• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA RUMAH SAKIT BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM (Studi Kasus Pada RSUD dr. H. Slamer Martodirdjo Pamekasan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA RUMAH SAKIT BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM (Studi Kasus Pada RSUD dr. H. Slamer Martodirdjo Pamekasan)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

|1 |

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA RUMAH SAKIT

BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM

(Studi Kasus Pada RSUD dr. H. Slamer Martodirdjo Pamekasan)

Fahitah Mahmud, Agus Sugiono

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura Email: f4f4.cntk@gmail.com

ABSTRACT

The new paradigm of financial management to contain at least three state financial management principles, namely: results orientation, professionalism, and accountability-transparency. Government issued Gov-ernment Regulation (PP) No. 23 of 2005 on the Financial Management of the accounting and financial reporting requires BLU conducted in accordance with Financial Accounting Standards issued by the asso-ciation of Indonesian accounting profession. Based on the common characteristics of the BLU, then the appropriate accounting standard, Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) No. 45 on Finan-cial Reporting for Nonprofit Organizations. Are PSAK No. 45 can be applied in full to the finanFinan-cial statements of BLU ?

The research method used was a qualitative descriptive study to determine the comparative object BLU Financial Reporting dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan with PSAK No. 45, Accounting Guidelines for Government Hospital, and the Guidelines for Preparing a Business Plan and Budget to implement the research process according to Emory and Cooper (1996).

The results of the qualitative analysis showed no significant differences for the 8 indicators are used. In the statement of financial position dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan there are only a few differences in naming, simpler and tailored to the needs. To report the same activity with PSAK No. 45 and the Account-ing and Financial ReportAccount-ing Guidelines for Public Service Board and the Business Plan and Budget Hospitals Public Service Board.

Statement of Cash Flows dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan same with PSAK No. 45 and the Account-ing and Financial ReportAccount-ing Guidelines for Public Service Board. While the Business Plan and Budget Hospitals Public Service Board there are only difference in the name and additional information such as the increase in cash, cash and cash equivalents at the beginning, and the beginning cash balance amount so PSAK No. 45 can be applied in full to the financial statements BLU particular hospital.

Key words: Financial Statements of the Public Service Board, PSAK No. 45, Non-Profit Organizations

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Paradigma baru pengelolaan keuangan negara sesuai dengan paket peraturan per-undang-undangan di bidang keuangan negara meliputi Undang- Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara dan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum setidaknya mengan-dung tiga kaidah manajemen keuangan negara, yaitu: orientasi pada hasil, profesionalitas, dan akuntabilitas - transparansi. Yang semuamya itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

(2)

publik oleh pemerintah. Paradigma ini dimak-sudkan untuk memangkas ketidakefisienan.

Rumah sakit sebagai salah satu jenis Badan Layanan Umum merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tidak sedikit keluhan se-lama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah. Per-kembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari ling-kungan, yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kese-hatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan lainnya ada-lah pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks karena di-pengaruhi oleh berbagai pihak yaitu meka-nisme pasar, tindakan ekonomis, sumber daya manusia yang dimiliki (profesionalitas) dan yang tidak kalah penting adalah perkem-bangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri.

Rumah sakit pemerintah yang terdapat di tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari pengaruh perkembangan tuntutan tersebut. Dipandang dari segmentasi kelompok masya-rakat, secara umum rumah sakit pemerintah merupakan layanan jasa yang menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah, se-dangkan rumah sakit swasta melayani masya-rakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus meningkat, dan rumah sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut. Peningkatan biaya kesehat-an menyebabkkesehat-an fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintahan karena rumah sakit pemerintah memiliki segmen layanan kese-hatan untuk kalangan menengah ke bawah. Akibatnya rumah sakit pemerintah diharap-kan menjadi rumah sakit yang murah dan ber-mutu.

Bermula dari tujuan peningkatan pela-yanan publik diperlukan pengaturan yang spe-sifik mengenai unit pemerintahan yang me-lakukan pelayanan kepada masyarakat yang saat ini bentuk dan modelnya beraneka macam.

Tujuan dibentuknya BLU adalah seba-gaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) UU No. 1 Tahun 2004, yang menyebut-kan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kese-jahteraan umum dan mencerdaskan kehidup-an bkehidup-angsa”. Kemudikehidup-an ditegaskkehidup-an kembali da-lam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dari Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, yang menyebutkan bahwa BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan ke-pada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan ke-hidupan bangsa dengan memberikan fleksibi-litas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan pe-nerapan praktek bisnis yang sehat.

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas opera-sinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.

Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi ter-tentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis misalnya pene-rimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga seringkali sulit dibe-dakan dengan organisasi bisnis pada umum-nya. Pada beberapa organisasi nirlaba meski-pun tidak ada kepemilikan, organisasi nirlaba

(3)

|3 | Vol. 2 No. 2 Desember 2014

tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pen-dapatan atas jasa yang diberikan kepada pu-blik. Akibatnya, pengukuran jumlah aset, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukur-an kinerja penting bagi para pengguna lapor-an keulapor-anglapor-an orglapor-anisasi tersebut, seperti kre-ditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan bisnis pada umunya.

Menurut PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU pasal 26 ayat (2) yang berbunyi “Akuntansi dan laporan ke-uangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia”

Maka standar akuntansi yang diguna-kan dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi dan memiliki daya banding yang tinggi. Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Pada saat ini hampir seluruh rumah sakit di Indonesia masih belum menerapkan Lapor-an KeuLapor-angLapor-an yLapor-ang sesuai dengLapor-an StLapor-andar Akuntansi Keuangan Murni dan umumnya hanya mengkonversi dari Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan ke Laporan Keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

Rumusan Masalah

Penyajian laporan keuangan Badan Layanan Umum bertujuan agar diperoleh transparansi, peningkatan kinerja, mudah dipahami, memiliki relevansi, dan daya banding

yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, Laporan keuangan harus disajikan dengan benar sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Dalam hal ini mengacu pada PSAK yang diter-bitkan asosiasi profesi akuntansi Indonesia, te-tapi di dalam PSAK belum ada yg mengatur secara spesifik mengenai Pelaporan Keuangan RS BLU, tetapi jika dilihat dari karakteristik BLU yang dijelaskan di atas, maka PSAK yang sesuai adalah PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Namun ada per-nyataan yang menyatakan bahwa ini tidak berlaku bagi lembaga pemerintah, departemen dan unit-unit sejenis lainnya. Terkait dengan hal tersebut, perumusan masalah yang timbul adalah Bagaimana penerapan PSAK No.45 pada Laporan keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini pembahasannya di-arahkan untuk dapat menjawab permasalah-an ypermasalah-ang ada, yaitu Mengetahui bagaimpermasalah-ana penyusunan laporan keuangan pada RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan dengan mengacu pada ketentuan PSAK No. 45 dan ketentuan mengenai Badan Layanan Umum.

TINJAUAN PUSTAKA

Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba sering juga disebut de-ngan istilah organisasi non profit atau orga-nisasi non bisnis. Orgaorga-nisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bukan bertujuan men-cari laba, umumnya memberikan jasa kepada masyarakat, dan keuntungan yang diperoleh organisasi nirlaba tidak dibagikan, tetapi dikembalikan kepada organisasi untuk pening-katan mutu atas jasa yang diberikan.

Dalam PSAK No. 45 dikatakan bahwa sebuah organisasi nirlaba harus memenuhi

(4)

karakteristik yaitu Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharap-kan pembayaran kembali atau manfaat eko-nomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan, menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan ke-pada para pendiri atau pemilik entitas tersebut, tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemi-likan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan pro-porsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Menurut Kotler, (2003:23), organisasi nirlaba dapat diklasifikasikan sebagai badan pemerintahan yang dibentuk dengan undang-undang dan diberi wewenang untuk memberi pelayanan dan memungut pajak, organisasi nonprofit swasta atau sektor independen yang biasanya beroperasi sebagai organisasi bebas pajak, tetapi diorganisir di luar wewenang pemerintah dan perundang-undangan.

Dalam PSAK No. 45 dikatakan bahwa tujuan utama laporan keuangan organisasi nir-laba adalah menyediakan informasi yang rele-van untuk memenuhi kepentingan para penyum-bang, anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba.

Standar Akuntansi Keuangan

Akuntansi Keuangan di Indonesia di-susun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuang-an yaitu IAI. Indonesia juga telah memiliki Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian la-poran keuangan bagi para pemakai eksternal. Jika terdapat pertentangan antara kerangka

dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan yaitu:

1. Pengakuan unsur laporan keuangan Pengakuan merupakan proses pembentu-kan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dike-mukakan dalam neraca atau laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyata-kan pos tersebut dengan kata-kata mau-pun dalam jumlah uang dan mencantum-kannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui jika:

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan.

b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. 2. Definisi elemen dan pos laporan keuangan 3. Pengukuran unsur laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengetahui setiap poran keuangan dalam neraca dan la-poran keuangan laba rugi. Proses ini menyangkut dasar pemilihan tertentu. 4. Pengungkapan atau penyajian informasi

keuangan dalam laporan keuangan

Sta ndar Akuntansi Keuangan Organisasi

Nirlaba

PSAK No. 45 merupakan standar khusus untuk organisasi nirlaba. Karakteristik nisasi nirlaba sangat berbeda dengan orga-nisasi bisnis yang berorientasi untuk mem-peroleh laba. Perbedaan terletak pada cara

(5)

Vol. 2 No. 2 Desember 2014|5 | organisasi memperoleh sumber daya yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai akti-vitas operasionalnya. Organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharap-kan imbalan apapun dari organisasi yang bersangkutan.

Berikut ini adalah pengertian-pengertian menurut PSAK No. 45:

a. Tujuan Laporan Keuangan

Secara rinci, tujuan laporan keuangan ter-masuk catatan atas laporan keuangan ada-lah untuk menyajikan informasi mengenai: a) Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan

aktiva bersih suatu organisasi.

b) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan si-tuasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih.

c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu pe-riode dan hubungan antara keduanya. d) Cara suatu organisasi mendapatkan

dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.

e) Usaha jasa suatu organisasi. b. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba

Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut PSAK No. 45 meliputi:

1) Laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan

Tujuan laporan posisi keuangan ada-lah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan aktiva bersih, serta mengetahui hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan posisi ke-uangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, flek-sibilitas keuangan, dan hubungan

anta-ra aktiva dan kewajiban. Informasi ter-sebut umumnya disajikan dalam pengumpulan aktiva dan kewajiban yang memiliki aktivitas serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. 2) Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat per-manen, terikat temporer dan tidak ter-ikat dalam suatu periode. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh tran-saksi dan peristiwa lain yang meng-ubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi dan peris-tiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan ber-bagai program atau jasa.

3) Laporan arus kas untuk satu periode laporan

Tujuan umum laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai pene-rimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan ini digunakan sebagai dasar untuk menilai kemam-puan perusahaan dalam mengguna-kan arus tersebut. Penilaian atas ke-mampuan menghasilkan kas dikaitkan dengan aktivitas yang dijalankan per-usahaan, yaitu aktivitas operasi, inves-tasi, dan pendanaan.

Pengertian Badan Layanan Umum

Sesuai dengan Pasal 1 Butir 23 UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan:

“Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masya-rakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan

(6)

men-cari keuntungan dalam melakukan kegiatan-nya didasarkan pada prinsip efisiensi dan pro-duktivitas”.

Secara spesifik karakteristik organisasi yang merupakan Badan Layanan Umum, yaitu:

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkandarikekayaanNegara. 2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang

diperlukan masyarakat.

3. Tidak mengutamakan pencarian laba. 4. Dikelola secara otonom dengan prinsip

efi-siensi dan produktivitas ala korporasi. 5. Rencana kerja, anggaran dan

pertanggung-jawabannya dikonsolidasikan pada ins-tansi induk.

6. Penerimaan baik pendapatan maupun sum-bangan dapat digunakan secara langsung. 7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri

sipil dan bukan pegawai negeri sipil. 8. BLU bukan subyek pajak.

Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum

Dalam pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi Badan Layanan Umum yang mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sebagaimana diatur dalam Per-aturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layan-an Umum yLayan-ang kemudiLayan-an disempurnakLayan-an de-ngan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lasyan-an Umum, perlu diatur ketentuLasyan-an mengenai pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum. Berdasar pertimbang-an hal inilah Menteri Keupertimbang-angpertimbang-an Republik Indo-nesia menetapkan Peraturan Menteri Keuang-an Nomor 76/PMK.05/2008 tentKeuang-ang Pedom-an AkuntPedom-ansi dPedom-an PelaporPedom-an KeuPedom-angPedom-an BadPedom-an Layanan Umum dan Menteri Dalam Negeri

Mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Sedangkan Menteri Kesehatan mene-luarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/SK/X/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum.

Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan

Layanan Umum

Istilah Badan Layanan Umum muncul setelah ditetapkannya Undang- Undang no 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara yang ditetapkan sesuai dengan semangat refor-masi dan otonomi daerah. Misi reforefor-masi ke-uangan ditujukan pada akuntabilitas dan trans-paransi keuangan yang professional. Dengan penetapan rumah sakit pemerintah menjadi Badan Layanan Umum diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.

Sebagai tahap awal, pemerintah menetap-kan 13 rumah sakit yang statusnya perusahaan jawatan (Perjan) menjadi BLU. Yaitu enam rumah sakit di Jakarta (RSCM, RS Persahabat-an, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, dan masing-masing satu rumah sakit di Bandung (RS Dr Hasan Sadikin), di Pamekasan (RS Dr Kariadi), di Yogyakarta (RS Dr Sarjito), di Denpasar (RS Sanglah), di Makassar (RS Dr Wahidin Sudi-rohusodo) di Padang (RS Dr M Djamil), dan RS Dr Mohammad Hoesin di Palembang. Saat ini sebagian besar rumah sakit pemerintah pengelolaannya sudah dalam bentuk BLU. Begitu juga dengan RSUD dr. H. Slamet Marto-dirdjo Pamekasan yang sekarang telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sesuai dengan SK Bupati Pamekasan Nomor: 188/401/ 441.131./2010 tanggal 29 Desember 2010.

(7)

Vol. 2 No. 2 Desember 2014|7 |

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Menurut Indriarto dan Supomo (2002: 145), pada dasarnya data yang digunakan da-lam penelitian ada dua, yaitu:

1. Data Subjek (Self Report Data)

Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman, ka-rakteristik dan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Dengan demikian data subjek merupakan data penelitian yang diberikan oleh responden dalam hal ini bagian ke-uangan dan akuntansi.

2. Data Dokumenter (Dokumen Data) Data dokumenter adalah jenis data peneli-tian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo ataupun dalam bentuk laporan program laporan keuangan. Dalam penelitian ini data dokumenter yang digunakan adalah laporan keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2013, dan laporan evaluasi kinerja RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2013.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang diguna-kan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Wawancara

Metode pengumpulan data yang dilaku-kan untuk mendapatdilaku-kan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanya-an kepada informpertanya-an. Wawpertanya-ancara ini ber-sifat tidak terstruktur dan dilakukan ke-pada pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pamekasan, khusus-nya dengan bagian Pengembangan dan Informasi, dan Bagian Keuangan. Metode

ini digunakan dalam rangka mendapatkan data primer berupa struktur organisasi, aktivitas operasional yang sering terjadi gambaran umum dan kondisi keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan pada umumnya.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka sebagai bagian dari langkah studi eksploratif yang digunakan yang merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui dokumen-do-kumen, buku-buku, majalah atau sumber data tertulis lainnya baik yang berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya (findings) yang berhubungan dengan proses akuntansi Badan Layanan Umum. Metode ini digunakan untuk mem-peroleh data berupa sejarah perusahaan, bidang usaha perusahaan, termasuk juga laporan kinerja RSUD dr. H. Slamet Mar-todirdjo Pamekasan tahun 2013.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penulis-an skripsi ini adalah penulispenulis-an ypenulis-ang bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mem-berikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik-karakteristik yang khas dari subjek yang diteliti.

Maxfield (2002:153) mengatakan bahwa penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif adalah penelitian tentang status subjek pene-litian yang berkenaan dengan suatu fase yang spesifik atau khas dari keseluruhan personalita.

Penelitian ini mengevaluasi laporan ke-uangan tahunan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sebagai Badan Layanan Umum diawali dengan analisis komparatif terhadap objek penelitian dengan konsep pembanding dalam hal kebijakan akuntansi maupun

(8)

penya-jian laporan keuangan, kemudian mencoba menyesuaikan dan mengkombinasikan empat unsur, yaitu PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Peraturan Men-teri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 ten-tang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/ SK/X/2007 tentang Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum dan Laporan Keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tahun 2013.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam prosedur ini adalah mengidentifikasi format pelaporan yang digunakan, mengiden-tifikasi klasisikasi aktiva dan kewajiban, meng-identifikasi pengklasifikasian aktiva bersih terikat atau tidak terikat, mengidentifikasi per-ubahan kelompok aktiva bersih, kemudian mengidentifikasi perlakuan terhadap penda-patan dan beban serta mengidentifikasi perla-kuan terhadap keuntungan ataupun kerugian. Setelah itu mengidentifikasi pengungkapan ter-hadap informasi pendapatan dan beban dilan-jutkan dengan mengidentifikasi pengungkap-an terhadap informasi pemberipengungkap-an jasa. Ypengungkap-ang terakhir adalah mengidentifikasi klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.

Pada penelitian ini dilakukan pemban-dingan apakah format laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PSAK 45 atau masih perlu dilakukan penyesuaian. Apabila penya-jian laporan keuangan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 45 maka penyajian akun tersebut dikatakan benar. Apabila penyajian laporan keuangan belum sesuai dengan ketentuan- ketentuan da-lam PSAK No. 45 maka penyajian akun ter-sebut dikatakan salah dan perlu dilakukan penyesuaian. Untuk lebih jelasnya proses pene-litian akan digambarkan sesuai dengan bagan

berikut ini.

Gambar 1 Alur Proses Penelitian

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum RSUD dr. H. Slamet

Martodirjo Pamekasan

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan beroperasi sejak tahun 1973 dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Pamekasan yang bertempat ditengah kota Pamekasan te-patnya di Jalan Kesehatan No. 3–5 Pamekasan. Namun dalam perkembangannya Rumah Sakit Umum Daerah Pamekasan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 51 / Menkes / SK / II / 1979 tertanggal 22 Februari 1979 ditetapkan RSUD Pamekasan menjadi Rumah Sakit Type C.

Kemudian pada tanggal 6 Februari 2006 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1673 / Menkes / Per / XII / 2005 / Rumah Sakit

(9)

Vol. 2 No. 2 Desember 2014|9 | Umum daerah Pamekasan ditetapkan sebagai

Rumah Sakit Type B non pendidikan yang pada saat ini telah menempati Rumah Sakit yang baru di jalan Raya Panglegur – Pamekasan. Akhir-nya pada tanggal 29 Desember 2010 Rumah Sakit Umum daerah Pamekasan ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sesuai dengan SK Bupati Pamekasan Nomor: 188/ 401/441.131./2010 sehingga berubah nama menjadi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.

Saat ini RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan berkedudukan di Jalan Raya Panglegur Pamekasan.

Visi dari RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan yaitu Menjadi Rumah Sakit yang menyenangkan dan terdepan dalam pelayanan.

Adapun Misi dari RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan ada 5, yaitu:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat, bermutu dan terjangkau. 2. Memberikan pelayanan sesuai standar

profesi.

3. Memberikan pelayanan dengan sentuhan hati nurani.

4. Mengelola semua kegiatan manajerial secara professional dan transparan. 5. Meningkatkan kualitas dan kompetensi

SDM RS.

Sedangkan Value atau Tujuan dari RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, yaitu: 1. Saling mendukung walaupun berbeda

per-sepsi.

2. Menghargai/menghormati masing-masing profesi dalam menjalankan pekerjaan. 3. Profesional jujur dan disiplin dalam bekerja. 4. Melayani dengan sentuhan hati nurani. 5. Mengutamakan kepentingan pelanggan.

Analisis Data dan Pembahasan Analisis

Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan antara praktek yang dilakukan dengan pedoman da-lam penyusunan laporan keuangan rumah sakit. Dalam melakukan analisis data kualitatif, digunakan sel analisis yang memuat indikator-indikator dari PSAK. No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Peraturan Men-teri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 ten-tang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum, Keputusan Menteri Kese-hatan Nomor 1164/MENKES/SK/X/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum dan penerapannya pada RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan. Data yang digunakan dalam analisis kualitatif dapat diuraikan sebagai berikut:

Penyusunan Laporan Keuangan RSUD dr. H.

Sla met Martodirdjo Kabupaten Pamekasan

dan Ketentuan Mengenai Pelaporan

Keuangan BLU

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan membuat dua laporan keuangan yaitu Laporan keuangan yang sesuai dengan SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) dan Laporan Keuangan berdasarkan SAK (Standar Akun-tansi Keuangan) yang sudah diaudit oleh Kan-tor Akuntan Publik. RSUD dr. H. Slamet Mar-todirdjo Pamekasan membuat Laporan Reali-sasi Anggaran dan Laporan Perubahan Ekui-tas karena RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan masih merupakan Satuan Kerja Pemerintahan Daerah Kabupaten Pamekasan sebagai Pengguna Anggaran/Barang dengan istilah entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban menyelenggarakan akuntansi dan

(10)

menyusun laporan keuangan untuk digabung-kan pada entitas pelaporan secara periodik dan melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan. Melalui sel analisis yang telah disusun, kita dapat melakukan perbandingan antara penyajian laporan keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan dengan keten-tuan-ketentuan pemerintah yang mengatur tentang pelaporan keuangan rumah sakit BLU seperti Pedoman Akuntansi Rumah Sakit dan Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran. Dalam sel analisis juga disertakan pembanding berupa ketentuan pelaporan ke-uangan organisasi nirlaba yang tertuang da-lam PSAK No. 45.

Setelah dilakukan analisis dengan meng-gunakan 8 indikator, maka diperoleh hasil bahwa RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan telah menerapkan PSAK No. 45 dan BLU secara penuh. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya Pos (Penyetoran)/Penarikan kas negara yang merupakan bagian dari penda-patan PNBP (Pendapenda-patan Nasional Bukan Pajak) BLU bertahap yang tidak dapat diguna-kan langsung.

Dari 8 indikator, antara penyajian menu-rut RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan dan PSAK No. 45 tidak terdapat per-bedaan yang signifikan. Demikian pula antara penyajian menurut RSUD dr. H. Slamet Mar-todirdjo Pamekasan dengan Pedoman Akun-tansi Rumah Sakit Pemerintah dan Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran tidak terdapat perbedaan signifikan. RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan telah menyusun laporan keuangan sesuai dengan Pedoman Akuntansi Rumah Sakit Pemerintah dan Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran.

Penerapan PSAK No. 45 dalam Pelaporan

Keuangan Rumah Sakit BLU

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26 ayat (2) yang berbunyi “Akuntansi dan la-poran keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi In-donesia.”, BLU sebagai instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penye-diaan barang dan/atau jasa yang tanpa meng-utamakan mencari keuntungan merupakan organisasi pemerintah yang bersifat nirlaba. Sebagaimana sesuai dengan salah satu asas BLU yang termuat dalam pasal 3 ayat 5 Per-aturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 yang berbunyi “BLU menyelenggarakan kegiatan-nya tanpa mengutamakan pencarian keuntung-an”, dan salah satu sumber pendapatan BLU adalah hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat seperti yang termuat dalam pasal 14 ayat 2 dan 3 Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 yang berbunyi:

1) Pendapatan yang diperoleh dari jasa la-yanan yang diberikan kepada masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan operasional BLU.

2) Hibah terikat yang diperoleh dari masya-rakat atau badan lain merupakan pen-dapatan yang harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan.

Maka standar akuntansi yang mungkin digunakan dalam penyususnan laporan ke-uangan rumah sakit pemerintah adalah Per-nyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan tujuan agar laporan keuangan organisasi nir-laba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.

Dengan dipergunakannya PSAK No. 45 organisasi nirlaba pada pelaporan keuangan

(11)

Vol. 2 No. 2 Desember 2014|11 | Badan Layaman Umum, maka dapat

diper-oleh keuntungan antara lain:

1. Meningkatnya daya banding, relevansi serta lebih mudah dipahami oleh para sta-keholder.

2. Meningkatkan kinerja dan transparansi dalam rangka mendukung paradigma baru Pengelolaan Keuangan Negara. 3. Telah memenuhi apa yang diamanatkan

Negara dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelola-an KeuPengelola-angPengelola-an BadPengelola-an LayPengelola-anPengelola-an Umum.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di-simpulkan bahwa laporan posisi keuangan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan disebut sebagai Neraca. Laporan Neraca RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan tidak ada perbedaan sifnifikan dengan PSAK No. 45, hanya terdapat beberapa perbedaan penye-butan nama, lebih sederhana dan disesuaikan dengan kebutuhan.

Secara umum Laporan Aktivitas RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sama de-ngan PSAK No. 45 dan Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum serta Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum.

Laporan Arus Kas RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan sama dengan PSAK No. 45 dan Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. Sedangkan pada Penyusunan Rencana Bisnis dan Ang-garan Rumah Sakit Badan Layanan Umum hanya ada perbedaan nama dan tambahan informasi seperti kenaikan bersih kas, kas dan setara kas awal, jumlah saldo kas dan awal.

RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan dalam pelaporannya membuat 2 lapor an keuangan yaitu berdasarkan SAK dan SAP.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan telah menyajikan laporan keuangan sesuai PSAK No. 45 dan ketentuan yang berlaku bagi Badan Layanan umum yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum dan Keputusan Menteri Kese-hatan Nomor 1164/MENKES/SK/X/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum. PSAK No. 45 tentang Pelaporan Ke-uangan Organisasi Nirlaba dapat diterapkan penuh pada Badan Layanan Umum khusus-nya rumah sakit.

Saran

Setelah melakukan penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran pada pene-litian ini, yaiu:

1. Dengan melihat hasil analisis PSAK No. 45 dapat diterapkan pada Badan Layanan Umum. Dimana Badan Layanan Umum merupakan sebuah instansi pemerintah, oleh karena hal tersebut, kami memberikan saran kepada DSAK-IAI (Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan In-donesia) untuk merevisi paragraf 2 pada PSAK No. 45 agar PSAK No. 45 dapat diakomodir Badan Layanan Umum dalam penyusunan pelaporan keuangannya yang tujuannya dapat meningkatkan daya banding, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan negara.

2. Perlunya penyusunan sebuah standar akuntansi rumah sakit pemerintah yang berstatus Badan Layanan Umum dengan mengacu pada Standar Akuntansi Ke-uangan yang diterbitkan oleh asosiasi pro-fesi akuntansi Indonesia dalam rangka me-menuhi amanat dalam Peraturan

(12)

Peme-rintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

3. RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekas-an segera menyusun PeraturPamekas-an Bupati yang berkaitan dengan Badan Layanan Umum untuk memperkuat peraturan yang sudah ada.

4. RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekas-an dapat mengembPamekas-angkPamekas-an kegiatPamekas-an usaha dengan melakukan investasi jangka pan-jang dan kegiatan non operasional seperti pendapatan dari jasa parkir guna menam-bah penghasilan.

5. RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pame-kasan dapat membuat peraturan tentang penggunaan Anggaran secara penuh tanpa harus tergantung kepada Pemerin-tah Kabupaten untuk mengelola anggaran karena sudah berbentuk BLU.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N. and D.W. Young. 1984. Management Control in Nonprofit Organization. Illinois: Ri-chard D. Irwin Inc.

Belkoui, Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Baridwan, Zaki. 1999. Intermediate Accounting. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE.

Cooper, Donald R. dan C. William Emory. 1996. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Erlangga.

Freeman, R.J. and E.S. Lynn. 1988. Governmental and Non Profit Accounting: Theory and Practice. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Hendrawan, Ronny. 2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum (Studi Kasus pada Rumah Sakit X di Jawa Tengah). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Henke, E.O. 1988. Introduction to Nonprofit Organiza-tion Accounting. California: PWS-KENT Pub-lishing Company.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Jakarta.

Indriantoro, Nur, dan B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kotler, Philip. 1995. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mardiasmo.2002. AkuntansiSektorPublik. Yogyakarta: Andi

Maxfield, Michael. 2002. Research Methods For Crimi-nal Justice An Criminology. New Zealand: Wadsource Concage.

Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Solomon, M.R. 2002. Consumer Behaviour: Buying,

Having, and Being. New Jersey: Prentice Hall. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 2005. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lasyanan Umum. 2012. Jakarta.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum. 2008. Jakarta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. 2007. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/

SK/X/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum. Jakarta.

(13)

Gambar

Gambar 1 Alur Proses Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyajian laporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta mengacu pada : (1) PSAK No 45, (2) Peraturan

Evaluasi Laporan Keuangan Rumah Sakit Pemerintah sebagai Badan Layanan Umum berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) (Studi di

Melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK- BLU), Rumah Sakit Daerah Kalisat diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanannya kepada masyarakat

Melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK- BLU), Rumah Sakit Daerah Kalisat diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanannya kepada masyarakat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) (Perubahan dari Peraturan Pemerintah

Klasifikasi ekuitas pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan ekuitas terikat temporer dan ekuitas terikat permanen, karena sumber daya yang dimiliki

Dalam hal ini sumber data penelitian yang digunakan adalah data mengenai struktur organisasi, gambaran umum organisasi, aktivitas operasional serta laporan keuangan

Pasal 52 ayat (5) mengenai penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku yang diatur pada pasal 32 ayat (3).Yayasan cenderung tidak