• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE ESKPERIMEN DALAM KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE ESKPERIMEN DALAM KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE ESKPERIMEN DALAM KONSEP

PERUBAHAN WUJUD BENDA UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA KELAS IV

Siti Alawiah

1

Effendi Dzulkifly

2

Tatang Suratno

3

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah, Universitas Pendidikan Indonesia

Email: sitialawiah20@gmail.com Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai proses pembelajaraan yang terdapat di Sekolah Dasar. Penerapan metode yang dilakukan oleh guru yaitu menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan suatu materi guru hanya menggunakan alat bantu buku paket tidak dibantu dengan metode dan media lain. Aktivitas siswa cenderung pasif pada saat pembelajaran berlangsung karena mereka tidak diikut sertakan, mereka hanya mendengarkan guru ketika menjelaskan. Pemahaman siswa pun mengenai pembelajaran IPA pada konsep perubahan wujud benda yang masih kurang baik. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai penggunaan metode eksperimen ini dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Tujuannya yaitu agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan, dengan melakukan percobaan yang dilakukan secara langsung oleh siswa hal ini dapat berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa. Karena ketika percobaan berlangsung siswa mengamati dan mengetahui sendiri yang terjadi, maka dari itu mereka memahami dan mengingat apa yang mereka lihat dan alami pada saat itu. Hasil yang didapati sesuai harapan karena adanya peningkatan mengenai aktivitas dan pemahaman siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus dan meliputi empat tahapan yakni kegiatan perencanaan, tindakan, onservasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IV SDN Taman Baru 2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan dengan perolehan nilai presentase pada siklus I 50%, siklus II 70% dan siklus III 90% begitu juga dengan aktivitas siswa terdapat peningkatan di setiap siklusnya.Penelitian pada siklus I memperoleh nilai dengan presentase 40%, siklus II 70 %, dan siklus III 90%, Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan metode eksperimen pada konsep perubahan wujud benda dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

Kata kunci:Metode Pembelajaran Eksperimen, Pemahaman.

1

Penulis pertama sepenuhnya bertanggung jawab dalam isi artikel ini

2Penulis ke dua berperan sebagai pembimbing 3

(2)

EXPERIMENT METHODE APPLICATION FOR CHANGES

IN STATES OF MATTER TO IMPROVE VI GRADE

STUDENTS UNDERSTANDING

Abstract

This study discusses the process pembelajaraan contained in the Primary School. Application of the method performed by the teacher is using the lecture method in explaining the material using only teacher textbook tools are not helped by other methods and media. Activities tend to be passive students during the learning takes place because they are not included, they only listen to teachers when explaining. Any student understanding of the science learning on the concept of change states of matter that is still not good. Therefore, researchers wanted to examine the use of these experimental methods in an effort to improve student understanding. The goal is for students to understand the material presented, by conducting experiments conducted directly by the students this may affect the improvement of student understanding. Because when the experiment students observe and figure out for yourself what happened, and therefore they understand and remember what they saw and experienced at the time. The results were found to be as expected due to an increase of activities and student understanding. This study uses classroom action research conducted three cycles and consists of four phases namely planning, action, and reflection onservasi. Subjects in this study are all students in grade IV SDN Taman Baru 2. These results indicate that the activity of teachers has increased with the acquisition of a percentage value of 50% in the first cycle, the second cycle and the third cycle of 70% to 90% as well as student activity there is an increase in each cycle. Research on the first cycle gain value with a percentage of 40%, 70% the second cycle and the third cycle of 90%, It shows that the use of experimental methods on the concept of change states of matter can increase the activity of teachers and students and enhance students' understanding in learning.

(3)

Pendidikan mempunyai peranan atau fungsi yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa, membantu orang tua dalam mendidik anaknya. Dalam menerapkan pendidikan pada umumnya dilaksanakan dilembaga pendidikan yaitu disekolah. Dimana di sekolah tersebut terjadi proses belajar mengajar yang secara sadar dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta didik yang menerima pembelajaran dari seorang guru. Dalam mengajar terdapat beberapa metode atau strategi yang dapat diterapkan untuk membantu proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.

Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, yang membimbing siswa ketika belajar dan mengarahkan siswa. Guru dapat memilih metode atau strategi pembelajaran yang dapat menarik minat siswa, membangkitkan motivasi siswa dan merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan. R. Gagne 1989 (dalam Susanto, A. 2015, hlm.1)menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses dimana siswa mengalami perubahan sikap dari pengalaman yang mereka lalui. Seseorang yang melakukan proses pembelajaran mereka mendapatkan sesuatu yang baru yang mereka dapatkan dari setiap tahapan-tahapan yang mareka lalui. pengetahuan yang mereka dapatkan lalu di terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang dilihat dari sikap dan prilaku mereka yang mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwasannya guru saat mengajar hanya menggunakan metode ceramah dengan bantuan buku paket sebagai pegangan tanpa menggunakan metode lain dan media untuk membantu berlangsungnya pembelajaran. Dengan demikian aktifitas siswa terlihat kurang

menyampaikan suatu materi. Maka dari itu peneliti menyarankan guru pada konsep perubahan wujud benda menggunakan metode eskperimen ketika mengajar maka siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan yaitu praktek untuk membuktikan suatu konsep mengenai materi yang dipelajari. Dengan demikian karena mereka sendiri yang melihat, membuktikan, serta mengalaminya sendiri maka siswapun

memahami materi yang

dipelajarinya.Sebagaimana disampaikan Confrey (dalam Barlia, 2014, hal.174) pada hakikatnya manusia tidak bisa secara langsung mendapatkan pengetahuan realitas objek dari luar diri kita. Kita membentuk suatu pemahaman melalui pengalaman kita, dan karakter dari pengalaman kita.

Metode eksperimen menurut Shoenherr(dalam Heriawan, dkk. 2012. Hal. 86) adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode ini dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas anak saat belajar serta dengan metode ini siswa dapat menyusun konsep-konsep dan struktur kognitifnya yang mereka temui ketika percobaan dilakukan. Berdasarkan penjelasasdiatasbahwasannya dengan melakukan percobaan siswa mengalaminya secara langsung maka mereka siswa dapat menemukan jawaban yang mereka belum ketahui sebelumnya. Sehingga siswa dapat memahami suatu konsep dengan manyimpulkan hasil dari percobaan yang mereka lakukan.

Paham yaitu kemampuan individu untuk mengungkapkan suatu materi yang telah dipelajarinya. Dalam pengungkapannya baik secara lisan maupun tertulis ketika menjawab pertanyaan siswa tidak harus menjawabnya dengan menggunakan bahasa yang sama dan mirip dengan bahasa yang disampaikan oleh guru atau

(4)

yang ada pada buku paket, tetapi siswa dapat menjawabnya dengan kata-katanya sendiri dengan arti yang sama hal inipun dapat melatih siswa untuk dapat mengungkapkan pendapat sendiri.

Peran guru dalam penggunaan matode eksperimen sangat penting, selain mempesiapkan materi yang akan disampaikan guru juga harus mempersiapkan bahan serta alat yang akan digunakan untuk percobaan.Selain itu pada saat percobaan berlangsung guru harus membimbing siswa agar percobaan dapat berjalan dengan lancar dan tidak adanya kekeliriuan dan kesalahan.Metode eksperimen dapat dilakukan di didalam laboratorium atau diluar laboratorium. Tujuan metode eksperimen yaitu untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam memahami suati konsep yang sedang dipelajari (Wisudawati, A.W dan Sulityowati, E.2014. Hal. 157) Dengan itu metode ini sangat membantu peserta didik untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Karena ketika melaksanakannya siswa secara berkelompok mengamati dan semua siswa bekerja untuk sama untuk menemukan hasil dari praktik tersebut. dari pengamatan yang didapati maka mereka dapat menemukan suatu konsep dan jawaban atas dasar pertanyaan yang mereka belum ketahui.

METODE

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu siswa kelas IV SDN Taman Baru 2 kecamatan Taktakan kabupaten serang dengan jumlah 33 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.Yang menjadi objek penelitian ini yaitu proses selama pembelajaran siswa serta pemahaman siswa dalam menerima materi yang dipelajari

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu adanya kerjasama antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian ini adalah cara dalam pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan yang nyata dalam pengembangan yang inovatif. Dalam pelaksanaan penelitian ini pihak yang terlibat harus saling mendukung dan membantu satu sama lainnya. (Arikunto, 2013 halm. 149).

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya penelitian tindakan yaitu masalah yang sumber dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan yang bersangkutan atau yang menjadi sasarannya. Penelitian ini juga sebagai salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan masalah tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendekteksi dan menyelesaikan maslah. Dalam proses ini harus saling mendukung antara satu pihak dan pihak lainnya yang terlibat.Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggrt yang terdapat empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.Pada tahap perencanaan peneliti merancang skenario pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi perubahan wujud benda menggunakan metode eksperimen, membuat lembar kerja siswa, soal evaluasi, dan pedoman observasi. Tahap tindakan Pada tahap tindakan, penulis melakukan kegiatan pembelajaransepertiyang

sudahdirencanakanpadarencanapelaksana andanpelaksanaan yang sudahdibuatyaitu konsep perubahan wujud benda, bahwa perubahan wujud benda dipengaruhi oleh faktor suhu panas dan dingin.

(5)

penelitian ini yaitu mengamati aktivitas yakni medengarkan penjelasan guru, melakukan eksperimen, mengamati percobaan, bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi dengan teman kelompok, dan persiapan guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan dan merefleksi hasil dari pembelajaran yang sudah dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya.

Keempat tahapan tersebut berulang-ulang dilakukan dengan urutan yang sama apabila dalam proses pembelajaran terdapat hal-hal yang kurang baik dilakukan atau tidak mencapai hasil yang sudah ditentukan.

Instrumen penelitian yang digunakan terdapat tiga yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran aktivitas guru saat mengajar dan siswa saat belajar. Selain itu wawancara dilakukan pada guru kelas IV mengenai pembelajaran yang biasanya dilakukan, selain itu juga peneliti mewawancarai siswa.

Dokumentasi mengenai persiapan guru dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat lembar kerja siswa sebagai evaluasi pembelajaran dan foto kegiatan pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kels IV SDN Taman Baru 2 yang menjadi objek penelitian ini serta waktu waktu pelaksanaannya. Setelah itu peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk mempersiapkan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen pada konsep perubahan wujud benda dan mengetahui bagaimana pemahaman siswa

menggunakan metode ini.

Hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan disesuikan dengan aspek pada siklus yang telah dibuat sebelumnya yaitu aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada pra siklus peneliti melaksanakan observasi mengenai kegiatan belajar mengajar pembelajaran IPA. Observasi ini mengamati kondisi pada saat mengajar, hasil dari pengamatan pada kegiatan belajar mengajar yaitu guru masih menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang dibantu buku paket, tidak menggunakan media pembelajaran sebagai alat peraga untuk membantu berlangsungnya proses pembelajaran dengan itu siswa terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, mereka terlihat pasif dan jenuh ketika guru sedang menyampaikan materi.

Setelah itu peneliti mewawancarai siswa mengenai apa yang dirasakan mereka saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar dari mereka menjawab bosan dan jenuh. Efeknya mereka kurang memperhatikan dan kurang memahami apa yang guru sampaikan.

Peneliti merefleksi hasil pengamatan bersama guru terhadap aktivitas siswa dan pemahamn siswa yang masih rendah. Tahapan selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas dan pemahamn siswa mencoba untuk menerapkan metode eksperimen. Hasil analisis diantaranya yaitu dalam proses belajar mengajar masih perlu adanya perbaikan agar siswa lebih berperan aktif, metode yang digunakan sebaiknya tidak terpaku pada metode ceramah saja tetapi menggunakan metode lainnya yang disesuiakna dengan materi yang akan disampaikan, pemahamn siswa masih rendah dengan itu peneliti mengarahkan siswa untuk berperan langsung pada saat proses

(6)

pembelajaran.Hal ini dapat dilihat siswa tidak fokus pada saat guru menyampaikan materi, terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan teman disekitarnya. Dengan itu Peneliti dan guru berdiskusi untuk menemukan solusinya dari masalah-maslah yang terdapat pada siswa saat proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru kelas merencanakan pembelajaran untuk siklus 1.

Dari masalah-masalah yang didapati pada saat dilaksanakannya pra siklus maka dengan itu peneliti bermaksud merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen mengenai konsep perubahan wujud benda.

Gambar. 1 Peta Konsep

Berdasarkan masalah yang ada peneliti merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen mengenai perubahan wujud benda. Peneliti mempersaipkan peta konsep untuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada siklus I peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan, peta konsep, desain pembelajaran dan lembar observasi siswa tentang perubahan wujud benda dengan menggunakan metode eksperimen. Untuk mendukung proses pembelajaran pada siklus ini peneliti mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan. Setelah melakukan pembelajaran guru memberikan soal evaluasi yaitu Lembar Kerja Siswa dengan soal esay untuk dianalisis.Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar siswa dikelas agar siswa dapat berperan aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa dapat meningkat.

Berikut adalah sekilas cuplikan dialog siswa dan guru pada saat proses pembelajaran.

Guru: “ Hari ini kita akan belajar tentang Panas Dingin”

Siswa : “ Wah apa itu panas dingin?” Guru : “ iyah sekarang kita akan mempelajari suatu perubahan wujud benda yang di akibatkan oleh suhu panas dan dingin, nah sekarang perhatikan aqua gelas dan es yang sudah tersedia di setiap kelompok masing-masing. Apa yang terjadi pada es tersebut?”

Siswa : “Esnya mencair”

Guru : “ ada yang tau kenapa es itu dapat berubah menjadi air?”

Siswa : “ karena tidak dimasukankedalam kulkas”

Guru : “ tadi ada yang menjawab karena tidak dimasukankedalam kulkas. Memang kenapa es harus dimasukankedalam kulkas?”

(7)

terjadi pada es yang berada di gelas aqua itu mencair kira-kira faktor apa?

Siswa : “Panas yah bu?”

Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, ditinjau dari aspek-aspek yang diamati, bahwa penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran masih belum dilakukan secara optimal. Dikarenakan prosedur dalam melakukan percobaan belum dilaksanakan sepenuhnya. Sehingga hasil pengamatan mengenai penggunaan metode eksperimen dalam proses pembelajaran yaitu mendapatkan nilai presentase 50%. Penulis berharap pada siklus selanjutnya aktivitas guru meningkat.

Selain mengamati aktivitas guru peneliti juga mengamati aktivitas siswa. aktivitas siswa pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen masih belum berjalan dengan kondusif. Masih banyak siswa yang enggan untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya. Sehingga hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif. Observasi aktivitas siswa pada siklus I hanya 40 % saja. Belum mencapai presentase yang peneliti harapkan.

Peneliti berharap pada siklusselanjutnya aktivitas siswa lebih baik lagi atau meningkat.Selain observasi aktivitas guru dan siswa peneliti mengamati pemahaman siswa dari implementasi desain yang telah dilaksanakan.

Gambar. 2 Refleksi siswa

Dapat dilihat dari jawaban siswa pada lembar refleksi yang mereka kerjakan. Dari hasil evaluasibahwa terdapat beberpa siswa masih belum paham mengenai perubahan wujud benda, siswa tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai perubahan yang terjadi serta faktor yang mempengaruhinya.

Peneliti berharap pada siklus selanjutnnya pemahaman siswa dapat meningkat sesuai yang diharapkan.

Setelah mengamati kegiatan proses belajar dan pembelajaran pada siklus I peneliti menganalisis dan mengevaluasi terhadap hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terdapat beberapa siswa yang merasa kesulitan atau tidak nyaman dengan belajar secara berkelompok. Karena mereka belum terbiasa belajar secara berkelompok. Saat guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya mereka malu-malu untuk mempresentasikan kedepan kelas. Setiap kelompok saling menyuruh agar menjadi perwakilan dikelompoknya. Berdasarkan masalah yang didapati maka siswa harus sering dilatih untuk dapat tampil berani didepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

(8)

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka untuk mengatasi kekurangan yang ada maka peneliti dan guru kelas merencanakan kegiatan pada siklus II yaitu Pada tahap ini peneliti juga membuat Recana Pelaksanaan Pembelajaran, peta konsep dan desain pembelajaran berdasarkan metode yang digunakan yaitu metode eksperimen pada konsep perubahan wujud benda.

Untuk mendukung proses pembelajaran pada siklus II peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat percobaan. Setelah melakukan pembelajaran guru memberikan soal evaluasi yaitu Lembar Kerja Siswa dengan soal essay untuk dianalisis.Hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar siswa dikelas agar siswa dapat berperan aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa dapat meningkat. Berikut adalah beberapa cuplikan dialog antara guru dan siswa.

Guru : “ anak - anak hari ini kita belajar IPA dan kita akan praktik lagi, melanjutkan materi minggu lalu.

Siswa : “paraktek apa bu?”

Guru : “ kita akan praktik membuat `icecream` dengan cara sederhana” Siswa : “ membuat icecream bu? Memangnya bisa yah”

Guru : “ nah, biar kita semua tidak penasaran, kita praktikan sekarang yah” Siswa : “iyah bu, nnti kalau jadi icecreamnya buat kita yah bu”

Guru : “iyah boleh buat kalian hasilnya” Pada saat dialog terdapat salah satu siswa yang bertannya“ ibu memangnya untuk apa kita membuat icecream? Lalu guru menjelaskan, tujuan kita praktik membuat icecream yaitu kita ingin melihat

perubahn wujud benda dari cair ke padat karena suhu panas dan membeku yang karena pengaruh dari suhu dingin”. Ditinjau dari aspek-aspek yang diamati bahwaaktivitas guru dalam penggunaan metode eksperimen pada konsep perubahan wujud benda terdapat peningkat dengan memperoleh presentasi nilai 70%. Tetapi masih perlu perbaikan lagi pada siklus yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Selain itu aktivitas siswa pada siklus ini sudah mulai terbiasa melakukan percobaan dan belajar secara berkelompok, terlihat pada saat siswa melakuka percobaan mereka saling berdiskusi dengan teman kelompoknyasiswapun melakukannya sudah mulai terarah. Observasi aktivitas siswa pada siklus II terdapat peningkatan dengan memperoleh nilai 70%. Tetapi hal ini diperbaiki lagi pada siklus selanjutnya. Peneliti berharap pada siklus selanjutnya aktivitas siswa lebih baik lagi atau meningkat.

Selain observasi aktivitas guru dan siswa peneliti mengamati pemahaman siswa hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada lembar evaluasi pembelajaran yang diberikan guru.

Gambar.3 Refleksi Siswa

(9)

bahwa anak sudah mulai mengetahui pembuatan icecream secara sederhana serta memahami perubahan wujud benda tersebut yaitu membeku. Dari cair menjadi beku atau padat. Siswa pun sudah mulai mengerti kamper yang biasa mereka temui atau mereka gunakan terjadi perubahan wujud benda yang dinamakan penyubliman.

Setelah mengamati kegiatan proses belajar dan pembelajaran pada siklus II peneliti menganalisis dan mengevaluasi terhadap hasil observasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan siswa sudah mulai terbiasa melakukan percobaan dan belajar secara berkelompok, agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi maka peneliti melaksanakan penelitian pada siklus III.Pada tahap ini peneliti membuat Recana Pelaksanaan Pembelajaran, peta konsep dan desain pembelajaran dengan penggunaan alat dan bahan percobaan yang digunakan berbeda.

Pada saat percobaan berlangsung guru berkeliling dan mengamati setiap kelompopok. Terdapat kelompok yang sudah berubah mentaganya menjadi cair. Lalu salah satu dari kelompok tersebut yaitu Surya berbicara “menteganya cair bu”. Iyah berarti terjadi perubahan tidak dari mentega sebelumya? “iyah bu, tadinya menteganyan padat sekarng jadi cair bu”.

Perubahan wujud benda pada mentega tersebut yaitu dari padat mejadi cair yang disebut perubahan wujud benda mencair karena adanya suhu panas yang bersumber dari api pada lilin tersebut.

Terdapat peningkatan aktivitas guru pada siklus III dilihat pada hasil observasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen, ditinjau dari aspek-aspek yang diamati, bahwa penggunaan metode eksperimen pada konsep perubahan

yang diperoleh pada pengamatan pada siklus ini yaitu memperoleh nilai 90%.

Selain mengamati aktifitas guru saat mengajar, peneliti juga mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel diatas bahwa aktivitas siswa pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sudah terarah. Terlihat pada saat siswa melakuka percobaan mereka saling berdiskusi dengan teman kelompoknya, dan aktif dalam melakukan percobaan. Observasi aktivitas siswa pada siklus III terdapat peningkatan, dengan memperoleh nilai 90%.

Gambar.4 Refleksi siswa

Berdasarkan jawaban anak pada lembar kerja siswa dapat dilihat bahawa siswa sudah memahami apa yang telah dipelajari mengenai konsep perubahan wujud benda. Siswa dapat mengkaitkan perubahan wujud benda dengan contoh kehidupan sehari-hari. Contohnya penguapan selain memasak air siswa juga dapat mengetahui bahwa menjemur pakaian juga termasuk dari penguapan.

Belajar dengan melakukan percobaan maka siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya dengan itu

(10)

aktivitas siswa meningkat serta siswa lebih paham dengan materi yang dipelajarinya.

Dari data hasil penelitian menunjukan adanya kesesuaian antara penelitian dilapangan dengan tujuan penelitian. Penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA pada konsep perubahan wujud benda yang telah dilaksanakan dengan maksimal dapat meningkatkan aktivitas serta pemahaman siswa kelas IV SDN Taman Baru 2. Dengan kata lain, pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada konsep perubahan wujud benda dianggap berhasil. Hal tersebut terbukti dari perolehan hasil observasi dan hasil pemahaman siswa pada penelitian yang mengalami peningkatan yang signifikan mulai dari sikus I sampai siklus III.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi analisis data, dan pembahasan serta temuan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkanproses pembelajaran pada siswa kelas IV, hal ini terlihat pada saat kegiatan belajar mengajar. Mereka terlihat senang dan bersemangat pada saat belajar dengan melakukan percobaan. Di setiap pertemuan mulai dari pra siklus hingga siklus III terjadi peningkatan pada kinerja guru saat mengajar dan aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran. proses pembelajaran siswa terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa.

Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa yang di berikan oleh guru menyenangkan dan memotivasi siswa untuk mengikuti

kegiatan belajar dan pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang yang dilakukan pada saat proses pembelajaran mulai dari pra siklus sampai siklus III bahwa kinerja guru saat mengajar dan aktivitas dan pemahaman siswa pada saat mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S (2013). Dasar-Dasar

Evaluasi Pendidikan.Jakarta:

Bumi Aksara.

Barlia, Lily. (2014). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press

Heriawan, Adang. Dkk. (2012) .Metodologi Pembelajaran kajian

Teoretis praktik. Serang. LP3G.

Susanto, Ahmad (2015). Teori

Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Wisudawati, A.W dan Sulityowati, E.2014.Metodologi

Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

d) Penyusunan Pola Karir akan dilaksanakan mulai Januari s.d. e) Terlaksananya penyertaan Pegawai Negeri Sipil KESDM dalam diklat teknis dan fungsional serta

Teknologi informasi memegang peranan yang sangat penting dalam menunjang tugas pokok dan fungsi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, khususnya dalam melaksanakan tugas

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data barang yang dijual sehinnga lebih mudah dan cepat dilakukan serta dapat mengetahui rugi

Dalam Permendknas no. 13 tahun 2007 tentang Kompetens Kepala sekolah/ madrasah bahwa setap kepala sekola/ madrasah harus memenuh lma aspek kompetens yatu keprbadan,

(1) Pekerjaan las yang boleh dilakukan oleh Juru las kelas I (satu), kelas II (dua) dan kelas III (tiga) tetapi dilarang mengelas jenis kelas II (dua) dan kelas Ill (tiga)

Dari kutipan dan pengertian komunikasi organisasi penulis menarik analisa bahwa komunikasi organisasi dan komunikasi korporat mempunyai keterkaitan yang sangat erat, karena

Program pembangunan yang didasarkan pada asumsi bahwa petani perlu dididik untuk menerapkan teknologi baru dan lebih baik, hampir dapat dipastikan selalu gagal, jika tidak

Dengan penyedia layanannya atau yang disebut Intenet Service Provider dapat memenuhi kebutuhan setiap orang yang memerlukan suatu informasi kapan dan dimanapun dengan fasilitas