• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi

Diawali dengan perkembangan telepon yang pesat di era 90-an dan kemudian diikuti oleh internet di awal tahun 2000 perkembangan teknologi komuniasi jarak jauh semaking berkembang pesat dan menjadi lebih praktis. Kecanggihan inilah yang kemudian menjadi sebuah awal dari semakin berkurang nya kegiatan berkirim surat. Dahulu orang mengandalkan jasa pos untuk mengirimkan informasi dan barang kepada kerabat yang berdomisili di lain daerah. Bahkan pada saat itu teknologi yang mendukung jasa layanan pos berkembang cukup pesat, seperti misalnya telegram. Tidak hanya layanan surat individu tetapi perusahaan dan instansi pemerintahan sangat mengandalkan jasa pos sebagai alat komunikasi jarak jauh.

Penurunan akibat berkembangnya teknologi komunikasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja melainkan di seluruh dunia. Menurut data Universal Postal Union telah terjadi penurunan volume pengiriman surat diseluruh dunia sebesat 57 milyar selama 2006 sampai 2010. Sedangkan menurut data dari International Postal Corporation angka pengiriman surat akan terus merosot dalam 15 tahun ke depan. Fakta inilah yang menuntut perusahaan apapun yang bergerak dalam bidang ini untuk terus berinovasi agar bisa bertahan.

Namun perkembangan teknologi komunikasi ini tidak begitu saja menggeser posisi layanan jasa pos. Saat ini terjadi pergeseran karakter konsumen, jika pada dua puluh tahun yang lalu konsumen individu dan layanan surat mendominasi dalam statistik konsumen layanan pos, pada saat ini instansi dan perusahaan menjadi konsumen utama perusahaan layanan pos. Selain itu maraknya bisnis yang dilakukan secara online melalui internet merupakan sebuah peluang yang cukup besar dibidang logistik.

1.1.2 Pos sebagai bagian Sejarah Indonesia

Layanan pos pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1746. Pada awalnya pos merupakan layananan publik bagi mereka yang melakukan bisnis lintas pulau ataupun lintas negara.

(2)

2 Dalam kondisi dimana terjadi penurunan jumlah penggunaan jasa PT. Pos, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencabut hak monopoli PT. Pos Indonesia dalam penguasaan pasar pengiriman dokumen seperti yang tertera pada UU no. 38 tahun 2009. Undang-undang ini menggantikan UU No 6/ 1984.

Sesuai UU no. 38 tahun 2009, badan usaha milik swasta diijinkan untuk menhajdi penyelenggara pos. Dengan adanya kompetitor ini, PT. Pos Indonesia dituntut untuk bisa bersaing baik dalam bentuk tarif mauoun jasa.

1.1.3 Langkah Inovasi yang akan dilakukan PT. Pos

Saat ini terjadi sebuah kecendurangan pergeseran bisnis oleh PT. Pos Indonesia. Bisnis PT. Pos Indonesia tidak lagi didominasi oleh pengiriman surat dan barang melainkan pengirimiman uang dan e-commerce.

Menurut dirut PT. Pos Indonesia, I Ketut Mardjana yang dimuat dalam portal berita detik.com, diperlukan sebuah langkah revitalisasi untuk membuat perseroan ini kembali bisa bersaing dan mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat. Dalam langkah revitalisasi ini ada dua skema perbaikan infrastruktur yang dijalankan, yaitu secara fisik dan virtual. Perbaikan fisik dilakukan untuk mendongkrak citra perusahaan dengan dilakukannya renovasi gedung-gedung kantor pos desain lama dan yang kurang terawat.

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan brand image dan mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa PT Pos telah berubah wajah menjadi lebih modern dan dinamis. Sedangkan secara virtual, PT. Pos Indonesia berusaha mengoptimalkan layanan dengan menghubungkan 3.814 kantor pos di Indonesia secara online dan meningkatkan performa websitenya, sehingga pelanggan bisa melacak proses pengiriman barang.

Dalam strateginya I Ketut Mardjana berpendapat bahawa PT. Pos tak lagi hanya bisa fokus dalam hal pengiriman surat dan paket, melainkan harus bermetamorfosis dari postal company menjadi network company.

Saat ini PT. Pos Indonesia tidak hanya melayani jasa pengiriman surat dan paket, melainkan juga melayani jasa keuangan dan logistik. Untuk mengmbangkan usahanya, perseroan ini mendirikan anak perusahaan, yaitu

1. PT Pos Logistik Indonesia pada Desember 2011. Ruang lingkup bisnisnya meliputi warehousing, freight forwarding, regulated agent, dan distribusi. Dalam praktek nya

(3)

3 kegiatan logistik ini akan menjadi tumpuan utama PT. Pos dan akan didukung oleh pesawat Merpati.

2. PT Pos Jasa Keuangan Indonesia, perseoran yang menyediakan jasa remittance, postpay, bank channeling, dan insurance. Untuk melayani pengiriman uang antar negara, PT Pos bekerja sama dengan Western Union

3. PT. Pos Properti Indonesia

Dalam portal berita m.tempo.co dalam artikel PT. Pos Indonesia Dirikan Hotel Xpos, dijelaskan bahwa banyaknya aset yang dimiliki oleh PT. Pos justru menjdi sebuah beban karena mahalnya pajak bumi bangunan. Oleh karena itu, jajaran PT. Pos ingin mengubahnya menjadi sebuah potensi untuk meningkatkan laba. Upaya ini diwujudkan melalui anak perusahaan Pt. Pos, PT. Pos Properti Indonesia, anak perusahaan ini berencana mendayagunakan aset yang berada dilokasi strategis untuk dijadikan hotel, apartemen, pusat perbelanjaan, atau ruko apabila lahan yang ada tidak terlalu luas. Sebagai pilot project PT. Pos Indonesia akan membangun dua buah hotel di kota Bandung di jalan Pahlawan dan jalan Cihampelas. Hotel yang akan diberi nama Xpos ini akan dilengkapi dengan Pos Shop dan gerai pos. Sedangkan untuk gerai-gerai pos kecil di lingkup desa akan di rubah menjadi Pos Shop. Retail ini akan menjual barang kebutuhan sehari-hari,benda pos, dan melakukan layanan pos. Terobosan ini diharpakan membantu masyarakat dilingkungan pedesaan untuk mendapat suplay kebutuhan sehari-hari dari kota.

Dkutip dari http://www.tempo.co/read/news/2012/12/25/093450250/Akrobat-Mardjana-di-PT-Pos-Indonesia)

“Agar pundi-pundi perusahaan kian gendut, mulai 2013 perseroan melirik bisnis properti melalui PT Pos Properti Indonesia. Dua hotel akan dibangun di atas tanah milik PT Pos di Bandung, Jawa Barat. Seratus aset properti telah ditawarkan kepada calon mitra bisnis. Pos memiliki warisan properti peninggalan Belanda yang tersebar di 3.082 lokasi. Sedangkan bangunannya mencapai 3.296 unit di seluruh Indonesia. Lokasinya sebagian besar berada di tempat strategis, yaitu di pusat bisnis kota-kota besar di Indonesia.”

1.1.4 Jasa Pos Indonesia di Yogyakarta

Secara umum jasa Pos Indonesia masih cukup diminati oleh masyarakat, terutama untuk layanan logostik atau pengiriman paket. Hal ini karena, konsumen berpendapat bahwa tarif dan

(4)

4 layanan Pos Indonesia sudah bisa bersaing cukup baik dengan badan usaha milik swasta. Selain itu Pos Indonesia mampu menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia yang tidak mampu dilakukan oleh jaringan swasta. Sedangkan untuk jasa pengiriman surat dan dokumen lebih banyak dimanfaatkan oleh perusahaan dan institusi, walaupun tidak dipungkuri masih terdapat pelanggan individu yang masih memanfaatkan fasilitas ini.

Yogyakarta merupakan kota yang berpenduduk heterogen, yang sebagian besar adalah pendatang, hal ini mengakibatkan banyak nya komunitas dan lebarnya rentang usia kependudukan. Sehingga layananan seperti jasa pengiriman surat dan paket, logistik, jasa keuangan, dan kargo memiliki pasar yang cukup baik.

Selain karena alasan kebutuhan, beberapa pengguna jasa pos adalah orang-orang yang memang memiliki kegemaran dan ketertarikan khusus pada kegiatan berkirim surat dan mengkolesi benda-benda pos. Kegemaran berkirim surat dan mengoleksi benda filateli ini rupakan sebuah potensi untuk perseroan. Kegiatan dan upaya untuk menarik minat masyarakat harus dilakukan sehingga jumlah pribadi yang tertarik pada hal ini tidak berkurang.

1.2 Permasalahan

1.2.1 Permasalahan Arsitektural

Sebagai respon dari perubahan keadaan pasar, Pos Indonesia menerapkan startegi baru untuk dapat bertahan dan menggaet lebih banyak konsumen. Dalam usaha untuk menciptakan good place to work, good place to shop, good place to invest Pos Indonesia melakukan redasain terhadap aset-assetnya. Selain itu, Pos Indonesia juga ditutntut oleh para pemegang saham untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Oleh karena itu, masalah arsitektural pada proses ini adalah bagaimana mentransformasikan misi perusahaan sebagai usaha revitalisasi dengan menciptakan iklim good place to work, good place to shop, good place to invest kepada sebuah desain arsitektural. Selain itu, bagaimana merespon kompleksitas kegiatan di gedung mail processing center menjadi masalah tersendiri dalam desain.

1.2.2 Permasalahan Non-Arsitektural

Lahan yang tidak terletak di tepi jalan utama dan tidak memiliki akses lansung terhadap angkutan publik menjadi sebuah problem yang harus ditanggapi. Selain itu, bagaimana merespon kondisi lingkungan sehingga bisa menjadi sebuah peluang untuk meningngkatkan keuntungan

(5)

5 bagi Pos Indonesia merupakan masalah yang harus terjawab untuk menentukan fungsi komersial apakah yang bisa ditambahkan ke dalam bangunan mail processing center.

1.3 Tujuan & sasaran 1.3.1 Tujuan

1. Menemukan alternatif konsep sebuah desain gedung layanan pos yang juga berfungsi sebagai bangunan komersial yang merespon kondisi lingkunga sekitar

2. Mewujudkan desain yang sesuai dengan semangat revitalisasi dan misi Pos Indonesia 1.3.2 Sasaran

Menyusun sebuah konsep perancangan bangunan layanan jasa pos yang memiliki ruang usaha sebagai upaya maksimilisasi keuntungan yang mencerminkamn misi dari Pos Indonesia.

1.4 Lingkup Pembahasan

Bahasan dalam penulisan ini adalah proses desain dan perancangan sebuah bangunan mail processing center yang dilakukan melalui identifikasi kebutuhan perusahaan, kondisi lingkungan sekitar, dan aturan-aturan yang mengatur standarisasi bangunan milik Pos Indonesia. Eksperimentasi ruang akan dilakukan untuk menemukan sebuah konsep ruang pelayanan jasa dan ruang komersial yang tepat sehingga memberikan kenyaman maksimal bagi pegawai dan konsumen sekaligus memberikan keuntungan maksimal pada pemegang saham.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1. Survey Lapangan

Survey dilakukan dalam upaya memperolah gambaran mengenai tapak dan lingkungan sekitar.

2. Studi Literatur

Kajian pustaka yang terkait mengenai bangunan layananan pos termasuk aturan standarisasi yang dikeluarkan oleh Pos Indonesia. Selain itu juga literatur mengenai proses eksperimen yang akan digunakan untuk menemukan sebuahkonsep yang tepat mengenai bangunan layanan pos dan ruang komersial.

(6)

6 3. Wawancara

Proses wawancara dilakukan kepada narasumber Pos Indonesia untuk mendapat informasi pendukung seperti data aset, proses pendistribusian pos, dan tipologi kegiatan pada setiap kantor pos.

4. Studi Kasus

Kegiatan analisis terhadap tipologi bangunan sejenis yang telah diterapkan di negara lain.

1.5.2 Metode Penyelesaian Maslah 1. Analisis

Analisis dilakukan dengan melakukan pembandingan antara data yang ada dengan studi kasus dan literatur sehingga ditemukan sebuah landasan yang akan digunakan sebagai dasar perancangan.

2. Sintesis

Proses menemukan sebuah prinsip pendekatan yang sesuai melalui usaha penarikan kesimpulan dari hasil analisis.

1.6 Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode penelitian, sistematika penulisan, keaslian penulisan dan kerangka pemikiran.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

Berisikan tentang Kajian terkait dengan Kantor Pos, kajian terkait dengan teori Eksperimal Pragmastis.

Bab III KAJIAN EMPIRIS

Berisikan mengenai analisis tapak terpilih dan studi kasus dari beberapa bangunan yang memiliki fugsi sejenis.

(7)

7 Bab IV ANALISIS

Bab ini berisikan mengenai analisis fungsi terhadap konteks, konteks terhadap teori, dan fungsi terhadap teori. Hasil dari analisis dalam bab ini adalah rumusan masalah yang akan diselesaikan.

Bab V KONSEP

Berisi konsep yang akan dikembangkan terkait dengan rumusan masalah yang diselesaikan.

1.7 Keaslian Penulisan

Terdapat dua laporan penelitian yang pernah ditulis mengenai kantor pos. Penulisan dilakukan ketika Pos Indonesia masih bernama PN Pos dan Giro. Persamaan yang ada antara naskah penulisan ini adalah pada obyek penelitian yaitu perusahaan Pos Indonesia.

Namun terdapat perbedaan yang cukup jelas karena saat ini perusahaan Pos dan Giro telah berubah menjadi perusahaan Pos Indonesia yang memiliki visi misi dan konteks yang berbeda. Selain itu masalah yang diselesaikan pun tidaklah sama, dalam naskah ini penulis bertujuan untuk mewujudkan program revitalisasi Pos Indonesia kedalam bentuk arstektural.

Tabel 1. 1 Keaslian Penulisan

No Judul Penulis Tahun Substansi

1. Kantor Pos dan Giro Besar

Tri Indratno 1985 Konsep Perencanaan dan Perancangan

2. Kantor Pos dan Giro di Yogyakarta

Eko

Suprastowo

(8)

8 1.8 Kerangka Berpikir

Diagram 1. 1 Kerangka Berfikir Sumber: Analisis

Gambar

Tabel 1. 1 Keaslian Penulisan
Diagram 1. 1 Kerangka Berfikir  Sumber: Analisis

Referensi

Dokumen terkait

Pengalihmediaan informasi dari berbagai jenis media dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa macam alat perekam, proses yang paling sederhana dalam

Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Komposisi tari yang demikian biasanya apabila garapan cengkok kendangnya lemah, maka terinya dirasakan sangat lemah, (coba menarilah gambyong atau ngremo tanpa kendang

Hasil dari penelitian ini adalah terumuskan 5 strategi dan kebijakan IS/IT yang sebaiknya diterapkan di FIT Tel-U berdasarkan pertimbangan 3 hal, pertama kebutuhan

Dengan adanya kecenderungan penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor 5 tahun ditutup pada level 6,715% naik kurang dari

GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK), OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH RAGA (KINESTETIK)