Oleh :
NIA PERAWATY SARAGIH
NIM. 110 500 167
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2014
Oleh :
NIA PERAWATY SARAGIH
NIM. 110 500 167
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2014
Oleh :
NIA PERAWATY SARAGIH
NIM. 110 500 167
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2014
Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Kualitas Sekolah Dasar (SD)
Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa
Janan Ilir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)
Nama : Nia Perawaty Saragih
NIM : 110 500 167
Program Studi : Geoinformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian
Lulus ujian pada tanggal :……….
Pembimbing,
Andrew Stefano, ST, MT
NIP. 19760315 200912 1 002
Menyetujui,
Ketua Program Studi Geoinformatika
Dyah Widyasasi, S. Hut, MP
NIP. 19710103 199703 2 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. Hasanudin, MP
NIP. 19630805 198903 1 005
Penguji I,
Ir. Suparjo. MP
NIP.19620817 198903 1 003
Penguji ll,
Husmul Beze. S. Hut. M. Si
NIP. 19790613 200812 1 003
NIA PERAWATY SARAGIH , Pemetaan Kualitas Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (dibawah bimbingan ANDREW STEFANO).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum adanya SIG dan pemetaan mengenai persebaran SD di Kecamatan Samarinda Seberang dan Kecamatan Loa Janan Ilir. Hal ini sangat penting dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk memilih SD yang baik dan berkualitas berdasarkan akreditas sekolah, situasi serta kondisi sekolah sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan pemetaan SD dan menghasilkan informasi tentang seberapa banyak jumlah SD di Kecamatan Samarinda Seberang yang lama, akreditas, alamat, luas, nama kepala sekolah, jumlah pengajar dan titik koordinat dari masing-masing SD. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah masyarakat dan halayak orang banyak dapat meminimalisir penggunaan waktu, biaya, dan tenaga dalam mencari dan menentukan SD demi menunjang pendidikan yang baik dan bermutu bagi anak-anak yang akan memasuki pendidikan SD, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan memilihan sekolah dengan kualitas dan akreditas sekolah yang baik dalam jangka 6 tahun menempuh pendidikan di SD.
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai dari tanggal 09 Februari 2014 sampai dengan 29 Juni 2014 meliputi persiapan, pembuatan permohonan surat ijin pengambilan data, pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan karya ilmiah. Pengambilan data di lapangan dilakukan menggunakan GPS Garmin 60csx. Selanjutnya data diolah menggunakan software ArcGis 10 dan pembuatan laporan akhir.
Hasil penelitian adalah berupa peta persebaran sekolah dasar Kecamatan Samarinda Seberang dengan masing-masing informasi sekolah.
Kata kunci : Pemetaan, Sekolah Dasar (SD), Software ArcGis 10 dan Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir.
NIA PERAWATY SARAGIH, lahir pada tanggal 29 Juli 1993 di Bangun Saribu Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Maruba Tua Saragih dan Ibu Remma Uli Girsang. Memulai pendidikan formal pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bangun Saribu Simalungun Sumatra Utara, lulus dari Sekolah Dasar pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Katolik Bunda Mulia Saribu Dolok dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan berikutnya dilanjutkan ke sekolah Menengah Atas Swata Katolik CR. Van Duynhoven dan menerima ijazah pada tahun 2011. Pada tahun yang sama tepatnya pada bulan September 2011 memulai jenjang pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda program studi Geoinformatika, jurusan Manajemen Pertanian Diploma III (D3).
Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Politani English Club dan menjabat sebagai Sekretaris periode 2012 - 2013. Di tahun yang sama penulis terpilih menjadi salah satu peserta lomba NPEO (National Polyteknik English
Olymphic) yang berlangsung di Surabaya, dan pernah menjuarai Intern English Club Competition Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai The First Winner of Story Telling dan The First Winner of News Casting pada tahun 2013. Pada tahun
2014 penulis kembali terpilih menjadi salah satu peserta NPEO ke 2 yang berlangsung di Medan Sumatera Utara.
Bulan Maret - April 2014 mengikuti program Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Niagamas Gemilang, Sungai Payang Kabupaten Kutai Kartanegara.
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di seluruh Sekolah Dasar (SD) baik swasta maupun negeri Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir, yang kemudian akan dilanjutkan dengan mengelola data yang diperoleh dari lapangan di Laboratorium Geodesi dan SIG program studi geoinformatika. Penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini berlangsung selama 5 (lima) bulan, yaitu dari bulan Februari sampai Juni tahun 2014.
Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Ayahanda dan ibunda terkasih yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan baik secara moral dan materil kepada penulis, untuk menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
2. Bapak Andrew Stefano, ST, MT selaku dosen pembimbing,
3. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku Dosen Penguji I yang memberikan saran guna perbaikan Karya Ilmiah ini.
4. Bapak Husmul Beze, S. Hut, M. Si selaku Dosen Penguji II yang juga telah memberi banyak masukan dan saran-saran perbaikan.
5. Ibu Dyah Widyasasi selaku ketua Program Studi Geoinformatika. 6. Bapak Ir Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
7.
Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
8. Seluruh staf pengajar, administrasi dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Program Studi Geoinformatika.
9. Teman-teman Geoinformatika angkatan 2011 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan teman-teman satu rumah yang juga memberikan banyak masukan.
10. Kedua adik tercinta Jhon Saragih dan Sari Saragih, yang memberi waktu untuk berbagi keluh kesah, tangis, tawa dan juga dukungan.
11. Dan seluruh anggota keluarga serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Nia Perawaty Saragih
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
A. Dasar Teori Peta dan Pemetaan ... 5
B. Kualitas ... 14
C. Sekolah Dasar (SD) ... 14
D. Kecamatan Samarinda Seberang ... 21
E. Kecamatan Loa Janan Ilir ... 22
F. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 22
G. Global Positioning System (GPS)... 28
H. ArcGIS 10 ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
B. Alat dan Bahan ... 43
C. Prosedur Penelitian ... 44
BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Hasil ... 53
B. Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Perkiraan Kesalahan GPS ... 30
2. Daftar Nama Alat ... 43
3. Daftar Nama Bahan ... 43
4. Daftar Tabel Koordinat ... 45
5. Tabel Titik Koordinat Sekolah Dasar ... 54
6. Akreditas dan Jumlah Siswa Sekolah Dasar ... 55
7. Tahun Pembangunan dan Luas Sekolah Dasar ... 58
8. Informasi Umum Sekolah Dasar ... 60
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Diagram Alir Prosedur Penelitian... 44
2. Tampilan Jendela Add Data ... 48
3. Peta Dasar yang di Georeference ... 48
4. Proses Penyesuaian Sistem Koordinat Peta ... 49
5. Peta Administrasi ... 49
6. Spatial Reference Properties ... 50
7. Hasil Digitasi... 50
8. Tabel Atribut ... 51
9. Diagram Batang Akreditas Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang. 56 10. Diagram Batang Pembangunan Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang ... 59
11. Peta Kualitas Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang ... 62
Lampiran 12. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Sengkotek ... 81
13. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Masjid ... 81
14. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Sungai Keledang... 81
15. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Tani Ama ... 82
16. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Baqa ... 82
17. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Simpang Tiga ... 82
18. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Rapak Dalam ... 83
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini bisa dibilang rendah, terutama
dalam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Ini dibuktikan antara lain dengan adanya
data UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Culture Organization) pada
tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 120 negara
berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks
Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan
empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi Sekolah Dasar (SD), angka melek
huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender,
angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Sementara itu data The United Nations
Development Programme (UNDP) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat
108 pada tahun 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 Negara. Dan
pada tanggal 14 Maret 2013 Indonesia dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan
ke 121 dari 185 negara. Artikel pada website BBC 2012, sistem pendidikan di
Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Diberitahukan bahwa menurut
tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson, rangking ini
memadukan hasil tes internasional dan memadukan data seperti tingkat kelulusan
antara 2006 dan 2013. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Mexico dan
Brasil (Anonim ,2014).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas
pendidikan di Indonesia berada di bawah negara Vietnam. Data yang dilaporkan
yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang di survei di
dunia dan masih dari sumber yang sama bahwa Indonesia hanya berpredikat
follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Kualitas pendidikan di Indonesia yang rendah ditunjukkan berdasarkan data
yang diperoleh dari BALITBANG (Badan Penelitian dan Pengembangan) 2003,
yang menyatakan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya 8 SD saja
yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program
(PYP).
Menurut Tirtaraharja (1995), mengemukakan bahwa fungsi pendidikan SD
adalah sangat penting dalam membangun pondasi sebuah negara, hal ini
disebabkan oleh alasan seperti di bawah ini :
1. Proses transportasi budaya, yaitu pendidikan berfungsi untuk mewariskan
budaya dari generasi ke generasi.
2. Proses pembentukan pribadi, yaitu pendidikan dasar merupakan upaya yang
sistematis untuk membentuk dan meningkatkan kualitas kepribadian individu
serta membentuk karasteristik kepribadian yang kreatif, mandiri, tanggung jawab,
ulet dan tekun.
3. Proses penyiapan warga negara, pendidikan berfungsi untuk membentuk siswa
agar menjadi warga negara baik sesuai dengan tujuan dan falsafah bangsa.
4. Proses penyiapan tenaga kerja, pendidikan dasar merupakan awal yang sangat
penting untuk membangun sebuah tenaga kerja dari sumber daya manusia itu
sendiri.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah
masalah efektifitas, efesiensi dan standardisasi pengajaran. Adapun permasalahan
khusus dalam dunia pendidikan di Indonesia ialah sebagai berikut:
1. Rendahnya sarana fisik
2. Rendahnya kualitas pengajar
3. Rendahnya kesejahteraan guru
4. Rendahnya prestasi siswa
5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan
6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
7. Mahalnya biaya pendidikan.
Perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dalam
kehidupan dan peradaban manusia selalu berkembang sesuai dengan tingkat
kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Aplikasi dan pemanfaat
IPTEK dalam kehidupan semakin memudahkan pekerjaan dan program kerja yang
dijalankan baik oleh individu maupun kelompok masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan bermasayarakat termasuk untuk meningkatkan
tingkat pendidikan di Indonesia. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem
pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki
kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pemindaian
(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat nasional yang membentang,
memasukkan garis sebagai topologi, menyimpan atribut dan informasi lokasi pada
berkas terpisah. Dengan pemanfaatan dan aplikasi penggunaan SIG diharapkan
kompetitif dan kooperatif dapat terwujud, terlebih dalam bidang pendidikan SD yang
menjadi tingkat dasar pendidikan formal.
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk memetakan kualitas SD
Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir, sebagai sumber informasi bagi
masyarakat luas khususnya masyarakat Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa
Janan Ilir dan wahana pengambil keputusan untuk memilih sekolah dengan kualitas
yang baik berdasarkan akreditas sekolah, untuk menunjang pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang lebih baik juga mendapatkan data geografis dari
seluruh SD yang ada di kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir untuk
menggambarkan letak dari masing-masing SD.
Dengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menyediakan sarana
berupa peta kualitas SD Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir beserta
informasi, baik mengenai kondisi dan kualitas terhadap masing-masing SD yang
ada, sebagai arsip lembaga kependidikan untuk memberikan sumber informasi SD
terbaru kepada masyarakat umum dan juga menyediakan informasi gratis yang
dapat dinikmati oleh masyarakat tanpa harus memakan waktu dan biaya untuk
memperoleh informasi dari SD yang mereka inginkan khususnya untuk Kecamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori Peta dan Pemetaan 1. Pengertian Peta dan Pemetaan
Menurut Andika (2009), peta adalah gambaran permukaan bumi pada
bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi peta. Pada
awal abad ke 2 (87M–150M) Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai
pentingnya peta. Kumpulan dari peta–peta karya Claudius Ptolomaeus
dibukukan dan diberi nama “atlas Ptolomaeus” ilmu yang membahas mengenai
peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang
digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan
dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan
berbagai pengertian, namun hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud
yang sama.
Menurut Anonim (2011), peta adalah refresentasi atau gambaran
unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau benda
angkasa dan umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar dan di skalakan
sehingga memudahkan dalam menggambar baik di darat maupun di laut seperti
2. Jenis Peta Berdasarkan Skala
Menurut Hidayat (2010), peta tidak sama besarnya ada peta yang
berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar kecilnya peta
ditentukan oleh skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak
antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi .
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Peta kadaster/teknik adalah peta dengan skala antara 1:100 sampai 1:5.000,
peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam
sertifikat tanah, oleh kerena itu banyak terdapat di Departemen Dalam
Negeri, pada dinas agrarian (Badan Pertahanan Nasional).
b. Peta skala besar adalah peta dengan skala 1:5.000 sampai 1:250.000.
biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan dan peta kecamatan.
c. Peta skala sedang adalah peta dengan skala antara 1:250.000 sampai
1:500.000, dan digunakan untuk memetakan daerah yang luas misalnya peta
propinsi Kalimantan Timur, peta propinsi Sumatera Utara.
d. Peta skala kecil adalah peta dengan skala 1:500.000 sampai 1:1000.000
atau lebih dan digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,
3. Manfaat Peta
Berdasarkan manfaatnya peta dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian,
yaitu :
a. Peta Topografi
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang
seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil
dengan perbandingan ukuran tertentu. Bentuk relief bumi pada peta topografi
digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan
semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun
buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan
di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi (Fransiskus, 2007).
b. Peta umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi
secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di
suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial
budaya. Kenampakan fisik misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya.
Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman
kota dan lainnya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta
chorografi (Hartono, 2010).
c. Peta Khusus
Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau
Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta
pertanian perkebunan, peta iklim dan lain sebagainya. Disebut peta khusus
atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua
kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain,
yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.
d. Peta Chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau
sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara
1:250.000 sampai 1:1000.000 atau bahkan lebih. Peta chorografi
mengambarkan daerah yang luas, misalnya provinsi, negara, benua bahkan
dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada
pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan
raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain
(Sulistyo, 2010).
e. Peta Tematik
Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik atau peta khusus, yaitu
peta dengan objek khusus dengan tujuan utamanya adalah untuk secara
spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa
digunakan dalam perencanaan termasuk peta tata guna lahan, peta
kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan
peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan
maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi.
dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan penginderaan jauh atau
dari peta yang sudah ada atau sering disebut sebagai base map (Diki,
2009). 4. Fungsi Peta
Menurut Suryadi (2010), fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi
tentang suatu objek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima
dan cepat dipahami, maka cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa
sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal,
kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi
antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah
bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta
sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan
artinya dengan benar. Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta
tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya
data dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya
terlalu banyak, maka petanya akan sukar dibaca, sedangkan kalau informasinya
terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.
Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu
kejelasan, mana informasi yang utama dan mana informasi tambahan agar peta
mudah dipahami. Dalam hal ini, informasi dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok:
a. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik,
b. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak
perlu disajikan sebagai latar peta tematik.
c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi
informasi pokok dan ada relevasinya untuk dicantumkan dalam peta.
5. Proyeksi Peta
Menurut Suryadi (2010), proyeksi peta adalah suatu aturan dalam
menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan
rumus-rumus matematik. Kerena perbedaan di atas, maka diperlukan pembahasan
yang mendasar, sehingga untuk dapat memindahkan data di permukaan bumi
ke atas bidang proyeksi peta diperlukan beberapa ilmu pengetahuan yang
menunjang keseluruhan seperti ilmu matematika, fisika, geodesi, astronomi,
kartografi, geografi, fotogrametri, dan lain-lain.
a. Jenis-jenis Bidang Proyeksi
1) Proyeksi silinder merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan
bidang silinder sebagai bidang proyeksinya. Bidang silinder ini merupakan
bidang lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada perubahan lebih lanjut.
2) Proyeksi bidang datar (azimuthal/zenithal) merupakan jenis proyeksi peta
yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
3) Proyeksi kerucut merupakan jenis proyeksi peta yang mengunakan bidang
kerucut sebagai bidang proyeksinya. Bidang kerucut ini merupakan
bidang lengkung yang dapat didatarkan tetapi akan menyebabkan
6. Syarat Peta yang Baik
a. Tidak boleh membingungkan.
b. Harus mudah dimengerti.
c. Memberikan gambaran yang sebenarnya.
d. Harus indah (rapi dan bersih).
7. Syarat-syarat Dalam Peta a. Judul Peta
Judul peta menggambarkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya
dibagian atas tengah, atas kanan atau bawah.
b. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sesungguhnya dengan satuan tertentu. Skala terbagi atas 3 jenis, yaitu :
1) Skala angka perbandingan/skala pecahan (1:1000 yang berarti 1 cm di
peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata).
2) Skala satuan misalnya 1 inci ke 5 mil dengan arti 1 inci di peta adalah
sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya).
3) Skala garis adalah skala garis menampilkan suatu garis dengan
beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan
jarak yang ada.
c. Insert
Insert adalah peta kecil yang disisipkan dipeta utama. Macam-macam insert
1) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong
di peta utama.
2) Insert petunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum
dikenali.
3) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap
penting.
d. Garis Tepi Peta
Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk
meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.
e. Legenda Peta
Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang ada dipeta sebagai
kunci untuk memahami dalam pembacaan peta.
f. Garis Astronomis
Garis astronomi terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan
untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara
berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang
menunjukkan letak astronomis.
g. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah dari mana dan tahun berapa peta tersebut dibuat.
h. Petunjuk Arah Mata Angin
i. Warna Peta
Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di
permukaan bumi, memberikan kualitas atau kuantitas simbol dipeta dan
untuk keperluan estetika. Warna simbol ada lima yaitu hijau, kuning, coklat,
biru muda dan biru tua.
8. Pembagian Peta Berdasarkan Jenisnya
Berikut ini merupakan peta yang dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut berbagai (Howard, 1996) :
a. Atas dasar sumber data
1) Peta induk adalah peta yang dihasilkan berdasarkan survei langsung dari
lapangan.
2) Peta turunan adalah peta yang dibuat berdasarkan acuan pada peta yang
sudah ada sehingga tidak memerlukan survei kelapangan langsung.
b. Atas dasar isinya peta terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1) Peta umum adalah peta yang menggambarkan semua unsur topografi
permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia.
2) Peta khusus atau tematik adalah peta yang menggambarkan dengan
tema tertentu.
9. Atas Dasar Pengukurannnya a. Peta Radargrametis.
b. Peta Satelit.
c. Peta Teristis.
10. Atas Dasar Penyajiannya
a. Peta digital adalah peta dalam bentuk data digital, baik dalam bentuk data
vektor, raster, atau kombinasi keduannya.
b. Peta garis adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk garis dan
simbol-simbol tertentu.
c. Peta foto adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk foto yang telah
direktifikasi sehingga skalanya seragam dan dilengkapi dengan garis kontur. 11. Tujuan Pembuatan Peta
Menurut Legowo (2013), adapun tujuan pembuatan peta adalah sebagai
berikut :
a. Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.
b. Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.
c. Memberikan informasi dalam perencanaan tata kota dan permukiman.
d. Memberikan informasi tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia
maupun budaya.
B. Kualitas
1. Pengertian KualitasDalam memilih apa saja baik memilih sekolah maka yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah masalah kualitas, kualitas memegang
peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang baik. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kualitas adalah tingkat baik
tingkat karasteristik yang melekat pada sebuah objek yang mencukupi
persyaratan atau keinginan.
C. Sekolah Dasar (SD) 1. Pengertian Sekolah Dasar (SD)
Sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. SD ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas
6. Lulusan SD dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap
warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni
SD (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun (Anonim,
2013).
SD diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Sejak diberlakukannya
otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di
Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan
Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai
regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SD
Negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota. Menurut Khan (2010), menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu
proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih
bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman. Definisi dan pengertian pendidikan menurut para ahli pada hakekatnya adalah suatu proses
pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu
pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral
sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang di masyarakat.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20
Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut:
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk SD dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Jenis-jenis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai
program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional.
Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya
bersifat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang
tua/keluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan
pengalaman.
Menurut Jerymintz (1994), pendidikan alternatif dapat dikategorikan
dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:
a. Sekolah publik pilihan (public choice)
Lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian
pembelajaran yang berbeda dengan program regular/konvensional, namun
mengikuti sejumlah aturan baku yang telah ditentukan. Contoh sekolah publik
pilihan adalah sekolah terbuka / korespondeni (jarak jauh). Kondisi sekarang
adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka. Contoh lain
adalah sekolah yang disebut sekolah magnet ( magnet school) atau sekolah
bibit (seed school).
b. Sekolah/lembaga pendidikan publik
Sekolah ini merupakan sekolah yang dibangun untuk siswa
bermasalah (student at risk) untuk siswa bermasalah, pengertian siswa
bermasalah disini meliputi mereka yang:
1. Tinggal kelas karena lambat belajar.
2. Nakal atau mengganggu.
3. Korban penyalahgunaan narkoba.
4. Korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi,
etnis/budaya.
5. Putus sekolah karena berbagai sebab.
6. Belum pernah mengikuti program sebelumnya namun tidak termasuk di
dalamnya sekolah luar biasa yang dibangun untuk penyandang kelainan
fisik dan kelainan mental seperti tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan
sebagainya.
c. Sekolah / lembaga pendidikan swasta
Mempunyai jenis, bentuk dan program yang sangat beragam, termasuk
sekolah minggu, lembaga pendidikan bercirikan keterampilan fungsional
seperti kursus atau magang, lembaga pendidikan dengan program
perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan anak, kelompok
bermain dan taman kanak-kanak.
d. Pendidikan di rumah (home-based schooling)
Home Schooling termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang
di selenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang
masih dalam usia sekolah. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh
orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti: menjaga
anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan
tradisi.
3. Dimensi Manfaat Pendidikan
Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan atau manfaat
pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa. Setiap siswa
memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap karakteristik tersebut
harus dapat dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam pendidikan.
Sebagai tambahan pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi
pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang
akan diperoleh siswa mudah sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar
membaca disekolah lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat membaca.
Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat dianggap sebagai hasil dari
sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi sebagai upaya untuk
kemampuan untuk berpikir kritis dan yang pantas. Keahlian tersebut mungkin
menjadi pengaruh tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu
sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan pengajaran lain.
Terdapat lima cara yang berbeda untuk membuat fakulasi (penghitungan)
dan mengaplikasikan metode yang spesifik pada pendidikan yang lebih tinggi
yaitu :
a. Mengevaluasi perubahan individu, segala yang dihabiskan dalam pendidikan
(tingkat biaya) adalah ukuran kelebihannya.
b. Menyelidiki reaksi klien terhadap pendidikan sekolah dasar.
c. Mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita dari manusia yang
merupakan hasil dari pendidikan yang lebih rendah.
d. Melihat seberapa besar pendidikan yang lebih tinggi bertanggung jawab atau
berperan dalam pertumbuahan.
e. Memperkirakan nilai pendidikan sekolah dengan melihat pada tingkat
pengembalian investasi pada pendidikan sekolah dasar.
4. Akreditas
Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian sekolah secara sistematis
dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal untuk
menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Dasar hukum akreditasi sekolah
utama adalah : Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas
a. Tujuan Akreditasi sekolah:
1) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam menyelenggarakan
layanan pendidikan
2) memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah
b. Fungsi akreditasi sekolah :
1) Untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana
kelayakan & kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait,
mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan
indikator-indikator baik sekolah.
2) Untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggung
jawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan atau
keinginan masyarakat.
3) Untuk kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan
peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari
hasil akreditasi.
Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif
terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan
dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan
oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional. Hal ini didasarkan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang memuat kriteria minimal
tentang komponen pendidikan. Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa
SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Di dalam
pasal 2 ayat (1), lingkup SNP meliputi:
a. Standar isi, standar proses, standar kompetisi lulusan.
b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Standar sarana dan prasarana.
d. Standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
e. Standar penilaian pendidikan.
Akreditasi sekolah mencakup penilaian terhadap sembilan komponen
sekolah, yaitu:
a.
Kurikulum dan proses belajar mengajar.b.
Administrasi dan manajemen sekolah.c.
Organisasi dan kelembagaan sekolah.d.
Sarana prasarana.e.
Ketenagaan.f.
Pembiayaan.g.
Peserta didik.h.
Peran serta masyarakat.i.
Lingkungan dan kultur sekolah.D. Kecamatan Samarinda Seberang 1. Sejarah Kecamatan Samarinda Seberang
Kecamatan Samarinda Seberang adalah sebuah kecamatan di kota
Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan ini merupakan kecamatan
sebelumnya kecamatan Samarinda Seberang terbagi kedalam 8 kelurahan
namun karena adanya pemekaran wilayah samarinda seberang menjadi
kecamatan baru yaitu Kecamatan Loa Janan Ilir yang terdiri dari 5 kelurahan,
maka Samarinda Seberang kini hanya terdiri dari 3 kelurahan saja. Samarinda
Seberang terletak pada arah barat daya kota samarinda. Kontur wilayah ini dari
dataran rendah di tepi sungai hingga menjorok ke darat yang berbukit-bukit.
Samarinda Seberang terletak pada arah Barat Daya Kota Samarinda (Anonim,
2010). Di mana batas-batas wilayah kecamatan Samarinda Seberang adalah sebagai berikut :
Utara : Sungai Mahakam
Selatan : Kecamatan Loa Janan Ilir dan Kabupaten Kutai Kartanegara,
Barat : Sungai Mahakam (seberangnya Kecamatan Sungai Kunjang),
Timur : Kecamatan Palaran dan Sungai Mahakam.
Adapun luas dari Kecamatan Samarinda Seberang ini adalah 12,49 km²
dengan jumlah penduduk 66.108 kepadatan jiwa/ km². Samarinda Seberang
lama terbagi dalam 8 kelurahan. yakni : a) Kampung Baqa.
b) Kampung Mesjid. c) Sungai Keledang.
E. Kecamatan Loa Janan Ilir 1. Sejarah Kecamatan Loa Janan Ilir
Kecamatan Loa Janan Ilir adalah salah satu kecamatan di Kota
hasil pemekaran dari Kecamatan Samarinda Seberang pada tanggal 28
Desember 2010. Kecamatan Loa Janan Ilir merupakan pintu gerbang menuju
Kota Samarinda. Luas dari Kecamatan Loa Janan Ilir ini adalah 26.13 Km2
dengan jumlah penduduk 61.644 jiwa.
Kecamatan Loa Janan Ilir terdiri dari 5 Kelurahan, antara lain :
a. Harapan Baru.
b. Rapak Dalam.
c. Sengkotek.
d. Simpang Tiga.
e. Tani Ama.
F. Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang berguna dalam
melakukan pemetaan (mapping) dan analisis berbagai hal dan peristiwa yang
terjadi diatas permukaan bumi. SIG berkembang sejalan dengan perkembangan
teknologi komputer termasuk media simpan data yang semakin besar
memungkinkan para praktisi SIG membuat dan mengelola lebih banyak data
objek (Anonim, 2001).
Menurut Prahasta (2001), SIG adalah suatu teknologi baru yang pada
saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat ensensial dalam menyimpan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam
dengan bantuan data atribut dan spasial. SIG sebagai sistem komputer yang
dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk
akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan
pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
panggilan data serta analisis data.
Menurut Budiyanto (2005), penggunaan SIG meningkat tajam sejak
tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan
negara-negara maju terutama dibidang pemerintah militer, akademis atau bisnis.
Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam
pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang.
2. Data-data yang Digunakan dalam SIG.
Adapun data-data yang terdapat dan digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian (Anonim, 2000), yaitu:
a. Data Vector
Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah
kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau
informasi objek.
b. Data Grafis
Data grafis dibagi menjadi data raster dan data digital:
1) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang
telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data atribut lainnya.
Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, daerah aliran sungai (DAS)
2) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning
dan data-data lain yang belum dalam format vektor.
c. Data Tabular
Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data
pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.
3. Komponen-komponen dalam SIG
Menurut Prahasta (2004), setiap pengguna yang menggunakan arcview
akan memiliki beberapa komponen yang sering disebut dokumen. Berikut ini
merupakan bagian arcview yang terdiri dari 5 jenis dokumen yaitu: Grafik
(Chart), View, Table, Script dan Layout.
Berikut merupakan penjelasan terhadap komponen-komponen yang terdapat dalam SIG dan Lebih lanjut diterangkan oleh Budiyanto (2005),
fungsi-fungsi kegunaan dari komponen SIG sebagai berikut.
a. Grafik (Chart) merupakan alat penyaji data yang efektif. Dengan
menggunakan grafik ini, ArcView dapat digunakan sebagai alat analisis yang
baik terhadap sebuah fenomena.
b. View berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan
dibuat atau diolah. Dari view ini dapat dilakukan input data dengan digitasi
atau pengolahan (editing) data spasial.
c. Table merupakan data atribut dari data spasial. Data atribut ini digunakan
sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. Hubungan yang terbentuk
ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari berbagai sumber
d. Script adalah makro dalam ArcView dengan makro ini kemampuan ArcView
dapat diperluas dengan membuat sebuah program aplikasi yang nantinya
dapat di Add Ins pada ArcView. Program aplikasi yang dapat dibuat dengan
script, misalnya otomatis analisis data spasial dan lain-lain.
e. Layout merupakan tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir.
Penambahan berbagai simbol, label, dan atribut peta lain dapat dilakukan
pada layout. 4. Prosedur dalam SIG.
Menurut Gistut (1994), langkah-langkah maupun prosedur sebuah
kegiatan dalam SIG ialah diawali dengan input, analisis, output, tabulasi berikut
penjelasan kerja SIG :
a. Input
Tahap ini meliputi pemasukan data,yang dapat dilakukan dengan
menggunakan alat digitizer, scanning, mouse, keyboard, tabulasi dan
sebagainya.
1) Digitizer adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data
grafis digital dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan
dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area)
secara matematis -geometris. Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan
terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur
topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh
2) Pelarikan (Scanning) adalah proses pengubahan data grafis continue
menjadi data yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan
untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang
kini banyak beredar di pasaran. Data hasil scanning disimpan dalam
bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui
proses digitasi.
3) Tabulasi adalah basis data dalam SIG yang dikelompokkan menjadi dua,
yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (attribute). Data grafis
adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua informasi
non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat,
dan lain-lain.
b. Analisis
Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta
tematik dan sebagainya.
1) Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan,
penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari
input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian
data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub
sistem ini.
2) Manipulasi dan Analisis data adalah untuk membedakan data yang akan
diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan
parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada sub
3) Penyuntingan adalah sebagian fungsi penyuntingan yang telah dilakukan
dalam sub sistem manajemen data khususnya data spas ial, tetapi ada
yang belum dikerjakan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating)
data.
c. Interpolasi spasial
Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan
dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual.
Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi
koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki. Misalnya
pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng dan dapat di
interpolasi.
d. Pembuatan model dan analisis data
Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data,
maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien,
dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data peta
baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika
seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.
e. Tumpang Susun (overlay)
Tumpang susun merupakan langkah dalam SIG yang dapat dilakukan
secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang
akan ditumpang susunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi
kerumitan besar dan sukar diurut kembali dalam menyajikan satuan
f. Output
Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi
baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif.
Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran
data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu
disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat
dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk
data peta).
5. Sumber Data
Sistem Informasi Geografis memerlukan data masukan agar dapat
berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya (Paryono ,1994).
Adapun Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber berikut ini ,
yaitu:
a. Data citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat
diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk
digital melalui pelarikan atau scanning.
b. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara
langsung.
c. Data peta merupakan informasi yang telah terekam pada peta kertas atau
G. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian GPS
Menurut Supriono (2010), GPS atau singkatan dari Global Positioning
System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang
memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS
juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver
inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi.
Menurut Puntodewo (2003), pada survei untuk fitur line dilakukan pada
survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah
dengan menggunakan GPS. Sementara data poligon atau area dapat dilakukan
pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan
banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga
penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data
GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa
mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital
peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital,
langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang
dilakukan dengan menggunakan software GIS. 2. Cara Kerja & Langkah-langkah Menggunakan GPS
Menurut Suryowidiyanto (2008), sebuah receiver GPS bekerja dengan
mengukur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang
pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada kapanpun juga
Untuk mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS
melakukan dengan mengatur waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dan
kemudian menghitung jaraknya berdasarkan kecepatan sinyal radio tersebut.
GPS membaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu keberangkatan
dan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit.
Berikut merupakan langkah dalam menggunakan GPS :
a) Tekan dan tahan untuk menghidupkan unit atau mematikan.
b) Tekan dan lepaskan untuk menyesuaikan lampu nyala dan mati.
c) Tekan atas, bawah, kiri, atau kanan untuk menyorot pilihan dan untuk
memasukan data, atau memindahkan peta panah.
d) Tekan untuk memperbesar atau memperkecil pada halaman peta.
e) Tekan untuk menggulir ke atas atau ke bawah daftar pada halaman lain.
f) Tekan dan lepaskan untuk siklus melalui halaman utama.
g) Tekan dan tahan untuk menghidupkan atau mematikan kompas.
h) Tekan dan tahan setiap saat untuk melihat menu menemukan.
i) Tekan terus selama mob.
j) Tekan dan tahan untuk melihat opsi halaman.
k) Tekan dua kali untuk melihat menu utama.
l) Tekan dan tahan setiap saat untuk menandai lokasi anda saat ini.
m) Tekan dan lepaskan untuk masuk di sorot pilihan, data atau mengkonfirmasi
pada pesan layar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver
Menurut Marine (2005), ada beberapa faktor yang secara tetap
mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap koordinat suatu posisi. Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS
Faktor-faktor yang mempengaruhi receiver GPS
No Jenis/sumber kesalahan Tingkat akurasi (m)
1 Kesalahan Receiver 1.2
2 Kesalahan Availibility 7.5
3 Kesalahan jam satelit 0.6
4 Kesalahan Atmosfer (ionosfer) 3.6 5 Selective Ephmeris 0.6
Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ke akurasian
sebuah receiver GPS :
a. Kesalahan Receiver, jam di receiver selalu memiliki kesalahan lebih
dibanding akurasi jam satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi
diimbangi dengan melakukan triangulasi 4 satelit.
b. Selective Avaibilility (SA) yang mengembangkan sistem secara intensif dan
berselang-seling mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak
pernah tahu kapan receiver GPS kita memberi posisi akurat dan kapan
tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif Availibility (SA).
Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa
menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat.
c. Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi
d. Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer
bumi mempercepat atau memperlambat sinyal, karena itu membuat
perhitungan jarak sedikit tidak tepat.
e. Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yang
dihitung disebabkan oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelit
tersebut dimonitor oleh stasiun kontrol oleh militer AS dan biasanya
selalu dikoreksi
Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau
lebih disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling
akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar
satu sama lain relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit berkelompok di satu
tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat jika satelit-satelit
tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS bergerak
dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga
satelit-satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit
tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam bidang pandang
receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung akan sangat
akurat.
4. Ketelitian GPS
Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan
koordinat sebuah titik atau lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai
faktor kesalahan yang lebih dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya alat
posisi sebenarnya bisa berada di mana saja dalam radius 3 meter dari titik
koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi , maka posisi alat akan
menjadi semakin tepat.
GPS tipe navigasi hanya cocok untuk pengukuran dalam pembuatan peta
dengan skala diatas 10.000. Jika peta yang dihasilkan menggunakan skala
dibawah 10.000 maka harus menggunakan GPS tipe geodetik dengan ketelitian
yang lebih tinggi, terutama jika pengambilan titik (point) tidak berada di ruang
terbuka. Hal ini dikarenakan faktor ketelitian data yang dihasilkan, semakin
tinggi tingkat ketelitian GPS maka semakin tinggi pula presisi ketelitian data
yang didapatkan.
5. Memilih GPS yang Tepat
Menurut Suryowidiyanto (2008), banyak sekali jenis navigasi yang
disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik hingga berbagai macam fitur
yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi bingung dalam
memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya
pengguna yang dapat menentukan pilihannya, orang lain hanya dapat
memberikan informasi atau berbagi pengalaman saja.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih GPS.
a) Kemudahan dalam download dan upload data.
b) Tingkat ketelitian GPS.
c) Menggunakan Support basemap atau tidak.
d) Tingkat sensitifitas GPS.
f) Kemudahan operasi dan fasilitas kompas GPS dan Altimeter.
g) Jumlah tracking dan waypoint yang bisa direcord dalam GPS.
H. ArcGIS 10 1. Pengertian ArcGis 10
Sejak akhir tahun 1990, aplikasi perangkat lunak SIG telah berkembang
pesat dengan hadirnya produk-produk baru yang berorientasi jauh ke depan.
Salah satu produk yang paling menonjol dan mulai popular sejak pertengahan
tahun 2000 adalah ArcGIS beserta konsep dan implementasi GeoDatabase
sistem yang dikembangkan dengan basis ArcObjects. Tidak seperti kebanyakan
perangkat lunak SIG yang lahir pada tahun 1980 atau sebelumnya, ArcGIS
merupakan perangkat lunak yang terbilang besar. Perangkat lunak ini
menyediakan kerangka kerja yang bersifat scalable (bisa diperluas sesuai
kebutuhan) untuk mengimplementasikan suatu rancangan aplikasi SIG yang
baik bagi pengguna tunggal (single user) maupun bagi lebih dari satu pengguna
yang berbasis desktop, menggunakan server, memanfaatkan layanan web, atau
bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran di
lapangan. ArcGIS adalah produk software yang merupakan kumpulan
(terintegrasi) dari produk-produk lainnya dengan tujuan untuk membangun
sistem SIG yang lengkap.
Dalam kaitan inilah pihak pengembangan ArcGIS merancangnya sedemikian
rupa hingga terdiri dari beberapa framework yang siap berkembang terus dalam
rangka mempermudah pembuatan aplikasi-aplikasi SIG yang benar-benar
Adapun framework ArcGIS tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. ArcGIS Desktop : Kumpulan Dari beberapa aplikasi perangkat lunak SIG
propesional yang terintegrasi dengan baik.
b. ArcGIS Engine : kumpulan beberapa komponen perangkat lunak SIG yang
bisa diintegrasikan secara solid dengan aplikasi buatan pengguna untuk
membangun aplikasi SIG sesuai kebutuhan pengguna .
c. ArcGIS Server atau Server GIS merupakan kumpulan dari beberapa
aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai server SIG di lingkungan
sistem ArcGIS.
d. Mobile GIS beberapa aplikasi perangkat lunak ArcGIS yang bekerja pada
platform tablet PC computing.
Framework ArcGIS dapat berubah sesuai dengan perkembangan konsep,
teknologi, dan implementasi yang dimiliki yang pada dasarnya juga tercermin
dari muatan yang terdapat di dalam versi-versi perangkat lunak ArcGIS yang
bersangkutan. Demikian halnya dengan komponen-komponen aplikasi yang
terdapat di dalam setia framework tersebut maka lengkap dari waktu ke waktu.
Sementara itu, jika komponen-komponen aplikasi perangkat lunak yang terdapat
didalam framework ArcGIS di tuliskan lebih detail dan disusun bersama dengan
keterkaitannya satu sama lain, maka akan nampaklah konfigurasi atau
arsitektur.
ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk
dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).
Komponen-komponen ArcMap antara lain :
a. Table Of Contents (TOC) merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan
dalam Map Area dan menyusun susunan layer,
b. Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer,
c. Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties).
2. Membuka Table Attribute (Open Attribute Table)
TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan
muka bumi yang diwakili oleh sImbol (baik bentuk maupun warna) dari feature
(point, line, dan polygon) berdasarkan attribut dapat di sesuaikan melalui TOC.
Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana
fasilitas ini berfungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta
tersebut.
a. Arc Toolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk
melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGIS. Tampilan ArcToolbox
yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder ArcToolbox berdasarkan
fungsi.
b. Search merupakan satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas
search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari.
c. Toolbar merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara
logis toolbar memiliki tools yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan
operasi-operasi tertentu. Beberapa contoh tools standar yang terdapat
3. Framework ArcGIS a. ArcGis Engine
ArcGIS Engine merupakan kumpulan komponen perangkat lunak SIG
dan sumber daya bagi pihak pengembang yang bisa di tempelkan pada
aplikasi-aplikasi perangkat lunak buatan pengguna memungkinkan para
pengguna untuk menambahkan kemampuan-kemampuan atau fungisional
visualiasi , pemetaan dinamis, dan yang sejeninya baik kedalam
aplikasi-aplikasi yang sudah jadi maupun kedalam aplikasi-aplikasi yang baru dikembangkan
sama s ekali.
Selain itu, pihak pihak pengembang juga dapat menggunakan ArcGIS
engine untuk men deploy (mendistribusikan) data SIG, peta-peta digital,
dan scrip (baris-baris kode) pengolahan data spasial baik didalam aplikasi
desktop maupun yang bersifat mobile dengan menggunakan API (Aplication
programming interface) untuk COM (Component Object Model). Dengan
kata lain, dengan bantuan ArcGIS engine, para pengguna sistem ini
(terutama pihak developer aplikasi) akan memiliki keuntungan sebagai
berikut :
1) Membuat dengan cepat aplikasi yang memiliki fungisionalitas SIG.
2) Membuat dan menggambarkan unsur-unsur grafis, termasuk tipe titik,
garis, lingkaran, dan poligon didalam aplikasinya beserta fungisionalitas
untuk mengedit atau memodifikasi data spasial.
3) Menjalankan operasi-operasi spasial terhadap shapes (unsur-unsur
aspek spasial (seperti halnya jarak), menemukan titik-titik perpotongan,
penggabungan unsur, dan lain sejenisnya.
4) Menjalankan Network analisys untuk mendapatkat rute yang terbaik
dan yang terdekat dengan fasilitas yang dituju.
5) Memvisualisasikan dan menganalisis data permukaan tiga dimensi
secara efektif dan efisien.
6) Mangakses dan menggunakan kumpulan kode, SDK (Software
Development Kit), Blog, dan Tricks yang terdapat pada ArcGIS Engine Resource Center.
b. Server GIS
Server GIS diperlukan oleh para pengguna yang ingin mempublikasikan data spasialnya baik melalui jaringan lokal (internet).
Selain itu, server SIG seperti itu juga dapat digunakan untuk mendukung
proses komputasi fungisional SIG yang bersifat terpusat, yang mencakup
dukungan untuk geoprocessing dan data manajemen. Dalam kaitan ini,
didalam keluarga ArcGIS, paling tidak terdapat beberapa aplikasi server,
AcrGIS Server, ArcSDE. Beberapa tipe server ini secara umum digunakan
untuk membuat dan megelola aplikasi-aplikasi SIG baik bagi para
pengguna didalam maupun diluar organisasi.
c. Mobile GIS
Mobile GIS merupakan kumpulan dari beberapa aplikasi perangkat
lunak SIG yang memungkinkan para petugas lapangan untuk memasukkan,
informasi geografis pada platform atau perangkat keras yang bersifat
mobile. Perangkat lunak yang dimaksud AcrPAD dan ArcGIS mobile.
Aplikasi perangkat lunak ArcGIS mobile digunakan untuk
menyediakan atau mengirimkan kemampuan-kemampuan SIG dan data
spasial terkait dari server yang terpusat ke setiap perangkat mobile yang
menjadi client nya. Dengan aplikasi ini, setiap petugas lapangan yang sama
sekali tidak berpengalaman dengan perangkat SIG pun akan dapat
melakukan tugas-tugas seperti berikut.
1) Melakukan pemetaan.
2) Melakukan query spasial.
3) Membuat sketsa di atas peta digital yang sistem koordinatnya telah
diketahui.
4) Mengintegrasikan perangkat mobile nya dengan perangkat receiver
GPS untuk mendapatkan koordinat-koordinat yang aktual (memiliki
lokasi atau unsur-unsur spasial) setiap saatnya.
5) Melakukan editing terhadap data spasial, terutama hasil sketsa dan
rekaman koordinat-koordinat GPS.
6) Mengakses data wireless terhadap layanan-layanan web yang telah
disediakan oleh server ArcGIS.
Sementara itu, aplikasi perangkat lunak ArcPad telah dirancang bagi
para propesional yang memerlukan fungisionalitas SIG dilapangan. Oleh
sebab itu, aplikasi ini telah dibekali dengan kemampuan-kemampuan dalam
secara efisien dan mudah bagi para petugas lapangan. Dengan ArcPad,
setiap petugas lapangan akan dapat :
1) Melakukan proses pengumpulan data lapangan dengan andal, akurat,
dan terpalidasi.
2) Mengintegrasikan perangkat-perangkat receiver GPS, pengukuran
jarak dan kamera digital kedalam sebuah kesatuan sistem perangkat
pengumpulan data SIG.
3) Membagi data enterprise (milik organisasi) dengan para pekerja
lapangan untuk kepentingan pengupdatean dan pembuatan keputusan
tekait.
4) Meningkatkan produktifitas pengumpulan data SIG.
5) Meningkatkan akurasi basis data spasial SIG beserta ke aktualnya.
d. ArcGIS Dekstop
AcrGIS Dekstop merupakan kumpulan aplikasi perangkat lunak SIG
utama yang berbasis desktop Ms. Windows yang digunakan untuk
mengoptimalkan, menuliskan, menganalisis, mensharing, memetakan dan
mempublikasikan informasi spasial. Framework (sistem) ini terdiri dari
ArcMap, AcrCatalog, ArcToolbox, ArcGlobe, Arc Reader dan ModelBuilder
dengan beberapa tingkat fungisionalnya.
1) ArcView : terfokus pada fungisionalitas pengguna, pemetaan dan
analisis data yang komprehensif.
2) ArcEditor : menambahkan fungisionalitas pembuatan data dan editing
3) ArcInfo : merupakan perangkat lunak SIG desktop professional
dengan fungisionalitas yang lengkap termasuk tool geoprocessing nya
yang banyak.
e. ArcMap
ArcMap merupakan aplikasi sentral didalam sistem ArcGIS desktop
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbasiskan
peta digital seperti halnya kartografis, analisis peta dan editing. ArcMap
merupakan aplikasi pembuat peta yang komprehensif didalam sistem
ArcGIS desktop.
f.
ArcCatalogArcCatalog merupakan aplikasi yang dapat membantu para
penggunanya untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi
spasial, peta, globe, dataset, model, metada beserta layanan lainnya.
Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang berfungsi untuk :
1) Mencari (find) dan menampilkan (browse) informasi spasial (geografis).
2) Menyimpan (record), menampilkan (view) dan mengelola metada.
3) Mendefinisikan, meng-export , dan meng-import model data
geodatabase.
4) Mencari (search) dan menemukan data SIG baik dijaringan komputer
lokal maupun di internet (web).
5) Mengelola server SIG, administrator basis data SIG pada umumnya
menggunakan ArcCatalog sebagai alat bantu untuk mendefinisikan dan