• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA ARTIKEL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM

PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo

Oleh

NURJANNAH A. GANI NIM 311 410 006

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2015

(2)
(3)

ABSTRAK

Nurjannah A Gani. 2015. “Penerapan Model Bermain Peran (Role Playing) dalam Pembelajaran Teks Tanggapan Deskriptif Pantun Pada Siswa Kelas VII5 SMPN 2 Suwawa TP. 2014/2015”, (pembimbing I Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum dan pembimbing II Dr. Dakia N.

Djou, M.Hum) Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah penerapan model role

playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Suwawa? 2) faktor-faktor apa saja yang menghambat guru dalam menerapkan model role

playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Suwawa? 3) bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan pada penerapan model role playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa SMP Negeri 2 Suwawa?

Teori yang melandasi penelitian ini yaitu teori teks tanggapan deskriptif, pantun, dan model role playing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi yang disesuaikan dengan indikator yang diamati.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) penerapan model bermain peran (role playing) dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun sudah dilaksanakan secara maksimal. Pemahaman siswa dalam pembelajaran teks tanggapan deskritif pantun dilihat melalui langkah-langkah role playing. (2) faktor-faktor yang menghambat guru yaitu (a) penggunaan model pembelajaran (b) pengetahuan guru terhadap model pembelajaran (c) karakter siswa. (3) upaya-upaya yang dilakukan guru (a) pendekatan terhadap siswa, (b) mengontrol suasana di dalam kelas, (c) memberikan pengulangan terhadap materi yang sama.

Kata Kunci: Teks Tanggapa Deskritif, Pantun, Roel Playing.

PENDAHULUAN

Dalam kurikulum 2013 bahasa Indonesia mulai menempati posisi sebagai bahasa pembawa wahana ilmu pengetahuan. Konsep tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran telah memfungsikan bahasa Indonesia sebagai penghantar ilmu pengetahuan antarmata pelajaran. Dalam hal membangun wawasan, pengembangan tema dan menghubungkan satu tema dengan tema yang lain antar mata pelajaran, bahasa Indonesia telah mampu berfungsi sebagai bahasa penyalur ilmu pengetahuan.

Adapun Kompetensi Inti (KI 3) yang dilakukan pembelajarannya oleh guru adalah

“Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata”. Kompetensi dasar yang dilakukan pembelajarannya oleh guru adalah KD 3.1 “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan”.

(4)

Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif, dengan subtemanya ini adalah pantun dari tema “Pengenalan Budaya Indonesia” dan cara pelaksanaanya dengan berbalas pantun. Untuk mencapai KI dan KD ini maka tentunya membutuhkan suatu model. Salah satu model yang dapat dilaksanakan adalah model role playing. Hal ini berdasarkan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia yaitu belajar sambil bermain. Menurut Sagala (2012: 213) role playing atau dikenal juga dengan model sosiodrama adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Melalui bermain peran siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain, mereka memperoleh cara berperilaku baru dalam hubungan sosial.

Tujuan Penelitian mendeskripsikan pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun melalui model role playing pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa, mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat guru dalam menerapkan model role playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa, memperoleh solusi yang tepat dalam mengatasi kendala yang dialami guru dalam menerapkan model role

playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

Suwawa.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hamalik (2008:199) bermain peran adalah suatu jenis simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antarinsani. Teknik itu bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Role playing atau bermain peran merupakan suatu cara untuk menyajikan pengalaman belajar dengan suatu tiruan dalam hubungan sosial, mendramtisasikan tingkah laku dalam masalah hubungan sosial, serta menemukan makna jati diri di dunia sosial.

Relevan dengan pendapat di atas, Roestiya (2001:90) role palying adalah di mana siswa bisa berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis itu. Role

playing ini memiliki tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain dan bersikap

toleransi. Kita mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antar kita, dapat disebabkan oleh salah paham. Maka dengan bermain peran mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan, mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Pantun merupakan tradisi lisan yang masih bertahan di beberapa daerah di Indonesia khususnya daerah yang berbudaya melayu. Pantun digunakan sebagai alat bersosialisasi. Kegiatan seni berbalas pantun dilakukan pada upacara-upacara adat yang mempunyai nuansa melayu (Kemdikbud. 2013).

METODE

Penelitian ini dilaksanakan kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Penetapan lokasi tersebut dilakukan atas pertimbangan dari segi biaya, waktu, serta tenaga. Di samping itu peneliti mudah memperoleh data di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Tujuan penggunaan metode deskriptif ini adalah menggambarkan hasil penerapan model role playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa.

Data dalam penelitian ini adalah pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun melalui model role playing pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa serta dokumen-dokumen yang mendukung kelengkapan dalam penelitian, seperti silabus, RPP, teknik penilaian yang digunakan oleh guru. Teknik

(5)

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah mentranskip data hasil wawancara, mengklasifikasikan data hasil penelitian, menganalisis hasil penelitian, menyimpulkan hasil penelitian, melaporkan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Bermain Peran (Role Playing) Dalam Pembelajaran Teks Tanggapan Deskriptif Pantun Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa Berdasarkan hasil pengamatan penerapan model role playing dalam pembelajaran pantun dengan KD “Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan” terdiri atas tiga tahap yaitu (1) kegiatan awal pembelajaran (2) kegiatan inti pembelajaran, (3) kegiatan akhir pembelajaran. Untuk memahami proses pelaksanaan pembelajaran pantun dengan KD “memahami teks tangggapan deskripif dengan menerapkan model role playing maka data ketiga tahapan tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal Pembelajaran

Pada kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru adalah mengucapkan salam terlebih dahulu, guru mempersiapkan siswa untuk belajar yang diawali dengan berdoa, guru melakukan kegiatan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dibelajarkan, yakni mengenai teks deskripsi Pantun. Guru dan siswa bersama-sama meyimpulkan materi sebelumnya yaitu teks deskripsi Tari Saman, selanjutnya guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari yaitu memahami teks tanggapan deskriptif pantun, kemudian guru langsung masuk pada kegiatan inti pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran

Pada kegiatan inti pembelajaran, guru melaksanakan pembelajaran pantun dengan menerapkan model pembelajaran role playing, berikut langkah-langkahnya:

Setelah guru menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dipelajari, guru meyiapkan pantun yang akan ditampilkan. Pantun yang di pentaskan ada dua jenis pantun yaitu pantun nasihat dan pantun cinta. Sebelum mementaskan pantun guru memberikan kesempatan kepada siswa dua hari sebelum dipentaskan untuk dipelajari. Kemudian siswa dibagi kelompok yang anggotanya 4 orang, dan setiap kelompok itu dalam pantun nasihat ada yang berperan sebagai orang tua dan ada yang berperan sebagai anak. Begitupula dalam pantun cinta ada yang berperan sebagai cowok ada yang berperan sebagai cewek. Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian guru memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario pantun yang sudah dipersiapkan. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya sambil mengamati skenario pantun yang sedang diperagakan. Setelah selesai pemenetasan, setiap siswa diberi kertas lembar kerja untuk pembahasan. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya, lalu guru memberikan kesimpulan secara umum, setelah itu guru melakukan evaluasi.

Setelah melaksanakan adegan role playing, guru membangun pemahaman siswa mengenai teks tanggapan deskriptif pantun. Guru memberikan pertanyaan mengenai pantun yang dipentaskan kemudian siswa memberikan tanggapannya tentang pantun tersebut. Tanggapan yang diberikan siswa dalam bentuk teks adalah tanggapan deskriptif pantun nasihat dan pantun

(6)

cinta, selanjutnya siswa menjelaskan struktur teks tanggapan deskriptif pantun yang dipentaskan. Struktur teks tanggapan deskriptif terdiri atas identifikasi, klasifikasi definisi, dan deskripsi bagian yang sesuai buku siswa hal 51.

3. Kegiatan Akhir Pembelajaran

Pada pelaksanaan kegiatan akhir pembelajaran guru tidak melakukan refleksi yang melibatkan siswa, guru hanya memberikan simpulan materi pembelajaran tanpa melibatkan siswa. Guru juga pada kegiatan akhir tidak memberikan tugas ataupun arahan kepada siswa. Guru hanya meminta peserta didik mengatur tempat duduk ke posisi semula, kemudian berdoa dan mengucapkan salam.

Guru dalam melaksanakan perannya yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedispilinan dan tanggung jawab secara optimal, baik fisik maupun psikhis. Salah satu komponen yang terpenting dalam pendidikan adalah kurikulum yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan.

Dalam kurikulum 2013 yang berdasarkan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu mengamati, menanya, menalar, menyaji dan mencipta, pendekatannya telah diturunkan melalui metode pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks. Kurikulum 2013 adalah proses kesempurnaan dari kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) agar lebih kreatif dan ada perubahan dalam dunia kegiatan pembelajaran. Dalam KTSP guru lebih dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam kurikulum 2013 lebih mengedepankan kemampuan siswa dalam mendeskripsi, mengamati, mengobservasi apa yang ada dalam buku siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peran siswa sangat diharapkan dalam kurikulum 2013 ini dibandingkan guru hanya dapat mengarahkan saja. Akan tetapi peran guru sangat penting bagi terciptanya pembelajaran yang memadai. Untuk itu dalam penelitian ini menerapkan model role

playing untuk memberikan suasana yang menyenangkan di dalam kelas dan menghilangkan rasa

bosan pada siswa.

Model pembelajaran role playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1) Guru menyusun (menyiapkan) skenario yang akan ditampilkan. Skenario dalam hal ini adalah tahapan-tahapan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru menyiapkan pantun yang akan dipentsakan, dan siswa mempelajari pantun tersebut.

2) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum proses pembelajaran. Guru memberikan kesemapatan kepada siswa untuk mempelajari pantun yang akan dipentaskan.

3) Guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang. Sebelum mementaskan pantun siswa dibagi kelompok.

4) Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5) Guru memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan.

(7)

6) Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7) Setelah selesai pementasan, setiap peserta didik diberi kertas lembar kerja untuk pembahasan.

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10) Evaluasi. 11) Penutup

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkkan bahwa pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun yang diterapkan oleh guru di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Suwawa sudah sesuai dengan indikator yang dicapai. Untuk melihat pemahaman siswa dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun guru mengawalinya terlebih dahulu dengan menerapkan adegan role playing selanjutnya siswa memberikan tanggapannya melalui teks. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yakni siswa mampu memahami teks tanggapan deskriptif pantun dengan indikator yang dicapai.

Dalam pelaksanaan pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun melalui role playing terdapat faktor-faktor yang menghambat guru pada saat menerapkan model tersebut. Hambatan yang dialmi guru pertama dari segi penggunaan model pembelajaran role playing. Guru belum menggunakan model pembelajaran role pl aying selama mengajar bahasa Indonesia. Guru lebih banyak menggunakan metode caramah, diskusi, dan penugasan. Pengetahuan terhadap model

role playing belum sepenuhnya dipahami, dan terkadang siswa sukar diarahkan, sehingga waktu

tidak cukup untuk melaksanakan pembelajaran ini dan diperlukan dua kali pertemuan dalam melaksanaka pembelajaran tersebut.

Pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun harus diajarkan semenarik mungkin. Akan tetapi, jika kenyataan yang terjadi di lapangan guru sudah berusaha untuk mengajarkan dengan semenarik mungkin dan siswa kurang meresponnya, maka kesalahan tidak mutlak pada pada guru. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut.

1) Guru melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada siswa.

2) Guru memerintahkan siswa hendaknya sebelum masuk materi pembelajarn tersebut di rumah sudah membaca terlebih dahulu materi yang akan diberikan di sekolah.

3) Guru harus mengontrol suasana di dalam kelas agar tetap tenang 4) Memberikan pengulangan kepada siswa dengan materi yang sama

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) Penerapan model role playing dalam pembelajaran kurikulum 2013 yang diterapkan oleh

guru pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun di kelas VII-1 SMP 2 Negeri Suwawa sudah sesuai dengan indikator yang dicapai. Hal ini dapat dilihat pada langkah-langkah role playing yang dilaksanakan guru dan siswa mampu mementaskan pantun . Teknik penilaian yang digunakan oleh guru pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun juga telah sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan.

2) Ada beberapa faktor yang menghambat guru dalam menerapkan model role playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun di kelas VII-1 SMP Negeri 2 Suwawa sebagai berikut :

(8)

a. Guru belum mengunakan model role playing selama melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia. Guru terkadang masih menggunakan metode ceramah dan penugasan terhadap siswa.

b. Guru belum mengetahui sepenuhnya model role playing, sehingganya pada saat guru melaksanakan model tersebut ada langkah-langkah yang belum terlaksana dengan baik. c. Guru sukar mengarahkan siswa pada saat kegiatan pembelajaran karena adanya siswa

yang suka bercerita, keluar masuk kelas tanpa izin.

d. Guru belum bisa menguasai siswa di dalam kelas saat proses pembelajaran kelompok berlangsung, sehingga banyak siswa yang kurang serius dalam mengerjakan tugas kelompok.

e. Waktu yang digunakan untuk pembelajaran tidak cukup, sehingga diperlukan 2 kali pertemuan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan dalam penerapan model role playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2 Suwawa adalah sebagai berikut.

1) Guru melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada siswa untuk melancarkan pelaksanaan pembelajaran.

2) Guru memerintahkan siswa hendaknya sebelum masuk materi pembelajarn tersebut di rumah sudah membaca terlebih dahulu materi yang akan diberikan di sekolah.

3) Guru harus mengontrol suasana di dalam kelas agar tetap tenang 4) Memberikan pengulangan kepada siswa dengan materi yang sama

DAFTAR RUJUKAN

Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Asdi Mahasatya. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Kemdikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Referensi

Dokumen terkait

Demikian permohonan saya, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreatifitas anak kelompok B melalui Menggambar Bebas TK Aisyiah 2 Giriroto tahun pelajaran 2011/2012.

Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan pergerakan.. menyebabkan sistem transportasi tersebut

[r]

Keywords: representation, Multimodal Critical Discourse Analysis, Systemic Functional Linguistics, and online newspapers... Banjir dalam Surat Kabar

Januari 2015, telah diangkat dalam jabatan Koordinator Program Studi pendidikan Biologi (BlO) Pascasarjana Universitas Negeri Malang Masa Jabatan Tahun }OLS-}OL9 dan

1) PPL di MAN YOGYAKARTA III memberikan sarana dan wahana kepada mahasiswa PPL Universitas Negeri Yogyakarta sebagai calon pendidik yang profesional. 2) Kegiatan PPL

An Analysis Of Character Values In Narrative Texts In A Bse/Buku Sekolah Elektronik (Electronic Textbook) Of English For Senior High School.. Universitas Pendidikan Indonesia