• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN KUALITAS SEKOLAH DASAR (SD) KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG DAN LOA JANAN ILIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN KUALITAS SEKOLAH DASAR (SD) KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG DAN LOA JANAN ILIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Oleh :"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

NIA PERAWATY SARAGIH

NIM. 110 500 167

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(2)

Oleh :

NIA PERAWATY SARAGIH

NIM. 110 500 167

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(3)

Oleh :

NIA PERAWATY SARAGIH

NIM. 110 500 167

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A

2014

(4)

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Kualitas Sekolah Dasar (SD)

Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa

Janan Ilir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)

Nama : Nia Perawaty Saragih

NIM : 110 500 167

Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Lulus ujian pada tanggal :……….

Pembimbing,

Andrew Stefano, ST, MT

NIP. 19760315 200912 1 002

Menyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika

Dyah Widyasasi, S. Hut, MP

NIP. 19710103 199703 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanudin, MP

NIP. 19630805 198903 1 005

Penguji I,

Ir. Suparjo. MP

NIP.19620817 198903 1 003

Penguji ll,

Husmul Beze. S. Hut. M. Si

NIP. 19790613 200812 1 003

(5)

NIA PERAWATY SARAGIH , Pemetaan Kualitas Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) (dibawah bimbingan ANDREW STEFANO).

Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum adanya SIG dan pemetaan mengenai persebaran SD di Kecamatan Samarinda Seberang dan Kecamatan Loa Janan Ilir. Hal ini sangat penting dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pertimbangan untuk memilih SD yang baik dan berkualitas berdasarkan akreditas sekolah, situasi serta kondisi sekolah sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan pemetaan SD dan menghasilkan informasi tentang seberapa banyak jumlah SD di Kecamatan Samarinda Seberang yang lama, akreditas, alamat, luas, nama kepala sekolah, jumlah pengajar dan titik koordinat dari masing-masing SD. Adapun hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah masyarakat dan halayak orang banyak dapat meminimalisir penggunaan waktu, biaya, dan tenaga dalam mencari dan menentukan SD demi menunjang pendidikan yang baik dan bermutu bagi anak-anak yang akan memasuki pendidikan SD, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan memilihan sekolah dengan kualitas dan akreditas sekolah yang baik dalam jangka 6 tahun menempuh pendidikan di SD.

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai dari tanggal 09 Februari 2014 sampai dengan 29 Juni 2014 meliputi persiapan, pembuatan permohonan surat ijin pengambilan data, pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan karya ilmiah. Pengambilan data di lapangan dilakukan menggunakan GPS Garmin 60csx. Selanjutnya data diolah menggunakan software ArcGis 10 dan pembuatan laporan akhir.

Hasil penelitian adalah berupa peta persebaran sekolah dasar Kecamatan Samarinda Seberang dengan masing-masing informasi sekolah.

Kata kunci : Pemetaan, Sekolah Dasar (SD), Software ArcGis 10 dan Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir.

(6)

NIA PERAWATY SARAGIH, lahir pada tanggal 29 Juli 1993 di Bangun Saribu Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Bapak Maruba Tua Saragih dan Ibu Remma Uli Girsang. Memulai pendidikan formal pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bangun Saribu Simalungun Sumatra Utara, lulus dari Sekolah Dasar pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Swasta Katolik Bunda Mulia Saribu Dolok dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan berikutnya dilanjutkan ke sekolah Menengah Atas Swata Katolik CR. Van Duynhoven dan menerima ijazah pada tahun 2011. Pada tahun yang sama tepatnya pada bulan September 2011 memulai jenjang pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda program studi Geoinformatika, jurusan Manajemen Pertanian Diploma III (D3).

Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Politani English Club dan menjabat sebagai Sekretaris periode 2012 - 2013. Di tahun yang sama penulis terpilih menjadi salah satu peserta lomba NPEO (National Polyteknik English

Olymphic) yang berlangsung di Surabaya, dan pernah menjuarai Intern English Club Competition Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai The First Winner of Story Telling dan The First Winner of News Casting pada tahun 2013. Pada tahun

2014 penulis kembali terpilih menjadi salah satu peserta NPEO ke 2 yang berlangsung di Medan Sumatera Utara.

Bulan Maret - April 2014 mengikuti program Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Niagamas Gemilang, Sungai Payang Kabupaten Kutai Kartanegara.

(7)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di seluruh Sekolah Dasar (SD) baik swasta maupun negeri Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir, yang kemudian akan dilanjutkan dengan mengelola data yang diperoleh dari lapangan di Laboratorium Geodesi dan SIG program studi geoinformatika. Penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah ini berlangsung selama 5 (lima) bulan, yaitu dari bulan Februari sampai Juni tahun 2014.

Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Ayahanda dan ibunda terkasih yang selalu memberikan doa, motivasi dan dukungan baik secara moral dan materil kepada penulis, untuk menyelesaikan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Bapak Andrew Stefano, ST, MT selaku dosen pembimbing,

3. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku Dosen Penguji I yang memberikan saran guna perbaikan Karya Ilmiah ini.

4. Bapak Husmul Beze, S. Hut, M. Si selaku Dosen Penguji II yang juga telah memberi banyak masukan dan saran-saran perbaikan.

5. Ibu Dyah Widyasasi selaku ketua Program Studi Geoinformatika. 6. Bapak Ir Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.

7.

Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

8. Seluruh staf pengajar, administrasi dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Program Studi Geoinformatika.

(8)

9. Teman-teman Geoinformatika angkatan 2011 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan teman-teman satu rumah yang juga memberikan banyak masukan.

10. Kedua adik tercinta Jhon Saragih dan Sari Saragih, yang memberi waktu untuk berbagi keluh kesah, tangis, tawa dan juga dukungan.

11. Dan seluruh anggota keluarga serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Nia Perawaty Saragih

(9)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Dasar Teori Peta dan Pemetaan ... 5

B. Kualitas ... 14

C. Sekolah Dasar (SD) ... 14

D. Kecamatan Samarinda Seberang ... 21

E. Kecamatan Loa Janan Ilir ... 22

F. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 22

G. Global Positioning System (GPS)... 28

H. ArcGIS 10 ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

B. Alat dan Bahan ... 43

C. Prosedur Penelitian ... 44

BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Hasil ... 53

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(10)

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Perkiraan Kesalahan GPS ... 30

2. Daftar Nama Alat ... 43

3. Daftar Nama Bahan ... 43

4. Daftar Tabel Koordinat ... 45

5. Tabel Titik Koordinat Sekolah Dasar ... 54

6. Akreditas dan Jumlah Siswa Sekolah Dasar ... 55

7. Tahun Pembangunan dan Luas Sekolah Dasar ... 58

8. Informasi Umum Sekolah Dasar ... 60

(11)

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Diagram Alir Prosedur Penelitian... 44

2. Tampilan Jendela Add Data ... 48

3. Peta Dasar yang di Georeference ... 48

4. Proses Penyesuaian Sistem Koordinat Peta ... 49

5. Peta Administrasi ... 49

6. Spatial Reference Properties ... 50

7. Hasil Digitasi... 50

8. Tabel Atribut ... 51

9. Diagram Batang Akreditas Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang. 56 10. Diagram Batang Pembangunan Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang ... 59

11. Peta Kualitas Sekolah Dasar (SD) Samarinda Seberang ... 62

Lampiran 12. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Sengkotek ... 81

13. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Masjid ... 81

14. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Sungai Keledang... 81

15. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Tani Ama ... 82

16. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Baqa ... 82

17. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Simpang Tiga ... 82

18. Sekolah Dasar (SD) Kelurahan Rapak Dalam ... 83

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini bisa dibilang rendah, terutama

dalam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Ini dibuktikan antara lain dengan adanya

data UNESCO (United Nation Educational, Scientific and Culture Organization) pada

tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke 64 dari 120 negara

berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks

Pembangunan Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan

empat kategori penilaian, yaitu angka partisipasi Sekolah Dasar (SD), angka melek

huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender,

angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Sementara itu data The United Nations

Development Programme (UNDP) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat

108 pada tahun 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 Negara. Dan

pada tanggal 14 Maret 2013 Indonesia dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan

ke 121 dari 185 negara. Artikel pada website BBC 2012, sistem pendidikan di

Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Diberitahukan bahwa menurut

tabel Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan Pearson, rangking ini

memadukan hasil tes internasional dan memadukan data seperti tingkat kelulusan

antara 2006 dan 2013. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Mexico dan

Brasil (Anonim ,2014).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

pendidikan di Indonesia berada di bawah negara Vietnam. Data yang dilaporkan

(13)

yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang di survei di

dunia dan masih dari sumber yang sama bahwa Indonesia hanya berpredikat

follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Kualitas pendidikan di Indonesia yang rendah ditunjukkan berdasarkan data

yang diperoleh dari BALITBANG (Badan Penelitian dan Pengembangan) 2003,

yang menyatakan bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya 8 SD saja

yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program

(PYP).

Menurut Tirtaraharja (1995), mengemukakan bahwa fungsi pendidikan SD

adalah sangat penting dalam membangun pondasi sebuah negara, hal ini

disebabkan oleh alasan seperti di bawah ini :

1. Proses transportasi budaya, yaitu pendidikan berfungsi untuk mewariskan

budaya dari generasi ke generasi.

2. Proses pembentukan pribadi, yaitu pendidikan dasar merupakan upaya yang

sistematis untuk membentuk dan meningkatkan kualitas kepribadian individu

serta membentuk karasteristik kepribadian yang kreatif, mandiri, tanggung jawab,

ulet dan tekun.

3. Proses penyiapan warga negara, pendidikan berfungsi untuk membentuk siswa

agar menjadi warga negara baik sesuai dengan tujuan dan falsafah bangsa.

4. Proses penyiapan tenaga kerja, pendidikan dasar merupakan awal yang sangat

penting untuk membangun sebuah tenaga kerja dari sumber daya manusia itu

sendiri.

(14)

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah

masalah efektifitas, efesiensi dan standardisasi pengajaran. Adapun permasalahan

khusus dalam dunia pendidikan di Indonesia ialah sebagai berikut:

1. Rendahnya sarana fisik

2. Rendahnya kualitas pengajar

3. Rendahnya kesejahteraan guru

4. Rendahnya prestasi siswa

5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan

6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

7. Mahalnya biaya pendidikan.

Perkembangan kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dalam

kehidupan dan peradaban manusia selalu berkembang sesuai dengan tingkat

kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Aplikasi dan pemanfaat

IPTEK dalam kehidupan semakin memudahkan pekerjaan dan program kerja yang

dijalankan baik oleh individu maupun kelompok masyarakat dalam rangka

meningkatkan kualitas kehidupan bermasayarakat termasuk untuk meningkatkan

tingkat pendidikan di Indonesia. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem

pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki

kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pemindaian

(digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat nasional yang membentang,

memasukkan garis sebagai topologi, menyimpan atribut dan informasi lokasi pada

berkas terpisah. Dengan pemanfaatan dan aplikasi penggunaan SIG diharapkan

(15)

kompetitif dan kooperatif dapat terwujud, terlebih dalam bidang pendidikan SD yang

menjadi tingkat dasar pendidikan formal.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk memetakan kualitas SD

Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir, sebagai sumber informasi bagi

masyarakat luas khususnya masyarakat Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa

Janan Ilir dan wahana pengambil keputusan untuk memilih sekolah dengan kualitas

yang baik berdasarkan akreditas sekolah, untuk menunjang pembangunan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang lebih baik juga mendapatkan data geografis dari

seluruh SD yang ada di kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir untuk

menggambarkan letak dari masing-masing SD.

Dengan adanya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menyediakan sarana

berupa peta kualitas SD Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir beserta

informasi, baik mengenai kondisi dan kualitas terhadap masing-masing SD yang

ada, sebagai arsip lembaga kependidikan untuk memberikan sumber informasi SD

terbaru kepada masyarakat umum dan juga menyediakan informasi gratis yang

dapat dinikmati oleh masyarakat tanpa harus memakan waktu dan biaya untuk

memperoleh informasi dari SD yang mereka inginkan khususnya untuk Kecamatan

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori Peta dan Pemetaan 1. Pengertian Peta dan Pemetaan

Menurut Andika (2009), peta adalah gambaran permukaan bumi pada

bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi peta. Pada

awal abad ke 2 (87M–150M) Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai

pentingnya peta. Kumpulan dari peta–peta karya Claudius Ptolomaeus

dibukukan dan diberi nama “atlas Ptolomaeus” ilmu yang membahas mengenai

peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi yang

digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan

dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan

berbagai pengertian, namun hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud

yang sama.

Menurut Anonim (2011), peta adalah refresentasi atau gambaran

unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau benda

angkasa dan umumnya digambarkan dalam suatu bidang datar dan di skalakan

sehingga memudahkan dalam menggambar baik di darat maupun di laut seperti

(17)

2. Jenis Peta Berdasarkan Skala

Menurut Hidayat (2010), peta tidak sama besarnya ada peta yang

berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar kecilnya peta

ditentukan oleh skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak

antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi .

Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Peta kadaster/teknik adalah peta dengan skala antara 1:100 sampai 1:5.000,

peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam

sertifikat tanah, oleh kerena itu banyak terdapat di Departemen Dalam

Negeri, pada dinas agrarian (Badan Pertahanan Nasional).

b. Peta skala besar adalah peta dengan skala 1:5.000 sampai 1:250.000.

biasanya digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,

misalnya peta kelurahan dan peta kecamatan.

c. Peta skala sedang adalah peta dengan skala antara 1:250.000 sampai

1:500.000, dan digunakan untuk memetakan daerah yang luas misalnya peta

propinsi Kalimantan Timur, peta propinsi Sumatera Utara.

d. Peta skala kecil adalah peta dengan skala 1:500.000 sampai 1:1000.000

atau lebih dan digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,

(18)

3. Manfaat Peta

Berdasarkan manfaatnya peta dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian,

yaitu :

a. Peta Topografi

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang

seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil

dengan perbandingan ukuran tertentu. Bentuk relief bumi pada peta topografi

digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan

semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun

buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan

di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi (Fransiskus, 2007).

b. Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi

secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di

suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial

budaya. Kenampakan fisik misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya.

Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman

kota dan lainnya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta

chorografi (Hartono, 2010).

c. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau

(19)

Contohnya adalah peta persebaran hasil tambang, peta curah hujan, peta

pertanian perkebunan, peta iklim dan lain sebagainya. Disebut peta khusus

atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua

kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan dengan kata lain,

yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.

d. Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau

sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara

1:250.000 sampai 1:1000.000 atau bahkan lebih. Peta chorografi

mengambarkan daerah yang luas, misalnya provinsi, negara, benua bahkan

dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada

pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan

raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain

(Sulistyo, 2010).

e. Peta Tematik

Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik atau peta khusus, yaitu

peta dengan objek khusus dengan tujuan utamanya adalah untuk secara

spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa

digunakan dalam perencanaan termasuk peta tata guna lahan, peta

kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan

peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan

maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi.

(20)

dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan penginderaan jauh atau

dari peta yang sudah ada atau sering disebut sebagai base map (Diki,

2009). 4. Fungsi Peta

Menurut Suryadi (2010), fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi

tentang suatu objek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima

dan cepat dipahami, maka cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa

sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal,

kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi

antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah

bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta

sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan

artinya dengan benar. Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta

tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya

data dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya

terlalu banyak, maka petanya akan sukar dibaca, sedangkan kalau informasinya

terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.

Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu

kejelasan, mana informasi yang utama dan mana informasi tambahan agar peta

mudah dipahami. Dalam hal ini, informasi dapat dikelompokan menjadi tiga

kelompok:

a. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik,

(21)

b. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak

perlu disajikan sebagai latar peta tematik.

c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi

informasi pokok dan ada relevasinya untuk dicantumkan dalam peta.

5. Proyeksi Peta

Menurut Suryadi (2010), proyeksi peta adalah suatu aturan dalam

menggambarkan posisi di permukaan bumi ke bidang datar dengan

rumus-rumus matematik. Kerena perbedaan di atas, maka diperlukan pembahasan

yang mendasar, sehingga untuk dapat memindahkan data di permukaan bumi

ke atas bidang proyeksi peta diperlukan beberapa ilmu pengetahuan yang

menunjang keseluruhan seperti ilmu matematika, fisika, geodesi, astronomi,

kartografi, geografi, fotogrametri, dan lain-lain.

a. Jenis-jenis Bidang Proyeksi

1) Proyeksi silinder merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan

bidang silinder sebagai bidang proyeksinya. Bidang silinder ini merupakan

bidang lengkung yang dapat didatarkan tanpa ada perubahan lebih lanjut.

2) Proyeksi bidang datar (azimuthal/zenithal) merupakan jenis proyeksi peta

yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.

3) Proyeksi kerucut merupakan jenis proyeksi peta yang mengunakan bidang

kerucut sebagai bidang proyeksinya. Bidang kerucut ini merupakan

bidang lengkung yang dapat didatarkan tetapi akan menyebabkan

(22)

6. Syarat Peta yang Baik

a. Tidak boleh membingungkan.

b. Harus mudah dimengerti.

c. Memberikan gambaran yang sebenarnya.

d. Harus indah (rapi dan bersih).

7. Syarat-syarat Dalam Peta a. Judul Peta

Judul peta menggambarkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya

dibagian atas tengah, atas kanan atau bawah.

b. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak

sesungguhnya dengan satuan tertentu. Skala terbagi atas 3 jenis, yaitu :

1) Skala angka perbandingan/skala pecahan (1:1000 yang berarti 1 cm di

peta sama dengan 1000 cm jarak aslinya di dunia nyata).

2) Skala satuan misalnya 1 inci ke 5 mil dengan arti 1 inci di peta adalah

sama dengan 5 mil pada jarak sebenarnya).

3) Skala garis adalah skala garis menampilkan suatu garis dengan

beberapa satuan jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan

jarak yang ada.

c. Insert

Insert adalah peta kecil yang disisipkan dipeta utama. Macam-macam insert

(23)

1) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong

di peta utama.

2) Insert petunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum

dikenali.

3) Insert penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap

penting.

d. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk

meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

e. Legenda Peta

Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang ada dipeta sebagai

kunci untuk memahami dalam pembacaan peta.

f. Garis Astronomis

Garis astronomi terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan

untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara

berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang

menunjukkan letak astronomis.

g. Sumber dan Tahun Pembuatan

Sumber peta adalah dari mana dan tahun berapa peta tersebut dibuat.

h. Petunjuk Arah Mata Angin

(24)

i. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di

permukaan bumi, memberikan kualitas atau kuantitas simbol dipeta dan

untuk keperluan estetika. Warna simbol ada lima yaitu hijau, kuning, coklat,

biru muda dan biru tua.

8. Pembagian Peta Berdasarkan Jenisnya

Berikut ini merupakan peta yang dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal sebagai berikut berbagai (Howard, 1996) :

a. Atas dasar sumber data

1) Peta induk adalah peta yang dihasilkan berdasarkan survei langsung dari

lapangan.

2) Peta turunan adalah peta yang dibuat berdasarkan acuan pada peta yang

sudah ada sehingga tidak memerlukan survei kelapangan langsung.

b. Atas dasar isinya peta terbagi menjadi 2 macam yaitu :

1) Peta umum adalah peta yang menggambarkan semua unsur topografi

permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia.

2) Peta khusus atau tematik adalah peta yang menggambarkan dengan

tema tertentu.

9. Atas Dasar Pengukurannnya a. Peta Radargrametis.

b. Peta Satelit.

c. Peta Teristis.

(25)

10. Atas Dasar Penyajiannya

a. Peta digital adalah peta dalam bentuk data digital, baik dalam bentuk data

vektor, raster, atau kombinasi keduannya.

b. Peta garis adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk garis dan

simbol-simbol tertentu.

c. Peta foto adalah peta yang penyajiannya dalam bentuk foto yang telah

direktifikasi sehingga skalanya seragam dan dilengkapi dengan garis kontur. 11. Tujuan Pembuatan Peta

Menurut Legowo (2013), adapun tujuan pembuatan peta adalah sebagai

berikut :

a. Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.

b. Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.

c. Memberikan informasi dalam perencanaan tata kota dan permukiman.

d. Memberikan informasi tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia

maupun budaya.

B. Kualitas

1. Pengertian Kualitas

Dalam memilih apa saja baik memilih sekolah maka yang perlu

diperhatikan salah satunya adalah masalah kualitas, kualitas memegang

peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang baik. Menurut

kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kualitas adalah tingkat baik

(26)

tingkat karasteristik yang melekat pada sebuah objek yang mencukupi

persyaratan atau keinginan.

C. Sekolah Dasar (SD) 1. Pengertian Sekolah Dasar (SD)

Sekolah dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Indonesia. SD ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas

6. Lulusan SD dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap

warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni

SD (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun (Anonim,

2013).

SD diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Sejak diberlakukannya

otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di

Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan

Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai

regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SD

Negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota. Menurut Khan (2010), menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu

proses humanisasi yang artinya dengan pendidikan manusia akan lebih

bermartabat, berkarakter, terampil, yang memiliki tanggung jawab terhadap sistem sosial sehingga akan lebih baik, aman dan nyaman. Definisi dan pengertian pendidikan menurut para ahli pada hakekatnya adalah suatu proses

(27)

pembentukan perilaku manusia secara intelektual untuk menguasai ilmu

pengetahuan, secara emosional untuk menguasai diri dan secara moral

sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

berkembang di masyarakat.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20

Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut:

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk SD dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang

sederajat.

2. Jenis-jenis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai

program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional.

Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya

bersifat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang

tua/keluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan

pengalaman.

Menurut Jerymintz (1994), pendidikan alternatif dapat dikategorikan

dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:

a. Sekolah publik pilihan (public choice)

Lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian

(28)

pembelajaran yang berbeda dengan program regular/konvensional, namun

mengikuti sejumlah aturan baku yang telah ditentukan. Contoh sekolah publik

pilihan adalah sekolah terbuka / korespondeni (jarak jauh). Kondisi sekarang

adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka. Contoh lain

adalah sekolah yang disebut sekolah magnet ( magnet school) atau sekolah

bibit (seed school).

b. Sekolah/lembaga pendidikan publik

Sekolah ini merupakan sekolah yang dibangun untuk siswa

bermasalah (student at risk) untuk siswa bermasalah, pengertian siswa

bermasalah disini meliputi mereka yang:

1. Tinggal kelas karena lambat belajar.

2. Nakal atau mengganggu.

3. Korban penyalahgunaan narkoba.

4. Korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi,

etnis/budaya.

5. Putus sekolah karena berbagai sebab.

6. Belum pernah mengikuti program sebelumnya namun tidak termasuk di

dalamnya sekolah luar biasa yang dibangun untuk penyandang kelainan

fisik dan kelainan mental seperti tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan

sebagainya.

c. Sekolah / lembaga pendidikan swasta

Mempunyai jenis, bentuk dan program yang sangat beragam, termasuk

(29)

sekolah minggu, lembaga pendidikan bercirikan keterampilan fungsional

seperti kursus atau magang, lembaga pendidikan dengan program

perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan anak, kelompok

bermain dan taman kanak-kanak.

d. Pendidikan di rumah (home-based schooling)

Home Schooling termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang

di selenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang

masih dalam usia sekolah. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh

orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti: menjaga

anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan

tradisi.

3. Dimensi Manfaat Pendidikan

Orang yang akan mendapat beberapa keuntungan atau manfaat

pendidikan yang pertama dan yang paling nyata adalah siswa. Setiap siswa

memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga setiap karakteristik tersebut

harus dapat dipahami agar mereka dapat mencapai manfaat dalam pendidikan.

Sebagai tambahan pengaruh orang lain dalam masyarakat dapat mempengaruhi

pendidikan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat yang

akan diperoleh siswa mudah sekali untuk dijelaskan, siswa yang belajar

membaca disekolah lebih baik dari pada mereka yang tidak dapat membaca.

Karakteristik dan pembawaan umum tertentu dapat dianggap sebagai hasil dari

sekolah, termasuk pemahaman tentang nilai demokrasi sebagai upaya untuk

(30)

kemampuan untuk berpikir kritis dan yang pantas. Keahlian tersebut mungkin

menjadi pengaruh tidak langsung dari bidang studi kewarganegaraan, ilmu

sosial, sejarah, filsafat, bahasa, dan pengajaran lain.

Terdapat lima cara yang berbeda untuk membuat fakulasi (penghitungan)

dan mengaplikasikan metode yang spesifik pada pendidikan yang lebih tinggi

yaitu :

a. Mengevaluasi perubahan individu, segala yang dihabiskan dalam pendidikan

(tingkat biaya) adalah ukuran kelebihannya.

b. Menyelidiki reaksi klien terhadap pendidikan sekolah dasar.

c. Mempertimbangkan peningkatan dalam nilai kapita dari manusia yang

merupakan hasil dari pendidikan yang lebih rendah.

d. Melihat seberapa besar pendidikan yang lebih tinggi bertanggung jawab atau

berperan dalam pertumbuahan.

e. Memperkirakan nilai pendidikan sekolah dengan melihat pada tingkat

pengembalian investasi pada pendidikan sekolah dasar.

4. Akreditas

Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian sekolah secara sistematis

dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal untuk

menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Dasar hukum akreditasi sekolah

utama adalah : Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 60, Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan Surat Keputusan Mendiknas

(31)

a. Tujuan Akreditasi sekolah:

1) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam menyelenggarakan

layanan pendidikan

2) memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah

b. Fungsi akreditasi sekolah :

1) Untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana

kelayakan & kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait,

mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan

indikator-indikator baik sekolah.

2) Untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggung

jawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan atau

keinginan masyarakat.

3) Untuk kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan

peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari

hasil akreditasi.

Akreditasi sekolah/madrasah adalah proses penilaian secara komprehensif

terhadap kelayakan satuan atau program pendidikan, yang hasilnya diwujudkan

dalam bentuk sertifikat pengakuan dan peringkat kelayakan yang dikeluarkan

oleh suatu lembaga yang mandiri dan profesional. Hal ini didasarkan pada

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang memuat kriteria minimal

tentang komponen pendidikan. Seperti dinyatakan pada pasal 1 ayat (1) bahwa

SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum

(32)

acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Di dalam

pasal 2 ayat (1), lingkup SNP meliputi:

a. Standar isi, standar proses, standar kompetisi lulusan.

b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan.

c. Standar sarana dan prasarana.

d. Standar pengelolaan dan standar pembiayaan.

e. Standar penilaian pendidikan.

Akreditasi sekolah mencakup penilaian terhadap sembilan komponen

sekolah, yaitu:

a.

Kurikulum dan proses belajar mengajar.

b.

Administrasi dan manajemen sekolah.

c.

Organisasi dan kelembagaan sekolah.

d.

Sarana prasarana.

e.

Ketenagaan.

f.

Pembiayaan.

g.

Peserta didik.

h.

Peran serta masyarakat.

i.

Lingkungan dan kultur sekolah.

D. Kecamatan Samarinda Seberang 1. Sejarah Kecamatan Samarinda Seberang

Kecamatan Samarinda Seberang adalah sebuah kecamatan di kota

Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan ini merupakan kecamatan

(33)

sebelumnya kecamatan Samarinda Seberang terbagi kedalam 8 kelurahan

namun karena adanya pemekaran wilayah samarinda seberang menjadi

kecamatan baru yaitu Kecamatan Loa Janan Ilir yang terdiri dari 5 kelurahan,

maka Samarinda Seberang kini hanya terdiri dari 3 kelurahan saja. Samarinda

Seberang terletak pada arah barat daya kota samarinda. Kontur wilayah ini dari

dataran rendah di tepi sungai hingga menjorok ke darat yang berbukit-bukit.

Samarinda Seberang terletak pada arah Barat Daya Kota Samarinda (Anonim,

2010). Di mana batas-batas wilayah kecamatan Samarinda Seberang adalah sebagai berikut :

Utara : Sungai Mahakam

Selatan : Kecamatan Loa Janan Ilir dan Kabupaten Kutai Kartanegara,

Barat : Sungai Mahakam (seberangnya Kecamatan Sungai Kunjang),

Timur : Kecamatan Palaran dan Sungai Mahakam.

Adapun luas dari Kecamatan Samarinda Seberang ini adalah 12,49 km²

dengan jumlah penduduk 66.108 kepadatan jiwa/ km². Samarinda Seberang

lama terbagi dalam 8 kelurahan. yakni : a) Kampung Baqa.

b) Kampung Mesjid. c) Sungai Keledang.

E. Kecamatan Loa Janan Ilir 1. Sejarah Kecamatan Loa Janan Ilir

Kecamatan Loa Janan Ilir adalah salah satu kecamatan di Kota

(34)

hasil pemekaran dari Kecamatan Samarinda Seberang pada tanggal 28

Desember 2010. Kecamatan Loa Janan Ilir merupakan pintu gerbang menuju

Kota Samarinda. Luas dari Kecamatan Loa Janan Ilir ini adalah 26.13 Km2

dengan jumlah penduduk 61.644 jiwa.

Kecamatan Loa Janan Ilir terdiri dari 5 Kelurahan, antara lain :

a. Harapan Baru.

b. Rapak Dalam.

c. Sengkotek.

d. Simpang Tiga.

e. Tani Ama.

F. Sistem Informasi Geografis (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang berguna dalam

melakukan pemetaan (mapping) dan analisis berbagai hal dan peristiwa yang

terjadi diatas permukaan bumi. SIG berkembang sejalan dengan perkembangan

teknologi komputer termasuk media simpan data yang semakin besar

memungkinkan para praktisi SIG membuat dan mengelola lebih banyak data

objek (Anonim, 2001).

Menurut Prahasta (2001), SIG adalah suatu teknologi baru yang pada

saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat ensensial dalam menyimpan,

memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam

dengan bantuan data atribut dan spasial. SIG sebagai sistem komputer yang

(35)

dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk

akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan

pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,

panggilan data serta analisis data.

Menurut Budiyanto (2005), penggunaan SIG meningkat tajam sejak

tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian sistem ini terjadi dikalangan

negara-negara maju terutama dibidang pemerintah militer, akademis atau bisnis.

Perkembangan teknologi digital sangat besar peranannya dalam

pengembangan penggunaan SIG dalam berbagai bidang.

2. Data-data yang Digunakan dalam SIG.

Adapun data-data yang terdapat dan digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian (Anonim, 2000), yaitu:

a. Data Vector

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah

kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau

informasi objek.

b. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data raster dan data digital:

1) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang

telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data atribut lainnya.

Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, daerah aliran sungai (DAS)

(36)

2) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning

dan data-data lain yang belum dalam format vektor.

c. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data

pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

3. Komponen-komponen dalam SIG

Menurut Prahasta (2004), setiap pengguna yang menggunakan arcview

akan memiliki beberapa komponen yang sering disebut dokumen. Berikut ini

merupakan bagian arcview yang terdiri dari 5 jenis dokumen yaitu: Grafik

(Chart), View, Table, Script dan Layout.

Berikut merupakan penjelasan terhadap komponen-komponen yang terdapat dalam SIG dan Lebih lanjut diterangkan oleh Budiyanto (2005),

fungsi-fungsi kegunaan dari komponen SIG sebagai berikut.

a. Grafik (Chart) merupakan alat penyaji data yang efektif. Dengan

menggunakan grafik ini, ArcView dapat digunakan sebagai alat analisis yang

baik terhadap sebuah fenomena.

b. View berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan

dibuat atau diolah. Dari view ini dapat dilakukan input data dengan digitasi

atau pengolahan (editing) data spasial.

c. Table merupakan data atribut dari data spasial. Data atribut ini digunakan

sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. Hubungan yang terbentuk

ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari berbagai sumber

(37)

d. Script adalah makro dalam ArcView dengan makro ini kemampuan ArcView

dapat diperluas dengan membuat sebuah program aplikasi yang nantinya

dapat di Add Ins pada ArcView. Program aplikasi yang dapat dibuat dengan

script, misalnya otomatis analisis data spasial dan lain-lain.

e. Layout merupakan tempat mengatur tata letak dan rancangan dari peta akhir.

Penambahan berbagai simbol, label, dan atribut peta lain dapat dilakukan

pada layout. 4. Prosedur dalam SIG.

Menurut Gistut (1994), langkah-langkah maupun prosedur sebuah

kegiatan dalam SIG ialah diawali dengan input, analisis, output, tabulasi berikut

penjelasan kerja SIG :

a. Input

Tahap ini meliputi pemasukan data,yang dapat dilakukan dengan

menggunakan alat digitizer, scanning, mouse, keyboard, tabulasi dan

sebagainya.

1) Digitizer adalah proses pengubahan data grafis analog menjadi data

grafis digital dalam struktur vektor. Pada struktur vektor ini data disimpan

dalam bentuk titik (point), garis (lines) atau segmen, data poligon (area)

secara matematis -geometris. Contoh tipe data titik adalah kota, lapangan

terbang, pasar. Tipe data garis diantaranya adalah sungai, jalan, kontur

topografi. Tipe data poligon atau area antara lain ditunjukkan oleh

(38)

2) Pelarikan (Scanning) adalah proses pengubahan data grafis continue

menjadi data yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar (pixel). Pelarikan

untuk gambar peta kini dapat dilakukan dengan portable scanner yang

kini banyak beredar di pasaran. Data hasil scanning disimpan dalam

bentuk raster. Data raster ini dapat diubah menjadi data vektor melalui

proses digitasi.

3) Tabulasi adalah basis data dalam SIG yang dikelompokkan menjadi dua,

yakni basis data grafis dan basis data non-grafis (attribute). Data grafis

adalah peta itu sendiri, sedangkan data attribute adalah semua informasi

non-grafis, seperti derajat kemiringan lereng, jenis tanah, nama tempat,

dan lain-lain.

b. Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta

tematik dan sebagainya.

1) Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan,

penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari

input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian

data, perbaikan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada sub

sistem ini.

2) Manipulasi dan Analisis data adalah untuk membedakan data yang akan

diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan

parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada sub

(39)

3) Penyuntingan adalah sebagian fungsi penyuntingan yang telah dilakukan

dalam sub sistem manajemen data khususnya data spas ial, tetapi ada

yang belum dikerjakan secara detail, yakni pemutakhiran (up dating)

data.

c. Interpolasi spasial

Interpolasi spasial merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit, bahkan

dapat dikatakan bahwa langkah ini tidak dapat dilakukan secara manual.

Setiap titik pada koordinat tertentu dalam peta memuat sejumlah informasi

koordinat dan nilai-nilai tertentu suatu variabel yang dikehendaki. Misalnya

pemasukan data berupa posisi koordinat dan kemiringan lereng dan dapat di

interpolasi.

d. Pembuatan model dan analisis data

Bila input data telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis data,

maka proses pembuatan model (modeling) dan analisis data menjadi efisien,

dapat dilakukan kapan saja dan dapat dipadukan dengan input data peta

baru. Pada bagian inilah terletak manfaat SIG yang besar, yakni ketika

seluruh data telah tersedia dalam bentuk digital.

e. Tumpang Susun (overlay)

Tumpang susun merupakan langkah dalam SIG yang dapat dilakukan

secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya. Bila peta yang

akan ditumpang susunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan terjadi

kerumitan besar dan sukar diurut kembali dalam menyajikan satuan

(40)

f. Output

Sub sistem ini berfungsi untuk menayangkan (displaying) informasi

baru dan hasil analisis data geografis secara kuantitatif maupun kualitatif.

Wujud keluaran ini berupa peta, tabel atau arsip elektronik (file). Keluaran

data ini tidak hanya ditayangkan pada monitor, tetapi selanjutnya perlu

disajikan dalam bentuk cetakan (hardcopy), dengan maksud agar dapat

dibaca, dianalisis, dan diketahui persebarannya secara visual (khusus untuk

data peta).

5. Sumber Data

Sistem Informasi Geografis memerlukan data masukan agar dapat

berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya (Paryono ,1994).

Adapun Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber berikut ini ,

yaitu:

a. Data citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat

diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk

digital melalui pelarikan atau scanning.

b. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara

langsung.

c. Data peta merupakan informasi yang telah terekam pada peta kertas atau

(41)

G. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian GPS

Menurut Supriono (2010), GPS atau singkatan dari Global Positioning

System merupakan suatu teknologi pemantau posisi di bumi yang

memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS

juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS (GPS receiver). GPS receiver

inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi.

Menurut Puntodewo (2003), pada survei untuk fitur line dilakukan pada

survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah

dengan menggunakan GPS. Sementara data poligon atau area dapat dilakukan

pada survei untuk landuse, survei untuk perencanaan wilayah lindung dan

banyak lagi. Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga

penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data

GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa

mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital

peta dalam software GIS. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital,

langkah selanjutnya adalah menambahkan database sebanyak mungkin yang

dilakukan dengan menggunakan software GIS. 2. Cara Kerja & Langkah-langkah Menggunakan GPS

Menurut Suryowidiyanto (2008), sebuah receiver GPS bekerja dengan

mengukur jarak ke arah tiga atau lebih satelit yang ada dalam bidang

pandangnya. Receiver mengetahui tempat tiap satelit berada kapanpun juga

(42)

Untuk mengukur jarak ke suatu tempat yang sangat jauh jaraknya, GPS

melakukan dengan mengatur waktu berapa lama sinyal tiba dari satelite dan

kemudian menghitung jaraknya berdasarkan kecepatan sinyal radio tersebut.

GPS membaca kode dan menghitung perbedaan antara waktu keberangkatan

dan kedatangannya sinyal saat meninggalkan satelit.

Berikut merupakan langkah dalam menggunakan GPS :

a) Tekan dan tahan untuk menghidupkan unit atau mematikan.

b) Tekan dan lepaskan untuk menyesuaikan lampu nyala dan mati.

c) Tekan atas, bawah, kiri, atau kanan untuk menyorot pilihan dan untuk

memasukan data, atau memindahkan peta panah.

d) Tekan untuk memperbesar atau memperkecil pada halaman peta.

e) Tekan untuk menggulir ke atas atau ke bawah daftar pada halaman lain.

f) Tekan dan lepaskan untuk siklus melalui halaman utama.

g) Tekan dan tahan untuk menghidupkan atau mematikan kompas.

h) Tekan dan tahan setiap saat untuk melihat menu menemukan.

i) Tekan terus selama mob.

j) Tekan dan tahan untuk melihat opsi halaman.

k) Tekan dua kali untuk melihat menu utama.

l) Tekan dan tahan setiap saat untuk menandai lokasi anda saat ini.

m) Tekan dan lepaskan untuk masuk di sorot pilihan, data atau mengkonfirmasi

pada pesan layar.

(43)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akurasi Receiver

Menurut Marine (2005), ada beberapa faktor yang secara tetap

mempengaruhi akurasi perhitungan GPS terhadap koordinat suatu posisi. Tabel 1. Perkiraan Kesalahan GPS

Faktor-faktor yang mempengaruhi receiver GPS

No Jenis/sumber kesalahan Tingkat akurasi (m)

1 Kesalahan Receiver 1.2

2 Kesalahan Availibility 7.5

3 Kesalahan jam satelit 0.6

4 Kesalahan Atmosfer (ionosfer) 3.6 5 Selective Ephmeris 0.6

Berikut penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ke akurasian

sebuah receiver GPS :

a. Kesalahan Receiver, jam di receiver selalu memiliki kesalahan lebih

dibanding akurasi jam satelit. Kesalahan ini cukup signifikan, akan tetapi

diimbangi dengan melakukan triangulasi 4 satelit.

b. Selective Avaibilility (SA) yang mengembangkan sistem secara intensif dan

berselang-seling mengacak dengan sinyal satelit. Sehingga kita tidak

pernah tahu kapan receiver GPS kita memberi posisi akurat dan kapan

tidak akurat, pengacakan semacam ini disebut Selectif Availibility (SA).

Tujuannya agar masyarakat umum dan militer asing tidak bisa

menggunakan GPS untuk mendapatkan lokasi yang sangat akurat.

c. Kesalahan jam satelit, satelit memiliki jam atom yang sangat akurat, tetapi

(44)

d. Gangguan atmosfer, perubahan tetap dalam lapisan lonosfer di atmosfer

bumi mempercepat atau memperlambat sinyal, karena itu membuat

perhitungan jarak sedikit tidak tepat.

e. Kesalahan Ephemeris, tiap posisi satelit dapat berubah dari orbit yang

dihitung disebabkan oleh tarikan gravitasi dari matahari dan bulan. Satelit

tersebut dimonitor oleh stasiun kontrol oleh militer AS dan biasanya

selalu dikoreksi

Sumber kesalahan yang berbeda, yang tidak dikontrol karena satu atau

lebih disebabkan oleh konfigurasi satelit. Ingat bahwa triangulasi menjadi paling

akurat jika titik-titik tempat melakukan triangulasi berada pada sudut yang lebar

satu sama lain relatif ke tempat berdiri. Jika semua satelit berkelompok di satu

tempat di angkasa, perhitungan posisi tidak akan seakurat jika satelit-satelit

tersebut tersebar secara luas. Masing-masing dari 24 satelit GPS bergerak

dalam orbitnya sendiri atau memiliki garis edar mengelilingi bumi, sehingga

satelit-satelit tersebut selalu mengubah konfigurasi di angkasa. Ketika satelit

tersebut dikonfigurasikan sehingga beberapa berada dalam bidang pandang

receiver dan tersebar melintasi angkasa, lokasi yang dihitung akan sangat

akurat.

4. Ketelitian GPS

Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan

koordinat sebuah titik atau lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai

faktor kesalahan yang lebih dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya alat

(45)

posisi sebenarnya bisa berada di mana saja dalam radius 3 meter dari titik

koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi , maka posisi alat akan

menjadi semakin tepat.

GPS tipe navigasi hanya cocok untuk pengukuran dalam pembuatan peta

dengan skala diatas 10.000. Jika peta yang dihasilkan menggunakan skala

dibawah 10.000 maka harus menggunakan GPS tipe geodetik dengan ketelitian

yang lebih tinggi, terutama jika pengambilan titik (point) tidak berada di ruang

terbuka. Hal ini dikarenakan faktor ketelitian data yang dihasilkan, semakin

tinggi tingkat ketelitian GPS maka semakin tinggi pula presisi ketelitian data

yang didapatkan.

5. Memilih GPS yang Tepat

Menurut Suryowidiyanto (2008), banyak sekali jenis navigasi yang

disediakan oleh pasar, dari berbagai macam pabrik hingga berbagai macam fitur

yang disediakan. Hal ini bisa membuat seorang pemula menjadi bingung dalam

memilih. Kebutuhan masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya

pengguna yang dapat menentukan pilihannya, orang lain hanya dapat

memberikan informasi atau berbagi pengalaman saja.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih GPS.

a) Kemudahan dalam download dan upload data.

b) Tingkat ketelitian GPS.

c) Menggunakan Support basemap atau tidak.

d) Tingkat sensitifitas GPS.

(46)

f) Kemudahan operasi dan fasilitas kompas GPS dan Altimeter.

g) Jumlah tracking dan waypoint yang bisa direcord dalam GPS.

H. ArcGIS 10 1. Pengertian ArcGis 10

Sejak akhir tahun 1990, aplikasi perangkat lunak SIG telah berkembang

pesat dengan hadirnya produk-produk baru yang berorientasi jauh ke depan.

Salah satu produk yang paling menonjol dan mulai popular sejak pertengahan

tahun 2000 adalah ArcGIS beserta konsep dan implementasi GeoDatabase

sistem yang dikembangkan dengan basis ArcObjects. Tidak seperti kebanyakan

perangkat lunak SIG yang lahir pada tahun 1980 atau sebelumnya, ArcGIS

merupakan perangkat lunak yang terbilang besar. Perangkat lunak ini

menyediakan kerangka kerja yang bersifat scalable (bisa diperluas sesuai

kebutuhan) untuk mengimplementasikan suatu rancangan aplikasi SIG yang

baik bagi pengguna tunggal (single user) maupun bagi lebih dari satu pengguna

yang berbasis desktop, menggunakan server, memanfaatkan layanan web, atau

bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran di

lapangan. ArcGIS adalah produk software yang merupakan kumpulan

(terintegrasi) dari produk-produk lainnya dengan tujuan untuk membangun

sistem SIG yang lengkap.

Dalam kaitan inilah pihak pengembangan ArcGIS merancangnya sedemikian

rupa hingga terdiri dari beberapa framework yang siap berkembang terus dalam

rangka mempermudah pembuatan aplikasi-aplikasi SIG yang benar-benar

(47)

Adapun framework ArcGIS tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. ArcGIS Desktop : Kumpulan Dari beberapa aplikasi perangkat lunak SIG

propesional yang terintegrasi dengan baik.

b. ArcGIS Engine : kumpulan beberapa komponen perangkat lunak SIG yang

bisa diintegrasikan secara solid dengan aplikasi buatan pengguna untuk

membangun aplikasi SIG sesuai kebutuhan pengguna .

c. ArcGIS Server atau Server GIS merupakan kumpulan dari beberapa

aplikasi perangkat lunak yang berfungsi sebagai server SIG di lingkungan

sistem ArcGIS.

d. Mobile GIS beberapa aplikasi perangkat lunak ArcGIS yang bekerja pada

platform tablet PC computing.

Framework ArcGIS dapat berubah sesuai dengan perkembangan konsep,

teknologi, dan implementasi yang dimiliki yang pada dasarnya juga tercermin

dari muatan yang terdapat di dalam versi-versi perangkat lunak ArcGIS yang

bersangkutan. Demikian halnya dengan komponen-komponen aplikasi yang

terdapat di dalam setia framework tersebut maka lengkap dari waktu ke waktu.

Sementara itu, jika komponen-komponen aplikasi perangkat lunak yang terdapat

didalam framework ArcGIS di tuliskan lebih detail dan disusun bersama dengan

keterkaitannya satu sama lain, maka akan nampaklah konfigurasi atau

arsitektur.

ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGIS yang digunakan untuk

(48)

dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).

Komponen-komponen ArcMap antara lain :

a. Table Of Contents (TOC) merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan

dalam Map Area dan menyusun susunan layer,

b. Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer,

c. Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties).

2. Membuka Table Attribute (Open Attribute Table)

TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan

muka bumi yang diwakili oleh sImbol (baik bentuk maupun warna) dari feature

(point, line, dan polygon) berdasarkan attribut dapat di sesuaikan melalui TOC.

Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana

fasilitas ini berfungsi untuk mempermudah user dalam memahami isi peta

tersebut.

a. Arc Toolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk

melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGIS. Tampilan ArcToolbox

yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder ArcToolbox berdasarkan

fungsi.

b. Search merupakan satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas

search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari.

c. Toolbar merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara

logis toolbar memiliki tools yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan

operasi-operasi tertentu. Beberapa contoh tools standar yang terdapat

(49)

3. Framework ArcGIS a. ArcGis Engine

ArcGIS Engine merupakan kumpulan komponen perangkat lunak SIG

dan sumber daya bagi pihak pengembang yang bisa di tempelkan pada

aplikasi-aplikasi perangkat lunak buatan pengguna memungkinkan para

pengguna untuk menambahkan kemampuan-kemampuan atau fungisional

visualiasi , pemetaan dinamis, dan yang sejeninya baik kedalam

aplikasi-aplikasi yang sudah jadi maupun kedalam aplikasi-aplikasi yang baru dikembangkan

sama s ekali.

Selain itu, pihak pihak pengembang juga dapat menggunakan ArcGIS

engine untuk men deploy (mendistribusikan) data SIG, peta-peta digital,

dan scrip (baris-baris kode) pengolahan data spasial baik didalam aplikasi

desktop maupun yang bersifat mobile dengan menggunakan API (Aplication

programming interface) untuk COM (Component Object Model). Dengan

kata lain, dengan bantuan ArcGIS engine, para pengguna sistem ini

(terutama pihak developer aplikasi) akan memiliki keuntungan sebagai

berikut :

1) Membuat dengan cepat aplikasi yang memiliki fungisionalitas SIG.

2) Membuat dan menggambarkan unsur-unsur grafis, termasuk tipe titik,

garis, lingkaran, dan poligon didalam aplikasinya beserta fungisionalitas

untuk mengedit atau memodifikasi data spasial.

3) Menjalankan operasi-operasi spasial terhadap shapes (unsur-unsur

(50)

aspek spasial (seperti halnya jarak), menemukan titik-titik perpotongan,

penggabungan unsur, dan lain sejenisnya.

4) Menjalankan Network analisys untuk mendapatkat rute yang terbaik

dan yang terdekat dengan fasilitas yang dituju.

5) Memvisualisasikan dan menganalisis data permukaan tiga dimensi

secara efektif dan efisien.

6) Mangakses dan menggunakan kumpulan kode, SDK (Software

Development Kit), Blog, dan Tricks yang terdapat pada ArcGIS Engine Resource Center.

b. Server GIS

Server GIS diperlukan oleh para pengguna yang ingin mempublikasikan data spasialnya baik melalui jaringan lokal (internet).

Selain itu, server SIG seperti itu juga dapat digunakan untuk mendukung

proses komputasi fungisional SIG yang bersifat terpusat, yang mencakup

dukungan untuk geoprocessing dan data manajemen. Dalam kaitan ini,

didalam keluarga ArcGIS, paling tidak terdapat beberapa aplikasi server,

AcrGIS Server, ArcSDE. Beberapa tipe server ini secara umum digunakan

untuk membuat dan megelola aplikasi-aplikasi SIG baik bagi para

pengguna didalam maupun diluar organisasi.

c. Mobile GIS

Mobile GIS merupakan kumpulan dari beberapa aplikasi perangkat

lunak SIG yang memungkinkan para petugas lapangan untuk memasukkan,

(51)

informasi geografis pada platform atau perangkat keras yang bersifat

mobile. Perangkat lunak yang dimaksud AcrPAD dan ArcGIS mobile.

Aplikasi perangkat lunak ArcGIS mobile digunakan untuk

menyediakan atau mengirimkan kemampuan-kemampuan SIG dan data

spasial terkait dari server yang terpusat ke setiap perangkat mobile yang

menjadi client nya. Dengan aplikasi ini, setiap petugas lapangan yang sama

sekali tidak berpengalaman dengan perangkat SIG pun akan dapat

melakukan tugas-tugas seperti berikut.

1) Melakukan pemetaan.

2) Melakukan query spasial.

3) Membuat sketsa di atas peta digital yang sistem koordinatnya telah

diketahui.

4) Mengintegrasikan perangkat mobile nya dengan perangkat receiver

GPS untuk mendapatkan koordinat-koordinat yang aktual (memiliki

lokasi atau unsur-unsur spasial) setiap saatnya.

5) Melakukan editing terhadap data spasial, terutama hasil sketsa dan

rekaman koordinat-koordinat GPS.

6) Mengakses data wireless terhadap layanan-layanan web yang telah

disediakan oleh server ArcGIS.

Sementara itu, aplikasi perangkat lunak ArcPad telah dirancang bagi

para propesional yang memerlukan fungisionalitas SIG dilapangan. Oleh

sebab itu, aplikasi ini telah dibekali dengan kemampuan-kemampuan dalam

(52)

secara efisien dan mudah bagi para petugas lapangan. Dengan ArcPad,

setiap petugas lapangan akan dapat :

1) Melakukan proses pengumpulan data lapangan dengan andal, akurat,

dan terpalidasi.

2) Mengintegrasikan perangkat-perangkat receiver GPS, pengukuran

jarak dan kamera digital kedalam sebuah kesatuan sistem perangkat

pengumpulan data SIG.

3) Membagi data enterprise (milik organisasi) dengan para pekerja

lapangan untuk kepentingan pengupdatean dan pembuatan keputusan

tekait.

4) Meningkatkan produktifitas pengumpulan data SIG.

5) Meningkatkan akurasi basis data spasial SIG beserta ke aktualnya.

d. ArcGIS Dekstop

AcrGIS Dekstop merupakan kumpulan aplikasi perangkat lunak SIG

utama yang berbasis desktop Ms. Windows yang digunakan untuk

mengoptimalkan, menuliskan, menganalisis, mensharing, memetakan dan

mempublikasikan informasi spasial. Framework (sistem) ini terdiri dari

ArcMap, AcrCatalog, ArcToolbox, ArcGlobe, Arc Reader dan ModelBuilder

dengan beberapa tingkat fungisionalnya.

1) ArcView : terfokus pada fungisionalitas pengguna, pemetaan dan

analisis data yang komprehensif.

2) ArcEditor : menambahkan fungisionalitas pembuatan data dan editing

(53)

3) ArcInfo : merupakan perangkat lunak SIG desktop professional

dengan fungisionalitas yang lengkap termasuk tool geoprocessing nya

yang banyak.

e. ArcMap

ArcMap merupakan aplikasi sentral didalam sistem ArcGIS desktop

yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbasiskan

peta digital seperti halnya kartografis, analisis peta dan editing. ArcMap

merupakan aplikasi pembuat peta yang komprehensif didalam sistem

ArcGIS desktop.

f.

ArcCatalog

ArcCatalog merupakan aplikasi yang dapat membantu para

penggunanya untuk mengorganisasikan dan mengelola semua informasi

spasial, peta, globe, dataset, model, metada beserta layanan lainnya.

Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang berfungsi untuk :

1) Mencari (find) dan menampilkan (browse) informasi spasial (geografis).

2) Menyimpan (record), menampilkan (view) dan mengelola metada.

3) Mendefinisikan, meng-export , dan meng-import model data

geodatabase.

4) Mencari (search) dan menemukan data SIG baik dijaringan komputer

lokal maupun di internet (web).

5) Mengelola server SIG, administrator basis data SIG pada umumnya

menggunakan ArcCatalog sebagai alat bantu untuk mendefinisikan dan

Gambar

Gambar 1.  Diagram Alir Prosedur Penelitian Pengumpulan Data
Gambar  2.  Tampilan Jendela Add Data
Gambar 5.  Peta Administrasi
Tabel 5. Tabel Titik Koordinat  Sekolah Dasar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Generator magnet permanen fluks aksial dapat menghasilkan tegangan dan arus listrik pada kecepatan angin dan putaran rotor yang rendah, yaitu pada kecepatan angin 1 m/s

Tahap pertama. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa proses, yaitu 1). Mendownload artikel jurnal dengan menggunakan Publish or Perish yang bersumber dari Google

Pada penelitian ini guna mempertahankan loyalitas pendengar strategi komunikasi yang di terapkan Radio Tidar 94.3FM adalah strategi mengenal khalayak, strategi mengenal sasaran

Kemungkinan lainnya adalah komponen serat buah nipah dapat menstimulasi ekskresi kolesterol dalam tubuh dengan pengikatan asam empedu dalam kaitannya dengan efek

Dari kedua segmentasi demografi diatas yaitu usia dan pekerjaan, setelah diuji secara hipotesis dapat disimpulkan bahwa segmentasi demografi berdasarkan usia dan pekerjaan

Pihak konsumen khususnya industri sering merasa dirugikan akibat kualitas tenaga listrik yang tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan mesin-mesin produksi, khususnya

hipotesis yang menyatakan bahwa Norma Subjektif berpengaruh terhadap Minat Mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi Universitas Abdurrachman Saleh Situbondo