• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mulching And Giving Herbicides Oksifluorfen As against Allisin Quality Anti Bacteria Tubers Garlic ( Allium sativum ) White Lumbu varieties.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mulching And Giving Herbicides Oksifluorfen As against Allisin Quality Anti Bacteria Tubers Garlic ( Allium sativum ) White Lumbu varieties."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Mulching And Giving Herbicides Oksifluorfen As against Allisin Quality Anti Bacteria

Tubers Garlic ( Allium sativum ) White Lumbu varieties .

Untung Sugiarti dan Suslam Pratamaningtyas

Email: unsugiarti@widyagama.ac.id

ABSTRACT

Mulching is an effort to keep the soil temperature, reduce evaporation and suppress the growth of weeds and diseases in crops. Nuisance weeds is one of the factors that causing low yields. The Mulch that is popularly used by farmers is the rice straw mulch, even though the moist rice straw is the good medium for several types of fungi and bacteria that may also potentially as a cultivated plant pests . This research will be tested utilizing the waste clove’s leaf in an attempt to suppress weeds to increase tuber weight and the content of allicin from garlic varieties Lumbu Putih . The importance of efforts to improve the quality of garlic is allicin to obtain the better quality garlic.

The active substance contained in garlic that is antibacterial in addition to the essential oil is Allicin. Allicin can effectively kill microbes, such as bacteria cause flu infection, gastrienteritis or fever. The allicine is believed to kill Gram-positive and Gram-negative bacteria (Iyam and Tajudin, 2003). The antibacterial capability of garlic is supported by the results of research and Azama Yamada (1977) which states that garlic has anti-bacterial and anti-fungi.

Factorial experiment was conducted in a randomized block design consisting of two factors that M0 (without mulch), M1 (straw mulch), M2 (leaf clovers mulch) and 2nd factor is G0 (without herbicides Goal 240 EC), G1 (herbicide Goal 240 EC ). The experiment was repeated 3 times. The analysis of variance showed that the mulching application and the use of Oksifluorfen herbicides are influence on the growth of garlic crops, but did not affect the diameter of the bulb, wet weight and dry weight. The treatment without herbicide show good productivity. In the test antimicrobial essential garlic against the bacterium Streptococcus sp inhibitory zone values obtained 8.427 mm with a weight of dried tubers of 55.83 g /plant .

(2)

PENDAHULUAN

Penggunaan mulsa pada tanaman bawang putih (Allium sativum) telah umum digunakan oleh petani, Manfaat mulsa adalah untuk menjaga kelembaban dan temperatur tanah yang ideal. Mulsa yang biasa digunakan oleh petani adalah mulsa jerami. Mulsa dari limbah daun cengkeh bisa juga digunakan, karena pada suatu daerah masih sangat banyak daun cengkeh yang gugur dan belum digunakan untuk mulsa maka si peneliti ingin mencoba memanfaatkan limbah daun cengkeh tersebut sebagai mulsa sesuai dengan hasil penelitian Gutomo.SH, 1998. Pemberian mulsa daun cengkeh dapat meningkatkan bobot umbi bawang putih sebesar 6,494 ton/ha pada varietas Lumbu Putih , dan 4,040 ton/ha pada kultivar Lumbu Hijau, hasil penelitian Premono et al., (2001) mengemukakan bahwa sisa tanaman dapat digunakan sebagai mulsa dan sangat efektif untuk mengurangi evaporasi seperti umumnya terjadi cukup besar pada tanah-tanah bertekstur kasar, dan membantu mengaktifkan mikroba dalam tanah serta dapat pula menyuburkan tanah karena dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan secara fisik butir-bitir primer oleh miseliajamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung (Emalinda dkk, 2003). Oleh karena itu mulsa yang berasal dari bahan tanaman dapat mengubah tanah yang semula tidak berstruktur (pejal) dapat membentuk struktur yang baik atau remah, dengan keeratan struktur yang sedang hingga kuat.

Tanaman yang dibudidayakan tidak lepas dari adanya gangguan gulma yang tumbuh, dan ini merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil panen. Cara pengendalian gulma melalui penyiangan dengan tangan karena murah, sangat praktis, efisien dan apabila diterapkan pada suatu area yang tidak luas , sedangkan untuk yang luas maka perlu dipikirkan cara-cara pengendalian gulma secara kimia dengan menggunakan herbisida. Sedangkan penggunaan herbisida untuk bawang putih perlu dipertimbangkan adanya peristiwa peracunan dan dosis dalam derajat pengendalian,begitupula tentang selektifitas dan efek residu. Oleh karenanya herbisida yang digunakan sejenis herbisida selektif yang dapat digunakan sebagai herbisida pra tumbuh untuk mengendalikan gulma yaitu herbisida oksifluorfen (Moenandir, 1988).

(3)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemulsaan dan penggunaan herbisida oksifluoren serta interaksinya dapat meningkatkan bobot dan kandungan Allicin umbi bawang putih varietas Lumbu Putih.

BAHAN DAN METODE a. Tempat Dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dikampus III Universitas Widya Gama Malang. Curah hujan berkisar antara 2000-3000 mm/tahun dengan ketinggian 470m dpl.

b. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan adalah alat penimbang , roll meter, ember plastik,bak plastik, gelas ukur. Lighmeter, Termometer..Bahan yang digunakan adalah Mulsa daun cengkeh kering, limbah kubis dan Benih bawang putih Lumbu Putih, pupuk kandang, pupuk majemuk NPK atau Urea, SP 36 dan pupuk, KCL, Furadan dan Bayrusil EC 0,2 % dan Dithane M45 0,2% atau Antracol.

c. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan percobaan faktorial dilaksanakan dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari dua faktor dan diulang 3 kali. Faktor-faktor tersebut ialah : Faktor I : mulsa jerami dan daun cengkeh M0 : Tanpa mulsa M1 : Mulsa Jerami dan M2 : Mulsa daun cengkeh. Dan Faktor II : Herbisida Goal 240 EC, yaitu : G0 : Tanpa Goal 240 EC, G1 : Goal 240 EC.

Pengamatan Hasil yaitu : Berat basah umbi Bawang Putih (g), Berat kering perumbi Bawang Putih (g), Diameter umbi Bawang Putih (cm) dan Pengamatan penunjang macam gulma yang dominan dan Berat kering gulma setelah tanam berumur 45-75 hari setelah tanam . Data hasil pengamatan dianalisa dengan uji F sedangkan perbedaan perlakuan diuji dengan uji nyata terkecil (LSD) pada taraf uji 5%.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil anasisa vegetasi sebelum perlakuan pemulsaan dan pemberian Herbisida Oksifluorfen gulma yang tumbuh dan dominan adalah :

Tabel 1. Species Gulma Pra Pengamatan

NO SPECIES GULMA SDR (%) 1. Ageratum conyzoides 9,55 2. Axonopus compressus 12.00 3. Borreria biternata 12.33 4. Chromolaena odorata 10.33 5. Cynodon dactylon 19.35 6. Cyperus kyllingia 15.68 7. Cyperus rotundus 20.24 8. Digitaria nuda 9.50 9. Echinochloa colonum 20.33 10 Mimosa indica 22.00

Keterangan : SDR (summed dominance ratio) tertinggi menunjukkan gulma paling banyak populasinya dalam areal pertanaman

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa gulma yang dominan sebelum pemulsaan dan pemberian herbisida Oksifluorfen Terhadap pertumbuhan dan hasil Bawang Putih Varietas Lumbu Putih. Yaitu Mimosa indica, Echinochloa colonum,Cyperus rotundus dan ,Cynodon dactylon . Keberadaan gulma di pertamanan tersebut mempunyai sifat ganas dengan dilakukannya pemulsaan dan pemberian herbisida Oksifluorfen pada pertamanan bawang putih dapat menekan pertumbuhan gulma serta mengurangi kompetisi sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan dan hasil umbi bawang putih yang baik. Hal ini karena faktor luar yang mempengaruhi toksisitas yaitu tumbuhan dalam stadia muda sangat peka pada herbisida bila faktor seperti cahaya, suhu, nutrisi, kelembaban, angin dan pH juga dalam keadaan wajar maka selektivitas atau toksisitas pada gulma bersifat relatif. Dalam perawatan tanaman bawang putih dilakukan pula pengelepan petak dan penggunaan mulsa maka kelembaban disekitar pertanaman kelembabannya tinggi hal inilah yang membantu herbisida mudah cepat masuk karena turgoe tinggi dalam ptotoplasma menyebabkan tingginya arus protoplastik yang membantu translokasi lebih cepat kedalam ploem , maka keadaan ini dapat mengakibatkan peningkatan daya meracunnya dari herbisida.

(5)

Tabel 2. Rerata-rata Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen Terhadap Jumlah daun Bawang Putih Varietas Lumbu Putih.

PERLAKUAN UMUR PENGAMATAN (HST)

30 37 44 51 58 M0 G0 4,15 a 4,35 a 4,83 a 5,73 a 7,00 a M0 G1 3,91 b 4,24 a 4,75 a 6.00 b 8.15 b M1 G0 5,07 c 5,87 b 6,67 b 7,27 c 9,33 e M1 G1 5,33 d 6,13 c 7,07 c 7,73 d 9,00 c M2 G0 5,33 d 6,93 d 7,07 c 7,60 e 9,27 e M2 G1 5,40 d 6,77d 7,27 d 7,93 f 9,13 d BNT 0,05 0,185 0,196 0,199 0,110 0,129 Keterangan : Angka yang diikuti pada huruf yang sama pada kolom yang sama berarti

tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menyatakan bahwa perlakuan pemulsaan dan pemberian Herbisida Oksiflourfen terhadap jumlah daun bawang putih terdapat interaksi yaitu pada perlakuan pemanfaatan mulsa daun cengkeh dan jerami serta herbisida Oksifluorfen. Kemudian perlakuan pemulsaan dan pemberian herbisida terhadap jumlah daun bawang putih menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada beberapa umur pertumbuhan tanaman.Dapat lihat pada Tabel 2 yang menyatakan bahwa perlakuan M2G0 ( Menggunakan mulsa limbah daun cengkeh dan tanpa Herbisida Oksifluorfen) berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang menggunakan mulsa jerami baik dengan herbisida maupun tidak. Hal ini disebabkan karena penggunaan mulsa dapat memperbaiki kedaan tanah sehingga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap erosi. Sesuai dengan pendapat J. Ruijter dan F. Agus, 2004 yang pernyataan bahwa butiran air hujan jatuh yang dapat menimbulkan tumbukan ke atas permukaan tanah dikurangi kekuatannya dengan cara menutup tanah yang terbuka dengan tanaman atau sisa-sisa tanaman. Air yang mengalir di atas permukaan tanah diusahakan sedikit mungkin dan sebagian besar diusahakan masuk ke tanah bagian dalam atau daya menyerap air dari tanah harus diperbesar. Dengan demikian air tanah beserta nutrisi tersebut oleh tanaman dihisap melalui akar yang digunakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman bawang putih. Begitu pula penggunaan mulsa dan tanpa pemberian herbisida berpengaruh nyata terhadap penekanan pertumbuhan gulma sehingga pertumbuhan tanaman bawang putih sangat memuaskan karena persaingan dengan gulma dapat ditekan walaupun ada gulma yang dominan yaitu Cynodon dactylon, Cyperu rotundus, Echinochloa colonum dan Mimosa indic

(6)

Tabel 3. Rerata-rata Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen Terhadap Jumlah Anakan Bawang Putih Varietas Lumbu putih.

PERLAKUAN UMUR PENGAMATAN (HST)

65 72 M0 G0 0,48 b 0,55 a M0 G1 0,50 b 0,50 a M1 G0 0,73 c 0,73 b M1 G1 1,13 e 1,13 c M2 G0 0,80 d 0,80 b M2 G1 0.33 a 0,40 a BNT 0,05 0,082 0,071

Keterangan : Angka yang diikuti pada huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menyatakan bahwa perlakuan pemanfaatan mulsa terhadap jumlah anakan yang dapat menentukan jumlah siung umbi bawang putih menunjukkan ada interaksi antar perlakuan. Dapat lihat pada Tabel 3 yang menyatakan bahwa perlakuan M2G0 (menggunakan mulsa daun cengkeh tanpa herbisida) menunjukkan pengaruh yang nyata dengan perlakuan-perlakuan lainnya. Jadi kualitas bibit merupakan penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin / mengkilap. Selain bibit penentu kuantitas dan kualitas ,musim pun juga menjadi salah satu penentu pula untuk keberhasilan jumlah umbi. Walaupun musim hujan tetap tidak berpengaruh terhadap jumlah umbi bawang putih, Karena dalam hal ini dilakukan perawatan yang rutin antara lain yaitu pembumbunan sambil meninggikan guludan serta memperbaiki atau meratakan ketebalannya mulsa, agar drainase dan aerasi menjadi normal kembali. Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah ditutup kembali sehingga diharapkan tanaman bisa berdiri kuat dan ukuran umbipun yang dihasilkan dapat lebih besar-besar begitu juga jumlah siung umbi bawang putih.

(7)

Tabel 4. Rerata-rata Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen Terhadap Diameter umbi, Jumlah siung ,Berat basah dan Berat kering Bawang Putih Varietas Lumbu putih.

Perlakuan Diameter Umbi (cm/tanaman)

Jumlah siung Berat Basah (g/tanaman) Berat kering umbi (g/tanaman) M0G0 7,80 a 3,45 43,00 a 38,70 b M0G1 8,00 b 3,53 50,60 b 45,54 c M1G0 8,56 c 3,53 58,61 c 48,83 c M1G1 8,10 b 3,73 58,25 c 45,90 c M2G0 8,41 c 4,35 57,71 c 55,83 d M2G1 7,79 a 4,82 43,11 a 34,28 a BNT 0,05 0,203 ns 4,106 2,687

Keterangan : Angka yang diikuti pada huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menyatakan bahwa perlakuan pemanfaatan mulsa daun cengkeh dan jerami serta herbisida Oksifluorfen terhadap Diameter umbi terdapat interaksi. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa berat basah dan berat kering umbi bawang putih varietas lumbu putih menunjukkan pengaruh nyata, walaupun terhadap jumlah siung umbi tidak terdapat pengaruhnya. Hal ini karena peran mulsa terhadap pertumbuhan gulma sangat berpengaruh sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan dan kompetisi tidak terjadi, maka faktor dominan dari lingkungan yang berpengaruh pada selektivitas herbisida adalah pengairan dan suhu, jadi peran tanaman, herbisida dan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil bawang putih sangat berperan. Penggunaan mulsa daun cengkeh tanpa herbisida pengaruhnya terhadap diameter umbi dan berat basah umbi sangat berbeda bila dibandingkan dengan mulsa jerami baik menggunakan herbisida atau tidak ,walau tidak mempengaruhi terhadap jumlah siung.

(8)

Tabel 5. Rerata-rata Pengaruh Pemberian Pemulsaan dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen Terhadap Uji Antimikroba Bawang Putih Varietas Lumbu Putih.

PERLAKUAN Uji Antimikroba

M0G0 6,596 M0G1 6,996 M1G0 8,233 M1G1 6,167 M2G0 8,427 M2G1 7,167 BNT 5% ns

Keterangan : Angka yang diikuti pada huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menyatakan bahwa perlakuan pemanfaatan mulsa daun cengkeh dan jerami serta herbisida Oksifluorfen terhadap uji Antimikroba terdapat interaksi, namun pada Tabel 5 menunjukkan bahwa penggunaan mulsa daun cengkeh disamping mempunyai peran dalam menekan kehilangan air tanah atau mempertahankan kelembaban tanah, menjaga suhu tanah, dan juga mengurangi evapotranspirasi yang berlebihan sehingga pertumbuhan dan produksi dapat baik karena laju kegiatan fotosintesa tidak mengalami hambatan,maka laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila suhu semakin menurun menjelang panen. Jumin,1989 menyatakan bahwa suhu tinggi menghambat perkembangan daun, akibatnya luas daun lebih sempit, sehingga laju fotosintesa berkurang. Berkurangnya laju fotosintesa akan menurunkan berat umbi. Begitu pula menurut Harahap (1992) dalam penelitiannya tentang pemulsaan pada bawang putih menyatakan bahwa penggunaan mulsa alang-alang tidak menunjukan pengaruh nyata pada hasil umbi bawang putih namun pada penggunaan mulsa jerami kandungan kalium dari jerami padi 1,88%. Kalium yang diberikan kemungkinan tidak diserap tanaman, akan tetap menjadi cadangan dalam tanah hingga nampak pengaruhnya terhadap tanaman bawang putih. Kalium mempengaruhi kelembaban tanah, sedangkan tanah yang terlalu lembab dapat berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan akar tanaman bawang putih. Dosis 37 kg kalium /ha mampu meningkatkan produksi dan cenderung mempengaruhi pembentukan umbi serta kandungan minyak atsiri (Allicin). Jadi dengan pemulsaan limbah daun cengkeh dan tanpa herbisida dapat mempengaruhi

(9)

kandungan minyak atsiri (Allicin) pada umbi bawang putih melalui uji antimikroba atsiri bawang putih terhadap bakteri Streptococcus sp yaitu zona hambatnya 8,427mm dengan berat umbi kering sebesar 55,83 g/tanaman

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen Terhadap Jumlah daun dan jumlah anakan bawang putih varietas lumbu putih sangat berpengaruh nyata.

b. Berdasarkan analisis vegetasi gulma yang dominan pada pertumbuhan bawang putih dalam perlakuan pemulsaan dan pemberian herbisida Oksifluorfen yaitu Mimosa indica, Echinochloa colonum,Cyperus rotundus dan ,Cynodon dactylon.

c. Penggunaan mulsa cengkeh dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen sangat efektif untuk meningkatkan berat basah,dan jumlah siung pada bawang putih serta dapat menekan pertumbuhan gulma.

d. Penggunaan mulsa cengkeh tanpa Pemberian Herbisida Oksifluorfen zona hambatnya 8,427 mm dengan berat umbi kering sebesar 55,83 g/tanaman

2. Saran

Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan penambahan perlakuan yang ada di lingkungan bawang putih.

DAFTAR PUSTAKA

Emalinda,Oktanis, Ari PrimaWahyudi dan Agustian, 2003. Pengaruh Herbisida Glisofat terhadap pertumbuhan dan keragaman mikroorganisme dalam tanah serta pertumbuhan Tanaman Kedelai. Stigma 21 (4): (1): 309-316

Fithriad, Riri, 2008. Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering di Indonesia; Kumpulan Informasi. Hal 80 -81. Pusat Penyuluhan Kehutanan. Jakarta.

Gutomo Hardjono Sri.1998. Penggunaan Dosis Mulsa Daun Cengkeh Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Pada Dua Kultivar Tanaman Bawang Putih (Allium

(10)

Premono dan Widayati (2000). Aspek Manfaat Bahan Organik Pada Budidaya Tebu. Moenandir,J. 1988. Fisiologi Herbisida (ilmu Gulma –Buku II). Rajawali Pres. Jakarta. Rukmana,R. 1994. Budidaya bawang Putih. Penebar Swadaya. Jakarta.

Supono Budi Sutoto dan Nurngaini ,2012. Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Dan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L) http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/1903

Harahap A Darwin. 1992. Pemakaian Mulsa dan Pemberian Kalium Pada Tanaman Bawang Putih Varietas Lokal Daulun. Horikultura 2(1):56-61.

Gambar

Tabel 1.  Species Gulma Pra Pengamatan
Tabel 3. Rerata-rata Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen  Terhadap Jumlah Anakan  Bawang  Putih Varietas Lumbu putih
Tabel 4. Rerata-rata Efektivitas Pemulsaan Dan Pemberian Herbisida Oksifluorfen  Terhadap Diameter umbi,  Jumlah siung ,Berat basah  dan Berat kering Bawang   Putih Varietas Lumbu putih
Tabel  5.  Rerata-rata  Pengaruh  Pemberian  Pemulsaan  dan  Pemberian  Herbisida  Oksifluorfen Terhadap Uji Antimikroba Bawang Putih Varietas Lumbu  Putih

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengalaman subyektif, penulis secara sadar mendapatkan rangsangan dari apa yang dilihat oleh penulis, berupa keindahan bentuk dan warna tanaman manggis yang

(2018) tingginya penambahan tepung ikan teri dalam formulasi biskuit, menghasilkan nilai rata-rata hedonik terhadap rasa semakin rendah; Pitunani, et al

Kabupaten Lombok Utara menyimpan potensi yang besar antara lain pada sektor-. sektor sebagai

Alternatif pilihan jawaban pada skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi empat pilihan jawaban yaitu Alternatif pilihan jawaban

Peserta olahraga rekreasi di Tsot Outbond dalam mengikuti aktivitas karena banyak menggunakan macam - macam media untuk melakukan kegiatan dengan jawaban yang

Ruang guru terdiri dari dua bagian yaitu ruang guru terpusat yang merupakan ruang para guru mata diklat umum atau yang disebut dengan ruang guru PDNA

Kepentingan non pengendali m encerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak