Kontak:
Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini”
www.PEFINDO.com
Exploitasi Energi Indonesia, Tbk
Laporan Utama
Equity Valuation
16 Desember 2013 Target Harga Terendah Tertinggi 390 440 Perdagangan Batubara Kinerja Saham 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13
CNKO IHSG
IHSG CNKO
Sumber: Bloomberg
Informasi Saham Rp Rp
Kode saham CNKO PBRX Harga Saham per 13 Desember 2013 270 440 Harga Saham Tertinggi 52 Minggu Terakhir 445 520 Harga Saham Terendah 52 Minggu Terakhir 220 375 Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 Minggu (Miliar) 3.986 1.593 Kapitalisasi Pasar Terendah 52 Minggu (miliar) 1.805 1.149
Market Value Added & Market Risk
0.55 0.55 0.56 0.56 0.57 0.57 0.58 0.58 0.59 560 570 580 590 600 610 620 630 2011 2012 Market Risk MVA
Market Value Added Market Risk
Sumber: Bloomberg
Pemegang Saham (%)
PT Saibatama Internasional Mandiri 64,91 Publik (dibawah 5% kepemilikan) 35,79 *Catatan: per 30 September 2013
Siap Mengejar Pertumbuhan Kuat
PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) mulai beroperasi tahun 1999 sebagai PT Central Korporindo, sebuah perusahaan perdagangan batubara. Saat ini, Perusahaan dan anak perusahaan bergerak pada empat lini bisnis, yaitu: penambangan dan perdagangan batubara, pembangkit listrik, penyewaan kapal dan tongkang serta layanan pelabuhan, sejalan dengan tujuan jangka panjangnya untuk menjadi penghasil energi yang terintegrasi di Indonesia. Perdagangan batubara, yang saat ini didapat dari pemasok dan tambang sendiri, masih menjadi kontributor utama pendapatan Perusahaan. Mulai tahun depan, Perusahaan akan memiliki fasilitas produksi batubara sendiri karena anak Perusahaannya yaitu Dwi Guna Laksana (DGL) mulai beroperasi pada 3Q13 dan akan diikuti oleh Sekti Rahayu Indah (SRI) di 4Q14 untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik dan klien utamanya, PLN. Berkat kinerja yang sangat baik, CNKO didaulat sebagai salah satu dari 50 perusahaan yang masuk kategori terbaik selama dua tahun berturut-turut (2011 dan 2012).
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Satu-satunya Produsen Energi Terintegrasi di Indonesia
CNKO telah merestrukturisasi diri menjadi produsen energi terintegrasi yang menargetkan pertumbuhan volume produksi dari tambang batubara baru dan pembangkit listrik antara 2013-2015. Awal tahun ini, Perusahaan telah menyelesaikan rights issue dengan meraup USD245 juta, dimana USD60,5 juta digunakan untuk mengakuisisi saham mayoritas di pertambangan batubara, pasokan batubara dan perusahaan logistik, sedangkan sisanya akan diinvestasikan pada ekspansi dan pengembangan empat bisnis lainnya. Kami berharap salah satu tambang batubara (PT DGL) memulai produksi tahun ini, dan sisanya tahun depan. Sementara itu, ada dua proyek pembangkit listrik lainnya (masing-masing 2 x 7 MW) sedang dalam pembangunan.
Pendapatan Bertumbuh di 1H13, tetapi Profitabilitas Menurun
Meningkatnya volume penjualan batubara sebesar CAGR 56% selama 2009-2012 membuat pendapatannya melonjak sebesar CAGR 65% pada periode tersebut. Hal ini berlanjut di 1H13 dimana Perusahaan membukukan peningkatan pertumbuhan pendapatan 11,4% YoY menjadi Rp873 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Namun, profitabilitas Perusahaan turun karena meningkatnya biaya tidak langsung (sewa dan jasa terminal) dan biaya operasi, sehingga menyeret marjin laba kotor, laba operasional dan laba bersih menjadi 17,2%, 8,8% dan 3,8% dari 20,1%, 13,7% dan 5,2 % di 1H12.
Mendorong Capex untuk Pertumbuhan Kuat ke Depan
Perusahaan mengalokasikan capex sebesar Rp784 miliar tahun ini. Sekitar 26% dialokasikan untuk proyek-proyek pembangkit listrik sementara 41% akan digunakan untuk pengembangan konsesi batubara. Perusahaan mendanai ekspansi ini dari pinjaman bank dan kas internal. Dalam kaitan dengan rencana untuk membangun proyek pembangkit listrik di Pangkalan Bun sebesar 130 MW, kami perkirakan akan membutuhkan sekitar Rp2,8 triliun (USD260 juta). Kami memperkirakan proyek ini bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp270 miliar pada 2015. Di sisi leverage, kami percaya akan tetap dalam kondisi sehat seperti ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang hanya 0.85x di 1H13.
Prospek Usaha
Permintaan batubara termal di dalam negeri, terutama untuk pembangkit listrik, diharapkan meningkat dari 86 MT pada tahun 2012 menjadi hampir 200 MT pada tahun 2020. Selain itu, Perusahaan memiliki kontrak jangka panjang untuk memasok batubara ke PLN, yang akan mengamankan kinerjanya di masa depan. Total permintaan jaringan listrik Indonesia tahun 2013 diperkirakan sekitar 200 TWh dan akan terus tumbuh hingga tahun 2020, terutama didorong oleh konsumsi listrik per kapita yang rendah di dalam negeri, populasi yang tersebar dan jaringan yang kurang memadai. Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami percaya bahwa Perusahaan dapat membukukan pendapatan sebesar Rp1,8 triliun tahun ini dan CAGR 29% di 2012-2015.
Tabel 1: Ringkasan Kinerja
2010 2011 2012 2013P 2014P Penjualan [Rp miliar] 762 1.037 1.515 1.817 2.485 Laba sebelum pajak
[Rp miliar] 109 112 106 85 111
Laba bersih [Rp miliar] 90 91 82 67 87
EPS [Rp] 10,0 10,2 9,1 7,5 9,7
Pertumbuhan EPS [%] 31,61 0,02 (0,1) (0,2) 0,3
P/E [x] 15,4 12,0 38,4 36,2* 27,8*
PBV [x] 1,8 1,3 3,4 0,8* 0,8*
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: *) Berdasarkan harga saham CNKO per 13 Desember 2013 – Rp270/saham
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk
perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai
current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai
buku perusahaan.
Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat
klaster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”)
Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan. Expectation builders (“Q-2”)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
CNKO terletak pada klaster Excellent Value Managers (Q-1). Kinerja dan ekspektasi pertumbuhan Perseroan saat ini lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Perusahaan dapat bertahan pada klaster ini dengan terus berekspansi dan secara rutin memberi informasi kinerja untuk membuat investor menyadari potensi ekonomi Perusahaan.
Gambar 1: Growth Value Map CNKO (Industri Batubara)
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 Grow th Exp e ct a ti on s Current Performance (CP) Q-2 Q-1 Q-4 Q-3 CNKO HEXA INTA
Sumber: Bloomberg, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Profil Usaha CNKO
CNKO menjalani empat bisnis utama yaitu: pertambangan dan perdagangan batubara, pembangkit listrik, sewa kapal dan tongkang serta jasa pelabuhan, dengan perdagangan batubara sebagai kontributor utama pendapatan. Perusahaan memperoleh pasokan batubara dari pihak ketiga untuk memasok batubara ke klien utamanya, yaitu PLN. Untuk meningkatkan volume penjualan batubara, CNKO secara bertahap akan mengoperasikan lima konsesi tambangnya mulai tahun ini dan sisanya awal tahun depan. Selain itu, tingkat elektrifikasi yang rendah di dalam negeri membuat Perusahaan memperluas lini usahanya pada pembangkit listrik, dengan pembangunan yang sedang berlangsung.
Gambar 2: Kejadian Penting CNKO
1999 2001 2003 2010 2011 2012 Didirikan sebagai PT Central Korpindo International Mulai beroperasi sebagai perusahaan perdagangan dan tambang batubara. Melaksanakan penawaran umum perdana Right issue perdana. Mempunyai konsesi di area seluas 500 Ha di Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Merubah nama menjadi PT Eksploitasi Energi Indonesia. Pembangkit listrik Pangkalan Batu mulai beroperasi pada Oktober 2011. Mulai pembangunan pembangkit listrik di Renggat dan Tembilahan.
Sumber: PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Batubara
Bisnis batubara Perusahaan adalah melalui keberadaan pemasok batubara dari pihak lain serta konsesi nya di Indonesia, dimana tiga konsesi berlokasi di Kalimantan Tengah dan sisanya di Kalimantan Selatan. Anak perusahaannya, PT Dwi Guna Laksana (DGL), telah memulai produksi pada tahun ini dan akan diikuti oleh anak perusahaan lain tahun depan.
Gambar 3: Bisnis Batubara CNKO
Sumber: PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Setelah akuisisi, cadangan batu bara bersih Perusahaan meningkat menjadi 192 juta ton, dari hanya 18 juta ton.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Tabel 2: Cadangan Batubara CNKO Konsesi Utama Kemungkinan Cadangan
(juta ton) Nilai kalori* Kalimantan Tengah ABE 40 5.531 SRI 115 5.511 UKB 1,0 5.695 Sub-total 156 Kalimantan Selatan DGL 31 5.575 EEI 5 6.325 KGB n.a n.a Sub-total 36 Total 192
Sumber: Prospektus PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: *Nilai kalori dengan basis udara kering
Jasa Pelabuhan dan Lain-lain
CNKO menyediakan pengangkutan batubara dari terminal batubara yang berlokasi di Kintap, Kalimantan ke tempat yang ditunjuk oleh pelanggan. Perusahan mempunyai tiga pelabuhan yang berlokasi di Kalimantan Selatan, dua di Kintab dan satu di Serongga dengan kapasitas tahunan unutk ketiganya sebesar 5,9 juta ton. Perusahaan memiliki 16 kontrak pasokan jangka panjang dengan PLN sebesar 44 juta ton batubara untuk jangka waktu 20 tahun. Perusahaan umumnya membebankan bunga tetap untuk penggunaan pada terminal batubara, pengolahan, penimbunan dan fasilitas dermaga kepada kontraktor tambang pihak ketiga. Pada 1H13, pendapatan dari bisnis ini melonjak 468% YoY menjadi Rp85 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pembangkit Listrik
Bisnis pembangkit listrik Perusahaan dibagi menjadi tenaga panas dan tenaga mini-hidro. Saat ini, CNKO memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas di Pangkalan Bun, Kalimantan, sementara yang lain sedang dibangun dan menunggu persetujuan dari PLN. Ke depan, Perusahaan akan mengembangkan bisnis ini, dibuktikan oleh alokasi sekitar 26% dari total belanja modal tahun ini akan dialokasikan untuk pembangkit listrik.
Tabel 3: Pembangkit Listrik CNKO Lokasi terpasang/KapasiKapasitas
tas Kontrak Status
Estimasi Capex
Pangkalan Bun di
Kalimantan Barat 14 MW/11 MW Beroperasi sejak 2011 n.a Rengat di Riau 14 MW/11 MW Sedang dibangun Rp166 miliar Tembilahan di Riau 14 MW/11 MW Sedang dibangun Rp170 miliar
Total 43 MW/33 MW
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Sewa Kapal dan Tongkang
Sumber pendapatan Perusahaan lain adalah sewa kapal dan tongkang, yang diperkirakan memiliki 18 unit dengan rata-rata kapasitas 7.500 ton. Lini bisnis ini menyumbang kurang dari 5% dari total pendapatan CNKO. Pada 1H13, pendapatannya turun 37% YoY menjadi Rp36 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama karena penggunaan sendiri oleh Perusahaan.
Bisnis Terintegrasi setelah Right Issue Kedua
CNKO melaksanakan right issue kedua kedua di awal 2013, mendapatkan Rp2,3 triliun dan menggunakan dana tersebut untuk menjadi pemain di sektor energi yang terintegrasi dengan mengakuisisi PT EBI dan anak perusahaannya. Untuk mendukung divisi ini, CNKO berencana mengembangkan infrastruktur dan terus berekspansi. Beberapa rencana Perusahaan adalah sebagai berikut:
Mengembangkan conveyor belt dan pengangkutan jalan di area konsesi anak perusahaan, PT Sekti Rahayu Indah (SRI).
Mengembangkan terminal batubara di anak perusahaan PT Truba Dewata Guna Prasada (TDGP) di Kalimantan Selatan, untuk mengintegrasikan penimbunan batubara di dermaga ke terminal utama.
Berencana membeli tujuh kapal angkutan batubara untuk meningkatkan bisnis distribusi.
Berencana membangun dua dermaga batubara dengan kapasitas hingga 12 juta ton.
Gambar 4: Model Bisnis CNKO
Sumber: PT Exploitasi Energi Indonesia, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Tingkat Elektrifikasi yang Rendah Mendorong Permintaan Listrik
Kelangkaan ketersediaan listrik di Indonesia akan berlanjut dan Indonesia hanya memiliki cadangan listrik yang rendah karena kurangnya jaringan listrik. Dengan tingkat elektrifikasi yang hanya 78%, PLN memperkirakan bahwa permintaan akan meningkat dari 145,7 TWh di 2010 menjadi 227,6 TWh pada tahun 2015. Kapasitas pembangkit listrik saat ini adalah sekitar 35 GW dengan 45% dari pembangkit listrik tenaga batubara. Pertumbuhan tercepat dari kapasitas pembangkit listrik akan terjadi di Sumatera sebesar 120% dari 5.000 MW di 2012 menjadi 11.000 MW pada tahun 2020.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Gambar 5: Kapasitas Pembangkit Listrik di Indonesia
Sumber: PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi
Valuasi Saham & Indexing
Crash Program akan Meningkatkan Permintaan Batubara
Produsen listrik independen (IPP) saat ini memberikan kontribusi sekitar 20% dari total kapasitas terpasang. IPP telah mencapai generasi ketiga, yang merupakan generasi terakhir dikembangkan di bawah Crash Program II, dirancang untuk meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listrik di seluruh Indonesia. Dari total permintaan listrik, sekitar 60% berasal dari perumahan dan komersial dan sekitar 30% dari industri. Jawa-Bali memberikan kontribusi 80% dari permintaan sementara 15% berasal dari Sumatera. Diperkirakan kebutuhan listrik akan tumbuh rata-rata 7%-8% per tahun sampai tahun 2020, mencapai 300 TWh. Pengembangan kebijakan ini diharapkan dapat mempengaruhi campuran bahan bakar untuk pembangkit listrik, dengan batu bara diperkirakan akan mendominasi sekitar 53% di 2012 menjadi 63% pada tahun 2020. Pemerintah telah menerapkan domestic market obligation bagi produsen batubara, dan permintaan domestik untuk batubara diperkirakan akan mencapai hampir 200 juta ton pada tahun 2020, dengan 80% diserap oleh pembangkit listrik.
Gambar 6: Penjualan Listrik Indonesia berdasarkan Daerah 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 (dalam TWh)
Jawa-Bali Sumatera Bagian Indonesia lainnya Sumber: Wood Mackenzie, PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Pertumbuhan Pendapatan di 1H13, tetapi Profitabilitas Menurun
Pertumbuhan pendapatan CNKO tumbuh secara kuat sebesar CAGR 63% selama tahun 2009-2012. Kinerja yang baik ini berlanjut di 1H13 ketika Perusahan mencatat pertumbuhan pendapatan 11,4% YoY menjadi Rp873 miliar dari periode yang sama tahun lalu, terutama didorong oleh melonjaknya penjualan batu bara sebesar 1.341 MT. Namun, profitabilitasnya turun sebagai akibat dari meningkatnya biaya tidak langsung (sewa pengiriman dan jasa terminal) dan biaya operasional, menyeret marjin laba kotor, operasional dan laba bersih menjadi 17,2%, 8,8% dan 3,8% dari 20,1%, 13,7% dan 5,2% di 1H12.
Gambar 7: Pendapatan, Laba Kotor, Laba Operasi dan Laba Bersih CNKO
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 2010 2011 2012 2013P 2014P (Rp miliar)
Pendapatan Laba Kotor Laba Operasi Laba Bersih
Sumber: PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Meningkatkan Capex untuk Pertumbuhan Masa Depan
Perusahaan merencanakan belanja modal sebesar Rp784 miliar tahun ini, yang akan dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik, mendorong produksi batubara dan memperluas kapasitas logistik. Sekitar 26% akan dialokasikan untuk proyek-proyek pembangkit listrik, sementara 41% digunakan untuk pengembangan konsesi batubara. Pendanaan untuk ekspansi berasal dari pinjaman bank dan kas internal. Melihat rencana untuk membangun proyek pembangkit listrik di Pangkalan Bun menjadi 130 MW tahun depan, kami percaya dibutuhkan sekitar Rp2,8 triliun (USD260 juta) dengan menggunakan
rule-of-thumb industri USD2 juta per MW untuk biaya konstruksi untuk pembangkit
listrik. Kami memperkirakan proyek ini bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp272 miliar pada 2015.
Gambar 8: Capex CNKO
13 56 16 784 2.531 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 2010 2011 2012 2013P 2014P (Rp miliar) Capex
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Leverage Terjaga
Kami melihat peningkatan 4 kali lipat pada kewajiban CNKO dibandingkan dengan FY12, sebagai bagian dari rencana untuk membangun beberapa pembangkit listrik. Bagian terbesar berasal dari kewajiban lancar sebesar Rp1,8 triliun, sedangkan Rp500 miliar pada kewajiban jangka panjang di 1H13. Dalam hal rasio kewajiban terhadap ekuitas (DER), kami menganggap masih terjaga atau sekitar 0.85x berkat right issue, yang membuat ekuitasnya menjadi Rp2.8 triliun pada 1H13. Tingkat leverage Perusahaan terlihat lebih baik daripada rata-rata industri yang mencapai 1.01x.
Gambar 9: DER CNKO
0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 2010 2011 2012 2013P 2014P (x) DER
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Tabel 4: Analisis SWOT
Kekuatan Kelemahan
Satu-satunya produsen energi yang terintegrasi di Indonesia,
menghasilkan sinergi sebagai pemain industri batubara dan pembangkit listrik.
Mempunyai kontrak jangka panjang untuk memasok batubara ke pelanggan utamanya yaitu PLN, sebagai penyangga volatilitas harga. Diversifikasi lini bisnis ke pembangkit listrik.
Cadangan batubara yang memadai di lokasi tambangnya.
Kapasitas pendanaan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan belanja modal.
Ketergantungan yang tinggi pada pihak ketiga untuk mendapat pasokan batubara.
Peluang Ancaman
Bertumbuhnya permintaan batubara termal, terutama pembangkit listrik. Tingkat elektrifikasi rendah, membuka kesempatan di bisnis pembangkit listrik.
Pemberhentian kerjasama dari pemasok batubara dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja Perusahaan.
ANALISIS SWOT
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
VALUASI Metodologi
Kami mengaplikasikan metode discounted cash flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) CNKO jika dibandingkan dengan pertumbuhan aset.
Kami tidak mengkombinasikan perhitungan DCF ini dengan metode Guideline
Company Method (GCM) di dalam valuasi ini, disebabkan tidak terdapat peers
yang benar-benar dapat diperbandingkan dengan CNKO di Bursa Efek Indonesia.
Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham CNKO per 13 Desember 2013, menggunakan laporan keuangan CNKO per 30 Juni 2013 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai
Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 9,8% dan Cost of Equity sebesar 10,2% berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tabel 5: Asumsi
Risk free rate [%]* 8,5
Equity Risk premium [%]* 1,6
Beta [x]** 1,0
Cost of Equity [%] 10,2
Marginal tax rate [%] 25,0
Interest Bearing Debt to Equity
Ratio [x] 0,4
WACC [%] 9,8
Sumber: Bloomberg, Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing Catatan: * Per tanggal 13 Desember 2013
**PEFINDO beta saham per 12 Desember 2013
Estimasi Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 13 Desember 2013 dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 9,8% adalah sebesar Rp390 – Rp440 per lembar saham.
Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode DCF
Konservatif Moderat Agresif
PV of Free Cash Flows [Rp Miliar] 702 739 776
PV Terminal Value [Rp Miliar] 4,009 4,220 4,431
Cash and Cash Equivalent [Rp Miliar] 24 24 24
Interest Bearing Debt [Rp Miliar] (1,276) (1,276) (1,276)
Total Equity Value [Rp Miliar] 3,459 3,707 3,955
Number of Share [juta saham] 8,956 8,956 8,956
Fair Value per Share [Rp] 390 415 440
Sumber: Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
Tabel 7:Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
[dalam Rp Miliar] 2010 2011 2012 2013P 2014P Penjualan 762 1.037 1.515 1.817 2.485 HPP (624) (860) (1.300) (1.560) (2.117) Laba Kotor 138 176 215 257 369 Beban Operasi (31) (40) (63) (87) (120) Laba Operasi 107 136 152 170 249 Pendapatan [Beban] lain-lain 2 (24) (46) (84) (137)
Laba Sebelum Pajak 109 112 106 85 111
Pajak (19) (20) (24) (18) (24)
Laba Bersih 90 91 82 67 87
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
[dalam Rp Miliar] 2010 2011 2012 2013P 2014P
Aset Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 9 30 27 131 25 Deposito berjangka 1.599 Piutang Usaha 229 456 213 381 441 Persediaan 325 509 550 672 681 Aset lain-lain 5 41 16 518 61
Total Aset Lancar 569 1.036 806 3.300 1.208
Aset Tetap 403 453 449 1.186 3.667 Aset lainnya 241 221 248 266 330 Total Aset 1.212 1.711 1.504 4.752 5.205 Kewajiban Bank - 166 291 1.093 1.193 Hutang Usaha 348 585 153 321 391 Pinjaman Jk. Pendek lainnya 38 32 51 43 63 Kewajiban jangka panjang 78 78 68 270 370 Kewajiban jangka panjang lainnya 3 14 22 162 38 Total Kewajiban 467 874 585 1.889 2.256 Total Ekuitas 745 837 919 2.863 2.949
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 10: P/E dan P/BV Historis
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 2010 2011 2012 P/BV P/E P/E P/BV
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 11: ROA, ROE dan Total Asset Turnover Historis 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 2010 2011 2012 TAT ROA & ROE
ROA ROE TAT
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 9: Rasio Penting
Rasio 2010 2011 2012 2013P 2014P Pertumbuhan [%] Penjualan 116,8 36,0 46,2 19,9 36,8 Laba Operasi 914,6 27,2 11,7 11,5 46,7 EBITDA 418,2 22,7 26,7 30,1 35,3 Laba Bersih 3,161,9 21,2 (10,8) (18,0) 30,1 Profitabilitas [%]
Marjin Laba Kotor 18,1 17,0 14,2 14,1 14,8 Marjin Laba Operasi 14,0 13,1 10,0 9,3 10,0 Marjin EBITDA 16,6 13,3 11,5 12,5 12,3 Marjin Laba Bersih 11,8 8,8 5,4 3,7 3,5 ROA 7,4 5,3 5,4 1,4 1,7 ROE 12,0 10,9 8,9 0,9 1,2
Solvabilitas [X]
Rasio Kewajiban Terhadap
Ekuitas 0,6 1,0 0,6 0,7 0,8 Rasio KewajibanTerhadap Aset 0,4 0,5 0,4 0,4 0,4
Likuiditas[X]
Rasio Lancar 1,5 1,3 1,6 2,3 0,7 Rasio Cepat 0,6 0,6 1,3 1,4 0,3
Sumber: Laporan Audit PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., Estimasi PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak teRpisahkan dari dokumen ini” www.PEFINDO.com
DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap teRpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut-off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaia n yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perusahaan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perusahaan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi.
Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa PEFINDO kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut,
Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan.
PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan.
Laporan ini dibuat dan disiapkan PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perusahaan yang dinilai. PEFINDO Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.000.000,- dari Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.PEFINDO.com
Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh PEFINDO Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.