• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM MENURUT PSAP DAN PSAK NO. 45 (Studi Kasus di RSUD Pandan Arang Boyolali)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM MENURUT PSAP DAN PSAK NO. 45 (Studi Kasus di RSUD Pandan Arang Boyolali)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BERSTATUS BADAN LAYANAN UMUM MENURUT PSAP DAN PSAK NO. 45

(Studi Kasus di RSUD Pandan Arang Boyolali)

Oleh :

Anastasia Nindya Putri NIM : 232011237

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi MOTTO

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”

(1 Petrus 5:7)

“Judge Nothing, you will be happy. Forgive everything, you will be happier. Love everything, you will be happiest”

(Sri Chinmoy)

“Karena sebuah hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya” (Unknown)

“He has mad everything beautiful in its time” (Ecclesiastes 3:11)

(7)

vii ABSTRACT

This study aimed to evaluate the financial of Regional General Hospital Pandan Arang Boyolali which has been applied PSAP and PSAK No.45 as it is a hospital with the status of General Service Board. This research type is descriptive qualitative. This study use interview and document study. These results showed that PSAP and PSAK No. 45 can be full applied in financial report of Regional General Hospital RSUD Pandan Arang Boyolali, but there are things that not presented yet in the financial statement like unattached net asset, transient tied, and tied permanent which are grouped into equity.

Key Words: applying PSAK No. 45, BLU, Non-profit Organization, Financial Report, PSAP

(8)

viii SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali yang sudah menerapkan PSAP dan PSAK No. 45, dimana RSUD Pandan Arang Boyolali berstatus Badan Layanan Umum (BLU). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan metode wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PSAP dan PSAK No. 45 sudah diterapkan secara penuh pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali, namun pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak memiliki aset neto tidak terikat, terikat temporer, dan terikat permanen sehingga tidak menyajikan pada laporan keuangan.

Kata Kunci: Penerapan PSAK No. 45, BLU, Organisasi Nirlaba, Laporan Keuangan, PSAP

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Kertas kerja ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis untuk mengevaluasi pelaporan keuangan rumah sakit berstatus badan layanan umum menurut PSAP dan PSAK No. 45. Evaluasi pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan 8 indikator yang disajikan dalam tabel perbandingan, yaitu format laporan keuangan, klasifikasi aset dan kewajiban, klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat, perubahan kelompok aset neto, klasifikasi pendapatan dan beban, informasi pendapatan dan beban, informasi pemberian jasa, klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.

Penulis berharap, sekiranya penelitian ini bermanfaat bagi pembaca umum maupun pihak-pihak yang bersangkutan serta bagi penelitian selanjutnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas kerja ini masih terdapat kekurangan yang mungkin akan ditemukan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 3 November 2015

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat, kasih karunia, kelancaran dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang berjudul “Evalusi Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum Menurut PSAP dan PSAK No. 45 (Studi Kasus di RSUD Pandan Arang Boyolali)” guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi dari Universitas Kristen Satya Wacana dengan baik.

Dalam penulisan kertas kerja ini, penulis mendapat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yang terkasih mama, papa, Primarita, dan Devon yang setiap hari tiada henti memberikan semangat dan dukungan doa kepada penulis.

2. Ibu Supatmi, SE., Akt., M.Ak., CA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, saran, kritik, dan nasihat kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan hasil yang terbaik.

3. Pegawai Bagian Akuntansi dan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali yang telah membantu penulis dalam memperoleh data yang dibutuhkan. 4. Teman-teman seperjuangan Shareen, Novitasari, Ajeng, Tia, Vebri,

Gracelea, Riska dan Christina yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Tidak ada sesuatu yang berarti yang dapat penulis berikan untuk membalas kebaikan kalian semua, hanya melalui doa dan ucapan terimakasih ini yang bisa penulis berikan. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kalian semua.

Salatiga, 3 November 2015

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Depan ... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Motto ... iv

Abstract ... v

Saripati ... vi

Kata Pengantar ... vii

Ucapan Terima Kasih... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran ... xii

Pendahuluan ... 1

Telaah Teoritis ... 4

Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum ... 4

Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum ... 6

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ... 7

PSAK No. 45 tentang Akuntansi Organisasi Nirlaba ... 11

Metode penelitian ... 16

Hasil dan Pembahasan ... 19

Gambaran Umum RSUD Pandan Arang Boyolali ... 19

Pelaporan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali ... 24

Penerapan PSAK No. 45 Pada Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali ... 32

Kesimpulan dan Saran ... 42

Daftar Pustaka ... 44

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang

Boyolali dan PSAP ... 25 Tabel 2. Perbandingan Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang

(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Neraca pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali ... 47 Lampiran 2. Laporan Operasional (SAP) pada pelaporan keuangan RSUD

Pandan Arang Boyolali ... 48 Lampiran 3. Laporan Operasional (SAK) pada pelaporan keuangan RSUD

Pandan Arang Boyolali ... 51 Lampiran 4. Laporan Arus Kas pada pelaporan keuangan RSUD Pandan

Arang Boyolali ... 54 Lampiran 5. Laporan Realisasi Anggaran RSUD Pandan Arang Boyolali .. 55 Lampiran 6. Daftar pertanyaan wawancara ... 62

(15)

1 PENDAHULUAN

Organisasi nirlaba (Non-for-Profit Organization) adalah suatu institusi yang dalam menjalankan operasinya tidak berorientasi mencari laba. Menurut PSAK No. 45 bahwa entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Ruang lingkup dalam PSAK No. 45 yaitu lembaga pemerintah dan unit sejenis lainnya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pernyataan pada PSAK No. 45 dalam paragraf 4, yaitu menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur dalam pernyataan ini mengacu pada SAK, untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

Berdasarkan pasal 1 ayat 1 PMK No.76/PMK. 05/2008 pengertian Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip eknomi dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Praktik bisnis yang sehat artinya berdasarkan kaidah manajemen yang baik mencakup perencanaan. Pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban. Jenis BLU antara lain rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, organisasi keagamaan, sekolah negeri, dan organisasi jasa relawan.

Rumah sakit sebagai salah satu jenis Badan Layanan Umum merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Berdasarkan Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan disebutkan bahwa rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah pusat maupun daerah, pengelolaannya harus berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sebagai organisasi pemerintahan yang

(16)

2

bersifat nirlaba, maka akuntansi dan laporan keuangan rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Umum (BLU) harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Dalam rangka pengintegrasian Laporan Keuangan BLU dengan Laporan Keuangan kementrian negara/lembaga, BLU mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP. Untuk menghasilkan semua kebutuhan laporan keuangan tersebut, maka BLU harus membuat laporan keuangan untuk tujuan pertanggungjawaban berdasarkan SAK yaitu PSAK No. 45 dan laporan keuangan untuk tujuan konsolidasian berdasarkan SAP yaitu Permendagri No. 61 tahun 2007. Dalam pasal 17 ayat (3) PMK No. 76/PMK.05/2008 menyatakan bahwa BLU yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dapat dikenakan sanksi terkait fleksibilitas BLU, remunerasi, dan status BLU. Laporan keuangan rumah sakit merupakan laporan yang disusun oleh pihak manajemen sebagai bentuk penyampaian informasi kepada suatu entitas, sehingga isi laporan keuangan Rumah Sakit Daerah harus mengikuti ketentuan sebagaimana diatur menurut PSAK No. 45 dan laporan keuangannya diaudit oleh auditor independen. Laporan keuangan BLU harus direviu oleh satuan pemeriksa internal atau oleh aparat pengawasan internal kementrian negara/lembaga. Sedangkan laporan tahunan BLU diaudit oleh auditor eksternal yaitu BPK.

Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali berstatus sebagai Badan Layanan Umum sejak tahun 2009 berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 900/57 Tahun 2009 Tentang Penetapan RSUD Pandan Arang sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Dalam pengelolaan laporan keuangannya, RSUD Pandan Arang Boyolali berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (PSAK No. 45) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 mengenai Pedoman Teknis Pengelolaan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Laporan RSUD Pandan Arang Boyolali diaudit oleh KAP Wartono pada tahun 2011 dan 2014 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

(17)

3

Berdasarkan Permendagri No. 61 Tahun 2007 pasal 4 menjelaskan mengenai penerapan PPK-BLUD pada SKPD atau unit kerja harus memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Status BLUD diberikan kepada RSUD Pandan Arang Boyolali karena seluruh persyaratan telah dipenuhi dan dinilai memuaskan. Sebagai konsekuensinya, hasil laporan keuangan RSUD Pandan Arang berorientasi pada transparasi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi yang sesuai dengan PSAK No. 45. Berdasarkan informasi dari Bagian Keuangan dan Akuntansi, RSUD Pandan Arang Boyolali menerapkan PSAP pada pelaporan keuangannya sejak sebelum ditetapkan menjadi BLU sampai sekarang dan menerapkan PSAK No. 45 pada pelaporan keuangan sejak tahun 2011 dan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai penerapan PSAP dan PSAK No. 45 pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali. Pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali baru dilakukan audit tahun 2011 dan tahun 2014. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 tidak dilakukan audit oleh auditor independen karena adanya surat edaran bahwa laporan keuangan BLU hanya diaudit oleh BPK saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan PSAP dan PSAK No. 45 pada penyajian pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2014. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi RSUD Pandan Arang Boyolali khususnya pada Bagian Keuangan dan Akuntansi dalam menyajikan pelaporan keuangan yang sesuai dengan PSAP dan PSAK No. 45.

TELAAH TEORITIS

Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan Layanan Umum

Dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, maka status rumah sakit pemerintah kini menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan penetapan rumah sakit pemerintah menjadi BLU diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Asas BLU diatur menurut Pasal 3 PP No. 23 Tahun 2005, yaitu:

1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementrian negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya

(18)

4

berdasarkan kewenangan yang yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan dan tidak terpisahkan secara hukum dari instansi induknya.

2. Pejabat BLU bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan layanan umum kepada pimpinan instansi induk.

3. BLU dalam menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.

4. Rencana kerja, anggaran, laporan BLU dan instansi induk tidak terpisah. 5. Pengelolaan sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.

Menurut Permendagri No. 61 Tahun 2007 pasal 33, penjelasan mengenai transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi adalah sebagai berikut:

1. Transparansi merupakan asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.

2. Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.

3. Responsibilitas merupakan kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat.

4. Independensi merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

Sesuai dengan pasal 1 butir 23 Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Karakteristik organisasi yang merupakan Badan Layanan Umum, yaitu:

(19)

5

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara.

2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat. 3. Tidak mengutamakan pencarian laba.

4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi.

5. Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk.

6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung.

7. Pegawai dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan bukan Pegawai Negeri Sipil.

8. BLU bukan subyek pajak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum pasal 6 ayat 2 dan 4 menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan BLU menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan dalam pengintregasian Laporan Keuangan BLU dengan Laporan Keuangan kementrian Negara/lembaga, BLU mengembangkan sub system akuntansi keuangan yang menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dalam pasal 17 ayat 3 menyatakan bahwa BLU yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dapat dikenakan sanksi terkait fleksibilitas BLU, remunerasi, dan status BLU. Sanksi terkait dengan fleksibilitas BLU menurut pasal 26 dan pasal 27 Permendagri No. 61 tahun 2007 yaitu satuan kerja yang berstatus BLU penuh diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan BLU dalam hal perumusan kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan bisa diturunkan menjadi satuan kerja BLU bertahap yang fleksibilitasnya dibatasi dalam hal jumlah dana yang dapat dikelola langsung, tidak diperbolehkan mengelola investasi, dan tidak diperbolehkan mengelola utang. Sanksi terkait dengan remunerasi BLU yaitu penurunan prosentase karena berhubungan dengan jumlah dana yang dikelola BLU. Sanksi terkait dengan status BLU menurut pasal 1 Permendagri No. 61 tahun 2007 yaitu berupa penurunan status satuan kerja yang

(20)

6

menerapkan BLUD penuh menjadi satuan kerja yang menerapkan PPK-BLUD bertahap dan pencabutan status PPK-BLUD karena dianggap tidak memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

Dengan pemikiran baru tersebut diharapkan Badan Layanan Umum dapat meningkatkan pelayanan masyarakat dengan cara yang profesional, efektif dan efisien oleh pengelola unit tersebut dengan otonomi pengelolaan yang akan diberikan. Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.

Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum

Dalam pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi Badan Layanan Umum, maka Rumah Sakit Pemerintah Daerah dalam membuat laporan keuangannya mengacu pada dua standar yaitu berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pelaporan keuangan menurut PSAK diatur dalam PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba sedangkan menurut PSAP diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

Pengertian Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) diatur dalam Pasal 1 angka 1 Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan

(21)

7

pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Komponen laporan keuangan BLUD menurut Permendagri No. 61 tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1. Laporan realisasi anggaran dan/atau Laporan operasional

Laporan realisasi anggaran (LRA) adalah menyajikan informasi tentang anggaran dan realisasi anggaran BLU secara tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU. Laporan operasional antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus defisit. Informasi dalam LRA/laporan operasional, digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam komponen laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk: a. Mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya ekonomi; b. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan

sumber daya ekonomi; dan

c. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja BLU dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

2. Neraca

Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai:

a. Kemampuan BLU dalam memberikan jasa layanan secara berkelanjutan;

b. Likuiditas & solvabilitas;

(22)

8 3. Laporan arus kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: a. Kemampuan BLU dalam menghasilkan kas dan setara kas;

b. Sumber dana BLU; c. Penggunaan dana BLU;

d. Prediksi kemampuan BLU untuk memperoleh sumber dana serta penggunaannya untuk masa yang akan datang.

4. Catatan atas laporan keuangan

Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LRA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU. Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain:

A. Pendahuluan

B. Kebijakan akuntansi;

C. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan operasional;

Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan terdiri dari:

1) Pendapatan

a. Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan; b. Hibah terikat dan tidak terikat;

c. Pendapatan Usaha Lainnya, meliputi hasil kerja sarna dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain;

(23)

9

d. Pendapatan dari APBN, meliputi Pendapatan APBN Operasional dan APBN Investasi.

2) Biaya

a. Biaya Pelayanan

b. Biaya Umum dan Administrasi c. Biaya Lainnya

D. Penjelasan atas pos-pos neraca;

1) Aset

a. Aset lancar

b. Investasi Jangka Panjang c. Aset tetap

d. Aset lainnya 2) Kewajiban

a. Kewajiban Jangka Pendek b. Kewajiban Jangka Panjang 3) Ekuitas

a. Ekuitas Tidak Terikat adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu.

 Ekuitas awal;

 Surplus & defisit tahun lalu;

 Surplus & defisit tahun berjalan;  Ekuitas donasi;

b. Ekuitas Terikat Temporer adalah ekuitas berupa sumber daya ekonomi yang penggunaannya dan/atau waktunya dibatasi untuk tujuan tertentu dan/atau jangka waktu tertentu oleh pemerintah atau donatur.

 Sumbangan untuk aktivitas operasi tertentu;

 Investasi untuk jangka waktu tertentu;

 Dana yang penggunaanya ditentukan selama periode tertentu dimasa depan;

(24)

10

c. Ekuitas Terikat Permanen adalah ekuitas berupa sumber daya yang penggunaannya dibatasi secara permanen untuk tujuan tertentu oleh pemerintah/donatur.

 Tanah atau gedung atau bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual;

 Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen;

 Donasi pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.

E. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas;

a. Arus kas dari aktivitas operasi b. Arus kas dari aktivitas investasi c. Arus kas dari aktivitas pendanaan

F. Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya. 1) Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih. Klasifikasi pendapatan BLU adalah pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah, pendapatan APBN, pendapatan APBD, dan hasil kerjasama dengan pihak lain.

2) Biaya

Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas bersih. Klasifikasi biaya adalah biaya layanan, biaya umum dan administrasi, dan biaya lainnya.

PSAK No.45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 merupakan standar khusus untuk organisasi nirlaba. Organisasi memperoleh sumber daya dari

(25)

11

sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi yang bersangkutan. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi tersebut mencukupi modalnya dari hutang dan mendanai kegiatan operasionalnya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya pengukuran jumlah, saat dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya.

Berdasarkan PSAK No. 45, laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. Unsur-unsur laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 adalah sebagai berikut:

A. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan merupakan nama lain dari neraca pada laporan keuangan lembaga komersial. Laporan ini memberikan informasi mengenai besarnya aset atau harta lembaga dan sumber perolehan aset (bisa dari hutang atau dari aktiva bersih) pada satu titik tertentu. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan posisi keuangan (neraca) termasuk catatan atas laporan keuangan menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:

a. Kas dan setara kas;

b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain; c. Persediaan;

(26)

12

d. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar di muka; e. Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;

f. Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:

a. Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo;

b. Mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;

c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan aset, pada catatan atas laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkap dengan menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan. Pengertian dari pembatasan permanen, temporer dan tidak terikat adalah sebagai berikut:

a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan semuanya atau sebagaian manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.

b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.

(27)

13

c. Pembatasan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaanya tidak dibatasi oleh tujuan tertentu oleh penyumbang.

B. Laporan aktivitas

Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga selama satu periode anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban biaya akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau non operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain. Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota

(28)

14

dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

C. Laporan arus kas

Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:

1. Aktivitas Operasi

Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah sebagai berikut:

a. Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan aktivitas);

b. Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun;

c. Perubahan pada account piutang lembaga;

d. Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya dibayar di muka dan lain-lain.

2. Aktivitas Investasi

Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.

(29)

15 3. Aktivitas Pendanaan

Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit lembaga. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk dan keluar dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:

a. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;

b. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi; c. Bunga, deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka

panjang.

D. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan. Catatan atas laporan keuangan dapat berupa:

a. Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva tetap; b. Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan

serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (IAI, 2009:45)

Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas penerapan PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba pada Rumah Sakit berstatus Badan Layanan Umum dilakukan oleh Hendrawan (2011) dan Firmansyah (2014) menyatakan belum semua rumah sakit menerapkan PSAK No. 45. Hendrawan

(30)

16

(2011) melakukan analisis penerapan PSAK No. 45 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, hasil penelitian menyimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45. Firmansyah (2014) melakukan analisis penerapan PSAP di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi, hasil penelitian menyimpulkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi masih menyusun laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan belum menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45.

METODE PENELITIAN Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah RSUD Pandan Arang Boyolali yang beralamatkan di Jl. Kantil No. 14, Boyolali. Satuan pengamatan dalam penelitian adalah pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2014. Departemen dalam penelitian ini adalah Bagian Keuangan dan Akuntansi.

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Penelitian ini mendiskripsikan dan mengidentifikasi proses pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAK No. 45 dan PSAP.

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung kepada Bagian Keuangan dan Akuntansi RSUD Pandan Arang Boyolali untuk memperoleh informasi tentang bentuk pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali. Data sekunder dari penelitian ini di peroleh dari Bagian Keuangan dan Akuntansi berupa dokumen pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang tahun 2014.

(31)

17 Teknik dan Langkah Analisis

Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan delapan indikator sebagaimana penelitian Hendrawan (2011). Adapun langkah-langkah menganalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

I. Identifikasi menurut Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU (PSAP)

1. Mengidentifikasi format laporan keuangan menurut PSAP

2. Mengidentifikasi format pelaporan yang digunakan RSUD Pandan Arang Boyolali

3. Mengidentifikasi pengklasifikasian aktiva dan kewajiban 4. Mengidentifikasi ekuitas

5. Mengidentifikasi informasi realisasi anggaran

6. Mengidentifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian

7. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pendapatan dan beban 8. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pemberian jasa

9. Mengidentifikasi klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas.

10. Mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2013 terhadap PSAP

II. Identifikasi menurut PSAK No. 45

1. Mengidentifikasi format laporan keuangan menurut PSAK No. 45

2. Mengidentifikasi format pelaporan yang digunakan RSUD Pandan Arang Boyolali

3. Mengidentifikasi pengklasifikasian aktiva dan kewajiban 4. Mengidentifikasi aktiva bersih terikat atau tidak terikat 5. Mengidentifikasi perubahan kelompok aktiva bersih

6. Mengidentifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian

7. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pendapatan dan beban 8. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pemberian jasa

(32)

18

10. Mengevaluasi kesesuaian laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2013 terhadap PSAK No. 45

(33)

19 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RSUD Pandan Arang Boyolali

Rumah Sakit Boyolali didirikan pada tanggal 1 Oktober 1961 berdasarkan pada Perda Kabupaten Boyolali No. 12/IV/DPRGR/BI 1961 tanggal 28 Maret 1961. Tanggal 12 November 1991 Rumah Sakit Boyolali diganti nama menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Melalui Surat Keputusan Bupati No.900/57/2009 tanggal 26 Februari 2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Pandan Arang sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status penuh. Penetapan sebagai BLUD tersebut dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 009-G/MENKES/SK/I/1993, Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali status klasifikasi Type C. Berdasarkan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja, RSUD Pandan Arang Boyolali merupakan Lembaga Teknis Daerah penyelenggara pelayanan kesehatan.

Visi RSUD Pandan Arang Boyolali adalah terwujudnya sebagai pusat pelayanan dan rujukan kesehatan terbaik, ditunjang dengan pelayanan professional dan familier menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi tersebut adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu kepada seluruh lapisan masyarakat melalui organisasi pembelajar (learning organization), SDM yang professional, produktif, dan berkomitmen serta manajemen mandiri, efektif, dan efisien.

RSUD Pandan Arang Boyolali menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan kesehatan, penelitian, dan pengembangan kesehatan. Sifat kegiatan tersebut berfungsi sosial dan profesional berlandaskan etika profesi dan etika bisnis dengan pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi serta menerapkan praktik bisnis yang sehat. RSUD Pandan Arang Boyolali menerapkan “Strategi Pertumbuhan” dalam menggalang dan mengarahkan seluruh sumber daya dalam

(34)

20

mencapai tujuan yang telah menjadi konsensus bersama. Pelayanan RSUD Pandan Arang Boyolali meliputi:

1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

2. Instalasi Rawat Jalan (IRJ) terdiri dari pelayanan Spesialis Penyakit Dalam, Obsgyn, Bedah, Anak, Paru, Gigi, Mata, Syaraf, THT, Kulit dan Kelamin, Jiwa, Orthopedi, dan Gastroenterologi. Selain itu juga melayani Poliklinik 24 jam.

3. Instalasi Rawat Inap berkapasitas 288 tempat tidur, meliputi kelas III, II, I, Teladan, dan Utama.

4. Instalasi Kamar Operasi. 5. Instalasi Rehabilitasi Medik. 6. Kamar Bersalin.

7. Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi. 8. ICU. 9. Pelayanan Hemodialisa. 10. Instalasi Radiologi. 11. Instalasi Laboraturium. 12. Instalasi Farmasi. 13. Instalasi Gizi.

14. Instalasi Pemulasaraan Jenazah.

15. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. 16. Pelayanan Bank Daerah.

17. Pelayanan Ambulance. 18. Pelayanan Rekam Medik.

Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh RSUD Pandang Arang Boyolali adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1995 meraih Pengakuan WHO tentang Rumah Sakit Sayang Bayi. 2. Tahun 2000 meraih Rumah Sakit Type C berpenampilan kerja terbaik,

Propinsi Jawa Tengah.

3. Tahun 2008 meraih Penerima penghargaan citra pelayanan prima yang diprakarsai oleh Menpan.

(35)

21

4. Tahun 2011 meraih Rumah Sakit Pandan Arang terakreditasi 16 pelayanan dan dengan Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut.

Maksud dan Tujuan

1. Tujuan umum adalah terwujudnya derajat kesehatan secara optimal setiap pasien yang dirawat di Rumah Sakit dengan pelayanan kesehatan dasar sampai dengan spesialistik/subspesialistik, secara professional, holostik, paripurna, dan terjangkau masyarakat sehingga memuaskan semua pihak.

2. Tujuan khusus yaitu memberikan pelayanan medis spesialistik dan pelayanan rujukan spesialistik yang professional, pelayanan kesehatan yang tepat waktu, tempat sarana penuh empati, penurunan angka kesakitan dan kematian di rumah sakit, meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien serta terjangkau masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan karyawan rumah sakit.

Susunan Pejabat Pengelola BLUD

RSUD Pandan Arang Boyolali adalah suatu Badan Layanan Umum Daerah yang merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kesehatan, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. RSUD Pandan Arang Boyolali dipimpin oleh seorang Direktur, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh satu Kepala Bagian dan tiga Kepala Bidang. Susunan manajemen RSUD Pandan Arang Boyolali adalah sebagai berikut:

- Direktur : dr. Siti Nur Rokhmah Hidayati

- Kepala Bagian Umum : Sumardi, S.Pd

- Kepala Bidang Pelayanan : dr. Rita Indrihastuti

- Kepala Bidang Penunjang Pelayanan : Yulius Bagus T, SIP, MT.MA - Kepala Bidang Keuangan : Djoko Hendrardjo Triatmoko, S.E

Tugas pokok Direktur adalah memimpin pelaksanaan tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang kesehatan. Tugas pokok yang dimaksud antara lain meliputi perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan, menyusun rencana program kerja, kegiatan laporan kinerja,

(36)

22

dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas rumah sakit, menyelenggarakan pelayanan medis, asuhan keperawatan dan pelayanan rujukan, membina dan melaksanakan koordinasi dengan instasi pemerintah dan lembaga lain di bidang pelayanan kesehatan, melakukan monitoring dan evaluasi, serta membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan.

Kepala Bagian Umum mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan manajemen umum meliputi urusan umum, tata usaha, perlengkapan, kepegawaian, diklat, kehumas dan hukum serta penyelenggaraan kegiatan pengumpulan data dan informasi dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).

Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pelayanan medis, standar mutu profesi dan pengembangan tenaga media keperawatan, mengkoordinasikan kebutuhan dan kegiatan pelayanan medis dan penunjang serta keperawatan.

Kepala Bidang Penunjang Pelayanan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pelayanan pemeliharaan, sarana prasarana logistik medik dan non medik rumah sakit, serta mengkoordinasikan kebutuhan dan kegiatan penunjang pelayanan medis.

Kepala Bidang Kuangan mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi penyusunan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit, serta melaksanakan penatausahaan keuangan, penyusunan program dan laporan, mengkoordinasikan kebutuhan dan kegiatan keuangan.

(37)

23

Struktur Organisasi RSUD Pandan Arang Boyolali

Struktur organisasi ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Tekhnis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Boyolali seperti dibawah ini:

Bagan 1

Struktur Organisasi RSUD Pandan Arang Boyolali

Sumber: Dokumen RSUD Pandan Arang Boyolali DIREKTUR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN UMUM SUB BAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT SUB BAGIAN HUKUM, HUMAS DAN SIM BIDANG PELAYANAN BIDANG PENUNJANG PELAYANAN BIDANG KEUANGAN SEKSI PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN SEKSI PEMELIHARAAN, SARANA DAN PRASARANA SEKSI PEMBUKUAN DAN PERBENDAHARAAN SEKSI PELAYANAN PENUNJANG MEDIK SEKSI LOGISTIK MEDIK DAN NON

MEDIK

SEKSI PERENC. ANGGARAN DAN MOBILISASI DANA

(38)

24

Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali RSUD Pandan Arang Boyolali menerapkan PSAP pada pelaporan keuangan sejak sebelum ditetapkan menjadi BLUD sampai sekarang. Dasar penyusunan pelaporan keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang Boyolali dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP). PSAP berisikan Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Pelaporan ini dibuat untuk kepentingan konsolidasi dengan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah. Penyusunan dan penyajian atas pelaporan keuangan berdasarkan Biaya Historis (Historical Cost) dan disusun dengan Basis Kas menuju Basis Akrual (Cash Toward Accrual) yaitu mengakui aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca, sedangkan menerapkan basis kas untuk mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang disajikan dalam Laporan Relaisasi Anggaran. Pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan mata uang rupiah penuh.

Berdasarkan pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2014, apabila dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut PSAP masih terdapat beberapa informasi yang tidak disajikan. Perbedaan antara pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali dengan PSAP diuraikan sebagai berikut:

(39)

25 Tabel 1

Perbandingan Pelaporan Keuangan Menurut PSAP dan Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

1 Format pelaporan keuangan

Laporan Keuangan terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran

dan/atau Laporan Operasional 2. Neraca

3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan

Keuangan

Laporan Keuangan terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran

dan/atau Laporan Operasional 2. Neraca

3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan

Keuangan

Format laporan keuangan yang dibuat oleh RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAP.

2 Klasifikasi aktiva dan kewajiban

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan aset non lancar. Aset lancar meliputi: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, dan persediaan.

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan aset non lancar. Aset lancar meliputi: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang pelayanan, piutang lain-lain, biaya dibayar dimuka, dan persediaan.

Klasifikasi aktiva dan kewajiban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAP.

(40)

26

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

Aset non lancar antara lain meliputi invetasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya.

Kewajiban diklasifikasikan menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Aset non lancar meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lain-lain.

Kewajiban diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

3 Klasifikasi ekuitas

Ekuitas adalah hak residual BLU atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki. Ekuitas BLU terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat temporer, dan ekuitas terikat permanen.

Ekuitas adalah hak residual atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang dimiliki. Ekuitas dikelompokkan dalam ekuitas tidak terikat saja.

Klasifikasi ekuitas pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan ekuitas terikat temporer dan ekuitas terikat permanen, karena sumber daya yang dimiliki oleh RSUD Pandan Arang Boyolali penggunaannya tidak ada pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan seperti sumbangan untuk aktivitas tertentu, investasi untuk

(41)

27

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

jangka waktu tertentu, dan donasi dari pemerintah.

4 Informasi realisasi anggaran

Dalam laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi, pendapatan, belanja, pembiayaan, serta lebih/kurang pembiayaan anggaran dalam suatu periode.

Dalam laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi, pendapatan, belanja, pembiayaan, dan sisa lebih/kurang anggaran dalam suatu periode.

Informasi realisasi anggaran pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAP.

5 Klasifikasi pendapatan dan beban,

Laporan operasional menyajikan jumlah pendapatan, biaya, keuntungan/kerugian, pos luar biasa dalam suatu periode.

Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:

1. Pendapatan usaha dari jasa layanan

2. Hibah

Dalam laporan operasional disajikan jumlah pendapatan, biaya, keuntungan/kerugian dalam suatu periode.

Pendapatan diklasifikasikan ke dalam:

1. Pendapatan operasional dari jasa layanan

2. Hibah

Terdapat perbedaan urutan pada klasifikasi pendapatan, pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menyajikan pendapatan APBD sebelum pendapatan APBN, sedangkan menurut PSAP menyajikan pendapatan APBN saja. Pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyoali tidak menyajikan pendapatan usaha lainnya dan pendapatan dari

(42)

28

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

3. Pendapatan APBN 4. Pendapatan usaha lainnya 5. Pendapatan dari kejadian luar

biasa

Biaya diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya layanan

2. Biaya umum dan administrasi 3. Biaya lainnya

4. Rugi penjualan aset non lancar 5. Biaya dari kejadian luar biasa

3. Pendapatan APBD 4. Pendapatan APBN

5. Pendapatan non operasional

Biaya diklasifikasikan ke dalam: 1. Biaya pelayanan

2. Biaya umum dan administrasi 3. Biaya non opersional

kejadian luar biasa.

Klasifikasi beban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan biaya lainnya, rugi penjualan aset non lancar, dan biaya dari kejadian luar biasa karena dimasukan dalam biaya non operasional.

6 Informasi pendapatan dan beban

Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang mengakibatkan perubahan ekuitas bersih.

Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas BLU selama satu periode yang mengakibatkan perubahan ekuitas bersih.

Informasi pendapatan dan beban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAP.

(43)

29

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan penurunan ekuitas bersih.

Laporan operasional menyajikan jumlah pendapatan secara bruto yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih dan biaya

mengakibatkan penurunan ekuitas bersih.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan penurunan ekuitas bersih.

Dalam laporan operasional menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto

7 Informasi pemberian jasa

Laporan operasional menyajikan informasi biaya yang terdiri dari:

1. Biaya layanan

Berdasarkan kegiatan operasional, biaya berasal dari:

1. Biaya operasional

Informasi pemberian jasa pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang

(44)

30

No Indikator Menurut PSAP Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

2. Biaya umum dan administrasi 3. Biaya lainnya

a. Biaya pelayanan b. Biaya umum dan

administrasi 2. Biaya non operasional

8 Klasifikasi penerimaan dan

pengeluaran kas

Laporan arus kas menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas

investasi, dan aktivitas pendanaan.

Laporan arus kas terdiri dari: 1. Arus kas dari aktivitas operasi 2. Arus kas dari aktivitas

investasi

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAP.

(45)

31

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali dibandingkan dengan PSAP terdapat perbedaan. Pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali mengklasifikasikan ekuitas kedalam tidak terikat saja, sedangkan menurut PSAP ekuitas diklasifikasikan kedalam terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat. Pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan klasifikasi ekuitas terikat permanen dan terikat tempoerer karena sumber daya yang dimiliki oleh RSUD Pandan Arang Boyolali penggunaannya tidak ada pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan oleh penyumbang atau donatur. Klasifikasi pendapatan pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menyajikan pendapatan APBD dan pendapatan APBN, sedangkan menurut PSAP hanya menyajikan pendapatan APBN saja. Hal ini disebabkan karena RSUD Pandan Arang Boyolali adalah Satuan Kerja di Pemerintah Daerah sehingga selain mendapatkan pendapatan dari APBN juga mendapatkan pendapatan dari APBD. Klasifikasi beban pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan pendekatan klasifikasi berdasarkan fungsional sedangkan menurut PSAP lebih terinci setiap akunnya. Pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan biaya lainnya, rugi penjualan, dan biaya dari kejadian luar biasa karena akun-akun tersebut diklasifikasikan ke dalam biaya non operasional. Berdasarkan penjelasan di atas, pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sudah menerapkan PSAP secara penuh.

(46)

32

Penerapan PSAK No. 45 pada Pelaporan Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali

Pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali selain menerapkan PSAP juga menerapkan PSAK No. 45. Menurut pasal 116 Permendagri No. 61 tahun 2007 menyatakan bahwa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntnasi Indonesia (IAI), yaitu PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Dalam pasal 17 ayat (3) PMK No. 76/PMK.05/2008 menyatakan bahwa BLU yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dapat dikenakan sanksi terkait fleksibilitas BLU, remunerasi, dan status BLU. Berdasarkan wawancara dengan Bagian Akuntansi dan Keuangan, RSUD Pandan Arang Boyolali menerapkan PSAK No. 45 pada laporan keuangannya sejak tahun 2011 dan sudah diaudit oleh auditor independen yaitu KAP Wartono pada tahun 2011 dan 2014 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun 2012 dan tahun 2013 tidak dilakukan audit oleh auditor independen dikarenakan mendapat surat edaran dari Kemendagri bahwa BLUD cukup diaudit oleh BPK saja. Berikut ini adalah perbandingan antara pelaporan keuangan yang disusun oleh RSUD Pandan Arang Boyolali dan menurut ketentuan PSAK No. 45:

(47)

33 Tabel 2

Perbandingan Pelaporan Keuangan Menurut PSAK No. 45 dan Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

1 Format pelaporan keuangan

Laporan keuangan terdiri dari: 1. Laporan posisi keuangan 2. Laporan aktivitas

3. Laporan arus kas 4. Catatan atas laporan

keuangan

Laporan keuangan terdiri dari: 1. Neraca

2. Laporan operasional 3. Laporan arus kas 4. Catatan atas laporan

keuangan

Format laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAK No. 45

2 Klasifikasi aset dan kewajibaan

Disajikan dengan pengumpulan aset dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Organisasi melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:

a. Kas dan setara kas; b. Piutang pasien, pelajar,

Aset diklasifikasikan ke dalam: 1. Aset lancar

a. Kas dan setara kas b. Investasi jangka pendek c. Piutang pelayanan d. Piutang lain-lain e. Biaya dibayar dimuka f. Persediaan

Klasifikasi aktiva dan kewajiban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAK No. 45. Urutan likuiditas klasifikasi aset pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali

(48)

34

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

anggota, dan penerima jasa yang lain;

c. Persediaan;

d. Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang dibayar dimuka;

e. Surat berharga dan investasi jangka panjang; f. Tanah, gedung, peralatan,

serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Mengelompokan kewajiban ke dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Aset tetap a. Tanah

b. Peralatan dan mesin c. Gedung dan bangunan d. Jalan, irigasi, dan jaringan e. Aset tetap lainnya

f. Konstruksi dalam pengerjaan

g. Akumulasi penyusutan aktiva tetap

Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.

diperinci dengan mengelompokkan ke dalam aset lancar dan aset tetap.

(49)

35

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

3 Klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat

Laporan posisi keuangan

menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Ekuitas dikelompokkan kedalam ekuitas tidak terikat saja.

Pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak

menyajikan ekuitas terikat temporer dan ekuitas terikat permanen.

(50)

36

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

4 Perubahan kelompok aset neto

Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode

Tidak ada Pada laporan keuangan

RSUD Pandan Arang Boyolali tidak

mengelompokkan perubahan aset bersih dalam tidak terikat, terikat temporer, dan terikat permanen. 5 Klasifikasi pendapatan,

beban, keuntungan, dan kerugian

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih

Tidak ada Pada laporan keuangan

RSUD Pandan Arang Boyolali tidak

menyajikan pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian sebagai

penambah atau pengurang di dalam aset bersih tidak terikat, terikat temporer, atau terikat permanen.

(51)

37

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

(52)

38

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

6 Informasi pendapatan dan beban

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto.

Dalam laporan operasional disajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto.

Informasi pendapatan dan beban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sudah sesuai dengan PSAK No. 45

7 Informasi pemberian jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus

menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut

kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Berdasarkan kegiatan operasional, biaya berasal dari:

1. Biaya operasional yang terdiri dari:

a. Biaya pelayanan b. Biaya umum dan

administrasi 2. Biaya non operasional

Informasi pemberian jasa pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sudah sesuai dengan PSAK No. 45.

8 Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas

Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Aliran kas dari aktivitas operasi

Berdasarkan laporan arus kas yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Arus kas dari aktivitas operasional

Klasifikasi penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali

(53)

39

No Indikator Menurut PSAK No.45 Praktik di RSUD Pandan Arang

Boyolali Keterangan

2. Aliran kas dari aktivitas investasi

3. Aliran kas dari aktivitas pendanaan

2. Arus kas dari aktivitas investasi

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

sudah sesuai dengan PSAK No. 45

(54)

33

Menurut tabel perbandingan diatas, berikut ini penjelasan isi setiap pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menurut ketentuan sesuai dengan PSAK No. 45:

1. Neraca

Secara keseluruhan isi dari neraca pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sudah sesuai dengan PSAK No. 45 yaitu aktiva disajikan berdasarkan urutan likuiditas dan pengelompokkan aktiva berdasarkan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Klasifikasi kewajiban pada laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali disajikan berdasarkan tanggal jatuh tempo dan mengelompokkan kewajiban kedalam jangka pendek dan jangka panjang. Pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali ekuitas disajikan dengan mengelompokkan kedalam ekuitas tidak terikat saja, sedangkan menurut PSAK No. 45 ekuitas dikelompokkan kedalam terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bagian Akuntansi dan Keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan ekuitas terikat permanen dan terikat temporer karena memang tidak ada sumber yang penggunaannya dibatasi baik pembatasan waktu maupun pembatasan penggunaan.

2. Laporan aktivitas

Secara keseluruhan isi dari laporan aktivitas pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAK No. 45. Namun ditemukan perbedaan yaitu pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali dalam laporan aktivitas tidak menyajikan perubahan kelompok aset dikarenakan seperti penjelasan diatas RSUD Pandan Arang Boyolali hanya mengklasifikasikan ekuitas ke dalam tidak terikat saja. Sehingga tidak menyajikan perubahan aset neto secara terikat permanen, terikat temporer, atau tidak terikat.

3. Laporan arus kas

Secara keseluruhan isi dari laporan arus kas pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sesuai dengan PSAK No. 45, yaitu menyajikan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

(55)

34 4. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam laporan keuangan posisi keuangan, laporan realisasi anggaran telah dijelaskan dan direferensikan dengan informasi yang ada dalam CALK.

Berdasarkan penjelasan diatas, pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali sudah menerapkan ketentuan menurut PSAK No. 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba secara penuh.

(56)

35 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan PSAP dalam pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali Pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali secara umum sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAP yang berlaku bagi Badan Layanan Umum Daerah yaitu Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1164/MENKES/SK/X/2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum. Namun, pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan klasifikasi ekuitas kedalam terikat temporer dan terikat permanen, karena sumber daya yang ada pada RSUD Pandan Arang Boyolali tidak ada pembatasan penggunaan atau pembatasan waktu dari penyumbang atau donatur. Pada klasifikasi pendapatan, PSAP hanya menyajikan pendapatan APBN saja sedangkan pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menyajikan pendapatan APBD dan pendapatan APBN. Hal ini dikarenakan RSUD Pandan Arang Boyolali merupakan Satuan Kerja (Satker) di Pemerintah Daerah sehingga pada pendapatannya selain dari APBN juga mendapat pendapatan dari APBD. Pada klasifikasi beban, pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali tidak menyajikan biaya lainnya, rugi penjualan aset non lancar, dan biaya dari kejadian luar biasa karena akun-akun tersebut dikelompokkan dalam biaya non operasional.

2. Penerapan PSAK No. 45 pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali.

Pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali secara umum sudah sesuai dengan ketentuan menurut PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan sudah diaudit oleh auditor independen pada tahun 2011 dan tahun 2014. Namun pada pelaporan keuangan RSUD Pandan Arang

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Laporan Keuangan RSUD Pandan Arang

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Android Sebagai Media Informasi Tentang Warung Makan Di Kota Surakarta. DIII Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

[r]

Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran lain, perbedaan ini terletak fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, hal ini

Mengacu pada beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa persepsi di dalam penelitian ini merupakan hasil pengolahan individu terhadap objek yang dipersepsi untuk

Pada halaman ini admin dapat menambahkan data perguruan tinggi yang ditentukan dengan memasukkan longitude dan latitude.. Implementasi Proses Halaman Kelola

Kajian tentang pengaruh suhu vulkanisasi dan pembebanan pengisi pada pembuatan film lateks karet alam berpengisi selulosa mikrokristalin dari tepung kulit singkong dengan

Dari latar belakang masalah tersebut penulis membangun aplikasi pengolahan kenaikan pangkat pegawai menggunakan metode agen cerdas yang dimana Program ini

Pemerintah harus lebih mempromosikan Makam Papan Tinggi karena obyek ini memiliki potensi yang baik, dan juga membantu memperkenalkan Kota Barus dengan keanekaragaman alam dan