LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)
BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. JAYA MANDIRI SUKSES
BANGKIRAI ESTATE DESA PRIAN, KECAMATAN MUARA
MUNTAI, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Oleh
ABDURRAHMAN
NIM. 060500063
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. Jaya Mandiri Sukses, Bangkirai Estate, Desa Prian, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilaksanakan dari tanggal 02 Maret sampai 30 April 2009.
Menyetujui,
Mengesahkan, Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 131791587
Lulus ujian pada tanggal
Dosen Pembimbing
Rusli Anwar, SP. M.Si NIP. 132308937
Dosen Penguji
Rosy Mirasari, SP NIP. 132308938
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Jaya Mandiri Sukses hingga tersusunnya laporan ini.
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini segala kerendahan hati dan sikap hormat penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.
2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
4. Bapak Rusli Anwar, SP. M.Si selaku dosen pembimbing PKL. 5. Ibu Rossy Mirasari, SP selaku dosen penguji PKL.
6. Bapak H. Sujarwo selaku manager PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate
7. Bapak Yudha Mahardika, selaku asisten pembimbing lapangan PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate
8. Bapak-bapak asisten dan mandor yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis
9. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu didalam penyusunan laporan PKL ini.
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan Studi Diploma III di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud dan Tujuan... 2
C. Hasil Yang Diharapkan... 2
II. TINJAUAN UMUM PERUSHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3
B. Manajemen Perusahan... 3
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL... 4
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Penanaman LCC (Leguminioseae Cover Crop) ... 5
B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ... 8
1. Semprot Jalur Piringan... 9
2. Penyisipan Tanaman ... 10
3. Rawat Jalan ... 12
4. Kastrasi... 14
5. Pengendalian Hama Tikus (Rattus)... 16
C. Pemupukan... 18
C.1 Pemupukan Tanaman Belum Meghasilkan... 18
1. Aplikasi Pupuk Urea ... 20
2. Aplikasi Pupuk CIRP ... 22
3. Aplikasi Pupuk MOP ... 23
C.2 Pembahasan... 24
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 26
B. Saran... 27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Tubuh Utama Halaman
1. Jenis Dan Dosis Serta Cara Aplikasi Pupuk Tanaman Lcc... 6 2. Jadwal Pemupukan Tbm Situasi Umum Tanah Mine ral Eks Lalang
Dengan Dosis (g/pohon) ... 19 3. Jadwal Pemupukan Tbm Situasi Umum Tanah Mineral Dengan
DAFTAR LAMPIRAN
No Tubuh Utama Halaman
1. Peta PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate... 31 2. Struktur organisasi PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate ... 32 3. Fhoto- fhoto kegiatan PKL... 33
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Oleh karenanya komoditi ini mempunyai prospek
di masa yang akan datang. Di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai seluruh dunia, sehingga secara terus- menerus mampu memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Usaha di bidang perkebunan kelapa sawit juga mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan swasta dan negeri berskala besar dan Perkebunan Inti Rakyat, terutama di Kalimantan. Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan kesempatan berusaha di samping menciptakan peluang kerja. Untuk memperoleh tenaga kerja yang terampil perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengembangkan sumber daya alam yang ada.
Sehubungan hal di atas maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama PKL.
B. Tujuan Praktek
1. Memahami prinsip kegiatan budidaya kelapa sawit.
2. Membandingkan antara teori tentang budidaya kelapa sawit dan pemeliharaan tanaman secara langsung di lapangan.
3. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana penunjang lainnya secara tepat dan efisien dalam kegiatan budidaya kelapa sawit.
4. Memahami urutan tata kerja kelapa sawit.
5. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu mengelola pekerjaan secara baik di lapangan.
C. Hasil Yang Diharapkan
1. Menambah wawasan atau pengetahuan dalam bidang usaha perkebunan. 2. Dapat menjadi tenaga kerja terlatih dan terampil.
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Jaya Mandiri Sukses adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari beberapa Estate dan Divisi khususnya di Kalimantan Timur. Bangkirai Estate yang berada di bawah naungan PT. Jaya Mandiri Sukses berlokasi di Desa Prian, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai
Kartanegara. Dengan luasan areal 4.240,96 Ha tanam dan 731,50 Ha LC (Land Clearing). Dalam operasionalnya Bangkirai Estate terdiri atas 6 Divisi
dan Pembibitan.
B. Manajemen Perusahaan
1. Manejer Estate
Merupakan pemegang jabatan tertinggi di Bangkirai Esate dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi.
2. Asisten Kepala
Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah ma nejer. Askep atau Asisten Kepala membawahi seluruh Asisten Divisi dan kegiatan yang ada di kantor .
3. Kasie Administrasi
Kasie Administrasi berperan menjalankan tugas KTU. Sebelum ada KTU, Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua tugas administrasi yang
ada di Kantor Besar, seperti masalah Pembukuan, Bagian Tanaman, Personalia, Kasir, Pembelian, Pergudangan, dan Office Boy.
4. Asisten Divisi
Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di Divisinya masing- masing Asisten Divisi bertanggung jawab atas Divisi yang dipegangnya.
5. Krani Divisi
Krani Divisi merupakan Pembantu Asisten Divisi yang bertugas melakukan semua pembukuan atau masalah yang ada di divisi tersebut termasuk membantu membagi gaji karyawan.
6. Mandor
Mandor adalah pembantu Asisten Divisi Yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan yang bekerja.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL
PKL dilaksanakan di Bangkirai Estate PT. Jaya Mandiri Sukses.
Desa : Prian
Kecamatan : Muara Muntai Kabupaten : Kutai Kartanegara Propinsi : Kalimantan Timur
Kegiatannya dimulai pada tanggal 02 Maret 2009 sampai dengan tanggal 30 April 2009.
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Penanaman LCC (Leguminioseae Cover Crop) dengan cara larikan khusus jenis Pueraria Javaica (PJ) dan Colopoganium Moconoides (CM)
Di PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate, perbanyakkan LCC jenis
Pueraria Javaica (PJ) dan Colopoganium Moconoides (CM) dengan cara
larikan menanam benih langsung di lapangan.
a. Tujuan
Tujuan dari tanaman penutup tanah yang ditanaman di areal perkebunan kelapa sawit adalah untuk :
1) Melindungi tanah terhadap erosi 2) Menekan pertumbuhan gulma
3) Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
4) Melindungi tanah terhadap penyinaran langsung sinar matahari 5) Menjaga kelembaban tanah
b. Dasar Teori
Menurut Anwar, (2007) tanaman penutup tanah adalah jenis tanaman berupa legum (kacang-kacangan) yang dibudidayakan pada lahan tanaman perkebunan yang mempunyai fungsi utama adalah menutupi tanah.
Jenis tanamana n penutup tanah yang umum ditanam di perkebunan adalah jenis legum yang pertumbuhannya bersifat menjalar atau merambat, jenis kacang-kacangan yang paling umum ditanam adalah :
a. Mocona Coctimchenensis (MC) b. Pueraria Javanica (PJ)
c. Colopoganium Mucunoides (CM) d. Mocona Bracteata (MB)
e. Colopoganium Careraleum (CC)
Pemupukkan kacang-kacangan dilakukan pada saat dimulai pada saat kacangan berumur 1 bulan dengan waktu, jenis pupuk, dosis dan cara aplikasi pemupukan kacangan seperti di jelaskan dalam tabel 1 :
Tabel 1. Jenis dan dosis serta cara aplikasi pupuk tanaman LCC.
Waktu Jenis pupuk
(Kg/Ha)
Dosis
(Kg/Ha) Cara aplikasi
Pada saat tanam CIRP 9 Dicampur dengan benih 1 bulan setelah
tanam NPK 15.15.6.4 25
Diecer merata dalam barisan kacangan 2 bulan setelah
tanam TSP 30 Disebar di atas kacangan
Dangir kacangan terhadap gulma yang tumbuh di antara tanaman kacangan dilakukan 2 minggu sekali Anonim, (2008)
Menurut Risza (1995) kacangan sebaiknya dicampur dengan pupuk fosfat (RP) dengan perbandingan 1:1 untuk mempercepat pertumbuhan dan setelah umur 2 bulan dapat dipupuk lagi dengan stater mixer atau pupuk alam untuk mempercepat pertumbuhan kacangan ± 30 Kg/Ha dan daya tumbuh kacangan harus diuji, tidak boleh di bawah 70 %.
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu cangkul, tali, sapu lidi, ember (ukuran 5 – 10 kg). Bahan yang digunakan yaitu benih kacangan jenis
Pueraria Javaica (PJ) dan Colopoganium Moconoides (CM) dan
pupuk CIRP.
c.2. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penanaman kacangan jenis Pueraria Javaica (PJ) dan
Colopoganium Moconoides (CM)
2) Pembuatan jalur atau larikan tanaman kacangan harus bebas gulma, larikan dibuat dua jalur dilakukan ditengah gawangan yang tidak ada rumpukan.
3) Sebelum ditanam benih kacangan dicampur dari jenis Pueraria
Javaica (PJ) 3 kg dan Colopoganium Moconoides (CM) 6 kg
ditambah pupuk CIRP sebanyak 9 kg dan di aduk merata didalam karung agar campuran tersebut homogen (satu).
c.3. Hasil kerja
Penanaman benih kacangan jenis Pueraria Javaica (PJ) dan
Colopoganium Moconoides (CM) dilakukan 1 hari kerja (HK) didapat
4 Ha untuk jumlah karyawan 16 orang dengan sistem pembagian kerja, untuk 12 orang khusus sebagai penebas gawangan dan pembuat tanda patok di tengah gawangan dengan mengunakan tali (agar lurus) yang
akan dibuat jalur atau larikan, selanjutnya 4 orang sebagai pembuat jalur larikan dengan batas tajuk sawit 50-60 cm ke tengah gawangan mengunakan cangkul, dan 4 orang sebagai penebar dan penutup benih kacangan dengan mengunakan sapu lidi. Hasil kerja mahasiswa dalam 1 HK hanya 2 jalur kacangan dalam 1 gawangan.
d. Pembahasan
kegiatan penanaman kacang-kacangan yang dilakukan PT. JMS sudah sesuai dengan Standar penanaman kacangan di perkebunan umumnya, hanya waktu penanamanya saja yang dilakukan terlambat, seharusnya penanaman di awal pembukaan lahan (land clearing).
Menurut Pahan (2008), kebijakan untuk membangun tanaman penutup tanah sebaiknya dilakukan sejak awal penanaman kelapa sawit karena selain dapat meningkatkan kadar humus, juga akan mempercepat proses peningkatan kesuburan biologi tanah
B. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Umur 3 Tahun
Menurut Fauzi dkk (2002) perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukkan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat.
Menurut Risza (1995), yang dimaksud tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan (3 tahun). Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu garuk
piringan pokok, pemeliharan gulma di gawangan, membuat dan memelihara pasar kontrol, membuat dan memelihara pasar pikul, wiping lalang, kastrasi, tunas pasir, konsolidasi pokok, inventarisasi pokok dan penyisipan di TBM.
Tujuan dari perawatan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) yaitu : 1. Mendorong pertumbuhan vegetatif
2. Menjamin tanaman yang homogen 3. Menjamin blok tuntas
4. Mempercepat fase Tanaman Menghasilkan (TM)
1. Semprot Jalur Piringan a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam pemanenan oleh pekerja dan pengangkutan hasil ke TPH.
b. Dasar teori
Perawatan ini dilakukan dengan cara penyemprotan bahan herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak (Gramaxon) dan herbisida sistemik (Ally), kebaikan perawatan khemist adalah menghemat penggunaan tenaga kerja, pekerjaan lebih cepat Anonim (2008).
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan Kap solo, takaran dosis dan ember bahan Gramaxon + Ally dan air.
c.2. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kalibrasi penyemprotan jalur tanaman kelapa sawit.
2) Menentukan blok yang akan dilakukan perawatan jalur piringan.
3) Menakar dosis sesuai dengan ketentuan perusahaan dan setiap pekerja ditargetkan 10 kap dalam 1 hari kerja (HK).
4) Melakukan penyemprotan piringan
c.3. Hasil kerja
Penyemprotan ini dilakukan masing- masing karyawan selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 7 jalur/karyawan dan hasil kerja yang diperoleh mahasiswa 1 jalur tanaman.
d. Pembahasan
Pengendalian gulma di piringan dilakukan dengan cara khemis
menggunakan kombinasi antara herbisida kontak dan sistemik (Ally + Gramoxon), kegiatan ini tidak berbeda dengan cara-cara
pengendalian gulma pada perusahaan perkebunan lainnya.
2. Penyisipan Tanaman a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam.
b. Dasar teori
Penyisipan adalah suatu pekerjaan penting diperkebunan kelapa sawit karena untuk mendapatkan produksi yang maksimal dan menekan pertumbuhan lalang dan gulma lainnya. Penyisipan harus dilakukan sedini mungkin, penyisipan yang terlambat akan menjadi sia-sia, karena tanaman sisipan tersebut tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal. Anonim (2008).
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat jonder, parang, cangkul, tanda untuk mempermudah mengetahui atau lokasi penyisipan (pancang). Bahan bibit kelapa sawit umur 18 – 24 bulan.
c.2. Prosedur kerja
1. Menyiapkan tanaman kelapa sawit umur 12-24 bulan untuk penyisipan.
2. Bibit diecer di jalan CR (Collection Road), dan dilangsir karyawan kedalam blok dengan cara dipikul.
3. Penanaman bibit sisip.
a) Pembuatan lubang tanam menggunakan cangkul dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 40 cm.
b) Pisahkan tanah top soil dan subsoil, dengan tanah top soil di letakan disebelah kanan dan tanah subsoil di letakan di sebelah kiri
c) Dasar polybag disayat, masukan bibit kedalam lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah top soil padatkan. Selanjutnya masukan tanah subsoil kelubang tanam sampai terisi penuh dengan tanah dan padatkan sampai tinggi tanah tertimbun 5 cm diatas permukaan tanah.
c.3. Hasil kerja
Penyisipan tanaman kelapa sawit dikerjakan dengan sistem kerja harian target, 15 pokok (langsir dan tanam) dan untuk langsir harian target 30 pokok/ HK, sedangkan untuk borongan satu pokok sawit diberikan biaya Rp 2000,-/pokok dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.
d. Pembahasan
Penyisipan tanaman yang dilakukan di lapangan di Bengkirai Estate sebena rnya sudah sesuai dengan prinsip penanaman kelapa sawit, hanya saja ada 2 hal pokok yang tidak dilaksanakan seperti : lubang tanam tidak diberi pup uk dasar CIRP, Pada dasar dan dindingnya, sebelum tana m lapisan tanah bawah tidak dimasukan terlebih dahulu ke lubang tanam melainkan bibit langsung ditanam.
3. Rawat Jalan a. Tujuan
Tujuannya adalah dari rawat jalan adalah untuk mempermudah jalannya transportasi seperti, mempermudah dalam transportasi panen,
mempermudah dalam pemupukan dan untuk memudahkan dalam pengontrolan.
b. Dasar teori
Perbaikan jalan Main Road (MR) dan Collection Road (CR) dapat menggunakan Grader dengan rotasi 2 kali setahun, pembentukan jalan harus cembung (camber) agar air tidak tergenang di badan jalan. Anonim (2008).
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat : Parang, cangkul, karung Bahan : Badan jalan CR dan MR
c.2. Prosedur kerja
1). Menyiapkan alat seperti parang, cangkul dan karung
2). Sebelum melakukan kegiatan, buang air yang menggenang, dan menutupnya dengan tanah, menimbun tanah yang berlubang,dan meratakan tanah-tanah yang terlalu tinggi.
c.3. Hasil kerja
Pelaksanaan rawat jalan yang dilakukan dalam 1 hari dari 7 jam kerja dengan prestasi kerja karyawan dapat menyelesaikan 1 blok dari jalan MR dan CR dari 5 orang karyawan, mahasiswa dilibatkan sebagai pengawas kerja.
d. Pembahasan
Rawat jalan yang dilakukan di lapangan tidak berbeda dengan teori karena perawatan jalan adalah ha l yang paling mendasar sebagai sarana transportasi untuk kegiatan perawatan maupun panen
4. Kastrasi a. Tujuan
Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangan sumber infeksi hama penyakit. Dengan dilakukannya kastrasi, maka panen tahun pertama diharap seragam, baik berat tandan maupun waktu panennya. Kastrasi biasanya dilakukan dengan rotasi 1 kali sebulan. Pada saat kastrasi bunga-bunga yang sudah dikastrasi jangan dibiarkan di ketiak pelepah atau piringan tetapi harus dibuang ke ga wangan atau dibakar.
b. Dasar teori
Kastrasi adalah pembuangan bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina dengan menggunakan alat chisel atau dodos kecil
(ukuran 8 cm), sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama (12-14 bulan) sampai tanaman berumur 33 bulan kastrasi masih
dilakukan dan pembuangan buah pasir dilakukan umur 24 bulan. Kastrasi biasanya dilakukan dengan rotasi 1 kali sebulan. Pada saat kastrasi bunga-bunga yang sudah dikastrasi jangan dibiarkan di ketiak pelepah atau piringan tetapi harus dibuang ke gawangan mati
Kastrasi pada kondisi normal dilakukan untu tanah kelas 1 umur 14 bulan setelah tanam, dan pada tanah kelas 2 dilakukan pada tanaman berumur 18 bulan dan rotasi kastrasi dimulai tanaman berumur 14 bulan dan diakhiri pada saat tanaman berumur 18 bulan
Anonim, (2008)
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu dodos kecil dan sarung tangan.
c.2. Prosedur kerja
1) Menyiapkan dodos sebagi alat untuk melakukan kastrasi. 2) Kemiringan dodos pada saat melakukan kastrasi adalah ± 25 0
dan tojokan pada saat kastrasi cukup 2 kali saja hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada pokok sawit. 3) Buang bunga jantan, bunga abnormal, buah pasir dan buah
yang busuk.
4) Kemudian bunga jantan, bunga abnormal, buah pasir dan buah yang busuk yang telah didodos tadi dibuang ke gawangan mati.
c.3. Hasil kerja
Pelaksanaan kastrasi dilakukan selama 1 hari kerja (HK) dengan jumlah karyawan 5 orang kapasitas kerja yang diperoleh adalah 4 jalur tanaman setiap karyawan dengan total hasil kerja 5 Ha untuk 5 orang karyawan, dengan target kerja yang ditetapkan
oleh perusahaan 1 Ha/HK sedangkan hasil kerja mahasiswa hanya 17 pokok tanaman/HK.
d. Pembahasan
Kastrasi di Bengkirai Estate hanya dilakukan 1 kali hingga masuk masa sanitasi hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawatan tanaman yang ada di Bengkirai Estate, diamana dalam pengerjaan kastrasi bunga jantan, bunga betina, bunga abnormal, buah busuk dan buah pasir dipotong menggunakan cisel secara keseluruhan dan selanjutnya dibuang ke gawangan mati. Menurut Anonim, (2008) kastrasi dilakukan dengan rotasi 1 kali dalam 1 bulan dimulai pada umur 14 atau 18 bulan tergantung kelas tanah, dimana pengerjan kastrasi menurut Pauzi dkk (2002), adalah kegiatan memb ung bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina dengan menggunakan alat chisel atau dodos kecil (ukuran 8 cm), sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama (12-14 bulan) sampai tanaman berumur 33 bulan.
5. Pengendalian Hama Tikus (Rattus) a. Tujuan
Untuk menekan populasi hama tikus diperkebunan sawit dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut.
b. Dasar teori
Pengendalian hama dan penyakit serta tindakan-tindakan lainnya merupakan perencanaan manipulasi ekosistem yang melestarikan sumber daya, dan mempertinggi produksi tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, tikus, rayap, serta babi hutan. Pahan, (2008)
Menurut Anonim (2008), pengendalian hama tikus di TBM mengunakan rodentisida dengan rotasi 1 : 1 butir umpan setiap pohon dan diletakkan dekat dengan pangkal batang pada sisi yang sama agar mudah diamati, pengulangan ganti umpan setiap 3 hari sekali dan diberi tanda lidi dengan warna berbeda setiap ulangan supaya mudah diamati.
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu sarung tangan, kertas plastik dan bahan yang digunakan adalah kelerat.
c.2. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat seperti sarung tangan dan kertas plastik serta bahan klerat yang akan digunakan dalam pengendalian hama tikus.
2) Penaburkan klerat setiap pokok kelapa sawit diberi 2 bit kelerat dengan ditaruh disamping kiri dan kanan pokok sawit dengan jarak 2-5 cm atau sedekat mungkin dengan pokok sawit.
3) Penaburan klerat dilakukan setiap baris tanaman yang banyak terserang hama tik us maupun untuk melakukan pencegahan dini.
c.3. Hasil kerja
Penebaran kelerat ini dilakukan masing- masing karyawan selama 1 hari kerja (HK) denga n frekuensi 30 Ha/20 kg kelerat. Mahasiswa berhasil menebar sebanyak 3,3 kg dengan luasan 5 Ha.
d. Pembahasan
Pemberian umpan klerat untuk pengendalian hama tikus di TBM yang di lakukan di Bengkirai Estate sudah dilaksanakan sesuai teknis dan telah berhasil dengan efektif, namun yang lebih penting adalah kebersihan kebun, karena sumber hama tikus adalah kondisi sanitasi lingkungan kebun yang kurang baik.
C. Pemupukan
C1. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan berproduksi tanaman adalah pemupukkan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerap sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman, dapat diketahui dari gejala- gejala yang tampak pada tanaman. Defisiensi unsur hara yang berlebihan dapat menurunkan produktifitas tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian.
Tabel 2. Jadwal pemupukan TBM situasi umum tanah mineral eks lalang dengan dosis (g/pohon):
Tahun ke
Bulan Urea RP MOP Kieserite HGFB
1 Lubang tanam - 600 - - - 1 250 - - - - 3 - - 400 300 15 4 300 - - - - 6 - - - - - 7 - - - - 35 8 - - - - - Total tahun 1 1000 1350 400 300 50 2 13 450 750 - - 50 14 - - 550 400 - 15 - - - - - 17 550 - - - - 18 - 900 - - - 19 - - - - 50 20 - - 850 - - 21 700 - - - - Total tahun 2 1700 1650 1400 400 100 3 25 - 1000 - - 75 26 750 - 1250 450 - 31 850 1000 - - 75 34 - - 1850 - - Total tahun 3 1600 2000 3100 450 150
Tabel 3. Jadwal pemupukan TBM situasi umum tanah mineral dengan dosis (g/pohon):
Tahun ke
Bulan Urea RP MOP Kieserite HGFB
1 Lubang tanam - 500 - - - 1 200 - - - - 3 - - 350 250 - 4 250 - - - 15 6 - 650 - - - 7 - - - - 35 8 350 - - - - Total tahun 1 800 1150 350 250 50 2 13 350 650 - - 50 14 - - 450 350 - 15 - - - - - 17 450 - - - - 18 - 750 - - - 19 - - - - 50 20 - - 700 - - 21 600 - - - - Total tahun 2 1400 1400 1150 350 100 3 25 - 900 - - 75 26 650 - 1000 400 - 31 750 900 - - 75 34 - - 1500 - - Total tahun 3 1400 1800 2500 400 150
Menurut Risza (1995), pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu :
1. Tepat jenis : sesuai kebutuhan 2. Tepat dosis : sesuai rekomendasi
3. Tepat waktu : Curah Hujan (100-200 ml/bulan) 4. Tepat cara : merata dan terpupuk tuntas
5. Tepat tempat : piringan bersih
1. Aplikasi pupuk Urea
Pupuk Urea merupakan pupuk yang mengandung unsur N (Nitrogen) 46 %
a. Tujuan
Tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif.
Unsur N yang terdapat pada pupuk urea berperan dalam setiap fisiologis tanaman terutama pada pertumbuhan dan produksi tandan buah.
b. Dasar teori
Menurut Anonim (2005), pupuk urea adalah pupuk yang mudah sekali menguap dan pupuk menjadi mengeras atau membatu karena mengandung bahan kimia amonia, sehingga pengaplikasian pupuk ini harus tepat waktu berdasarkan jadwal yang ada.
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu mangkuk takaran (ukuran 250 g), ember (ukuran 5-10 kg), sarung tangan dan pisau. Bahan yang digunakan yaitu pupuk Urea.
c.2. Prosedur kerja
1) Penentuan blok yang akan dipupuk.
2) Penentuan pupuk yang akan digunakan dan dosis. 3) Sebelumnya pupuk sudah diecer menggunakan traktor. 4) Pupuk dibagi ke dalam ember.
5) Pemupukan dilakukan /jalur.
6) Pupuk ditabur di piringan dengan menggunakan mangkuk takaran, dengan dosis yang telah ditentukan.
c.3. Hasil kerja
Kegiatan pemupukan dilakukan dengan cara pupuk ditebar merata disekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke proyeksi ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasikan perusahaan yaitu pada umur tanaman 21 bulan dengan dosis pupuk urea yang diberikan adalah 600 gr/pokok kelapa sawit, tenaga kerja 10 orang dengan prestasi kerja 2 Ha/orang dan norma kerja 2 Ha/HK.
2. Aplikasi pupuk CIRP
Pupuk CIRP merupakan pupuk yang mengandung unsur P (phospor) 36%.
a. Tujuan
Unsur P yang terdapat pada pupuk CIRP berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar, juga berperan sebagai proses respirasi pada saat kematangan buah Risza, (1995).
b. Dasar teori
Kekurangan unsur P pada tanaman tidak bisa dilihat secara
visual, namun dapat diketahui secara analisa laboratorium
Risza (1995).
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu mangkuk takaran(ukuran 250 g), ember (ukuran 5-10 kg), sarung tangan dan pisau. Bahan yang digunakan yaitu pupuk CIRP.
c.2. Prosedur kerja
1. Penentuan blok yang akan dipupuk.
2. Penentuan pupuk yang akan digunakan dan dosis. 3. Sebelumnya pupuk sudah diecer menggunakan traktor. 4. Pupuk dibagi ke dalam ember.
6. Pupuk ditabur di piringan dengan menggunakan mangkuk takaran, dengan dosis yang telah ditentukan.
c.3. Hasil kerja
Dosis yang digunakan sesuai denga n rekomendasikan perusahaan. 1 hari kerja (HK) dengan jumlah karyawan 15 orang dan dosis 1 kg/pokok mendapatkan hasil kerja 30 Ha.
3. Aplikasi pupuk MOP
Pupuk MOP merupakan pupuk yang mengandung unsur K (kalium) 60-62%.
a. Tujuan
Untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap kesuburan unsur hara P
b. Dasar teori
Kekurangan unsur K pada tanaman tidak bisa dilihat secara
visual, namun dapat diketahui secara analisa laboratorium
Risza (1995).
c. Pelaksanaan di lapangan c.1. Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu mangkuk takaran (ukuran 250 g), ember (ukuran 5-10 kg), sarung tangan dan pisau. Bahan yang digunakan yaitu pupuk MOP.
c.2. Prosedur kerja
1. Penentuan blok yang akan dipupuk.
3. Sebelumnya pupuk sudah diecer me nggunakan traktor. 4. Pupuk dibagi ke dalam ember.
5. Pemupukan dilakukan /jalur.
6. Pupuk ditabur di piringan dengan menggunakan mangkuk takaran, dengan dosis yang telah ditentukan.
c.3. Hasil kerja
Pupuk disebar merata di sekeliling (melingkar) pokok sawit 50 cm sampai ke ujung pelepah agar penyerapan unsur hara tanaman maksimum. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasikan perusahaan. 1 hari kerja (HK) dengan dosis 900 g/pokok mendapatkan frekuensi kerja 30 Ha dengan jumlah karyawan 15 orang. Mahasiswa bekerja sebagai pelangsir pupuk dari CR menuju pasar tengah dengan frekuensi kerja 1 HK.
C.2 Pembahasan
Pemupukan yang dilakukan di Bengkirai Estate dengan sistem manual dimana pemupukan mengunakan tenaga manusia untuk jenis pupuk (Urea, CIRP dan MOP) hal ini dikarenakan belum adanya alat mekanis untuk aplikasi pupuk di lapangan, dimana dalam aplikasinya pupuk ditebar merata mengelilingi piringan pokok kelapa sawit mengunakan mangkok tabur yang sudah di kalibrasi sesuai dengan dosis yang direkomendasikan untuk TBM dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman berdasarkan usia tanam. Sesuai dengan pendapat Risza (1995), pelaksanaan pemupukan
akan mencapai sasaran apabila dilakukan sesuai dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis yaitu sesuai kebutuhan, tepat dosis sesuai rekomendasi, tepat waktu dimana aplikasi sesuai dengan keadaan iklim seperti curah hujan (100-200 ml/bulan), tepat cara dimana pemupukan merata di piringan dan tepat tempat yaitu di piringan yang bersih dari gulma.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di salah satu perusahaan perkebunan PT. Jaya Mandiri Sukses, Bangkirai Estate dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. PT. JMS telah melakukan penanaman LCC (Leguminioseae Cover Crop) dengan baik dan benar tetapi masih terjadi keterlambatan penanaman LCC, sehingga tanaman LCC yang ditanamani mengalami hambatan, karena kalah bersaing dengan gulma.
2. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh PT. JMS untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) umur 3 tahun kegiatannya antara lain: semprot jalur piringan, penyisipan, rawat jalan, kastrasi, pengendalian hama dan pemupukan. Diantara kegiatan tersebut ada beberapa hal yang belum dilakukan dengan baik seperti pemupukan khususnya untuk pupuk dasar untuk penyisipan tanaman
3. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL), di PT. Jaya Mandiri Sukses Bangkirai Estate, telah banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan serta memahami penggunaan alat, bahan dan sarana penunjang lainnya secara tepat dan efisien dalam kegiatan budidaya kelapa sawit, namun masih perlu adanya hubungan yang lebih erat antara pihak Politeknik Negeri Samarinda dengan pihak Perusahaan. Agar PKL bisa lebih berhasil dan teciptanya hubungan kerja.
B. Saran - saran
1. Penanaman kacangan (Leguminioseae Cover Crop) harus dilakukan secepat mungkin setelah pembukaan lahan (land clearing) dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi, serta menjaga kelembaban tanah
2. Pada saat proses penyisipan sebaiknya lubang tanam diberi pupuk dasar untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman untuk menghindari besarnya jumlah tanaman yang akan disisip sebaiknya setelah tanam dilakukan pengendalian hama yang intensif.
3. Administrasi harus betul-betul teliti terutama untuk buku kerja mandor (BKM) karena merupakan data awal dilapangan yang menyangkut prestasi kerja karyawan dan upah yang akan dibayarkan, sehingga tidak terjadi kesalah pahaman antara karyawan dan perusahaan.
4. Perlu dilakukan penambahan tenaga kerja untuk mendukung setiap kegiatan dilapangan, agar proses kerja dapat berjalan lebih efektif dan efisiensi demikian halnya sarana transportasi yang masih kurang dan sangat perlu ada perbaikan, untuk menunjang kelancaran dalam proses pengangkutan
5. Bentuk kerja sama yang lebih baik lagi dapat dilakukan melalui : a. Supervisi yang lebih intensif
b. Penambahan materi teknis sebelum PKL di Perusahaan yang akan di tuju sebagai lokasi PKL.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. 2007. Diktat Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Politeknik Pertanian
Negeri Samarinda. Samarinda.
Anonim, 2005. Draft Budidaya Tanaman Kelapa Sawit PT. Mandiri Sukses. Anonim, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri
Sukses.
Fauzi, dkk. 2002. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah
Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.
Jakarta.
Lampiran 3. Fhoto – fhoto kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Fhoto 1. Jalur Penanaman LCC
Fhoto 2. Kondisi Tanaman LCC yang telah menutup dengan baik
Fhoto 3. .Sebelum Diperbaiki jalan
Fhoto 5. Lubang Tanam
Fhoto 9. Bibit kelapa sawit yang diecer
Fhoto 6. langsir bibit kelapangan