• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Penelitian

1.1.1. Aktivitas Belajar

Hasil observasi yang dilakukan di kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI PSAK Ambarawa peneliti mengidentifikasi permasalahan apakah dengan penggunaan metode STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pokok bahasan Mengelola Kartu Aktiva Tetap kelas XI Akuntansi Semester 2 2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa.

Aktivitas pembelajaran siswa dan guru didalam kelas sangat rendah sebelum diadakan tindakan. Guru tidak bisa menguasai keadaan kelas, jadi siswa cenderung pasif, tidak ada proses tanyajawab saat pelajaraan berlangsung. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah bervariasai yang membuat siswa menjadi jenuh, cara menyampaikan materi guru kurang jelas, jadi siswa tidak memperhatikan sibuk dengan kegiatan lainya, seperti kipasan, mainan handphone, bercermin, tidur - tiduran. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa menurun atau tidak memenuhi standar KKM. (lampiran 23, halaman 140)

(2)

39 1.1.2. Hasil Belajar

Hasil belajar awal siswa sangat rendah. Hasil belajar diperoleh dari nilai ulangan harian kompetensi dasar mengelola kartu aktiva tetap sebesar nilai terendah diperoleh sebelum tindakan adalah 30 dan tertinggi 80. Sedangkan rata - rata kelas yang diperoleh 54,63 dan ketuntasan sebesar 42,10%, jadi hanya 8 siswa yang tuntas atau dan 11 siswa yang belum tuntas.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap sebelum menggunakan Metode Kooperatif STAD

Indikator Kondisi sebelum siklus Target

Hasil Nilai 54,63 %, 71

Rata - rata % 42,10 % 71

Melihat kondisi ini, peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan PTK metode pembelajaraan kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achivement Division) pada kompetensi dasar mengelola kartu aktiva tetap. Penggunaan metode ini diharapkan mampu memberikan pengaruh positif kepada siswa berupa peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dua kali pertemuan.

Hasil penelitian yang akan dilakukan meliputi hasil toleransi, ketrampilan sosial dan motivasi yang diperoleh dari pengamatan / observasi yang dinilai dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil

(3)

40

belajar dikelopmpokkan menjadi dua yaitu hasil tes formatif diadakan tindakan dan hasil tes (kuis) setelah tindakan pada siklus I dan siklus II.Selain itu terdapat hasil pengamatan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan tanggapan siswa terhadap peroses pembelajaran STAD. Setelah mengadakan penelitian menggunakan metode STAD pada pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap diperoleh data sebagai berikut :

1.2. Hasil Penelitian Siklus I 1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan yang dimulai dengan penyusunan rancangan tindakan yang akan diberikan sebagai berikut :

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran1, halaman 76) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Menyusun kelompok berdasarkan STAD. Kelompok diacak secara heterogen dilihat dari segi akadmis dan jenis kelamin. (Lampiran 2, halaman 87)

c. Menyusun dan menyiapkan observasi yang meliputi :

 Lembar kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari jumlah siswa 19 orang yang membawa buku paket, buku catatan dan alat tulis. (Lampiran 3, halaman 89)

 Lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

(4)

41

kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat untuk mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran 5, halaman 92)

 Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar pengamatan dibuat untuk mengatahui sejauhmana interaksi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. (Lampiran 6, halaman 93)

d. Membuat dan menyiapkan bendera tim. (Lampiran 48, halaman 195) e. Menyiapkan lembar angket tanggapan siswa (Lampiran 8, halaman

97)

f. Mempersiapkan soal kelompok g. Soal kuis tiap siklus

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Siklus I dilaksanakan tanggal 23 April 2012 jam keempat - enam, 26 April 2012 jam pertama - tiga, 28 April 2012 jam ke enam - delapan.

Pertemuan pertama awal kegiatan belajar mengajar guru memberi salam dan mengabsen,memberitahu siwa bahwa nilai ulangan harian masih ada yang mendapat nilai dibawah 71, mengecek kesiapan siswa guru memulai

(5)

42

dengan pertanyaan apersepsi dengan mengingat materi sebelumnya tentang aktiva tetap, motivasi dan tujuan pembelajaran. Guru memulai pelajaran dengan tanya jawab supaya siswa aktif tentang apa yang dimaksud dengan aktia tetap, setelah materi mengelola kartu aktiva tetap, setelah materi disampaikan guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif STAD serta langkah - langkahnya, karena ini model pembelajaran baru pertama diterapkan sehingga guru lebih konsentrasi pada kegiatan inti yaitu membagi siswa kedalam kelompok yang sudah ditentukan sebelumnya oleh guru yaitu : menjadi empat kelompok. (lampiran 2, halaman 87). Masing - masing kelompok beranggotakan 4 - 5 siswa yang telah dipilih secara acak , dari segi gender, jenis kelamin dan kemampuan akademis (yang paling pintar ditempatkan dalam setiap kelompok). Setiap kelompok memiliki nama kelompok sendiri - sendiri sehingga lebih mudah dalam melihat perkembangan siswa dalam setiap kelompoknya, sebelum guru membagi lembar soal dan lembar kerja siswa banyak yang protes terhadap pembagian kelompoknya, mereka ingin memilih sendiri kelompoknya. Pada saat pembagian kelompok itu pada pertemuan pertama 1 anak yang tidak hadir. Setelah itu guru membagi lembar kerja dan lembar soal I (lampiran 9, halaman 98) dan bendera tim (lampiran 46, halaman 195). Setelah guru membagi kelompok siswa langsung menempatkan dirinya dalam kelompoknya, sebelum siswa mengerjakan dalam kelompoknya guru menjelaskan langkah - langkah dalam pengerjaan dilembar kerja.

(6)

43

Selama diskusi kelompok guru berkeliling memantau dan memberi arahan apabila ada kesulitan dalam mengerjakan tugas,atau guru membantu kerja tim sebagai fasilitator dan motivator. (lampiran 42, halaman 189). Guru menekankan supaya tiap anggota kelompok saling membantu dan bekerjasama, dan memastikan bahwa setiap anggotanya bekerja karena nilai kelompok bisa membantu nilai kalian yang kurang. Setelah selasai mengerjakan tugas siswa mempresentasikan hasil kerja tim dengan cara kelompok siapa yang selesai duluan mereka yang maju dan bersama - sama dengan guru membahas jawaban. Setelah siswa presentasi guru memberikan kesempatan kepada siswa yang mau bertanya kepada kelompok yang presentasi. Pada saat mereka menjawab pertanyaan dari teman yang bertanya ada yang malu menyampaikan , guru memberikan motivasi agar siswa tersebut tidak merasa malu menjawab. Kegiatan akhir setelah presentasi, guru memberikan kesimpulan dan menjelaskan bahwa pertemuan selanjutnya akanada soal lain, siswa harus mempersiapkan materi berikutnya.

Pertemuan kedua guru memberi apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi selanjutnya tentang metode memasukan aktiva tetap kekartu aktiva tetap, dan kemudian memasukkan kedalam laporan aktiva tetap, setelah menyampaikan materi guru kemudian memerintah anak - anak masuk dalam kelompoknya, kemudian guru membagi lembar soal II (lampiran 11, halalaman 102) dan bendera tim (lampiran 48, halaman 195). Saat berdiskusi dan presentasi guru menjadi fasilitator dan motivator. Setelah presentasi guru

(7)

44

memberikan kesimpulan, sekaligus pemberitahuaan bahwa pertemuan ketiga akan diadakan kuis 1.

Pertemuan ketiga guru mengabsen siswa, kemudian guru memberikan apersepsi dan motivasi. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian lembar kuis I (lampiran 13,halaman 110). Setelah kuis selesai guru memberikan sesi tanya jawab tentang kesulitan anak – anak dalam mengerjakan soal kuis.

3. Pengamatan (observing)

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti hasil yang diperoleh dari pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode STAD pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil aktivitas siswa ditinjukan dari kesiapan siswa dengan metode pembelajaran tipe STAD hasil data sebagai berikut :

a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam pelajaran. Hasil penelitian kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus I (lampiran 16, halaman 120). Pertemuan pertama menunjukan bahwa buku paket 84,21%, membawa buku catatan 47,36% dan membawa alat tulis 52,65%. Hal ini disebabkan ada siswa yang tidak membawa buku paket 2 siswa, buku catatan 19 siswa, dan alat tulis khususnya kalkulator 12 siswa. Pertemuan kedua dapat dilihat bahwa sebesar 84,21% siswa sudah siap dengan membawa buku modul/paket, 10,52% yang belum siap. Siswa

(8)

45

yang membawa buku catatan 52,65%, dan yang tidak membawa 41,24%, serta yang membawa alat tulis 35,68%, dan yang tidak membawa alat tulis (terutama kalkulator) ada 63,15%. Upaya yang dilakukan adalah memberi penjelasan menegenai pentinya buku paket, buku catatan, dan yang terpenting adalah kalkulator.(lampiran 16, halaman 123)

b. Observasi Tentang Aktivitas Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Kooperatif STAD.

Data hasil observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa selama proses pembelajaran.Hasil observasi belajar siswa pada siklus I sebesar 67,27 %.(lampiran 18, halaman 128). Siklus I toleransi menunjukan nilai empat atau baik (60% - 80%), ketrampilan sosial tiga atau cukup (40% - 60%), dan motivasi siswa menunjukkan nilai empat atau kategori baik (60% - 80%),.(lampiran 19, halaman 134).

1. Aktivitas siswa dilihat Toleransi

Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari toleransi mengenai siswa menerima siswa lain sebagai rekan kerja dalam bekerja kelompok menunjukan nilai tiga. Pertemuan pertama menunjukkan nilai empat (60% - 80%), dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam hal ini siswa yang pintar yang mendominasi jalanya diskusi, yang lainya hanya sibuk dengan kegiatanya. Sedangkan toleransi siswa menghargai pendapat siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai tiga (40% - 60%) dalam hal ini siswa

(9)

46

dalam anggotanya belum bertukar saling bertukar pendapat tentang bagaimana mereka memecahkan masalah yang ada.

2. Aktivitas siswa dilihat dari Ketrampilan sosial

Hasil aktivitas dalam proses pembelajaran pertemuan pertama dilihat ketrampilan sosial mengenai siswa berdiskusi dan bekerjasama menunjukkan nilai tiga atau kategori cukup. Pertemuan pertama menunjukan nilai tiga (40% - 60%) dan pertemuan kedua menunjukkan nilai empat (60% - 80%), dalam hal ini siswa sudah ada pembagi pekerjaan yang ada kepada setiap kelompoknya. Meskipun masih ada yang sibuk dengan kegiatanya. Ketrampilan sosial mengenai yang aktif saat presentasi menunjukkan nilai tiga kategori cukup. Pertemuan pertama menunjukkan nilai dua dan pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga (40% -60%) dalam hal ini siswa belum aktif saat presentasi karena mereka masih malu dan takut untuk mengungkapkan hasilnya di depan kelas.

3. Aktivitas siswa dilihat dari Motivasi

Hasil aktivitas proses pembelajaran dilihat dari motivasi mengenai siswa membangun kerjasama dalam tim menunjukan nilai empat atau kategori baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai empat (60% - 80%), dalam hal ini membangun siswa lain dalam tim siswa untuk tidak jemu - jemu latihan soal agar kelompoknya tidak hanya bisa mengerjakan saat kelompok saja melainkan saat kuis nanti. Motivasi mengenai siswa memberi dukungan kepada siswa lain dalam pembelajaran menunjukkan nilai tiga atau ketegori cukup. Pertemuan kedua menunjukkan nilai tiga

(10)

47

(40% - 60%) dan perteman kedua menunjukkan nilai empat (60% - 80%), dalam hal ini setiap siswa belum menguasai materi dan belum saling membantu siswa lain.

Pertemuan ketiga, kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa yang tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai kesulitan yang dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan kesulitanya, hanya beberapa yang bertanya.

c. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD Siswa yang tuntas hanya 9 siswa. Siswa yang lain belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi. Dalam hal ini belum memenuhi target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 75% maka perlu peningkatan.

Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode Kooperatif STAD

Indikator Kondisi Awal Siklus I Target Peningkatan

Hasil Nilai 54,63 %, 58,68 71 Peningkatan sebesar 4,05 Rata - rata

%

(11)

48

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

d. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data hasil observasi aktivitas guru digunakan mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Siklus I pertemuan pertama guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menayakan pada siswa mengenai cara mencatat aktiva tetap kedalam jurnal. Kemudian guru menampaikan tujuan pembelajaran. Guru membimbing siswa dan membagi siswa untuk kegiatan diskusi dengan menjadikan empat kelompok. Namun guru kurang mengkondisikan kelas jadi suasana masih ramai, dan yang lainya diam menunggu petunjuk atau panggilan dari guru, kemudian guru membagi kelompok sesuai kelompok yang ditentukan. Guru membagi bendera tim (lampiran 48,halaman 195) dan lembar soal I (lampiran 9, halaman 98) dan lembar kerja siswa, dan guru membimbing jalannya kegiatan diskusi secara langsung apakah ada kesulitan dalam mengerjakan soal. Saat guru lengah masih ada siswa yang bekerjasama dengan kelompok lain.

Pertemuan kedua, guru memberi motivasi pada siswa tentang pengetahuan awal, yaitu tentang kartu aktiva tetap dan laporan aktiva tetap,

100 50

0

(12)

49

guru tidak lagi menyampaikan langkah - langkah pembelajaran dan juga tujuan pembelajaran karna hari pertama sudah disampaikan dan siswa pun langsung masik kekelompok masing - masing. Guru membagi lembar kerja dan soal II,(lampiran 11, halaman 102) serta menyampaikan petunjuk - petunjuk dalam mengerjakan soal tersebut. Suasana tenag dan aktif, guru memberikan arahan dan bimbingan serta mamantau jalanya diskusi. Upaya guru membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

Pertemuan ketiga, guru memberikan apersepsi sebelum kuis dimulai, kemudian guru membagikan lembar kerja kuis I (lampiran 13, halaman 111). Saat kuis berlangsung guru mengawasi jalanya proses kuis individu, meskipun pada menit terakhir sempat ditinggal. Saat guru itu ijin meninggalkan kelas ada tiga anak yang masih bekerja sama, kemudian guru dating dan menegur siswa dengan cara “nek jawabaen tipekan berarti

nyonto kancane”.

Hasil pengamatan aktivitas guru yang dilihat dari kinerjanya dalam pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129). Meskipun demikian kinerja guru perlu ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

e. Wawancara Siswa tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan angket tanggapan siswa setelah mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (yang sudah diterapkan) mereka menjawab senang, 15 siswa menjawab lebih memahmi materi, 2

(13)

50

siswa menjawab bisa bertukar pendapat dan saling membantu, 2 siswa menjawab tidak mengantuk dan bosan (lampiran 20, halaman 136).

f. Angket tanggapan siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

Hasil angket tanggapan siswa yang didapat, 15 siswa menyukai pembelajaran Jigsaw. Mereka merasa lebih mudah menangkap materi dan masalah bisa dipecahkan bersama-sama. Apalagi karena teman sendiri yang menjelaskan dan menggunakan memakai bahasa mereka sendiri, mereka jadi lebih mudah untuk memahami materi. Apabila tidak mengerti, mereka bisa bertanya kepada teman kelompok yang lebih mengerti. Mereka juga menyatakan suka dengan pembelajaran STAD karena bisa memperoleh wawasan pengetahuan dan bisa memupuk kerukunan dengan teman yang lain. Namun, ada dua siswa yang menyatakan tidak setuju dengan alasan masih ada temannya yang hanya mengandalkan anggota kelompok yang lain untuk berpikir, sedangkan mereka ribut sendiri. Mereka juga merasa repot ketika berkali kali harus menjelaskan kepada teman satu kelompoknya yang belum mengerti tentang materi yang didiskusikan. Mereka memberi komentar bahwa jika ada teman satu kelompok yang tidak mengerti materi, jalannya diskusi menjadi terhambat. (lampiran 21, halaman 137).

4. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa aktivitas siswa

(14)

51

menunjukkan nilai sebesar 67,27 %. (lampiran 17, halaman 124).Namun peningkatan aktivitas tersebut belum optimal atau belum menunjukan indikator keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan yang mengarah keindikator keberhasilan yaitu 80 %. Berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru pada siklus I tergolong dengan menunjukkan nilai sebesar 68,09 %. (lampiran 18, halaman 128). Peningkatan kinerja guru juga belaum mancapai indikator keberhasilan yaitu 80 %, maka guru harus mengungkapkan langkah - langkah pembelajaraan kooperatif tipe STAD yang belum sama sekali digunakan sebelumnya , sehingga dapat mencapai indikator keberhasilan.

Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I masih terdapat hal - hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut:

1. Toleransi siswa pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% - 60%). Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga pada siklus II perlu ada peningkatan terutama pada toleransi siswa saling menularkan pendapat siswa lain.

2. Ketrampilan sosial pada siklus I menunjukkan nilai cukup (40% -60%). Hasil tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan proses. Sehingga pada siklus II perlu ada peningkatan terutama ada ketrampilan social mengenai keaktifan siswa saat presentasi.

3. Motivasi siswa pada siklus I menunjukkan nilai baik (60% - 80%), khusunya pada penguasaan materi dan membantu teman yang kesulitan. Namun pada siklus II lebih ditingkatkan lagi supaya hasilnya optimal.

(15)

52

4. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 47,36 %. Hasil tersebut masih dibawah criteria keberhasilan belajar, sehingga perlu ditingkatkan lagi.

1.3. Hasil Penelitian Siklus II 1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan ini diisi dengan persiapan seperti siklus I dan bagaimana memperbaiki kekurangan pada siklus I yang dapat dilihat di refleksi siklus I.

Persiapan perbaikan diantaranya sebagai berikut :

1. Penyampaian tujuan dan langkah - langkah pembelajaran sesuai RPP Penyiapan perbaikan guru menjelaskan secara rinci tindakan pembelajaran sesuai dengan langkah - langkah pembelajaran dan tujuan pembelajarankooperatif tipe STAD yang telah disusun dalam bentuk RPP.Sehingga kegiatan berjalan dengan baik.

2. Peningkatan Toleransi

Upaya perbaikan toleransi dengan memberikan arahan kepada siswa bagaimana mendominasi kelompok kerja dan saling bertukar pendapat, perlu ditigkatkan.

3. Peningkatan Ketrampilan sosial

Upaya peningkatan ketrampilan social berdiskusi dengan kelompok dan aktif dalam presentasi dikelas perlu ditingkatkan.

(16)

53 4. Peningkatan Motivasi

Upaya peningkatan motivasi terhadap siswa dengan memberi pengarahan bagaimana membengun kerjasama dan saling membantu siswa lain perlu ditingkatkan.

5. Peningkatan Hasil Belajar

Upaya perbaikan hasil belajar yaitu guru memberikan pengarahan supaya siswa lebih berkonsentrasi dalam kelompok bukan hanya mudeng saat bekerja dikelompok saja namun juga harus bisa memecahkan masalah yang ada di soal kuis II, sehinga hasil belajar meningkat dan mencapai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75 %.

2. Pelaksanaan (Acting)

Pertemuan pertama siklus II dilaksanaakan pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 jam 09.30 – 11.45. Diawal pelajaran guru guru mengabsen siswa dan memberitahukan hasil tes individu siklus I dan penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor paling baik dan banyak.mengumumkan hasil tes kuis I dan perkembangan skor individu (lampiran 23, halaman 140), penilaian kelompok dan rangking penghargaan (lampiran 24,halaman 141), kemudian guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan menanyakan bagaimana memasukan aktiva tetap kejurnal. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk membagi tugas yang sudah disiapkan. Siklus II ini siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Langkah berikutnya

(17)

54

guru membagi lembar kerja dan soal I, (lampiran 25, halaman 142) siswa langsung bekerja dengan kelompoknya. Setelah selesai bekerja dalam kelompok, presentasi dilakukan dengan guru menunjuk kelompok Gank Boyo RT 04 RW XI.

Pertemuan kedua juga sudah berjalan dengan baik, mungkin karena sudah terbiasa. Guru mengecek kesiapan siswa dan mebgabsen, memberian motivasi, tujuan pembelajaran dan langkah - langkah pembelajaran tipe STAD. Dalam pertemuan ini sudah sangat baik dan berjalan dibanding siklus I. guru menyampaikan materi tentang memasukan aktiva tetap kedalam kartu aktiva tetap dan bagaimana mencatat dalam laporan kartu aktiva tetap.guru membagi lembar soal II (lampiran 27, halaman 148). Siswa bekerja lebih baik membagi soal dengan cara membagi setiap soal agar setiap siswa dalam kelompoknya bekerja. Setelah selesai sama seperti pertemuan pertama ada kelompok yang ditunjuk oleh guru untuk maju presentasi yaitu kelompok Gank Boyo RT 02 RW XI. Selanjutnya guru memberikan penguatan serta memberitahukan kalau hari sabtu tanggal 5 Mei 2012 akan diadakan kuis II, guru memberi motivasi pada siswa agar belajar sehingga mendapatkan hasil yang baik.

Pertemuan ketiga kuis kedua dalam siklus II.Kegiatan awal guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tidak tergesa - gesa dan teliti (lampiran 29, halaman 157)..Guru membagi lembar soal kuis II. Selama kuis guru mengawasi jalanya kuis.

(18)

55

Pengumuman hasil tes dan perkembangan individual dan kelompok serta rangking / penghargaan (lampiran 40, halaman 187) diadakan pada hari sabtu tanggal 19 Mei 2012, diberikan mundur karena pada jadwal akuntansi guru ada kegiatan sekolah yang tidak bisa diganggu.

3. Pengamatan (observing)

Pada penelitian tindakan kelas ini pelaksanaan penerapan pembelajaran metode pembelajaan kooperatif tipe STAD yaitu dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh eneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode STAD pada siklus II diperoleh sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

a. Observasi tentang kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran Hasil pengamatan siswa menerima pelajaran dapat dilihat (lampiran 32, halaman 167) pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat bahwa sebesar 89,47% untuk siswa yang membawa buku paket, 89,47 %% untuk siwa yang membawa buku catatan, dan 84,21 % untuk siswa yang membawa alat tulis. Pertemuan kedua 94,73 %, siswa yang membawa buku paket, 89,47 % untuk siswa yang membawa buku catatan, dan 94,73 % yang membawa alat tulis.(lampiran 32, halaman 168) Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada siklus II ini dibandingkan siklus I.

(19)

56

b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hasil penelitian siklus II ini aktivitas belajar siswa (lampiran 33 halaman 171) dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD telah mencapai 85,45 % sedangkan yang kurang, takut dan malu saat presentasi maupun menjawab pertanyaan ada 14,54%. Siklus II aktivitas siswa dalam hal toleransi siswa menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik dan motivasi juga sama mendapat nilai lima atau kategori sangat baik.

1. Aktivitas siswa mengenai toleransi

Hasil aktivitas siswa mengenai toleransi pada siswa menerima siswa lain sebagai rekan dalam bekerja menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai lima (80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa saling bekerjasama tidak hanya yang pintar saja yang aktif dan siswa yang lainya tidak sibuk dengan kegiatan lainya yang mengganggu jalanya diskusi. Toleransi siswa menghargai pendapat siswa lain menunjkkan nilai lima (80% - 100%). Pertemuan pertama dan pertemuan kedua menunnjukkan nilai lima (80% - 100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa satu dengan yang lain menghargai dan menularkan pendapat siswa lain.

2. Aktivitas siswa dilihat dari ketrampilan sosial

Hasil aktivitas siswa mengenai diskusi dan bekerjasama dengan kelompok menunjukkan nilai lima atau kategori baik. Pertemuan

(20)

57

pertama dan kedua menunjukkan nilai lima atau kategori baik (80% -100%) dalam hal ini sudah sangat optimal dalam mereka mengerjakan soal dengan cara membagi soal yang ada kepada setiap kelompok agar teman yang malas tidak hanya duduk diam menonton dan tidak bekerja. Ketrampilan sosial siswa aktif saat presentasi menunjukkan nilai lima atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua nenunjukan nillai lima (80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat siswa sangat aktif saat presentasi, tidak ada lagi kata malu dan takut untuk menyampaikan hasil yang meraka buat.

3. Aktivitas siswa dilihat dari motivasi

Hasil aktivitas siswa mengenai membangun kerjasama dalam tim menunjukkan nilai lima atau sangat baik. Pertemuan pertama dan kedua menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini sudah terlihat setiap siswa saling mendukung satu dengan yang lain, bisa tidak hanya saat berkdiskusi melainkan saat kuis bisa mengerjakan. Motivasi memberi dukungan kepada siswa lain menunjukan nilai empat atau kategori baik. Perteman pertama menunjukkan nilai empat (60% - 80%) dan pertemuan kedua menunjukkan nilai lima (80% -100%) dalam hal ini siswa yang sudah menguasai materi terlihat membantu siswa yang belum memahami materi.

Pertemuan ketiga kuis individu berjalan baik tapi masih ada siswa yang tanya keteman yang lainya. Saat sesi tanya jawab mengenai

(21)

58

kesulitan yang dialami selama kuis, siswa tidak mau mengungkapkan kesulitanya, hanya beberapa yang bertanya.

c. Hasil belajar siswa

Hasil belajar siswa belajar siswa siklus II 85,34 dan ketuntasan 94,73% lebih baik dibandingkan hasil belajar siklus I 58,68 dan ketuntasan 47,36 %. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah tindakan.( lampiran 39, halaman 186)

d. Hasil observasi Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. (lampiran 43, halaman 190). Siklus II pertemuan guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan materi tentang menjurnal ke kartu aktiva tetap.

Kemudian guru membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Guru member arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa dan memberi arahan cara mengerjakan soal.

Pertemuan kedua guru memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal, guru menanyakan pada siswa mengenai kartu aktiva tetap dan memasukkan aktiva tetap ke laporan aktiva tetap.guru mengkordinasi siswa kedalam kelompok untuk mengerjakan

(22)

59

diskusi. Masih ada yang masih sibuk dengan bicara sendiri. Guru membimbing arahan dan bimbingan, memantau jalanya diskusi pada setiap kelompok.

Pertemuan ketiga guru memberikan awalan memasuki kuis. Kemudian guru membagi lembar kuis, saat kuis berlangsung guru mengawasi jalanya proses kuis. Siswa masih ada yang bekerjasama. Hasil pengamatan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran pada siklus kedua sudah baik yaitu sebesar 83,80 %. (lampiran 34, halaman 178)

e. Wawancara siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Berdasarkan hasil wawancara, ada beberapa siswa yang masih merasa sulit kerja dalam kelompoknya ,mengandalkan jawaban siswa yang pintar, yang malas - malasan sibuk dengan kegiatanya. Siswa yang dianggap lebih akan merasa terhambat, akibat dari keadaan seperti ini akan mengakibatkan siswa ridak aktif, maka dengan pembelajran kooperatif tipe STAD akan menimbulkan rasa ingin tahu siswa dengan bekerja dalam kelompoknya untuk menemukan masalah yang ada dalam soal, karena pelajat\ran akuntansi diperlukan ketelitian dalam bekerja.

(23)

60 4. Refleksi (Reflecting)

Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar siswa sudah mengalami peningkatan yang semula menunjukkan 67,27 % mengalami

peningkatan sebesar 82,45 %. Sementara aktivitas guru yang semula 68,09 % juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 83,80 %. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II aktivitas siswa sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian yaitu sebagai berikut (Lampiran 33, halaman 175).

1. Toleransi siswa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat baik (80%-100%). Hasil ini berarti toleransi siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan proses.

2. Ketrampilan sosial pada siklus II mengalami peningkatan dengan menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik (80%-100%). Hasil ini berarti ketrampilan sosial siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan.

3. Motivasi dalam proses pembelajaran sudah siklus II mengalami peningkatan dengan menunnjukan nilai lima atau kategori sangat baik. (80%-100%). Hasil ini berarti motivasi siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan proses.

4. Hasil ketuntasan belajar siswa siklus II sebesar 94,73%. Hasil tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas sama dengan 75%.(lampiran 39, halaman 186)

(24)

61

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Pokok Bahasan Mengelola Aktiva Tetap dengan Metode Kooperatif STAD

Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Peningkatan antara siklus I dan II

Hasil Nilai 54,63 58,68 85,34 71 Peningkatan sebesar 26,66

Rata - rata %

42,10 % 47,36 % 94,73% 71 Peningkatan sebesar 47,31

Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus I, dan Siklus II Kelas XI Akuntansi

Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

*

Grafik 4.3 Perbandingan Toleransi pada Siklus 1 dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

33

Siklus I Siklus II 100

50

0

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

5 4 3 2 1 0

(25)

62

Grafik 4.4 Perbandingan Ketrampilan Sosial pada Siklus 1 dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I Siklus II

Grafik 4.5 Perbandingan Motivasi pada Siklus 1 dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I Siklus II

Hasil Observasi Toleransi, Ketrampilan sosial, dan Motivasi pada siklus I menunnjukkan nilai 3 atau kategori CUKUP.dan pada siklus II menunjukkan nilai 5 atau kategori SANGAT BAIK.

4.2 Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian berdasarkan has ail observasi selama penelitian.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap - tiap siklusnya. Proses

5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0

(26)

63

pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat komunikasi yan menyeluruh bukan hanya satu arah antara guru dan siswa. Guru dalam proses pembelajaran guru harus dapat menentukan metode - metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, yang disesuaikan dengan karateristik materi pembelajaran yang disampaikan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Proses pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antar siswa dan guru, keaktifan siswa yang dampaknya pada hasil belajar siswa terjadi peningkatan.

Penelitian Tindakan Kelas di SMK MASEHI PSAK Ambarawa ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2012, 26 April 2012, dan 28 April 2012, siklus II pada tanggal 2 Mei 2012, 3 Mei 2012, dan 5 Mei 2012. Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini, mengambil pokok bahasan mengelola kartu aktiva tetap.

Sebelum dilakukan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi untuk melihat kondisi kelas. Hasil menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar belum optimal, Penggunaan metode pembelajaran yang belum tepat, siswa hanya mendengarkan dan mencatat, masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pelajaran seperti : ngobrol dengan teman sebangku, mainan HP, bercermin, dan hasil belajar yang belum sesuai yang diharapkan, terbukti 12 (dua belas siswa) dari sembilan belas siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 71. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK MASEHI

(27)

64

PSAK Ambarawa. Selama pelaksanaan penelitian dngan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi mengelola kartu aktiva tetap dari siklus satu ke siklus berikutnya berikutnya terjadi perubahan dalam proses pembelajaran kearah yang baik.

Teori konstruktivisme dalam proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan terjadi pembentukan secara optimal pada diri siswa dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Siswa harus aktif sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa dan proses pembealajaran berjalan dengan baik. Keaktifan siswa ini menjadi hal penting dalam menentukan kesuksesan dalam proses pembelajaran.

“Tujuan dari Pembelajaran Kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan bermanfaat.”1

Peningkatan aktivitas siswa terjadi perubahan toleransi, ketrampilan sosial, motivasi, dan hasil belajar siswa. Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukan bahwa keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 67,27 % . Hasil proses belajar siswa pada toleransi menunnjukan nilai tiga atau kategori cukup, ketrampilan sosial menunnjukkan nilai tiga atau kategori cukup, motivasi siswa menunjukan nilai empat kategori baik, dan hasil proses aktivitas siswa siklus II sebesar 82,45 %. Hasil proses belajar siswa pada toleransi menunjukan nilai lima atau kategori sangat baik, ketrampilan social menunjukkan nilai lima atau kategori sangat baik, motivasi siswa menunjukan nilai lima atau kategori sangat baik.

1

(28)

65

Proses pembelajaran yang terjadi dalam pembelajaran sebelum tindakan kelas dilaksanakan siswa belum aktif, masih ada yang bermain handphone, kipasan karna kepanasan, dan masih sibuk dengan kegiatan yang lain. Setelah diiadakan siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti proses pembelajaran tapi belum optimal. Perteman pertama, kelompok satu sampai empat sudah mulai bisa menerima rekan kerja walaupun masih terlihat tempat belas siswa belum menerima rekan kerja. Terlihat siswa saling berdiskusi dan sudah dapat membagi tugas saat mengerjakan, saling menghargai pendapat siswa lain, saling membantu siswa yang belum memahami. Mereka membagi tugas sesuai dengan jumlah soal mengenai memasukkan aktiva tetap kedalam jurnal disoal tersebut menggunakan metode penyusutan tarif tetap, siswa bekerja sesuai pembagian tiap kelompok. Dari keempat kelompok tersebut yang terihat aktif dalam pengerjakan soal adalah kelompok satu dan empat. Setelah itu guru memberikan lotre untuk siapa yang maju presentasi, siswa masih malu dan takut dalam menyampaikan jawaban saat presentasi didepan kelas. Hasil diskusi siswa, nilai tertinggi dicapai oleh kelompok dua dengan nilai 100, kelompok satu mendapat nilai 73, kelompok tiga mendapat nilai 45, kelompok empat memperoleh nilai 95. Pertemuan kedua, semua kelompok sudah bisa menerima rekan kerjannya, meskipun ada yang belum, karena siswa masih ada yang malas tidak mau bekerja. Pembagian tugas sudah mulai rata diberikan tiap kelompoknya karena soal yang diberikan menggunakan metode penyusutan garis lurus jadi setiap siswa semua bekerja sesuai dengan soalnya. Hasil diskusi siswa, kelompok satu dan dua mendapat nilai

(29)

66

88, dan kelompok tiga mendapat 63 serta kelompok empat mendapat nilai 80. (lampiran 23, halaman 140)

Siklus II, tiap kelompok sudah ada peningkatan dalam berkelompok dan berdiskusi. Pertemuan pertama, tiap kelompok sudah bisa membagi tugasnya sesuai dengan soal yang diberikan. Hasil diskusi siswa untuk kelompok satu mendapat nilai 100, kelompok dua mendapat nilai 88 dan kelompok tiga dan empat mendapat nilai 87. Pertemuan kedua, kerjasama sudah berjalan dengan baik masih ada siswa yang kurang bekerjasama masih malas - malasan. Hasil diskusi siswa menunjukan nilai yang kelompok satu mendapat nilai 84, kelompok dua 97, kelompok empat mendapat nilai 89 dan kelompok empat mendapat nilai 62. (lampiran 38, halaman 184)

Selain itu perubahan juga dapat dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar sebelum dilakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil ketuntasan hasil belajar setelah menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Nilai awal yang diperoleh dari hasil ulangan harian dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus. Materi tiap - tiap siklus merupakan meteri pengulangan. Hasil analis terhadap hasil belajar siswa menunjukan bahwa dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Rata - rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 58,68 dan ketuntasan belajar sebesar 47,36 %. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus I sebanyak 10 siswa atau 52,63 %. Sepuluh siswa yang belum tuntas terdiri dari tiga siswa dari kelompok satu atau tim Gank Boyo RT 01 RW XI, dua siswa dan satu siswa tidak ikut tes dari kelompok dua atau Tim Gank Boyo RT 02 RW XI, tiga siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank

(30)

67

Boyo RT 03 RW XI, dan dua siswa dari kelompok empat atau Tim Gank Boyo RT 04 RW XI. Ketidaktuntasan hasil belajar siswa dikarenakan siswa masih menghafal metode penyusutan apa yang akan dipakai dalam soal tersebuit, atau salah memasukan rumus perhitunganya. (lampiran 23, halaman 140). Rata - rata belajar siswa pada siklus II sebesar 85,34 dan ketuntasan belajar sebesar 94,73%. Ketidaktuntasan hasil belajar individu pada siklus II, sebanyak satu siswa atau 5,27%. Satu siswa dari kelompok tiga atau Tim Gank Boyo RW 03 Rw XI, (lampiran 39, halaman 186)

Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari melalui kegiatan ynng telah dilaksanakan siswa.hal ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa sudah masuk dalam criteria ketuntasan belajar yaitu lebih dari atau sama dengan 75%. Hal ini berarti, dengan diterapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD toleransi,motivasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Guru dalam penyampaian materi pelajaran juga sudah mengalami perubahan lebih bai dibanding sebelum diterapkan model kooperatif tipe STAD. Guru member motivasi sehingga kondisi kelas tercipta suasana belajar yang baik. Guru membimbing siswa bekerja dengan kelompok dalammengerjakan soal yang diberikan dan berdiskusi. Guru juga memberikan arahan bagaimana mengerjakan soal kedalam lembar kerja siswa, dan memantau jalanya diskusi.

Hasil observasi guru siklus I sebesar 68,09 % (lampiran 18, halaman 129). pada siklus II sebesar 85,23 %, (lampiran 34,halaman 178). Dari data tersebut menunjukan adanya kenaikan kinerja guru secara baik dari siklus I dan siklus II.

(31)

68

Guru berusaha memperbaiki kekurangan - kekurangan dlam proses pembelajaran, dari cara penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi siswa. Hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dari siklus satu ke siklus dua sudah sbaik. Siklus I, guru melaksanakan langkah pembelajaran yang sudah disusun, meskipun belum maksimal, masih ada yang terlewatkan. Siklus II, kinerja guru sudah semakin baik karena guru telah melakukan langkah - langkah embelajaran dengan baik, mungkin itu karena sudah terbiasa.

Pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe STAD ini guru dapat mengarahkan siswa dari segi motivasi, toeransi, dan hasil belajarnya menjadi lebih baik.Keaktifan siswa pun berjalan baik, siswa bisa saling membantu temanya yang belum bisa, dan lebih aktif dalam kelas dan aktif untuk mengungkapkan hasilnya didepan kelas satta presentasi.Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan titik tolak ukur keberhasilan adana penelitian tindakan kelas ini. Apabila belum berhasil itu karena dalam siklus I belum berjalan baik seperti siklus II. Belum tercapainya penelitian ini disebabkan oleh masih ada permasalahan pada siklus I:

1. Langkah - langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD belum tersampaikan dengan baik.

2. Penyampain pelajaran guru hanya memberikan gambaran dan poin - poinya saja.

3. Banyak siswa yang belum siap menerima pelajaran , masih sibuk dengan kegiatanya, buku catatan, buku paket dan alat tulis belum siap.

(32)

69

4. Siswa belum terbiasa menggunakan pembelajaran STAD, maka mereka masih bingung.

5. Siswa belum bisa menerima teman dalam timnya saat bekerja dalam kelompok.

6. Siswa yang malas - malasan malah ramai sendiri dan lebih mengandalkan teman yang pintar yang mengerjakan tugas dalam setiap kelompok.

Pada pelaksanaan siklus II guru berusaha untuk melakukan perbaikan daari kekurangan yang terjadi dalam siklus I. Maka guru harus melaksanakan siklus II untuk lebih memperhatikan proses pembelajaran:

1. Mempersiapkan dan merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan sebaik mungkin.

2. Guru lebih mengoptimalkan dalam pemberian materi dan memperjelaskan kepada siswa tentang langkah - langkah pembelajaran STAD.

3. Guru memberikan bimbingan, arahan dan dukungan / motivasi siswa supaya berperan aktif dalam kelompoknya dan dalam penyampaian saat presentasi.

4. Guru terjun langsung melihat siswa dalam kelompoknya sudah saling bekerjasama atau malas - malasan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Penggunaan pembelajaran

(33)

70

kooperatif tipe STAD sudah terbukti dapat menigkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi pokok bahasan mengelola aktiva tetap semester 2 2011/2012 SMK MASEHI PSAK Ambarawa.

Gambar

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siswa pada Kondisi Awal dan  Siklus I Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012
Grafik 4.4  Perbandingan Ketrampilan Sosial  pada Siklus 1  dan Siklus 2 di Kelas XI Akuntansi Semester 2 Tahun  Pelajaran 2011/2012

Referensi

Dokumen terkait

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

Ini sebagai cara dalam memastikan setiap lapisan masyarakat di seluruh c€nilq da€rab, dan semua peringkat di seluruh negara untuk menggunakan dan menikmati

Hasil pembahasan, data penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Payo Selincah

Dengan mengetahui proses pembinaan Pramuka di SD Negeri Pangen Gudang, diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah- sekolah lain yang kegiatan Pramukanya masih

Sebagai indikator penyembuhan ikan lele dari penyakit kuning adalah konsentarsi bilirubin dalam serum darah, enzim transaminase dalam darah yaitu SGPT dan SGOT,

Kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan Accoun Officer sebagai asat berharga bagi perusahaan, karena anggota akan senantiasa menggunakan produk atau jasa yang

Nilai kadar protein pada terasi dengan perlakuan menggunakan bahan baku teri tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang menggunakan bahan baku ikan petek, tetapi menunjukkan

Sebagaimana menurut Sa’d ‘Abd al- Mut}allib al-‘Adl di dalam al-Qur'a>n terdapat kosakata Mesir Kuno akibat adanya hubungan historis antara Mesir Kuno dan bahasa Arab yang kemudian