• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Pancasila. Pancasiala Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Masa Proklamasi, Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Masa Reformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Pancasila. Pancasiala Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Pada Masa Proklamasi, Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Masa Reformasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Pendidikan Pancasila

Pancasiala Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Pada Masa Proklamasi, Masa Orde Lama, Orde Baru, dan

Masa Reformasi

Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

EKONOMI

Manajemen

(2)

Pendahuluan

Proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan kemerdekaan bangsa

Indonsia dengan memproklamasikan naskah proklamasi yang dibuat oleh

para tokoh pejuang kemerdekaan dalam rapat yang diselenggarakan

tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23:30 di rumah Laksamana Maeda Di jalan

imam bonjol 1 Jakarta. Dia bersimpati pada perjuangan kemerdekaan

Indonesia. Penyusun teks Proklamasi adalah Bung Karno, Bung hatta , dan

subardjo dengan saksi yaitu sukarni, B.M. Diah dan Soediro karena anggota

yang lain berada di ruangan terpisah. penulis konsep proklamasi adalah

Bung Karno sedangkan Bung Hatta dan Subardjo menyumbangkan

pikirannya kemudian naskah tersebut dibacakan oleh Bung Karno di

hadapan peserra rapat, yang jumlahnya 31 orang. semula Bung Karno

mengusulkan agar semua yang hadir dalam rapat itu menandatangani

naskah teks proklamasi tetapi hal ini ditolak dan disepakati hanya

ditandatangan oleh soekano hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian

Bung Karno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah Proklamasi.

(3)

Pancasila Pada Era Proklamasi

Pada malam tanggal 28 Juni 1946, Ir. Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. la mengumumkan 'Berhubung dengan keadaan di dalam negeri membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih semua kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan ini. Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dibebaskan dari penculikan, dan tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir diminta kembali untuk membentuk kabinet.

• Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri. la berkomentar, "Kedudukan saya di kabinet ketiga lebih lemah dibandingkan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga, saya harus berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi.... Saya harus memasukkan orang seperti Gani dan Maramis lewat Soekarno; saya harus menanyakan pendapatnya tentang pembentukan kabinet."

• Bulan Juni 1946, terjadi krisis dalam pemerintahan Republik Indonesia. Keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Pada bulan Juni, diadakan konferensi wakil-wakil daerah di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook. la meminta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Timur Raya.

• Pada bulan Agustus, pemerintah Belanda melakukan usaha lain untuk memecah halangan dengan menunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu van Mook dalam perundingan baru dengan wakil-wakil Republik itu. Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan seorang komisi khusus Inggris yang netral Lord Killearn, bertempat di Bukit Linggarjati dekat Cirebon. Setelah mengalami tekanan berat, terutama Inggris dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok-pokoknya sebagai berikut.

Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949.

• Republik Indonesia dan Belanda bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.

• Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

• Pada bulan Februari dan Maret 1947 di Malang, S.M. Kartosuwiryo ditunjuk sebagai salah seorang dari lima anggota Masyumi dalam komite Eksekutif,yang terdiri atas 47 anggota untuk mengikuti sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Sidang tersebut membahas apakah Persetujuan Linggarjati yang telah diparaf oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Belanda pada bulan November 1946, akan disetujui atau tidak. Kepergian S.M.1 Kartosoewirjo ini dikawal oleh para pejuang Hizbullah dari Jawa Barat. Dalam rapat tersebut, kemungkinan ada dua kubu yang bertarung pendapat sangat sengit, yaitu antara sayap sosialis (diwakili melalui partai Pesindo), dengan pihak Nasionalis-lslam (diwakili partai Masyumi dan PNIU Pihak sosialis ingin agar KNPI menyetujui naskah Linggarjati, sedangkan pihak Masyumi dan PNI cenderung menolaknya. Ketika anggota KNIP yang anti-Linggarjati benar-benar diancam gerilyawan Pesindo Sutomo (Bung Tomo) meminta kepada S.M. Kartosoewirjo untuk mencegah pasukannya agar tidak menembaki satuan-satuan Pesindo.

(4)

• Agresi Militer I dengan hasil Perjanjian Renville menyebabkan jatuhnya Kabinet Amir. Seluruh anggota yang tergabung dalam kabinetnya yang terdiri atas anggota PNI dan Masyumi meletakkan jabatan dan Amir pun meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri pada tanggal 23 Januari 1948. Dengan pengunduran Amir Syarifudin mengharapkan tampilnya kabinet baru yang beraliran komunis untuk menggantikan posisinya. Harapan itu menjadi buyar ketika Soekarno berpaling ke arah lain dengan menunjuk Hatta untuk memimpin suatu "kabinet presidentil" darurat (1948-1949), yang seluruh pertanggungjawabannya dilaporkan kepada Soekarno sebagai Presiden. • Moch. Hatta menunjuk para anggota yang duduk dalam kabinetnya dari golongan tengah, terutama orang-orang PNI, Masyumi, dan

tokoh-tokoh yang tidak berpartai. Amir dan kelompoknya dari sayap kiri kini menjadi pihak oposisi. Hal tersebut mendorong para pengikut Sjahrir mempertegas perpecahan mereka dengan pengikut-pengikut Amir dengan membentuk partai tersendiri, yaitu Partai Sosialis Indonesia (PSI), pada bulan Februari 1948, memberikan dukungannya kepada pemerintah Hatta.

• Agresi Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir, dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

• Akibat Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda. Akhirnya, dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan Rl. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen.

• Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949, selang empat tahun setelah proklamasi kemerdekaan Rl pada 17 Agustus 1945. Pengakuan ini dilakukan ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda, selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (aksi polisionil) pada 1945-1949

• Pengakuan kedaulatan Rl terjadi dalam Konferensi Meja Bundar, yaitu sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, yang menghasilkan kesepakatan: (1) Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat, dan (2) Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah pengakuan kedaulatan.

(5)

Pada Era Orde Baru

– Tap MPRS No. XX/ MPRS/ 1966 tentang Memorandum DPR – GR mengenai Sumber Tertib Hukum RI dan Thta Urutan Peraturan Perundangan RL

– Pembubaran PKI dan larangan menyebarluaskan ajaran Komunisme/Marxisme - Leninisme (Tap MPRS No. XXV/ MPRS/ 1966),

– Tap MPRS No. XLIV/ MPRS/ 1968 tentang Pengangkatan Pengemban Tap MPRS No. IX/ MPRS 1966 sebagai Presiden RI menggantikan Soekarno.

– Instruksi Presiden No. 12/ 1968 tentang Thta Urutan dan Rumusan Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. – Pembentukan MPR, DPR, DPA, BPK dan MA sesuai dengan UUD 1945.

– Kedudukan dan Hubungan Thta Kerja Lembaga Tinggi Negara (Tap MPR No. IIV MPR/ 1978).

– Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politlk sedangkan pemilu 1977,1982, 1987, 1992, 1997 diikuti oleh tiga partai politik. – Sidang dan Thp MPR 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, 1998.

– Thp MPR No. II/ MPR/ 1978) tentang P4.

– Pancasila sebagai satu - satunya asas bagi organisasi sosial politik (Tap MPR No. II/ MPR/ 1983) beserta UU No. 03/ 1985 dan UU No.08/ 1985. – Pembatasan penggunaan Pasal 3 dan 37 UUD 1945 melalui referendum (Tap MPR No. IV/ MPR/ 1983) dan UU No 05/ 1985 sebagai upaya

pelestarian Pancasila dan UUD 1945. – Stabilitas politik dan pemerintahan.

– Krisis moneter, ekonomi dan politik serta runturan reformasi, sebagai berikut:

• Krisis monerer menjelang akhir tahun 1997 telah menyulut krisis ekonomi dan lebih jauh menimbulkan krisis legitimasi pemerintahan. • Terjadi demonsrrasi mahasiswa tanpa dukungan TNI dan menuntut Presiden mundur.

• Aklbat penembakan mahasiswa Tiisakri, 12 Mei 1998 oleh aparar keamanan, kerusuhan makin meluas, bukan hanya di Jakarta, tetapi di daerah lain. Pada kenyaraannya, sampai 17 Mei 1998 telah jatuh korban rewas sebanyak 499 orang, di samping ribuan yang terluka dan lebih dari 4.000 gedung hancur arau rerbakar akibat kerusuhan (Kompas, 25 Mei 1998). peristiwa bulan Mei ini disebut sebagai "Mei kelabu".

• Ribuan mahasiswa menduduki kompleks gedung MpRi DpR (18 Mei 1998) dan ketua MPR/ DPR Harmoko meminta presiden Soeharto mundur.

• Presiden Soeharto mengundurkan diri (21 Mei 1998) dan menyerahkan kekuasaannya kepada B.J. Habibie.

• orde Baru yang semula bertekad hendak melaksanakan pancasila secara murni dan konsekuen, dalam kenyhtaannya tergelincir pada sentralisme, ororirer dan bergelimang KKN sehingga akhirnya jatuh secara tidak terhormat.

(6)

Pada Era Era Reformasi

B. J. Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan (21/ 05/1998 – 20/ 10/ 1999).

Penolakan MPR terhadap pertanggungjawaban Presiden B. j. Habibie (Tap MPR No IIi/ MPR/ 1999 tanggal 19 Oktober

1999).

Timor Leste lepas dari NKRI.

Pemilu 071 061 1999 diikuti oleh 48 partai politik dan berjalan dengan baik.

Presiden Abdurachman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri yang diangkat dengan Tap MPR

No.VII/MPR/1999 dengan Kabinet Persatuan Nasional. Kemudian Presiden Abdurachman Wahid diberhentikan dengan

Tap MPR No.ll/MPR/2001 tanggal 23 Juli 2001 karena mengeluarkan Maklumat Presiden yang antara lain membekukan

DPR Rl dan MPR RI.

Presiden Megawati Soekamo Putri diangkat sebagai Presiden dengan Tap MPR No.lll/MPR/2001 tanggal 23 Juli 2001

dengan Wakil Presiden Hamzah Haz yang diangkat melalui Tup MPR No.IV/MPR/2001 (231 07/2001 – 20/ 10/ 2004).

Amandemen pertama UUD 1945 pada 19 Oktober 1999, amandemen kedua UUD 1945 pada 18 Agustus 2000,

amandemen ketiga UUD 1945 pada 9 November 2001 dan amandemen keempat UUD 1945 pada 10 Agustus 2002.

Amandemen tersebut dilakukan tanpa naskah akademik, hanya berdasarkan inisiatif partai politik dengan melakukan

lobl di kalangan anggota MPR sehingga banyak keputusan yang tumpang tindih, tidak sistematis serra berlebihan.

UUD 1945 yang baru terdiri atas 73 pasal, 20 bab, termasuk Bab VII A, VII B, VIII A, IX A dan X A sedangkan Bab IV

dihapus; ditambah tiga aturan peralihan dan dua aturan tambahan. Penjelasan UUD 1945 dihapus sehingga UUD 1945

yang baru hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal - pasal UUD.

Pemilu 5 April 2004 diikuti oleh 24 panai politlk. Pemilihan Presiden secara langsung putaran pertama berlangsung

pada tanggal 5 JuLi 2004 dan putaran kedua tanggal 20 September, 2004. Pemilu legislatif dan pemilihan

presiden/wakil presiden secara rangsung untuk pertama kalinya berjalan dengan baik sehingga mendapat pujian dari

dalam dan luar negeri.

10' Pelantikan presiden dan wakil presiden 20 oktober 2004 dengan terpilihnya susilo Bambang yudhoyono, sebagai

presiden dan yusuf Kalla, sebagai wakil presiden. inirah perganrian dan serah terima pemimpin nasional kedua kali yang

berlangsung dengan tertib dan damai.

(7)

Konflik vertikal dan horizontal di beberapa daerah, baik karena alasan politik, pemilihan

kepala daerah, pemekaran wilayah maupun karena perebutan sumber daya ekonomi

dan sosial budaya.

Konflik anrara lembaga tinggi negara, seperti DPR vs DPD; MA vs MK vs KY; MA vs BpK;

KpK vs POLRI dan Kejaksanaan Agung.

Krisis moral dan krisis hukum ( menyangkur subsransi hukum karena adanya peraturan

perundang'undangan yang bertentangan satu sama lain maupun penegakan hukum yang

remah dan tidak adil, bahkan menjadi komoditi yang diperjualbelikan). Misalnya, bagi

yang mempunyai uang dan kekuasaan, selalu melakukan upaya hukum dari Pengadilan

Negeri, ke pengadilan Tinggi, kasasl tetua Mahkamah Agung bahkan masih bisa

melakukrn upuyu peninjauan kembali di Mahkamah Agung juga.

Pemilu 2009 diikuti oreh 44 partai polirik nasional dan 6 partai politik daerah Nangroe

Aceh Darusalam.

Pemilihan Presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009 putaran pertama terjadi pada

tanggal 9 Juli 2009 yangdiikuti oleh tiga pasang calon Presiden dan wakil presiden yaitu

Megawati soekamo putri-Prabowo Subianto; Sosilo Bambang Yudhoyono-Budiono; dan

yusuf Kala-Wiranto.

(8)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kajian ini adalah untuk menentukan beberapa parameter fiziko-kimia air larut resap dari tapak pelupusan sampah Sungai Sedu, Banting, Selangor dan menentukan isyarat

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, penggunaan dua band frekuensi secara bersamaan dalam satu piringan parabola dapat dilakukan dengan penggunaan dua tipe LNB berbeda

1) Berdasarkan kegiatan pada siklus II kinerja guru meningkat disebabkan pembinaan yang diberikan dan sesudah dikontrak oleh Disdikpora Kota Banda Aceh telah

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa konseling individu dengan teknik logoterapi efektif untuk meningkatkan makna hidup anak yang mengalami gejala stres

Tujuan penelitian ini adalah pengujian secara in vivo untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun paci-paci (Leucas lavandulaefolia) sebagai imunostimulan untuk pencegahan

Selain untuk memperingati berdirinya Jurusan Psikologi FIP Unnes, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan Jurusan Psikologi kepada pihak diluar

Ada atau tidaknya pengaruh terhadap keterampilan berbicara siswa kelas III MIN 7 Bandar Lampung dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode Role Playing dan menggunakan

Dalam pemecahan masalah di atas maka penulis menyarankan kapada PT Salemba Emban Patria Cabang sebaiknya melakukan pemisahan antara fungsi marketing dengan penagih