimbasari yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Merencanakan, memimpin, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting bagi perkembangan perusahaan.

2) Bersama para kepala bagian, merumuskan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.

3) Menetapkan rencana perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

4) Pengawasan secara umum melalui sistem pelaporan yang ada dan memberi pengarahan tentang penyelesaian persoalan yang terjadi.

(5)

b. Finance Manager

Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Menyusun perencanaan keuangan sesuai kebijakan Managing Director dan mengawasi realisasinya.

2) Mengembangkan dan memelihara system pengolahan keuangan dan sistem akuntansi perusahaan.

3) Mengatur penyediaan dan penggunaan dana sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan.

4) Memeriksa laporan keuangan dan laporan hasil operasi perusahaan. 5) Memeriksa kebenaran dan kelengkapan pencatatan harta,

kewajiban dan transaksi keuangan. c. Accounting Department Head

Berada dibawah Finance Manager yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Menyusun dan menganalisis laporan keuangan dan laporan operasi perusahaan berdasarkan pencatatan yang telah dilakukan.

2) Memeriksa dan meneliti kebenaran dan kelengkapan bukti-bukti pembukuan.

3) Memeriksa kebenaran dan ketelitian catatan-catatan pembukuan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

(6)

d. Finance Department Head

Berada dibawah Finance Manager yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Mengawasi prosedur penerimaan dan pengeluaran uang serta memeriksa dan menyetujui laporan keuangan harian.

2) Membuat laporan mengenai anggaran investasi dan anggaran modal kerja perusahaan.

3) Mengatur dan mengawasi penyimpanan uang kas dan surat-surat berharga.

e. Purchasing Manager

Mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pengadaan bahan baku secara tepat waktu.

2) Mengarahkan dan mengawasi prosedur administrasi pembelian. 3) Mengadakan konsultasi dengan Finance Manager dalam

pelaksanaan pembelian

4) Membuat laporan sehubungan dengan pembelian yang dilakukan. f. General manager

Membawahi beberapa bagian yaitu Factory, Engineering Department, Quality Control, General & Personnel dan Warehousing & shipping Manager. Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

(7)

1) Merumuskan strategi pabrik bersama dengan Managing Director dan kepala bagian lainnya.

2) Merencanakan, memimpin, dan mengawasi kegiatan pabrik untuk mencapai tujuan perusahaan.

3) Memberikan pengarahan dan mengawasi pelaksanan kegiatan pengembangan produk.

4) Memberi pengawasan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu.

5) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi agar menghasilkan produk dengan mutu yang tinggi dan jumlah yang sesuai dengan permintaan.

6) Memberi pengarahan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan personalia dan sekretariat.

g. Factory (Plant Manager)

Plant Manager ini membawahi beberapa Supervisor Production dan bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Memimpin semua seksi produksi yang ada di pabrik untuk melakukan produksi sesuai dengan pesanan yang diterima.

2) Memberi pengarahan tentang mutu mainan yang harus dihasilkan sesuai dengan permintaan serta pemakaian bahan baku serta jam kerja.

3) Mengawasi kegiatan produksi secara menyeluruh dan mengarahkan kembali jika terjadi penyimpangan.

(8)

4) Memberi pengarahan kepada para kepala produksi dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

h. Engineering Department Head

Mempunyai bawahan yaitu Maintenance Factory. Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Melayani bagian yang membutuhkan pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin dan peralatan serta peralatan pembangkit tenaga listrik.

2) Mengarahkan bawahannya untuk melakukan pemeliharaan rutin atas mesin-mesin dan peralatan selain itu juga menangani perbaikan mesin-mesin dan peralatan yang rusak.

3) Melakukan inspeksi berkala atas kerja para bawahannya dan menerima laporan dari bawahannya dan memeriksa sebelum menyetujuinya.

4) Melaporkan hasil pelaksanaan kerja bagian yang dipimpinnya kepada General Manager.

i. Quality Control

Bagian ini membawahi Quality Control Supervisor dan bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Melaksanakan pengawasan mutu dilapangan produksi pada tahap-tahap pemrosesan tertentu untuk menjamin kualitas produk selesai. 2) Melaksanakan pengawasan mutu atas barang jadi sebelum

(9)

3) Memeriksa mutu bahan baku yang diterima sebelum masuk ke gudang dan menolak bahan-bahan baku yang tidak memenuhi mutu standar.

4) Membuat laporan atas pengawasan mutu yang dilakukan. j. Human & Resources Department

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Memberikan pengarahan kepada Seksi Personalia mengenai Peraturan Pemerintah.

2) Mengarahkan administrasi data personalia dan mengatasi masalah-masalah personalia yang timbul.

3) Mengkoordinasi pelaksanaan fungsi-fungsi kepegawaian seperti pengadaan tenaga kerja, pemberhentian tenaga kerja.

4) Mewakili perusahaan untuuk berhubungan dengan instansi-instansi ketenagakerjaan.

k. Warehousing & Shipping Manager

Bagian ini membawahi raw materials, finished goods dan inventory dan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Melakukan pengawasan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran serta administrasi persediaan bahan baku/barang. 2) Memberi pengarahan kepada bawahan tentang cara penanganan

(10)

3) Membicarakan masalah penempatan bahan baku atau barang jadi dengan bagian inventory agar lokasi gudang yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal.

4) Merumuskan tingkat persediaan minimum dan maksimum bahan-bahan baku tertentu bersama Plant Manager.

5) Memeriksa Surat Permohonan Pembelian yang diajukan bawahannya dan menyetujuinya jika sesuai dengan kebijakan perusahaan.

6) Membicarakan dengan Plant Manager jika ada persediaan yang slow moving atau rusak karena faktor waktu.

l. Raw Material Section Head

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Memberi pengarahan kepada bawahan tentang proses penerimaan dan pengeluaran bahan baku kayu.

2) Mengawasi administrasi persediaan gudang sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan.

3) Memeriksa laporan-laporan persediaan dan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.

4) Mengajukan Surat Permohonan Pembelian untuk bahan-bahan tertentu yang telah mencapai tingkat pemesanan.

(11)

m. Finished Goods Section Head

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Melakukan pengawasan terhadap penerimaan dan pengeluaran mainan dari kayu.

2) Memberi pengarahan kepada bawahan tentang penanganan mainan dari kayu agar tidak merusak kualitas.

3) Mengawasi administrasi persediaan gudang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

4) Memeriksa laporan-laporan persediaan mainan dari kayu dan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran mainan kayu tersebut. n. Inventory Section Head

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Membantu mengawasi penerimaan dan pengeluaran bahan baku/barang serta administrasi persediaan bahan/barang sesuai dengan kebijakan.

2) Menghitung volume lokasi gudang yang diperlukan untuk menampung bahan/barang yang akan diterima.

3) Meninjau apakah gudang persediaan masih mampu menampung bahan/barang.

4) Menerima laporan dan mutasi persediaan dari bawahannya, membahas dan memberikan pengarahan penyelesaian jika ada permasalahan.

(12)

o. Supervisor

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Menjalankan instruksi pimpinan yang berkaitan dengan produksi mengenai kapasitas produksi, tenaga kerja yang tersedia, kebutuhan bahan baku dan bahan pembantu serta mengawasi mutu produk.

2) Melaporkan hasil kerja pada setiap bagian yang menjadi tanggung jawabnya dan menganalisa secara tertulis mengenai penyimpangan dalam hal kapasitas dan kualitas produksi tidak tercapai.

3) Dapat menjalankan proses produksi dengan benar, pengawasan terhadap hasil yang dicapai serta menguasai standar kualitas untuk masing-masing produk.

p. Maintenance Factory

Merupakan bawahan dari Engineering Department dan mempunyai tugas sebagai berikut :

1) Melakukan pemeliharaan terhadap pabrik baik mesin-mesin maupun peralatan.

2) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada mesin-mesin dan peralatan.

q. Marketing Manager

Bagian ini mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Bersama Managing Director, merumuskan strategi pemasaran dalam menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

(13)

2) Merencanakan tingkat penjualan yang harus dicapai sesuai dengan kemampuan produksi perusahaan.

3) Mengawasi penjualan eksport yang dilakukan. Meyakini bahwa kontrak penjualan yang disetujui dapat dipenuhi baik dari segi mutu, biaya dan waktu penyerahannya.

4) Membuat laporan tentang pelaksanaan kegiatan marketing, hasil yang dicapai, permasalahan yang dihadapi dan jalan keluar yang ditempuh.

5) Merencanakan, memimpin dan mengawasi kegiatan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Urutan Proses Produksi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam membuat mainan kayu digunakan bahan baku utama berupa kayu dan bahan pembantu berupa cat, glossing, laminating dan pembungkusan.

Dibawah ini akan diuraikan tentang pembuatan mainan kayu tersebut. Urutan proses produksinya sebagai berikut :

a. Bagian Split

Pada bagian ini bahan baku utama berupa kayu diseleksi yang berarti diadakan pemisahan antara kayu yang dapat digunakan untuk produksi dan kayu yang tidak dapat digunakan untuk proses produksi. Kayu yang mutunya baik yang diproses lebih lanjut sedangkan kayu yang

(14)

mutunya kurang baik tetap digunakan untuk bagian-bagian yang tidak terlalu mendasar.

b. Bagian Cuttting

Setelah kayu dipisah-pisahkan pada baggian split maka kayu-kayu tersebut dipotong-potong sesuai dengan kebutuhannya. Karena untuk membuat S.M. Labyrinth, I.G Labyrinth, Triple Labyrinth & Triple Labyrinth/P ukuran kayu yang dibutuhkan berbeda-beda oleh karena itu kayu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. c. Bagian Shape

Setelah kayu tersebut dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan maka kayu tersebut pada bagian ini akan dibentuk menjadi bagian-bagian yang nantinya melalui berbagai macam proses jika disatukan akan menjadi suatu mainan kayu. Bagian-bagian ini dibuat berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan. Jadi dari kayu trsebut tidak langsung menjadi suatu mainan kayu tetapi dari kayu tersebut dibentuk dulu menjadi balok-balok kecil atau besar, bisa juga dibentuk menjadi papan-papan dan sebagainya. Semua itu dibuat berdasarkan ukuran tertentu.

d. Bagian Planning

Bagian planning ini meliputi penyerutan kayu dan pemahatan kayu. Semua kayu yang telah dibentuk tersebut kemudian diserut dan dipahat menjadi bentuk-bentuk yang merupakan bagian dari mainan kayu tersebut. Seperti mainan kayu yang bernama Labyrinth, kotaknya harus

(15)

dipahat terlebih dahulu. Labyrinth ini terdiri dari berbagai bagian kotak, bingkai luar, bingkai dalam, dan bijinya yang disebut dengan istilah protem. Semua bagian ini kayunya diserut terlebih dahulu tetapi yang perlu dipahat hanya bagian kotaknya saja.

e. Bagian Silk Screen

Setelah kayu-kayu tersebut diserut dan dipahat menjadi bagian-bagian dari mainan kayu, pada bagian ini kayu-kayu tersebuut disaring atau disortir. Kayu yang mutunya baik dan ukurannya memenuhi standar yang telah ditetapkan dipisahkan dengan kayu yang mutunya kurang baik dan ukurannya tidak memenuhi syarat. Keduanya tetap dirakit menjadi mainan kayu tetapi yang mutunya memenuhi syarat yang dieksport ke luar negeri sedangkan yang mutunya kurang baik tetap dijual tetapi harganya lebih rendah dan hanya dapat dijual di dalam negeri saja.

f. Bagian Route/Bore

Pada bagian ini kayu-kayu tersebut di bor untuk pemasangan sekrup atau untuk menyatukan bagian yang satu dengan bagian yang lain. Tidak semua bagian dari mainan tersebut di bor mungkin ada bagian yang hanya perlu diberi perekat saja dan sebagainya.

g. Bagian Assemble

Bagian ini merupakan bagian pemasangan dari bagian kayu yang telah melalui bagian split, cut, shape dan planning. Bagian ini terdiri dari

(16)

dua bagian yaitu Bagian Set Wood Chips dan Bagian Scour/Sand Paper.

h. Bagian Set Wood Chips

Pada bagian ini semua bagian kayu tersebut dirakit menjadi suatu mainan dari kayu dengan mesin-mesin tertentu, tidak semua mainan mesin perakitannya sama tetapi bisa berbeda-beda.

Setelah bagian-bagian kayu tersebut dirakit kemudian dipress dengan menggunakan mesin khusus untuk mengepress. Setelah itu mainan yang telah dirakit dan dipress dipindahkan ke Bagian Scour/Sand Paper.

i. Bagian Scour/Sand Paper

Pada bagian ini mainan yang telah dirakit tersebut digosok dengan menggunakan amplas gosok. Kemudian setelah digosok dengan amplas gosok dipindahkan ke Bagian Sanding/Sealing.

j. Bagian Standing/Sealing

Pada bagian ini mainan yang telah digosok dengan menggunakan amplas gosok, diamplas lagi. Tetapi amplasan kali ini menggunakan amplas mesin. Jadi mainan kayu tersebut diamplas gosok dan kedua kali dengan menggunakan amplas mesin. Dan untuk mainan tertentu seperti Labyrinth dilakukan pengamplasan lagi dengan menggunakan amplas sikat.

(17)

k. Bagian Painting/Coating

Pada bagian ini mainan yang telah diamplas tersebut dicat. Untuk pengecatan tidak semua mainan perlu dicat, untuk papan chess perlu dicat karena ada warna hitamnya, untuk bagian yang putih bisa dengan warna kayu saja.

Setelah itu semua mainan yang telah jadi tanpa terkecuali di coating dengan menggunakan bahan yang disebut glossing dan laminating agar mainan kayu tersebut menjadi lebih bagus.

l. Bagian Packing

Pada bagian ini semua mainan dari bagian painting/coating dipindahkan ke bagian ini untuk dilakukan pembungkusan. Setelah tiap-tiap mainan ini dibungkus dengan dusnya maka kemudian dilakukan pengepakkan dan kemudian mainan tersebut dikirimkan kepada pemesan baik pemesan dalam negeri maupun pemesan dari luar negeri.

Pembungkusan dan pengepakan ini harus rapi terutama apabila hendak dieksport ke luar negeri, selain agar pemesan puas dengan pesanannya juga agar mainan tersebut tidak rusak. Karena jika rusak yang mengalami kerugian adalam pembuat mainan tersebut yaitu PT Intinusa Rimbasari.

(18)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan dimulai pada tanggal 25 Juni 2010 sampai dengan tanggal 18 Juli 2010. Penelitian bertempat di Kantor PT Intinusa Rimbasari baik pabrik yang bertempat di Jl Raya Mauk Km 4,5; Tangerang; Banten maupun kantor pusat yang bertempat di ANZ Tower Lantai16-17 Jl.Prof.Dr.Satrio No.164 Setiabudi, Jakarta Selatan.

C. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan bukti – bukti, keterangan – keterangan dan data lain periode tahun 2009 yang diperlukan untuk kemudian diolah dan dianalisis sehingga akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Penulis ingin mengetahui perbandingan perhitungan antara metode full costing dan metode direct costing terhadap pengaruhnya kepada pengambilan keputusan dalam kasus penerimaan pesanan khusus. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi atau objek penelitian.

Teknik penulisan yang dilakukan merupakan studi kasus artinya diambil salah satu yang terjadi pada satu perusahaan saja dan tidak membandingkan dengan perusahaan lain. Dalam hal ini kasus pesanan khusus yang dijadikan operasional variabel penelitian adalah berupa pesanan yang di peroleh perusahaan untuk memproduksi barang dengan harga di bawah harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan. Dimana perusahaan dapat menolak atau menerima pesanan khusus tersebut.

(19)

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan antara lain : 1. Data Primer

Adalah data mentah yang dikutip langsung oleh penulis dari responden individual. Data mentah tersebut diperoleh dengan cara :

a. Wawancara, yaitu diadakannya Tanya jawab langsung kepada pihak-pihak dalam perusahaan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh berupa dasar pengelompokkan biaya-biaya, kebijakan dalam penetapan harga jual, unit terjual dan persediaan barang di PT Intinusa Rimbasari.

b. Observasi, yaitu peninjauan atau pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Hasil observasi berupa pengelompokkan biaya-biaya yang tepat.

2. Data sekunder

Adalah data asli yang telah disediakan oleh unit atau lembaga dimana data ini dihasilkan. Dalam hal ini adalah informasi tambahan yang tidak diperoleh dari hasil wawancara atau observasi langsung. Data berupa Hasil pengelompokkan biaya-biaya yang dilakukan oleh PT Intinusa Rimbasari, Laporan Laba Rugi serta data hasil penjualan tahun 2009.

(20)

E. Metode Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Penelitian (Field Research)

Untuk mengumpulkan data primer yaitu penelitian dengan cara langsung mengunjungi perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang dpergunakan adalah melalui wawancara, observasi dan pengumpulan data kuantitatif yang terdapat di perusahaan.

2. Penelitian kepustakaan ( library research)

Bentuk memperoleh data sekunder yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui membaca dan mempelajari buku-buku atau literatur-literatur, catatan-catatan kuliah, laporan-laporan dan dokumen-dokumen formal lainnya yang berhubungan dengan pembuatan skripsi ini .

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan penulis dalam memperoleh jawaban informasi adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Penggunaan model analisis ini bertujuan untuk menggambarkan dan menguraikan suatu fenomena secara benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dalam perusahaan, dengan membuat deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan prosedur yang ada pada perusahaan. Metode lain yang digunakan adalah metode Least Square Method dimana metode ini adalah suatu

(21)

perhitungan matematis, dan merupakan metode paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena mampu memberikan hasil perhitungan yang tepat sehingga dapat memberikan gambaran yang mendekati keadaan sebenarnya.

Prosedur analisis data adalah sebagai berikut:

1. Penulis mengumpulkan data-data yang akan digunakan dalam penulisan penelitian ini. Seperti data pengelompokkan biaya, harga jual, unit terjual, serta data laporan Laba Rugi PT Intinusa Rimbasari.

2. Data tersebut secara satu persatu ditelaah dan diuraikan supaya memudahkan penulis untuk melakukan analisa yang lebih teliti.

3. Penjelasan dari data tersebut, penulis bandingkan dengan yang diterapkan oleh teori-teori yang mendasari pada BAB II yang diperoleh penulis dari berbagai sumber atau pustaka.

4. Lalu penulis mengambil kesimpulan akan pengolahan data tersebut terhadap pengaruh metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan terhadap kasus penerimaan pesanan khusus pada PT Intinusa Rimbasari.

Referensi

Dokumen terkait

Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus kiesselbach (yang paling sering terjadi dan biasanya pada anak-anak) yang merupakan anastomosis cabang arteri

No Judul Jenis Karya Penyelenggara/ Penerbit/Jurnal Tanggal/ Tahun Ketua/ Anggota Tim Sumber Dana Keterangan 1 NA NA NA NA NA NA NA GL. KEGIATAN

Oleh karena itu kegiatan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan (order) maka jumlah produksinya biasanya sedikit atau relatif kecil, sehingga perencanaan produksi

Senyawa yang diisolasi dari tumbuhan terpilih Michelia champaca L., yaitu liriodenin memiliki aktivitas inhibitor topoisomerase I dan II yang merupakan salah satu

Membuka jerajak ( grille ) jenis keluli lembut sediada pada tingkap dan pintu dan membuang di kawasan yang dibenarkan oleh pihak berkuasa tempatan ( PBT ) Membekal dan

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Pada sampel hari 3 diperoleh temperatur inisiasi kompos baru mencapai 44 o C dan terus meningkat pada hari-hari setelahnya, sedangkan pengambilan sampel pada hari sebelumnya

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal