Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
` Alinemen horisontal/trase jalan merupakan
proyeksi sumbu jalan pada bidang horisontal
` Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus
dan bagian lengkung (disebut juga tikungan).
` Perencanaan geometri pada bagian lengkung
dimaksudkan untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR.
` Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak
pandang dan daerah bebas samping jalan harus diperhitungkan.
3
Source: KPMPPD Kab. Jombang, 2011
` F = m . A ◦ m : massa = G/gg x a: percepatansentrifugal = V2/R ◦ G: berat kendaraan R * g V * G F 2 =
◦ g: gaya gravitasi bumi ◦ V: kecepatan rencana
` Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal:
◦ Gaya gesek melintang ban-aspal (Fs)g g
◦ Komponen berat kendaraan akibat kemiringan melintang permukaan jalan
5
` Gaya gesekan melintang (Fs) adalah besarnya
gesekan yang timbul antara ban dan
g y g
permukaan jalan dalam arah melintang jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal
` Perbandingan antara gaya gesekan melintang
dan gaya normal yang bekerja disebut koefisien gesekan melintang (f)
` Koefisien gesek melintang maksimum
◦ v < 80 km/j Æ f = - 0,00065 v + 0,192j ◦ 80 < v < 112 km/j Æf = - 0,00125 v +0,24
7
` SuperelevasiSupe e e as : Kemiringan melintang jalane ga e ta g ja a
pada lengkung horizontal yang bertujuan untuk memperoleh komponen berat
kendaraan guna mengimbangi gaya sentrifugal
` Beberapa alternatif superelevasi maksimum:ebe apa a te at supe e e as a s u
◦ Jalan licin, sering hujan, kabut emaks 8 % ◦ Jalan di perkotaan, sering macet emaks 4 – 6 % ◦ AASHTOemaks 0,04; 0,06; 0,08; 0,10; 0,12
◦ Bina Marga: jalan luar kota emaks 10 %; jalan dalam kota emaks6 % 9 V f 2 α = tg e
Karena nilai e.f kecil, maka diabaikan, so…
R * g V f * e 1 f e 2 = − + R * g V f e 2 = + g = 9.81 m/det2 g R 127 V f e 2 = +
` Untuk menyatakan ketajaman lengkung
` Derajat lengkung adalah ` Derajat lengkung adalah
besarnya sudut lengkung yang menghasilkan panjang busur 25 m
` >>R Æ <<D, dan lengkung horisontal semakin tumpul ` <<R Æ >>D, dan lengkung semakin tajam semakin tajam 11 R 39 , 1432 D 360 * R 2 25 D = ° π =
Rminatau Dmax Æ emax dan fmax
R
127
V
f
e
2=
+
Persamaan untuk Rminatau Dmax
R
127
(
)
2 minf
e
127
V
R
+
=
(
)
(
)
2 maks maks maks maks maksV
f
e
53
,
181913
D
f
e
127
+
=
+
Source: Sukirman, 1994 13
VR(km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20 R min (m) 600 370 210 110 80 50 30 15
Source: Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
` Pada jalan lurus
` Tergantung pada jenis lapis keras yang e ga tu g pada je s ap s e as ya g
dipergunakan
` 2 – 4 %
15
` Lengkung peralihan adalah lengkung yang
disisipkan di antara bagian lurus jalan dan p g j bagian lengkung jalan berjari jari tetap R; berfungsi mengantisipasi perubahan
alinemen jalan
` Landai relatif adalah besarnya kelandaian
akibat perbedaan elevasi tepi perkerasanp p p sebelah luar sepanjang lengkung peralihan
17 X XS spiral TS X YS k L P θ S y p SC RC R θS
` Jika P adalah sembarang titik di sepanjang
lengkung spiral, maka koordinat P :g g p ,
R 6 L y R 40 L 1 L x 2 2 2 = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 19
` L: panjang spiral dari titik awal ke titik P ` R radius pada titik P
` Jika TS: permulaan bagian spiral dan SC:
peralihan dari bagian spiral ke circle
p g p c 2 s s 2 c 2 s s s R 6 L y R 40 L 1 L x = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =
` Rumus2 lain:
(
)
3 s c c 2 s c s s L cos 1 R R 6 L p R L 90 θ − − = π = θ 21 s c 2 c s s R sin R 40 L L k= − − θ` Panjang lengkung peralihan berdasarkan
rumus modifikasi Shortt
` Ls: panjang lengkung spiral (m)
R j i j i b li k
C
e
*
V
727
,
2
RC
V
022
,
0
L
3 s=
−
` R: jari-jari busur lingkaran, m ` V: kecepatan rencana (km/jam)
` C: perubahan percepatan, m/det3 yang
` Panjang lengkung peralihan berdasarkan waktu
tempuh maksimum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan
lengkung peralihan
` Ls: panjang lengkung spiral (m) ` VR: kecepatan rencana (km/jam)
T
*
6
,
3
V
L
R s=
23 R ecepata e ca a ( /ja )` T: waktu tempuh pada lengkung peralihan =
3 detik
` Panjang lengkung peralihan berdasarkan
tingkat pencapaian perubahan kelandaiang p p p
` Ls: panjang lengkung spiral (m) ` VR: kecepatan rencana (km/jam)
(
)
R e n m s*
V
r
*
6
,
3
e
e
L
=
−
R ecepata e ca a ( /ja )` re= tingkat pencapaian perubh. Kelandaian
melintang jalan. Utk VR ≤ 70 km/jam, re maks = 0,035 m/det. Utk VR ≥ 80 km/jam, re maks = 0,025 m/det
` Panjang lengkung peralihan minimum dan
superelevasi yang diperlukan, disediakanp y g p , dalam tabel (Cek Tabel II.17 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, halaman 30)
25
` Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi untuk mengimbangi ga a centrif gal ang diterima kendaraan pada gaya centrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan rencana (Oglesby, 1999)
` Diagram superelevasi menggambarkan
pencapaian superelevasi dari kemiringan lereng normal hingga mencapai kemiringan superelevasi penuh
p
` Dengan demikian dapat ditentukan bentuk potongan melintang disetiap titik pada suatu tikungan
` Pada jalan raya tanpa median, superelevasi
dapat dilakukan melalui 3 cara:p
◦ Sumbu jalan sebagai sumbu putar (dipakai di Indonesia)
◦ Tepi perkerasan dalam sebagai sumbu putar ◦ Tepi perkerasana luar sebagai sumbu putar
27
As jalan sebagai as putar
Tepi luar sebagai as putar
` Full Circle (FC) ` Spiral-Circle-Spiral (SCS)Sp a C c e Sp a (SCS) ` Spiral-Spiral (S-S) 29 Gambar Situasi Skala 1:1000
Penentuan Trace Jalan
Penentuan Koordinat PI & PV
Perencanaan Alinyemen Horisontal Perencanaan Alinyemen
Vertikal
Coba Tikungan Full Circle
R > Rmin
Coba Tikungan Spiral – Circle - Spiral
Lc > 20 Pilih Tikungan Spiral - Spiral Pakai Tikungan Full Circle Pakai Tikungan Spiral – Circle - Spiral No No Yes Yes No Perencanaan Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan Perencanaan Super
Elevasi Perencanaan Kebebasan Samping
Gambar Penampang Melintang
` Syarat lengkung ini:
◦ Tikungan dengan radius besarg g ◦ Sudut tangent kecil
` Bentuk: β PH TC M EC 31 ½ β ½ β TC CT RC RC LC Q
` batasan—batasan untuk lengkung FC
VR Rmin VR Rmin VR Rmin VR Rmin 120 2500 50 350 100 1500 40 250 80 900 30 130 60 500 20 60
Source: Tabel II.18. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
` dibawah nilai jari-jari diatas, bentuk tikungan
β P H TC EC 1 2 1 C C
tg
*
T
E
tg
*
R
T
β
=
β
=
½ β ½ β TC CT RC RC LC M C C C C 4 1 C CR
*
*
01745
.
0
L
R
2
360
L
tg
*
T
E
β
=
π
°
β
=
β
=
` dengan:◦ β, sudut tangen dalam derajat
33
Q
` Karena lengkung berbentuk busur lingkaran
saja, maka pencapaian superelevasij , p p p
didistribusikan pada bagian jalan lurus dan lengkung. Disebut lengkung peralihan fiktif (Ls’)
` Menurut Bina Marga, 2/3 Ls’ ada dibagian
lurus (sebelum TC dan sesudah CT), dan 1/3 Ls’ ada di bagian lengkung
TC TC
lurus lurus tepi luar lurus lurus
tepi dalam (-) (+) emaks enormal 0% A B C D circle 35 2/3Ls’
Pot. A Pot. B Pot. C Pot. D
-2% -2% 0% -2% +2% -2% +emaks -2% -emaks -2% -2% LC 1/3Ls’ 1/3Ls’ 2/3Ls’ ` VR = 60 km/jam ` e maks = 0.10e a s 0 0
` Sudut tikungan = 20 derajat
` Lebar jalan 2 x 3.75 m tanpa median ` Kemiringan normal 2%
` Direncanakan tikungan C-C dengan R = 716
` Kondisi jenis tikungan ini menuntut adanya lengkung peralihan/transisi/spiral diantara bentuk lurus ke bentuk lengkung lingkaran ` Keuntungan adanya lengkung peralihan:
◦ Sebuah rute alamiah dan mudah diikuti oleh pengemudi
sehingga gaya sentrifugal meningkat atau berkurang secara bertahap seiring kendaraan memasuki dan meninggalkan lengkungan melingkar.
◦ Superelevasi dapat diatur sesuai keinginan dan lebih ◦ Superelevasi dapat diatur sesuai keinginan dan lebih
mudah.
◦ Fleksibilitas dalam pelebaran lengkungan tajam. ◦ Tampilan jalan raya yang lebih baik.
37
` Menentukan superelevasi desain (jika tidak tersaji tabel) 1. Derajat kelengkungan design
2.Superelevasi design d d R 4 , 1432 D = d maks 2 d maks d
D
*
e
*
2
D
*
e
e
=
−
+
maks maks dD
D
e
=
+
` Rumus2Panjang Ls (Bina Marga, 1997) 1. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
Ls: panjang spiral (m)
V: kecepatan rencana (km/jam)
C
e
*
V
727
,
2
RC
V
022
,
0
L
3 s=
−
39 R: jari-jari (m) C: perubahan kecepatan K: superelevasi2. Berdasarkan waktu tempuh maksimum di
lengkung peralihang g p
T: waktu tempuh pada lengkungan peralihan, ditetapkan 3 detik
T
*
6
,
3
V
L
R s=
p , p3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan
kelandaian
V: kecepatan rencana (km/jam) em: superelevasi maksimum
(
)
R e n m s*
V
r
*
6
,
3
e
e
L
=
−
41en: superelevasi normal
re: tingkat pencapaian perubahan
kemiringan melintang jalan (%/detik) utk VR ≤ 70 km/jam, re-max = 0.035 %/detik utk VR ≥ 80 km/jam, re-max = 0.025 %/detik
PH θC β PH TS RC SC E CS XS k LINGKARAN θS θS TS ST p’ YS
Menentukan Sudut Spiral (θs), sudut circle (θc), dan lengkung circle (Lg g cc)
C C C s C c s s R L 2 R L 90 π ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ θ = θ − β = θ π = θ Syarat S-C-S : ` θc > 0° ` Lc > 20 m 43 C C 180⎟⎠π ⎜ ⎝ Rumus-rumus tikungan SCS C 2 S S 2 C 2 S S S R 6 L Y R 40 L 1 L X = ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =
(
)
(
)
1 S C 2 C 3 S S S C C 2 S k t R T sin * R R 40 L L k cos 1 R R 6 L p β θ − − = θ − − =Kontrol perhitungan tikungan SCS: 2T > L
(
)
C 2 1 C S 2 1 C S R cos p R E k tg p R T − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ β + = + β + =TS
SC CS
ST
lurus spiral tepi luar spiral lurus
tepi dalam (-) (+) emaks enormal 0% A B C D circle TS ST 45 Ls Ls
Pot. A Pot. B Pot. C Pot. D
-2% -2% 0% -2% +2% -2% +emaks -2% -emaks -2% -2% LC ` VR: 60 km/jam ` eemm: 10%; e0%; enn: 2%% ` β : 20º
` Lebar jalan: 2 x 3.75 m tanpa median
` Jalan berbelok ke kanan dengan Rc = 318 m ` Tugas/PR
x Hitunglah data-data tikungan tersebut..!g g x Gambarkan diagram superelevasi..!
` Adalah lengkung busur lingkaran (circle)
sehingga titik SC berimpit dengan titik CSgg p g
` Panjang busur Lc = 0 dan θs = ½ β
` Rc yang dipilih harus sedemikian sehingga Ls
yang dibutuhkan lebih besar daripada Ls yang menghasilkan landai relatif minimum yang disyaratkan. 47 β TS TS ST SC = CS P Es YS θS θS RC P RC RC RC
` Rumus-rumus sama dengan SCS, dgn catatan: ` θc = 0, so β = 2 θs ` Lc = 0 ` Lc = 0, so L = 2 Ls
R
L
R
2
L
πβ
⇒
θ
S 49648
,
28
L
360
L
S S S=
°
⇒
=
` Dengan menggunakan harga p* dan k* dari
tabel J Barnett untuk Lss = 1, maka,
◦ p = p*. Ls ◦ k = k*. Ls
` atau dengan rumus:
(
)
3 S S d d 2 S i * R L L k cos 1 R R 6 L p θ θ − − =
(
d)
12 S S d 2 d S S p R k tg p R T sin * R R 40 L k − ⎞ ⎛ + = + β + = θ − − =TS ST lurus lurus spiral spiral tepi luar tepi dalam (-) (+) emaks enormal 0% A B C ST 51 Ls Ls D
Pot. A Pot. B Pot. C Pot. D
-2% -2% 0% -2% +2% -2% +emaks -2% -emaks -2% -2% ` VR: 60 km/jam ` eemm: 10%; e0%; enn: 2%% ` β : 20º
` Lebar jalan: 2 x 3.75 m tanpa median
` Jalan berbelok ke kanan dengan R = 318 m ` Tugas/PR
x Hitunglah data-data tikungan tersebut..!g g x Gambarkan diagram superelevasi..!
` Pelebaran perkerasan pada tikungan untuk
menghindari kendaraan yang bergerak dari
j l l j k ik id k
jalan lurus menuju ke tikungan tidak mengalami off tracking (keluar jalur) tepatnya lintasan roda belakang pada saat membelok (Clarkson H.Oglesby,1999).
` Pada jalan 2 lajur dengan tikungan tajam
memerlukan pelebaran utk tujuan:
1. Kecenderungan pengemudi terlempar keluar dari tepi perkerasan
2. Meningkatnya lebar efektif kendaraan karena ban depan dan belakang tidak melintasi satu garis. 3. Pertambahan lebar karena posisi kendaraan yang
miring terhadap as jalan ( Mannering, 1990
53
Pelebaran perkerasan menurut Bina Marga harus mempertimbangkan
1. Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan
1. Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada lajurnya
2. Penambahan lebar (ruang) lajur yang dipakai saat kendaraan melakukan gerakan melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus memenuhi gerak perputaran kendaraan rencana sedemikian sehingga proyeksi kendaraan tetap pada lajurnya
3. Pelebaran di tikungan ditentukan oleh radius belok kendaraan rencana dan besarnya ditetapkan sesuai Tabel kendaraan rencana dan besarnya ditetapkan sesuai Tabel II.20 Pelebaran di Tikungan (Tatacara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997, halaman 33)
4. Pelebaran yang lebih kecil dari 0.6 meter dapat diabaikan
5. Untuk jalan 1 jalur 3 lajur, nilai-nilai dalam Tabel II.20 harus dikalikan 1,5
55
Source: TCPGJAK, 1997
57
59
(
)
(
)
' d '"
b
b
b
Z
T
1
n
c
b
n
B
=
+
+
−
+
B : Lebar perkerasan ditikungan n : jumlah lajur lintasan b : lebar lintasan kendaraan(
)
d 2 d d 2 2 d dW
B
R
A
p
2
A
R
T
p
R
R
"
b
"
b
b
b
=
ε
−
+
+
=
−
−
=
+
=
pada jalan lurusb’: lebar lintasan kendaraan pada tikungan
c : kebebasan samping (0,8m)
p : jarak antara as roda depan dan belakang Td: lebar melintang akibat
61 d R
R
V
*
105
.
0
Z
W
B
=
−
=
ε
tonjolan depanA : tonjolan depan kendaraan Z : lebar tambahan akibat
kelainan dalam mengemudi W : lebar perkerasan Ɛ : pelebaran perkerasan Rd: jari-jari rencana
` Bina Marga, Dep PU. 1997. Tatacara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
` Wibowo, S.S., …… Rekayasa Jalan Raya
` Sukirman, S., 1994. Dasar-dasar Perencanaan