• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEREMP A YANG TERUS DI EMPAI<'

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEREMP A YANG TERUS DI EMPAI<'"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TEREMP A YANG

TERUS DI EMPAI<'

Al-kisah tertulis dalam sejarah Siantan bahwa asal muasal nama terempa merupakan hasil observasi Iapangan yang dilakukan oleh pangeran Merta dan Datok Kaya Dewa Perkasa yang pada saat itu rnerupakan tanah belum bernama. [\ walnya ada dua lokasi yang ingin dijadikan sebagai pusat pengembang-an wilayah oleh Datuk Kava Dewa Perkasa karena markas di gunung Kute sudah tidak mampu lagi menampung pertumbuhan dan perkembangan penduduk. Lokasi yang merupakan hasil survey Pangeran Merta yaitu sebuah Teluk ( kini Antang ) dan sebuah hulu sungai yang mengkandaskan perahu pangeran Merta. Ketika Datok Kava Dewa Perkasa terjun Iansung ke lokasi maka beliau lebih setuju dengan lokasi yang kedua namun Panger an Merta Iebih coeok dengan lokasi yang pertama.

_Agar tidak terjadi silang sengketa maka diadakan perundingan yang berujung pada uji lo kasi yakni dengan eara timbang tanah ( berdasarkan usul DKDP,

(2)

t

I " ~ I

i-t

t

yang memakai adat tanah kelahirannya yakni Karnboja ) karen a tanah yang ditimbang sarna berat, maka cara yang kedua diusulkan oleh Pangeran Merta yakni dengan cara merempak atau menggigit batu di dua lokasi tersebut. Batu mana yang bisa digigit lokasi itulah yang paling tepat ( cara ini biasa dilakukan di Brunai sebagai tempat kelahiran Pangeran Merta ) Setelah dilakukan maka di lokasi kedua yang batunya bisa di rempak sehingga mereka sepakat menamakan terempak yang kemudian terus berkembang sesuai dengan tutur masyarakat menjadi terempa.

Inilah sepenggal kisah berawalnya nama ibukota kecamatan Sian tan dengan sebutan terempa bukan tarempa atau tarempak. Namun terlepas dari bayangan historis masa lalu, yang justru harus dilakukan saat ini adalah me ne laa h bagaimana sebetulnya realitas masa kini yang tengah terjadi di kota terempa. Apakah uji material yang dilakukan oleh nenek moyang dulu selanjutnya menjadi kenyataan sejarah, bahwa kelahiran kota terempa memang disiapkan untuk bahan empakan, untuk dikunyah, digigit dan dilumat oleh anak manusia ? ataukah batu merupakan simbol dari kerasnya aura negatif yang bermukim dilokasi ini sehingga untuk menetralisirnya harus diempak, dikunyah dan dihancurkan ?

Yang pasti terempa yang dulunya dibangun dengan segenap energi baik cultural, agamis, metafisis bahkan

(3)

Rantau Berkabut

supra natural, kini bagaikan kota yang layu, usang, penuh luka dan hampir mati. Identitas kultur Melayu yang dulunya disemai, dipupuk dan dijaga oleh nenek moyang semakin kehilangan rohnya. Nilai agamis yang dulunya ditabur dan dipupuk oleh alim ulama dari negeri seberang bahkan telah mampu melahirkan kiyai kaliber dunia yang pernah bermukim dan berdakwah di tanah suei Mekkah, nampaknya hanya meninggalkan sisa-sisa tanah yang mulai mengering sebab akar-akarnya saja hampir tidak berbekas. Aspek metafisis yang dulunya ken tal dan menghiasi kehidupan puak Melayu di rantau ini telah sirna. Agaknya yang tersisa hanyalah ruang supra natural yang eendrung mistik, syirik dan menjerumuskan masyarakat pada nilai-nilai negatif baik dalam proses interaksi kepada sang peneipta maupun sesama manusia.

lnilah realitas masa kini yang sedang dial ami kota terempa. Terempa memang tengah dimakan dan diempak oleh zaman sebab generasi sekarang tidak lagi meneruskan warisan luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Yang lebih menyedihkan kota mungil terempa tidak hanya diempak oleh komunitas .masyarakat yang sudah kabur identitasnya, namun juga terus-menerus digrogoti dan dieabik-eabik oleh penguasa, para perampok, para politikus busuk, pata kapitalis dan sebagainya.

Sebab lahir kenyataan kuat bahwa penguasa terempa yang memang umumnya bukan keluar dari rahim terempa, hampir tidak pernah melakukan upaya-upaya

(4)

kongkrit menuju sebuah perubahan, perbaikan dan, masyarakat yang lebih maju dan berkualitas. Penguasa yang bermukim disini, dari waktu kewaktu hanya berupaya untuk menumpuk karun, mengisi pundi-pundi harta rneski terkadang harus melakukan tindakan kontra produktif dengan peranan mereka sebagai abdi dan pelayan masyarakat. Tidak segan-segan mereka menggunakan kekuasaannya untuk menekan, menakuti, dan mengompas masyarakat karena mumpung berada didaerah basah yang masyarakatnya sangat toleransi alias masa bodoh dan menerima apa adanya, masa tidak lama jadi sebelum dipindah atau minta pindah bank saku harus benar-benar terisi meski dengan cara tak beradat.

Belum lagi kaum kapitalis dari berbagai jenis khususnya Cina yang dari zaman ke zaman hanya tahu menghitung berapa keuntungan dan lab a yang diperoleh hari ini, tanpa mau perduli bagaimana kondisi masyarakat, rakyat dan suku asli terernpa yang penting untung. Dilaut kapal-kapal asing terus merompak kekayaan laut terempa tanpa kenal ampun bahkan dimusim gelombang menggunungpun mereka terus merompak. Didarat perompak terus membabat lahan, hutan dan alam termasuk mengkapling lahan yang seharusnya menjadi warisan rakyat terempa. Tak ketinggalan para politisi busuk juga bermunculan dan ikut mengunyah dan rnencabik-cabik wajah terempa, lalu jika ini terus dibiarkan apa yang selanjutnya akan terjadi?

Tentu jawabannya sederhana, terempa akan benar-benar habis, tamat alias khatam karen a dari zaman ke

(5)

Rantau Berkabut

zaman terus diempak, digigit dan dikunyah-kunyah tidak akan ada yang tersisa. Jika zaman dahulu hanya batu yang diempak, maka kini hampir mengena dalam segala aspek kehidupan. Bukan hanya batu, tapi hutan, tanah, laut, bangunan dan segenap orang terempa akan habis menjadi bahan empakan yang nampaknya masih empuk dan enak untuk dikunyah dan dilumatkan.

Yang tragisnya anak jati terempa hari ini, tidak bisa lagi mendirikan bangunan atau bahkan gubuk kecil di sepanjang pinggiran pantai terempa, karena bukan hanya diernpak tapi sudah dimakan oleh lintah darat, lintah laut, dan entah lintah apa lagi namanya termasuk hutan tak bisa lagi dihuni karen a sudah dicap sebagai menu hidangan untuk jadi santapan.

Selagi semua b elum terlambat, maka menjadi kewajiban bersama untuk kembali membangun terempa tentu dengan segenap kekuatan yang dulunya pernah memayungi tanah pusaka ini. Kekuatan cultural harus kembali dilapisi dan dilem sehingga benar-benar menjadi pelapis dan filter masyarakat dalam menghadapi berbagai pengaruh negatif yang terus menyerang wilayah ini. Tentu identitas melayu yang selama ini membingkai kultur rantau ini, harus segera dihidupkan. Melayu yang bukan hanya pasrah terhadap segenap perobahan akan tetapi

melayu

yang bernas, berisi, dan bernilai. Melayu yang dihiasi dengan semangat Islam, dengan ruh agamis sehingga mampu menjadikan wilayah ini kebal terhadap berbagai macam serangan.

(6)

Jika

indentitas kultur yang melapisi rantau ini menebal dan mengeras kembali, maka apapun gigitan, empakan dan musuh zaman tidak akan mempan mengigit dan meneabik-eabik masyarakat dan daerah kita. Disamping identitas Melayu dan nilai Islami dipertebal kembali, etos kerja atau semangat kerja harus diperkuat kembali. Puak terempa harus berani merebut peluang-peluang ekonomi dan bersaing dengan para pendatang yang telah eksis menancapkan taringnya dirantau ini. Tentu dengan persaingan yang sehat dan berkualitas, jangan sampai niat yang tulus untuk memperbaiki nasib dan masa depan terempa yang sudah terkoyak-koyak, lalu dilakukan dengan cara-eara yang tidak sehat, tidak bermoral dan tidak bermartabat, tentu resikonva kita akan lebih haneur

-.

lagi.

Selanjutnya disamping segenap komponen masyarakat terus-menerus secara bersama dan konsisten melakukan berbagai perubahan dan penebalan serta pelapisan budaya, ekonomi politik dan sevaganya sehingga menjadi padat dan tahan terhadap berbagai empakan serta kunyahan, maka pemerintah juga memiliki kewajiban yang tidak kalah ringan dalam menata kembali berbagai kebijakan, system dan aturan main yang tentunya lebih berpihak pada masyarakat. Tentu dalam konteks potensi daerah, membiarkan terempa terus-menerus menjadi bahan ernpakan hingga sampai pada titik puncak terempak akan benar-benar habis, akan memberikan pengaruh negatif dan merusak citra rantau Natuna, bukan

(7)

Rantau Berkabut

hanya itu dampak SOS10 kultur, ekonomis maupun

psikologis akan dirasakan.

Akhirnya marilah kita jaga terempa dan kita lakukan upaya semaksimal mungkin agar terempa, benar-benar menjadi pus at Bandar yang sangat berpotensi di rantau

irri,

bukan hanya Bandar ekonomi, melainkan Bandar

budaya, politik dan sebagainya yang memang pernah dialami dirantau ini. Dan jika masih ada yang hanya sekedar menjadikan terempa sebagai bahan empakan, kunyahan silakan angkat kaki dari bumi terempa, sebab anak jati belumlah lenyap, tuah negeri belumlah habis .

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar total aset diharaphan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan.Peningkatan total aset yang diikuti peningkataan hasil operasi akan

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

Pada hasil akhir ditemukan bahwa dengan non-intervensi, kelompok Rasio Bolton Anterior Ideal dan kelompok Rasio Bolton Keseluruhan &lt;93,21% memiliki kecenderungan tingkat

Simulation means simulate a real life activity.The objectives of this research are to describe a) how the implementation of simulation in teaching speaking skill and b)

Sidik ragam analisis jumlah klorofil daun karet (mg/L)

Tab mailing merupakan fasilitas yang terdapat pada Microsoft word 2007, yang berfungsi untuk membuat sesuatu dokumen yang akan dicetak dalam jumlah banyak atau

(6) Bantuan Pemerintah dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf g, bantuan operasional potensi dan sumber

to Learn Math at the Students of SMP State 53 Palembang Marhamah Fajriyah Nasution, Faculty of Teacher Training and Education of Sriwiiaya University.