• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. RONA WILAYAH PESISIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. RONA WILAYAH PESISIR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II. RONA WILAYAH PESISIR

2.1 Geo-Administrasi

Kelurahan Nunbaun Sabu (sering dikenal dengan nama NBS) terletak di wilayah Kecamatan Alak, dengan luas wilayah 0,72 km2. Secara administratif, batas-batas desa ini sebagai berikut:

*sebelah utara: berbatasan dengan laut (Teluk Kupang) *sebelah selatan: Kelurahan Penkase Oeleta

*sebelah timur: Kelurahan Nunbaun Delha *sebalah barat: Kelurahan Namosain

Kelurahan NBS terdiri dari 15 RT dan 4 RW. Struktur geografi yang berbukit dan berbatu karang dengan kemiringan 6-25 % di bagian selatan serta dataran rendah di bagian pesisir pantai merupakan ciri khas dari kelurahan ini. Jarak dari Kelurahan Nun Baun Sabu ke Kantor Camat Alak 5 Km, sedangkan jarak ke Kota Kupang adalah 6 Km.

Kondisi batimetri perairan di Kelurahan Nunbaun Sabu cenderung landai. Pada jarak 100 m dari garis pantai, kedalaman dasar laut sebesar 2 meter.

Suhu perairan pesisir Kelurahan Nunbaun Sabu berada pada kisaran umum suhu perairan tropis (260C). Tidak ada pencemaran termal di Kelurahan Nunbaun Sabu.

Salinitas laut di pesisir Kelurahan Nunbaun Sabu menunjukkan ciri khas perairan laut (350/00). Pengukuran yang dilakukan pada akhir Bulan September dimana pada saat

tersebut Kelurahan Nunbaun Sabu sedang mengalami musim kemarau menyebabkan pengaruh air tawar sangat rendah terhadap laut. Akibatnya salinitas perairan pesisir cenderung tinggi.

Kecerahan perairan laut di pesisir Kelurahan Nunbaun Sabu pada jarak sekitar 100-200 meter dari garis pantai umumnya rendah (2 m). Rendahnya tingkat kecerahan ini karena kondisi batimetri setempat yang sangat dangkal, hal ini ditunjukkan dengan keping sechi yang masih terlihat sampai dasar perairan. Namun bila dibandingkan dengan nilai kekeruhan (2,39 NTU), maka lokasi kajian menunjukkan kualitas perairan yang masih baik berdasarkan Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut karena

(2)

tingkat kekeruhan belum melewati ambang batas baku mutu kualitas air bagi kelayakan hidup biota perairan yaitu maksimal 5 NTU.

Sebagaimana nilai kekeruhan, pada nilai partikel padatan terlarut (Total

Suspended Solid/TSS) sebesar 19,8 mg/l menunjukkan bahwa kondisi perairan pesisir

pada Kelurahan Nunbaun Sabu masih layak dalam mendukung kehidupan biota perairan berdasarkan Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut. Nilai TSS di bawah 20 mg/l menunjukkan perairan yang masih baik.

Nilai pH di Kelurahan Nunbaun Sabu menunjukkan ciri khas perairan laut karena nilai pH mencapai 8,24. Untuk konsentrasi oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) di perairan pesisir Kelurahan Alak menunjukkan kondisi perairan yang masih baik. Syarat perairan laut yang layak bagi kehidupan organisme harus memiliki nilai oksigen terlarut minimal 5 mg/l.

Batas baku mutu perairan laut yang layak bagi kehidupan organisme laut dilihat dari sisi hara berdasarkan Kep.Men.LH No.51/2004 untuk wisata bahari dan biota air laut yaitu maksimum 0,008 mg/l untuk nitrat, 0,3 mg/l untuk amonia, dan 0,015 mg/l untuk fosfat. Pada Kelurahan Nunbaun Sabu konsentrasi nitrat sebesar 0,005 mg/l, amoniak 0,001 mg/l, dan orthofosfat 0,022 mg/l. Dilihat dari sisi konsentrasi orthofosfat, Kelurahan Nunbaun Sabu telah mengalami pencemaran perairan.

Klorin merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan sebagai desinfektan dan pemutih pakaian. Meskipun pemakaian klorin memberikan dampak yang baik sebagi desinfektan dan pemutih pakaian, namun konsentrasi klorin yang berlebih dapat memberi efek toksik, malformasi, bahkan lethal (mematikan) terhadap organisme lain yang bukan sasaran, seperti ikan dan organisme bentik. Beberapa penelitian menunjukkan efek mematikan dari keberadaan klorin bagi mikroorganisme dari 0,25 mg/l, 1,5 mg/l, dan 0,75-0,90 mg/l pada suhu lebih tinggi dari 25-300C (GESAMP, 1984). Nilai klorin yang masih cukup rendah di perairan pesisir Kelurahan Nunbaun Sabu sebesar 0,09 mg/l untuk Cl total dan 0,20 mg/l untuk Cl bebas menunjukkan masih rendahnya pemakaian berbagai merek cairan pemutih pakaian berbahan dasar klorin.

(3)

2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Kependudukan

Jumlah penduduk Kelurahan Nunbaun Sabu dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini terlihat dari data yang diperoleh dari kelurahan setempat bahwa pada tahun 2008 jumlah penduduk sebanyak 3.144 jiwa yang meningkat menjadi 3.745 jiwa pada akhir tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya angka pertambahan penduduk mencapai 120,2 pertahun (Profil Kelurahan NBS, 2013). Dari total jumlah penduduk di tahun 2013 tersebut maka tercatat total KK mencapai 88 KK. Penduduk di kelurahan NBS terdiri dari laki-laki 1934 jiwa dan perempuan 1830 jiwa, yang selengkapnya disajikan pada Tabel 2.2.1.

Tabel 2.2. 1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 5 321 293 614 6 – 10 199 204 403 11 – 16 193 194 387 17 – 20 159 143 302 21 – 25 119 119 238 26 – 30 221 209 430 31 – 35 151 148 299 36 – 40 107 105 212 41 – 45 128 112 240 46 – 50 130 118 248 51 – 55 45 48 93 56 – 60 71 74 145 60 ke atas 66 71 137 J u m l a h 1.910 1.838 3.748 2.2.2 Budaya

Struktur penduduk Kelurahan Nunbaun Sabu terdiri dari beragam suku, etnis dan budaya yang terdiri dari etnis Sabu, Rote, Timor, Flores/Solor, Alor, Bugis, dan Buton. 2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Seperti kelurahan lainnya, mata pencaharian masyarakat pada Kelurahan Nun Baun Sabu cukup beragam, seperti PNS, karyawan swasta, TNI, Polri, wiraswasta, buruh kasar,

(4)

ibu rumah tangga, dosen, guru, petani/nelayan. Namun demikian, sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani/nelayan sebanyak 627 orang, yang terdiri dari 354 orang laki-laki dan 273 orang perempuan. Hal ini berarti bahwa sebenarnya kelurahan NBS merupakan salah satu wilayah sentra nelayan di Kota Kupang.

2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan 2.4.1 Ekosistem Mangrove

Di kelurahan Nunbaun Sabu tidak ditemukan ekosistem mangrove. 2.4.2 Ekosistem Terumbu Karang

Luas ekosistem terumbu karang di Kelurahan Nunbaun Sabu adalah 17,29 Ha yang didominasi Acropora meja.

2.4.3 Ekosistem Lamun

(5)

BAB III. PERENCANAAN PENGELOLAAN

3.1 Isu-isu Prioritas Pengelolaan Pesisir dan Laut Aspek SDA dan Lingkungan

a. Pencemaran air laut oleh limbah minyak b. Kerusakan terumbu karang

c. Abrasi

Aspek Sosial-Budaya

a. Masalah rasa (kurang tegaknya pelaksanaan peraturan karena pertimbangan kekeluargaan, kerabat, teman, dll)

b. Adat (belum adanya kesepakatan adat antara etnis di kelurahan Nunbaun Sabu)

Aspek Sosial-Ekonomi

a. Rendahnya pendapatan masyarakat pesisir b. Kurangnya lapangan kerja bagi angkatan kerja

Aspek Kelembagaan

Kota Kupang telah memiliki Koperasi Bahari Sejahtera. Keterlibatan masyarakat pesisir dalam aktivitas koperasi tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

3.2 Strategi Pengelolaan Aspek SDA dan Lingkungan Tujuan:

a. Perairan laut menjadi bersih, sehingga ekosistem pesisir terjaga kelestariannya b. Memulihkan ekosistem terumbu karang, misalnya dengan program transplantasi

karang

c. Mengoptimalkan potensi ekowisata Strategi:

a. Membuat peraturan standar bongkar muat kapal b. Rehabilitasi terumbu karang

(6)

c. Pelatihan pemantauan ekosistem terumbu karang berbasis masyarakat d. Pembangunan lopo

e. Pembangunan break water Indikator:

a. Penanganan limbah kapal yang lebih baik oleh nelayan

b. Menurunnya pencemaran air laut akibat limbah minyak dari kapal c. Penutupan karang meningkat dan kerusakan karang menurun

d. Terbentuknya kelompok masyarakat pengelola ekosistem terumbu karang

Aspek Sosial-Budaya Tujuan:

a. Menegakkan peraturan yang telah ada

b. Memaksimalkan pengawasan dengan membentuk lembaga adat atau mengadakan kesepakatan antar etnis

Strategi:

a. Perlu sosialisasi aturan-aturan yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah pesisir

b. Membentuk lembaga adat atau membuat kesepakatan bersama antar etnis Indikator:

a. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pentingya penegakkan hukum b. Terbentuknya suatu kesepakatan adat antar etnis di Kelurahan Nunbaun Sabu c. Secara berangsur-angsur masyarakat mulai menjalankan dan mentaati hasil

kesepakatan adat di Kelurahan Nunbaun Sabu

Aspek Sosial-Ekonomi Tujuan:

a. Mengembangkan industri rumah tangga

b. Menciptakan lapangan pekerjaan berbasis pesisir untuk menambah pendapatan masyarakat

c. Revitalisasi armada nelayan Strategi:

(7)

a. Pelatihan dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat (pembuatan abon dan dendeng ikan)

b. Penambahan perahu dan ketinting

c. Membuka lapangan kerja baru di daerah pesisir Indikator:

a. Semakin meningkatnya wawasan masyarakat tentang teknologi hasil perikanan b. Meningkatnya hasil tangkapan nelayan

c. Terciptanya lapangan kerja baru

Aspek Kelembagaan Tujuan:

a. Mengembangkan dan mengelolan usaha mikro masyarakat pesisir b. Mempermudah mendapatkan suntikan dana melalui atau dari koperasi c. Memfasilitasi lembaga simpan pinjam bagi masyarakat pesisir

Strategi:

Melibatkan masyarakat pesisir dalam Koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang Indikator:

Bertambahnya keterlibatan masyarakat pesisir dalam kegiatan Koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang

(8)

3.3 Rencana Aksi

Tabel 2.3.1.Tabulasi Isu, Program dan Kegiatan Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut di Kelurahan Nunbaun Sabu

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiaya an 2016 2017 2018 2019

Isu Sumberdaya Alam dan Lingkungan: a. Pencemaran air laut

oleh limbah minyak b. Kerusakan terumbu

karang c. Abrasi

a. Pengelolaan

kawasan pesisir dan laut berbasis masyarakat a. Membuat peraturan standar bongkar muat kapal DKP Kota Kupang, Bapeda Kota √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah b. Rehabilitasi terumbu karang √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah c. Pelatihan pemantauan ekosistem terumbu karang berbasis masyarakat √ APBD, APBN, dan Dana Hibah d. Pembangunan Lopo √ √ √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah e. Pembangunan Break water √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah Isu Sosial Budaya:

(9)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiaya an 2016 2017 2018 2019 (kurang tegaknya pelaksanaan peraturan karena pertimbangan kekeluargaan, kerabat, teman, dll) lokal tentang pengelolaan kawasan pesisir aturan-aturan yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah pesisir Kupang, Bapeda Kota APBN, dan Dana Hibah

b. Adat (belum adanya kesepakatan adat antara etnis di kelurahan Nunbaun Sabu)

b. Membentuk

lembaga adat atau membuat

kesepakatanbersam a antar etnis

Isu Sosial Ekonomi: a. Rendahnya pendapatan masyarakat pesisir Peningkatan SDM dibidang kewirausahaan a. Pelatihan peningkatan pendapatan masyarakat (pembuatan abon

dan dendeng ikan) DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, dan CCDP-IFAD √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah b. Penambahan perahu dan ketinting b. Kurangnya lapangan

kerja bagi angkatan kerja

c. Membuka lapangan kerja baru di daerah

(10)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiaya an 2016 2017 2018 2019

Isu Kelembagaan: Keberadaan koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang

Pelibatan masyarakat pesisir sebagai anggota koperasi Bahari Sejahtera

Perekrutan masyarakat pesisir menjadi anggota Koperasi Bahari Sejahtera Kota Kupang

Dinas Koperasi Kota Kupang, DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, dan CCDP-IFAD √ √ √

(11)

3.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan rencana pengelolaan ini dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kelurahan untuk menilai kegiatan dan hasil capaian dari setiap kegiatan. Proses dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini telah diintegrasikan dalam dokumen rencana pembangunan dan pengelolaan. Review tahunan dilaksanakan oleh masyarakat dengan atau tanpa bantuan atau dukungan pemerintah setempat, dan dilaksanakan sebelum siklus pendanaan tahun anggaran berikutnya dimulai sebagai masukan bagi rencana kegiatan tahunan berikutnya.

Berdasarkan rencana pengelolaan ini maka akan dibuat rencana aksi tahunan oleh badan pengelola dimana penentuan prioritas kegiatan dan rencananya ditetapkan dan disetujui oleh masyarakat desa secara transparan dan terbuka yang dikoordinasi oleh badan pengelola, sedangkan petunjuk, kebijakan dan bantuan teknis serta dananya diperoleh dari pemerintah daerah (dinas dan instansi yang berkepentingan), APBD/APBN langsung, LSM, perguruan tinggi dan donatur, serta dari pendapatan dan usaha yang sah dari desa maupun lewat swadaya masyarakat.

Dalam memantau pelaksanaan kegiatan dalam rencana pengelolaan perlu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan oleh pemerintah kelurahan dan Badan Pengelola, satu tahun sekali dan melaporkan hasilnya dalam suatu rapat musyawarah desa.

Laporan tersebut berisi meliputi :

a. Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan b. Laporan kegiatan

c. Laporan hasil yang dicapai

Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut meliputi: a. Sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan.

b. Kelemahan dan kekurangan dari rencana pengelolaandan untuk mengadakan perbaikan selanjutnya.

c. Efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan.

(12)

e. Aspek pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.

f. Aspek masyarakat dapat menilai dan melihat pelaksanaan rencana pengelolaan di desa.

g. Merancang program dan strategi pelaksanaan untuk tahun selanjutnya.

Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan berupa hasil yang dapat dirasakan secara fisik dan non-fisik, misalnya bangunan prasarana fisik yang telah dibangun (adanya daerah perlindungan laut, tanggul banjir, MCK, sarana air bersih, penyuluhan yang telah dilakukan, kelompok usaha yang dibentuk, dll.). Secara non-fisik hasil yang diharapkan adalah adanya kesadaran, kepedulian dan perubahan hidup masyarakat terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di sekitar mereka.

Indikator

Indikator berupa penilai pencapaian hasil yang diharapkan misalnya luas daerah perlindungan laut, jumlah ikan di DPL dan sekitarnya, jumlah MCK yang dibangun, panjang tanggul yang dibangun, jumlah bak penampungan air bersih dan pompa yang sudah dibangun, banyaknya penyuluhan yang telah dilakukan, pendapatan, produksi, jumlah penduduk, dan lain-lain.

(13)

Tabel 2.3.2. Matriks Rencana Monitoring dan Evaluasi No. Rencana Monitoring Tujuan Monitoring dan

Evaluasi

Hasil Yang Diharapkan Indikator Waktu Pelaksa√naan 2016 2017 2018 2019 2020 1 Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan Mengetahui Realisasi keuangan dan Fisik yang disesuaikan dengan target

Tertatanya manajemen keuangan

Penyampaian laporan

keuangan tiap bulan √ √ √ √ √

2 Laporan kegiatan

a. Mengetahui Sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan.

b. Mengetahui Kelemahan dan kekurangan dari rencana pengelolaandan

untuk mengadakan

perbaikan selanjutnya.

c. Sejauh mana tujuan telah tercapai dan keinginan masyarakat telah terpenuhi

1. Diketahui jenis kegiatan dan lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan 2. Mengetahui waktu pelaksanaan dan berakhir suatu kegiatan 3. Diketahui komponen dari suatu kegiatan

1. Adanya TOR dan RAB 2. Adanya Matrik pelaksanaan kegiatan 3. Laporan kemajuan √ √ √ √ √

3 Laporan hasil yang

dicapai

a. Mengetahui efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan. b. Mengetahui ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan c. Mengetahui prosentase /tingkat keberhasilan suatu kegiatan. 1. Diketahui tingkat keberhasilan 2. Di ketahui permasalahan dan langkah tindak lanjut yang telah dilkasanakan 1. Laporan akhir 2. Laporan pelaksanaan kegiatan 3. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan √ √ √ √ √

(14)

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Peta Profil Kelurahan Nunbaun Sabu

(15)

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan (Lokasi Kegiatan : Pondok Informasi IFAD Kelurahan Nunbaun Sabu)

(16)
(17)
(18)

Daftar Pustaka

Gesamp 1984. Thermal discharge in the environment. Report of studies GESAMP (24): 44 pp [MENLH] Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 51/2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta: MENLH Profil Kelurahan Nunbaun Sabu. 2013.

Gambar

Tabel 2.2. 1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur  Kelompok Umur (Tahun)  Jumlah Penduduk
Tabel 2.3.1.Tabulasi Isu, Program dan Kegiatan Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut di Kelurahan Nunbaun Sabu
Tabel 2.3.2. Matriks Rencana Monitoring dan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah yang sedikit ini mempengaruhi warna pada rich biscuit, yakni coklat susu, serta proporsi shortening yang digunakan margarin mempunyai warna yang lebih

Data Assay dan COG: Data assay adalah hasil analisis kadar bijih dan Data Assay dan COG: Data assay adalah hasil analisis kadar bijih dan mengetahui jumlah

pembunuhan adalah pasal 342 KUHPidana yang merumuskan : “Seorang ibu yang untuk pelaksanaan suatu rencana yang ditentukan karena pengaruh ketakutan akan ketahuan

Kayu kulim mudah dikenali karena memberikan bau yang khas seperti bawang putih dari kulit dan buahnya.. Pohon ini mempunyai kekhasan yaitu kulit yang lepas dari irisannya

MAHASISWA DALAM PENGISIAN KRS HARUS MENGISI KELAS SUPAYA NAMANYA TERCANTUM DALAM DAFTAR ABSEN KULIAH MAUPUN DAFTAR ABSEN

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang – bangun alat bantu proses pembentukan konstruksi tangga nada portabel bagi pembelajaran biola dengan menggunakan

Probiotik didefinisikan sebagai kultur bakteri tunggal atau campuran yang ketika dikonsumsi oleh ternak atau manusia akan memberikan efek yang menguntungkan bagi

Dalam pengamatan rata-rata panjang tunas yang tumbuh terlihat semakin besar ukuran umbi mikro panjang tunas akan semakin panjang, jumlah tunas yang tumbuh sesuai