• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI NON-SAWAH DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 – 2018 - UNWIDHA Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI NON-SAWAH DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 – 2018 - UNWIDHA Repository"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI NON-SAWAH DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 – 2018

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

NAMA : ANGGITA AYUNING TYAS NIM : 1412104552

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang

demikian itu amat berat, kecuali bagi orang yang khusyuk, (yaitu)

orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka

akan kembali kepada-Nya. (Q.S.Al-Baqarah :45-46)

(6)

ABSTRAK

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH MENJADI NON-SAWAH DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2007 – 2018.

Nama : ANGGITA AYUNING TYAS NIM : 1412104552.

Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten, 2018. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa luas perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten setelah mengalami perubahan penggunaan lahan, untuk mengetahui persebaran perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018, serta dampak yang ditimbulkan akibat perubahan penggunaan lahan pertanian sawah terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018.

Data dalam penelitian ini meliputi peta administrasi Kabupaten Klaten, peta penggunaan lahan Kabupaten Klaten tahun 2007, dan citra satelit Google Maps penggunaan lahan Kabupaten Klaten Tahun 2018. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode interpretasi citra, pengamatan lapangan/observasi, serta dokumentasi. Sedangkan metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, serta analisis dengan menggunakan SIG.

Berdasarkan hasil penelitian perubahan penggunaan lahan pertanian sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018 adalah sebagai berikut: 1). Perubahan penggunaan lahan permukiman seluas 2,111.04 ha, gedung 445.95 ha, kebun 62.15 ha, air tawar 0.83 ha, dan tegalan 102.32 ha. 2) Persebaran perubahan penggunaan lahan pertanian sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018 terjadi hanya dibeberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten, diantaranya Kecamatan Ceper, Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Jogonalan, dan Kecamatan Wonosari. 3) Keterkaitan antara perubahan lahan pertanian sawah ke non sawah di Kabupaten Klaten dengan ketahanan pangan tidak begitu berpengaruh. semakin banyak jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan pangannya akan meningkat pula begitu pula sebaliknya. Perubahan penggunaan lahan pertanian sawah ke non sawah tidak sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan Nasional di Kabupaten Klaten jika hasil produksi harus diimbangi dengan teknologi pemeliharaan, perawatan tanaman padi, dan saluran irigasi yang mencukupi.

Kata Kunci :Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis, dan Perubahan Penggunaan Lahan

(7)

ABSTRACT

UTILIZATION OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEMS (GIS) FOR MAPPING AGRICULTURAL LAND USE CHANGE NON-RICE RICE BEING IN KLATEN REGENCY YEAR 2007-2018.

Name : ANGGITA AYUNING TYAS NIM : 1412104552

Thesis of Geography Education Study Program. Teacher Training and Education Faculty, Widya Dharma University Klaten, 2018. The purpose of research is to determine how widespread changes in agricultural land use rice fields in Klaten district after having change of land use, to determine the distribution of changes in agricultural land use rice fields in Klaten district in 2007-2018, and the impact caused by changes of land use wet-rice agriculture to food endurance in Klaten district in 2007-2018.

The data in this study includes administrative map of Klaten, Klaten district land use map in 2007, and the Google Maps satellite images of land use of Klaten 2018.Data collection method in this research is method of image interpretation, observation of field / observation, and documentation. While the methods of data analysis in this research is using descriptive analysis, and analysis using GIS.

Based on the results of research changes in the use of wetland farmland to non-rice fields in Klaten regency 2007-2018 are as follows:1)Changes in land use residential area of 2,111.04 hectares, 445.95 hectares of buildings, gardens 62.15 hectares, 0.83 hectares of fresh water, and moor 102.32 hectares. 2) Distribution of changes in agricultural land use to non-paddy rice field in Klaten regency in 2007-2018 occurred only in some districts of Klaten, including Ceper, Klaten Utara, Klaten Selatan, Jogonalan, and Wonosari. 3) The linkage between changes in agricultural land to non-paddy rice field in Klaten district with food endurance is not so influential. the greater number of the population, the number of food needs will increase as well and oppositely. Changes in the use of agricultural land to non-paddy rice fields do not greatly affect the national food endurance in Klaten if production should be equaled by maintenance technology, treatment of rice plants, and sufficient irigations.

Keywords: Geographic Information System Utilization, and Change Land Use

(8)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWarahmatullahWabarakatuh.

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, peneliti dapat menyusun proposal skripsi ini. Tidak lupa shalawat dan salam peneliti sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi Wasalam beserta keluarga dan para sahabatnya. Proposal yang berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Untuk Pemetaan Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah Menjadi Non-Sawah Di Kabupaten Klaten Tahun 2007 – 2016” merupakan salah satu syarat menuju kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten.

Selama penyusunan proposal skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, dan dorongan dari berbagai pihak yang memiliki keperdulian dengan pendidikan. Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada beliau yang telah bersedia melayani penulis untuk berkonsultasi tentang segala hal yang erat hubungannya dengan penyusunan proposal skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr.H.Triyono, M.Pd, selaku Rektor Universitas Widya Dharma Klaten.

2. Bapak Dr.H. Ronggo Warsito, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Bapak Drs.H. Jajang S, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Universitar Widya Dharma Klaten.

(9)

4. Bapak Dr. Iswan Riyadi, M.M, selaku dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi ini.

5. Ibu Melania Swetika Rini, M.Sc, selaku dosen pembimbing II yang telah mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi ini.

6. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini sampai selesai. Semoga amal kebaikan telah mereka lakukanmendapatkan balasan yang sempurna dan setimpal dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahWabarakatuh.

Klaten, Agustus 2018

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..…………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….……... iii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iv

MOTTO ……… v

ABSTRAK ……….……... vi

KATA PENGANTAR ……….... viii

DAFTAR ISI ………..…. x

DAFTAR TABEL ………..…. xiv

DAFTAR GAMBAR ………..……….. xviii

DAFTAR DIAGRAM ………... xx

BAB 1 PENDAHULUAN ………...….. 1

A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi Masalah ………... 7

C. Pembatasan Masalah ……….. 7

D. Rumusan Masalah ……….. 8

E. Tujuan Penelitian ………...…….... 8

F. Manfaat Penelitian ………..………... 8

BAB II LANDASAN TEORI ……….………..………... 11

A. Deskripsi Teoritik ………..……….. 11

1. Sistem Informasi Geografis (SIG) ………. 11

a. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) ………. 11

b. Komponen SIG ……… 12

c. Basis Data SIG ………. 14

d. Pengelolaan SIG ……….. 14

e. Manfaat SIG dalam Penggunaan Lahan………... 16

(11)

2. Penginderaan Jauh……….. 18

a. Pengertian Penginderaan Jauh……….. 18

b. Komponen Dasar ………. 18

c. Manfaat Penginderaan Jauh Di Bidang Penggunaan Lahan …… 19

d. Google Maps 2018 ………... 20

3. Lahan ………. 21

a. Pengertian Lahan ………. 21

b. Penggunaan Lahan ………..… 23

c. Pengertian Lahan Sawah ………. 25

d. Lahan Non Sawah ………... 26

e. Perubahan Penggunaan Lahan (Alih Fungsi Lahan)…………... 27

B. Penelitian Terdahulu ………... 28

C. Kerangka Berpikir ………... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….... 33

A. Lokasi Penelitian ………. 33

B. Teknik Pengambilan Sampel ………... 33

C. Alat dan Bahan ……… 34

1. Alat ……… 34

2. Bahan ……….…... 34

D. Pengumpulan Data ……….….... 34

1. Metodologi Interpretasi Citra ……… 34

2. Pengamatan Lapangan/Observasi ……….. 35

3. Metode Dokumentasi ……….…... 36

E. Metode Analisis Data ……….……. 36

(12)

1. Metode Analisis Deskriptif ………... 36

2. Analisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG)…. 37 F. Diagram Alir ………...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 40

A. Hasil Penelitian ………... 40

1. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian ……… 40

2. Kondisi Tanah ………... 43

3. Kondisi Iklim ……… 44

4. Kondisi Topografi ………... 76

5. Penggunaan Lahan Kabupaten Klaten……….….. 76

6. Kependudukan ……….….. 78

B. Pembahasan Penelitian ……….…... 79

1. Luas Perubahan Penggunaan Lahan Sawah Kabupaten Klaten Tahun 2007-2018 ……… 79

a. Penggunaan Lahan Kabupaten Klaten Tahun 2007……….….. 79

b. Penggunaan Lahan Kabupaten Klaten Tahun 2018 ……….…. 82

c. Perubahan Penggunaan Lahan Sawah ke Non Sawah Kabupaten Klaten Tahun 2007-2018………. 85

2. Persebaran Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non Sawah di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2018 …….. 101

a. Kecamatan Ceper ………..………...……... 101

b. Kecamatan Jogonalan ……….... 105

c. Kecamatan Klaten Utara ……….... 109

(13)

d. Kecamatan Klaten Selatan ………... 113

e. Kecamatan Wonosari ……… 116

f. Kecamatan Cawas ………..….. 119

g. Kecamatan Klaten Tengah ……….………... 122

h. Kecamatan Kebonarum .……….…... 125

i. Kecamatan Delanggu ……….… 128

j. Kecamatan Ngawen ,,……….… 131

k. Kecamatan Manisrenggo ………... 134

l. Kecamatan Prambanan …………...………... 137

m. Kecamatan Wedi ………... 140

n. Kecamatan Polanharjo ………143

3. Keterkaitan Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah dengan Ketahanan Pangan Nasional di Kabupaten Klaten ……… 147

a. Analisis Ketahanan Pangan Tahun 2011……….... 149

b. Analisis Ketahanan Pangan Tahun 2016 ………... 151

c. Analisis Keterkaitan Perubahan Lahan Terhadap Ketahanan Pangan……….…... 154

d. Analisis Keterkaitan Perubahan Lahan dengan Ketahanan Pangan di Kabupaten Klaten Tahun 2017-2018 ……….. 155

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……….... 158

B. Saran ……….. 159 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 4.1 Pembagian Luas Daerah Penelitian Berdasarkan Kecamatan … ….. 41

Tabel 4.2 Kriteria Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson …..…… 45

Tabel 4.3 Curah Hujan Kecamatan Kemalang ………… ………. 46

Tabel 4.4 Data Curah Hujan Kecamatan Manisrenggo ……… ………... 47

Tabel 4.5 Data Curah Hujan Kecamatan Prambanan …………..………... 48

Tabel 4.6 Data Curah Hujan Kecamatan Wonosari ………… ………….……. 50

Tabel 4.7 Data Curah Hujan Kecamatan Gantiwarno …..……….…….. 51

Tabel 4.8 Data Curah Hujan Kecamatan Tulung ………..……….……. 52

Tabel 4.9 Data Curah Hujan Kecamatan Jatinom ……….…….. 53

Tabel 4.10 Data Curah Hujan Kecamatan Ngawen ………...……. 55

Tabel 4.11 Data Curah Hujan Kecamatan Karangnongko ……….…………... 56

Tabel 4.12 Data Curah Hujan Kecamatan Kebonarum ………..……. 58

Tabel 4.13 Data Curah Hujan Kecamatan Jogonalan ………..……….... 59

Tabel 4.14. Data Curah Hujan Kecamatan Bayat ……….………... 60

Tabel 4.15 Data Curah Hujan Kecamatan Wedi ……….…. 61

Tabel 4.16 Data Curah Hujan Kecamatan Polanharjo ……… ……….…... 63

Tabel 4.17 Data Curah Hujan Kecamatan Delanggu ……… ……….….… 64

Tabel 4.18 Data Curah Hujan Kecamatan Juwiring ………..…….. 65

Tabel 4.19 Data Curah Hujan Kecamatan Ceper ………..……... 66

Tabel 4.20 Data Curah Hujan Kecamatan Karaganom ………..……….. 67

Tabel 4.21. Data Curah Hujan Kecamatan Trucuk …….………. 68

Tabel 4.22. Data Curah Hujan Kecamatan Pedan ………….………70

Tabel 4.23. Data Curah Hujan Kecamatan Cawas ……….………….. 71

Tabel 4.24. Data Curah Hujan Kecamatan Klaten Tengah …….………. 72

Tabel 4.25. Data Curah Hujan Kecamatan Klaten Utara ……….………... 73

Tabel 4.26. Data Curah Hujan Kecamatan Karangdowo ………….…………... 75

Tabel 4.27. Penggunaan Lahan Perkecamatan di Kabupaten Klaten ….………. 77

Tabel 4.28. Penggunaan Lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2016 ….………… 78

Tabel 4.29. Jumlah Penduduk Di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2016 ….…... 78

Tabel 4.30. Legenda Pada Peta Penggunaan Lahan ……….…….. 80

Tabel 4.31. Penggunaan Lahan Perkecamatan di Kabupaten Klaten 2018 ……. 83

Tabel 4.32. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non Sawah Tahun 2007-2018 dari Peta Penggunaan Lahan 2007 dan DigitasiGoogle Maps 2018………..……….………. 88

Tabel 4.33. Perubahan Penggunaan LahanKecamatan Bayat Tahun 2007-2018………….……….……….... 89 Tabel 4.34. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Cawas

(15)

Tahun 2007-2018 ……….... 90 Tabel 4.35. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ceper

Tahun 2007-2018………...………….………...…... 90 Tabel 4.36. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Delanggu

Tahun 2007-2018 ………...…...………… 90 Tabel 4.37. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Gantiwarno

Tahun 2007-2018 …...………...…… 91 Tabel 4.38. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Jogonalan

Tahun 2007-2018 ………..………… 92 Tabel 4.39. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Jatinom

Tahun 2007-2018 ………..……… 92 Tabel 4.40. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Juwiring

Tahun 2007-2018 ……..……… 92 Tabel 4.41. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Kalikotes

Tahun 2007-2018 ………..……… 93 Tabel 4.42. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Karanganom

Tahun 2007-2018 ………..……… 93 Tabel 4.43. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Karangdowo

Tahun 2007-2018 ………..……… 94 Tabel 4.44. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Karangnongko

Tahun 2007-2018 ………...………... 94 Tabel 4.45. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Kebonarum

Tahun 2007-2018 ………...………... 94 Tabel 4.46. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Kemalang

Tahun 2007-2018 ………..……… 95 Tabel 4.47. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Klaten Selatan

Tahun 2007-2018 ………..……… 95 Tabel 4.48. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Klaten Tengah

Tahun 2007-2018 ………..……… 96 Tabel 4.49. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Klaten Utara

Tahun 2007-2018 ………..……… 96 Tabel 4.50. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Manisrenggo

Tahun 2007-2018 ………..……… 96 Tabel 4.51. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ngawen

Tahun 2007-2018 ………..……… 97 Tabel 4.52. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Pedan

Tahun 2007-2018 ………..……… 97 Tabel 4.53. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Polanharjo

Tahun 2007-2018 ………..… 98 Tabel 4.54. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Prambanan

(16)

Tahun 2007-2018 ……….. 98 Tabel 4.55. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Trucuk

Tahun 2007-2018 …..……… 99 Tabel 4.56. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Tulung

Tahun 2007-2018 ……….. 99 Tabel 4.57. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Wedi

Tahun 2007-2018 ………...………. 100 Tabel 4.58. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Wonosari

Tahun 2007-2018 ………...……….……… 100 Tabel 4.59. Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Klaten

Tahun 2007-2018 ……… 100 Tabel 4.60. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ceper

Tahun 2007-2018 ………..……….. 104 Tabel 4.61. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018 Kecamatan Ceper ………..…….. 102 Tabel 4.62. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Jogonalan

Tahun 2007-2018……..……….….. 106 Tabel 4.63. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018Kecamatan Jogonalan….………..….... 108 Tabel 4.64. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan

Klaten Utara Tahun 2007-2018………..…………. 109 Tabel 4.65. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018 Kecamatan Klaten Utara ………... 112 Tabel 4.66. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Klaten Selatan

Tahun 2007-2018 ………...………. 113 Tabel 4.67. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018 Kecamatan Klaten Selatan ………..……… 115 Tabel 4.68. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Wonosari

Tahun 2007-2018 ………..………. 116 Tabel 4.69. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018 Kecamatan Wonosari …..………...……… 118 Tabel 4.70. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Cawas

Tahun 2007-2018 ………..………. 119 Tabel 4.71. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan

Tahun 2018 Kecamatan Cawas ………..………...……….…… 121 Tabel 4.72. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Klaten Tengah

Tahun 2007-2018 ………..………. 122 Tabel 4.73. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Klaten Tengah ……….…… 124 Tabel 4.74. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Kebonarum

(17)

Tahun 2007-2018 ………..………. 125 Tabel 4.75. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Kebonarum ……….……….…… 127 Tabel 4.76. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Delanggu

Tahun 2007-2018 ………..………. 128 Tabel 4.77. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Delanggu ………...….……….…… 130 Tabel 4.78. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ngawen

Tahun 2007-2018 ………..………. 131 Tabel 4.79. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Ngawen ………...….………,,…….…… 133 Tabel 4.80. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Manisrenggo

Tahun 2007-2018 ………..………. 134 Tabel 4.81. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Manisrenggo ………...….………,,…….…… 136 Tabel 4.82. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Prambanan

Tahun 2007-2018 ………..………. 137 Tabel 4.83. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Prambanan ………….……...….………...,,…….…… 139 Tabel 4.84. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Wedi

Tahun 2007-2018 ………..………. 140 Tabel 4.85. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Wedi ………...….………...,,…….…… 142 Tabel 4.86. Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan Polanharjo

Tahun 2007-2018 ………..………. 143 Tabel 4.87. Kenampakan Google Maps Penggunaan Lahan Tahun 2018

Kecamatan Polanharjo ………...….…...,,…….…… 145 Tabel 4.89. DaftarKelompok Pangan dan Sumber Energi ………... 148 Tabel 4.90. Standar Kandungan Energi ………….……….... 148 Tabel 4.91. Ketersediaan Pangan Kabupaten Klaten, 2011 ………….………. 150 Tabel 4.92. Kebutuhan Pangan Kabupaten Klaten 2011 ………….…………. 150 Tabel 4.93. Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Tahun 2011.. 151 Tabel 4.94. Ketersediaan Pangan Kabupaten Klaten, 2016 ……….………... 152 Tabel 4.95. Kebutuhan pangan Kabupaten Klaten 2016 ………….………….. 153 Tabel 4.96. Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Tahun 2016…153

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Komponen Sistem Penginderaan Jauh (Remote Sensing) ………... 19 Gambar 3.1. Teknik Overlay dengan metode Union ………... 38 Gambar 4.1. Peta Administrasi Kabupaten Klaten ……….. 42 Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Klaten Tahun 2007 ……….... 81 Gambar 4.3. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Klaten Tahun 2018 ……….... 84 Gambar 4.4. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Sawah-Non Sawah

Kabupaten Klaten 2007-2018 ……….……… 87 Gambar 4.5. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Ceper Tahun 2007-2018 ………..… 103 Gambar 4.6. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Jogonalan Tahun 2007-2018 ………..…. 107 Gambar 4.7. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Klaten Utara Tahun 2007 ………..………….. 111 Gambar 4.8. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Klaten Selatan Tahun 2007-2018 …...…….... 114 Gambar 4.9. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Wonosari Tahun 2007-2018 ……….……….. 117 Gambar 4.10. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Cawas Tahun 2007-2018 …...…….……….. 120 Gambar 4.11. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Klaten Tengah Tahun 2007-2018 ……...….. 123 Gambar 4.12.Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Kebonarum Tahun 2007-2018 ……….. 126

(19)

Gambar 4.13. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Delanggu Tahun 2007-2018 ……….…….... 129 Gambar 4.14. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Ngawen Tahun 2007-2018 ……..…...…….. 132 Gambar 4.15. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Manisrenggo Tahun 2007-2018 ……….….. 135 Gambar 4.16. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Prambanan Tahun 2007-2018 ……..…….... 138 Gambar 4.17. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Wedi Tahun 2007-2018 ……..…...…….. 141 Gambar 4.18. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Sawah-Non

Sawah Kecamatan Polanharjo Tahun 2007-2018 ……..…...….. 144

(20)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1.Kerangka Berpikir .………. 32 Diagram 3.1. Diagram Alir ………. 39

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penggunaan lahan dan administrasi pertanahan di Indonesia, seperti halnya di negara-negara yang sedang berkembang lainnya menghadapi banyak masalah. Masalahnya, ketidak selarasan antar berbagai sektor ekonomi, yang pada selanjutnya terjadi kerawanan konflik dan counter productive satu dengan yang lainnya (Acquaye, 1984). Kebutuhan lahan yang

semakin meningkat untuk keperluan masyarakat maupun pembangunan, telah meningkatkan tekanan terhadap sumber daya lahan di Indonesia (Sandy, 1995; Harsono, 1995).

World Commission Environment and Development (WCED, 1987)

sejak 1987 telah memprediksi, bahwa dunia ini pada abad ke-21 akan menjadi dunia perkotaan yang besar. Kenyataan pada prediksi tersebut ternyata belum semua wilayah merupakan perkotaan yang besar. Namun demikian prediksi ini bermakna perlunya peningkatan kemampuan penyediaan infrastruktur perkotaan, pelayanan, dan perumahan di negara-negara tersebut. Kenyataan pengadaan perumahan bagi penduduk perkotaan selalu terhambat oleh kendala luas dan harga lahan di perkotaan. Kendala tersebut yang mendorong pelaksanaan pembangunan perumahan di pedesaan sekitar kota, sehingga berdampak pada perubahan penggunaan lahan pertanian ke lahan non-pertanian untuk perumahan semakin meningkat (ESCAP, 1979; World Bank, 1994). Akibatnya lahan pertanian yang dapat dimanfaatkan terutama di

(22)

2

daerah perdesaan semakin menyempit. Kenyataan ini merupakan salah satu contoh perubahan penggunaan lahan yang semakin lama akan makin mengkhawatirkan keberadaannya, jika tanpa ada kontrol dari pemerintah maupun masyarakat.

Walaupun di setiap daerah kabupaten memiliki peraturan daerah penggunaan lahan pertanian, kenyataannya banyak terjadi pelanggaran. Perubahan penggunaan lahan pertanian ke lahan non-pertanian akibat perkembangan kota yang relatif bersifat umum (hasil perubahan dikategorikan ke lahan jasa, lahan industri, lahan permukiman, dan lahan persawahan). Namun peneliti mengungkap seberapa besar perubahan lahan secara khusus untuk sawah.

Indonesia sebagai negara agraris dengan kesuburan tanahnya sehingga sebagian masyarakatnya memegang sektor pertanian. Dibidang pertanian, lahan merupakan sumber daya yang sangat penting, baik bagi petani maupun bagi pembangunan pertanian. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa di Indonesia kegiatan pertanian masih bertumpu pada lahan (land based agriculture activities).

(23)

3

kebijaksanaan pembangunan yang menekankan kepada aspek pertumbuhan melalui kemudahan fasilitas investasi, baik kepada investor lokal maupun luar negeri dalam penyediaan tanah (Widjanarko, dkk, 2006).

Perkembangan ekonomi yang pesat mampu meningkatkan pertumbuhan suatu wilayah dengan baik. Namun, hal tersebut membawa dampak negatif yaitu tingginya permintaan terhadap lahan untuk menunjang aktivitas ekonomi. Lahan merupakan suatu sumber daya yang terbatas, sehingga permintaan yang tinggi akan menimbulkan terjadinya perubahan penggunaan lahan (alih fungsi lahan), khususnya dari lahan pertanian ke non-pertanian (Su Ritohardoyo, 2013). Selain perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, nilai lahan juga menjadi penyebab alih fungsi lahan pertanian.

Dalam beberapa dekade ini, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu penopang produksi beras nasional, di samping Jawa Barat dan Jawa Timur. Lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah terus berkurang karena beralih fungsi. Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), jika dirata-rata, lahan yang mengalami alih fungsi sekitar 700 ha pada tahun 2015. Pada tahun 2013, lahan pertanian mencapai 2.835 ha. Angka itu menyusut 720,21 ha pada tahun 2014 dan berkurang lagi 700 ha pada tahun 2015. Lahan pertanian beralih fungsi menjadi perumahan, industri, hingga proyek-proyek infrastruktur (tempo.co).

(24)

4

terbukanya kesempatan untuk menciptakan peluang kerja yang ditandai oleh banyaknya investor ataupun masyarakat dan pemerintah dalam melakukan pembangunan, maka semakin meningkatkan kebutuhan lahan. Pada kenyataannya lahan pertanian di Klaten terus menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata penyusutan lahan pertanian itu mencapai 39 ha pertahun. Luas lahan pertanian di Kabupaten Klaten 33.111 ha itu terdiri dari 19.061 ha irigasi teknis, 10.902 ha irigasi setengah teknis, 1.483 ha irigasi sederhana, dan 1.665 ha tadah hujan (Solopos.com).

Peningkatan kebutuhan lahan didorong oleh peningkatan jumlah

penduduk, sementara ketersediaan dan luas lahan bersifat tetap. Hal ini mengakibatkan terjadi banyaknya pembangunan berupa perumahan atau permukiman, tempat usaha, seperti perdagangan, tempat rekreasi, rencana pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Di samping itu juga petani lebih memilih bekerja di sektor informal dari pada bertahan di sektor pertanian. Daya tarik sektor pertanian yang terus menurun juga menjadikan petani cenderung melepas kepemilikan lahannya. Pelepasan kepemilikan lahan cenderung diikuti dengan alih fungsi lahan (Gunanto, 2007).

(25)

5

serangan hama penyakit, kekeringan, banjir dan faktor lainnya lebih bersifat sementara, maka penurunan produksi yang diakibatkan oleh perubahan penggunaan lahan bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Sehingga berkurangnya luasan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian secara signifikan dapat mengganggu stabilitas kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan baik lokal maupun nasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui kondisi lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten diwaktu mendatang dengan metode dan teknologi yang tepat.

Dalam pengembangan ilmu dan teknologi saat ini, teknik penginderaan jauh telah mampu untuk memberikan informasi tentang kondisi fisik suatu wilayah dengan baik. Ada beberapa jenis data dalam penginderaan jauh antara lain foto udara dan citra satelit. Salah satu data yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah citra satelit. Penggunaan citra satelit lebih menguntungkan dalam hal resolusi temporal (periode perekaman daerah yang sama), dan cakupan daerah yang luas dibandingkan dengan foto udara. Pemanfaatan teknik Penginderaan Jauh untuk pemetaan lahan dirasakan semakin menguntungkan dibanding dengan survei lapangan. Banyaknya jenis citra penginderaan jauh yang ada pada saat ini sangat menguntungkan dalam memilih citra yang sesuai dengan tujuan pemetaan penggunaan lahan, yaitu untuk pemetaan penggunaan lahan skala kecil sampai dengan skala besar.

(26)

6

data yang besar dapat disimpan dan diambil kembali secara cepat dengan biaya yang rendah dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis kerja komputer. SIG memiliki kelebihan yang membedakan dengan sistem informasi lainnya, yaitu SIG bukan saja mampu menangani data atribut (kualitatif dan kuantitatif), sekaligus mampu menangani data spasial (keruangan) yang berwujud titik, garis, dan area. Dengan teknologi dan kelebihan dari SIG kita dapat membuat peta perubahan lahan yang nantinya dapat digunakan untuk menata arah perubahan lahan terutama di Kabupaten Klaten oleh instansi terkait.

(27)

7

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut timbul beberapa hal yang perlu diidentifikasi yaitu :

1. Tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, sehingga kebutuhan akan lahan meningkat.

2. Terjadinya perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Klaten dari lahan pertanian ke non pertanian atau lahan terbangun.

3. Berkurangnya luasan lahan pertanian berpengaruh pada stabilitas kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan baik lokal maupun nasional.

4. Belum adanya pemahaman antara penduduk dan pemerintah daerah tentang pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

5. Belum adanya data spasial yang menunjukkan perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten.

C. Pembatasan Masalah

(28)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang ada di daerah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007- 2018?

2. Bagaimana persebaran perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018?

3. Bagaimana dampak perubahan penggunaan lahan pertanian sawah terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018? E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui seberapa luas perubahan penggunaan lahan pertanian sawah

di Kabupaten Klaten setelah mengalami perubahan.

2. Mengetahui persebaran perubahan penggunaan lahan pertanian sawah di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018.

3. Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan penggunaan lahan pertanian sawah terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Klaten tahun 2007-2018. F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis :

a. Bagi Penelitian

(29)

9

dalam pemetaan perubahan penggunaan lahan dan dampak perubahan penggunaan lahan.

b. Bagi bidang pendidikan

Manfaat dalam bidang pendidikan adalah sebagai pendukung untuk materi mata pelajaran Geografi SMA kelas XI dalam bab Sumber Daya Alam, dan kelas XII dalam bab Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).

c. Bagi pembaca

Penelitian ini melengkapi pemetaan tentang perubahan penggunaan lahan, dampak perubahan penggunaan lahan, serta penggunaan aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Infomasi Geografis (SIG) dalam pemanfaatannya.

2. Secara Praktis :

a. Bagi pemerintah Kabupaten Klaten

Penelitian ini bermanfaat bagi pemeritahan Kabupaten Klaten, serta para instansi yang terkait untuk bahan pertimbangan monitoring perubahan penggunaan lahan serta pengambilan kebijakan, perencanaan, dan pengembangan pembangunan berwawasan lingkungan di Kabupaten Klaten untuk kedepannya. b. Bagi masyarakat Kabupaten Klaten

(30)

10

c. Bagi peneliti lain

(31)

158

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara digitasi dengan SIG, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan luas lahan pertanian dalam kurun waktu 2007 hingga 2018 di Kabupaten Klaten sebesar 2,921.78 ha. Perubahan lahan pertanian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya; Munculnya lahan-lahan permukiman baru, ekspansi / perluasan bangunan pendukung gedung, pengalihfungsian lahan pertanian menjadi tegalan dan kebun warga. Sedangakn untuk wilayah yang mengalami alih fungsi paling mendominasi hanya ada dibeberapakecamatan, seperti Kecamatan Jogonalan, Kecamatan Klaten Utara, Kecamatan Klaten Selatan, Kecamatan Prambanan, dan Kecamatan Wonosari.

Produksi tanaman pangan di Kabupaten Klaten pada tahun 2011 mencapai 200.824 ton. Sedangkan produksi tanaman pangan terjadi pada tahun 2016 dimana hasil pencapaian produksi 425.916 ton menunjukkan angka 463.176 ton. Ketersediaan pangan di Kabupaten Klaten pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.110.142.510 kkal. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan jumlah produksi pangan dan standar pangan per komoditas tanaman pangan. Sedangkan pada tahun 2016 angka ketersediaan pangan yaitu sebesar 1.922.142.307,4 kkal. Kebutuhan pangan Kabupaten Klaten pada tahun 2011 yaitu1.168.175.973,80kkal namun penurunan kebutuhan pangan terjadi pada tahun 2016, kebutuhan konsumsi pangan pada tahun tersebut menjadi

(32)

159

1.035.961.950,80 kkal. Adanya peningkatan pangan di Kabupaten Klaten terjadi karena jumlah ketersediaan pangan lebih besar dari jumlah kebutuhan pangan Kabupaten Klaten. Keterkaitan perubahan lahan pertanian dengan ketahanan pangan di Kabupaten Klaten tidak terkait secara signifikan dikarenakan berkurangnya jumlah lahan pertanian yang terjadi pada tahun 2007 hingga 2018 tidak merubah status ketahanan pangan di Kabupaten Klaten, namun dalam jangka panjang perubahan lahan pertanian akan berdampak pada ketahanan pangan secara nasional.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk masyarakat Kabupaten Klaten.

Dengan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Klaten, diharapkan masyarakat dapat lebih cerdas dalam menyikapi perubahan lahan yang terjadi baik dari sikap, maupun kebiasaan yang terjadi dilingkungan dan lebih bijaksana dalam memanfaatkan lahan.

2. Untuk Pemerintah Kabupaten Klaten

(33)

160

lingkungan agar tetap terjaga, dan pembangunan berkelanjutan juga dapat diwujudkan.

3. Untuk Peneliti selanjutnya

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Acquaye, Egenezer. 1984. “Principle and Isue,” Land Tenure and Rural Productivity. Suva: SPREP, hal. 150.

Aronoff, Stanley, “Geographic Information System: A Management Perspective”, WDL Publications, Ottawa, Canada, 1989.

Atmayanti, Tati. 2014. Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kota

Mataram, 2007-2012. Tesis. Yogyakarta. Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Bogor: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanah dan Agroklimat (Puslitbangtanah). Digital Globe. 2004. Standart Imagery.

http://www.Digitalglobe.com/product/standart_imagery.Shtml [13 September 2007].

Ekadinata, dkk. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam. Bogor: ICRAF South East Asia Regional

Office, 2008.

ESCAP. 1979. Guideline for Integrated Rural Centre Planning. Bangkok: Economic and Social Commision for Asia and The Pacific (ESCAP). Fatansyah, “Basisdata”, Informatika, Bandung, 1999.

(35)

Harsono, S. 1995. “Kebijakan Pertanahan di Indonesia dalam Perspektif Pertum-buhan dan Pemerataan.” Makalah dalam Kongres Nasional Forum Mahasiswa Perencanaan Indonesia (FMPI) Tanggal 26-29 November

1995, Universitas Islam Bandung, Bandung.

https://erfan1977.wordpress.com/download-peta-gratis/peta-penggunaan-lahan/

https://fkip.untan.ac.id/prodi/agusnepster/2017/09/07/peta shp-se-indonesia/ https://nasional.tempo.co/read/794398/lahan-pertanian-jawa-tengah-berkurang-700-hektare-per-tahun.

http://m.solopos.com/2016/10/14/lahan-pertanian-di-klaten-berkurang-39-ha-per-tahun-760545

https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Maps

Venus Silvia. 2008. Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit Quickbird Di Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor: Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14952/Venus,%20Silviana _E2008.pdf;sequence=1

Kodoatie, Robert J., dan Roestam, Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi.

Kristianto, Eggy. 2015. Kajian Konversi Sawah Menjadi Non Sawah Di Kabupaten Pati Tahun 2003 – 2013. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/23284/

(36)

Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani. Skripsi. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Lillesand, Thomas M. dan Ralph W. Kieffer. Pengindraan Jauh dan Interpretasi Citra. Terjemahan Drs.Dulbari et al.. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 1990.

Lo, C.P. Pengindraan Jauh Terapan. Terjemahan. Bambang Purbawoseso. Jakarta: Universitas Indonesia, 1996.

M. Lutfi Rayes dan H. Sarwono Hardjowigeno. Tanah Sawah. Karakteristik, Kondisi, dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Malang:

Bayumedia, 2005.

Muslikin, Moh. Khoirul. 2015. Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Non Sawah Dan Dampak Terhadap Produksi Padi Di Kabupaten Blora Tahun

2000-2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang. http://lib.unnes.ac.id/22104/.

Mustopa, Zaenal. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Demak. Skripsi. Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Gahlia Indonesia, 2003.

Prabowo, Dwi. 2013. Pemanfaatan Citra ALOS AVNIR untuk perubahan pengggunaan lahan pertanian menjadi non-pertanian di kecamatan Depok

tahun 2004 sampai tahun 2009. Tesis. Yogyakarta. Fakultas Geografi

(37)

Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar Perspektif Geodesi dan Geomatika. Bandung: Inforastika Bandung, 2014.

Ritohardoyo, Su. 2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Yogyakarta : Ombak Samosir, Putri Melati. 2010. Pemberian Abu Sekam Padi Dan Fosfat Alam

Sebagai Pengganti Pupuk Kcl Dan Sp-36 Pada Pertumbuhan Dan

Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa). Skripsi. Medan: Fakultas

Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Sandy. 1995 “Tanah Muka Bumi.” Dalam Undangundang Pokok Agraria 1960-1995. Jakarta: Indograph Bakhti FMIPIA-UI

Setiawan, Handoko Probo. 2016. Alih Fungsi (Konversi) Lahan Pertanian Ke Non Pertanian Kasus Di Kelurahan Simpang Pasir Kecamatan Palaran

Kota Samarinda. Skripsi. Samarinda. Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Mulawarman.

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Pen elitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=68645

Sodikin, Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh Teori Dan Praktek Dengan Er Mapper dan Arc View. Yogyakarta: Sipenerbit Buku, 2015.

Soenarmo, Sri Hartati. Pengindraan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi. Geografis Untuk Bidang Kebumian. Bandung: Penerbit ITB, 2009.

Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 7645-2010. Klasifikasi Penutup Lahan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

(38)

Suryanto, Agus. Integrasi Aplikasi Sistem Informasi Geografis, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013.

UU. No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan

UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan Nasional.

Vink, A.P.A. 1975. Land Use in Advancing Agriculture. New York: Springer Verlag.

Widjanarko, dkk, 2006. Aspek Pertahanan Dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertnian (Sawah). Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah : 22-23. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan BPN.

Referensi

Dokumen terkait

Eventually, periodontology has introduced a new term “periodontal medicine”, which examines the connection between periodontal disease to systemic conditions and diseases such

Tabel 1 Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen Pretest Posttest Mean 6,5 6,67 Std. Hasil tes kemampuan under basket shoot sebelum

Adapun Hornsby (Oktafiani et al., 2018) mentakrifkan disleksia sebagai bentuk kesulitan belajar membaca dan menulis terutama belajar mengeja (mengujar) secara betul

Upaya pemerintah dalam meningkatkan dan merangsang pertanian pangan dapat dilihat dari program yang dilakukan seperti Upaya Khusus (Upsus) dalam peningkatan produksi pangan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan teknik mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan

Dalam pelaksanaan Madrasah Mu‟allimin Mu‟allimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang juga sesuai dengan konsep Imam Al-Ghozali sebagaimana berikut: 1 materi yang diberikan peserta

DEPARTMENT OF SUNNI THEOLOGY ALIGARH MUSLIM UNIVERSITY. ALIGARH (INDIA)

Di dalam motivasi positif produsen tidak saja memberikan dalam bentuk sejumlah uang tapi bisa juga memotivasi (merangsang konsumen) dengan memberikan diskon, hadiah, pelayanan