TUGAS AKHIR
Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi
Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan
Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum
Oleh
Surani Trikawuri
20133030032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN
PROGRAM VOKASI UMY
i
Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum
Oleh
Surani Trikawuri
20133030032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN
PROGRAM VOKASI UMY
ii
Nama : Surani Trikawuri
Nomor Mahasiswa : 20133030032
Menyatakan bahwa tugas akhir ini dengan judul “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Badan Layanan Umum” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma disuatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam tugas akhir ini
diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 25 Agustus 2016
iii
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada
Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Sebagai
Badan Layanan Umum”.Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma Tiga (D3) pada Fakultas Vokasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan terima kasih kepada :
1. Dr. Sukamta, S.T.,M.T. selaku Direktur Vokasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Barbara Gunawan, S.E.,M.Si., Ak.,CA selaku Kepala Prodi Akuntansi
Terapan Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta;
3. Desi Susilawati, S.E.,M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang selalu
membimbing Penulis dari awal hingga akhir penulisan tugas akhir;
4. dr. I Wayan Sudana, M.Kes, selaku Direktur RSUD Panembahan Senopati
Bantul yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan
penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul demi penyusunan tugas
iv
6. Seluruh dosen dan staf Program D3 Akuntansi Terapan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang berharga
bagi Penulis dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Pihak-pihak yang ada di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah
membantu selama melakukan penelitian;
8. Kedua orang tua,kakak-kakak tersayang yang senantiasa tulus memberikan
dukungan, doa, kasih sayang, dan perhatian yang tak henti hentinya
mengalir untuk penulis;
9. Teman seperjuangan yang bersama-sama berjuang menyelesaikan Tugas
Akhir ini;
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan tugas akhir ini. Atas perhatian dan dukungannya, penulis
menyampaikan terima kasih.
Yogyakarta, Agustus 2016
v
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
INTISARI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan ... 5
D. Manfaat ... 5
E. Batasan Masalah... 6
F. Metodologi Penelitian ... 6
BAB II DASAR TEORI ... 9
A. Standar Akuntansi Keuangan ... 9
1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan ... 9
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 10
3. Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba ... 12
4. Tujuan PSAK No. 45 ... 12
5. Ruang Lingkup ... 13
6. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba ... 14
7. Pernyataan PSAK No.45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ... 18
B. Standar Akuntansi Pemerintah ... 19
1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah... 19
2. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Standar Akuntansi Pemerintah ... 19
C. Badan Layanan Umum ... 25
1. Pengertian Badan Layanan Umum ... 25
2. Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum ... 26
3. Persyaratan Badan Layanan Umum ... 27
4. Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum ... 29
5. Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan Layanan Umum .. 29
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 30
A. Profil dan Sejarah ... 30
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul ... 48
B. Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
vii
Tabel3.2 Laporan Perubahan Ekuitas ... 41
Tabel 3.3 Neraca ... 42
Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran dan Belanja Daerah ... 44
Tabel 4.1 Perbandingan Pelaporan Keuangan RSUD PanembahanSenopati
viii
ix
Lampiran 1 Fotokopi Surat Permohonan Ijin Penelitian/Permintaan data dari Prodi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul
Lampiran 3 Surat Izin dari Bappeda Bantul
Lampiran 4 Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Lampiran 5 PSAK No. 45 (Revisi 2011)
v
Pemerintah (SAP) di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer yang diperoleh langsung dari narasumber bagian keuangan melalui wawancara dan observasi, serta didukung dari data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Rumah Sakit RSUD Panembahan Senopati Bantul telah mengacu pada SAP, namun belum menyusun laporan saldo anggaran lebih dan laporan arus kas. PSAK No 45 belum sepenuhnya diterapkan dalam laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
vi
This research objectives are to identify and evaluate Regional General Hospital (RSUD) Panembahan Senopati Bantul ’s financial statement based on financial accounting standards No. 45 (PSAK No. 45) about financial statement of non profit organization and Government Accounting Standards (SAP).
Method used in this research is descriptive with qualitative approacment. The resources used data comes from a primary data obtained directly of financial unit by interview and observation, with supported of the secondary data in the from of its financial statement in the period of 2015.
The result of the research shows that the financial statement of RSUD Panembahan Senopati Bantul refers to the Government Accounting Standards (SAP), however this hospital has not prepare the budget balance up statement and cash flow statement yet. Financial Accounting Standards No. 45 (PSAK No. 45) can not be implemented overall in the financial statement of RSUD Panembahan Senopati Bantul.
1
Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia yang semakin meningkat
di berbagai bidang, sangat membantu manusia dalam segala aspek kehidupan
salah satunya adalah aspek kesehatan. Kesehatan sangat penting dalam
mendorong peningkatan kualitas kehidupan. Hal tersebut memicu timbulnya
banyak organisasi atau pelayanan yang bergerak dalam bidang kesehatan,
salah satunya rumah sakit.
Rumah sakit merupakan organisasi nirlaba yang dituntut untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan dengan mendayagunakan sumber daya secara
efisien dan efektif, memberikan jasa pelayanan yang professional dan biaya
pelayanan kesehatan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat sehingga
berujung pada kepuasan pasien. Kualitas kinerja pelayanan rumah sakit yang
dinilai masih rendah, sehingga tidak sedikit keluhan dari pasien terutama
rumah sakit daerah atau rumah sakit milik pemerintah. Penyebabnya yaitu
masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah atau
rumah sakit milik pemerintah, sehingga tidak bisa mengembangkan mutu
layanannya, baik karena peralatan medis maupun kemampuan sumber daya
manusia (SDM) yang rendah (Hendrawan;2011).
bermutu dengan biaya yang terjangkau yaitu dengan membentuk
rumah sakit Badan Layanan Umum (BLU). Selanjutnya, Badan Layanan
Umum akan disingkat menjadi BLU. Untuk dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas dengan harga terjangkau, rumah sakit BLU membutuhkan
pengelolaan keuangan yang baik.
Pengelolaan Keuangan BLU telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
RI No. 23 tahun 2005. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
pasal 26 ayat (2) yang berbunyi :
“Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi
Indonesia”.
Laporan keuangan BLU juga tidak dapat dipisahkan dari laporan
pertanggungjawaban keuangan kementerian Negara atau SKPD atau
pemerintah daerah, yang mana penggabungannya dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010. Rumah sakit pemerintah sebagai BLU harus melakukan dua
pelaporan keuangan yang sesuai SAK dan SAP. Standar akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit yang sesuai
adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Standar pelaporan dibuat dengan
tujuan agar laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami,
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK 05/2008
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
pasal 6 ayat 2 dan 4 menyatakan bahwa “sistem akuntansi keuangan BLU menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAK/standar akuntansi
industri spesifik BLU. Dalam rangka pengintregrasian Laporan Keuangan
BLU dengan Laporan Keuangan kementrian Negara/lembaga, BLU
mengembangkan sub sistem akuntansi yang menghasilkan Laporan Keuangan
sesuai dengan SAP”. Pasal 17 ayat 3 menyatakan bahwa “BLU yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dapat
dikenakan sanksi terkait fleksibilitas BLU, remunerasi, dan status BLU”. Menurut PSAK No. 45 Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi
Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode laporan, Laporan Aktivitas serta
Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan, dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
organisasi nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba
memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai: (1) Jasa yang diberikan
oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut, (2) cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain
dari kinerja mereka. (IAI:2016).
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul merupakan
2009. Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berdasar Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dalam penyusunan laporan keuangan dinilai masih belum sesuai dan
masih perlu adanya pembenahan. Ketidaksesuaian tersebut yaitu belum
adanya klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat, sebagaimana dalam
PSAK No. 45 bahwa aset neto harus diklasifikasikan berdasarkan ada atau
tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat
secara temporer, dan tidak terikat.
Berdasar uraian diatas mengingat pentingnya menyusun dan
menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder serta belum
semua Rumah Sakit Badan Layanan Umum menerapkan secara penuh PSAK
No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dalam pengelolaan
laporan keuangannya maka penulis dalam penyusunan tugas akhir ini tertarik
mengambil judul: “Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2016) dan
Standar Akuntansi Pemerintah Pada Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul Sebagai Badan Layanan Umum.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengelolaan laporan keuangan pada RSUD Panembahan
2. Bagaimana pengelolaan laporan keuangan pada RSUD Panembahan
Senopati Bantul yang mengacu ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah
berdasar PP Nomor 71 Tahun 2010?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan PSAK No. 45 dalam pengelolaan Laporan
Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Mengetahui penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berdasar PP Nomor
71 Tahun 2010 dalam pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
Penerapan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah Pada Badan
Layanan Umum.
2. Bagi Institusi Terkait
Sebagai acuan atau bahan masukan dalam pengelolaan laporan
keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
bagaimana penerapan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah
pada Badan Layanan Umum dan sebagai bahan referensi untuk penelitian
yang berikutnya dimasa yang akan datang.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada Bagaimana Penerapan
Pengelolaan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk
tahun 2015 menurut PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah.
F. Metodologi Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan
penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2016 hingga selesai.
b. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
Berupa data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang
berupa data mengenai struktur organisasi, aktivitas operasional yang
terjadi, dan gambaran umum organisasi.
2. Data Sekunder
Berupa data internal yang diperoleh dari objek yang diteliti yaitu
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada
responden.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui
dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau sumber data tertulis lainnya baik
yang berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
3. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang di temui.
d. Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang terkumpul untuk
kemudian dapat memberikan interpretasi, dalam pengolahan data ini yang
digunakan untuk menjawab adalah masalah yang dirumuskan.
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif.
Analisis Kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan
antara teori dan praktek dalam penyusunan laporan keuangan rumah sakit.
telah disajikan sesuai dengan PSAK 45 atau masih perlu dilakukan
penyesuaian (Hendrawan;2011)
Apabila penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 45 maka penyajian akun tersebut dikatakan
benar. Apabila penyajian laporan keuangan belum sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam PSAK No. 45 maka penyajian akun tersebut dikatakan
salah dan perlu dilakukan penyesuaian.
Langkah-Langkah yang perlu dilakukan dalam prosedur analisis data
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi format pelaporan yang digunakan.
2. Mengidentifikasi pengklasifikasian aset dan kewajiban.
3. Mengidentifikasi pengklasifikasian aset neto terikat dan tidak terikat.
4. Mengidentifikasi perubahan kelompok aset neto.
5. Mengidentifikasi pengklasifikasian pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian.
6. Mengidentifikasi pengungkapan terhadap informasi pemberian jasa.
9
A. Standar Akuntansi Keuangan
1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang
dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan
memuat konsep standar dan metode yang dinyatakan sebagai pedoman
umum dalam praktik akuntansi perusahaan dalam lingkungan tertentu.
Standar ini dapat diterapkan sepanjang masih relevan dengan keadaan
perusahaan yang bersangkutan.
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia disusun oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan yaitu IAI. Indonesia juga telah memiliki
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang
merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para pemakai eksternal. Terdapat pertentangan antara
kerangka dasar dan Standar Akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar
Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka
dasar. Kerangka dasar dimaksudkan sebagai acuan bagi Komite Penyusun
Standar Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan Standar Akuntansi
Keuangan di masa datang dan dalam peninjauan kembali terhadap Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus konflik
2. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Tujuan Iaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi
organisasi nirlaba. Pihak pengguna Iaporan keuangan organisasi nirlaba
memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai (IAI; 2016) :
1) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk
terus memberikan jasa tersebut.
2) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari
kinerja mereka.
Secara rinci, tujuan laporan keuangan termasuk Catatan atas Laporan
Keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:
1) Jumlah dan sifat aset, kewajiban, dan aset neto suatu organisasi.
2) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai
dan sifat aset neto.
3) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam suatu
periode dan hubungan antara keduanya.
4) Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas,
memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang
berpengaruh pada likuiditasnya.
Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut
adalah sebagai berikut (Mardiasmo;2009) :
a. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan
keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
b. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon
penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya
dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis
serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
c. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon
penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya
dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan
tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban,
data kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi,
peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan
kepentingan sumber daya tersebut.
e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu
periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan
informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara
bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk
menilai kinerja.
f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh
dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan
pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai
dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.
3. Standar Akuntansi Keuangan Organisasi Nirlaba
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 merupakan
standar khusus untuk organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba
sangat berbeda dengan organisasi bisnis yang berorientasi untuk
memperoleh laba. Perbedaan terletak pada cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
operasionalnya. Organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan para
anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun
dari organisasi yang bersangkutan (Hendrawan;2011).
4. Tujuan PSAK No. 45
Bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki
daya banding yang tinggi.
5. Ruang Lingkup
PSAK No. 45 berlaku bagi laporan keuangan yang disajikan oleh
entitas nirlaba yang memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a) Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
b) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba,
dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak
dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut.
c) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, dalam arti
bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan,
atau di tebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan
proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi
atau pembubaran entitas nirlaba.
PSAK No. 45 dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan
unit-unit sejenis lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas laporan posisi
laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan
keuangan untuk entitas bisnis pada umumnya.
Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan
dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Pengaturan yang tidak diatur
dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
6. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Nirlaba
Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 45 meliputi:
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan
informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset neto dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu
tertentu.
Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama
pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan
pihak-pihak lain untuk menilai:
a) kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara
b) likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan
dan harus menyajikan total aset, kewajiban dan aset neto.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi
mengenai:
(a) pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan
sifat aset neto,
(b) hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
(c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang
digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota
entitas nirlaba, kreditur dan pihak lainnya untuk:
(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba
dan memberikan jasa,
(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode.
Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto
3. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Penyajian arus kas masuk dan keluar harus digolongkan ke dalam
tiga kategori yaitu sebagai berikut.
1) Aktivitas Operasi
Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan
arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan
operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi
adalah sebagai berikut.
a) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan
aktivitas).
b) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap
sebagai biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap
tahun.
c) Perubahan pada account piutang lembaga.
d) Account (perkiraan buku besar) lain seperti: persediaan, biaya
dibayar di muka dan lain-lain.
2) Aktivitas Investasi
Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan
dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga.
penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan
yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri;
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan,
serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain.
3) Aktivitas Pendanaan
Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang
terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan
kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aset neto dari
surplus-defisit lembaga.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan bagian yang tidak
terpisah dari laporan-laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar
seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui
pembacanya sudah diungkapkan.
Catatan atas Laporan Keuangan dapat berupa:
1) Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aset tetap;
2) Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan
serta tarif yang digunakan untuk aset tetap lembaga, metode
pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang
7. Pernyataan PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia untuk memfasilitasi seluruh
o rganisasi nirlaba. Dalam PSAK karakteristik entitas nirlaba ditandai
dengan perolehan sumbangan untuk sumber daya utama (aset),
penyumbang bukan pemilik entitas dan tak berharap akan hasil,
imbalan atau keuntungan komersial.
Entitas nirlaba juga dapat berutang dan memungkinkan
pendapatan dari jasa yang diberikan kepada publik, walaupun
pendapat annya tidak dimaksud untuk memperoleh laba. Dengan
demikian, entitas nirlaba tidak pernah membagi laba dalam bentuk
apapun kepada pendiri/pemilik entitas. Laporan keuangan entitas nirlaba
bertugas mengukur jasa atau manfaat entitas dan menjadi sarana
pertanggungjawaban pengelola entitas dalam bentuk pertanggung
jawaban harta-utang (neraca), pertanggungjawaban kas (Arus Kas), dan
Laporan Aktivitas.
Terikat dengan misi entitas, maka pendapatan utama disajikan
bruto, sedang pendapatan investasi disajikan secara neto setelah
dikurangi beban investasi. Informasi tercapainya program amat penting
dalam laporan keuangan, yang menggambarkan efektivitas beban dan
manfaat yang dirasakan penikmat jasa utama entitas. Arus kas amat
penting menggambarkan kualitas prrtanggungjawaban manajemen
Begitu pentingnya donatur sehingga sumbangan bukan kas perlu
dipaparkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), yang
memberi harkat khusus CALK dalam laporan keuangan nirlaba setara
dengan Neraca dan Laporan Kegiatan.
B. Standar Akuntansi Pemerintah
1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah
Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 Standar Akuntansi
Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri
atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD), dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan akuntansi pemerintah, serta peningkatan kualitas LKPP
dan LKPD.
2. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Standar Akuntansi Pemerintah
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,
dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara
pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah
lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b) Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran
yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu
dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman
kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Neraca.
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur
yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan
dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat
umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah.
4. Laporan Operasional.
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/ daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup
secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih.
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang
dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan
lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa
yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan
operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir
kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang
dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara
Umum Negara/Daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari
Bendahara Umum Negara/Daerah.
6. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan
Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan
atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan
hal-hal sebagai berikut:
a) Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan
Entitas Akuntansi;
b) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan
ekonomi makro;
c) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun
pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
pencapaian target;
d) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
e) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang
disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
f) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan;
g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan
C. Badan Layanan Umum
1. Pengertian Badan Layanan Umum
Sesuai dengan pasal 1 butir 23. Undang-undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara disebutkan:
“Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas”.
Secara spesifik karakteristik organisasi yang merupakan Badan
Layanan Umum, yaitu:
1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari
kekayaan negara.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa yang diperlukan masyarakat.
3. Tidak mengutamakan pencarian laba.
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala
korporasi.
5. Rencana kerja,anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan
pada instansi induk.
6. Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan
7. Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai
negeri sipil.
8. BLU bukan subyek pajak.
2. Tujuan dan Asas Badan Layanan Umum
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat. Adapun asas-asas dalam BLU adalah
a) BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/
lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum
yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan
oleh instansi induk yang bersangkutan.
b) BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU
tidak terpisah dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah
sebagai instansi induk.
c) Menteri/ pimpinan lembaga/ gubernur/ bupati/ walikota bertanggung
jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum
yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang
d) Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan
kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/ walikota.
e) BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan.
f) Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU
disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
g) BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
praktek bisnis yang sehat.
3. Persyaratan Badan Layanan Umum
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLU apabila memenuhi persyaratan substantif,
teknis, dan administratif.
1. Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan
dengan:
a) Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;
b) Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
c) Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
dan/atau pelayanan kepada masyarakat.
2. Persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a) kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak
dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU
sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/ pimpinan lembaga/
kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
b) kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah
sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan
BLU.
3. Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
a) pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
b) pola tata kelola;
c) rencana strategis bisnis;
d) laporan keuangan pokok;
e) standar pelayanan minimum; dan
f) laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara
independen.
Dokumen tersebut disampaikan kepada menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD untuk mendapatkan persetujuan sebelum
dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan
administratif diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan /gubernur/
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
4. Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum
Dalam pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
Badan Layanan Umum yang mengacu pada standar akuntansi yang
berlaku sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, perlu diatur
ketentuan mengenai pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan Badan
Layanan Umum. Berdasar pertimbangan hal inilah Menteri Keuangan
Republik Indonesia menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum.
5. Rumah Sakit Pemerintah Berstatus Badan Layanan Umum
Istilah Badan Layanan Umum muncul setelah ditetapkannya
Undang- Undang no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang
ditetapkan sesuai dengan semangat reformasi dan otonomi daerah. Misi
refomasi keuangan ditujukan pada akuntabilitas dan transparansi keuangan
yang professional. Dengan penetapan rumah sakit pemerintah menjadi
Badan Layanan Umum diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan
30
BAB III
GAMBARAN UMUM INSTANSI
A.Profil dan Sejarah
Nama Rumah Sakit : RSUD Panembahan Senopati Bantul
Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta,
55714, Indonesia Telp +62274367386
Pemilik : Pemerintah Kabupaten Bantul
Tipe : B
Status : Terakreditasi.
Sejarah
a. Berdiri sejak tahun 1953 sebagai RS hongeroedem (HO).
b. Tahun 1956 resmi menjadi RS Kabupaten dengan 60 Tempat Tidur (TT),
pada tahun 1967 menjadi 90 TT.
c. Tanggal 1 April 1982 diresmikan Menkes RI sebagai RSUD Kabupaten
Bantul Type D.
d. Tanggal 26 Pebruari 1993 ditetapkan sebagai RS Type C (SK Menkes RI
Nomor 202/Menkes/SK/11/1993.
e. Lulus Akreditasi penuh bulan November 1995 untuk 5 Pokja.
f. Tanggal 1 Januari 2003 menjadi RS Swadana dengan Perda No.8 tanggal 8
g. Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama menjadi RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
h. Tahun 2003 mendapatkan Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima
dari Presiden RI.
i. 1 September 2004 menerapkan Tarif Unit Cost (Perda Nomor 4 Tahun
2004).
j. Tahun 2004 mendapat Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden RI.
k. Tanggal 22 Desember 2005 mendapatkan penghargaan RSSI dan RSSB
tingkat Nasional.
l. Sesuai SK Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007 Tanggal 31 Januari 2007
tentang Peningkatan Kelas RSUD Panembahan Senopati Bantul dari Type
C menjadi Kelas B Non Pendidikan.
m. Penetapan RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai salah satu dari
seratus Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Flu Burung (Avian
Influenza) sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
414/Menkes/SK/IV/2007 Tanggal 10 April 2007.
n. Penetapan Logo RumahSakit Daerah Panembahan Senopati Bantul sesuai
Keputusan Bupati Bantul Nomor 124 tahun 2007 Tanggal 16 Mei 2007.
o. Struktur Kelembagaan: LTD berbentuk Badan (ditetapkan dalam Perda
Nomor 17 Tahun 2007 Tanggal 20 November 2007).
p. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan
Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul sesuai
Keputusan Bupati Bantul Nomor 195 Tanggal 21 Juli 2009.
B.Bentuk dan Struktur Organisasi
RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam penyusunan struktur
organisasi menggunakan bentuk organisasi fungsional. Pihak RSUD memilih
menggunakan bentuk organisasi fungsional dikarenakan :
1. Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis.
2. Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan.
3. Kemajuan karier dalam departemen fungsional.
4. Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi.
5. Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas.
6. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli.
7. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.
8. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti.
9. Pengawasan dilakukan secara ketat.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSUD Panembahan Senopati Bantul
INSTALASI LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN dr. M. Noor Widayati, M. Kes, Sp. PK dr. DwiRini M, M. Kes, Sp. KK
INSTALASI RADIOLOGI INSTALASI RAWAT INAP
dr. KunyunMarsindro, Sp. Rad dr. R. YosephBudiman, Sp. S
INSTALASI GIZI INSTALASI BEDAH SENTRAL
DiahYuliantina W, SSiT dr. BambangBasuki, Sp. OG
INSTALASI PRASARANA SARANA RS
INSTALASI REHAB MEDIS
Sugiyanto, S. Kom dr. TiniWati, Sp. Rad
INSTALASI REKAM MEDIS DAN SIM RS
INSTALASI INTENSIVE CARE UNIT
C. Kedudukan dan Tugas Pokok
1. Kedudukan
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati merupakan
pendukung penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh
seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
Bidang Pelayanan Kesehatan.
D. Fungsi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan
1. Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi:
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan rumah sakit.
b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pelayanan rumah sakit.
c) Pembinaan dan pengendalian pelayanan rumah sakit, dan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Tujuan
b) Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
c) Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen.
d) Proses pelaporan dan akses informasi yang cepat dan akurat.
e) Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan
penelitian.
f) Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan.
3. Sasaran
a) Meningkatnya kualitas dan terintegrasikannya proses pelayanan
kepada pelanggan.
b) Meningkatnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
c) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan karyawan (kapabilitas
karyawan) dan meningkatnya etos/ semangat kerja karyawan
(komitmen karyawan).
d) SIM RS yang terintegrasi untuk seluruh unit.
e) Terlaksananya pelayanan pendidikan dan penelitian bagi institusi dan
perorangan.
f) Terlaksananya pelayanan non fungsional.
4. Kebijakan
Pelayanan Prima :
a) Business Proses Reengineering (BPR).
b) Pembangunan Kemitraan dengan Pelanggan.
c) Peningkatan Layanan Pelanggan.
e) Pengembangan SIM.
f) Pengembangan Jejaring Pelayanan Pendidikan dan Penelitian.
g) Sumber pendapatan non fungsional
E.Visi dan Misi
1. Visi
Tewujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan seluruh
masyarakat.
2. Misi
a. Memberikan "Pelayanan Prima" pada pelanggan.
b. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.
c. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan
kesehatan.
d. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait.
e. Meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana yang berkualitas.
f. Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk mendukung
pertumbuhan organisasi.
F. Nilai-nilai dan Motto
1. Nilai-nilai
a. Jujur
b. Rendah hati
d. Profesional
e. Inovasi
2. Motto
G. Data Penelitian
Tabel 3.1 Laporan Operasional RSUD Panembahan Senopati Bantul
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Bidang Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1.02 Kesehatan
Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati
NO.
URUT URAIAN SALDO 2015 SALDO 2014
KENAIKAN/
(PENURUNAN) (%)
8 PENDAPATAN - LO
150.048.485.152,00 0
150.048.485.152,00 0
8.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
150.048.485.152,00 0
150.048.485.152,00 0
8.1.1 Pendapatan Pajak Daerah - LO - 0 - 0 8.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah - LO - 0 - 0 8.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan - LO - 0 - 0
8.1.4 Lain - lain PAD yang Sah - LO
150.048.485.152,00 0
8.2.2 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya- LO - 0 - 0 8.2.3 Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya - LO - 0 - 0 8.2.4 Bantuan Keuangan - LO - 0 - 0 8.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - LO - 0 - 0 8.3.1 Pendapatan Hibah - LO - 0 - 0 8.3.2 Dana Darurat - LO - 0 - 0 8.3.3 Pendapatan Lainnya - LO - 0 - 0 8.4 SURPLUS NON OPERASIONAL - LO - 0 - 0 8.4.1 Surplus Penjualan Aset Non Lancar - LO - 0 - 0 8.4.2 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO - 0 - 0 8.4.3 Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO - 0 - 0 8.5 PENDAPATAN LUAR BIASA - LO - 0 - 0 8.5.1 PENDAPATAN Luar Biasa - LO - 0 - 0
9 BEBAN
149.789.709.470,17 0 149.789.709.470,17 0
9.1 BEBAN OPERASI
149.789.709.470,17 0 149.789.709.470,17 0
9.1.1 Beban Pegawai - LO
27.804.882.861,00 0 27.804.882.861,00 0
9.1.2 Beban Barang dan Jasa
109.794.991.891,96 0 109.794.991.891,96 0
9.1.3 Beban Bunga - 0 - 0 9.1.4 Beban Subsidi - 0 - 0 9.1.5 Beban Hibah - 0 - 0 9.1.6 Beban Bantuan Sosial - 0 - 0
9.1.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi
9.1.8 Beban Penyisihan Piutang 75.611.421,00 0 75.611.421,00 0 9.1.9 Beban Lain - lain - 0 - 0 9.2 BEBAN TRANSFER - 0 - 0 9.2.1 Beban Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah - 0 - 0 9.2.2 Beban Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - 0 - 0 9.2.3
Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke Pemerintah Daerah
Lainnya - 0 - 0 9.2.4 Beban Transfer Bantuan Keuangan Ke Desa - 0 - 0 9.2.5 Beban Transfer Bantuan Keuangan Lainnya - 0 - 0 9.2.6 Beban Transfer Dana Otonomi Khusus - 0 - 0 9.3 DEFISIT NON OPERASIONAL - 0 - 0 9.3.1 Defisit Penjualan Aset Non Lancar - LO - 0 - 0 9.3.2 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang - LO - 0 - 0 9.3.3 Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - LO - 0 - 0 9.4 BEBAN LUAR BIASA - 0 - 0 9.4.1 Beban Luar Biasa - 0 - 0
SURPLUS/DEFISIT - LO
Tabel 3.2 Laporan Perubahan Ekuitas
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah)
Urusan Pemerintahan : 1.02 Kesehatan
Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati Bantul
URAIAN 2015 2014
EKUITAS AWAL 88.735.960.145,69 88.735.960.145,69 SURPLUS/DEFISIT-LO 249.775.681,83 - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/ KESALAHAN
MENDASAR
Koreksi Nilai Persediaan - - Selisih Revaluasi Aset Tetap - - Koreksi ekuitas lainnya (13.454.445.318,00) - EKUITAS AKHIR 75.531.290.509,52 88.735.960.145,69
Tabel 3.3 Neraca
NERACA
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
Per 31 Desember 2014 dan 2015
UrusanPemerintahan : 1.02 Kesehatan
Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD PanembahanSenopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD PanembahanSenopati
URAIAN 2015 2014
ASET
ASET LANCAR
Kas di BendaharaPenerimaan - - Kas di BendaharaPengeluaran - 12.481.480,00 Kas di BLUD 27.474.202.785,00 36.066.056.941,00 Kas Lainnya - - Setara Kas - - Investasi Jangka Pendek - - Piutang Pendapatan 11.078.084.308,00 13.829.446.525,00 Piutang Lainnya - -
Penyisihan Piutang (363.605.682,50)
(287.994.261,50) Beban Dibayar Dimuka 10.000.000,00 10.000.000,00 Persediaan 13.462.828.990,00 10.663.462.515,00 JUMLAH ASET LANCAR 51.661.510.400,50 60.293.453.199,50
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Jangka Panjang Non
Permanen -
Investasi Jangka Panjang Kepada
Entitas Lainnya - - Investasi Dalam Obligasi - - Investasi Dalam Proyek Pembangunan - - Dana Bergulir - - Deposito Jangka Panjang - - Investasi Non Permanen Lainnya - - Jumlah Investasi Jangka Panjang Non
Permanen - - Investasi Jangka Panjang Permanen - Penyertaan Modal Pemerintah Daerah - - Investasi Permanen Lainnya - - Jumlah Investasi Jangka Panjang
Permanen - -
ASET TETAP - Tanah 35.000.000,00 35.000.000,00 Peralatan dan Mesin 77.057.446.231,56 41.944.997.750,56 Gedung dan Bangunan 37.837.321.195,00 29.491.347.155,00 Jalan, Irigasi, danJaringan 4.781.979.935,00 3.701.146.483,00 Aset Tetap Lainnya 22.256.394,00 28.356.394,00 Konstruksi Dalam Pengerjaan - -
Akumulasi Penyusutan (46.251.502.129,54)
(34.128.278.833,33) JUMLAH ASET TETAP 73.482.501.626,02 41.072.568.949,23
DANA CADANGAN
Dana Cadangan - - JUMLAH DANA CADANGAN - -
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang - 0 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - 0 Aset Tidak Berwujud 75.775.500,00 75.775.500,00 Aset Lain-lain - JUMLAH ASET LAINYA 75.775.500,00 75.775.500,00 JUMLAH ASET 125.219.787.526,52 101.441.797.648,73
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
(PFK) - 12.481.480,00 Utang Bunga - - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang - - Pendapatan Diterima Dimuka - - Utang Beban 11.721.615.201,00 12.693.356.023,04 Utang Jangka Pendek Lainnya - - Kewajiban Untuk Dikonsolidasikan 37.966.881.816,00 - JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK 49.688.497.017,00 12.705.837.503,04
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri - - UtangJangkaPanjangLainnya - - JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG - - JUMLAH KEWAJIBAN 49.688.497.017,00 12.705.837.503,04
EKUITAS
EKUITAS 75.531.290.509,52 52.669.903.204,69 JUMLAH KEWAJIBAN DAN
Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
Urusan Pemerintahan : 1.02 Kesehatan
Unit Organisasi : 1.02.02 RSUD Panembahan Senopati Sub Unit Organisasi : 1.02.02.01 RSUD Panembahan Senopati
NO.
URUT URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 (%) REALISASI 2014
4 PENDAPATAN-LRA 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)-LRA 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00 4.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah 130.000.000,00 138.970.400.844,00 106,90 137.256.541.986,00
5 BELANJA 205.264.481.471,00 185.529.136.816,00 90,39 130.344.864.683,00
5.1 BELANJA OPERASI 157.979.200.941,00 141.370.982.050,00 89,49 122.818.081.856,00
5.1.1 Belanja Pegawai 29.391.799.000,00 27.804.882.861,00 94,60 57.839.850.590,00 5.1.2 Belanja Barang dan Jasa 128.587.401.941,00 113.566.099.189,00 88,32 64.978.231.266,00
5.2 BELANJA MODAL 47.285.280.530,00 44.158.154.766,00 93,39 7.526.782.827,00
5.2.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 36.486.280.530,00 33.507.593.873,00 91,84 5.726.269.827,00 5.2.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10.599.000.000,00 10.455.985.893,00 98,65 1.900.513.000,00 5.2.4 Belanja Modal Jalan, Irigrasi dan Jaringan 200.000.000,00 194.575.000,00 97,29 -
SURPLUS/ (DEFISIT) (75.264.481.471,00) (46.558.735.972,00) 61,86 6.911.677.303,00
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) RSUD Panembahan Senopati Kabupaten
Bantul Tahun Anggaran 2015.
1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dimaksudkan untuk menyediakan
informasi yang relevan kepada stakeholder, mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
selama satu periode pelaporan. Penyusunan Laporan Keuangan ini juga
merupakan wujud pelaksanaan kewajiban dalam melaporkan upaya-upaya
yang telah dilakukan sera hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
secara sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan dalam rangka:
a. Akuntabilitas pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan,
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodic
b. Membantu para pengguna laporan keuangan, untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan RSUD Panembahan Senopati
Bantul Kabupaten Bantul selama satu periode pelaopran sehingga
memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas
seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana yang dikelola RSUD
Panembahan Senopati Bantul untuk kepentingan masyarakat.
c. Transparansi dalam memberikan informasi keuangan kepada seluruh
masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
pertangggungjawaban pengelolaan sumber daya dan ketaatan pada
peraturan perundang-undangan.
2. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan RSUD
Panembahan Senopati Bantul mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006, yang dibagi ke dalam tujuh bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan
laporan keuangan, landasan hokum penyusunan laporan keuangan, dan
sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan
Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja
RBA
Bab ini memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang
digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan
Senopati Bantul, perubahan anggaran yang dilakukan pada RSUD
Panembahan Senopati Bantul, realisasi anggaran dibandingkan periode
sebelumnya, dan penjelasan mengenai pencapaian target kinerja RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
Bab ini memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja RSUD
efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan serta kendala dan
hambatan dalam pencapaian kinerja tersebut.
Bab IV Kebijakan Akuntansi
Bab ini memuat informasi mengenai entitas akuntansi pelaporan
keuangan daerah, informasi mengenai basis akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati
Bantul, informasi mengenai penerapan kebijakan basis pengukuran atas
penyusunan pos-pos keuangan RSUD Panembahan Senopati, dan
informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan
kebijakan akuntansi yang belum diterapkan atas pos-pos laporan
keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul sesuai Standar
Akuntansi Pemerintah.
Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
Bab ini memuat rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos laporan
keuangan pada RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi non Keuangan
Bab ini berisi informasi tentang hal-hal yang belum di informasikan
dalam bagian manapun dari laporan keuangan.
Bab VII Penutup
Memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan-simpulan penting
48
A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas
akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan
Keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Penyusunan Laporan
Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan PP Nomor 71
Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) mengakui pendapatan, beban, aset,
utang dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan
basis yang ditetapkan APBN/APBD (PP 71/2010, Pasal 1 angka 8).
Komponen Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah /SKPD
Pemerintah Daerah dan BLUD yang disajikan terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas (LAK)
5. Laporan Operasional (LO)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas
untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan
ekuitas dalam Neraca.
Penyusunan Laporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
mulai tahun 2015 telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajamen
Daerah (SIMDA) Keuangan Versi 2.7 yang merupakan program dari Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kabupaten Bantul.
Komponen laporan keuangan baik dari Laporan Operasional, Neraca, Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran dan
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih disusun menjadi satu dalam
aplikasi SIMDA.
Berdasarkan laporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun
2015, apabila dibandingkan dengan pelaporan keuangan menurut Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat sedikit perbedaan. Pihak rumah sakit
belum menyajikan Laporan Saldo Anggaran Lebih dan Laporan Arus Kas.
Pelaporan keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul apabila
dibandingkan dengan PSAK No.45 masih terdapat banyak perbedaan, seperti
tidak ada klasifikasi aset neto terikat dan tidak terikat. Hal ini dikarenakan
RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam penyusunan laporan keuangannya
hanya mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Berikut
dengan PSAK No. 45 dan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) diuraikan
[image:64.595.56.574.226.759.2]dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perbandingan Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul, PSAK No.
45 dan SAP
No Indikator
Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
PSAK No. 45 SAP (Standar Akuntansi Pemerintah)
Analisis I (Laporan Keuangan RSUD dengan Ketentuan PSAK No. 45)
Analisis II (Laporan Keuangan RSUD dengan Ketentuan SAP)
1. Format Pelaporan Keuangan yang diguna