• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN ALUN-ALUN LANGENSARI SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI DESA LANGENSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN ALUN-ALUN LANGENSARI SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI DESA LANGENSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMANFAATAN ALUN-ALUN LANGENSARI SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI DESA LANGENSARI KECAMATAN

LANGENSARI KOTA BANJAR

The Utilization Langensari Square as Open Green Space in The Langensari Village, Langensari District, Banjar City

Dr. Siti Fadjarajani Dra., M.T1(sfadjarajani2000@yahoo.com) Devi Rahmawati2(devirahmawati598@yahoo.com)

Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

ABSTRAK

Latar belakang masalah penelitian ini bahwa sebagian besar Kota Banjar adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) namun hanya Alun-alun ini yang merupakan satu-satunya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di pusat Kecamatan, karena berada jauh dari pusat kota maka pemerintah kota membangun Alun-alun Langensari ini dan dijadikan sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah pemanfaatan Alun-alun Langensari sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh masyarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar (2) Kebijakan apa sajakah yang dilakukan pemerintah Kota Banjar dalam penataan Ruang Terbuka Hijau(RTH) di Alun-alun Langensari. Metode yang penulis gunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung alun-alun Langensari, pedagang dan Kepala Dinas Cipta Karya Kebersihan Tata Ruang Lingkungan hidup. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sample aksidental sebanyak 30 pengunjung, simple random samplingsebanyak 25 pedagang dan purposive sampling yaitu Kepala Dinas Cipta Karya Kebersihan Tata Ruang Lingkungan Hidup Kota Banjar. Hasil penelitian ini menunjukkan pemanfaatan Alun-alun Langensari oleh mayarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) diantaranya digunakan untuk kegiatan upacara hari besar, kegiatan keagamaan, pesta rakyat dan pameran seni, sarana olahraga, dan tempat bermain anak. Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam penataan Ruang Terbuka Hijau diantaranya dipertegasnya peraturan daerah, kebijakan relokasi untuk pedagang, memperluas lapangan pekerjaan, pembinaan dan penertiban pedahang kaki lima.

(2)

ABSTRACT

DEVI RAHMAWATI 2016. “The Utilization Langensari Square as Open Green

Space in The Langensari Village, Langensari District, Banjar City”. Geography

Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Siliwangi Universities.

The background of this research that the majority of Banjar is green open space but only square, which is the only open space in the center of the District, because it is far from downtown, the city government building Square Line and made as the area of green open space that is used for various activities. Issues addressed in this study: (1) How does the use of square Langensari green open space by villagers Line District Line Banjar (2) what are the policy of the government in Banjar arrangement of green open space in the Square Line. The method used is quantitative approach with descriptive method by collecting data through observation, interviews, questionnaires, documentary studies, and literature. The population in this study is the square visitors Gamer, trader and head of the Office of Human Settlements Environment. Take a sample in this study using a sample of 30 visitors accidental, random sampling of 25 merchants (Palm Family) and purposive sampling Head of Copyright work Environment.The results of this study indicate utilization Square Line by Line Village society Banjar District Line as a green open space which is used for ceremonial activities of the day, religious activities, folk festival and art exhibitions, sports facilities and children's playground. Policies taken by the government in an open green space which reaffirmed the rule, the relocation policy for traders, expanding employment, construction and demolition vendors.

Keywords: The UtilizationOpen Green Space, Langensari Square

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alun-alun Langensari merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kecamatan Langensari. Taman Alun-alun ini setiap harinya digunakan oleh masyarakat Langensari untuk kegiatan beraktifitas refreshing keluarga. Namun keberadaan taman alun-alun saat ini belum menunjang kebutuhan masyarakat sekitar dari segi fasilitas dan kenyamanan di sekitar taman alun-alun Langensari. Kondisi ini di perparah dengan adanya para pedagang kaki lima yang

(3)

menggunakan bagian taman untuk kegiatan ekonomi, sehingga di pastikan akan merusak keindahan dan kenyamanan taman tersebut.

Dalam hal ini Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan ruang-ruang dalam kota, baik berupa area dan kawasan dalam bentuk memanjang atau bulat dimana pemanfaatannya lebih bersifat pengisian lahan oleh tanaman hijau, baik secara alami maupun budidaya atau binaan dalam konteks yang lebih luas kawasan atau ruang. Selain itu Alun-alun ini juga harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mulai dari sarana untuk mencerminkan identitas daerah, menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestasi daerah, sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat, sebagai sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan, memperbaiki iklim mikro hingga meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan. Banyak pula manfaat yang lebih bernilai sosial seperti sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial, sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula.

Sebagian besar Kota Banjar adalah Ruang Terbuka Hijau(RTH) namun hanya Alun-alun ini yang merupakan satu-satunya Ruang Terbuka yang berada di pusat Kecamatan, karena berada jauh dari pusat kota maka pemerintah kota membangun Alun-alun Langensari ini dan dijadikan sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan.

Berdasarkan uraian diatas,penulis merasa sangat perlu meneliti bagaimana pemanfaatan Alun-alun Langensari sesuai dengan peran dan fungsinya. Oleh karena itu penulis ingin mengangkat Taman alun-alun Langensari sebagai tempat penelitian dengan judul “PemanfaatanAlun-alun Langensari Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar”.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemanfaatan Alun-alun Langensari sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh masyarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar?

2. Kebijakan apa sajakah yang dilakukan pemerintah Kota Banjar dalam penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Alun-alun ?

2. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif deskriptif, penulis mencoba mengkaji lebih jelas masalah yang berkaitan dengan penulisan yang sedang dilaksanakan.

2.1 Variabel Penelitian

1. Pemanfaatan Alun-alun Langensari sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) oleh masyarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar diantaranya yaitu:

a. Upacara hari besar b. Kegiatan keagamaan

c. Pesta rakyat dan ameran seni d. Sarana olahraga

e. Tempat bersantai dan tempat bermain anak.

2. Kebijakan yang dilakukan pemerintah Kota Banjar dalam penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Alun-alun Langensari yaitu :

a. Dipertegasnya Peraturan Daerah b. Kebijakan relokasi para PKL c. Memperluas lapangan pekerjaan d. Pembinaan dan penertiban PKL. 2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(5)

2. Wawancara 3. Kuesioner

2.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah Kepala Dinas Cipta Karya Kebersihan Tata Ruang Lingkungan Hidup Kota Banjar (DCKTLH), pengunjung yang datang ke Alun-alun Langensari, pedagang yang berada di sekitar Alun-alun Langensari

2. Sampel Penelitian

a. Sampel pengunjung diambil dengan teknik aksidental. Menurut Nasution ( 2012:98)

”sampling aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya menanyakan siapa saja yang dijumpai di tengah jalan untuk meminta pendapat mereka tentang sesuatu yang dibutuhkan oleh peneliti” Jumlah pengunjung Alun-alun Langensari yaitu rata-rata berjumlah 120orang, responden yang diambil dalam penelitian ini diambil 25 % populasi dari keseluruhan pengunjung yang berjumlah 30 orang.

b. Sampel pengelola/pemerintah terkait diambil menggunakan purposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri – ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu (Nasution, 2012:98).

c. Sampel pedagang diambil menggunakan teknik purposive sampling.Jumlah pedagang kaki lima yaitu berjumlah 25 pedagang dan yang akan diambil sampel sebanyak 100 % yaitu 25 orang pedagang.

(6)

3. PEMBAHASAN

3.1 Pemanfaatan Alun-alun Langensari Sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH)Oleh Masyarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar.

a. Upacara Hari besar

Upacara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang di instansi kantor pemerintah untuk memperingati sesuatu atau karena diadakan acara tertentu. Kegiatan formal yang sering dimanfaatkan oleh warga sekitar di Alun-alun Langensari ini yaitu kegiatan Upacara Hari besar, seperti memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus, upacara hari jadi Kota Banjar dan upacara hari nasional lainnya, biasanya yang mengikuti kegiatan upacara hari besar tersebut adalah instansi-instansi pemerintah dan siswa dari berbagai sekolah yang berada dekat dengan lokasi Alun-alun Langensari ini. Namun sebagian besar daripada pengunjung Alun-alun Langensari ini mengetahui bahwa Alun-alun ini sering dimanfaatkan untuk kegiatan acara besar .

b. Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan disini ialah segala bentuk kegiatan yang terencana dan terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan bahkan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan, dalam tahap pelaksanaannya dapat dilakukan oleh perorang atau kelompok. Dengan usaha yang terencana dan terkendali di dalam menanamkan dan menyebarluaskan nilai-nila di harapkan akan mencapai tujuan dari usaha itu sendisri, yang dalam hal ini penanaman nilai-nilai keagamaan.

Aktivitas keagamaan ini sudah lama tumbuh, dan selalu berkembang sedemikian rupa sehingga setiap saat, waktu dan kesempatan ada saja yang menyelenggarakan aktivitas keagamaan ini, baik yang di laksanakan oleh kelompok seperti majelis ta’lim atau perorangan seperti kaji duduk. Kajian ini bertujuan untuk memberikan

(7)

pengetahuan keagamaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat tersebut memperoleh dan mempunyai pengetahuan keagamaan yang memadai

Sebagian besar dari masyarakat Desa Langensari beragama Islam, tidak sedikit dari mereka yang sering ingin menyampaikan keinginan mereka untuk selalu diadakan tabligh akbar di Alun-alun Langensari ini karena menurut masyarakat Alun-alun Langensari merupakan satu-satunya tempat yang tepat untuk mengadakan acara keagamaan tersebut. Lokasi Alun-alun yang berada dipusat kecamatan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat Desa Langensari.

c. Pesta rakyat dan pameran seni

Pesta Rakyat dan pameran seni merupakan dua acara non formal yang sering membuat antusias masyarakat.Karena dengan diadakannya acara tersebut dapat membuat hiburan tersendiri bagi mereka yang lelah dengan aktivitas bekerja sehari-hari. Seperti di Alun-alun Langensari yang kerap kali diadakan pesta rakyat dan pameran seni.meskipun fungsi ruang terbuka hijau bukan digunakan untuk kegiatan seperti ini namun masyarakat menjadikan Ruang Terbuka Hijau ini untuk ajang berkumpul dan bermain bersama keluarga

d. Sarana olahraga

Berolahraga merupakan aktivitas untuk menjaga kesehatan tubuh, berolahraga di kawasan tamandapat meningkatkan kesegaran tubuh. Karena itu pada saat hari-hari libur masyarakat Langensari dan sekitarnya gemar melakukan olahraga rekreasi diantaranya jogging, senam, bermain bola.Kegiatan tersebut berlangsung hari minggu mulai pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB.

e. Tempat bersantai dan tempat bermain anak

Bersantai merupakan salah satu kegiatan melepas kejenuhan pikiran dengan cara melihat pemandangan, pepohonan, dan lainnya yang ada di Kawasan taman. Kegiatan refreshing sebagai salah satu kegiatan untuk kesehatan otak dengan cara duduk-duduk bercengkrama di sekitar taman dan menikmati suasana dan panorama taman yang memiliki nilai

(8)

ekologis dan estetika. Rekreasi anak merupakan aktivitas yang sering dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk mengasuh anak-anaknya sambil bersantai menikmati suasana rindang taman. Mereka menggunakan jasa sewa permainan anak berupa mandi bola, miniature kereta api, pancing ikan dan lain-lain.

3.2 Kebijakan Yang Di Lakukan Pemerintah Kota Banjar Dalam Penataan Ruang Terbuka Hijau di Alun-alun Langensari

a. Dipertegasnya peraturan daerah

Peraturan dibuat dengan tujuan untuk dipatuhi dan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur.Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit diatur. Pada prinsipnya, penataan dan menjaga lingkungan Alun-alun Langensari ini harus melibatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat, baik pihak swasta, lembaga/badan hokum maupun perseorangan sejak tahap perencanaan hingga tahap pembangunan.

Begitupun halnya dengan peraturan yang telah di buat pemerintahan Kota Banjar terkait merebahnya para PKL agar tidak berjualan di bagian badan taman dengan Peraturan yang dibuat seakan-akan tidak dihiraukan dan tidak ada efek jera bagi para pedagang kaki lima yang memilih tetap berjualan di bagian badan taman, walaupun sering adanya penataan dan pengontrolan dari Dinas Cipta Karya Tataguna Lingkungan Hidup.

b. Kebijakan relokasi untuk para pedagang

Kebijakan yang diberikan pemerintah dengan menyediakan lahan tempat berjualan tujuannya agar tertata dengan rapihdan meminimalisir merebahnya para pedagang kaki lima sehingga pemerintah mendirikan tenda-tenda untuk para pedagang kaki lima yang masih menempati badan taman.Tetapi kebijakan tersebut akan menjadi masalah baru ketika tidak dipergunakan dengan alasan

(9)

apabila berjualan di tempat yang telah disediakan tempatnya tidak strategis walaupun masih berada di Alun-alun Langensari.

c. Memperluas lapangan pekerjaan

Begitu pentingnya tempat berjualan bagi para pedagang kaki lima untuk mengais rezeki mereka memilih kawasan Alun-alun Langensari yang strategis dan cukup banyak pengunjung, apabila terjadi keterbatasan lahan publik ruang ekonomi dapat mengakibatkan pedagang kaki lima tidak bisa berjualan.

Dengan dibangunnya Alun-alun Langensari ini dapat memperluas lapangan pekerjaan untuk sebagian masyarakat yang belum bekerja, dengan demikian dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

d. Pembinaan dan penertiban PKL

Belum tertatanya para pedagang kaki lima merupakan sebuah masalah yang sangat sulit dipecahkan karena para pedagang kaki lima tidak mau pindah ketempat yang telah disediakan dengan berbagai alasan. Kurangnya kesadaran dalam menjaga lingkungan dan kurangnya sarana prasarana untuk menjadikan taman itu sebagai fungsinya menyebabkan taman terlihat semrawut dan kotor. Untuk mengatasi hal itu, maka pemerintah terkait harus mengadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan agar terlihat hijau kepada semua pedagang kaki lima, petugas permainan anak dan masyarakat pengguna taman itu.

4. Analisis Geografi terhadap Pembangunan Desa Cikupa Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

4.1 Analisis (5W+1H)

4.1.1 Apa yang melatarbelakangi pembangunan Alun-alun Langensari sebagai Ruang Terbuka Hijau di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar (What)

Alun-alun Langensari awalnya pusat perekonomian jual beli seperti pasar dikonversi menjadi Alun-alun. Masyarakat Desa

(10)

Langensari menjadikan kawasan Alun-alun Langensari tersebut sebagai pusat aktivitas kebugaran, tempat hiburan dan sentra bisnis, selain itu Alun-alun Langensari merupakan Ruang Terbuka Hijau yang dapat mengintegrasikan antar lingkungan, masyarakat dan kesehatan dilingkungan perkotaan dengan mempromosikan sebuah pendekatan ekologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Langensari.

4.1.2 Dimana lokasi Alun-alun Langensari (Where)

Lokasi Alun-alun Langensari berada di Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

4.1.3 Kapan dibangunnya Alun-alun Langensari (When)

Alun-alun Langensari dibangun pada Tahun 2007 memakan waktu selama satu tahun dalam pembangunannya dan diresmikan pada tahun 2008.

4.1.4 Mengapa Alun-alun Langensari dijadikan Ruang Terbuka Hijau di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar (Why)

Karena selain tempatnya yang berada dipusat kecamatan dan salah satu tempat yang cocok untuk dibangunnya sebuah Alun-alun Langensari yang digunakan sebagai sarana aktivitas kebugaran masyarakat Desa Langensari.Alun-alun ini merupakan satu-satunya Alun-alun yang berada di pusat Kecamatan. Karena berada jauh dari pusat kota, maka didirikanlah Alun-alun ini di pusat Kecamatan. 4.1.5 Siapa saja yang harus bertanggung jawab dalam menjaga

kebersihan Alun-alun Langensari (Who)

Bukan hanya pemerintah saja yang harus bertanggung jawab terhadap kebersihan Alun-alun Langensari, namun semua lapisan masyarakat harus ikut bergerak menjaga kebersihan dan ikut berpartisipasi di dalam.

4.1.6 Bagaimana harapan kedepannya untuk Alun-alun Langensari di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar (How)

(11)

Seluruh responden dalam penelitian ini berharap semoga Alun-alun Langensari semakin berkembang dalam penataan lingkungannya agar semakin bersih, para pedagang kaki lima dapat tertata dengan rapi, memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.

4.2 Analisis SWOT Aspek Fisik dan Non Fisik di Desa Cikupa Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis

Strength (S)

1) Mentaati peraturan yang ditetapkan pemerintah

Weakness (W)

1. Minimnya sarana dan prasarana pendukung taman 2. Merebahnya PKL di badan taman 3. Membuang sampah sembarangan Opportunities (O) 1) Memperluas lapangan pekerjaan

2) Perbaikan sarana dan prasarana seperti memperbanyak tong sampah, memperbaiki lahan parkir dan jalan trotoar

Treath (T)

1) Kurangnya partisipasi pengunjung dan pedagang 2) PKL yang belum mentaati

peraturan

a. Strength/Kekuatan :

1) Mentaati peraturan pemerintah

Jika pengunjung dan pedagang mentaati peraturan dapat menjadikan taman lebih indah dan akan terjaga dengan baik.

b. Weakness/Kelemahan

1) Minimnya sarana dan prasarana pendukung

Sarana dan prasarana pendukung seperti penyediaan tong sampah yang masih minim,lahan parkir yang kurang memadai dan jalan trotoar yang memerlukan perbaikan.

(12)

Banyaknya PKL yang berjualan di badan taman sehingga pengunjung terhalang untuk menikmati keindahan taman.

3) Membuang sampah sembarangan

Pengunjung dan para pedagang masih belum peduli terhadap lingkungan sehingga masih banyak yang membuang sampah sembarangan.

c. Opportunities/Peluang

1) Memperluas lapangan pekerjaan bagi mereka yang ingin berjualan namun tetap pada aturan yaitu berjualan di tempat yang telah disediakan.

2) Perbaikan sarana dan prasarana seperti menambah tong sampah dan memperbaiki jalan trotoar

d. Treath/Hambatan

1) PKL yang belum mentaati peraturan

Adanya aturan dari pemerintah namun masih ada saja yang masih melanggar dengan berjualan sembarangan.

2) Kurangnya Perhatian pemerintah

Pemerintah kurang memperhatikan sarana prasarana pendukung taman seperti memperbanyak tong sampah, dan memperbaiki jalan trotoar

5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan Alun-alun Langensari sebagai Ruang Terbuka Hijau di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemanfaatan Alun-alun Langensari Sebagai Ruang Terbuka Hijau Oleh Masyarakat Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar yaitu untuk berbagai kegiatan diantaranya : Upacara Hari besar, kegiatan keagamaan, Pesta rakyat dan pameran seni, sarana olahraga, tempat bersantai dan tempat bermain anak. Sebagian besar Kota Banjar

(13)

adalah Ruang Terbuka Hijau namun hanya Alun-alun ini yang merupakan satu-satunya Ruang Terbuka yang berada di pusat Kecamatan, karena berada jauh dari pusat kota maka pemerintah kota membangun Alun-alun Langensari ini dan dijadikan sebagai kawasan Ruang Terbuka Hijau yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. 2. Selain itu Pemerintah Kota Banjar menetapkan kebijakan dalam

penataan Ruang Terbuka Hijau di Alun-alun Langensari yaitu dengan dipertegasnya peraturan daerah, kebijakan relokasi untuk para pedagang, memperluas lapangan pekerjaan, Pembinaan danpenertiban PKL. Peraturan dibuat dengan tujuan untuk dipatuhi dan merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur.Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit diatur. Dengan adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang merupakan pedoman agar manusia hidup tertib dan teratur sedikit besarnya dapat meminimalisir permasalahan tersebut.Jika tidak terdapat peraturan, manusia bisa bertindak sewenang-wenang, tanpa kendali, dan sulit diatur.

5.2 Saran

Setelah berakhirnya penelitian di Alun-alun Langensari Desa Langensari Kota Banjar, penulis merasa bersyukur karena penulisan skripsi dapat terselesaikan dengamn baik dan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Demi perbaikan dan peningkatan dalam Pemanfaatan Alun-alun Langensari di Desa Langensari Kota Banjar, penulis memberanikan diri menyampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Harus adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan,

khususnya Alun-alun Langensari yang menjadi Ruang Terbuka Hijau. 2. Pemerintah harus lebih meningkatkan penataan Alun-alun Langensari

bagi pedagang kaki lima yang kian banyak supaya mereka mempunyai aturan yang tegas yang tidak boleh berdagang di badan taman, sehingga kondisi taman menjadi nyaman dan asri untuk melakukan berbagai aktivitas.

(14)

3. Pemerintah diharapkan untuk bekerja sama dengan pedagang dan pengunjung, mengembangkan Ruang Terbuka Hijau ke arah yang lebih baik.

4. Pemerintah terkait, dalam hal ini pemerintah Desa Langensari lebih memperhatikan sarana dan prasarana taman, sehingga pengunjung akan merasa nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan.

5. Karena segala keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari sepenuhnya jika hasil penelitian ini belum dapat mencapai keberhasilan yang sempurna, oleh karena itu penulis berharap hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai pembanding untuk mereka yang hendak melakukan penelitian yang sama guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahman Sya. (2011). Pengantar Geografi.Bandung : LPPM BSI.

Dahlan, Endes Nurfilmarasa. (2004). Membangun Kota Kebun (Garden City)

Bernuansa Hutan Kota.Bogor. IPB Press

Gallion, dan S. Eisnerr.(1996). Pengantar Perancangan Kota Desain dan

Perencanaan Kota. Edisi Kelima. Jilid Pertama. Jakarta. Penerbit

Erlangga

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan.Bandung : alumni..

Nasution.(2009). Metode Research.Jakarta : Bumi Aksara.

Tarigan, Robinson .(2005) Perencanaan Pembangunan Wilayah, Jakarta : PT Bumi Aksara

Tika, Moch Pabundu (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta:Sinar Grafika Offset

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi sistem pendukung keputusan tanaman obat herbal untuk berbagai penyakit dengan metode ROC ( Rank Order Centroid ) dan metode Oreste ini melakukan penentuan tanaman

Hal ini untuk mencocokkan sidik jari latent yang ditemukan di TKP guna mencari ada atau tidaknya sidik jari asing (diduga pelaku) dalam tempat kejadian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat Sialang Jaya memiliki berbagai kearifan lokal dalam melaksanakan pengelolaan sungai antara lain, (1) Perencanaan,

Artinya, Zainul (1993) tidak menganalisis variasi fonologis dalam penelitiannya dan hanya mendeskripsikan fonem-fonem yang terdapat dalam bahasa yang digunakan di Mukomuko. 3)

Berdasarkan analisis diperoleh hasil bahwa pada anak yang dididik oleh orang tuanya dengan pola asuh otoriter dapat membentuk kepribadian introvert sebanyak 28 orang

Hasil temuan bentuk disfemisme terdiri dari tiga bentuk, yaitu (a) disfemisme bentuk kata, sejumlah 16 wujud kata dengan rincian berfungsi untuk

Dari hasil analisis bahana hukum dapat disimpulkan bentuk perlindungan hukum bagi pemegang bilyet giro dalam hal penerbitan bilyet giro kosong terdapat

Cara analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan (1) mengumpulkan laporan keuangan Manchester United PLC dari tahun 2009 hingga 2012, (2)