• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

17 HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Peternakan Kabupaten Mandailing Natal

Penduduk Kabupaten Mandailing Natal bermata pencaharian di sektor pertanian secara luas, kemudian sebagai pedagang, buruh, pegawai negeri dan pegawai swasta serta jenis pencaharian lainnya. Jenis ternak yang banyak diusahakan masyarakat baik ruminansia maupun unggas yakni kambing, domba, sapi, kerbau, ayam, itik dan bebek (Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal, 2010).

Kecamatan Panyabungan memiliki luas sebesar 25.977,43 Ha yang terbagi atas 38 Desa dengan jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 76.482 jiwa. Secara keseluruhan, populasi ternak kambing di Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 20.310 ekor. Populasi ternak kambing di Kecamatan Panyabungan merupakan jumah terbanyak kedua setelah Kecamatan Natal yaitu sebesar 1809. Populasi ternak yang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Populasi Ternak di Kabupaten Mandailing Natal

Jenis Ternak Tahun (Ekor)

2006 2007 2008 2009

Sapi 3490 3714 4245 4517

Kerbau 4441 4457 4203 4246

Kambing 20235 20516 19993 20310

Domba 7986 8014 7995 8046

Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Mandailing Natal (2009)

Populasi kambing tertinggi ekor terdapat di Kecamatan Natal. Namun, sulitnya akses untuk menuju ke Kecamatan Natal menjadikan Kecamatan Panyabungan sebagai Kecamatan dengan populasi ternak kambing tertinggi kedua sebagai wilayah yang paling ideal untuk mengembangkan ternak kambing. Peran pemerintah untuk membantu para peternak rakyat sangat membantu dalam meningkatkan skala peternakan di Kecamatan Panyabungan. Tingkat kepemilikan ternak kambing di peternakan rakyat umumnya sangat kecil, sehingga para peternak belum menjadikan ternak kambing sebagai bahan konsumsi makanan dan hanya sebagai tabungan keluarga saja.

(2)

18 Keadaan Umum Desa Pidoli Lombang

Desa Pidoli Lombang merupakan desa di Kecamatan Panyabungan yang berbatasan dengan Kelurahan Sipolu-Polu di sebelah Utara, Desa Perbangunan di sebelah Selatan, Kelurahan Pidoli Dolok di sebelah Barat dan Kecamatan Panyabungan Barat di sebelah Timur. Luas wilayah desa adalah 1.844,18 ha dengan jumlah penduduk 6.062 jiwa dan 1.306 KK. Desa Pidoli Lombang memiliki topografi dataran 80%, ketinggian 200 m/dpl, suhu 25 °C, kelembaban 60% dan hidrologi berupa irigasi berpengairan teknis. Curah hujan mencapai 3000 mm/tahun dan kecepatan angin 15-25 km/jam.

Penggunaan Lahan Desa Pidoli Lombang

Lahan merupakan salah satu bagian terpenting untuk pengadaan hijauan pakan. Fungsi lahan terus mengalami pergeseran dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, sehingga sumber dan ketersediaan hijauan pakan menjadi terbatas. Keberadaan lahan terutama padang penggembalaan menjadi berkurang seiring meningkatnya kepadatan penduduk. Kekurangan dan keterbatasan penyediaan pakan dapat diatasi dengan meningkatkan penggunaan tanah-tanah kosong di batas pekarangan, tepi jalan, pematang sawah dan tegalan (Nitis, 1993).

Berdasarkan data penggunaan lahan pada Tabel 4, Desa Pidoli Lombang memiliki luas lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber hijauan pakan. Persentase lahan yang dapat dimanfaatkan yaitu ladang, kebun, hutan, kantor, sekolah, pemakaman, lapangan dan jalan adalah sebesar 81,56%.

Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Desa Pidoli Lombang

Jenis Lahan Luas (ha) Persentase (%)

Pemukiman 40 2,17

Sawah Irigasi 250 13,56

Sawah Tadah Hujan 50 2,9

Lain-Lain 1504,18 81,56

Sumber : Profil Desa Pidoli Lombang, (2011)

Lahan yang memiliki potensi dalam pengadaan hijauan pakan untuk kambing adalah lahan lain-lain yang meliputi ladang, kebun, rawa, perikanan, hutan, pemakaman, pinggiran jalan dan lapangan yang memiliki persentase sebesar 81,56%.

(3)

19 Keadaan Umum Desa Aek Banir

Desa Aek Banir merupakan desa di Kecamatan Panyabungan yang berbatasan dengan Desa Sipaga Paga di sebelah Utara, Desa Simangambat Tambangan di sebelah Selatan, sungai Batang Gadis di sebelah Barat dan Desa Gunung Baringin di sebelah Timur. Luas wilayah desa yaitu 38 ha, dengan jumlah penduduk 2424 jiwa dan 568 KK. Rumah penduduk memiliki pola memanjang mengikuti bentuk jalan utama desa dengan panjang wilayah pemukiman yaitu 2,5 km. Desa Aek Banir memiliki topografi pegunungan dengan kemiringan 30° dengan ketinggian 350 m/dpl.

Penggunaan Lahan Desa Aek Banir

Lahan merupakan salah satu bagian terpenting untuk pengadaan hijauan pakan. Fungsi lahan terus mengalami pergeseran dari lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, sehingga sumber dan ketersediaan hijauan pakan menjadi terbatas. Keberadaan lahan terutama padang penggembalaan menjadi berkurang seiring meningkatnya kepadatan penduduk. Letak desa yang berada di pegunungan sehingga tidak memiliki lahan sawah, rawa dan perikanan. Desa Aek Banir merupakan desa yang baru mulai berkembang. Bentuk lahan yang miring hanya memungkinkan penggunaan lahan sebagai kebun karet, aren dan tanaman pohon lainnya. Lahan perkebunan yang ada merupakan salah satu potensi lahan penghasil hijauan pakan.

Kependudukan dan Sosial Budaya

Mayoritas penduduk Desa Pidoli Lombang merupakan keturunan suku Jawa dan suku Mandailing. Penduduk Desa Aek Banir merupakan suku Mandailing asli. Jumlah penduduk Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir yaitu berjumlah 6062 dan 2424 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk Desa Pidoli Lombang terdiri atas laki-laki dengan persentase 47,25% (2.864 jiwa) dan perempuan 52,75% (3.198 jiwa). Penduduk Desa Pidoli Lombang lebih banyak berjenis kelamin wanita. Penduduk Desa Aek Banir berjenis kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar 43,32% (1050 jiwa) dan perempuan sebesar 56,68% (1374 jiwa). Penduduk Desa Aek Banir lebih banyak berjenis kelamin wanita.

(4)

20 47,25% 52,75% Pidoli Lombang Laki-Laki Perempuan 43% 57% Aek Ba nir

Gambar 1. Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011

Jumlah penduduk usia produktif di Desa Pidoli Lombang lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif dan lansia adalah 35,30% : 62,26% : 2,44%. Jumlah penduduk pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan hampir sama, yaitu 30,02% dan 32,23%. Kepala keluarga dari total jumlah penduduk Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir sebanyak 1.306 dan 568 kepala keluarga (Profil Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir, 2011).

Sistem Pemeliharaan Ternak Kambing

Yumichad dan Ilham (2006) mengemukakan bahwa sistem produksi kambing tidak mengalami perubahan dalam 50 tahun terakhir. Sebagian besar sumbangan produksi tetap berada dalam tangan peternak rakyat, sementara peternak besar tidak berkembang. Tingkat masyarakat menunjukkan bahwa kegiatan budidaya ternak kambing lebih didominasi oleh peternak skala kecil dengan tingkat penguasaan ternak berkisar antara 3-10 ekor/KK.

Jenis kambing yang dipelihara pada peternakan rakyat di Desa Pidoli Lombang adalah kambing kacang Peranakan Benggala dan Benggala. Adanya Peraturan Desa tentang tata cara pemeliharaan hewan ternak menjadikan sistem pemeliharaan ternak kambing di Desa Pidoli Lombang adalah pemeliharaan intensif. Sistem pemeliharaan ternak secara intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak yang dikandangkan dengan pola penyediaan HMT secara cut and carry (diaritkan).

Peternak di Desa Pidoli Lombang biasanya mengangkut hijauan pakan dengan menggunakan sepeda, becak, sepeda motor atau menggunakan pikulan berjalan kaki hingga ke rumah. Frekuensi pemberian hijauan pakan dengan pola penyediaan HMT cut and carry terhadap ternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebanyak dua kali dalam sehari dengan periode pemberian pagi dan sore hari.

(5)

21

Gambar 2. Kandang dan Pola Penyediaan HMT Cut and Carry (Sistem Intensif)

Penduduk Desa Pidoli Lombang menggunakan tanaman liar yang diperoleh dari kebun, sawah dan lahan kosong dalam menyediakan hijauan pakan kambing. Peternak belum memiliki pemahaman untuk menanam sendiri hijauan pakan dalam pemenuhan kebutuhan. Pemanfaatan lahan kosong sebagai lahan tanam hijauan pakan akan membantu terjaminnya ketersediaan hijauan pakan.

Ternak kambing umumnya dipelihara di dalam satu kandang dan dicampurkan. Bentuk kandang secara keseluruhan adalah kandang panggung persegi panjang yang terbuat dari kayu dan bambu yang berkolong dengan jarak 1-1,5 meter. Kandang dengan kolong tinggi bertujuan untuk memudahkan dalam membersihkan kandang, pengumpulan kotoran dan gangguan dari ternak lain. Atap kandang terbuat dari seng dan ilalang yang dianyam sendiri oleh peternak. Lantai kandang terbuat dari papan dan bilahan bambu. Lokasi kandang ternak terletak di belakang atau samping rumah peternak.

Jumlah ternak yang dimiliki peternak tidak terlalu banyak, sehingga kotoran nya hanya dimanfaatkan untuk keperluan sendiri saja. Tetapi peternak yang memiliki ternak dengan jumlah 30-50 ekor, setiap seminggu sekali membersihkan kandang dan mengumpulkan kotorannya lalu di tumpuk dan ditutup dengan plastik sebelum pembeli datang. Kotoran kambing dijual dengan harga Rp, 1.000,- per karung kecil dengan berat rata-rata per karung 10 kg.

(6)

22 Pola penyediaan hijauan pakan dengan sistem semi intensif dibedakan menjadi dua yaitu (1) ternak diberi pakan sebelum digembalakan, (2) ternak baru diberi pakan setelah dikandangkan pada sore hari. Sistem pemeliharaan di Desa Aek Banir cenderung kepada sistem ekstensif, karena ternak biasa digembalakan seharian, tidak selalu dikandangkan pada malam hari dan tidak selalu menyediakan hijauan pakan pada malam hari.

Gambar 3. Ternak Dilepaskan dan Mencari Makan Sendiri (Sistem Semi Intensif)

Jenis kambing yang dipelihara pada peternakan rakyat di Desa Aek Banir adalah kambing Kacang Lokal. Letak desa jauh dari pusat kota dan terletak di antara pegunungan dan dibatasi oleh sungai. Sistem pemeliharaan kambing di Desa Aek Banir adalah pemeliharaan semi intensif. Sistem pemeliharaan semi intensif merupakan sistem pemeliharaan ternak yang dikandangkan pada malam hari, sedangkan pada siang hari dilepaskan atau digembalakan agar dapat merumput (grazing). Pola penyediaan hijauan pakan kambing dengan sistem semi intensif adalah gabungan antara sistem intensif dan ekstensif. Bentuk kandang ternak kambing di Desa Aek Banir sama dengan bentuk kandang kambing di Desa Pidoli Lombang. Namun sedikit kurang terawat dengan baik, karena ternak selalu dilepas.

Pengertian padang penggembalaan secara umum adalah lahan yang digunakan sebagai tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul atau legum yang tahan terhadap injakan ternak untuk digunakan sebagi tempat penggembalaan ternak. Padang penggembalaan yang biasa digunakan untuk menggembalakan ternak kambing di Desa Aek Banir merupakan lahan dengan rumput dan legum yang tumbuh liat tanpa dirawat dan sengaja ditanam. Lahan yang biasa digunakan sebagai padang penggembalaan ternak kambing di Desa Aek Banir adalah lahan kosong, tepi jalan dan kebun.

(7)

23 Karakteristik Peternak

Menurut Simamora (2004), karakteristik seseorang mempengaruhi cara dan kemampuan yang berbeda dalam bentuk persepsi, informasi yang diinginkan dan menginterpretasikan informasi tersebut. Hasil pengukuran karakteristik peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir dibedakan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pengalaman beternak.

Umur Peternak

Sebagian besar peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir berumur antara 20-49 tahun. Jumlah peternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebanyak 12 Kepala Keluarga (KK) dan Desa Aek Banir sebanyak 29 Kepala Keluarga (KK) dengan rataan kerja setiap KK dua orang merupakan tenaga kerja keluarga.

Berdasarkan Gambar 4, peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir berusia produktif (20-49 tahun) berjumlah hamper sama yaitu 66,67% dan 65,52%. Peternak berusia non produktif (≥50 tahun tahun) di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir yaitu 16,66% dan 34,48%.

17% 67% 16% Pidoli Lombang 10-19 tahun 20-49 tahun ≥50 tahun 66% 34% Aek Banir

Gambar 4. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Umur Tahun 2011

Karakteristik umur peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir hampir sama pada usia produktif (20-49 tahun). Hal tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja di kedua desa tersebut memiliki potensial dalam pengembangan sektor pertanian terutama subsektor peternakan ruminansia kecil karena sebagian besar peternak berada dalam usia produktif. Usia produktif menunjukkan kemampuan dan kemauan yang lebih dibandingkan dengan peternak usia non produktif dalam penyediaan hijauan pakan dengan jangkauan yang lebih luas, merawat dan menjaga kebutuhan ternak.

(8)

24 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan peternak di Desa Pidoli Lombang pada Gambar 5. sebagian besar adalah lulusan SMP (58%), SMA (25%) dan SD (17%). Desa Aek Banir lebih banyak memiliki lulusan SD (90%), SMP (7%) dan SMA (3%). Tingkat pendidikan peternak Desa Aek Banir sangat rendah bila dibandingkan dengan Desa Pidoli Lombang. Rendahnya tingkat pendidikan dan tidak adanya penyuluh peternakan di kedua desa mempengaruhi tingkat keterampilan khusus dan pengetahuan peternak dalam memanfaatkan teknologi peternakan khususnya teknologi pakan. 17% 58% 25% Pidoli Lombang SD SMP SMA 90% 7% 3% Aek Banir

Gambar 5. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Tahun 2011

Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh peternak dari pendidikan formal dan non-formal. Pendidikan formal adalah ilmu yang diperoleh dari sekolah (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). Pendidikan non-formal diperoleh dari pengalaman, keterampilan dan pengetahuan yaitu dengan mengikuti seminar, kursus dan pelatihan.

Jenis Pekerjaan

Usaha ternak kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir merupakan usaha sampingan yang berfungsi sebagai tabungan keluarga. Berdasarkan Gambar 6, sebagian besar responden peternak di Desa Pidoli Lombang memiliki pekerjaan sebagai pedagang (50%). Sisanya adalah peternak dengan pekerjaan sebagai petani (33%) dan pelajar (17%). Peternak dengan status pelajar merupakan peternak muda yang menjadikan ternak kambing sebagai hewan peliharaan.

Responden peternak di Desa Aek Banir sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani (90%), sisanya sebagai pedagang (7%) dan sopir (3%). Sektor pertanian di Desa Aek Banir terdiri dari ladang, kebun karet dan kebun aren. Usaha

(9)

25 sampingan penduduk Desa Aek Banir selain beternak adalah membuat gula merah. Persentase rataan penghasilan peternak Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir antara Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 yaitu sebesar 58,33% dan 89,65%. Rataan jumlah tanggungan peternak Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir antara 1-4 orang dengan persentase sebesar 58,33% dan 65,52%.

17% 33% 50% Pidoli Lombang pelajar tani dagang 3% 90% 7% Aek Banir

Gambar 6. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011

Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak kambing di Desa Pidoli Lombang sebagian besar adalah >5 tahun yaitu 75% (Gambar 7). Salah satu peternak di Desa Pidoli Lombang sudah beternak selama 41 tahun yaitu Pak Pujo. Beternak kambing sudah ditekuni beliau sejak umur 9 tahun. Pengalaman yang sangat cukup menjadikan Pak Pujo sebagai peternak kambing yang paling sukses dengan jumlah ternak mencapai 50 ekor. Pak Pujo juga memberikan vaksin pada ternak kambing sekali dalam satu tahun. 25% 75% Pidoli Lombang <1 tahun 1-5 tahun >5 tahun 7% 52% 41% Aek Banir

Gambar 7. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Beternak (2011)

Gambar 7. menunjukkan sebagian besar peternak di Desa Aek Banir memiliki pengalaman 1-5 tahun (52%). Peternak dengan pengalaman >5 tahun memiliki persentase yang hampir sama dengan peternak berpengalaman 1-5 tahun yaitu 41%. Umumnya peternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir telah memiliki

(10)

26 pengetahuan beternak yang diperoleh dari keluarga secara turun temurun. Pengalaman ternak yang lama menandakan peternak sudah memiliki pengalaman yang cukup baik sehingga dapat dijadikan modal untuk mengelola ternak kambing.

Kepemilikan Ternak

Devendra (2001) membagi skala kepemilikan kambing sebanyak 1-5 ekor dalam skala kecil, 6-10 ekor dalam skala sedang dan >10 ekor dalam skala besar. Jumlah ternak yang dimiliki peternak dinyatakan dalam satuan ternak (ST). Jumlah ternak dalam satuan ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir disajikan pada Tabel 8. Usaha peternakan kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir bersifat usaha sampingan dalam skala kecil dan sedang dengan tiap peternak memiliki ternak antara 1-10 ekor. Peternak di Desa Pidoli Lombang yang memiliki ternak >15 ekor termasuk dalam skala besar dan dapat dikembangkan menjadi usaha peternakan skala besar yang berbasis teknologi peternakan.

Tabel 5. Populasi Ternak Kambing di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir

Desa Jumlah Ternak Kambing (ekor) Satuan Ternak (ST)

Dewasa Muda Anak

Pidoli Lombang 72 53 34 17,12

Aek Banir 54 56 25 14,12

Performa Kambing

Jenis kambing yang terdapat di Desa Pidoli Lombang yaitu kambing kacang, kambing Peranakan Benggala dan kambing Benggala. Saat ini yang masih memiliki kambing Benggala hanya satu orang peternak. Jenis kambing yang terdapat di Desa Aek Banir adalah kambing Kacang Lokal dengan pola warna campuran antara putih, hitam dan coklat.

Hasil penimbangan kambing dewasa menunjukkan bahwa rataan bobot badan kambing Benggala dewasa sebesar 44 kg, kambing Peranakan Benggala 41,74 kg dan kambing kacang 27 kg. Hasil wawancara menyebutkan bahwa rataan bobot badan jenis kambing Kacang Lokal di Desa Aek Banir adalah 30 kg.

(11)

27 Gambar. 8. Kambing Benggala, Peranakan Benggala dan Kacang Lokal

Kualitas dan Kuantitas Hijauan Pakan

Tabel 6 menunjukkan bahwa penggunaan rumput benggala sebagai hijauan pakan kambing terbanyak. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan dalam mendapatkan dan ketersediaan yg melimpah. Rumput benggala tumbuh subur di pematang sawah. Bagi para petani padi, rumput benggala merupakan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan padi. Luasnya areal sawah yang terdapat di Desa Pidoli Lombang (300 ha) menjadikan ketersediaan rumput benggala melimpah. Rumput benggala termasuk ke dalam tanaman berumur panjang, dapat beradaptasi dengan segala jenis tanah dan palatable/disukai ternak (Anganga dan Tshwenyane, 2004).

Menurut hasil penelitian Purbajanti et al., (2007), rumput benggala yang dipotong dengan ketinggian 10 cm mempunyai kadar protein kasar 10,50% dan serat kasar 36,68%. Produksi bahan kering rumput benggala di India bagian barat daya dengan curah hujan 350 mm/tahun adalah 2,98-3,78 ton/ha/tahun (Tomar et al., 2003). Di Tanzania rumput benggala yang didefoliasi saat tanaman mencapai tinggi 40 cm mempunyai kadar serat kasar 29.90%, sedangkan di Malaysia rumput benggala yang mengalami defoliasi setiap 6 minggu mempunyai kadar serat kasar 31.20% (Aganga dan Tshwenyane, 2004).

Berdasarkan Tabel 7, hijauan pakan yang paling banyak dikonsumsi ternak kambing di Desa Aek Banir adalah jenis kacangan (41,67%) dan ramban (41,67%),

(12)

28 kemudian rumput (16,66%). Hasil wawancara langsung dengan peternak menyebutkan bahwa umumnya peternak memberikan hijauan pakan rampas para kepada kambing. Rampas para atau disebut juga sembung rambat merupakan tanaman gulma yang tumbuh merambat dan membentuk jalinan. Rampas para dapat ditemui dengan mudah seperti tumbuh merambat pada pohon pisang, kelapa sawit dan tanaman-tanaman lainnya.

Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan

Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir terbagi menjadi tiga, yaitu rumput, kacangan dan ramban. Jenis hijauan yang terdapat di Desa Pidoli Lombang sebanyak 14 jenis, yang terbagi atas rumput 3 jenis, kacangan 5 jenis dan ramban 6 jenis. Jenis rumput yang diberikan yaitu rumput manis, rumput benggala dan rumput oma. Jenis kacangan yaitu gamal, lamtoro, sentro, kacangan dan andor. Jenis ramban yang diberikan yaitu daun singkong, rampas para, daun ubi jalar, daun nangka, daun mangga dan kangkung.

Komposisi botani hijauan pakan dapat dilihat dengan menggunakan metode “Dry Weight Rank” menurut Mannetje dan Haydock (1963). Jenis dan komposisi botani hijauan pakan Desa Pidoli Lombang disajikan pada Tabel. 6. Komposisi botani hijauan pakan di Desa Pidoli Lombang pada Tabel 6, menunjukkan bahwa peringkat pertama hijauan yang diberikan pada kambing di Desa Pidoli Lombang adalah ramban dengan frekuensi pemberian sebesar 42,86 %, disusul oleh kacangan dengan frekuensi sebesar 35,71% dan rumput dengan frekuensi sebesar 21,43%. Apabila dilihat dari spesies dengan jumlah frekuensi pemberian hijauan tertinggi yang diberikan pada kambing adalah rumput benggala (Panicum maximum Jacq. var. Gatton) sebesar 31,51%, rampas para (Mikania micrantha HBK) sebesar 20,74% dan peringkat ketiga adalah daun singkong (Manihot utillissima POHL) sebesar 10,29%.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara langsung kepada peternak jenis hijauan yang terdapat di Desa Aek Banir disajikan pada Tabel 7. Jenis hijauan pakan yang terdapat di Desa Aek Banir sebanyak 12 jenis yaitu rumput 2 jenis, kacangan 5 jenis dan ramban 5 jenis. Jenis hijauan pakan rumput adalah rumput manis dan rumput lapangan. Jenis hijauan pakan kacangan yaitu gamal, lamtoro, sentro, kaliandra dan andor. Jenis ramban yaitu daun singkong, rampas para, daun aren, daun tembelekan dan daun jambu air. Performa kambing dapat dilihat

(13)

29 pada Gambar 9, menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi ternak kambing telah terpenuhi dengan pertumbuhan yang baik.

Tabel 6. Jenis dan Komposisi Botani Hijauan Pakan di Desa Pidoli Lombang

Nama Lokal Nama Latin* Jenis

Hijauan

Komposisi Botani (%) Gamal Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp. Kacangan 8,76 Lamtoro Leucaena leucocephala LAMK. Kacangan 5,53 Sentro Centrosema pubescens Benth. Kacangan 0,76 Kacangan Pueraria javanica Benth. Kacangan 0,76 Andor Calopogonium mucunoides Desv. Kacangan 0,76 Daun

Singkong Manihot utillissima POHL. Ramban 10,29 Rampas Para Mikania micrantha HBK. Ramban 20,74 Daun Ubi

Jalar Ipomoea batatas (L). Lam. Ramban 6,15

Daun

Nangka Artocarpus heterophyllus LAMK. Ramban 1,84 Daun

Mangga Mangifera indica L. Ramban 0,76

Kangkung Ipomoea aquatica Forssk. Ramban 0,76

Rumput

Manis Brachiaria mutica Forssk. Rumput 8,76

Ruput

Benggala Panicum maximum Jacq. var. Gatton. Rumput 31,51

Rumput Oma Chloris barbata Swartz. Rumput 2,61

Sumber : Heyne (1987), Soerjani (1987), Hellena (2005), Pizarro(1997)

Jenis hijauan yang diberikan pada ternak kambing di Desa Pidoli Lombang di dominasi oleh kacangan dan ramban (daun-daunan selain kacangan), sedangkan jenis rumput sedikit diberikan sebab ternak lebih menyukai kacangan dan ramban. Ketidakseimbangan komposisi hijauan yang diberikan pada ternak kambing dapat mempengaruhi asupan nutrient terutama protein. Hal ini terlihat pada saat penelitian dilakukan terdapat kasus lahirnya anak kambing tanpa bulu dan akhirnya mati di hari selanjutnya. Pakan hijauan yang diberikan pada ternak kambing berkisar antara 1,5-2 kg dengan periode pemberian sedikit pada pagi hari dan lebih banyak pada sore hari.

(14)

30 Tabel 7. Jenis Hijauan Pakan Ternak Kambing di Desa Aek Banir

Nama Lokal Nama Latin* Jenis Hijauan

Gamal Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp. Kacangan

Lamtoro Leucaena leucocephala LAMK. Kacangan

Sentro Centrosema pubescens Benth. Kacangan

Kaliandra Calliandra calothyrsus Meissn. Kacangan

Andor Calopogonium mucunoides Desv. Kacangan

Daun Singkong Manihot utillissima POHL. Ramban

Rampas Para Mikania micrantha HBK. Ramban

Daun Aren Arenga pinnata (Wurmb) Merr. Ramban

Daun Tembelekan Lantana camara LINN. Ramban

Daun Jambu Air Eugenia aquena BURM.f. Ramban

Rumput Manis Brachiaria mutica Forssk. Rumput

Rumput Lapangan Cynodon dactylon L.PERS Rumput

Sumber : Heyne (1987), Soerjani (1987), Hellena (2005), Pizarro(1997)

Keragaman Jenis Hijauan Pakan

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa Desa Pidoli Lombang menggunakan 14 jenis hijauan pakan yang terdiri dari 3 jenis rumput, 5 jenis kacangan dan 6 jenis ramban. Tabel 7 menunjukkan bahwa Desa Aek Banir menggunakan 12 jenis hijauan pakanyang terdiri dari 2 jenis rumput, 5 jenis kacangan dan 5 jenis ramban. Hijauan pakan yang digunakan di Desa pidoli Lombang dan Aek Banir adalah hijauan pakan alami yang di dapatkan di lingkungan sekitar desa.

Keragaman jenis hijauan pakan yang digunakan di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir termasuk ke dalam kategori sedang yaitu berada 10-20 jenis. Keragaman jenis hijauan pakan yang diberikan pada ternak kambing berbeda antara Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir. Keragaman ini dipengaruhi oleh penerapan sistem pemeliharaan ternak dan bentuk topografi desa yang berbeda.

(15)

31

Gambar 9. Jenis Hijauan Pakan Rumput

Gambar 10. Jenis Hijauan Pakan Kacangan

Panicum maximum Jacq.

var. Gatton

Cynodon dactylon L.PERS

Chloris barbata Swartz

Brachiaria mutica Forssk

Centrosema pubescens Benth Calopogonium mucunoides Desv

Pueraria javanica Benth

Gliricidia sepium Jacq.

Kunth ex. Walp

(16)

32

Gambar 11. Jenis Hijauan Pakan Ramban

Kapasitas Daya Tampung Ternak Nell dan Rollinson

Kapasitas daya tampung ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir di hitung berdasarkan metode Nell dan Rollinson (1974) dengan pendekatan potensi lahan untuk hijauan pakan di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir. Hasil perhitungan daya tampung ternak berdasarkan metode Nell dan Rollinson (1974) disajikan pada Tabel 8.

Mikania micrantha HBK Ipomoea batatas (L). Lam

Lantana camara LIN Ipomoea aquatica Forssk

Artocarpus heterophyllus LAMK Mangifera indica L

(17)

33 Tabel 8. Hasil Perhitungan Nell dan Rollinson (1974)

Uraian Hasil Perhitungan

Desa Pidoli Lombang Desa Aek Banir Konversi HMT 3.750 ton BK/Ha/tahun 570 ton BK/Ha/tahun

Daya Dukung HMT 217.607,31 ST 33.076,31 ST

KPPTR Efektif 217.572,39 ST 33.055,14 ST

Berdasarkan Tabel 8, hasil perhitungan KPPTR efektif berdasarkan daya dukung potensi lahan dapat diartikan bahwa kapasitas tampung ternak di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir masih dapat ditambah ternak dengan batas maksimal 217.572,39 ST dan 33.055,14 ST. Penambahan jumlah ternak didukung dengan luasnya lahan tersedia yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan tanam hijauan pakan.

Gambar

Tabel 3. Populasi Ternak di Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Desa Pidoli Lombang
Gambar 1.  Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011
Gambar 6. Persentase Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2011
+6

Referensi

Dokumen terkait

dari siswa siswi tersebut akan dikembalikan apabila yang mengambil atau menjemputnya adalah orang tua para murid. Hal ini dikarenakan untuk memberi efek jera kepada

Dari uraian serta pemikiran di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti dengan topik “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui UPK

fisik. Indikator dari dimensi ini adalah: a) jasa yang ditawarkan berkualitas tinggi; b) jasa yang ditawarkan memiliki fitur yang lebih baik dibandingkan pesaing- nya; dan

memberikan kesimpulan bahwa hilāl (bulan sabit) yang muncul di siang hari tidak bisa dijadikan pedoman dalam penentuan awal bulan Kamariyah baik itu terjadi setelah

Kondisi ini karena bertambahnya dosis inokulum dan lama inkubasi sampai batas tertentu akan meningkatkan cepatnya miselium menutupi substrat, sehingga enzim yang

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah parameter kesabaran yang disusun menurut ciri-ciri orang sabar yang diambil dari turunan kata sabar yang

Dengan menggunakan monitoring berbasis notifikasi E-mail administrator tidak perlu selalu mengecek secara berkala untuk mengetahui terjadi perubahan aktifitas

[r]