STUDI OPTIMASI POLA OPERASI WADUK KRUENG SEULIMEUM KECAMATAN SEULIMEUM KABUPATEN ACEH BESAR
Ilham Bolota, Widandi Soetopo, Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 -Telpon (0341)567886
Email : ilham.impacto@gmail.com
ABSTRAK
Waduk multi purpose Krueng Seulimeum di Aceh Besar ditujukan untuk 80% Kebutuhan air irigasi pada DI Seulimeum. Masalah utama dari pengoperasian waduk adalah untuk menyeimbangkan antara debit yang masuk (inflow), debit yang keluar (Outflow) disamping keandalan operasi waduk dalam melayani kebutuhan air irigasi di daerah irigasi Seulimeum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simulasi Waduk dengan menggunakan aturan operasi berdasarkan tampungan waduk (Rule Curve) dengan berbagai alternatif pola tata tanam. Hasil optimasi beberapa alternatif aturan lepasan untuk setiap pola tata tanam yang digunakan adalah aturan lepasan dengan simulasi debit air rendah (75,34%) dan debit air irigasi (80%) untuk setiap pola tata tanam.
Kata Kunci : Waduk, Kebutuhan Air Irigasi, Simulasi, Keandalan Waduk, Rule Curve
ABSTRACT
Multi-purpose Reservoir Seulimum Krueng Aceh Besar is devoted to the 80% of irrigation water in Seulimeum Irigation Area. The main problem of reservoir operation is to countervail between the inflow, outflow in addition to the reliable operation of reservoir in serving the needs of irrigation water in Seulimeum Irrigated Area. The method used in this research is the reservoir simulation using operating rules based on the storage reservoir (Rule Curve) with a variety of alternatives cropping patterns. The results of the optimization of water release altenatives for every cropping patterns are to low water discharge (75.34%) and irrigation water discharge (80%) for each cropping pattern.
Keywords: Reservoir, Irrigation Water Requirement, Simulation, Reservoir Reliability,
Rule Curve
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan pokok yang terus meningkat permintaannya seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Ketersedian air yang tidak merata antara
musim kemarau dan musim hujan
mendorong manusia untuk memecahkan
masalah tersebut dengan membuat
tampungan yang dapat menampung air pada musim hujan dan dapat digunakan pada musim kemarau.
Waduk Krueng Seulimeum adalah waduk yang direncanakan dibangun di
Krueng Seulieum, lokasi bendungan
terletak di antara Desa Gampong Jawe
dengan Alue Gintung, Kecamatan
Seulimeum di Kabupaten Aceh Besar, ke lokasi dapat ditempuh dengan meng-gunakan kendaraan roda empat ke lokasi pekerjaan sejauh lebih kurang 60 km dari kota Banda Aceh.
Pembangunan waduk ini sangat
penting dilihat dari berbagai sudut ke-butuhan air, terutama keke-butuhan air yang semakin lama semakin meningkat dan ketersediaan yang semakin lama semakin sedikit. Selama ini kebutuhan air guna
pertanian semakin meningkat, sedangkan kebutuhan air lainnya berkembang terus bukan hanya untuk pertanian saja tetapi berkembang untuk kebutuhan penduduk dan industri.
1.2 Identifikasi masalah
Potensi air pada Daerah Pengaliran
Sungai Krueng Aceh sangat besar.
Sedangkan kebutuhan air yang harus dipenuhi oleh waduk Krueng Seulimeum sangat terbatas mencakup daerah irigasi dengan luas 7350 ha dan kebutuhan air baku untuk 21.700 jiwa penduduk. Bangunan ini juga diharapkan dapat mengatasi banjir di musim penghujan dan juga dapat dimanfaatkan untuk perikanan dan parawisata.
Permasalahan yang dialami oleh daerah irigasi sendiri adalah tidak tercukupinya kebutuhan air sampai dengan 50% dari kebutuhan air total sehingga seringkali mempengaruhi hasil panen para petani.
Oleh karena itu masalah tentang
pengoperasian waduk harus terencana sesuai dengan kapasitas debit yang ada, sehingga tujuan pembangunan waduk
tercapai, yaitu untuk pemenuhan
kebutuhan air irigasi di daerah hilir dapat tercapai.
1.3 Batasan Masalah
Titik berat masalah ini adalah
penjatahan air yang optimal dari waduk Krueng Seulimeum sehingga keuntungan dari debit yang ada tersebut dapat maksimal. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut
1. Daerah studi terletak di Waduk
Krueng Seulimeum, Kecamatan
Seulimeum di Kabupaten Aceh Besar. 2. Kebutuhan air yang diperhitungkan
adalah kebutuhan air untuk irigasi,
dengan pola tata tanam yang
direncanakan
3. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode simulasi dengan persamaan kontinuitas tampungan.
4. Data curah hujan harian diambil dari tahun 2000 - 2010 dari stasiun Meteorologi dan Penerbangan Blang Bintang.
5. Perhitungan proyeksi penduduk guna mendapatkan kebutuhan air baku sampai dengan tahun 2065.
6. Pola tata tanam menggunakan sistem 10 harian
7. Tidak membahas aspek ekonomi dan sosial.
8. Tidak membahas dampak lingkungan akibat pembangunan (AMDAL). 9. Tidak menganalisa sedimentasi di
waduk
10. Tidak membahas biaya konstruksi dan operasi pintu di waduk
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besarnya kebutuhan air irigasi
yang diperlukan untuk daerah irigasi seluas 7350 Ha ?
2. Berapa besarnya debit inflow pada waduk Kreung Seulimeum ?
3. Berapa besarnya debit outflow yang harus dikeluarkan oleh Waduk Krueng Seulimeum ?
4. Berapa keandalan operasi Waduk Krueng Seulimeum sesuai dengan kebutuhan air irigasi dan air baku yang akan dilayani ?
5. Bagaimana pedoman lepasan pola operasi waduk (rule curve) dari hasil simulasi waduk Krueng Seulimeum ?
1.5 Maksud Dan Tujuan
Studi ini dimaksudkan untuk
memberikan alternatif desain perencanaan pola operasi waduk yang sesuai dengan kebutuhan daerah layanan Waduk Krueng Seulimeum. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah:
1. Mengetahui besarnya kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk daerah irigasi seluas 7350 Ha
2. Mengetahui Berapa besarnya debit inflow pada waduk Kreung Seulimeum
3. Mengetahui Berapa besarnya debit outflow yang harus dikeluarkan oleh Waduk Krueng Seulimeum.
4. Mengetahui keandalan operasi Waduk Krueng Seulimeum sesuai dengan kebutuhan air irigasi dan air baku yang akan dilayani.
5. Bagaimana pedoman lepasan pola operasi waduk (rule curve) dari hasil simulasi waduk Krueng Seulimeum.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waduk
Waduk adalah tampungan untuk menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan (Soedibyo, 2003:7). Manajemen air (water management) di waduk merupakan usaha untuk mengatur dan mengendalikan jumlah air yang masuk dan keluar dari waduk. Pengaturan bertujuan agar penggunaan air untuk berbagai kepentingan manusia dapat diatur dengan baik dan menunjang
kesejahterahan manusia. Air yang
dikendalikan adalah air hasil tampungan dari air hujan maupun sungai yang memasok debit ke dalam waduk, sehingga dapat disediakan dalam waktu atau tempat yang tepat dalam jumlah yang diperlukan.
2.2 Curah Hujan Efektif
Curah hujan yang mencapai
permukaan tanah tidak selalu dapat
digunakan tanaman untuk
pertumbuhannya. Hal tersebut perlu dibedakan antara curah hujan nyata dan curah hujan efektif sebagai berikut :
a. Curah hujan nyata adalah sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu derah pada kurun waktu tertentu.
b. Curah hujan efektif adalah sejumlah curah hujan yang jatuh pada suatu daerah dan digunakan tanaman untuk pertumbuhannya.
Curah hujan efektif dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
R = 100% 1 n m Dimana :
R = Curah hujan dengan probabilitas
kejadian (%)
M = nomor urut (rangking)
n = jumlah data curah hujan
2.2.1 Curah Hujan Efektif Untuk Tanaman Padi
Persamaan perhitungan curah hujan efektif sebagai berikut (Anonim, 1986: 10)
Repadi = hari R80 7 , 0 Dimana :
Repadi = Curah hujan efektif untuk padi
sawah (mm/hari)
R80 = Curah hujan rancangan
probabilitas 80% (mm)
hari = jumlah hari setiap periode
2.2.2 Curah Hujan Efektif Untuk Tanaman Palawija
Curah hujan efektif untuk tanaman palawija adalah berdasarkan probabilitas 50%, persamaannya adalah: Repalawija = hari R50 Dimana :
Repalawija = Curah hujan efektif untuk
palawija (mm/hari)
R50 = Curah hujan rancangan
probabilitas 50% (mm)
hari = jumlah hari setiap
periode
2.3 Analisa Debit
2.3.1 Perhitungan Debit Bangkitan Metode FJ. Mock
Dalam studi ini yang digunakan adalah metode FJ Mock, yaitu suatu model perhitungan alairan dari data curah hujan, evapotranspirasi dan karakteristik hidrologi
daerah pengaliran untuk menaksir
tersedianya air di sungai (Sinaro, 1987:1).
Asumsi yang digunakan untuk
menganalisa debit bangkitan adalah: 1. Keseimbangan air di permukaan tanah
Dipengaruhi dari jumlah air yang masuk ke permukaan tanah dan kondisi tanah.
Curah hujan yang mencapai permukaan tanah ΔS = P - Et Dimana : ΔS = Soil Storage P = Curah hujan Et = Evaporasi terbatas
Soil Moisture Storage (SMC),
adalah kapasitas kandungan air
dalam tanah per m2, biasanya
ditaksir 50 sampai dengan 250 mm.
Initial Soil Moisture Storage
(ISMC), yaitu tampungan ke- lembaban tanah bulan sebelumnya SMC = ISMC + (P – Et)
WS (Water Surplus), adalah
volume air yang akan masuk ke permukaan tanah/presipitasi yang telah mengalami evapotranspirasi.
WS = SMC(n-1) + (P – Et) – SMC(n)
Dimana :
WS = Water Surplus),
SMC(n-1) = Soil Moisture Storage
bulan sebelumnya
SMC(n = Soil Moisture Storage
bulan sekarang 2. Debit dan tampungan air tanah Data yang diperlukan adalah :
Koefisien infiltrasi (I), nilainya
ditaksir berdasarkan kondisi
porositas tanah dan kemiringan daerah pengaliran
Faktor resesi tanah (k), adalah
proporsi dari air tanah bulan lalu
yang masih ada pada bulan
sekarang (tidak mengalir pada stream flow).
Initial Storage (IS), adalah
besarnya volume air pada saat awal perhitungan.
3. Aliran sungai yang merupakan aliran langsung (Dirrect run off)
Base Flow (BF), adalah aliran yang
selalu ada sepanjang tahun,
Aliran permukaan (Dirrect Run off)
Aliran sungai (Run off)
2.4 Debit Andalan
Dalam studi ini perhitungan debit andalan dilakukan dengan metode tahun dasar perencanaan (basic year), yaitu mengambil suatu pola debit dari tahun ke tahun. Metode basic year biasa digunakan untuk merencanakan atau pengelolaan irigasi.
Menurut Suyono Sosrodarsono (2003: 204), terminologi debit dinyatakan sebagai berikut :
1. Debit air cukup (affluent), peluang keandalan 26,02%
2. Debit air normal, peluang keandalan 50,68%
3. Debit air rendah, peluang keandalan 75,34%
4. Debit air musim kering peluang keandalan 97,30%
Selain empat keandalan debit tersebut, juga dihitung debit dengan keandala 80% sesuai dengan standar perencanaan irigasi.
Rumus untuk menentukan dasar
pe-rencanaan adalah sebagai berikut
(Montarcih L, 2010: 102)
R80 = 1
5
n
Dimana :
R80 = debit yang terjadi < R80 adalah
20% dan ≥ R80
N = jumlah data angka 5 didapat dari (100%)/(100%-80%) = 5, jadi jika
akan dicari R90 berarti = (n/(100/
(100%-90%)))+1
2.5 Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air untuk tanaman
tergantung dari besarnya evapotranspirasi dikalikan dengan faktor efisiensi tanaman, dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Suhardjono, 1994:12)
Et = k. Eto
Dimana :
Et = kebutuhan air untuk tanaman (mm/hari)
Eto = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Dalam penyelesaian studi ini untuk menghitung besarnya evapotranspirasi di-gunakan rumus Penman Modifikasi. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Eto = c. Eto*
Eto* = w(0,75.Rs-Rn1)+(1 – w).f(u).(ea – ed)
dengan :
c = angka koreksi Penman
w = faktor yang berhubungan dengan
suhu (t) dan elevasi daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek
(mm/hari)
Rs = (0,25 + 0,54 n/N). Ra
Ra = radiasi gelombang pendek yang
memenuhi batas luar atmosfir (angka angot). Besar angka angot ini berhubungan dengan letak lintang daerah.
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang
(mm/hari)
Rn11 = f(t) . f(ed) . f(n/N)
f(t) = fugsi suhu : .Ta4
f(ed) = fungsi tekanan uap : 0,34 – 0,44 (ed)0,5
f = fungsi kecerahan : 0,1 + 0,9 n/N
f(u) = fungsi kecepatan angin : 0,27 (1
+ 0,864)
(ea – ed) = Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang sebenarnya
Ed = ea . RH
RH = Kelembaban udara relatif (%)
3. METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Lokasi Daerah Studi
Waduk Krueng Seulimeum berada di Kecamatan Seulimeum di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengaan Luas DAS sebesar 244 km2.dan memiliki sebuah sungai dengan panjang 25,14 km. Ditinjau dari posisi geografis, lokasi studi adalah termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar. Terletak pada posisi antara 50 21’ 57’’ LU - 950 29’ 16” BT dan 50 22’ 38’’ LU - 950 32’ 43’’ BT
Adapun batasan wilayah Kecamatan Seulimeum adalah sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan Keca-matan Masjid Raya dan Selat Malaka • Sebelah timur berbatasan dengan
Keca-matan Lembah Seulawah
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Jantho
• Sebelah barat berbatasan dengan Keca-matan Indrapuri dan KecaKeca-matan Kuta Cot Glie
3.2 Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan adalah se-bagai berikut :
1. Data topografi
2. Data jumlah pertumbuhan penduduk 3. Data teknis bendungan
4. Data klimatologi
5. Data curah hujan guna keperluan hidrologi.
3.3 Sistematika Pembahasan
1. Pengolahan Data Curah Hujan
Pengolahan data curah hujan
Perhitungan curah hujan efektif
2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Menghitung Evapotranspirasi
Poten-sial
Menentukan Koefisien Tanaman
Menentukan Perkolasi
Memperkirakan Kebutuhan Air
Untuk Penyiapan Lahan (Pengolahan Lahan Dan Persiapan)
Menentukan Kebutuhan Untuk
Per-gantian Lapisan Air (WLR)
Menentukan Efisiensi Irigasi
Menentukan Kebutuhan Air Irigasi
3. Simulasi Aturan Operasi Waduk 4. Pendekatan Studi Simulasi Waduk 5. Rencana Studi Simulasi Pola Operasi
Waduk
6. Pedoman Lepasan Pola Operasi Waduk Seumileum
7. Penerapan Pedoman Pola Operasi Waduk Seulimeum
3.4 Diagram Alir Pengerjaan Studi
Diagram alir pengerjaan studi dapat dilihat pada Gambar 3.1
3.5 Diagram Alir Pola Operasi Waduk
Diagram Alir Pola Operasi Waduk dapat dilihat pada Gambar 3.2
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Curah Hujan Efektif
Hasil perhitungan curah hujan efektif untuk satu tahun kebutuhan disajikan dalam Tabel 4.1:
4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Pada rencana pola tata tanam dalam studi ini mengugunakan 3 variasi pola tata tanam yaitu:
Pola Tata Tanam I (Padi-Padi-Palawija)
Pola Tata Tanam II
(Padi-Palawija-Padi)
Pola Tata Tanam III
(Palawija-Padi-Padi)
Tabel 4.1 Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun Blang Bintang Yang Telah Dirangking (mm)
4.3 Analisa Kebutuhan Air Baku 4.3.1 Analisa Proyeksi Jumlah Pen-
duduk
Data pertumbuhan jumlah penduduk layanan air baku selama 5 tahun disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kebutuhan Air Daerah Irigasi Krueng Seulimeum
Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah
Penduduk Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar
Bulan Periode Hari R80 R50 Padi Palawija
(mm) (mm) Re (mm/hari) Re(mm/hari) I 10 19,30 12,10 1,35 1,21 II 10 11,36 8,80 0,80 0,88 III 11 21,63 13,37 1,38 1,22 I 10 35,30 17,00 2,47 1,70 II 10 10,70 3,10 0,75 0,31 III 8 18,00 8,95 1,58 1,12 I 10 8,87 6,35 0,62 0,64 II 10 19,00 10,53 1,33 1,05 III 11 20,90 10,50 1,33 0,95 I 10 13,47 9,00 0,94 0,90 II 10 7,95 5,90 0,56 0,59 III 10 11,58 10,83 0,81 1,08 I 10 14,80 6,68 1,04 0,67 II 10 11,33 5,45 0,79 0,55 III 11 8,00 4,86 0,51 0,44 I 10 13,65 6,73 0,96 0,67 II 10 14,97 2,50 1,05 0,25 III 10 8,60 5,07 0,60 0,51 I 10 9,78 6,60 0,68 0,66 II 10 6,94 2,35 0,49 0,24 III 11 10,85 3,55 0,69 0,32 I 10 6,30 3,46 0,44 0,35 II 10 11,67 5,55 0,82 0,56 III 11 6,13 4,79 0,39 0,44 I 10 10,70 7,50 0,75 0,75 II 10 15,15 9,70 1,06 0,97 III 10 10,94 5,40 0,77 0,54 I 10 16,10 12,78 1,13 1,28 II 10 11,92 6,90 0,83 0,69 III 11 24,50 10,64 1,56 0,97 I 10 15,96 15,11 1,12 1,51 II 10 17,64 13,73 1,23 1,37 III 10 24,36 14,70 1,70 1,47 I 10 14,36 6,74 1,01 0,67 II 10 31,17 19,60 2,18 1,96 III 11 15,20 9,25 0,97 0,84 Sumber : Hasil Perhitungan
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop PTT I PTT II PTT III
Padi-Padi-Palawija Padi-Palawija-Padi Palawija-Padi-Padi Debit (lt/det/ha) Debit (lt/det/ha) Debit (lt/det/ha)
I 0,676 1,12 1,12 II 1,197 1,53 1,53 III 1,714 1,78 0,00 I 1,685 1,68 0,00 II 1,701 1,70 0,26 III 1,319 1,32 0,41 I 1,515 1,51 0,85 II 1,583 1,58 0,98 III 1,701 1,70 0,90 I 1,485 1,48 0,90 II 1,361 1,36 0,87 III 1,132 1,13 0,63 I 1,228 0,86 0,80 II 1,576 0,46 1,28 III 1,975 0,12 1,89 I 1,908 0,00 1,91 II 1,593 0,26 1,59 III 1,426 0,50 1,43 I 1,442 0,82 1,44 II 1,667 1,08 1,67 III 1,747 1,12 1,75 I 1,897 1,22 1,90 II 1,609 1,07 1,61 III 1,444 0,89 1,47 I 1,017 0,85 1,44 II 0,493 1,28 1,67 III 0,083 1,98 2,05 I 0,000 1,93 1,93 II 0,197 1,70 1,70 III 0,440 1,33 1,33 I 0,586 1,21 1,21 II 0,775 1,36 1,36 III 0,805 1,39 1,39 I 0,974 1,52 1,52 II 0,656 1,11 1,11 III 0,693 1,14 1,14 43,297 43,102 45,036 0,000 0,000 0,000 1,975 1,976 2,054 1,203 1,197 1,251
Sumber : Hasil Perhitungan Bulan Periode Jan Feb Mar Apr Jumlah Minimum Maksimum Rata-Rata Nop Des Mei Jun Jul Agust Sep Okt Jumlah Penduduk (jiwa) (jiwa) (%) 2009 19231 2010 19975 744 3,868753575 2011 20433 458 2,292866083 2012 21020 587 2,872803798 2013 21703 683 3,249286394 Rerata 618 3,070927 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar Pertambahan Penduduk Tahun
Tabel 4.4 Perhitungan Proyeksi Penduduk Kecamatan Indrapuri
Tabel 4.5 Perhitungan Uji Kesesuaian
Metode Proyeksi Penduduk
Tabel 4.6 Proyeksi Kebutuhan Air Baku Kecamatan Indrapuri
4.3.2 Uji Kesesuaian Metode Proyeksi
Hasil perhitungan nilai standar deviasi dan koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 4.5:
Berdasarkan hasil uji kesesuaian metode proyeksi di atas, dimana dipilih Metode Aritmatika karena hasil yang diperoleh mendekati kondisi penduduk yang sebenarnya.
4.3.3 Proyeksi Kebutuhan Air Baku
Perhitungan proyeksi kebutuhan air baku mengacu pada Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan, Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Direktorat Air Bersih tahun 1990
Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air baku untuk tahun 2015, 2035, dan 2065 yang ditabelkan pada Tabel 4.6 :
4.4 Pembangkitan Data Debit
Pembangkitan data debit dengan menggunkan metode FJ Mock. Hasil dari pembangkitan data debit sungai Krueng Seulimeum dapat disajikan dalam Tabel 4.7.
4.5 Debit Andalan
Perhitungn debit andalan dengan menggunakan metode basic year disajikan dalam tabel 4.8.
4.6 Pedoman Lepasan Pola Operasi Waduk Seumileum
Hasil daripada simulasi waduk Krueng Seulimeum selama satu tahun periode dengan masing masing debit andalan (97,30%, 75,34%, 50,68%, dan 26,02%) dapat disajikan dalam Gambar 4.1 sampai dengan Gambar 4.4
Tabel 4.7 Rekapitulasi Debit Sungai
Krueng Seulimeum tahun 2000 s/d 2010
Eksponensial Aritmatik Geometri Eksponensial Aritmatik Geometri 0 2009 19231 19231 19231 29 2038 46857 36358 46233 1 2010 19831 19822 19822 30 2039 48318 36948 47653 2 2011 20449 20412 20430 31 2040 49825 37539 49116 3 2012 21087 21003 21058 32 2041 51379 38129 50624 4 2013 21744 21593 21704 33 2042 52981 38720 52179 5 2014 22423 22184 22371 34 2043 54633 39310 53781 6 2015 23122 22774 23058 35 2044 56337 39901 55433 7 2016 23843 23365 23766 36 2045 58094 40492 57135 8 2017 24587 23956 24496 37 2046 59905 41082 58890 9 2018 25353 24546 25248 38 2047 61774 41673 60698 10 2019 26144 25137 26023 39 2048 63700 42263 62562 11 2020 26959 25727 26823 40 2049 65687 42854 64484 12 2021 27800 26318 27646 41 2050 67735 43444 66464 13 2022 28667 26908 28495 42 2051 69847 44035 68505 14 2023 29561 27499 29370 43 2052 72026 44626 70609 15 2024 30483 28090 30272 44 2053 74272 45216 72777 16 2025 31433 28680 31202 45 2054 76588 45807 75012 17 2026 32414 29271 32160 46 2055 78976 46397 77315 18 2027 33425 29861 33148 47 2056 81439 46988 79690 19 2028 34467 30452 34166 48 2057 83979 47578 82137 20 2029 35542 31042 35215 49 2058 86598 48169 84659 21 2030 36650 31633 36296 50 2059 89299 48760 87259 22 2031 37793 32224 37411 51 2060 92084 49350 89939 23 2032 38972 32814 38560 52 2061 94955 49941 92701 24 2033 40187 33405 39744 53 2062 97917 50531 95548 25 2034 41440 33995 40964 54 2063 100970 51122 98482 26 2035 42733 34586 42222 55 2064 104119 51712 101506 27 2036 44065 35176 43519 56 2065 107366 52303 104623 28 2037 45440 35767 44855 Sumber : Hasil Perhitungan
Jumlah Penduduk No Tahun Jumlah Penduduk No Tahun
Data Asli
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Eksponensial Aritmatik Geometri
2009 19.231 19231 19231 19231 2010 19.975 19831 19822 19822 2011 20.433 20449 20412 20430 2012 21.020 21087 21003 21058 2013 21.703 21744 21593 21704 0,997439816 0,997574505 0,997444102 993,6166783 933,7732542 977,7409196 Sumber : Hasil Perhitungan
St. Deviasi
Data Proyeksi
Korelasi
Keterangan 2015 2035 2065
1 Jumlah Penduduk jiwa 22774 34586 52303 Proyeksi Penduduk 2 Tingkat Pelayanan Standar % 80 80 80
3 Penduduk Terlayani jiwa 18220 27669 41842 (1) x (2)
Kebutuhan Domestik
4 Pelayanan Rumah Tangga jiwa 18220 27669 41842
5 Kutuhan Air lt/orang/hari 100 100 100 DPU Cipta Karya 6 Jumlah Kebutuhan Air lt/detik 21,09 32,02 48,43 (4) x (5)/86400 7 Jumlah Sambungan Rumah Tangga buah 2277 3459 5230 (4)/8 jiwa
Kebutuhan non Domestik
8 Kebutuhan lain lt/detik 1,05 1,60 2,42 5% x (6) 9 Total Kebutuhan Air lt/detik 22,14 33,63 50,85 (6) + (8) 10 Kebocoran Air (15%) lt/detik 3,32 5,04 7,63 15% x (9) 11 Kebutuhan Rerata lt/detik 25,46 38,67 58,48 (9) + (10) 12 faktor kebutuhan puncak lt/detik 1,2 1,2 1,2
13 kebutuhan air rencana lt/detik 30,56 46,40 70,17 (11) x (12) Sumber : Hasil Perhitungan
No Uraian Satuan Jumlah
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 I 6,62 5,38 5,11 3,97 2,91 6,10 3,70 5,65 6,61 8,17 3,68 II 5,88 7,15 4,34 4,54 3,89 8,02 8,91 5,18 5,14 7,36 3,05 III 4,50 8,07 8,93 6,79 2,86 6,68 5,78 6,70 5,88 8,90 6,89 I 4,46 8,14 6,96 8,56 3,37 7,50 8,35 5,70 5,59 10,36 6,81 II 5,46 8,09 6,27 11,94 2,86 6,36 7,75 5,13 4,91 9,34 5,67 III 7,42 8,66 7,83 11,42 5,76 7,15 10,62 5,85 5,66 10,89 9,82 I 5,07 7,14 5,44 8,53 5,36 5,34 7,95 4,94 5,92 9,72 6,81 II 4,51 6,15 5,15 9,99 7,36 6,12 9,52 6,78 4,95 8,82 7,14 III 4,74 5,40 5,49 7,80 10,72 7,89 10,78 6,68 7,68 7,26 7,30 I 4,61 5,41 5,84 8,59 8,94 8,05 9,70 8,30 7,88 14,73 10,31 II 4,06 5,28 6,85 9,23 9,11 6,82 9,71 7,09 6,99 10,89 8,39 III 4,86 5,44 6,93 8,48 9,60 6,90 10,04 8,01 7,44 9,80 12,08 I 4,00 5,89 11,29 11,48 9,01 7,00 8,60 8,00 6,90 11,75 10,08 II 7,31 4,94 8,46 9,73 7,83 8,62 7,95 7,75 6,32 13,03 9,43 III 5,74 5,00 6,92 7,78 6,90 6,31 7,72 6,50 6,16 10,16 8,03 I 8,72 4,69 6,85 8,91 8,44 8,33 8,11 7,78 6,14 9,91 11,91 II 7,32 4,20 6,17 7,64 7,05 10,99 10,35 8,25 5,40 8,91 10,70 III 7,90 4,34 5,55 7,05 8,79 8,61 8,76 7,33 4,86 8,73 11,20 I 8,08 3,95 6,30 8,14 7,53 8,28 7,74 6,85 5,06 7,64 9,78 II 6,83 3,52 5,26 6,75 6,66 7,92 8,89 7,91 5,17 6,88 9,98 III 6,35 2,98 6,12 5,83 5,71 6,30 6,86 6,24 4,00 5,63 9,29 I 6,54 2,97 6,01 5,70 5,57 6,37 6,90 6,08 4,29 6,38 9,01 II 6,21 2,66 5,23 9,30 5,01 6,14 6,45 5,47 4,55 6,08 9,28 III 4,95 2,36 4,28 6,43 5,52 5,44 5,46 4,77 3,68 7,47 8,06 I 6,07 2,31 5,22 6,98 5,75 6,78 10,02 6,01 4,31 6,91 7,82 II 6,64 5,43 4,47 6,99 5,73 6,40 8,21 6,25 3,65 9,60 7,58 III 6,34 4,17 6,04 6,18 6,68 5,78 7,48 5,29 4,62 8,20 8,48 I 7,35 3,88 8,36 10,79 6,60 9,52 10,81 4,85 4,58 7,18 10,20 II 6,45 5,69 6,42 12,39 6,86 8,95 11,65 5,03 4,83 6,94 8,33 III 5,29 16,15 10,05 10,94 6,52 8,67 9,33 7,42 3,80 6,36 7,64 I 6,35 12,45 11,39 14,27 10,42 8,35 13,19 9,05 3,80 10,19 12,17 II 10,31 12,73 12,45 12,12 9,14 10,36 13,81 10,14 6,21 13,50 15,93 III 16,35 12,15 10,27 10,79 9,52 9,68 12,22 9,27 13,53 12,24 19,42 I 12,07 10,55 10,59 11,49 9,01 9,15 10,84 13,33 12,90 14,98 20,28 II 17,00 13,20 9,40 11,65 14,67 15,09 11,30 12,75 13,01 15,75 22,81 III 12,71 13,79 11,68 9,19 10,22 12,25 9,47 9,75 10,38 13,40 18,94
Sumber : Hasil Perhitungan
Des Jul Agust Sep Okt Nop Feb Mar Apr Mei Jun
Debit Aliran Sungai (m3/det) Bulan Periode
Tabel 4.8 Perhitungan Debit Andalan
Sungai Krueng Seulimeum
Metode Basic Year
Gambar 4.1 Pola Operasi Waduk Keung Seulimeum Aturan Lepasan
Berdasarkan Tampungan
Kondisi Air Irigasi (97,30%)
Gambar 4.2 Pola Operasi Waduk Keung Seulimeum Aturan Lepasan
Berdasarkan Tampungan
Kondisi Air Irigasi (75,34%)
Gambar 4.3 Pola Operasi Waduk Keung Seulimeum Aturan Lepasan
Berdasarkan Tampungan
Kondisi Air Irigasi (50,68%)
Gambar 4.4 Pola Operasi Waduk Keung Seulimeum Aturan Lepasan
Berdasarkan Tampungan
Kondisi Air Irigasi (26,02%)
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan pedoman
operasi waduk maka acuan yang ideal dalam operasi waduk digunakan pedoman lepasan (rule curve) untuk setiap pola tata tanam adalah sebagai berikut:
PTT I : Pola Operasi dengan Debit
air randah (75,34%) atau debit air irigasi (80%)
PTT II : Pola Operasi dengan Debit
air randah (75,34%) atau debit air irigasi (80%)
PTT III : Pola Operasi dengan Debit
air randah (75,34%) atau debit air irigasi (80%)
5.2 Saran
1. Dalam perhitungan debit andalan
dianjurkan untuk menggunakan
metode Basic Year, apabila kriteria metode tersebut terpenuhi. Hasil analisi simulasi operasi waduk dengan
menggunakan metode ini akan
memiliki kecenderungan (trend) pola operasi yang hampir sama untuk tiap kondisi debit andalan.
2. Dalam penentuan aturan lepasan
operasi waduk diharapkan
mempertimbangkan kondisi debit
inflow (fluktuatif). Agar dapat mengoptimalkan operasi waduk.
3. Dalam berbagai macam kasus
pengoperasian waduk, seringkali total volume inflow lebih kecil daripada total kebutuhan. Artinya pemenuhan kebutuhan tidak selalu bisa 100% dalam setahun, karena itu perlu adanya kajian lebih lanjut untuk dapat
meningkatkan jumlah produksi
No Tahun Debit Aliran Sungai Rata-rata (m3/det) Tahun Debit Aliran Sungai Rata-rata (m3/det) Setelah dirangking Probabilitas (%) 1 2000 7,085 2008 6,189 R97,30 2 2001 6,675 2001 6,675 3 2002 7,221 2000 7,085 R75,34 dan R80 4 2003 8,843 2004 7,163 5 2004 7,163 2007 7,168 6 2005 7,895 2002 7,221 R50,68 7 2006 9,026 2005 7,895 8 2007 7,168 2003 8,843 9 2008 6,189 2006 9,026 R26,02 10 2009 9,557 2009 9,557 11 2010 10,120 2010 10,120
sehingga pemenuhan kebutuhan dapat selalu ditingkatkan.
4. Perlu dibuat suatu perangkat lunak untuk memberikan hubungan antara inflow , kondisi tampungan waduk, dan outflow, agar lebih mudah operasional di lapangan.
5. Agar lebih bermanfaat untuk
pengoperasian di lapangan maka studi ini perlu dikembangkan ke simulasi bukaan pintu untuk keperluan operasi
6. Untuk studi lebih lanjut perlu
dilakukan pengkajian ulang terhadap pengaruh sedimentasi, karena akan berpengaruh terhadap pengoperasian
waduk khususnya pada kondisi
tampungan waduk yang meliputi volume dan elevasi waduk.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Standar Perncanaan
Irigasi (Kriteria Perencanaan
Irigasi - Bagian Penunjang).
Direktorat Jendaral Pengairan
Departeme Pekerjaan Umum.
Anonim. 1986. Standar Perncanaan
Irigasi (Kriteria Perencanaan - 01). Direktorat Jendaral Pengairan Departeme Pekerjaan Umum. Anonim. 2004. Pengoperasian Waduk
Tunggal. Departemen Pemukiman dan Perencanaan Wilayah
Garg, Santosh Kumar. 2003. Hidology And Water Resource Engineering. New Delhi: Khanna Publisher.
Linsley, Ray K, Fanzini, J.B. 1985. Teknik Sumber Daya Air, terjemahan Ir. Djoko S. M.Sc. Jakarta: PT Airlangga
Mc. Mahon, T.A, Mein, R.G. 1987. Reservoir Capacity and Yield.
Amsterdam: Elvesier Scientific
Publishing Company
Montarcih, Lily. 2009. Hidrologi TSA – I. Malang: Penerbit CV. Citra Malang
Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Teknik Dasar. – I. Malang: Penerbit CV. Citra Malang
Montarcih, Lily. 2010. Optimation Of Water Needs At Kepanjen And
Sengguruh Dam, East Java,
Indonesia. Malang: International Journal Of Academy Research vol. 2. hlm. 216
Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan.
Jakarta: Pradnya Paramita
Soemarto, C.D. 198. Hidrologi Teknik Edisi I. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
Soetopo, Widandi. 2010. Operasi Waduk Tunggal. Malang: Penerbit Asrori Soetopo, Widandi. 2012. Mode-Model
Simulasi Stokastik untuk Sistem Sumberdaya Air. Malang : Penerbit Citra Malang
Sosrodarsono, S. Takeda, K. 2003.
Hidrologi Untuk Pengairan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air.
Bandung: Ide Dharma
Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air
Tanaman. Malang: Institut