• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUNDAAN KEBIJAKAN PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA BARU PADA MASA PANDEMI COVID-19 (ANALISIS FRAMING MEDIAINDONESIA.COM) Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENUNDAAN KEBIJAKAN PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA BARU PADA MASA PANDEMI COVID-19 (ANALISIS FRAMING MEDIAINDONESIA.COM) Skripsi"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

(ANALISIS FRAMING MEDIAINDONESIA.COM)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Maulida Azizah NIM: 1113051000004

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

(2)
(3)

iii

PADA MASA PANDEMI COVID-19 (ANALISIS FRAMING MEDIAINDONESIA.COM)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Maulida Azizah NIM: 1113051000004

Pembimbing

Siti Nurbaya, M.Si NIP. 197908232009122002

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul ―Penundaan Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara

Baru Pada Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Framing

Mediaindonesia.Com)” telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 28 Juli 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar program Strata Satu (S1) pada jurusan Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 28 Juli 2020

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Kholis Ridho, M.Si Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A NIP. 19781142009121002 NIP. 197104122000032001

Anggota

Penguji I Penguji II

Dr. Rubiyanah, M.A Umi Musyarrofah, M.A

NIP. 197308221998032001 NIP. 197108161997032002

Pembimbing

Siti Nurbaya, M.Si NIP. 197908232009122002

(5)

v

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iv

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

1. Batasan Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Metodologi Penelitian... 8

1. Paradigma Penelitian ... 8

2. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 9

3. Teknik Pengumpulan Data ... 10

E. Pedoman Penulisan ... 14

F. Tinjauan Pustaka... 14

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 17

A. Teori Konstruksi Sosial ... 17

B. Analisis Framing... 20

1. Analisis Framing Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki... 21

C. Media Online ... 27

(6)

vi

F. Berita ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM ... 36

A. Profil Mediaindonesia.com ... 36

B. Visi dan Misi ... 37

C. Redaksi Mediaindonesia.com ... 39

D. Target Pembaca Mediaindonesia.com ... 40

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ... 42

A. Penundaan Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Pada Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Framing Mediaindonesia.Com). ... 50

1. Analisis Teks Berita 1 ... 50

2. Analisis Teks Berita 2 ... 56

3. Analisis Teks Berita 3 ... 62

4. Analisis Teks Berita 4 ... 69

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(7)

vii

Tabel 2.1 Skema Framing Model Pan dan Kosicki………37 Tabel 3.1 Target Pembaca Mediaindonesia.com………..………..40 Tabel 4.1 Daftar berita 6 April 2020-7 April 2020………...49

(8)

viii ABSTRAK

Nama : Maulida Azizah NIM : 1113051000004

Penundaan Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara Baru Pada Masa Pandemi Covid-19 (Analisis Framing Mediaindonesia.Com

Pemberitaan penundaan pemindahan ibu kota negara baru menjadi sorotan berbagai media massa di Indonesia, mulai dari media cetak, daring, dan televisi. Media indonesia.com merupakan salah satu media daring yang menyoroti berita tersebut. Ketika isu mengenai pemindahan ibu kota gencar diberitakan pandemi Covid 19 mulai melanda Indonesia yang memaksa pemerintah menunda pemindahan ibu kota negara (IKN) dan pengalihan anggarannya ke pananggulangan pandemi Covid-19. Salah satu media yang memberitakan penundaan pemindahan ibukota negara adalah mediaindonesia.com.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana framing mediaindonesia.com dalam pemberitaan seputar wacana pemindahan Ibu Kota Negara Baru ditengah pandemi Covid-19?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi realitas sosial media massa, dimana fakta atau realitas adalah hasil dari konstruksi.dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial melalui tahap-tahap sebagai berikut: tahap menyiapkan materi konstrksi, tahap tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan realitas konstruksi, dan tahap konfirmasi.

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi teks terhadap pemberitaan penundaan pemindahan Ibu Kota Negara Baru pada saat pandemi Covid-19 dan juga melakukan wawancara langsung terhadap redaksi mediaindonesia.com

Hasil riset ini, peneliti menemukan bahwa frame yang dibentuk oleh Mediaindonesia.com di dalam empat berita tersebut banyak diisi oleh pernyataan dari narasumber yang mengungkapkan fakta bahwa pemindahan ibu kota negara pada masa pandemi Covid-19 berpotensi di tunda. Dari keempat berita tersebut Mediaindonesia.com memunculkan nama-nama seperti Komisi II DPR RI Guspardi Gaus dan Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi sebagai narasumber sesuai dengan skemanya masing-masing. penelitian ini juga menunjukkan netralitas dan objektivitas Mediaindonesia.com karena memenuhi standar dan etika jurnalistik. Mediaindonesia.com tidak mendukung atau menyudutkan salah satu pihak dalam pemberitaan kerusuhan tersebut.

(9)

ix

kepada Allah SWT karena atas nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan serta salam juga tidak lupa ditunjukkan kepada Rasulullah Muhamad SAW.

Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh penulis saat menyelesaikan skripsi ini. Penulis tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga mendapatkan pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras.

Penelitian skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam pengerjaannya. Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Orang tua tercinta, Bapak saya Lahmudin (alm) dan Ibu saya Djaini yang sangat luar biasa memperjuangkan dan mendukung saya untuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya, memberikan kasih sayang dan doa yang tak terhingga sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Dr. Suparto, M.Ed., Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabuddin Noor, M.Ag., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Drs. Cecep Sastra Wijaya, M.A.

(10)

x

3. Ketua Program Studi Jurnalistik Kholis Ridho, M.Si., Sekretaris Jurusan Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dan membantu dalam hal perkuliahan. 4. Siti Nurbaya, M.Si yang begitu bijaksana memberikan ilmu dan waktunya

kepada penulis di tengah kesibukannya yang padat, serta membimbing penulis dengan sabar hingga skripsi ini selesai dengan baik.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan dan memberi ilmu kepada penulis. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau sikap yang menyinggung selama perkuliahan

6. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah berbaik hati dalam melayani peminjaman buku-buku yang dibutuhkan oleh penulis.

7. Teruntuk kakak-kakak saya, Maisaroh, Nur Afri Yanti, Sri Utami, dan Andi Khairuzaman yang selalu memberi motivasi dan dukungan moril maupun dukungan materiil .

8. Awab Jayadi, kakak ipar saya yang telah membiayai pendidikan saya sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

9. Untuk teman-teman Rheza Alfian, Fitriah Widayanti, Fakhrizal Haq, Yuda, Laras, Muharromah, Irfan Farhani, Aldiansyah, Alfian, Mahesa dan kawan-kawan lain yang tidak bisa saya sebutkan semua satu persatu. Terima kasih telah berbagi keceriaan serta memberi dukungan kepada saya. Semoga sukses dan menjaga tali silaturahmi.

10. Kepada Bapak Henri Siagian selaku Asisten Kepala Divisi Mediaindonesia.com yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

(11)

xi

skripsi ini.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun bagi khalayak luas.

Aamiin Ya Rabbal Alamin

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 28 Juli 2020

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibu kota merupakan sebuah kota yang dirancang sebagai pusat pemerintahan suatu negara, secara fisik Ibu Kota Negara umumnya difungsikan sebagai pusat perkantoran dan tempat berkumpul para pimpinan pemerintahan. Pemerintah telah berencana memindahkan ibu kota negara (IKN) Indonesia ke Pulau Kalimantan. Pemindahan ibu kota ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Pada 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa Ibu Kota Negara Baru akan dibangun di wilayah administratif Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Rencana pemindahan ibu kota yang akan dilakukan oleh Indonesia bertujuan melakukan pemerataan pembangunan dan pembentukan sistem birokrasi yang menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Pada tahun 2018 data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di Pulau Jawa menyumbang 58,48 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sedangkan wilayah timur Indonesia, yang mencakup Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua hanya menyumbang 16,8% PDB. Kondisi ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Oleh karena itu, Pemerintah merasa perlu untuk segera memindahkan ibu kota negara agar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi merata.

(13)

Untuk memindahkan ibu kota negara tersebut pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 466 triliun yang didapatkan dari tiga skema pembiayaan untuk Ibu Kota Baru, yaitu APBN, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan swasta. Kawasan Ibu Kota ini nantinya terbagi dalam tiga komponen. Pertama, fungsi utama yang terdiri dari gedung legislatif, gedung eksekutif, gedung yudikatif, istana negara dan bangunan strategis TNI/POLRI. Komponen ini akan dibangun dengan anggaran Rp 32,7 triliun. Komponen kedua terdiri dari rumah dinas, sarana pendidikan, sarana kesehatan dan Lembaga Pemasyarakatan yang anggaran pembangunannya sebesar Rp 265,1 triliun. Kemudian komponen ketiga yang merupakan fungsi pendukung. Terdiri dari sarana dan prasarana (jalan, listrik, telekomunikasi, air minum, drainase, pengolahan limbah, sarana olah raga dan ruang terbuka hijau). Kawasan pendukung ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp. 160,2 triliun.

Namun, proyek ibu kota negara (IKN) bisa tertunda akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19). Pandemi Covid-19 telah menjadi pembicaraan bagi masyarakat global, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Virus corona atau 19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Covid-19 di Indonesia ditemukan pertama kali awal Maret lalu pada dua warga Depok, Jawa Barat. Data hingga Kamis, tujuh Mei 2020 jumlah positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 12.776 kasus yang tersebar di 34 provinsi atau seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

Penyebaran virus corona atau Covid-19 yang semakin masif di Indonesia, membuat pemerintah melakukan langkah-langkah upaya penanggulangan dampak ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan

(14)

3

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan.

Atas keputusan pemerintah tersebut, sejumlah pihak medesak agar anggaran proyek ibu kota negara (IKN) baru dialikan ke penanganan pandemi Covid-19. Seperti komite IV DPD RI yang meminta kepada pemerintah agar alokasi anggaran penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp. 405,1 triliun berasal dari pembiayaan dalam negeri dengan tidak mengambil opsi pinjaman luar negeri atau pendanaan yang berasal dari lembaga donor dan meminta kepada pemerintah untuk mempertimbangkan penundaan rencana pemindahan ibukota negara, agar dana untuk rencana pemindahan ibu kota negara dapat digunakan untuk menangani dampak Covid-19.1

Selain Komite IV DPD RI, anggota komisi keuangan DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ecky Awal Mucharam juga memberikan peringatan kepada pemerintah agar fokus pada penanganan Covid-19 dan menunda pemindahan ibu kota negara.2

Kementerian PUPR memutuskan mengalihkan anggaran Ibu Kota Negara (IKN) karena mendesak adanya tambahan angaran untuk penanggulangan Covid-19. Kementerian PUPR juga mengalihkan alokasi belanja modal ke biaya untuk

1

Detik.com, “DPD Minta Pemerintah Tunda Ibu Kota Baru, Dananya Untuk Atasi

Corona”, https://news.detik.com/berita/d-4963630/dpd-minta-pemerintah-tunda-ibu-kota-baru-dananya-untuk-atasi-corona, diakses pada 8 Mei 2020, Pukul 16.00 WIB.

2

Tempo.co, PKS Ingatkan Sri Mulyani: Tunda Ibu Kota Baru, Fokus Corona”, https://bisnis.tempo.co/read/1328612/pks-ingatkan-sri-mulyani-tunda-ibu-kota-baru-fokus-corona, diakses pada 8 Mei 2020, Pukul 16.13 WIB.

(15)

menyiapkan rumah sakit. Dari total anggaran belanja modal Kementerian PUPR yang jumlahnya mencapai Rp120 triliun yang sebagian besar sudah dialihkan.3

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas tetap melanjutkan proses pemindahan ibukota negara meski wabah virus corona semakin meluas di Indonesia. Kelanjutan proses tersebut salah satunya bisa dilihat dari proses penyusunan rencana induk (master plan) pembangunan ibukota baru. Lelang itu diumumkan di situs resmi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP) dengan nama paket Penyusunan Rencana Induk dan Strategi Pengembangan Ibu Kota Negara (Master plan Ibu Kota Negara/Master Plan IKN).4

Rencana penundaan pemindahan ibu kota negara (IKN) dan pengalihan anggarannya ke pananggulangan pandemi Covid-19 menjadi isu yang ramai menjadi pemberitaan di media massa, baik media cetak, elektronik maupun media daring (online). Salah satu media yang memberitakan penundaan pemindahan ibukota negara adalah mediaindonesia.com.

Pada mulanya, Mediaindonesia.com memberitakan terkait pemindahan ibu kota secara masif dan tidak memiliki kecenderungan negatif dalam pemberitaannya. Namun, memasuki masa pandemi Covid-19, media ini seakan-akan memiliki pandangan yang berbalik.

3

Tempo.co, “Sri Mulyani: Anggaran Infrastruktur Dasar Ibu Kota Baru Dialihkan”, https://bisnis.tempo.co/read/1334952/sri-mulyani-anggaran-infrastruktur-dasar-ibu-kota-baru-dialihkan/full&view=ok, diakses pada 8 Mei 2020, Pukul 16.15 WIB.

4

Cnnindonesia.com, ―Ada Corona, Bappenas Lelang Master Plan Ibu Kota Baru Rp. 85 M‖, https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200504094457-532-499713/ada-corona-bappenas-lelang-master-plan-ibu-kota-baru-rp85-m, diakses pada 8 Mei 2020, Pukul 16.30 WIB.

(16)

5

Pandangan tersebut misalnya tercermin pada pemberitaan pada Senin, 6 April 2020.5 Dengan jelas, Mediaindonesia.com menulis judul Alihkan Anggaran Pemindahan IKN untuk Penanganan Covid-19 tanpa atribusi di judul. Tidak diwajibkan memang menggunakan atribusi siapa yang berbicara pada sebuah judul, namun penulis melihat hal tersebut adalah sebuah kecenderungan pandangan mediaindonesia.com. Barulah pada teras berita dijelaskan ternyata perkataan judul tersebut adalah kutipan dari anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus.

Pemberitaan Mediaindonesia.com tidak berhenti hanya di situ saja, setidaknya ada empat pemberitaan lain terkait wacana pembatalan pemindahan IKN yang dimuat.

Untuk diketahui, Mediaindonesia.com merupakan salah satu media daring yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, media ini juga memiliki versi cetaknya, yaitu surat kabar Media Indonesia. Dalam situs pemeringkat website, mediaindonesia.com menempati peringkat ke-95 situs yang paling banyak diakses di Indonesia, sementara untuk global, situs ini menempati peringkat 4.866.6 Dengan 4,49 juta visitors setiap bulannya, dan 209 ribu pengunjung rata-rata setiap harinya menjadikan mediaindonesia.com menjadi salah satu pilihan pembaca untuk memperoleh informasi.

Dalam literasi komunikasi, media massa juga dapat dikatakan sebagai agen budaya yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Budaya media (media culture), seperti yang dituturkan oleh Douglas Kellner, menunjuk

5

Mediaindonesia.com, ―Alihkan Anggaran Pemindahan IKN untuk Penanganan Covid-19, https://mediaindonesia.com/read/detail/301628-alihkan-anggaran-pemindahan-ikn-untuk-penanganan-covid-19, diakses pada 1 Mei 2020, pukul 01.00 WIB.

6

Alexa.com, https://www.alexa.com/siteinfo/mediaindonesia.com#section_traffic, diakses pada 1 Mei 2020, pukul 01.00 WIB.

(17)

pada suatu keadaan yang menampilkan audio visual atau tontonan-tontonannya telah membantu merangkai kehidupan sehari-hari, mendominasi proyek-proyek hiburan, membentuk opini politik dan perilaku sosial, bahkan memberikan suplai materi untuk membentuk identitas seseorang.7

Secara tidak langsung media massa telah membentuk sebuah persepsi publik terhadap subjek tertentu. Media massa adalah potret masyarakat dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Media pun memiliki pengaruh besar dalam berbagai isu sosial.8

Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik mengangkat isu yang sedang ramai dibicarakan tersebut. Penulis ingin mengetahui bagaimana mediaindonesia.com mengkonstruksi pemberitaan terkait penundaan pemindahan IKN pada saat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti isu tersebut dengan judul penundaan kebijakan pemindahan ibu kota negara baru pada masa pandemi covid-19 (analisis framing mediaindonesia.com).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terstruktur dan fokus, penulis akan meneliti pemberitaan mengenai Penundaan Pemberitaan Ibu Kota Negara (IKN) Baru pada saat Pandemi Covid-19 di Mediaindonesia.com pada masa pandemi Covid-19 saja, yaitu April hingga Mei 2020. Dalam periode tersebut, penulis memilih empat pemberitaan terkait yang merepresentasikan sikap mediaindonesia.com terhadap

7

Douglas Kellner, Media culture: Cultural Studies, Identity and Politics between the Modern and the Post Modern (USA and UK: Westview Press), 1996, h. 164.

8

Junaidi. Ahmad, Porno: feminism, seksualitas, dan pornografi di media massa.Grasindo. Jakarta 2012 h.9

(18)

7

pemberitaan penundaan pemindahan IKN Baru pada saat Pandemi Covid-19, berita tersebut adalah:

a. Komisi II DPR Minta Pemerintah Tunda Pemindahan Ibu Kota. (Senin 06 April 2020, 12:48 WIB)

b. Alihkan Anggaran Pemindahan IKN untuk Penanganan Covid-19. (Senin, 06 April 2020, 13:15 WIB)

c. Jubir Luhut: Pembangunan Ibu Kota Negara Baru Berpotensi Ditunda. (Senin, 06 April 2020, 15:01 WIB)

d. Dana Ibu Kota Baru untuk Lawan Korona. (Selasa, 07 April 2020, 07:30 WIB)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

A. Bagaimana Framing Mediaindonesia.com dalam pemberitaan seputar wacana pemindahan ibu kota negara baru di tengah pandemi Covid-19?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Mengacu pada batasan dan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut; Untuk mengetahui bagaimana mediaindonesia.com mengkonstruksi pemberitaan penundaan pemindahan IKN Baru pada saat Pandemi Covid-19.

(19)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Sebagai sebuah karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi positif terhadap upaya pengembangan keilmuan di bidang komunikasi politik atau literacy komunikasi politik bagi masyarakat. Lebih spesifiknya, penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber referensi mengenai kajian media massa di Indonesia.

b. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini, hasilnya diharapkan bisa menjadi bahan bacaan yang menarik bagi praktisi media massa seperti wartawan, mahasiswa di bidang komunikasi atau jurnalistik, dan pembaca umum yang meminati kajian media massa.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Substansi dari setiap penelitian khususnya di bidang ilmu komunikasi adalah mendapatkan pengetahuan. Untuk itu, menentukan paradigma sangat penting guna mendapatkan bermacam pengetahuan sebagai hasil dari penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis sebagai sebuah metode atau cara berpikir. Secara ontologis paradigma ini mengungkapkan bahwa realitas bersifat sosial, karena itu akan menumbuhkan bangunan teori atas realitas majemuk di dalamnya.

(20)

9

Artinya, sebuah realitas tak pernah bisa tuntas dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Realitas ada sebagai seperangkat bangunan yang menyeluruh dan bermakna yang bersifat konfliktual dan dilektis. Karena itu, paham ini menganut prinsip relatifitas dalam memandang suatu fenomena alam atau sosial. Jika tujuan penemuan ilmu dalam positivism adalah untuk membuat generalisasi terhadap fenomena alam lainnya, maka konstruktivisme lebih cenderung menciptakan ilmu yang diekspresikan dalam bentuk pola teori, jaringan atau hubungan timbal balik sebagai hipotesis kerja, bersifat sementara, lokal dan spesifik. Dengan pernyataan lain, bahwa realitas itu merupakan konstruksi mental berdasarkan pengalaman sosial, bersifat lokaldan spesifik dan tergantung pada orang yang melakukannya.

2. Pendekatan dan Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah atau persoalan dalam sebuah penelitian diperlukan metode. Pengumpulan dan analisis data sebagai strategi umum dalam penelitian tentu menggunakan metode penelitian. Dengan kata lain, metode penelitian merupakan rencana pemecahan persoalan yang sedang diteliti.9

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas (aktor,

9

AndiPrastowo, MemahamiMetode-metodePenelitian (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2011) cet ke-1 h.18.

(21)

kelompok, atau apa saja) yang dibingkai oleh media tertentu.10Dengan analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki dapat diketahui bagaimana cara pandang sebuah media terhadap suatu realitas atau peristiwa dimaknai dan ditampilkan menjadi sebuah berita.

Dalam framing ini dapat dilihat melalui beberapa unsur, yakni analisis skrip, sintaksis, tematik, dan retoris.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Teks

Peneliti melakukan observasi terhadap pemberitaan penundaan pemindahan IKN Baru pada saat Pandemi Covid-19. Dalam periode tersebut mediaoindonesia.com banyak menyoroti penundaan pemindahan IKN Baru pada saat Pandemi Covid-19. Dari sekian banyak pemberitaan terkait polemik tersebut, peneliti memilih beberapa berita yang relevan dengan penelitian ini. Intinya, kegiatan observasi ini untuk memahami bagaimana pemaknaan terhadap teks tersebut dilakukan.

b. Wawancara

Selain observasi teks, peneliti juga melakukan kegiatan wawancara terhadap bapak Henri Siagian yang merupakan Asisten Kepala Divisi Mediaindonesia.com. Kita tentu tahu bahwa wawancara dalam sebuah penelitian merupakan instrumen penting guna memperoleh jawaban atas

10

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, danPolitik Media, (Yogyakarta: LkiS, 2002). h. 3.

(22)

11

subjek dan objek yang diteliti. Tatap muka antara peneliti dengan subjek penelitian yakni Redaksi mediaindonesia.com diharapkan mendapat hasil yang optimal.

c. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data melalui tiga cara yakni observasi teks, wawancara, dan dokumentasi dilakukan, peneliti menganalisis semua data yang diperoleh. Data tersebut dianalisis sesuai dengan metode analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Ada empat perangkat framing menurut Zhongdang Pan danGerald M. Kosicki, yakni struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Berikut adalah penjelasannya

i. Struktur sintaksis

Struktur sintaksis dalam pengertian umum merupakan susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam sebuah berita sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian berita, seperti Headline, Lead, latar informasi, sumber, dan penutup dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk struktur sintaksis yang paling dikenal adalah struktur piramida terbalik. Dalam piramida ini bagian atas yang ditampilkan lebih mempunyai peranan penting dibandingkan dengan bagian bawah.

Struktur ini punya peranan penting tentang bagaimana media (majalah) memaknai peristiwa dan hendak ke arah mana berita tersebut

(23)

dibawa. Headline dalam struktur ini mempunyai tingkat penonjolan yang tinggi dan menunjukkan kecenderungan berita atau artikel. Biasanya khalayak pembaca lebih cenderung mengingat Headline/judul berita dibandingkan dengan bagian atau isi berita. Headline mempunyai fungsi framing yang kuat yang digunakan oleh wartawan atau penulis untuk menunjukkan bagaimana ia mengonstruksi suatu isu.

Selain judul/headline, lead juga merupakan perangkat sintaksis lain yang juga sering digunakan dalam penulisan aritikel/ berita. Struktur lain dalam sintaksis adalah latar informasi yang merupakan bagian berita atau artikel yang dapat mempengaruhi makna yang akan ditampilkan oleh penulis/wartawan. Latar yang dituliskan oleh wartawan dapat menentukan ke arah mana nantinya pandangan khalayak pembaca akan dibawa. Bagian lain yang juga penting adalah pengutipan sumber.

Bagian ini dimaksudkan untuk membangun objektivitas serta prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Bagian ini juga merupakan bagian berita yang menekankan bahwa apa yang dituliskan oleh wartawan bukan semata-mata pendapat pribadinya, melainkan ada pendapat dari seorang yang mempunyai otoritas tertentu.

ii. Struktur skrip

Skrip merupakan suatu strategi yang digunakan wartawan dalam mengonstruksi sebuah berita/ tulisan. Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Struktur ini melihat

(24)

13

bagaimana wartawan menceritakan peristiwa ke dalam berita. Setiap media mempunyai cara bercerita/ mengisahkan suatu informasi tersendiri dan berbeda-beda dari media lain. Skrip merupakan salah satu strategi suatu media termasuk majalah Noor dalam menuliskan berita.

Bentuk umum dari struktur ini adalah pola 5W+1H yaitu, who, what, when, where, why, dan how. Unsur kelengkapan berita ini menjadi penanda framing yang begitu penting. Wartawan juga mempunyai cara tersendiri agar berita yang ia tuliskan menarik perhatian pembaca.

iii. Struktur Tematik

Struktur tematik adalah bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas suatu peristiwa. Struktur ini dapat dilihat dari bagaimana peristiwa diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Tematik berhubungan dengan bagaimana suatu fakta dituliskan, bagaimana kalimat yang digunakan, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke dalam teks berita secara keseluruhan.

iv. Struktur Retoris

Struktur Retoris adalah cara bagaimana wartawan menekankan arti tertentu dalam suatu berita. Struktur ini juga menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan sebuah arti yang ingin ia tonjolkan. Retoris dari wacana berita juga menunjukkan kecenderungan bahwa apa yang dituliskan merupakan sebuah kebenaran. Dari struktur ini elemen yang paling penting adalah

(25)

leksikon, pemilihan atau pemakaian kata tertentu untuk menggambarkan dan menandai peristiwa tertentu.

Pilihan kata yang dipilih tidak semata-mata hanya karena kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukkan bagaimana pemaknaan seorang terhadap fakta/ realitas. Selain melalui kata, penekanan pesan dalam sebuah berita juga dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Dalam wacana berita unsur ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan dengan tulisan lain. Elemen grafis biasanya juga muncul dalam bentuk foto, gambar, dan tabel untuk mendukung sebuah gagasan atau bagian lain yang tidak ditonjolkan. Unsur yang lain adalah metafora yang merupakan cara penyampaian melalui kiasan dan suatu ungkapan.

E. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulis Karya Ilmiah ( Kripsi, Tesis, dan Disertai) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center fo Quality Development and Assurance) (UIN) Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah meninjau beberapa laporan penelitian yang ada di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan penelitian tersebut dijadikan sebagai salah satu referensi peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Terdapat beberapa

(26)

15

laporan penelitian yang secara teori relevan dengan penelitian yang dibuat peneliti. Berikut adalah laporan penelitian tersebut:

a. Skripsi Alboja Atmojo mahasiswa program studi jurnalistik dengan judul . Satu Tahun Kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan Di Dki Jakarta Dalam Framing Media Online Tirto.id, penelitian ini menggunakan pisau analisis yang sama namun dengan tema yang berbeda.

b. Skripsi Karya Rosalia Nilam Sentika Sari, Mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan judul "Analisis Framing Haji Mabrur Pada Rubrik Fikih ―Topik Kita‖ di Majalah Noor‖. Perbedaan dengan penelitian penulis terletak pada objek penelitiannya saja.

c. Skripsi Karya Maudy Fitri Hutami, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung dengan judul ―Pembingkaian Perempuan Pelaku Dalam Video Pornografi Di Pemberitaan Tribunnews.Com‖ (Analisis Framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mengenai Pembingkaian Perempuan Pelaku dalam Video Pornografi di Pemberitaan Tribunnews.com Edisi 25-27 Oktober 2017).

G. Sistematika Penulisan

Agar penyusunan skripsi ini sistematis dan terstruktur, peneliti membagi pembahasan ke dalam lima bab atau bagian, tiap bab juga terdapat beberapa sub bab. Berikut adalah bagian tersebut:

(27)

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teoritis dan Kerangka Konseptual

Dalam bab ini membahas dan menguraikan tentang teori yang digunakan dan disesuaikan dengan permasalahan.

Bab III Gambaran Umum Media Mediaindonesia.com

Menjelaskan tentang media mediaindonesia.com, yang terdiri atas profil, visi dan misi, struktur organisasi, prinsip dasar, dan produk mediaindonesia.com.

Bab IV Analisis Penelitian

Hasil Temuan dan Analisis Data, pada bab ini peneliti menguraikan hasil analisis pemberitaan penundaan pemindahan IKN Baru pada saat Pandemi Covid-19.

Bab V Penutup

Berisi tentang kesimpulan penulis dari hasil penelitian, serta saran terkait penelitian ini.

(28)

17 BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Konstruksi Sosial

Konstruksi realitas sosial menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in The Sociological of Knowledge (1996). Gagasan konstruktivisme dalam aliran filsasat muncul sejak Sokrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan ide. Gagasan tersebut semakin berwujud ketika Aristoteles mengenalkan istilah, informasi, relasi, individu, substansi, materi, dan esensi. Ia mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Setiap pernyataan harus terbukti kebenarannya, bahwa kunci ilmu pengetahuan adalah pengetahuan dan dasar pengetahuan adalah fakta.

Konstruktivisme terdiri dari tiga macam, yaitu konstruktivisme radikal, realisme hipotesis dan konstruktivisme biasa. Konstruktivisme radikal hanya dapat mengakui apa yang ada dipikiran kita dan tidak selalu mewakili dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran, melainkan sebuah realitas dibentuk oleh pengalaman seseorang.1

Berger dan Luckman menjelaskan realitas sosial dengan cara membedakan antara pemahaman kenyataan dan pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas dan tidak bergantung pada kehendak kita sendiri.

1

Suparno, Paul, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1997).

(29)

Sedangkan pengetahuan berarti kepastian bahwa realitas itu nyata dan memiliki karakteristik yang spesifik.

Tindakan dan interaksi manusia dapat mengubah institusi masyarakat. mmeskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada kenyataannya semua dibangun dalam definisi subjektif melalui proses. Pada tingkat generalisasi yang paling tinggi, manusia menciptakan lambang yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.

Berger dan Luckman mengatakan bahwa, dialektika antara individu dapat menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Tiga momen itu memunculkan proses konstruksi sosial yang dilihat dari segi asal mulanya merupakan hal buatan manusia, yaitu interaksi subyektif.2

Proses eksternalisasi merupakan penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Pada dasarnya, manusia selalu mencurahkan diri ke tempat ia berada. Kemudian, manusia menemukan dirinya sendiri dalam suatu dunia ketika ia berusaha menangkap dirinya. Tahap eksternalisasi berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian individu menyesuaikan diri ke dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari produk manusia,

Objektivasi adalah hasil yang dicapai dalam kegiatan eksternalisasi. Melalui proses objektivasi, manusia menjadi suatu realitas sui generis.

2

M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa,

Iklan Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), h. 15.

(30)

19

Keberadaan manusia tidak mungkin berlangsung pada keadaan yang lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Keberadaan manusia harus terus-menerus mengeksternalisasikan diri dalam aktivitas. Dengan demikian, individu melakukan proses objektivasi terhadap produk sosial, baik penciptanya ataupun individu lain tanpa harus saling bertemu. Objektivasi bisa terjadi melalui opini sebuah produk social yang berkembang dimasyarakat melalui diskursus opini masyarakat tentang produk social, tanpa harus terjadi tatap muka antar individu dan pencipta produk sosial itu.

Internalisasi adalah proses penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Melalui internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat.3

Pada hakikatnya, media massa merupakan agen konstruksi realitas. Hal itu berdasarkan bahwa setiap media massa mempunyai sudut pandang tersendiri terhadap isu peristiwa4. Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi, yaitu: keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semua kepada masyarakat, keberpihakan kepada kepentingan umum.

b. Tahap sebaran konstruksi, yaitu: prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media, menjadi penting pula bagi pemirsa

3

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKis, 2012), h. 16-17.

4

Puji Santoso. Konstruksi Sosial Media Massa. (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara: Jurnal Al-Balagh, Vol 1, No. 1, 2016), hal. 34

(31)

atau pembaca.

c. Tahap pembentukan konstruksi realitas melalui: konstruksi realitas pembenaran, kesediaan dikonstruksi oleh media massa dan sebagai pilihan konsumtif.

d. Tahap Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun penonton memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi.5

B. Analisis Framing

Analisis framing adalah metode untuk melihat bagaimana cara media menceritakan sebuah peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada bagaimana cara media melihat terhadap realitas yang dijadikan berita. Cara ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Ada dua esensi utama dari framing, yaitu bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagaimana yang diliput dan mana yang tidak diliput dan bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat dan gambar untuk mendukung gagasan. 6

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti, atau lebih diinget, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.7 Selain wartawan sebagai agen pelapor

5

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media h. 205-212. 6

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 10-11. 7

Mohammad Zamroni, Filsafat Komunikasi Pengantar Ontologis,

(32)

21

informasi, ia juga agen konstruksi realitas memilih fakta yang ditonjolkan, narasumber, struktur kata atau kalimat, dan sebagainya.

Framing adalah pendekatan pendekatan yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif inilah yang pada kahirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan mau dibawa ke mana berita tersebut. Kemudian, media menyeleksi, menghubungkan dan menonjolkan peristiwa sehingga makna dari peristiwa tersebut dapat lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.8

Framing bukan hanya berkaitan dengan skema individu, framing juga berhubungan dengan proses produksi berita. Peristiwa dibingkai tidak semata- mata disebabkan oleh struktur skema wartawan, melainkan juga kerutinan kerja dan institusi media yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi pemaknaan peristiwa. Bisa juga terjadi wartawan sebagai bagian dari anggota komunitas menyerap nilai-nilai yang ada dalam komunitasnya.9

1. Analisis Framing Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki

Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehungga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Dalam konsep ini, framing lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing juga berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditujukan dalam skema tertentu. Elemen-elemen yang diseleksi dari isu tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas.

8

Frank D. Durham, News Frames as Social Narrative”, h. 101. 9

(33)

Konsep siologis, melihat bagaimana konstruksi atas realitas. Frame di sini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklarifikasi, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya.

Wartawan mempermudah dirinya dalam mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca dengan cara menggunakan perangkat lain secara strategis, seperti kata, kalimaat, lead, hungan antarkalimat, foto dan grafik.

Pan dan Kosicki mengenalkan model framing sebagai salah satu alternatif dalam manganalisis teks media menjelaskan bahwa analisis framing dilihat sebagaimana wacana publik tentang suatu isu atau kebijakan dikonstruksikan dan dinegosiasiakan. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, tentu menempatkan ―informasi‖ lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut.10

Pan dan Kosicki membagi perangkat framing ke dalam empat skema struktur besar, masing-masing struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Pertama, struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Kedua, struktur skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi.

10

(34)

23

Keempat, struktur retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita.11

a. Sintaksis

Sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dan bagian berita headline, lead, latar informasi, sumber, penutup, dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian itu tersusun dalam bentuk dan tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.

Headline merupakan aspek sintaksis dan wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi karena itu menunjukkan kecenderungan berita. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita karena headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Hal itu dikarenakan headline memengaruhi pembaca untuk mengerti isu dan peristiwa yang disebarkan wartawan. Headline juga digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan menekankan makna tertentu lewat pemaiakan tanda tanya untuk menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukkan adanya perbedaan jarak. 12

11

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 294. 12

(35)

Selain headline, lead juga merupakan perangkat sintaksis yang sering digunakan. Lead yang buaik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa yang di beritakan.

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Ketika menuliskan suatu berita, wartawan biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar dipilih menentukan kea rah mana pandangan khalayak akan dibawa. Latar umunya ditampilkan sebelum pendapat wartawan yang sebelumnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Oleh karena itu, latar dapat membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberikan makna atas suatu peristiwa.

Bagian berita lain yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan agar tidak memihak. Pengutipan sumber ini menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran dari pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas akademik. Pengutipan itu digunakan untuk memberi bobot atas pendapat yang dibuat bahwa pendapat itu tidak omong kosong, tetapi didukung oleh ahli yang berkompeten. Kedua, menghubungkan poin tertentu dari pandangan wartawan kepada pejabat yang berwenang. Ketiga, mengecilkan pendapat atau pandangan tertentu yang dihubungkan

(36)

25

dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga pandangan tersebut tidak tampak sebagai menyimpang.13

b. Skrip

Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H (who, what, when, where, why, dan how). Meskipun pola ini tidak selalu dapat dijumpai dalam setiap berita.

c. Tematik

Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis. Peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan. Semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat.

Struktur tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara

13

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 297 299.

(37)

keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang lebih kecil.14

d. Retoris

Struktur retoris, yaitu menggambarkan pilihan gaya yang dibuat oleh jurnalis sehubungan dengan efek yang mereka harapkan dari sebuah peristiwa terhadap khalayak. Mereka menggunakan perangkat framing untuk menggambarkan observasi dan interpretasi mereka sebagai sebuah fakta atau untuk meningkatkan efektivitas sebuah berita.15

Tabel 2.1

Skema Framing Model Pan dan Kosicki16

Struktur Perangkat framing Unit Yang Diamati Sintaksis :

Cara wartawan menyusun fakta

1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup, Skrip Cara wartawan mengisahkan fakta 2. Kelengkapan berita 5W+1H

Tematik 3. Detail Paragraf, proposisi,

14

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 176.

15

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 295-304.

16

(38)

27 Cara wartawan menuliskan fakta 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata ganti kalimat, hubungan antarkalimat. Retoris Cara wartawan menekankan fakta 7. Leksikon 8. Grafis 9. Metafora Kata, idiom, gambar/foto, grafik. C. Media Online

Perkembangan teknologi komunikasi menjadi semakin canggih, sehingga informasi dapat berpindah sangat cepat karena munculnya media komunikasi baru yaitu media online. Suatu proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas merupakan komunikasi massa.17

Saat ini media baru (internet) sudah menjangkau hampir seluruh masyarakat dunia, media baru tersebut dapat dikatakan turut memberi andil yang besar pada perubahan struktur sosial masyarakat, juga pada sistem komunikasi massa.

Tetapi menurut Denis McQuail saat itu, belum bisa menyimpulkan secara komprehensif kaitan media baru ini dengan konteks komunikasi massa. Membutuhkan teori baru jika implikasi dari perkembangan teknologi tersebut

17

M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media

Massa, Iklan Televisi, Dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), h. 71.

(39)

mengakibatkan perubahan secara mendasar pada pola organisasi sosial dalam teknologi media dan hubungan sosial masyarakat yang terlibat di dalamnya.18

Sementara ada orang yang mengatakan bahwa perkembangan teknologi komunikasi dan kelahiran media baru ini terkait dengan bentuk masyarakat yang sudah masuk pada taraf ―masyarakat informasi‖. Masyarakat informasi dalam melakukan aktivitas sosial dan ekonominya menggunakan sarana besar-besaran dan cepat. Konsep masyarakat informasi sendiri belum dapat di terima sepenuhnya karena memiliki bisa ideologi barat dengan sosial ekonomi kapitalisnya.

Dalam konteks identitas dan integrasi sosial, internet merupakan kekuatan yang dapat membuat khalayak semakin terfregmentasi atau mungkin justru sebaliknya membentuk kohesi sosial dalam masyarakat. Internet dapat melampaui batas-batas geografis sehingga sebagian mengatakan internet dapat mengakibatkan perubahan sosial dalam masyarakat.19

D. Jurnalistik Online

Jurnalistik online merupakan jurnalis generasi ketiga. Jurnalistik generasi pertama adalah jurnalistik cetak, yang menyajikan berita melalui media cetak seperti surat kabar atau majalah. Jurnalisme generasi kedua adalah jurnalisti elektronik, yang menyajikan berita dalam media elektronik seperti radio atau televisi.

Jurnalistik online sering disebut juga sebagai Jurnalis Internet (Internet Journalism), Jurnalis Website (Web Journalism), Jurnalis Digital (Digital Journalism), Jurnalis Siber (Cyber Journalism), atau juga Jurnalis Judul (Heading

18

Mcquail, Denis, Teori Komunikasi Massa, h.44 19

(40)

29

Journalism). Setiap jurnalis dewasa ini dituntut untuk bisa menjadi jurnalis online, karena hampir semua media cetak dan media elektronik kini telah memiliki versi media online agar bisa diakses oleh pembaca dari seluruh dunia. Jurnalistik online disebut sebagai jurnalistik modern karena menggunakan sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media massa sebelumnya (cetak, radio, dan televisi), baik dalam format, isi, mekanisme hingga proses hubungan antara pengelola media online dan penggunanya20

Menurut Paul Bradshaw ada lima prinsip dasar jurnalistik online, yang disingkat dengan BASIC, yaitu Brevity – Adaptabillity – Scannabillity – Interactivity – Community.

1. Brevety (Ringkas)

Tulisan harus dibuat seringkas mungkin, tidak panjang dan bertele– tele. Sebaiknya tulisan panjang, diringkas menjadi beberapa tulisan pendek agar dapat dibaca dan dipahami dengan cepat. Istilah umumnya, Keep It Short and Simple (kiss).

2. Adaptabillity (mampu beradaptasi)

Dalam menyajikan berita/ informasi, jurnalis harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi di bidang komunikasi. Jadi bukan hanya menulis berita, jurnalis jug dituntut untuk mampu menyajikan berita dengan keragaman cara penyajian. Bukan hanya tulisan, tapi juga disertai dengan gambar, atau bisa juga disajikan dalam format video atau suara. Jurnalis harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi pembaca.

20

(41)

3. Scannabillity (dapat dipindai)

Situs atau laman web jurnalisme dituntut untuk memiliki sifat dapat dipindai, untuk memudahkan penbaca. Sebab sebagian besar pengguna situs tersebut melakukan pencarian secara spesifik, dengan memindai halaman web. Pembaca akan mencari informasi utama, subheading, link, dll untuk membantu menavigasi text, sehingga tidak perlu melihat monitor dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu penentuan judul berita sangat pentig dalam menarik minat pembaca, terutama dua kata pertama pada judul.

4. Interactivity (interaktivitas)

Pembaca dibiarkan menjadi pengguna, dalam artian memberikan keleluasaan pada pembaca untuk memberikan tanggapan, atau komunikasi lainnya pada jurnalis melalui laman situs tersebut. Dengan begitu pembaca akan merasa bahwa dirinya dilibatkan dan dihargai, sehingga mereka semakin merasa senang membaca situs tersebut.

5. Community and Conversation (komunitas dan percakapan)

Pembaca media online tidak hanya bersifat pasif dalam membaca berita, seperti ketika membaca berita pada Koran atau televisi. Sebab media Online memungkinkan pengguna untuk melakukan percakapan – percakapaan pendek untuk menanggapi isi berita, misalnya melalui kolom komentar. Sebagai timbal baliknya, jurnalis juga harus menanggapi interaksi dari pembaca tersebut, sehingga tercipta komunitas dan percakapan didalamnya.]

(42)

31

Dalam buku Indah Suryawati yang berjudul Jurnalistik Suatu Pengantar menyebutkan bahwa jurnalistik online sebagai jurnalistik modern memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Bersifat real time: maksudnya fakta, peristiwa, atau kejadian yang mengandung nilai berita bisa langsung dipublikasikan pada saat sedang berlangsung (disiarkan secara live).

2. Bersifat interaktif: maksudnya dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada fasilitas web, karya-karya jurnalistik online dapat menyajikan informasi yang bisa langsung terhubung dengan sumber-sumber lain.

3. Mampu membangun hubungan yang partisipatif: maksudnya interaktivitas jurnalistik online membuka peluang kepada para wartawan online untuk menyediakan features yang memungkinkan sajian tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna media online atau sesuai selera khalayak.

4. Menyertakan unsur-unsur multimedia; maksudnya jurnalistik online mampu menyajikan bentuk dan isi laporan jurnalistik yang lebih beragam ketimbang jurnalistik di media konvensional.

5. Lebih leluasa dalam mekanisme publikasi; karena sifatnya yang real time tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi penyelenggara media online, khususnya dari aspek periode maupun jadwal penerbitan atau siaran.

6. Kemudahan dalam pengaksesan; maksudnya selama terhubung dengan jaringan internet memungkinkan para pengguna media online

(43)

mendapatkan perkembangan informasi sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.

7. Tidak membutuhkan penyunting atau redaktur seperti halnya media konvensional; konsekuensinya tidak ada pihak yang membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang bisa dipercaya. 8. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai

Lembaga pers; hal ini memungkinkan sekelompok orang membuat penerbit online dengan mudah dan biaya yang murah.

9. Lebih murah dibandingkan dengan media konvensional; maksudnya tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet, sehingga pengguna media online memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan.

10. Bisa didokumentasikan maupun di arsipkan; maksudnya informasi yang diakses bisa disimpan dalam jaringan digital. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa jurnalistik online merupakan sebuah cara untuk menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media online yang mempunyai karakteristik berbeda dengan media massa sebelumnya (cetak, radio, dan televisi keunggulan jurnalistik online terletak penyampaian berita yang cepat dan langsung serta berita tersimpan dan dapat diakses kembali dengan mudah.

F. Berita

Berita adalah hasil akhir dari memilah-milah dan menentukan tema dalam satu kategori tertentu. Menurut MacDougall, ada jutaan peristiwa di dunia ini

(44)

33

setiap harinya dan semuanya bisa dijadikan berita. Namun, setiap peristiwa tidak langsung bisa dikatakan berita karena batasan yang disediakan dan dihitung, mana berita dan mana yang bukan berita. Peristiwa yang telah ditentukan sebagai berita bukan peristiwa itu sendiri, melainkan dilihat dari bagaimana produksi berita itu sendiri.21

Menurut Assegaff, berita adalah laporan tentang fakta atau ide terbaru yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena dia luar biasa atau karena penting atau akibatnya, entah pula karena dia mencakup segi-segi human interest, seperti humor, emosi, dan ketegangan.22

Ada banyak faktor yang menentukan kenapa peristiwa tertentu dihitung sebagai berita sementara yang lain tidak, aspek tertentu dikedepankan sedangkan yang lain tidak ditonjolkan atau bahkan dihilangkan. Semua proses ini tidak dapat dianggap bahwa media memerankan peran negative untuk mengelabuhi khalayak atau secara sengaja membohongidengan menampilkan fakta tertentu saja, semenatara fakta lain dihilangkan. Setiap harinya, institusi media secara teratur memproduksi berita dan proses seleksi itu merupakan bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap harinya.

Berita dibagi dalam delapan jenis, jenis-jenis itu berdasarkan proses liputan, penyusunan, dan penyajian sebagai berikut ini:

a. Straight news report adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. Biasanya, berita jenis ini ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where, why, and how (5W 1H).

21

MacDougall, Interpretative Reporting, (New York:Macmillan, 1968), hlm. 12 22

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2011), h. 64-65

(45)

b. Depth news report merupakan informasi yang dihimpun wartawan dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Jenis laporan ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter. Misalnya pidato pemilihan calon presiden, reporter akan memasukkan pidato itu sendiri dan dibandingkan dengan pernyataan-pernyataan yang telah dikeluarkan oleh calon presiden tersebut beberapa waktu lalu.

c. Comprehensive news report merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek. Berita menyeluruh, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap kritik sekaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung.

d. Interpretative report biasanya memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Pendeknya berita interpretatif bersifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa tersebut.

e. Feature story menyajikan suatu pengalaman pembaca (reading experiences) yang lebih bergantung pada gaya (style) penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.

f. Depth reporting adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau actual. g. Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan

laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun demikian, dalam laporan investigative, para wartawan melakukan penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan.

(46)

35

h. Editorial writing adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita penting dan memengaruhi pendapat umum. Para penulis editorial bukan bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau stasiun radio.23

Adapun nilai-nilai berita adalah sebagai berikut:

a. Keluarbiasaan (Unsualness). b. Kebaruan (Newness). c. Akibat (Impact). d. Aktual. e. Kedekatan (proximity). f. Informasi (Information). g. Konflik (conflict).

h. Orang penting (public figure, news maker). i. Ketertarikan manusiawi (Human interest).24

23

A.S Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan

Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), h. 68-71.

24

(47)

36 A. Profil Mediaindonesia.com

Pada tahun 1999, Media Indonesia meluncurkan versi daring (dalam jaringan atau online). Saat itu namanya masih Media Indonesia Online (MIOL), kini sudah bernama mediaindonesia.com. Tahun 2011, Media Indonesia juga meluncurkan Media Indonesia on iPad yang disebut juga sebagai Media Magazine. Jadi Media Indonesia memiliki tiga jenis media: media cetak (harian Media Indonesia), media online (mediaindonesia.com), dan mobile media (Media Magazine). Media Indonesia sendiri diluncurkan sejak 19 Januari 1970 1970 dan didirikan oleh Teuku Yousli Syah. Tahun 1988 Teuku Yousli Syah menggandeng Surya Paloh—mantan pimpinan surat kabar Prioritas, dan terlahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT Citra Media Nusa Purnama.

Pada 1987, pendiri Media Indonesia Teuku Yousli Syah bekerja sama dengan Surya Paloh, mantan pemimpin surat kabar Prioritas. Dari kerja samaitu lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh menjabat direktur utama, sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai pemimpin umum.1

Kerja sama itu tidak hanya memberikan suntikan modal bagi penerbitan, akan tetapi itu telah memberikan dampak pada sumber daya manusia dengan merekrut tenaga kerja profesional muda. Isi penerbitan juga disesuaikan dengan

1

Media Indonesia, Tentang Kami, artikel diakses pada 16 Mei 2020 dari http://www.mediaindonesia.com/about-us

(48)

37

motto Harian Umum Media Indonesia yaitu ―Pembawa Suara Rakyat‖ dengan memberitakan peristiwa politik dan ekonomi. Selain itu, peningkatan kualitas produk berita dilakukan seiring dengan perubahan segmentasi pasar sasaran pembaca yaitu masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Media yang saat ini dipegang oleh Surya Paloh terus bertahan dan mampu menghadapi berbagai permasalahan serta tantangan. Salah satunya dengan membuka situs berita Mediaindonesia.com, sebagai sebuah jawaban untuk menanggapi kemajuan teknologi, termasuk berkembangnya media baru.2

Pemberitaan di mediaindonesia.com meliputi politik, ekonomi, olahraga, sepak bola, megapolitan, tanah air, mancanegara, IPTEK, humaniora, dan selebritas. Berdasarkan traffic situsnya, Mediaindonesia.com berada di ranking 9.401 di dunia. Kurang lebih 87% pengunjung situsnya berasal dari Indonesia, dan di Indonesia sendiri Mediaindonesia.com duduk di peringkat 135. Situs ini juga populer di Afghanistan, dan menduduki posisi nomor 118. [Alexa.com] Perbandingan pengakses situs ini lebih banyak laki-laki dengan persentase 87%.

B. Visi dan Misi 1. Visi

“Menjadi Surat Kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya, dan Paling Berpengaruh"

2

Kompasiana, Apakah MediaIndonesia.com Bisa Disebut Media Baru?, artikel diakses

pada 16 Mei 2020 dari

https://www.kompasiana.com/abesantus/5b817e11bde5754846387587/mediaindonesia-com-media-baru-kah

(49)

Uraian Visi :

a. Independen, yaitu menjaga sikap non partisipan; di mana karyawan tidak menjadi pengurus partai politik; menolak segala bentuk pemberian yang dapat mempengaruhi objektivitas; dan mempunyai keberanian bersikap beda.

b. Inovatif, yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan teknologi dan Sumber Daya Manusia; serta secara terus- menerus mengembangkan rubrik, halaman dan penyempurnaan perwajahan.

c. Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung. d. Terpercaya, yaitu selalu melakukan check dan recheck; meliputi

berita dari dua pihak dan seimbang; serta selalu melakukan investigasi dan pendalaman.

e. Paling berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambil keputusan; memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil keputusan; mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu membangun network nara sumber; dan memiliki pemasaran atau distribusi yang andal.

2. Misi

a. Menyajikan informasi terpercaya secara nasional dan regional serta berpengaruh bagi pengambil keputusan.

(50)

39

c. Membangun sumber daya manusia dan manajemen yang profesional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang sehat dan menguntungkan.

C. Redaksi Mediaindonesia.com

Direktur Utama : Firdaus Dayat

Direktur Pemberitaan : Usman Kansong

Deputi : Gaudensius Suhardi

Artistik dan Foto : Hariyanto

Publishing : Budiana Indrastuti

Content Enrichment : Ade Alawi

Percetakan : Guanawan Suharli

Pemberitaan : Teguh Nirwahyudi

Olah raga : Haryo Prasetyo

Weekend Humaniora : Rosmery Sihombing

Megapolitan : Jaka Budi Santosa

Nusantara Suplemen : Victor J. Nababan Internasional : M. Anwar Surachman

Ekonomi : Teguh Nirwahyudi

Investigasi, Polkam : Ade Alawi

Opini : Sabam Sinaga

Micom : Ahmad Punto

Artistik : Rio Okto Waas

Foto : Hariyanto

(51)

Buku dan Majalah : Vacant

Direktur Pengembangan Bisnis : Shanty Nurpatria

Deputi Sales dan Marketing : Gustaf Bernhard Sales dan Marketing : Wendy Rizanto Sirkulasi dan Distribusi : Bambang Irianto Deputi Pengembangan Bisnis : F. Saiful Bachri EO, CS, Promosi : F. Saiful Bachri Pengembangan Bisnis : M. Oemar Sidiq

Direktur Keuangan dan Administrasi : Firdaus Dayat

HR, GA, it, Tranding Purchasin, Legal : Riza Mauluddin Finance dan Accounting : Jong Fi Klan

D. Target Pembaca Mediaindonesia.com3

Setiap media memiliki target pembaca yang ingin dicapai agar komunikasi tersampaikan dengan tepat. Berikut adalah target pembaca mediaindonesia.com :

Tabel 3.1

Target Pembaca Mediaindonesia.com

No Target Pembaca 1. Usia 25-55 Tahun 2. Wanita 36% 3. Pria 64%

4. Sosial Ekonomi Status (SES) A-B 5. Sarjana 80%

6. Pascasarjana 20%

3

(52)

41

7. Kolektif 40%

8. Langganan dan Komunitas 40% 9. Eceran 20%

(53)

42

Pada Bab IV, peneliti menganalisis pemberitaan penundaan pemindahan Ibu Kota Negara baru pada masa pandemi covid-19 selama bulan April 2020. Analisis ini menggunakan framing model Zhongdhang Pan dan Kosicki dengan melihat empat struktur, yaitu sintaksis, skrip dan tematik. Di bawah ini merupakan berita yang akan dianalisis oleh peneliti:

(54)
(55)
(56)

Gambar

Tabel 2.1 Skema Framing Model Pan dan Kosicki……………………………37  Tabel 3.1 Target Pembaca Mediaindonesia.com……………………..………..40  Tabel 4.1 Daftar berita 6 April 2020-7 April 2020……………………………...49
Foto  : Hariyanto
Foto yang terdapat dalam berita “Komisi II DPR Minta Pemerintah  Tunda  Pemindahan  Ibu  Kota”  yang  ditampilkan  Mediaindonesia.com  merupakan  lambang  Ibu  Kota  Negara
Foto pada berita Alihkan Anggaran Pemindahan IKN untuk  Penanganan  Covid-19  ada  korelasi  dengan  berita
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengabdian masyarakat ini telah melakukan pemberdayaan terhadap kader kesehatan posyandu selaku kader tanggap kesehatan ibu dan anak di masa pandemi covid-19

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi ibu dalam memberikan ASI di masa Pandemi Covid 19 pada kelompok perlakuan setelah diberikan hypnobreastfeeding terdapat

Maka dari itu dari beberapa alasan tersebut dapat diambilkan saran bahwa adanya pandemic Covid-19 ini harus dijadikan sebagai sebuah momentum untuk lebih dekat

Pemanfaatan Media Sosial Dalam Pemasaran Produk Kerajinan Pada Masa Pandemi Covid-19 Oleh Ibu-Ibu PKK di Jakarta Utara dikembangkan untuk setiap daerah, karena.. keberadaan

Maka dari itu dari beberapa alasan tersebut dapat diambilkan saran bahwa adanya pandemic Covid-19 ini harus dijadikan sebagai sebuah momentum untuk lebih dekat

Prosiding Webinar Nasional Peranan Perempuan/Ibu dalam Pemberdayaan Remaja di Masa Pandemi COVID-19, Universitas Mahasaraswati Denpasar 71 PERANAN IBU SEBAGAI PENDAMPING BELAJAR VIA

Kesimpulan dan Keterbatasan Berdasarkan hasil survey kondisi fisik atlet putra rugby kalimantan timur pada masa pandemi covid-19, maka dapat diambil kesimpulan bahwa daya tahan yang

iii LEMBAR PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG COVID 19 DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL