• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISBN : KAPKAYO. Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA. 31 Oktober Kerjasama KAPKAYO dan LP3M STIKES Aisyiyah Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISBN : KAPKAYO. Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA. 31 Oktober Kerjasama KAPKAYO dan LP3M STIKES Aisyiyah Yogyakarta"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding

Prosiding

Kesiapan Tenaga Kesehatan

Menghadapi MEA

31 Oktober 2015

Kesiapan Tenaga Kesehatan

Menghadapi MEA

31 Oktober 2015

SEMINAR NASIONAL

Kerjasama

KAPKAYO dan LP3M

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

ISBN : 978-602-18471-2-1

(2)

Prosiding

SEMINAR NASIONAL

Kesiapan Tenaga Kesehatan

menghadapi MEA

Tim Penyunting:

Sarwinanti Ismarwati Yuli Isnaeni Anjarwati Widaryati Lutfi Nurdian Asnindari Siti Khotimah Mamnu’ah Menik Sri Daryati Ery Khusnal

(3)

iv DAFTAR ISI

Halaman judul ... i Kata Pengantar ... iii Daftar isi ... iv ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Catur Esty Pamungkas, Mufdlilah ... 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN

KEHAMILAN

Andi Kasrida Dahlan ... 9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERSALINAN PREMATUR PADA IBU BERSALIN SPONTAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA

Aulia Amini, Mufdlilah ... 20 SUNAT PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN AGAMA

Islamiyaturrohmah, Umu Hani ... 34 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN

METODE PEER GROUP TERHADAP MINAT IBU MELAKUKAN PAP SMEAR

Anita Dewi Widyastuti, Anjarwati ... 45 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK

MENYUSUI YANG BENAR DI DESA PIJOT KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Ana Pujianti Harahap ... 54 HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PRE MENSTRUAL

SYNDROME SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL

Elika Puspitasari ... 59 PENGARUH DISKUSI INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014

Anis Eka Pratiwi ... 69 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2011

(4)

v

PERBEDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT DINI DAN LAMBAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RSKIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

Evi Wahyuntari, Dewi Rokhanawati ... 85 HUBUNGAN ANTARA PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK DENGAN

PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

Nur Hidayatul Ainiyah ... 96 STUDI KASUS SIKAP PASANGAN INFERTIL PRIMERDI DESA

WONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011

Agustin Endriyani ... 103 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Inge Anggi Anggarini ... 112 PENGALAMAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENJALANI

PERAWATANDI RUMAH SAKIT JIWA: STUDI FENOMENOLOGI

Mamnu’ah, Tenti Kurniawati ... 122 PENGARUH PERINEAL CARE DENGAN AIR DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH MUNTILAN TAHUN 2013

Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni ... 137 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN

KUNJUNGAN NEONATAL TAHUN 2012

Tiara Pratiwi ... 147 HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU

HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014

Nila Qurmiasih, Umu Hani EN ... 155 HUBUNGAN RIWAYAT PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM

Nurul Mahmudah ... 163 FAKTOR PENGHAMBAT INTERNAL PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI

PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIII

Endang Koni Suryaningsih, Sjafiq, PA ... 170 ANALISIS PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS

KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT

(5)

vi

MANFAAT MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP OEDEMA KAKI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KELURAHAN SIDAKAYA KABUPATEN CILACAP

Enny Fitriahadi ... 196 PENGARUH PEMBERIAN BEDSIDE TEACHING (BST) TERHADAP NILAI

DIRECT OBSERVATIONAL OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS) PADA KETRAMPILAN PEMERIKSAAN HB SAHLI PADA MAHASISWA KEBIDANAN

Yekti Satriyandari ... 204 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Fani Mayasari, Mufdlilah ... 220 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN

NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA IBU HAMIL

Charunia Anggraini, Dhesi Ari Astuti ... 232 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Septi Indah Permata Sari, Fitria Siswi Utami ... 240 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG

TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

Fatmah Zakaria ... 250 STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN

DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA

Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi ... 257 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

DIII KEBIDANAN

Intan Mutiara Putri ... 265 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS PADA

SISWA KELAS X DAN XI

Dwi Atma Vica Yanottama, Anita Rahmawati, Hesty Widyasih ... 272 PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN

SIKAP IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 2015

(6)

vii

PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMILIHAN IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS SEWON II KABUPATEN BANTUL

Ellyda Rizki Wijhati ... 295 GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BALITA KEMBAR DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARENGAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2014

(7)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fani Mayasari, Mufdlilah

STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: mufdlilah.stikes@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motivator KP-Ibu dalam pemberian ASI eksklusif.Jenis penelitian ini adalah survey dengan rancangan cross

sectional. Populasi dalam penelitian adalah motivator KP-Ibu di

Puskesmas Kasihan II Bantul.Besar sampel sebanyak 45orang, pengambilan sampel dengantotal sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner tertutup yang sebelumnya telah diuji validitas dan realibilitasnya.Uji statistik yang digunakan adalah Kendall’s

Tau.Responden dengan usia (36-45 tahun) 48,90%, pekerjaan Ibu

Rumah Tangga (64,44%). Responden yangmemiliki tingkat pendidikan sedang 73,30%, responden dengan pengetahuan baik 75,60%,motivasi responden kuat 82,20%, sarana prasarana baik 57,80% dan kinerja cukup 66,67%.Hasil uji Kendall’s Tau dengan á 0,05, faktor pengetahuan (p=0,049) dan sarana prasarana (p=0,018), sedangkan tingkat pengetahuan (p=0,975) dan motivasi (p=0,886). Faktor pengetahuan dan sarana prasarana memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja motivator KP-Ibu.Melakukan regenerasi motivator dengan mengadakan pelatihan dan refresing ilmu secara berkala sehingga diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif.

Kata Kunci: faktor-faktor, motivator KP-Ibu, progam pemberian ASI Eksklusif

PENDAHULUAN

Pemberian ASI pada bayi selama 6 bulan pertama hampir di seluruh negara di dunia belum memuaskan. Berdasarkan laporan World Health

Organization (WHO) dalam Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012)

menyebutkan bahwa dari 18 negara anggota The Association of Southeast Asian

Nations dan Regional Committee for South-East Asia bahwa cakupan ASI

eksklusif di negara Sri Lanka sebesar 76,0%, Kamboja sebesar 66,0%, Korea Utara 65%, Nepal sebesar 32% dan Timor Leste sebesar 52%. Sementara negara

(8)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Indonesiacakupan ASI eksklusif hanya sebesar 32% dan menempati urutan ke-10 (Kementrian Kesehatan, 2013).

Pemerintah adalah pihak yang memiliki peran besar dalam keberhasilan menyusui, karena pemerintah bisa melakukan banyak intervensi untuk melindungi ibu menyusui (Amalia, 2013).Kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) sangatlah tepat. Karena masyarakat akan lebih sadar meningkatkan cakupan ASI eksklusif kalau mereka benar-benar mengetahui manfaat ASI eksklusifberhasil (Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2014).

Penelitian yang dilakukan Nugroho (2011) menunjukkan bahwa KP-Ibu mempunyai peran edukasi, yaitu dengan adanya kegiatan konseling atau penyampaian informasi dari motivator atau dari Bidan wilayah kepada para anggota KP-Ibu.Selain itu KP-Ibu juga sebagai tempat saling berinteraksi antara anggota yang satu dengan yang lain, dengan adanya sharing/saling bertukar pengalaman antar sesama anggota. KP-Ibu tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah capaian ASI eksklusif saja, namun juga berperspektif membangun rasa percaya diri, saling menumbuhkan sikap positif, dan tidak ada sikap menghakimi dengan pendapat orang lain atau tidak menjudge. Dengan adanya KP-Ibu sangat membantu dalam meningkatkan jumlah capaian ASI eksklusif.Penelitian yang dilakukan Sudarmani (2011)menunjukkan bahwa kegiatan KP-Ibu berhasil mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI saja dan aktifitas KP-Ibu dapat meningkatkan prevalensi pemberian ASI saja menjadi 80%.

Pencapaian ASI eksklusif tahun 2013 di Kabupaten Bantul yaitu 62,05% jauh dibawah target Renstra Kabupaten Bantul yaitu 80%. Hal ini membuat kekhawatiran Pemerintah Kabupaten Bantul dan berupaya mencari strategi yang efektif.Strategi Pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan pencapaian ASI eksklusif dikembangkan oleh Puskesmas Kasihan II dengan nama KP-Ibu. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kasihan II Bantul,

(9)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari tahun 2012 sebesar 57,51%, tahun 2013 sebesar 56,71%.

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok tanpa memberikan intervensi kepada sampel yang diteliti (Sugiyono, 2010). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2010).Dengan demikian, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh populasi motivator di Puskesmas Kasihan II Bantul.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup (close ended) yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motivator Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) dalam pemberian ASI eksklusif. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk (Arikunto, 2010).

Analisa data yang digunakan adalah analaisis univariat danbivariat. Analisis data univariat untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motivator. Analisis bivariat yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (faktor-faktor) dengan variabel terikat (kinerja motivator KP-Ibu) menggunakan uji Kendall’s Tau.

(10)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden

Umur f %

Lansia akhir (56-65 tahun) 4 8,9 Lansia awal (45-55 tahun) 8 17,8 Dewasa akhir (36-45 tahun) 22 48,9 Dewasa awal (26-35 tahun) 11 24,4

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 45responden penelitian, mayoritas berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 22orang (48,9%) dan yang berusia >55 tahun sebanyak 4 orang (11,5%).

Tabel 2. Deskripsi Karakteristik Responden

f %

Sedang (SMP dan SMA) 33 73,3 Tinggi (Akademi, Perguruan Tinggi) 12 26,7

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 45 responden penelitian, pendidikan terakhir responden sebagian besar tamat SMP dan SMA sebanyak 33 orang (73,3%) dan yang berpendidikan tinggi (Akademi atau Perguruan tinggi sebanyak 12 orang (26,7%).

Tabel 3. Deskripsi Karakteristik Responden

f % Pensiunan 1 2,2 PNS 2 4,4 Swasta 5 11,1 Wiraswasta 4 8,8 223

(11)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Dagang 4 8,8

Ibu Rumah Tangga 29 64,4

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 45 responden penelitian, sebagian besar pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 29 orang (64,44%) sedangkan yang bekerja sebagai pensiunan sebanyak 1 orang (2,22%).

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden dalam Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkangambar 1 dapat diketahui dari 45 responden sebagian besar ibu memiliki pendidikan sedang (SMP dan SMA) yaitu sebanyak 33 orang (73,3%) dan yang memiliki pendidikan tinggi yaitu sebanyak 12orang (26,7%).

(12)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden dalam Pemberian ASI eksklusif

Berdasarkangambar 2 dapat diketahui dari 45 responden sebagian besar ibu memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (75,6%) dan yang memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 11orang (24,4%).

Gambar 3. Distribusi Frekuensi Motivasi Motivator dalam pemberian ASI eksklusif

(13)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Berdasarkangambar 3 dapat diketahui dari 45 responden sebagian besar ibu memiliki motivasi kuat yaitu sebanyak 37 orang (82,2%) dan yang memiliki motivasi sedang yaitu sebanyak 8orang (17,8%).

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Sarana Prasarana Motivator dalam pemberian ASI eksklusif

Berdasarkangambar 4 dapat diketahui dari 45 responden sebagian besar ibumengatakan sarana prasarana baik yaitu sebanyak 26 orang (57,8%), sarana prasarana kurang yaitu sebanyak 13 orang (28,9%) dan yang mengatakan sarana prasarana cukup yaitu sebanyak 6orang (13,3%).

Tabel 4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Motivator KP-Ibu dalam Pemberian ASI eksklusif

Jumlah P

Baik Cukup Kurang Nilai τ value

Tingkat Pendidi kan Kinerja F % f % f % f % 0,005 0,975 1. Tinggi 2 4,4% 10 22,2% 0 0% 12 26,7% 2. Sedang 9 20,0% 20 44,4% 4 8,9% 33 73,3% 226

(14)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa respondenyang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 2 orang (4,4%), tingkat pendidikan tinggi dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 10 orang (22,2%), dan tidak ada responden memiliki tingkat pendidikan tinggi dengan kinerja yang kurang.

Responden yang memiliki tingkat pendidikan sedang dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 9 orang (20,0%), tingkat pendidikan sedang dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 20 orang (44,4%), dan tingkat pendidikan sedang dengan kinerja yang kurang sebanyak 4 orang (8,9%). Serta tidak ada responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Perhitungan statistik menggunakan Kendall’s Tau (). Hasil nilai pengujian didapatkan nilai sebesar 0,05 dengan nilai p value sebesar 0,975, karena p ≥ 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja motivator KP-Ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kasihan II Bantul tahun 2015.

Tabel 5. Hubungan pengetahuan dengan Kinerja Motivator KP-Ibu dalam Pemberian ASI eksklusif

Jumlah Nilai P

Baik Cukup Kurang τ value

Penget

ahuan Kinerja

F % f % f % f %

1. Baik 8 17,8% 23 51,1% 3 6,7% 34 75,6% 0,028 0,049 2. Cukup 3 6,7% 7 15,6% 1 2,2% 11 24,4%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 23 orang (51,1%), pengetahuan baik dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 8 orang (17,8%), dan responden memiliki pengetahuan baik dengan kinerja yang kurang sebanyak 3 orang (6,7%).

(15)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Responden yang memiliki tingkat pendidikan cukup dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 3 orang (6,7%), pengetahuan cukup dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 7 orang (15,6%), dan pengetahuan cukup dengan kinerja yang kurang sebanyak 1 orang (2,2%). Serta tidak ada responden yang memiliki pengetahuan yang rendah.

Perhitungan statistik menggunakan Kendall’s Tau). Hasil nilai pengujian didapatkan nilai sebesar 0,028 dengan nilai p sebesar 0,049 karena p ≤ 0,05, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja motivator KP-Ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kasihan II Bantul tahun 2015.

Tabel 6. Hubungan motivasi dengan Kinerja Motivator KP-Ibu dalam Pemberian ASI eksklusif

Jumlah P

Baik Cukup Kurang Nilai τ value

Motivasi Kinerja

F % f % f % f %

1. Kuat 9 20,0% 25 55,6% 3 6,7% 37 82,2% -0,021 0,886 2. Sedang 2 4,4% 5 11,1% 1 2,2% 8 17,8%

Sumber: Data Primer diolah 2015

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden yang mempunyai motivasi kuat dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 25 orang (55,6%), motivasi kuat dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 9 orang (20,0%), dan responden memiliki motivasi kuat dengan kinerja yang kurang sebanyak 3 orang (6,7%).

Responden yang memiliki motivasi sedang dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 2 orang (4,4%), motivasi sedang dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 5 orang (11,1%), dan motivasi sedang dengan kinerja yang kurang sebanyak 1 orang (2,2%). Serta tidak ada responden yang memiliki motivasi yang rendah.

Perhitungan secara statistik menggunakan Kendall’s Tau (). Hasil nilai pengujian didapatkan nilai sebesar -0,021 dengan nilai p sebesar 0,886, karena p

(16)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

≥ 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja motivator KP-Ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kasihan II Bantul tahun 2015.

Tabel 7.Hubungan sarana prasarana dengan Kinerja Motivator KP-Ibu dalam Pemberian ASI eksklusif

Jumlah P Sarana

prasaran a

Cukup Kurang Nilai τ value

Baik Kinerja f % f % f % f % 1. Baik 8 17,8% 17 37,8% 1 2,2% 26 57,8% 2. Cukup 1 2,2% 3 6,7% 2 4,4% 6 13,3% 0,181 0,018 3. Kurang 2 4,4% 10 22,2% 1 2,2% 13 28,9%

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sarana prasarana yang baik dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 8 orang (17,8%), sarana prasarana baik dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 17 orang (37,8%), dan sarana prasarana baik dengan kinerja yang kurang sebanyak 1 orang (2,2%).

Sarana prasarana cukup dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 1 orang (2,2%), sarana prasarana cukup dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 3 orang (6,7%), dan sarana prasarana cukup dengan kinerja yang kurang sebanyak 2 orang (4,4%).

Sarana prasarana kurang dan memiliki kinerja yang baik sebanyak 2 orang (4,4%), sarana prasarana kurang dan memiliki kinerja yang cukup sebanyak 10 orang (22,2%), dan sarana prasarana kurang dengan kinerja yang kurang sebanyak 1 orang (2,2%).

Pengujian secara statistik menggunakanKendall’s Tau (). Hasil nilai pengujian didapatkan nilai sebesar 0,181 dengan nilai p sebesar 0,018, karena p ≤ 0,05, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara sarana prasarana dengan kinerja motivator KP-Ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kasihan II Bantul tahun 2015.

(17)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motivator Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) dengan karakteristik responden dengan usia (36-45 tahun) 48,90%, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (64,44%). Responden yangmemiliki tingkat pendidikan sedang 73,30%, responden dengan pengetahuan baik 75,60%, motivasi responden kuat 82,20%, sarana prasarana baik 57,80% dan kinerja cukup 66,67%.Hasil uji Kendall’s Tau dengan α 0,05, faktor pengetahuan (p=0,049) dan sarana prasarana (p=0,018), sedangkan tingkat pengetahuan (p=0,975) dan motivasi (p=0,886). Faktor pengetahuan dan sarana prasarana memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja motivator KP-Ibu di Puskesmas Kasihan II Bantul tahun 2015.

Saran

Diharapkan adanya regenerasi motivator Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu) melalui pelatihan dan refresing ilmu secara berkala sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan, sehingga pencapaian ASI eksklusif dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Selvie. 2013. Lomba Kelompok Pendukung Ibu Menyusui (KP-Ibu) di

Tempat Kerja. Artikel (online). (http://www.aimi-asi.org), diakses tanggal

14 September 2014.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2014. Profil Kesehatan tahun 2013, Bantul : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2014.Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu)

"Kekep Ibu" Kecamatan Kasihan KabupatenBantul

.http://dinkes.bantulkab.go.id.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Saat Ini. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

(18)

Prosiding Seminar Nasional

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA” 31 Oktober 2015

Nugroho, Arif Setyo. 2011. Peranan kelompok pendukung ibu (kp ibu) dalam

program peningkatan capaian asi eksklusif (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Peran Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) Dalam Program Peningkatan Capaian ASI Eksklusif di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kli. Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP).

Universitas Sebelas Maret : Surakarta. http://library.uns.ac.id

Sudarmani Djoko, Pritasari, Sugeng Wiyono. 2011. Pengaruh Kegiatan Kelompok

Pendukung ASI Terhadap Perilaku Ibu Nifas Dalam Pemberian ASI Saja.Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Indonesia (SANITAS) Vol 5 No

1, Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat : Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung : Alfabeta

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden dalam  Pemberian ASI eksklusif
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden dalam Pemberian  ASI eksklusif
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Sarana Prasarana Motivator dalam  pemberian ASI eksklusif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa Karya Seni Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi mana pun dan juga

dalam pencarian data barang, stok barang, dan harga barang sehingga dapat terhindar dari kehilangan stok barang dan salah harga. Fitur retur barang membuat

3 Fasilitasi Pengembangan Sentra IKM Jumlah fasilitasi pengembangan SIKIM 3 Fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Penunjang Industri Jumlah fasilitasi

Ambulans Air dan Ambulans Udara sama dengan ambulans transport dan untuk penanganan pasien gawat darurat akan ditambah dengan peralatan dan SDM yang mempunyai spesifikasi

Pada tahun 1831 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van Den Bosch mengunjungi Banyumas dan mengusulkan untuk mengembangkan Pelabuhan Cilacap guna membantu mengekspor

Penelitian dilakukan untuk mengkaji beberapa aspek biologi meliputi hubungan panjang- berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, panjang pertama kali tertangkap dan

Masyarakat pesisir pantai yang di kenal dengan semangat berjuang dalam memecah besarnya gelombang di laut, menjadikan mereka kuat dan tahan akan berbagai cobaan yang

Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa wanita lebih dewasa dan lebih matang secara emosional dibandingkan laki-laki sedangkan menurut beberapa teori yang yang telah