i
KELAS IVB SDN GLAGAHOMBO I SLEMAN SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Wahyu Prasetiyo
071134046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.
Bapak dan Ibu (alm) yang telah mendidik dan membimbing ananda serta memberikan
kasih saying yang tiada tara, hanya Allah yang akan membalas pengorbanan kalian.
2.
Kakak – kakakku tersayang yang tidak lama lagi mempunyai momongan lagi.
3.
Sahabat istimewaku Miftakhul Jannah yang banyak meluangkan waktu dan memberi
motivasi serta semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4.
Teman – teman dan pihak – pihak yang telah membantu penulis, terima kasih buat
semuanya.
v
S abar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bij aksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik unt uk hari t ua.
Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia yang bodoh.
S ejarah bukan hanya rangkaian cerita, ada banyak pelajaran,
vii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma:
Nama
: Wahyu Prasetiyo
Nomor Mahasiswa : 071134046
Demi pengembangan ilmu pengetahua, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang bejudul:
“Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Teknik Pembelajaran Mind Map Mata Pelajaran
PKn Bagi Siswa Kelas IVB SD N Glagahombo I Sleman Semester Genap Yahun Pelajaran
2010/2011”
Dengan Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian Pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Juli 2011
Yang menyatakan
viii
Prasetiyo, Wahyu. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Teknik Pembelajaran Mind Map
Mata pelajaran PKn Bagi Siswa Kelas IVB SDN Glagahombo I Sleman Semester Genap Tahun
Pelajaran 2010/2011. Skripsi.S1.Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dengan teknik
Mind Map
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan tingkat pusat pada kelas IVB SDN Glagahombo
I tahun ajaran 2010 - 2011. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan.
Subyek penelitian ini yaitu siswa siswi kelas IVB SDN Glagahombo I Sleman yang
berjumlah dari 24 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pada setiap
akhir siklus. Teknis analisis data yang digunakan untuk mengkaji data yaiut dengan cara
mengumpulkan hasil tes setiap siswa pada akhir siklus dan membandingkan dengan kondisi
awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan teknik
mind map
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan
tingkat pusat kelas IVB SDn Glagahombo I. Hasil ini dapat dilihat atau ditunjukkan dengan
adanya peningkatan prestasi pada setiap akhir siklus. Pada siklus I ada 12 anak dari 24 anak telah
mencapai KKM (50% telah mencapai KKM), dan pada tes uji siklus II ada 23 anak dari 24 anak
yang mencapai KKM (95, 83% mencapai KKM).
ix
Prasetiyo, Wahyu 2011. .improving achievement of study with
Mind Map
learning technique in
PKn course for grade fourth B in SDN Glagahombo 1 Sleman in the academic years 2010/2011.
Thesis.S1. Primary School Teacher Education Study Program Sanata Dharma University in
Yogyakarta.
.
This research is classrooms action research. This study aims to determine whether the
Mind Map technique can improve student achievement in the subject matter Civics class the
central level of government systems IVB SDN Glagahombo I in academic year 2010 to 2011.
The research was conducted in two cycles each cycle consisting of two meetings.
The subjects of this study are students of class IVB SDN Glagahombo I Sleman
consisting of 24 students. The instrument used in this study is a test at the end of each cycle.
Technical analysis of the data used to assess the data that is by collecting individual student test
results at the end of the cycle and compare with the state on initial conditions.
Results showed that learning with the
mind map
technique can improve student
achievement in the subject matter Civics class the central level of government systems of IVB
SDN Glagahombo I. These results can be seen or indicated by an increase achievement at the
end of each cycle.The cycle I, have 12 children from 24 children have reached the KKM (50%
have been achieved KKM), and in test II test cycle, there are 23 children from 24 children who
reached KKM (95, 83% achieved KKM).
x
Puji dan syukur kepada Tuhan YME, yang telah memberikan rahmatNya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dengan Teknik Pembelajaran Mind Map Mata Pelajaran PKn Bagi Siswa Kelas IVB SD N
Glagahombo I Sleman Semester Genap Yahun Pelajaran 2010/2011” sesuai pada waktu yang
diharapkan. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bimbingan, petunjuk-petunjuk, dan
nasehat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis
haturkan kepada yang terhormat::
1.
Tuhan YME yang telah memberikan semangat, kelancaran dalam menyusun skripsi ini.
2.
Bpk. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
3.
Bpk. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma.
4.
Staf pengajar di Fakultas Keguruan “ dosen PGSD ”
5.
Bapak Slamet Riyadi selaku kepala sekolah SDN Glagahombo I yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
6.
Bapak Asrongi selaku guru kelas IVB SDN Glagahombo I yang telah bersedia anak
didikya untuk penelitian.
7.
Siswa SDN Glagahombo I Sleman
8.
Bapak (supardi) dan Ibu (Suminten Alm.) yang telah menyayangi dan mendidik saya.
9.
Keluarga mas Sigit dan keluarga mbak Endar yang telah memfasilitasi dan memberi
motivasi – motivasi yang sangat berguna..
10.
Sahabat – sababatku, The Bajjager (kapan kita touring – touring lagi…..?)
11.
Karang Taruna Amarta, Numpak Simbah ( onthel ), Chang Godhok Entertainment,
Chang Godhok Stel Mbrebet, makasih ya, tanpa kalian semua saya tidak akan jadi seperti
ini.
xi
kritik yang membangun darisemua pihak untuk lebih menyempurnakan supaya menjadi bekal
bagi penulis berikutnya.
Yogyakarta, 25 Juli 2011
Penulis,
xii
Hal
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ……….. ... ix
KATA PENGANTAR ...
x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Batasan Masalah ...
2
C.
Rumusan Masalah ...
3
D.
Batasan Pengertian ...
3
E.
Tujuan ...
3
F.
Manfaat Penelitian ...
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Belajar
1.
Pengertian Belajar ...
5
2.
Pengertian Prestasi ...
8
3.
Jenis – Jenis Belajar ...
9
xiii
1.
Pengertian
...
14
2.
Manfaat
...
15
3.
Aturan/Panduan Membuat
Mind Map ...
16
C.
Pendidikan Kewarganegaraan
1.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ... 17
2.
Ruang Lingkup ... 18
3.
Pengertian Lembaga Negara ... 19
4.
Fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20
5.
Pembelajaran PKn dengan teknik Pembelajaran
Mind Map ...
21
D.
Kerangka Berpikir ... 22
E.
Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Bentuk Penelitian ... 23
B.
Setting Penelitian... 24
C.
Tindakan Penelitian ... 26
D.
Pengumpulan Data dan penyusunan instrument ... 30
E.
Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ... 36
B.
Pembahasan Hasil Penelitian ... 42
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan ... 45
B.
Saran ... 45
C.
Keterbatasan Penelitian ... 46
xiv
1.1
Tabel Jadwal Penelitian Skripsi ...
25
1.2
Tabel Kualifikasi Validitas ...
32
1.3 Tabel Kualifikasi Reliabilitas ...
33
1.4 Tabel Nilai Kondisi Awal Materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat ...
34
1.5 Tabel Nilai Tes Siklus I ...
38
1.6 Tabel Nilai Tes Siklus II ...
41
xv
Lampiran 1 : Silabus ...
49
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaa Pembelajaran siklus I ...
54
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaa Pembelajaran siklus II ...
60
Lampiran 4 : Lembar Kerja Siswa (LKS)...
66
Lampiran 5 : Kisi – Kisi Soal Siklus Sebelum Uji Validitas ...
77
Lampiran 6 : Kisi – Kisi Soal Sesuudah Uji Validitas ...
79
Lampiran 7 : Soal Siklus I sebelum Uji Validitas ...
81
Lampiran 8 : Soal Siklus II Sebelum Uji Validitas ...
85
Lampiran 9 : Uji Validitas Soal Siklus I ...
90
Lampiran 10 : Rangkuman Uji Valiiditas Soal Siklus I ...
96
Lampiran 11 : Reliabilitas Soal Siklus I ...
97
Lampiran 12 : Uji Validitas Soal Siklus II ...
100
Lampiran 13 : Rangkuman Uji Validitas Soal Siklus II ...
107
Lampiran 14 : Reliabilitas Soal Siklus II ...
108
Lampiran 15 : Soal Valid Siklus I ...
112
Lampiran 16 : Soal Valid Siklus II...
115
Lampiran 17 : Kunci Jawaban ...
118
Lampiran 18 : Lembar Observasi ...
119
Lampiran 19 : Perbandingan Hasil Analisis Nilai Siklus I dan Siklus II ...
127
Lampiran 20 : Foto - Foto Kegiatan Siklus I ...
128
xvi
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pondasi awal bagi seseorang untuk mencari dan menemukan jati
dirinya. Pembelajaran PKn adalah suatu sarana atau cara untuk menanamkan pengertian
luhur yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari – hari. Penanaman nilai – nilai
luhur yang berbudaya di Indonesia, semakin dini dikenalkan kepada siswa, akan semakin
mudah anak untuk mengerti segala hal yang berhubungan dengan kewarganegaraan. Adapun
cara untuk memperbaiki proses pembelajaran di Indonesia, bertujuan untuk memperbaharui
tatanan pendidikan. Pembelajaran kewarganegaraan diharapkan siswa memiliki perilaku
yang mencerminkan warga negara yang baik dan memiliki jiwa nasionailsme yang tinggi.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya yang merupakan
hasil penilaian proses. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1101) menyatakan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).
Satuan pendidikan memiliki kewenangan untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) untuk setiap mata pelajaran. Syarat – syarat yang harus diperhatikan dalam
penyusunan KKM adalah kompleksitas, sumber daya pendukung, intake ( potensi siswa serta
ketuntasan kompetensi dasar). Di SDN Glagahombo I KKM mata pelajaran PKn kelas IVB
pada materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat sebesar 61 pada tahun pelajaran 2009-2010,
dan tahun pelajaran 2010/2011 meningkat menjadi 65 untuk materi pemerintahan tingkat
pusat. Berdasarkan dari data yang diperoleh pada siswa kelas IVB SDN Glagahombo 1 untuk
materi Sistem Pemerintahan Tingkat Pusat mengalami permasalahan. Hal ini dibuktikan
(36,36 %) yang nilai ulangan hariannya mencapai KKM dan selebihnya sejumlah 22 siswa
(63,64 %) belum tuntas KKM nya.
Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan pembelajaran yang hanya
dilakukan dengan metode ceramah, siswa hanya pasif dan dijejali dengan ilmu sehingga
membatasi kekreativitasan siswa. Selain itu siswa hanya sekedar menampung informasi dari
guru secara parsial (sepotong-sepotong), sehingga kurang memiliki pemahaman yang
menyeluruh. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti akan menggunakan teknik pembelajaran
inovatif
Mind Map,
yang diharapkan dapat mendorong untuk berfikir aktif, sistematis dan
menyeluruh.
B.
Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar mengenal lembaga-lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK, DPD,
Komisi Yudisial. Penelitian ini dilaksanakan bagi siswa kelas 4B SD N Glagahombo 1
Sleman Tahun Pelajaran 2010/2011.
C.
Rumusan Masalah
Apakah teknik pembelajaran
Mind Map
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
materi lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat bagi siswa kelas
4B SDN Glagahombo 1 Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman tahun pelajaran 2010/2011?
D.
Batasan Pengertian
melakukan proses belajar yang akan membekas dan dapat diingat kembali sewaktu
membutuhkan.
b.
Mind map
adalah suatu metode pembelajaran yang mengembangkan kerangka kerja otak
/ pikiran yang di dalamnya terdapat bagan – bagan yang memiliki keterkaitan satu sama
lain, dengan media gambar-gambar yang berwarna untuk membangun imajinasi
seseorang terutama seorang anak, sehingga akan mudah diingat oleh anak.
E.
Tujuan
Untuk mengetahui apakah teknik pembelajaran
Mind Map
dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam materi lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat bagi siswa kelas 4B SDN Glagahombo 1 Kabupaten Sleman tahun pelajaran
2010/2011.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian tersebut adalah untuk menambah wawasan
tentang salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Manfaat secara praktis
a.
Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti dalam melakukan
penelitian tindakan kelas dan digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu
dan menambah wawasan pembelajaran inovatif khususnya teknik pembelajaran
mind
lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR,
DPR, Presiden, MA, MK, BPK, DPD dan Komisi Yudisial dengan tehnik
pembelajaran
mind map.
c.
Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai inspirasi untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas.
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan belajar, belajar
dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Belajar memiliki
banyak pengertian, para ahli juga banyak menyinggung arti dari belajar
itu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:23), belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta berubahnya
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Muhibbin Syah ( 2008: 63 ) dalam bukunya psikologi belajar
mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa
baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
Menurut Mudjiono (2009: 14) belajar merupakan proses
menghasilkan perilaku yang dikehendaki sebagai perwujudan menuju
kemandirian sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan
mentalnya. Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik
(2006:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap
berkat latihan dan pengalaman.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychologi : The Teaching-Learning Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif. Hintzman dalam bukunya The
Psycology of learning and Memory berpendapat bahwa learning is a
change in organism due to experience which can affect the organism’s
behavior. Artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Secara umum belajar
dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif ( Syah, 2005:90-92).
Menurut Higard dalam buku Pasaribu (1982 : 76) menyatakan
bahwa learning is the process by which an activity originates or is
changed through responding to a situation, provided the changes can not
be attributed to growth or the temporary state of the organism as in
fatique or under drugs
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan reaksi terhadap
disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti
kelelahan atau disebabkan obat–obatan.
Belajar merupakan perbaikan–perbaikan tingkah laku
(memperoleh tingkah laku baru) dan kecakapan–kecakapan. Dengan
belajar terdapat perubahan–perubahan (perbaikan) fungsi kejiwaan, hal
mana menjadi syarat bagi perbaikan tingkah laku. Dan berarti pula
menghilangkan tingkah laku dan kecakapan yang mempersempit
pergaulan pelajar (H.Roth dalam pasaribu, 1982: 79).
Sanjaya (2006: 105) menjelaskan bahwa belajar adalah proses
mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu
dengan lingkungan. Oemar Hamalik (1983:23) mengemukakan bahwa
belajar adalah membentuk hubungan–hubungan stimulus response dan
melatih hubungan–hubungan itu agar bertalian erat. Belajar merupakan
aktifitas psikis / mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang mengahasilkan perubahan–perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku
yang baru pada individu yang telah atau sedang belajar. Semua perubahan
itu didapatkan melalui pengalaman belajar (secara sadar) dan bertahap
dalam waktu relatif lama. Jadi belajar adalah proses yang aktif, proses
mereaksi terhadap semua situasi disekitar individu melalui berbagai
2. Pengertian prestasi
Prestasi belajar tersusun atas dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Istilah prestasi sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hasil usaha. Menurut Hilgard
dalam Wina Sanjaya (2008: 88) mengungkapkan bahwa prestasi belajar
adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam
laboratorium maupun di lingkungan alamiah. Jadi prestasi belajar
merupakan hasil. Di dalam bukunya, Mahmud (1990: 46) menerangkan
bahwa prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari tes hasil
belajar dan lamanya bersekolah.
Nasution (1996: 17) menjelaskan bahwa prestasi adalah
kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa, berbuat dan
prestasi belajar dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek yakni :
kognitif, afektif, dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga
kriteria tersebut. Djamarah (2002:73) mengemukakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh individu maupun kelompok
untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam mempelajari sebagian
mata pelajaran.
Jadi prestasi belajar dapat juga diartikan sebagai suatu hasil atas
kecakapan atau kemampuan seseorang pada bidang tertentu yang dapat
3. Jenis-jenis belajar
Jenis-jenis balajar menurut Pasaribu (1982 : 80) tergolongkan menjadi
tujuh jenis yaitu :
- Kecakapan jasmaniah, jenis belajar (skill) yang motoris ini
mengutamakan agar gerak–gerik jasmaniah yang diperlukan itu pada
akhirnya berjalan otomatis.
- Problem solving, jenis belajar yang yang memerlukan penyelesaian
berfikir, bukan dengan cara latihan dalam arti mengurangi gerak–gerik
tertentu.
- Belajar fakta pengetahuan, ilmu terdapat segi hafalan dan segi
pengertian membentuk hafalan yang penting melihat fakta dalam
keseluruhan dan kemudian merealisasikan.
- Belajar cara, jenis ini terdapat dalam penyelesaian penelitian ilmiah,
langkah dalam membuat paper, membuat daftar litertaur, cara
mengorganisir, cara menstir.
- Belajar sikap, dapat terjadi dengan berbagai cara mengetahui sesuatu
dan merealisasikan sikap. Belajar sikap termasuk belajar norma dan
cara identifikasi, interaksi kelompok (ada sikap kelompok yang
tertentu) alat komunikasi conditioning. Sikap merupakan dinamika
untuk berbuat
- Belajar memperoleh minat yang mendalam. Dilakukan dengan
- Belajar untuk transferred, belajar untuk digunakan ke hal yang lain,
mempelajari bahasa inggris untuk kepentingan pihak lain.
Gagne (dalam Nana Sudjana, 1989:47) memiliki pandangan sendiri
tenyang jenis – jenis belajar yakni :
- Belajar kemahiran intelektual yaitu suatu kemampuan membedakan
obyek seperti bentuk, ukuran, dan warna.
- Belajar informasi verbal adalah belajar informasi verbal seperti
membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru,
kesanggupan menyatakan pendapat dalam bahasa lisan/tertulis,
berkomunikasi, dan kesanggupan member arti dari setiap kata/kalimat.
- Belajar pengaturan kegiatan kognitif, yakni jenis belajar yang
menekankan pada aplikasi koknitif dalam pemecahan persoalan
(problem solving).
- Belajar sikap merupakan kesiapan dan kesanggupan seseorang untuk
menerima atau menolak suatu obyek atau dinilai berharga atau tidak
bagi dirinya.
- Belajar keterampilan motorik yaitu belajar untuk menggunakan
gerakan anggota badan, sehingga memiliki rangkaian untuk gerakan
4. Azas Belajar
Menurut Pasaribu ( 1982: 94) dalam bukunya Proses Belajar Mengajar
mengemukakan bahwa azas – azas belajar sebagai berikut:
- Anak yang belajar merupakan keseluruhan. Anak yang belajar itu
merupakan suatu pribadi yang memiliki aspek intelektual, emosional,
jasmaniah, sehingga memiliki kepekaan terhadap masyarakat.
- Belajar adalah suatu proses perkembangan. Anak merupakan suatu
organism yang tumbuh dan berkembang. Karena itu suatu mata
pelajaran dapat dicerna anak bila sesuai dengan tingkat kematangan
tertentu.
- Belajar denagan pemahaman, belajar tercapai bila anak mendapat
pengertian tentang seluk beluk atau huhungan tertentu dalam suatu
situasi yang mengandung suatu problem.
- Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan,
tujuan. Dan tercapai bila belajar langsung bertalian dengan apa yang
dipelajari.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar menurut Arikunto (1990 : 21) adalah:
1) Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa,
terdiri dari:
b) Faktor psikologis, seperti: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat
dan kebiasaan belajar.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa,
terdiri dari:
a) Faktor manusia, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
b)Faktor non manusia, seperti: alam dan lingkungan fisik.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Carrol seperti
dikutip Sudjana (1989 : 40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1) bakat, (2) waktu yang
tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk
menjelaskan pelajaran, (4) kualitas pengajaran dan (5) kemampuan
individu.
Empat faktor tersebut di atas (1, 2, 3, 5) berkenaan dengan
kemampuan individu dan faktor (4) adalah faktor di luar individu. Kedua
faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai
hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin
tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil
belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern sebagai faktor dari dalam
diri siswa dan faktor ekstern sebagai faktor dari luar diri siswa. Prestasi
Syah (2005:132-139) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor internal, faktor eksternal
dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis
dan aspek psikologis. Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) misalnya
kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan indera
pendengar dan indera penglihat. Aspek psikologis (bersifat rohaniah)
diantaranya intelegensi, bakat, minat, konsep diri dan motivasi siswa.
Faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa, yaitu meliputi faktor
lingkungan sosial misalnya teman-teman sekelas dan faktor lingkungan
nonsosial misalnya gedung sekolah, tempat tinggal siswa, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor
pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu.
Sedangkan Mahmud (1990:84-87) mengungkapkan bahwa prestasi
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1) Faktor Internal, seperti motivasi dan keyakinan.
a) N. Ach (Need for Achievement) adalah suatu dorongan atau motif
untuk berprestasi dalam hal tertentu.
b)Takut gagal.
Perasaan cemas apabila menempuh ujian, mempelajari hal yang
keberhasilan dalam berprestasi. Seseorang yang gugup dalam
melakukan sesuatu akan memperoleh hasil yang maksimal
dibandingkan dengan mereka yang tenang dalam mengadapi sesuatu.
c) Takut sukses
Perasaan takut sukses dapat enyebabkan seseorang tidak mau
berusaha melakukan hal yang terbaik demi keberhasilannya.
2) Faktor Eksternal seperti kesempatan
Lingkungan berpengaruh dapat menentukan prestasi seseorang.
Lingkungan yang mendukung baik dapat memotivasi orang yang ada
di dalamnya untuk berkembang baik pula. Tetapi apabila lingkungan
tidak mendukung, maka motivasi dalam mengejar prestasi juga kurang
tinggi
B. Teknik Pembelajaran Mind Map 1. Pengertian
Menurut Tony Buzan (2007:20) mengemukakan bahwa mind map
adalah bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras
dengan otakmu untuk memudahkanmu mengingat. Mind map
menggunakan warna dan gambar-gambar membantu membangunkan
imajinasimu dan caramu untuk menggambar mind map dengan kata-kata
atau gambar yang bertengger di garis-garis melengkung atau
Dari Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Mind Map adalah
salah satu tektik pembelajaran membantu siswa berfikir runtut dan
menyeluruh, penyajian dengan gambar dan warna dapat membangkitkan
semangat dan kekreativitasan siswa.
2. Manfaat
Menurut Tony Buzan (2008: 5) manfaat mind map adalah
- Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang
luas.
- Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat
pilihan-pilhan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita
berada.
- Mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat.
- Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat
jalan terobosan kreatif baru.
- Menyenangkan untuk dilihat dibaca di cerna dan diingat.
Michael Michalko merinci (dalam Buzan, 2005:6 ) bahwa manfaat
mind map adalah :
- Mengaktifkfan seluruh otak .
- Membereskan akal dari kekusutan mental .
- Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang saling terpisah.
- Meberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.
- Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita
membandingkannya.
- Mensyaratkan kita untuk memeusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya
dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
Manfaat yang dapat dilihat hasilnya dari penggunaan teknik Mind
Map adalah siswa lebih aktif dalam belajara, penggunaan warna, gambar,
dan simbol sangat membantu siswa untuk mencerna setiap pengetahuan
yang baru diterima. Mind Map juga membantu siswa dalam berfikir
kreatif dan menyeluruh.
3. Aturan/panduan membuat mind map
Tujuh langkah dalam membuat mind map dikemukakan oleh
buzan (2008) yaitu:
a) Mulailah dari tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar
b) Gunakan gambar atau ide sebagai ide sentral anda.
c) Gunakan warna
d) Hubungkan cabang–cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang–cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu
e) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
g) Gunakan gambar.
C. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
Abdul Azis (2002:4) mengemukakan bahwa PPKN merupakan mata
pelajaran baru yang menyempurnakan Pendidikan Moral Pancasila
(Kurikulum sekolah tahun 1975 dan 1984). Di dalam kurikulum PW
tahun 1984 itu dikemukakan bahwa Pendidikan Moral Pancasila
merupakan salah satu bidang studi inti yang sangat penting dan sangat
strategis sifatnya, yang telah ditetapkan oleh MPR sejak tahun 1973.
Dalam GBHN tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
termasuk pendidikan moral pancasila dan unsur–unsur yang dapat
meneruskan dan mengembangkan jiwa dan nilai–nilai 1945 kepada
generasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum.
Menurut peneliti, Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, baik di SD, SLTP, SMU,
ataupun di perkuliahan. Pendidikan Kewarganegaraan adalah
matapelajaran yang menyempurnakan moral seseorang agar mampu
menmempatkan diri dimanapun dia berada dan menjadi pribadi yang
2. Ruang Lingkup
Dalam SK/KD SD, Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam
perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di Satuan pendidikan nonformal penyelenggara
pendidikan kesetaraan, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.
3. Pengertian lembaga Negara
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran
yang di berikan di sekolah dasar. Pelajaran ini membahas tentang
kewajiban dan hak-hak sebagai warga negara yang baik. Salah satu materi
yang diberikan di kelas 4 semester genap adalah materi lembaga-lembaga
Negara yang ada di negara Indonesia. Lembaga negara merupakan
perangkat dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Indonesia menganut
ini, akan dipelajari beberapa lembaga negara dalam susunan pemerintah
pusat berdasarkan amandemen UUD 1945, seperti MPR, DPR, DPD,
Presiden, MA, MK, KY, dan BPK.
Lembaga Negara merupakan suatu lembaga yang di dalamnya
terdapat badan – badan yang memiliki tugas sendiri – sendiri dan saling
keterkaitan sehingga memiliki satu tujuan untuk memajukan bangsa
Indonesia.
4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Abdul azis dalam bukunya Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (2002: 20) juga mengidentifikasi beberapa fungsi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yakni:
a. Mengembangkan dan melestarikan nilai_nilai moral Pancasila
secara dinamis dan terbuka. Dinamis dan terbuka dalam arti
bahwa nilai dan moral yang dikembangkan mampu menjawab
tantangan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, tanpa
kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia, yang merdeka,
bersatu, dan berdaulat.
b. Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya
yang sadar politik dan Konstitusi Negara Kesatuan Repubnlik
Indonesia Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
c. Membina pemahaman dan kesadaran terhadap hubungan antar
warganegara, dan pendidikan pendahujluan bela negaraagar
mengetahui dan mampumelaksanakan dengan baik hak dan
kewajibannya sebagai warganegara.
Tujuan PPKN menurut Kurikulum tahun 1994 menurut Abdul
Azis (2002:19) adalah meningkatkan pengetahuan dan pengembangan
kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini nilai – nilai
pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga negara yang
bertanggungjawab dan dapat diandalkan serta member bekal
kemampuan untuk belajar lebih lanjut.
5. Pembelajaran PKn dengan Teknik Pembelajaran Mind Map
Pembelajaran PKn dengan teknik pembelajaran Mind Map
merupakan suatu proses berlangsungnya pembelajaran pada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang menggunakan model
pembelajaran inovatif teknik mind map, yang bertujuan untuk
membantu anak untuk berpikir sistematis. Mind map berisi tentang
peta konsep untuk mengembangkan kerangka berpikir kerja otak,
sehingga materi yang ada di dalam sistem pemerintahan tigkat pusat
D. Kerangka berpikir
Mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang banyak
mempelajari interaksi sosial masyarakat. Materi lembaga kepemerintahan
merupakan materi yang ada dan harus dimengerti oleh siswa SD kelas IV.
Materi lembaga kepemerintahan ini membutuhkan sustu proses pemikiran
yang sistematis dan prosedural. Teknik mind map merupakan suatu teknik
yang dapat memudahkan siswa untuk menangkap dan membantu proses
berpikir siswa secara sistematis karena mengembangkan kerangka berpikir
otak/pikiran yang di dalamnya terdapat bagan-bagan yang saling
berhubungan satu sama lain. Anak yang mampu berpikir secara sistematis
dan prosedural, dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi ‘ teknik pembelajaran mind map
dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi mata pelajaran PKn tentang
lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat bagi
siswa kelas IV SDN Glagahombo I Sleman semester genap tahun pelajaran
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang memerlukan tindakan
untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan, dan dilaksanakan
dalam kawasan kelas / sekolah bertujuan untuk memperbaiki dan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbulah: 2001). Langkah – langkah
Penelitian Tindakan Kelas karangan Wiraatmadja (2005;66) seperti yang
terlihat dalam gambar di bawah ini:
Siklus II
Siklus I Siklus II
Gambar. 3.1 Model Desain Penelitian Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmaja per encanaan
Refleksi Tindakan
n
Observasi
perencanaan
Tindakan
B. Setting penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Glagahombo I
Kecamatan Tempal Kabupaten Sleman Semester Genap Tahun Ajaran
2010 / 2011.
2. Subyek Penelitian
Siswa kelas IVB SDN Glagahombo I Sleman
3. Obyek Penelitian
Prestasi hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik pembelajaran
mind map dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Waktu penelitian
Tabel 1.1
Jadwal Penelitian Skripsi
C. Tindakan Yang Dilakukan
1. Persiapan : Dalam perencanaan ini meliputi (1) Menyusun rencana siklus
satu dan dua; (2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan dilakukan dalam tindakan; (3)Menyipakan sumber dan media
yang berkaitan dengan Mind Map; (4) Menyusun Lembar Kerja Siswa
(LKS); (5) menyusun lembar observasi; (6) menyusun soal evaluasi.
2. Tindakan Setiap siklus
a. Siklus I
1. Rencana Tindakan
Pada siklus pertama ini pembelajaran akan menggunakan teknik
min map yang pelaksanaanya dalam kelompok, tiap kelompok
melengkapi mind map yang telah disediakan oleh guru. Siklus I
ini dilaksanakan dalam dua pertemuan, setiap pertemuan 2x35
menit. Tahap perencanaan tindakan ini meliputi pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS), menyiapkan materi untuk membuat mind
map, membuat lembar pengamatan, membuat soal evaluasi.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan mengenai tujuan dan cara pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang
c. Setiap kelompok dibagikan materi pembelajaran mengenai
lembaga kepemerintahan yang akan dibuat mind map.
d. Siswa dalam kelompok berlatih membuat mind map.
e. Setiap kelompok bergantian mempresentasikan hasil
kelompoknya (membuat mind map) di depan kelas.
f. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi untuk mengetahui hasil
dari pembelajaran dalam siklus I.
g. Menyusun rangkuman pembelajaran
3. Observasi
a. Mencatat hal–hal yang ditemukan sewaktu proses
pembelajaran dengan mengisi lembar observasi.
b. Peneliti melakukan pengamatan keterlibatan siswa dalam
kelompok.
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi terhadap temuan–temuan yang telah
dicatat selama proses pembelajaran.
b. Mengidentifikasi kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
c. Melakukan pengumpulan data perhitungan prosentase tingkat
keberhasilan hasil belajar dalam siklus I.
d. Melakukan revisi untuk memperbaiki pada siklus II.
b. Siklus II
1. Rencana Tindakan
Pada siklus ke dua ini setiap kelompok membuat mind dengan
materi yang telah disediakan oleh guru. Siklus II ini dilaksanakan
dalam dua pertemuan, setiap pertemuan 2x35 menit. Tahap
perencanaan tindakan ini meliputi pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja Siswa
(LKS), menyiapkan materi untuk membuat mind map, membuat
lembar pengamatan, membuat soal evaluasi.
2. Pelaksanaan
a. Guru menyiapkan sumber belajar tentang lembaga
kepemerintahan yang akan dibuat mind map.
b. Masing–masing kelompok membuat mind map dari materi
yang diberikan oleh guru.
c. Guru memimpin diskusi kelas untuk membahas konsep–
konsep yang dikerjakan oleh kelompok dan memberi
pengarahan/pendampingan.
d. Salah satu kelompok menampilkan atau mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.
e. Membahas bersama–sama hasil karya yang telah dibuat oleh
f. Siswa mengerjakan soal-soal tes prestasi belajar untuk
mengetahui ketercapaian hasil belajar dari siklus II.
3. Observasi
a. Mencatat hal–hal yang ditemukan sewaktu proses
pembelajaran dengan mengisi lembar observasi.
b. Peneliti melakukan pengamatan keterlibatan siswa dalam
kelompok.
4. Refleksi
a. Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian–kejadian
yang ditemukan sewaktu proses pembelajaran.
b. Melakukan pertemuan dengan guru kelas untuk
mendiskusikan temuan yang diperoleh sewaktu proses
pembelajaran.
c. Melakukan pengumpulan data perhitungan persentase tingkat
keberhasilan hasil belajar dalam siklus II.
d. Membandingkan ketercapaian hasil belajar siswa dari siklus I
dengan II.
D. Pengumpulan Data dan Penyusunan Instrumen 1. Pengumpulan Data
a. Peubah
Prestasi belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan teknik Mind Map pada pelajaran PKn.
b. Indikator
Indikator dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata siswa dalam materi
lembaga Negara dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
c. Jenis Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai ulangan, yaitu nilai
ulangan pada setiap akhir siklus.
d. Cara Pengumpulan Data
Data diperoleh dari nilai ulangan siswa pada akhir setiap siklus
atau akhir pembelajaran. Data tersebut dikumpulkan kemudian dianalisa.
2.Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah soal-soal
ulangan tentang Lembaga kepemerintahan tingkat pusat. Peneliti
membuat 25 soal pilihan ganda untuk siklus I dan 25 soal pilihan ganda
untuk siklus II, yang di uji kevalidannya dengan mengeteskan soal
tersebut ke SD pembanding yakni di SD N Kaliagung. Uji instrumen soal
didapatkan siklus I ada 18 soal valid, dan hasil uji instrumen siklus II ada
18 soal valid. Hasil kevalidaan yang dipakai adalah 15 soal pilihan ganda
(2006: 168 )mengemukakan bahwa sebuah instrumen dapat dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat .
a. Uji Validitas
Masidjo (1995:242) menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah
taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan
setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila
setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa
yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu.
Menurut Azwar (2009:5), suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
maksud dilakukannya pengukuran tersebut
Perhitungan validitas menggunakan gor analisis butir soal dengan
rumus Korelasi Product Momen, yaitu :
Keterangan :
rxy : koefisien validitas
∑x : jumlah skor dalam sebaran x (nilai siswa per-item)
∑y : jumlah skor dalam sebaran y (nilai total)
∑x2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2
: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N : banyaknya subyek
Tabel 1.2
Tabel Kualifikasi Validitas
Koefisien Korelasi Kulifikasi
±0,91 – ±1,00
tingkat keberhasilan siswa.
b. Reliabilitas
Menurut Masidjo (1995: 209) Reliabilitas adalah taraf sampai
dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya
yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil.
Perhitungan reliabilitas, akan menggunakan metode
Kuder-Richardson (KR). Taraf reliabilitas mempergunakan rumus
rtt =
∑
Keterangan :
rtt : koefisien reliabilitas
n : jumlah item
S : deviasi standar
p : indeks kesukaran
q : 1 – p
Tabel 1.3
Tabel kualifikasi reliabilitas
Koefisien Korelasi Kulifikasi
±0,91 – ±1,00
±0,71 – ±1,90
±0,41 – ±0,70
±0,21 – ±0,40
0 – ± 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Masidjo, 1995: 209)
E. Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang menentukan dalam menyusun dan
megolah data yang terkumpul, sehingga dapat diambil kesimpulan yang
1. Kondisi awal sampai akhir yang diharapkan sebagai berikut :
Tabel 1.4
Tabel nilai kondisi awal materi
pemerintahan tingkat pusat kelas IV
Indikator
Kondisi Awal
Tahun Pelajaran
2009/2010
Akhir Siklus
1
2
Nilai rata-rata siswa 59,03 63 70
Persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM
36,36 % 50 % 60%
(Sumber : Dokumen SDN Glagahombo I Sleman)
2. Penilaian hasil belajar
Untuk menghitung prestasi belajar
Skor = 100
Untuk menghitung keberhasilan prestasi siswa secara keseluruhan
dapat dihitung sebagai berikut:
Keberhasilan prestasi siswa = x 100 %
Untuk menghitung rata-rata kelas yaitu :
Membandingkan skor rata-rata kelas (%) dengan kondisi awal dan target
untuk menarik kesimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak. Apakah
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah uji instrument dan tahap–tahap persiapan telah selesai, tahap
berikutnya adalah pelaksanaan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam
dua siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Setiap siklus
akan dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dengan lembar observasi
untuk refleksi dan setiap akhir siklus akan diadakan tes berupa soal pilihan
ganda yang berjumlah 15 soal yang valid untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa. Siklus I menitik beratkan pada pengenalan teknik mind
map, yang pelaksanaanya siswa hanya melengkapi mind map yang tanpa
warna. Siklus II pelaksanannya lebih pada keaktifan siswa, siswa membuat
sendiri mind map tentang pemerintahan tingkat pusat yang berwarna.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS)
3) Peneliti menyiapkan lembar observasi siswaembar observasi guru
4) Peneliti membuat soal uji kompetensi sebagai sarana untuk
mengetahui kemampuan dalam menguasai materi pelajaran yang
b. Tindakan
1) Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, yang setiap
kelompok beranggotakan 4 anak.
2) Siswa dijelaskan tentang cara membuat mind map
3) Siswa melengkapi dan membuat mind map
4) Setiap kelompok mempresentasikan hasil mind map nya
5) Membahas materi yang telah dipelajari.
6) Peneliti juga melakukan pengamatan sewaktu pembelajaran
berlangsung dengan mengisi lembar observasi.
7) peneliti bersama siswa membuat kesimpulan atas materi yang
telah dipalajari.
8) peneliti memberikan tes untuk siklus pertama secara individu
untuk melihat keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan pada pertemuan kedua.
c. Observasi
Setelah pelaksanaan siklus I, berikutnya adalah menganalisis hasil uji
kompetensi setiap siswa pada siklus I. Hasil tes uji kompetensi siswa
Tabel 1.5
Nilai Siklus I
No. Nama Siswa
(Sumber : data hasil pekerjaan siswa pada siklus I )
d. Refleksi
Setelah dilaksanakan penelitian, peneliti memperoleh data bahwa
antusias anak untuk mengikuti pembelajaran masih kurang, hal ini di
tunjukan dengan banyaknya anak yang ramai dan berjalan – jalan
sewaktu pembelajaran berlangsung. Menurut pengamatan dari guru
kelas, proses mengajar yang berlangsung kurang dapat mengontrol
waktu. Hasil nilai akademik yang diperoleh dari siklus I sudah ada
peningkatan dengan nilai rata – rata kelas 6,35 dengan persentase 50
% dari jumlah siswa telah mencapai KKM.
24 Krisnu Ratri M 5,3
Jumlah Nilai 152,8 12 Siswa 12 Siswa
2. Siklus II
Berdasarkan hasil dari refleksi pada siklus I, yang belum memenuhi
kriteria ketuntasan belajar secara keseluruhan. Proses pembelajaran pada
siklus II ini lebih menekankan pada kekreatifitasan siswa, dengan
pemberian warna, gambar, garis, dan sebagainya. Maka diadakan
tindakan siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar
kerja siswa
2) Peneliti menyiapkan soal untuk tes pada setiap pertemuan dan
tentunya soal untuk tes uji siklus II
b. Tindakan
1) Siswa masuk kembali ke dalam kelompoknya.
2) Peneliti membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk
dikerjakan..
3) Siswa mengerjakan LKS dengan dampingan dari guru / peneliti.
4) Setiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan
kelas.
5) Peneliti bersama siswa mengevaluasi hasil pekerjaan siswa yang
dipresentasikan
6) Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang
7) peneliti memberikan tes siklus dua secara individu untuk melihat
keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
pada pertemuan kedua.
c. Hasil uji tes siklus II
Setelah pelaksanaan siklus II, berikutnya adalah menganalisis
hasil uji kompetensi setiap siswa pada siklus II. Hasil tes uji
kompetensi siswa pada siklus II diperoleh:
Tabel 1.6
Niali Tes Siklus II
No. Nama Siswa Hasil Tes
(Sumber : mengolah data hasil pekerjaan siswa pada siklus II )
d. Refleksi
Pada siklus II ini pembelajaran berjalan lebih efektif, siswa
sangat antusias mengikuti proses pembelajaran. Produk Mind Map
buatan siswa juga menarik, dihiasi dengan warna, gambar, dan
simbol – simbol. Penilaian guru kelas terhadap peneliti sewaktu
mengajar juga sangat bagus, sudah ada peningakatan dalam
mengelola kelas. Siklus II ini selain lebih afektif, prestasi belajar
yang diperoleh menaik pesat, di buktikan dari 24 siswa hanya 1 anak
yang tidak mencapai KKM dengan rata – rata nilai kelas mencapai
8,39%
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah pelaksanaan penelitian, hasil analisis uji kompetensi pada
siklus I dengan rata-rata hasil nilai siswa adalah 6,35 dengan rata–rata
50% . Hasil uji analisis pada siklus II mengalami kenaikan dibuktikan
dengan rata–rata hasil nilai siswa mencapai 8,39 dengan rata–rata 94,8%,
dari hasil analisis kedua siklus tersebut menunjukkan bahwa target dari
setiap siklus dapat tercapai.
22 Siti Nasdiyah 8
23 Krisnu Tantri M 8
24 Krisnu Ratri M 4
Jumlah Nilai 201,36 23 1
Uji kompetensi setiap siklus mengalami kenaikan, hal ini ditunjukkan
pada tabel berikut ini:
Tabel 1.7
Rekap nilai peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklus
Kondisi
(Sumber : mengelompokkan dari kondisi awal, siklus I, dan Siklus II )
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tuntas
belajar semakin bertambahnya. Uji kompetensi pada siklus I ada 12 siwa
yang tuntas dan 12 siswa yang tidak tuntas dengan nilai rata–rata kelas 6,35,
sedangkan pada tes uji kompetensi pada siklus II ada 23 anak yang tuntas dan
hanya 1 anak yang tidak tuntas dengan rata – rata nilai kelas 8,39.
Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I maka dapat
dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan indikator
keberhasilan sehingga hipotesis tindakan dapat dicapai berdasakan refleksi tes
siklus I dan tes siklus II melalui penerapan model pemelajaran mind map
Peningkatan prestasi siswa pada siklus II, dikarenakan pembelajaran lebih
menarik dengan penggunaan gambar, warna, dan simbol – simbol, sehingga
anak merasa tertarik untuk mempelajari, dan ini tentunya membantu anak
berpikir secara sistematis dan menyeluruh.
Berdasarkan hasil penelitian setiap siklus secara keseluruhan
pembelajaran mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa ada materi
pokok Lembaga Pemerintahan Tingkat Pusat dikatakan berhasil. Hal ini
tampak dari hasil analisis uji kompetensi. Siswa yang tuntas adalah siswa
45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan siswa berfikir secara
sistematis, berurutan, dan prosedural dengan menggunakan teknik Mind Map.
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa di kelas IVB
SDN Glagahombo I Sleman pada kompetensi dasar 3.1 tentang sistem
Pemerintahan tingkat Pusat terbukti dengan hasil siswa yang banyak memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 65. Peningkatan prestasi belajar dapat
dilihat dari pertambahan yang terjadi pada setiap siklus, dari kondisi awal pada
kelas besar hanya 12 siswa (36,36%) yang tuntas KKM dan 22 siswa (63,64%)
tidak tuntas KKM dengan nilai rata-rata kelas 5,46, pada tes akhir siklus I
menjadi 50% siswa yang tuntas KKM dengan rata-rata nilai kelas 6,35, dan pada
akrir siklus II menjadi peningkatan yang sangat baik dengan 95,83% tuntas KKM
dengan rata-rata nilai kelas 8,39
B. Saran
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan untuk lebih kreatif sehingga dapat aktif di kelas
dan mampu mendorong siswa untuk berprestasi lebih baik. Selain itu
merasa senang terhadap pelajaran PKn sehingga hasil belajar yang
dicapai memuaskan.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya mampu mencoba dan menggunakan teknik yang
lebih efektif agar siswa mampu meningkatkan hasil belajar.
3. Bagi Sekolah
Disarankan sekolah lebih memiliki kepedulian dan perhatian yang
tinggi terhadap upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
pendidikan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa, khususnya dengan penggunaan tektik – teknik baru
dalam penyampaian materi.
4. Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan senantiasa memberi dorongan kepada
anaknya supaya memiliki niat untuk belajar dan berfikir kreatif.
5. Bagi Peneliti Berikutnya
Peneliti mampu menerapkan hasil dari penelitian pada kehidupan
nyata agar prestasi belajar di semua mata pelajaran dapat melebihi KKM
setiap sekolah.
C. Keterbatasan Penelitian
Banyak faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar PKn, tetapi pada
penelitian ini penulis hanya meneliti dan membahas tentang peningkatan
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1990). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Buzan, Toni.2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia
2007. Mind Map Untuk Meningkatkan Kreativitas Jakarta : PT. Gramedia
2008. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta : PT. Gramedia Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaranya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar.1983. Metode Belajar dan Kesulitan –Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara.
Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan.
Yogyakarta: BPFE.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
2006. Modul Kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pemebelajaran Remidial.Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Pasaribu.1982. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Rochiati Wiriaatmadja.2005.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.2008. Pembelaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta; Kencana Prenada Media Group
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syah, M. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
2008. Psikologi Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.
Wahab, Abdul Azis.2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana.
49 Lampiran 1
SILABUS Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IV (empat) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu tingkat pusat, seperti MPR,
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang lembaga pemerintahan pusat. - Siswa membentuk kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa. - Masing – masing kelompok
diberikan amplop yang berisi lembaga – lembaga negara - Di dalam kelompok siswa
belajar membuat mind map - Setiap kelompok bergantian
mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. - Masing – masing siswa
mengerjakan soal latihan. Siswa bersama guru membahas soal
1. Menjelaskan
- Kartu bergambar lembaga – lembaga negara
B. Sumber Buku - Sarjan & Agung
Nugroho.2008.Pendidikan KewarganegaraanBangga Menjadi Insan Pancasila. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
50
latihan Pribumi Mekar.
Pertemuan 2
- Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang akan di pelajari
- Siswa kembali masuk ke dalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya.
- Setiap kelompok mendapat LKS yang dibagikan oleh guru.
- Siswa aktif dalam kelompok untuk mengerjakan LKS. - Guru memimpin diskusi
kelas untuk membahas konsep-konsep yang dikerjakan siswa dan member pengarahan - Masing masing kelompok
bergantian untuk
- Kartu bergambar lembaga – lembaga negara
B. Sumber Buku - Sarjan & Agung
Nugroho.2008.Pendidikan KewarganegaraanBangga Menjadi Insan Pancasila. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.